Anda di halaman 1dari 90

PEMERINTAH KOTA MADIUN

DINAS PERTANIAN
JALAN TIRTA RAYA NO. 15 KOTA MADIUN

BAB VI
SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 1. PERSIAPAN TEKNIS PELAKSANAAN

1.1. Lingkup
1.1.1. Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang
secara umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini
bisa

diterapkan

untuk

pelaksanaan

kegiatan

Pembangunan

Bangsal

Pengolahan Hasil Ikan (Lanjutan) Kota Madiun, yang meliputi :


I.

Pekerjaan Struktur

II. Pekerjaan Arsitektur


III. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
IV. Pekerjaan Plumbing
Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapat disesuaikan / dilihat
dan tercantum pada Bill Of Quantity (BQ).
1.1.2. Kecuali disebut secara khusus dalam dokumen-dokumen dimaksud berikut,
lingkup pekerjaan yang ditugaskan termasuk tetapi tidak terbatas pada halhal sebagai berikut:
a. Pengadaan tenaga kerja .
b. Pengadaan Bahan / Material.
c. Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup
pekerjaan yang ditugaskan.
d. Koordinasi dengan Pemborong / pekerja lain yang berhubungan dengan
pekerjaan pada bagian pekerjan yang ditugaskan.
e. Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan kerja.
f.

Pembuatan As Built drawing (Gambar terlaksana).

1.1.3. Persyaratan Teknis Umum menjadi satu kesatuan dangan persyaratan teknis
pelaksanaan pekerjaan dan secara bersama sama merupakan persyaratan
dari segi teknis bagi seluruh pekerjaan sebagaimana diungkapkan dalam satu
atau lebih dari dokumen-dokumen berikut ini :
a. Gambar-gambar pelelangan / pelaksanaan.
b. Persyaratan Teknis Umum / pelaksanaan pekerjaan / bahan.
c. Rincian Volume Pekerjaan / Rincian Penawaran.
d. Dokumen-dokumen pelelangan / pelaksanaan yang lain.
1.1.4. Dalam hal mana ada bagian dari Persyaratan Teknis Umum ini, yang tidak
dapat diterapkan pada bagian pekerjaan sebagaimana diungkapkan di atas,
maka bagian dari persyaratan teknis umum tersebut dengan sendirinya
dianggap tidak berlaku.

Spesifikasi Teknik

VI-1

1.2. Referensi
1.2.1. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi
persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam Normalisasi Indonesia
(NI), Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Peraturan-peraturan Nasional
maupun Peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atau jenis jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain :
NI - 2 (1971) PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA.
NI - (1983) PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA INDONESIA
(SKBI.1.3.55.1987).
NI - 3 (1970) PERATURAN UMUM UNTUK BAHAN BANGUNAN DI
INDONESIA.
NI - 5 PERATURAN KONSTRUKSI KAYU INDONESIA.
NI - 8 PERATURAN SEMEN PORTLAND INDONESIA.
NI - 10 BATA MERAH SEBAGAI BAHAN BANGUNAN.
PERATURAN PLUMBING INDONESIA.
PERATURAN UMUM INSTALASI LISTRIK.
STANDART NASIONAL INDONESIA.
ASTM, JJ dan lain sebagianya yang dianggap berhubungan dengan
bagian pekerjaan ini.
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standart-standart
yang tersebut di atas, maupun standart-standart nasional lainnya, maka
diberlakukan standart-standart Internasional yang berlaku atau pekerjaan
pekerjaan

tersebut

atau

setidak-tidaknya

berlaku

standart-standart

Persyaratan Teknis dari Negara-negara asal bahan / pekerjaan yang


bersangkutan dan dari produk yang ditentukan pabrik pembuatnya.
1.2.2. Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak
diatur dalam persyaratan teknis umum / khususnya maupun salah satu dari
ketentuan yang disebutkan di atas, maka atas bagian pekerjaan tersebut
pemborong harus mengajukan salah satu dari persyaratan-persyaratan
berikut guna disepakati oleh direksi untuk dipakai sebagai patokan
persyaratan teknis :
a. Standart / norma / kode / pedoman yang bisa diterapkan pada bagian
pekerjan bersangkutan yang diterbitkan oleh Instansi / Institusi /
Asosiasi Profesi / Asosiasi Produsen / Lembaga Pengujian atau Badanbadan lain yang berwewenang / berkepentingan atau Badan-badan
yang bersifat Internasional ataupun Nasional, sejauh bahwa atau hal
tersebut diperoleh persetujuan dari Direksi / Pengawas.
b. Brosur

teknis dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari

Lembaga pengujian yang diakui secara Nasional / Internasional.

