Anda di halaman 1dari 16

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI 0-3 BULAN

TENTANG EFEK SMPING IMUNISASI BCG DI POSYANDU


SETIA MEKAR DESA HURIP JAYA KECAMATAN BABELAN
2014

ABSTRAK
Latar belakang :data dar WHO imunization summary
2010 menunjukan cangkupan beberapa iminisasi dasar
di indineia berkurang.pad tahun 2008 cakupan BCG
adalah 89%

BAB1
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Tuberculosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman mycrobacterium tuberculosis. Penyakit tuberculosis masih menjadi
maalah kesehatan global dan maih menyebab kematian kedua setelah
HIV.WHO memperkirakan bahwa pada tahun2011 ada 8,7 juta kasus baru
tuberculosis(13%.merupakan koinfeksi dengan HIV )dan 1,4 juta orang
meninggal karena tuberculosis(WHO,2012).
Indonesia untuk tingkat dunia penderita tuberculosis urutan ke tigasetelah
cina dan india . dibandingkan dengan provinsi lainnya di indonesia,jawa
barat jumlah terberar penderita penyakit tuberculosis,yang sudah datang
berobat kepuskesmas atau rumah sakit , kecendrungan sekitar 16% yang
berasal dari kuman tersebut menyerang anak anak ,hingga tahun 2008
terus meningkat yakni mencapai 35.000 orang (depkes RI,2009).
Berdasarkan profil kesehatan indonesia tahun 2011,jumah kasus TB paru
pada kelompok umur 0-14 tahun diindnesia 1,727 kasus.pada kelompok
umu yang sama di tingkat provinsi ,jumlah kasus tertinggi d provinsi jawa
barat 267 kasus .jawa timur 234 kasus ,jawa tengah 202 kasus ,dan
provinsi sumatra utara berada diurutan ke-4 dengan jumlah kasus 104
kasus.berdasarkan profil dinas kesehatan medan tahun 2010,jumlah anak
yang menderita TB 194 orang .berdasarkan profil dinas kesehatan kota
padangsidempuan tahun 2011,terdapat 1,580 anak yang menderita
penyakit TB .(Profil kesehatan indonesia ,2011)
Angka kematian bayi (AKB)di provinsi jaw tengah tahun 2009 sebesar
10/1000 kelahiran hidup ,meningkat bila dibandingkan dengan tahun2008
sebesar 9/1000 kelahiran hidup .angka kematian bayi tertinggi adalah di
kota semarang sebesar 18/1000 kelahiran hidup .sedang terendah di
kab,demak sebesar 4/1000 kelahiran hidup .apabila dibandingkan dengan
target dalam indikator dalam indonesia sehat tahun2010 sebesar 40/1000
kelahiran hidup. Maka AKB di provinsi di jawa tengah tahun 2009 sudah
lampau target ,demikian juga dibandingkan dengan cakupan yang
diharapkan dengan MDGs (mellenium development goals ) ke-4 tahun
2015 yaitu 17/1000 kelahiran hidup .(profil kesehatan jawa tengah ,2009)
Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap
suatu penyakit ,sehingga bila kalak terkena peyakit tersebut ia tidak

menjadi sakit .kekebalan yang diperoleh dari imunisasi dapat berupa


kekebalan pasif maupun aktif (IDAI,2011)
Namun data dari WHO imuzation summary 2010 menunjukan cakupan
beberapa imunisasi dasar diindonesia berkurang. Pada tahun 2008
cakupan BCG adalah 89%,propinsi jawa barat angka pencapaian BCG
81,6%,sedangkan di kabupaten bekasi angka pencapaina imunisasi BCG
82,9% (departemen kesehatan RI tahun ,2009).
Tuberkulosis,tenanus dan campak adalah penyakit penyebab utama
kematian pada bayi .penyakit ini belum ada obatnya teapi dapat di cegah
dengan imunisasi .vaksin yang digunakan pada progam imunisasi dasar
sepenuhnya menggunakan vaksin produksi dalam negri yang telah
memiliki izin edar dari badan POM (pengawasan obat dan makanan )
sehingga kualitas dan mutunya trejamin (Depkes RI,2009).
Hasil studi pendahuluan tentang efeksamping imunisasi BCG di poiandu
setia mekar desa hurip jaya kecamatan babelan kabupaten bekasi di
dapatkan pengetahuan ibu bayi 0-3 bulan masih 37% di bandingkan
dengan pengetahuan ibu bayi 0-3 bulan diposyandu cabang 4 desa hurip
jaya sebesar 20%.
Berdasarkan mesalah diatas peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Gambaran pengtahuan ibu bayi0-3 bulan
tentang efek samping imunisasi BCG di posyandu seia mekar desa hurip
jaya kecamatan babelan kabupaten bekasi .

