Anda di halaman 1dari 2

MENTERI KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

SALINAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 46/PMK.04/2005
TENTANG
PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 98/KMK.05/2000 TENTANG KERINGANAN BEA MASUK ATAS
BAHAN BAKU/SUB KOMPONEN/BAHAN PENOLONG
UNTUK PEMBUATAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,


Menimbang

Bahwa dalam rangka untuk meningkatkan efektivitas dan kelancaran


pemberian
fasilitas
Bea
Masuk
atas
importasi
bahan
baku/subkomponen/bahan penolong untuk pembuatan komponen elektronika,
perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 98/KMK.05/2000 tentang Keringanan
Bea Masuk atas Bahan Baku/Subkomponen/Bahan Penolong untuk
Pembuatan Komponen Elektronika.

Mengingat

1.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3612);

2.

Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004;

3.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 89/KMK.05/2000 tentang


Keringanan Bea Masuk atas Bahan Baku/Subkomponen/Bahan Penolong
untuk Pembuatan Komponen Elektronika dan Ralatnya tanggal 31 Maret
2000;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan

: KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERUBAHAN ATAS


KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 98/KMK.05/2000
TENTANG
KERINGANAN
BEA
MASUK
ATAS
BAHAN
BAKU/SUBKOMPONEN/BAHAN PENOLONG UNTUK PEMBUATAN
KOMPONEN ELEKTRONIKA.

Pasal I
Mengubah ketentuan Pasal 2 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 89/KMK.05/2000 tentang
Keringanan Bea Masuk atas Bahan Baku/Subkomponen/Bahan Penolong untuk Pembuatan
Komponen Elektronika, sehinga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 2
(1) Jenis dan spesifikasi serta jumlah bahan baku/subkomponen/bahan penolong yang mendapat
fasilitas keringanan Bea Masuk didasarkan pada daftar bahan baku/subkomponen/bahan
penolong untuk kebutuhan barang/produksi tahunan yang ditetapkan oleh Menteri
Perindustrian.

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

(2) Guna menentukan jenis dan spesifikasi serta jumlah bahan baku/subkomponen/bahan penolong
sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Departemen Perindustrian dapat menggunakan surveyor
yang ditunjuk Pemerintah.
Pasal II
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan mempunyai daya laku
surut terhitung sejak tanggal 1 Januari 2005.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Menteri Keuangan ini
dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 17 Juni 2005
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd,-

JUSUF ANWAR

Anda mungkin juga menyukai