Spesifikasi Teknik

VI-2

1.3. Bahan
1.3.1. Baru / Bekas
Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan
untuk pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru, penggunaan barang
bekas dalam komponen kecil maupun besar sama sekali tidak diperbolehkan.
1.3.2. Tanda Pengenal
a. Dalam hal dimana pabrik / produsen bahan mengeluarkan tanda pengenal
untuk produk bahan yang dihasilkan, baik berupa cap / merk dagang
pengenal pabrik / produsen bersangkutan yang dipergunakan dalam
pekerjaan ini harus mengandung tanda pengenal tersebut.
b. Khusus untuk bahan bagi pekerjaan instalasi (penerangan, plumbing, dll)
kecuali ditetapkan oleh Direksi / Pengawas, bahan sejenis dengan fungsi
yang sama harus diberi tanda pengenal untuk membedakan satu bahan
dari bahan lainnya. Tanda pengenal ini bisa berupa warna atau tandatanda lain yang mana harus sesuai dengan referensi pada I.2. tersebut di
atas atau dalam hal dimana tidak / belum ada pengaturan yang jelas
mengenai itu, hal ini harus dilaksanakan sesuai petunjuk direksi /
Pengawas.
1.3.3. Merk Dagang dan Kesetarafan.
a. Penyebutan sesuatu merk dagang bagi suatu bahan / produk di dalam
Persyaratan Teknis Umum, secara umum harus diartikan sebagai
persyaratan kesetarafan kualitas penampilan (Performance) dari bahan /
produk tersebut, yang mana dinyatakan dengan kata-kata atau yang
setaraf .
b. Kecuali secara khusus dipersyaratkan lain, maka penggunaan bahan /
produk lain yang dapat dibuktikan mempunyai kwalitas penampilan yang
setaraf dengan bahan / produk yang memakai merk dagang yang
disebutkan, dapat diterima sejauh bahwa untuk itu sebelumnya telah
diperoleh persetujuan tertulis dari Direksi / Pengawas atas Kesetarafan
tersebut.
c. Penggunaan Bahan / Produk yang disetujui sebagai setaraf tidak
dianggap sebagai perubahan pekerjaan dan karenanya perbedaan harga
dengan bahan produk yang disebutkan merk dagangnya atau diabaikan.
d. Sejauh bisa memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan, penggunaan
produksi dalam negeri lebih diutamakan.
1.3.4. Penggantian (Substitusi)
a. Pemborong / supplier bisa mengajukan usulan untuk menggantikan
sesuatu bahan / produk lain dengan penampilan yang setaraf dengan yang
dipersyaratkan.

Spesifikasi Teknik

VI-3

b. Dalam persetujuan atau sesuatu penggantian (substitusi), perbedaan harga


yang ada dengan bahan / produk yang dipersyaratkan akan diperhitungkan
sebagai perubahan pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Dalam

