Anda di halaman 1dari 7

I.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengembangan kawasan ini diarahkan menjadi kawasan wisata yang
representatif dan dapat mengakomodasi segala fungsi/kebutuhan dengan
tetap memperhatikan unsur- unsur yang sudah ada, dan juga upaya untuk
mempertahankan unsur -unsur lokal. Untuk itu dalam perancangannya
digunakan

penerapan

teori

-teori

perancangan

kawasan

dengan

penggunaan langgam Arsitektur Regionalisme.


Di kawasan objek wisata Colo, pengunjung dapat menikmati
panorama alam pegunungan. Selain itu juga sudah terdapat beberapa
tempat wisata, antara lain Makam Sunan Muria, air terjun monthel, wisata
alam Rejenu serta bumi perkemahan dan wahana wisata kajar, namun
kondisnya kurang terawat dan tidak menarik.
Pengembangan Kawasan Wisata Colo ini dimaksudkan sebagai usaha
menata kembali unsur-unsur yang sudah ada dan mengembangkannya
dengan fasilitas-fasilitas pendukung, sehingga segala kegiatan yang
dilakukan pengunjung selama berada di kawasan tersebut dapat
terakomodasi

dengan

baik,

dan

menjadi

kawasan

wisata

yang

representatif, sehingga dpat meningkatkan kualitas obyek wisata tersebut.


Pengembangan kawasan ini juga dimaksudkan sebagai penataan
kawasan yang terpadu dengan memadukan segala kepentingan yang ada

(wisata religi maupun wisata alam) sehingga maisng-masing kegiatan


dapat dilakukan dengan baik saling menunjang.

1.2 Tujuan dan Sasaran Pembahasan


A.

Tujuan
Tujuan dari pembahasan ini adalah menggali, mengungkapkan dan
merumuskan

masalah-masalah

yang

berkaitan

dengan

perencanaan dan perancangan Kawasan Wisata Colo, Kudus.


B.

Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai pada desain Pengembangan Kawasan
Wisata

Colo

di

Kudus

ini

target

yang

akan

dicapai

merupakanpengunjung/ tamu yang sedang melakukan pariwisata di


daerah Kudus Jawa Tengah. Target yang ada merupakan turis
domestik maupun turis mancanegara yang sedang melakukan
pariwisata di Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Kudus dan
ingin mendapatkan fasilitas wisata yang optimal.

1.3 Lingkup Pembahasan


Lingkup pembahasan yang dilakukan, mengacu pada beberapa
aspek terkait dengan Kawasan Wisata Colo Kudus, antara lain :
Pola pengembangan kawasan dikemas dengan konsep bangunan
tropis yang menerapkan standar- standar yang ada. Slain itu penerapan
aspek kenyamanan kawasan dan bangunan seperti memanfaatkan
pencahayaan dan penghawaan yang alami.

Pengolahan lanscape terutama akses sirkulasi pejalan kaki pada


kawasan wisata Colo menggunakan jalan setapak diterapkan konsep hijau
dimaksudkan sebagai area yang sejuk dan tidak terkesan membosankan.
Penerapan gazebo yang diletakkan pada titik- titik tertentu dengan
view sebagai orientasi utama
Pengembangan

area

homestay

untuk

memenuhi

kebutuhan

berdasarkan jumlah pengunjung sehingga dapat terakomodasi dengan


baik.
Permasalahan dominan yang diangkat pada proyek pengembangan
kawasan wisata Colo ini adalah menyatukan kawasan wisata religi dengan
kawasan wisata alam.

1.4 Metoda Pembahasan


A. Metoda pengumpulan data
Metode pengumpulan data dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Primer

: Metoda pengumpulan data yang diperoleh dari pihak

pertama. Metoda primer terdiri atas 3 metoda, yaitu : survey


lapangan, metode dokumenter, metode wawancara
2. Sekunder : Metoda pengumpulan data yang diperoleh dari pihak
kedua. Metoda sekunder terdiri atas 2 metoda, yaitu : studi
literatur.
B.

Internet

Metoda penyusunan dan analisa

Penyusunan studi dan analisis terhadap karakteristik dan


kebutuhan ruang yang dilakukan terlebih dahulu dengan mengutip

dari literatur yang sudah ada kemudian menerapkannya kedalam


laporan dengan penyesuaian kebutuhan proyek, seperti melakukan
studi banding

dengan kawasan

yang sejenis melihat

dari

kekurangan dan kelebihan proyek yang diobservasi.