1.2 rumusan maalah


Berdaakan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahannya ,yaitu masih kurang pengetahuan ibu bayi 0-3 bulan
tentang efek samping imunisasi BGC di posyandu cabang 4 desa hurip
jaya .

1.3 tujuan penelitian


1.3.1 tujuan umum
Untuk mengtahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia
0-3 bulan tentang efek smping imunisasi BCG di posyandu stia mekar
desa urup jaya kabupaten bekasi.
1.4.2 bagi imunisasi pendidikan

Dapat digunakan sebagai refrensi bagi institusi pendidikan stikes Abdi


Nusantara Jakarta dalam usaha peningkatan mutu perpustakaan dan
peningkatan kualitas mahasiswa dalam plikasi riset bidan .
1.4.3 bagi institusi kesehatan
Dapat digunakan sebagai masukan atau acuan petugas untuk
meningkatkan playanan kesehatan kegiatan imunisasi.

1.5 Rung lingkup penelitian


Ingin mengetahui tentang kurang pengetahuannya ibu bayi0-3
bulan tentang efek samping imunisasi BCG di posyandu stia mekar desa
urup jaya kabupaten bekasi.
Waktu yang dipakai untuk penelitian adalah bulan april tahun
2014 ,yang yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah seluruh
ibu yang mempunyai bayi 0-3 bulan .
Penelitian ini bersifat deskriftif menggunakan desain cross
sectional.Variabel yang di ambil meliputu umur ,pendidikan ,pekerjaan
,paritas ,dan sumber informasi dengan menggunakan data primer
(kuesioner), pengelohan data di lakukan secara univariat .

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 tinjauan materi
2.1.1 pengetahuan
a.definisi pengetahuan
pegetahuan adalah hasil penginderaan manusia ,atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indra yang demikian (mata,hidung
,telinga, dan sebagainya).dengan sendirinya ,pada wktu pengindran
smapai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat di pengaruhi oleh
itensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (notoatmojo,2010).
b.tingkat pengetahuan
menurut notoatmojo (2010),pengetahuan seseorang terhadap objek
mempunyai tingkat yang berbeda- beda antara lain:
1). Mengetahui (Know)
Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk
diantara mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2).Memahami (Comprehension)
Kemampuan ini menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut dengan benar.
3). Aplikasi (Application)

Kemampuan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi, atau kondisi real, yaitu dengan menggunakan hukum, rumus, metode, prinsip dan
situasi yang lain.
4). Analisis (Analysis)
Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen
tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitan satu sama lain.
5). Tesis (Syntesis)
Kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru
dengan kata lain sintesa adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang
telah ada.
6). Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melakukan penilaian suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian
tersebut berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang
telah ada.
(Notoatmodjo, 2010 : 27 28).
b) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain
menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi
kehidupan demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk
mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup.
c. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau kuesioner yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek peneliti atau responden.
Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan
tingkat-tingkat tersebut diatas. Sedangkan kualitas pengetahuan pada masing-masing
pengetahuan dapat dilakukan dengan scoring, dimana dikatakan baik jika skor 75%-100%,
dikatakan cukup jika skor 55%-74%, dikatakan kurang jika skor 55% (Arikunto, 2006).
d. Cara Memperoleh Pengetahuan
Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari (Notoadmojo. 2003:11) adalah sebagai
berikut :

1). Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan


a). Cara coba salah (Trial and Error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya
peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba.
Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.
b). Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pimpinan masyarakat baik formal atau
informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima
mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih
dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran
sendiri.

2). Berdasarkan pengalaman


Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai Upaya memperoleh pengetahuan
dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi masa lalu.
3). Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau disebut metodologi
penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon, kemudian dikembangkan
oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa
ini kita kenal dengan penelitian ilmiah.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang
dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok
b) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam
menerima informasi (Wawan dan Dewi M, 2010;16-18).