hal

dimana

penggantian

disebabkan

karena

kegagalan

pemborong / suplier seperti dipersyaratkan, maka perubahan pekerjaan


yang bersifat biaya tambah dianggap tidak ada.
2. Dalam hal dimana penggantian dapat disepakati oleh Direksi /
Pengawas dan pemberi Tugas sebagai masukan (Input) baru yang
menyangkut nilai tambah, maka perubahan pekerjaan mengakibatkan
biaya tambah dapat diperkenankan.
1.3.5. Persetujuan Bahan
a. Untuk menghindarkan penolakan bahan di lapangan, dianjurkan dengan
sangat agar sebelum sesuatu bahan / produk akan dibeli / dipesan /
diproduksi, terlebih dahulu dimintakan persetujuan dari Direksi / Pengawas
atau kesesuaian dari bahan / Produk tersebut pada Persyaratan Teknis,
yang mana akan diberikan dalam bentuk tertulis yang dilampirkan pada
contoh / brosur dari bahan / produk yang bersangkutan untuk diserahkan
kepada Direksi / Pengawas Lapangan.
b. Penolakan bahan di lapangan karena diabaikannya prosedur di atas
sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemborong / suplier, yang mana
tidak dapat diberikan pertimbangan keringanan apapun.
c. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh / brosur seperti
tersebut di atas tidak melepaskan tanggung jawab Pemborong / Supplier
dari kewajibannya dalam Perjanjian Kerja ini mengadakan bahan / Produk
yang sesuai dengan persyaratannya, serta tidak merupakan jaminan akan
diterima / disetujuinya seluruh bahan / produk yang digunakan sesuai
dengan contoh brosur yang telah disetujui.
1.3.6. Contoh
Pada waktu memintakan persetujuan atas bahan / produk kepada Direksi /
Pengawas harus disertakan contoh dari bahan / produk tesebut dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah Contoh
1. Untuk bahan / produk bila tidak dapat diberikan sesuai sertifikat
pengujian yang dapat disetujui / diterima oleh Direksi / Pengawas
sehingga oleh karenanya perlu diadakan pengujian kepada Direksi /
Pengawas harus diserahkan sejumlah bahan produk sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam standart prosedur pengujian, untuk
dijadikan benda uji guna diserahkan pada Badan / Lembaga Penguji
yang ditunjuk oleh Direksi / Pengawas.

Spesifikasi Teknik

VI-4

2. Untuk Bahan / produk atau mana dapat ditunjukan sertifikat pengujian


yang dapat disetujui / diterima oleh Direksi / Pengawas, kepada Direksi
/ Pengawas harus diserahkan 3 (tiga) buah contoh yang masing masing
disertai dengan salinan sertifikat pengujian yang bersangkutan.
b. Contoh yang Disetujui
1. Dari contoh yang diserahkan kepada Direksi / Pengawas atau contoh
yang telah memperoleh persetujuan dari Direksi / Pengawas harus
dibuat suatu keterangan tertulis mengenai persetujuannya dan
disamping itu, oleh Direksi / pengawas harus dipasangkan tanda
pengenal persetujuannya pada 3 (tiga) buah contoh yang semuanya
akan dipegang oleh Direksi / Pengawas. Bila dikehendaki, Pemborong /
Supplier dapat meminta sejumlah set tambahan dari contoh berikut
tanda pengenal persetujuan dan surat keterangan persetujuan untuk
kepentingan Dokumentasi sendiri. Dengan demikian jumlah contoh
yang harus diserahkan kepada Direksi / Pengawas harus ditambah
seperlunya sesuai dengan kebutuhan tambahan tersebut.
2. Pada waktu Direksi / Pengawas sudah tidak lagi membutuhkan contoh
yang disetujui tersebut untuk pemeriksaan bahan produk bagi
pekerjaan, Pemborong berhak meminta kembali contoh tersebut untuk
dipasangkan pada pekerjaan.
c. Waktu Persetujuan Contoh
1. Adalah tanggung jawab dari pemborong / supllier untuk mengajukan
contoh pada waktunya, sedemikian sehingga pemberian persetujuan
atau contoh tersebut tidak akan menyebabkan keterlambatan pada
jadwal pengadaan bahan.
2. Untuk bahan / produk yang persyaratannya tidak dikaitkan dengan
kesetarafan pada suatu merk dagang tertentu, keputusan atau contoh
akan diberikan oleh Direksi / Pengawas dalam waktu 3 ( tiga ) hari
kerja. Dalam hal dimana persetujuan tersebut akan melibatkan
keputusan tambahan diluar persyaratan teknis (seperti penentuan
model, warna, dll), maka keseluruhan keputusan akan diberikan dalam
waktu tidak lebih dari 10 ( sepuluh ) hari kerja.
3. Untuk bahan / produk yang masih harus dibuktikan kesetarafannya
dengan suatu merk dagang yang disebutkan, keputusan atau contoh
akan diberikan oleh Direksi / Pengawas dalam waktu 10 ( sepuluh )
hari kerja sejak dilengkapinya pembuktian kesetarafan.
4. Untuk bahan / Produk yang bersifat pengganti / substitusi, keputusan
persetujuan akan diberikan oleh Direksi / Pengawas dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya dengan lengkap seluruh
bahan pertimbangan.
Spesifikasi Teknik

