Anda di halaman 1dari 2

Melestarikan Seni Tari Tradisional

Sebelum Diklaim Negara Lain

Lembaga Kesenian USU dalam acara IMT-GT

Ada minimal tiga alasan mendasar kalangan muda saat ini kurang
berpartisipasi dalam melestarikan seni tari tradisional. Pertama,
kurangnya minat anak-anak muda terhadap seni tari tradisional itu
sendiri. Mereka cenderung lebih tertarik dengan seni tari modern,
bagaimana meniru budaya apa yang populer di zaman sekarang, dan
meninggalkan seni tari yang menjadi identitas diri sendiri. Sesungguhnya,
tari tradisional tidak kalah menarik dibanding tari modern, Tari Saman
sebagai contoh, merupakan tari yang unik yang mengandalkan
kekompakkan tangan, kecepatan, dan ketangkasan dalam gerakannya,
serta berbagai tari tradisional lainnya yang unik dan tak kalah
menariknya.
Alasan berikutnya adalah masih sedikitnya lembaga pelestarian budaya
seni tari tradisional serta kurangnya ekspos media terhadap hal ini yang

kian memperburuk keadaan yang ada. Lembaga pendidikan diharapkan


dapat menyediakan suatu wadah bagi pengembangan kreasi tari
tradisional para generasi muda, baik di bangku sekolah maupun di bangku
perkuliahan. Adanya wadah seperti Lembaga Kesenian USU yang terletak
di Universitas Sumatera Utara sebagai tempat para mahasiswa
mengembangkan minat dan bakat di bidang seni tari tradisional tentu
diharapkan dapat diikuti oleh berbagai lembaga pendidikan lainnya. Di
sini, mahasiswa dilatih oleh guru tari yang profesional dan berpengalaman
di bidangnya, sehingga variasi dan kreasi yang tercipta semakin
memperkaya tari daerah dan menumbuhkan kebanggaan terhadap
keanekaragaman budaya sendiri baik bagi para penari maupun mereka
yang menontonnya. Peran media pula sangat berpengaruh dalam
menyebarkan informasi terkait eksistensi tari tradisional dan berbagai
kegiatan yang berhubungan atau yang diselenggarakan lembaga tari di
Indonesia, misalnya acara PEKSIMINAS (Pekan Seni Mahasiswa Nasional)
di bidang seni tari, yang diadakan dua tahun sekali dan diikuti oleh
seluruh mahasiswa perwakilan dari masing-masing provinsi di
Indonesia; IMT-GT (Indonesia Malaysia Thailand-Growth Triangle) yang
diadakan setahun sekali.
Sudah menjadi kewajiban kita sebagai generasi penerus bangsa untuk
melestarikan tari budaya kita sendiri. Kita harus bangga dan menunjukkan
keanekaragaman budaya yang kita miliki dengan secepatnya
mengenalkan budaya kita yang luar biasa kepada dunia, jangan sampai
terjadi lagi perkara budaya kita diklaim oleh negara lain. Sebab kalau itu
terjadi lagi repot urusannya, bukan?

Anda mungkin juga menyukai