2.2 Imunisasi
2.2.1 pengertian
Imunisasi merupakan usaha pemberian kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan
vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit
tertentu
(Hidayat, A. Aziz Alimut, 2008, p.54 )
Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit
(Garry S Matondang & Sjawitri P Siregar, dalam Ranuh, 2008, p. 10
a.Macam- macam imunisasi
1) BCG (Bacillus Calmette Guerin)

Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) merupakanimunisasi yang digunakan untuk


mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat, sebab terjadinya penyakit ini yang primer
ataupun ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG. Vaksin BCG
merupakan vaksin hidup yang dibuat dari mycobacterium bovis yang dibiak berulang
salama 1-3 tahun sehingga didapatkan hasil yang tidak virulen tapi masih mempunyai
imunogenitas. Vaksin BCG diberikan pada umur < 2 bulan. Namun untuk mencapai
cakupan yang lebih luas, Departemen Kesehatan menganjurkan pemberian imunisasi
BCG pada umur antara 0-12 bulan. Apabila BCG diberikan pada umur lebih dari 3 bulan,
sebaiknya dilakukan uji Mantoux
(tuberkulin) terlebih dahulu. Diberikan apabila uji tuberkulin negatif. Vaksin BCG
diberikan secara intradermal 0,1 ml untuk anak (>1 tahun), 0,05 ml untuk bayi kurang dari
1 tahun Imunisasi BCG ulang tidak dianjurkan. Kontra indikasi : mengidap penyakit TBC,
imunokompromais (leukimia,HIV, pengobatan steroid jangka panjang) karena vaksin BCG
adalah vaksin hidup..

2). Polio
vaksinasi polio memberikan perlindugan terhadap virus polio .di indonesia pemberian
imunisasi polio dilakukan dengan secara peroral dengan dosis 2 tetes
3)DPT
Difteri adalah suatu penyakit yang bersifat toxin-mediated disiase.pertusis adalah suatu
penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis.tetanus adalah penyakit akut
bersifat fatal ,gejala klinis disebabkan oleh eksotosin yang diproduksi bakteri dostridum
tetani diberikan bayi pada usia 2-4 bulan .
4)Hepaitis b
Vaksin virus hepatitis B (VHB) di brikan secara intramuskular di anterolateral paha bayi
.jadwal imunisasi HB angat fleksibel yang dianjurkan segera setelah lahir ,1 bulan dan 6
bulan .

5)Campak
Campak adalah penyakit akut yang disebebkan oleh virus campak yang sangat menular pada
anak-anak ,ditandai dengan panas ,batuk,pilek dan diikuti dengan erupsi makulopapular yang
menyeluruh .
2.3 imunisasi BCG (bacille calmette-guerin)
2.3.1 pengertian
BCG adalah vaksin hidup yang dibuat dari mycrobacterium bovis yang di biak berulang
selama 1-3 tahun sehingga didapatkan hasil yang tidakvirulen tetapi masih mempunyai
imunogenitas ,masih banyak perbedan pendapat mengenai sensitivitas terhadap tuberkulin
yang terjaiberkaitan dengan imunitas yang terjadi (IDAI,2011)
2.3.2 Tujuan imunisasi BCG
Tjuan imuniasi BCG adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tuberculosis pada
seseorang. Dan menghilangkan penyakit tersebut pada sekelompok masyarakat (IDAI,2011)