VI-5

5. Untuk bahan / produk yang bersifat peralatan / perlengkapan atau pun


produk yang lain karena sifat / jumlah / harga pengadaanya tidak
memungkinkan untuk diberikan contoh dalam bentuk bahan / produk
jadi permintaan persetujuan bisa diajukan berdasarkan Brosur dari
produk tersebut, yang mana harus dilengkapi dengan :
Spesifikasi Teknis lengkap yang dikeluarkan oleh pabrik / produsen.
Surat surat seperlunya dari agen / importer, sesuai keagenan, surat
jaminan suku cadang dan jasa purna (after sales service) dan lainlain.
Katalog untuk warna, pekerjaan penyelesaian (finishing) dan lainlain.
Sertifikat pengujian, penetapan, kelas, dan dokumen-dokumen lain
sesuai petunjuk Direksi / Pengawas.
6. Apabila setelah melewati waktu yang ditetapkan di atas, keputusan,
keputusan atau contoh dari bahan / Produk yang diajukan belum
diperoleh tanpa pemberitahuan tertulis apapun dari Direksi / Pengawas,
maka dengan sendirinya dianggap bahwa contoh yang diajukan telah
disetujui oleh Direksi / Pengawas.
1.3.7. Penyimpanan Bahan
a. Persetujuan atas suatu bahan / produk harus diartikan sebagai perijinan
untuk memasukan bahan produk tersebut dengan tetap berada dalam
kondisi layak untuk dipakai. Apabila selama waktu itu ternyata bahwa
bahan / produk tidak layak untuk dipakai dalam pekerjaan, Direksi /
Pengawas berhak memerintahkan agar :
1. Bahan atau Produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali
menjadi layak untuk dipakai.
2. Dalam hal mana perbaikan tidak lagi mungkin, supaya bahan / produk
tersebut segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan selama 2 x 24 jam
untuk diganti dengan yang memenuhi persyaratan.
b. Untuk bahan / produk yang mempunyai umur pemakaian yang tertentu
penyimpanannya harus dikelompokan menurut umur pemakaian tersebut
yang mana harus dinyatakan dengan tanda pengenal dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Terbuat dari kaleng atau kertas karton yang tidak akan rusak selama
penggunaan ini.
2. Berukuran minimal 40 x 60 cm.
3. Huruf berukuran minimum 10 cm dengan warna merah.
4. Diletakkan di tempat yang mudah terlihat.

Spesifikasi Teknik

VI-6

c. Penyusunan bahan sejenis selama penyimpanan harus diatur sedemikian


rupa sehingga bahan yang terlebih dahulu masuk akan lebih dulu pula
dikeluarkan untuk dipakai dalam pekerjaan.

1.4. Pelaksanaan
1.4.1. Rencana Pelaksanaan
a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditandatanganinya Surat Perintah Kerja
(SPK) oleh kedua belah pihak, pemborong harus menyerahkan kepada
Direksi / Pengawas sebuah Network Planning mengenai seluruh kegiatan
yang perlu dilakukan untuk melaksanakan pekerjaan ini dalam diagram
mana dinyatakan pula urutan serta kaitan / hubungan antara seluruh
kegiatan-kegiaan tersebut.
b. Kegiatan kegiatan Pemborong untuk / selama masa pengadaan /
pembelian serta waktu pengiriman / pengangkutan dari :
1. Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan persiapan
/ pembantu.
2. Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan
c. Kegiatan kegiatan Pemborong untuk / selama waktu fabrikasi, pemasangan
dan pembangunan.
d. Pembuatan gambar-gambar kerja.
e. Permintaaan persetujuan atau bahan serta gambar kerja maupun rencana
kerja.
f.

Harga borongan dari masing masing kegiatan tersebut.

g. Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.


h. Direksi / Pengawas akan memeriksa rencana kerja Pemborong dan
memberikan tanggapan dalam waktu 2 (dua) minggu.
i.

Pemborong harus memasukkan kembali perbaikan / penyempurnaan atau


rencana kerja kepada Direksi / Pengawas dan meminta diadakannya
perbaikan /

penyempurnaan atau rencana kerja tadi paling lambat 4

(empat) hari sebelum dimulainya pelaksanaan.


j.

Pemborong tidak dibenarkan memulai suatu pelaksanaan atau pekerjaan


sebelum adanya persetujuan dari Direksi / Pengawas atau rencana kerja
ini. Kecuali dapat dibuktikan bahwa Direksi / Pengawas telah melalaikan
kewajibannya untuk memeriksa rencana kerja Pemborong pada waktunya,
maka kegagalan Pemborong untuk memulai pekerjaan sehubungan dengan
belum adanya rencana kerja yang memulai pekerjaan yang disetujui
Direksi,

sepenuhnya

merupakan

tanggung

jawab

dari

pemborong

bersangkutan.