C.

Metoda pemrograman
Merupakan proses mengkaji, menilai dan menganalisis
pendekatan program perencanaan dan perancangan seperti
pelaku, aktivitas, persyaratan, kebutuhan dan besaran ruang
berdasarkan fungsi bangunan pada kawasan. Selanjutnya analisa
yang

mencakup

fungsional,

titik

tolak

arsitektural,

pendekatan,

kontekstual,

pendekatan

pendekatan

aspek
konsep

perancangan dengan metode sintesa (zoning, sistem bangunan,


penekanan desain, tapak terpilih) dibantu konstruksi teori, konsep,
kriteria dan standar.
D.

Metoda perancangan arsitektur


Proses penyusunan yaitu mulai dari metode penggarapan
Landasan Teori dan Desain, kemudian menyusun program ruang
arsitektur, desain skematik, detail- detail teknik dan perspektif.
Dimana penekanan desain pada Pengembangan Kawasan Wisata
Colo ini lebih dominan ke arah akses sirkulasi, penataan bangunan
pada lingkungan dan aspek arsitektur bangunan.

1.5 Sistematika Pembahasan


Sistematika

pembahasan

mengenai

Pengembangan

Kawasan

Wisata di Colo Kudus dapat di uraikan sebagai berikut:


BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang proyek, tujuan dan sasaran
pembahasan, lingkup pembahasan, metoda pembahasan, sistematika
pembahasan

BAB II : TINJAUAN PROYEK


Tinjauan

Umum,

berisi

tentang

uraiasn

deskripsi

umum

(gambaran umum), latar belakang-perkembangan-trend, sasaran yang


akan dicapai sebagai pengantar permasalahan dan memberikan wawasan
tentang Pengembangan Kawasan Wisata di Colo Kudus.
Tinjauan Khusus, berisi tentang terminologi proyek; kegiatan dan
aktivitas; spesifikasi dan persyaratan desain; tinjauan lokasi/ deskripsi
konteks desa atau kota; uraian studi komparasi, mengidentifikasi
persamaan, perbedaan, kelemahan dan kelebihan permasalahan yang
ditentukan masing- masing proyek; serta permasalahan desain.
Kesimpulan, berisikan cakupan identifikasi data yang diambil dari
masing- masing studi kasus, permasalahan desain kawasan, batasan
proyek, anggapan proyek dan kesimpulan proyek.

BAB III : ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR


Pada bab ini berisi tentang:
Analisa pendekatan arsitektur berisi tentang pendekatan analisis
kompleks, pendekatan masing- masing fungsi (pelaku, aktivitas, fasilitas,
organisasi ruang, besaran ruang, luas lahan)
Analisa pendekatan sistem bangunan berisi tentang sistem
struktur, sistem utilitas dan studi pemanfaatan teknologi
Analisis pendekatan konteks lingkungan, berisi tentang studi
eksisting lokasi tapak serta lingkungan sekitar yang terdiri dari aspekaspek kekuatan alami (iklim- ekologi- kemiringan tapak pada lahan
berkontur- jumlah titik lokasi dan dimensi batang, pohon, sumber air,
angin, lingkungan sekitar) kekuatan buatan (pranata- regulasi- fungsi kotahierarki kota) amenitas alami (view- topografi- air- bentang alam) dan
amenitas buatan

(jaringan

kota/

kawasan-

referensi

visual-

citra

arsitektural- artefak historis).

BAB IV : PROGRAM ARSITEKTUR


Pada
perancangan,

bab
faktor

ini

berisi

penentu

tentang

konsep

perancangan,

program;

faktor

tujuan

persyaratan

perancangan; program arsitektur serta program lokasi.

BABV : KAJIAN TEORI


Kajian teori Tema Desain berisi tentang uraian interpretasi dan
elaborasi teori tema desain pertimbangan teoritis secara konseptual dan

teknis, studi presenden untuk menjelskan kajian teoitisnya, kemungkinan


penerapan teori ke tema desain berupa rekomendasi parameter dan atau
kriteria- kriteria desain.
Kajian teori permasalahan dominan berisi tentang pertimbangan
teoritis secara konseptual dan teknis permasalahan, studi presenden
untuk menjelskan kajian teoitisnya, penerapan teori permasalahan yang
dominan ke tema desain berupa rekomendasi parameter dan atau kriteriakriteria desain.

Anda mungkin juga menyukai