2.3.3 Jenis imunisasi


a. imunisasi aktif
imunissi aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen
seperti secara ilmiah imunissi aktif berlangsung lebih lama karena adanya memoriimunologi
(suharti,2012).
2.3.4 idikasi dan kontraindikasi imunisasi BCG
Menurut IDAI (2011) ,indikasi dan kontra indikasi adalah sebagai berikut :
1) Indikasi
a. BCG di berikan pada bayi <2 bulan
b. Pada bayi yang kontak erat pada paien TB
2) kontra indikasi
a. reaksi uji tuberkulin >5mm
b. menderita ineksi HIV atau dengan resiko tinggi infeksi HIV
a) penderita gizi buruk
b )menderita demam tingg
c) menderita infeksi kulit yang luas
d) pernah sakit tuber tuberkulosis
2.3.5 efeksamping imunisasi BCG
Dua minggu setelah imunisai terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat suntikan ,
setersnya timbul kecil dan menjadi luka perut (judarwanto,2012)
2.3.6 jadwal imunisasi
Pada bayi yang berumur 0-2 bulan .BCG dapat diberikan sekajk lahir .apabila umur bayi >3
bulan sebaliknya di lakukan uji tuberkulin terlebih dahulu dan iminisasi BCG di berikan apa
bila uji tuberkulin negatif (sunarti,2012).
Menurut IDAI (2011),dengan uji tuberkulin dengan tes mentoux : tes mentoux merupakan
pemeriksan dengan cara menyuntikan larutan tuberkulin (protein kumn TB) di bawah kulit
(intrakutan).hasil tes dibaca antar 48-72 jam setelah penyuntikan, jika timbul benjolan pada
bekas suntikan dengan ukuran 10 mili meter maka dikatakan tes positif. Hasil tesmantoux
positif menunjukan reaksi tubuh terhadap protein kuman, artinya tubuh pasien pasti pernah
terinfeksi sebelumnya dengan kuman TB.
2.3.7 cara penyimpanan dan cara pemberian imunisai BCG
A.Cara penyimpanan
Vaksin bcg tidak boleh terkena sinar mata hari ,harus di simpan paa suhu 2-8c
,tidak boleh beku .vaksin yang telah di encerkan harus dipergunakn dalam waktu 8 jam
(sunarti,2011).
b.cara pembrian
vaksin BCG diberikan secara intrakutan 3 jaridi bawah akromnion di lengan kanan banyak 1
kali dengan dosisi 0,05 cc pada bayi umur 0-2 bulan (sunarti,2011).
2.4 penatalaksanaan efek smping imunisasi BCG
2.4.1 pengertian ulkus
Ulcus /ulcera adala karsinoma yang dnagkal dan berubah menjaditukak yang meluas seolah
olah di grogoti (kamus kedokteran ,2003).

8
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan teori
1. Imunisasi dasar
a. Pengertian
Imunisasi merupakan usaha pemberian kekebalan pada
bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar
tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu
(Hidayat, A. Aziz Alimut, 2008, p.54 )
Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak

ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit (Garry


S Matondang & Sjawitri P Siregar, dalam Ranuh, 2008, p. 10)
b. Tujuan pemberian imunisasi
Tujuan pemberian imunisasi adalah :
1) Diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga
dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.
2) Dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi.
3) Menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat
(populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari
9
dunia seperti pada imunisasi cacar variola (Garry S Matondang
& Sjawitri P Siregar, dalam Ranuh, 2008, p. 10)
c. Manfaat imunisasi
1) Untuk anak : mencegah penderita yang disebabkan oleh
penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian.
2) Untuk keluarga : menghilangkan kecemasan dan psikologi
pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga
apabila orang tua yakin bahwa anak akan menjalani masa kanakkanak
yang nyaman.
3) Untuk Negara :memperbaiki tingkat kesehatan,
menciptakan bangsa yang kuat dan bekal untuk melanjutkan
pembangunan Negara (Atikah, 2010).
d. Macam- macam imunisasi
Menurut Atikah (2010) macam imunisasi terbagi menjadi 2 yaitu :
1) Imunisasi aktif
Imunisasi aktif merupakan pemberian bibit penyakit
yang telah dilemahkan (vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh
berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap
antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat mengenali
dan meresponnya. Dalam imunisasi aktif, terdapat beberapa
unsur vaksin yaitu :
10
a) Vaksin dapat berupa organisme yang secara keseluruhan
dimatikan.
b) Pengawet, stabilisator atau antibiotik. Merupakan zat yang
digunakan agar vaksin tetap dalam keadaan lemah atau
menstabilkan antigen dan mencegah tumbuhnya mikroba.
c) Cairan pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan
kultur jaringan yang digunakan sebagai media tumbuh
antigen.
Keuntungan imunisasi aktif yaitu :
a) Pertahanan tubuh yang terbentuk akan dibawa seumur hidup
b) Murah dan efektif
c) Tidak berbahaya, reaksi yang serius jarang terjadi.
2) Imunisasi pasif
Imunisasi pasif merupakan pemberian zat
(imunoglobulin), yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui suatu
proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia
(kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalui plasenta) atau