Spesifikasi Teknik

VI-7

1.4.2. Gambar Kerja (Shop Drawing)


a. Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (Construction
Drawings) belum cukup memberikan petunjuk mengenai cara untuk
mencapai keadaan terlaksana, Pemborong wajib untuk mempersiapkan
gambar

kerja

yang

secara

terperinci

akan

memperlihatkan

cara

pelaksanaan tersebut.
b. Format dari gambar kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan
oleh Direksi / Pegawas.
c. Gambar

kerja harus

diajukan

kepada

Direksi

Pengawas

untuk

mendapatkan persetujuan untuk mana gambar-gambar tersebut di atas


harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga).
d. Pengajuan gambar kerja tersebut paling lambat 14 (empat belas) hari
sebelum pemesanan bahan atau Pelaksanaan pekerjaan dimulai.
1.4.3. Ijin Pelaksanaan
Ijin pelaksanaan paling lambat 1 ( satu ) hari sebelum memulai pekerjaan
tersebut, Pemborong diwajibkan untuk mengajukan ijin pelaksanaan secara
tertulis kepada Direksi / Pengawas dengan dilampiri gambar kerja yang sudah
disetujui. Ijin pelaksanaan yang disetujui sebagai pegangan Pemborong untuk
melaksanakan pada bagian pekerjaan tersebut.
1.4.4. Contoh Pekejaan ( Mock Up).
Bila pekerjaan dikehendaki oleh Direksi / Pengawas, Pemborong wajib
menyediakan sebelum pekerjaan dimulai.
1.4.5. Rencana Mingguan dan Bulanan.
a. selambat lambatnya pada setiap hari Sabtu dalam masa dimana
pelaksanaan pekerjaan berlangsung, Pemborong wajib untuk menyerahkan
kepada direksi / pengawas suatu rencana mingguan yang berisi rencana
pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam
minggu berikutnya.
b. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari tiap bulan, Pemborong
wajib menyerahkan kepada Direksi / pengawas suatu rencana bulanan
yang

menggambarkan

dalam

garis

besarnya,

berbagai

rencana

pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang direncanakan untuk


dilaksanakan dalam bulan berikutnya.
c. Kelalaian Pemborong untuk menyusun dan menyerahkan rencanan
mingguan

maupun

melaksanakan

bulanan

perintah

dinilai

Direksi

sama

dengan

Pengawas

kelalaian

dalam

dalam

melaksanakan

pekerjaan.
d. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, pemborong diwajibkan
untuk memberitahu Direksi / Pengawas mengenai hal tersebut paling
sedikit 2 x 24 jam sebelumnya.
Spesifikasi Teknik

VI-8

1.4.6. Kwalitas Pekerjaan


Pekerjaan harus dikerjakan dengan kwalitas pengerjaan yang terbaik untuk
jenis pekerjaan bersangkutan.
1.4.7. Pengujian Hasil Pekerjaan
a. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua pekerjaan akan
diuji dengan cara dan tolak ukur pengujian yang dipersyaratkan dalam
referensi yang ditetapkan dalam pada Pasal I.2. dari Persyaratan Teknis
Umum ini.
b. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan / Lembaga yang
akan melakukan pengujian dipilih atas persetujuan Direksi / Pengawas dari
Lembaga / Badan Penguji milik Pemerintah atau yang diakui Pemerintah
atau Badan lain yang oleh Direksi / Pengawas dianggap memiliki
obyektifitas dan Integritas yang meyakinkan. Atau hal yang terakhir ini
Pemborong / supplier tidak berhak mengajukan sanggahan.
c. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi
beban Pemborong.
d. Dalam hal dimana Pemborong tidak dapat menyetujui hasil pengujian dari
bahan penguji yang ditunjuk oleh Direksi, Pemborong berhak mengadakan
pengujian tambahan pada lembaga / Badan lain yang memenuhi
persyaratan Badan Penguji seperti tersebut di atas untuk mana seluruh
pembiayaannya ditanggung sendiri oleh pemborong.
e. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua Badan tersebut
memberikan kesimpulan yang berbeda, maka dapat dipilih untuk :
1. Memilih Badan / Lembaga Penguji ketiga atau kesepakatan bersama.
2. Melakukan pengujian ulang pada bahan / lembaga Penguji pertama
atau kedua dengan ketentuan tambahan sebagai berikut :
- Pelaksanaan pengujian ulang harus disaksikan oleh Direksi /
Pengawas dan Pemborong / supplier maupun wakil-wakilnya.
- Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan penerapan dari alat alat
penguji.
3. Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final, kecuali bilamana kedua
belah pihak sepakat untuk menganggapnya demikian.
4. Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari hasil
pengujian yang pertama, maka semua akibat langsung maupun tidak
langsung dari adanya semua pengulangan pengujian menjadi tanggung
jawab pemborong / supplier.
5. Apabila hasil pengujian ulang menunjukan ketidaktepatan kesimpulan
dari hasil pengujian yang kedua, maka:
- 2 (dua) dari 3 (tiga) penguji yang bersangkutan, atas pilihan
Pemborong / Supplier akan diperlakukan sebagai pekerjaan tambah.
Spesifikasi Teknik