binatang (bias ular) yang digunakan untuk mengatasi mikroba


yang sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi.
11
e. Cara pemberian imunisasi, waktu pemberian imunisasi, cara
penyimpanan imunisasi vaksin
1) Cara Pemberian Imunisasi
Tabel 2.1 Cara pemberian imunisasi dasar (modul kebijakan
program imunisasi, DepKes 2006 ).
Vaksin Dosis Cara pemberian
BCG 0,05 ml Disuntikkan secara intrakutan didaerah kanan atas
(insertio musculus deltoideus)
DPT 0,5 ml Secara intramuscular
Polio 2 tetes Diteteskan ke mulut
Campak 0,5 ml Subkutan, biasanya dilengan kiri atas
Hepatitis B 0,5 ml Intramuscular pada anterolateral paha

2) Jadwal pemberian imunisasi


Tabel 2.2 Waktu yang tepat untuk pemberian imunisasi dasar
(DepKes RI, 2006)
Umur Jenis imunisasi
0-7 hari Hepatitis B 1
1 bulan BCG
2 bulan Hepatitis B 2, DPT 1, Polio 1
3 bulan Hepatitis B 3, DPT 2, Polio 2
4 bulan DPT 3, Polio 3
9 bulan Campak, Polio 4

3) Kerusakan Vaksin
Tabel 2.3 Kerusakan Vaksin
Vaksin sensitif beku
Vaksin Pada suhu Dapat bertahan selama
Hepatitis B, DPT-HB 0-0,50C Max jam
DPT, DT, TT -50C-100C Max 1,5-2 jam
DPT, DPT-HB, DT Beberapa 0C diatas suhu
udara luar (ambient
temperatur <340C)
14 hari

12
Vaksin sensitif panas
Vaksin Pada suhu Dapat bertahan selama
Polio Beberapa 0C diatas suhu udara
luar (ambient temperature
<340C)
2 hari
Campak &BCG Beberapa 0C diatas suhu udara
luar (ambient temperature
<340C)
7 jam

f. Tempat mendapatkan pelayanan imunisasi


1) Puskesmas
a) KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
b) UKS (Usaha Kesehatan Masyarakat)
c) Posyandu
d) Balai pengobatan
2) Non Puskesmas, meliputi :
a) Rumah sakit
b) Rumah sakit bersalin

c) Rumah bersalin
d) Dokter praktek anak
e) Dokter umum praktek
f) Dokter spesialis kebidanan
g) Bidan praktek
h) Balai kesehatan masyarakat
13
g. Jenis-jenis imunisasi
1) BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) merupakan
imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
TBC yang berat, sebab terjadinya penyakit ini yang primer
ataupun ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan
imunisasi BCG. Vaksin BCG merupakan vaksin hidup yang
dibuat dari mycobacterium bovis yang dibiak berulang salama 13 tahun sehingga didapatkan hasil yang tidak virulen tapi masih
mempunyai imunogenitas. Vaksin BCG diberikan pada umur <
2 bulan. Namun untuk mencapai cakupan yang lebih luas,
Departemen Kesehatan menganjurkan pemberian imunisasi
BCG pada umur antara 0-12 bulan. Apabila BCG diberikan pada
umur lebih dari 3 bulan, sebaiknya dilakukan uji Mantoux
(tuberkulin) terlebih dahulu. Diberikan apabila uji tuberkulin
negatif. Vaksin BCG diberikan secara intradermal 0,1 ml untuk
anak (>1 tahun), 0,05 ml untuk bayi kurang dari 1 tahun.
Imunisasi BCG ulang tidak dianjurkan.
Kontra indikasi : mengidap penyakit TBC,
imunokompromais (leukimia, HIV, pengobatan steroid jangka
panjang) karena vaksin BCG adalah vaksin hidup.
14
2) Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang
digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis B.
Kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam bentuk cair. HbsAg
ini dapat diperoleh dari serum manusia atau dengan cara
rekayasa genetik dengan bantuan sel ragi. Hepatitis B
merupakan imunisasi pertama yang diberikan segera setelah
lahir. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis sebanyak tiga kali
dan penguatnya dapat diberikan pada usia 6 tahun. Imunisasi ini
diberikan melalui intramuskular.
3) DPT
Imunisasi DPT (Difteri Pertusis Tetanus) merupakan
imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
difteri, pertusis dan tetanus. Vaksin DPT ini merupakan vaksin
yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan
sifat racunnya, namun masih dapat merangsang pembentukan
zat anti (toksoid), biasanya diolah bersama dengan vaksin
tetanus dalam bentuk vaksin DT, atau dengan vaksin tetanus dan
pertusis dalam bentuk vaksin DPT. Vaksin difteri disebabkan
Corynebacterium diptheriae, penularannya melalui jalan nafas
atau bahan eksudat dari lesi di kulit. Vaksin tetanus tidak mudah

meluas. Penyebabnya Clostridium titani, penularannya


15
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Vaksin pertusis
disebabkan oleh Bordetella pertusis penularannya melalui batuk.
Vaksin DPT primer diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan
(DPT tidak boleh diberikan sebelum umur 6 minggu) dengan
interval 4-8 minggu. Interval terbaik diberikan 8 minggu. Jadi
DPT-1 diberikan pada umur 2 bulan, DPT-2 diberikan pada
umur 4 bulan dan DPT-3 pada umur 6 bulan. Pemberian pertama
zat anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan)
terhadap vaksin dan mengaktifkan organ-organ tubuh membuat
zat anti. Pada pembentukan kedua dan ketiga terbentuk zat anti
yang cukup. Pemberian vaksin DPT ulangan booster diberikan 1
tahun setelah DPT-3 yaitu pada umur 18-24 bulan dan DPT-5
pada saat masuk sekolah umur 5 tahun. Imunisasi DPT
diberikan melalui intramuskular.
Kontra indikasi yaitu kejang karena epilepsi, kelainan
saraf, alergi DPT. Yang menyebabkan panas adalah antigen
pertusis.
4) Polio
Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Terdapat 2 jenis vaksin dalam
peredaran yang masing-masing mengandung virus polio tipe I, II, III yaitu :
a) Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II, III yang sudah dimatikan (vaksin Salk),
cara pemberiannya dengan penyuntikan.
b) Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II, III yang masih hidup tetapi telah
dilemahkan (vaksin Sabin), cara pemberiannya melalui mulut dalam bentuk pil atau cairan.
Di Indonesia vaksin yang lazim diberikan adalah virus yang dilemahkan (vaksin Sabin).
Kedua jenis vaksin tersebut mempunyai kebaikan dan kekurangannya. Kekebalan yang
diperoleh sama baiknya. Karena cara pemberiannya lebih mudah melalui mulut maka lebih
sering dipakai jenis Sabin. Kontra indikasi yaitu demam tinggi (>380C), diare,
keganasan, HIV, pengobatan dengan steroid, kekebalan terganggu.
5) Campak
Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
campak pada anak karena termasuk penyakit menular. Disebabkan oleh famili
paramyxoviridae. Vaksin campak mengandung virus campak hidup yang telah
dilemahkan.Vaksin campak di Indonesia dapat diperoleh dalam bentuk kemasan kering
tunggal atau dalam kemasan kering yang dikombinasi dengan vaksin gondong/bengok
(mumps) dan rubella (campak jerman). Imunisasi campak diberikan melalui subkutan. h.
Efek samping Imunisasi
Menurut Atikah (2010) dan Depkes (2006) efek samping dari
imunisasi adalah :
1) BCG
Setelah diberikan imunisasi BCG, reaksi yang timbul Tidak seperti pada imunisasi pada
vaksin lain. imunisasi BCG tidak menyebabkan demam. Setelah 1-2 minggu diberikan
imunisasi, akan timbul indurasi dan kemerahan ditempat suntikan yang berubah menjadi
pustula, kemudian pecah menjadi luka. Luka yang tidak perlu pengobatan khusus, karena
luka ini akan sembuh dengan sendirinya secara spontan. Kadang terjadi pembesaran kelenjar
regional diketiak atau leher. Pembesaran kelenjar ini terasa padat. Namun tidak
menimbulkan demam.

2) DPT
Imunisasi DPT dapat berefak samping ringan ataupunberat. Efek samping ringan misalnya
terjadi pembengkakan,nyeri pada tempat penyuntikan dan demam. Efek berat misalnya
terjadi kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, menangis hebat, sianosis,
terjadi kejang dan syok. Dianjurkan minum penurun panas setelah diberikan
vaksin DPT.

Anda mungkin juga menyukai