VI-9

- Atas segala penundaan pekerjaan akibat adanya penambahan /


pengulangan pengujian akan diberikan tambahan waktu pelaksanaan
pada bagian pekerjaan bersangkutan dan bagian bagian lain yang
terkena akibatnya, penambahan mana besarnya adalah sesuai
dengan penundaan yang terjadi
1.4.8. Penutupan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum menutup suatu bagian pekerjaan dangan bagian pekerjaan yang
lain yang mana akan secara visual menghalangi Direksi / Pengawas untuk
memeriksa bagian pekerjaan yang terdahulu, pemborong wajib melaporkan
secara tertulis kepada Direksi / Pengawas mengenai rencananya untuk
melaksanakan bagian pekerjaan yang akan menutupi bagian pekerjaan
tersebut, sedemikian rupa sehingga Direksi / Pengawas berkesempatan
secara wajar melakukan pemeriksaan pada bagian yang bersangkutan
untuk dapat disetujui kelanjutan pengerjaannya.
b. Kelalaian Pemborong untuk menyampaikan laporan di atas, memberikan
hak kepada Direksi / Pengawas untuk dibelakang hari menuntut
pembongkaran yang menutupi tersebut, guna memeriksa hasil pekerjaan
yang terdahulu yang mana akibatnya sepenuhnya akan ditanggung oleh
Pemborong.
c. Dalam hal dimana laporan telah disampaikan dan Direksi tidak mengambil
langkah-langkah untuk menyelesaikan pemeriksaan yang dimaksudkan di
atas, maka setelah lewat 2 (dua) hari sejak laporan disampaikan,
pemborong berhak melanjutkan pelaksanaan pekerjaan dan menganggap
bahwa Direksi telah menyetujui bagian pekerjaan yang ditutup tersebut.
d. Pemeriksaan dan Persetujuan oleh Direksi / Pengawas atas suatu
pekerjaan

tidak

melepaskan

Pemborong

dari

kewajibannya

untuk

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pemborong (SPP).


e. Walaupun telah diperiksa dan disetujui kepada Pemborong masih dapat
diperintahkan untuk membongkar bagian pekerjaan yang menutupi bagian
pekerjaan lain guna pemeriksaan bagian pekerjaan yang ditutupi.
1.4.9. Kebersihan dan Keamanan
a. Pemborong bertanggung jawab untuk menjaga agar area kerja senantiasa
berada dalam keadaan rapi dan bersih.
b. Pemborong bertanggung jawab atas keamanan diarea kerja, termasuk
apabila diperlukan tenaga, peralatan, atau tanda-tanda Khusus.

1.5. Penyelesaian Dan Penyerahan


1.5.1. Dokumen Terlaksana (As Build Documents)
a. Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan Pemborong wajib menyusun
Dokumen Terlaksana yang terdiri dari :
Spesifikasi Teknik

VI-10

1. Gambar-gambar terlaksana (as built drawing)


2. Persyaratan teknis terlaksana dari pekerjaan, sebagaimana yang telah
dilaksanakan.
b. Dikecualikan dari kewajiban di atas adalah Pemborong untuk pekerjaan:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Supply bahan, perlengkapan / peralatan kerja
c. Dokumen terlaksana bisa diukur dari :
1. Dokumen pelaksanaan
2. Gambar-gambar perubahan
3. Perubahan Persyaratan Teknis
4. Brosur teknis yang diberi tanda pengenal khusus berupa cap sesuai
petunjuk Direksi / Pengawas.
d. Dokumen terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi /
Pengawas
e. Khusus untuk pekerjaan kunci, sarana komunikasi bersaluran banyak,
utilitas dan pekerjaan pekerjaan lain dengan sistem jaringan bersaluran
banyak secara operasional membutuhkan identifikasi yang bersifat lokatif,
dokumen terlaksana ini harus dilengkapi dengan daftar pesawat / instalasi
/ peralatan / perlengkapan yang mengidentifikasi lokasi dari masingmasing barang tersebut.
f.

Kecuali dengan ijin khusus dari Direksi / Pengawas dan Pemberi Tugas,
Pemborong harus membuat dokumen terlaksana hanya untuk diserahkan
kepada Pemberi

Tugas.

Pemborong tidak

dibenarkan

membuat /

menyimpan salinan ataupun copy dari dokumen terlaksana tanpa ijin


khusus tersebut.
1.5.2. Penyerahan
Pada waktu penyerahan pekerjaan, Pemborong wajib menyerahkan kepada
Pemberi Tugas :
a. 2 (dua) dokumen terlaksana
b. Untuk peralatan / perlengkapan:
- 2 (dua) set pedoman operasi (operational manual)
- suku cadang sesuai yang dipersyaratkan
c. Untuk berbagai macam :
- Semua kunci orisinil disertai Construction Key bila ada
- Minimum 1 (satu) set kunci duplikat
d. Dokumen dokumen resmi (seperti surat ijin, tanda pembayaran cukai, surat
fiskal pajak, dan lain-lain)
e. Segala macam surat jaminan berupa Guarantee / Warranty sesuai uang
yang dipersyaratkan.
f.
Spesifikasi Teknik

Surat pernyataan pelunasan sesuai petunjuk Direksi / Pengawas


VI-11

g. Bahan finishing cat minimal 3 (tiga) galon (masing-masing warna)


h. Bahan finishing lantai / dinding & atau masing masing minimal 2 m2

1.6. Keamanan Penjagaan


3.1. Untuk keamanan Pemborong diwajibkan mengadakan penjagaan, bukan saja
terhadap pekerjaannya, tetapi juga bertanggung jawab atas keamanan,
kebersihan bangunan-bangunan, jalan-jalan, pagar, pohon-pohon dan tamantaman yang telah ada.
3.2. Pemborong berkewajiban menyelamatkan bangunan yang telah ada, apabila
bangunan yang telah terjadi kerusakan alibat pekerjaan ini, maka pemborong
berkewajiban untuk memperbaiki / membetulkan sebagaimana mestinya.
3.3. Pemborong harus menyediakan penerangan yang cukup di lapangan, terutama
pada waktu lembur, jika Pemborong menggunakan aliran listrik dari bangunan /
komplek, diwajibkan bagi pemborong untuk memasang meter sendiri untuk
menetapkan sewa listrik yang dipakai.
3.4. Pemborong harus berusaha menanggulangi kotoran-kotoran debu agar tidak
mengurangi kebersihan dan keindahan bangunan-bangunan yang sudah ada.
3.5. Segala

operasi

yang

diperlukan

untuk

pelaksanaan

pekerjaan

untuk

Pembangunan pekerjaan sementara sesuai dengan ketentuan kontrak harus


dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap
ketentraman penduduk atau jalan-jalan yang harus digunakan baik jalan
perorangan atau umum, milik pemberi tugas atau milik pihak lain. Pemborong
harus membebaskan Pemberi Tugas dari segala tuntutan ganti rugi sehubungan
dengan hal tersebut di atas.
3.6. Pemborong harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan pada jalan raya
atau jembatan yang menghubungkan proyek sebagai akibat dari lalu lalang
peralatan ataupun kendaraan yang dipergunakan untuk mengangkut bahan
bahan / material guna keperluan proyek.
3.7. Apabila Pemborong memindahkan alat-alat pelaksanaan, mesin-mesin berat atau
unit-unit alat berat lainnya dari bagian pekerjaan, melalui jalan raya atau
jembatan yang mungkin akan mengakibatkan kerusakan dan seandainya
pemborong akan membuat perkuatan-perkuatan di atasnya, maka hal tersebut
harus diberitahukan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas dan Instansi Yang
berwewenang. Biaya untuk perkuatan tersebut menjadi tanggungan Pemborong.

Spesifikasi Teknik

VI-12

PASAL 2. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN LAPANGAN

2.1. Pekerjaan Persiapan


2.1.1. Direksi Keet
a. Bangunan sementara
Sebelum pemborong memulai pelaksanaan pekerjaan ini diharuskan
menyediakan dan mendirikan Direksi Keet berupa bangunan sementara
yang berukuran minimal 3.00 x 3.00 m2 serta gudang material dan alat
dengan ukuran minimal 3.00 x 3.00 m2.
b. Kelengkapan direksi keet
Sebagai kelengkapan direksi keet guna penyelesaian administrasi di
lapangan, maka sebelum pelaksanaan pekerjaan ini dimulai pemborong
harus terlebih dahulu melengkapi peralatan antara lain :
- (Satu) buah Soft board menempel di dinding
- (Satu) buah meja rapat (sederhana)
- (Dua belas) buah kursi duduk ruang rapat
- (Lima) buah Helm
Selesai pelaksanaan proyek ini (Serah terima ke II) semua peralatan /
kelengkapan tersebut dalam ayat ini menjadi milik kontraktor, dengan
demikian pembiayaannya dianggap sewa.
c. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di Proyek untuk setiap saat
dapat digunakan oleh direksi Lapangan adalah :
- (satu) buah kamera
- (satu) buah alat ukur Schuitmaat.
- (satu) buah alat ukur (meteran 5m dan 50m)
- (satu) buah personal komputer dan printer
2.1.2. Kantor Dan Gudang Kontraktor
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Kontraktor dapat membuat Kantor
Kontraktor, barak-barak untuk pekerja atau gudang tempat penyimpanan
bahan (Boukeet), yang sebelumnya telah dapat persetujuan dari pihak
Direksi / Pengawas berkenaan dengan konstruksi atau penempatannya.
Semua Boekeet perlengkapan Pemborong dan sebagainya, pada waktu
pekerjaan berakhir (serah terima) harus dibongkar.
2.1.3. Sarana Pekerja
a. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja bagi semua
pekerjaan yang dilakukan di luar lapangan sebelum pemasangan
peralatan yang dimiliki serta jadwal kerja.
b. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan
memenuhi persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan
kerja di lapangan
Spesifikasi Teknik

VI-13

c. Penyediaan tempat penyimpanan bahan / material di lapangan harus


aman dari segala kerusakan hilang dan hal hal dasar yang mengganggu
pekerjaan lain yang sedang berjalan.
2.1.4. Pengaturan Jam Kerja Dan Pengerahan Tenaga Kerja
a. Pemborong harus dapat mengatur sedemikian rupa dalam hal
pengerahan tenaga kerja pengaturan jam kerja maupun penempatan
bahan hendaknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pengawas
lapangan. Khususnya dalam pengerahan tenaga kerja dan pengaturan
jam kerja dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan peraturan
perburuhan yang berlaku.
b. Kecuali ditentukan lain, Pemborong harus menyediakan akomodasi dan
fasilitas-fasilitas lain yang dianggap perlu misalnya (air minum, toilet
yang memenuhi syarat-syarat kesehatan dan fasilitas kesehatan lainya
seperti penyediaan perlengkapan PPPK yang cukup serta pencegahan
penyakit menular)
c. Pemborong harus membatasi daerah operasinya di sekitar tempat
pekerjaan tidak melanggar wilayah bangunan-bangunan lain yang
berdekatan, dan pemborong harus melarang siapapun yang tidak
berkepentingan memasuki tempat pekerjaan
2.1.5. Perlindungan Terhadap Bangunan / Sarana Yang Ada
a. Segala kerusakan yang timbul pada bangunan / konstruksi sekitarnya
menjadi tanggung jawab Pemborong untuk memperbaikinya, bila
kerusakan tersebut jelas akibat pelaksanaan pekejaan.
b. Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus selalu menjaga
kondisi jalan sekitarnya dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan ini.
c. Kontraktor wajib mengamankan sekaligus melaporkan / menyerahkan
kepada pihak yang berwenang bila nantinya menemukan benda-benda
bersejarah.
2.1.6. Pembersihan Dan Penebangan Pohon-Pohonan
a. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akarakar pohon.
b. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap
bersih dan rata.
c. Pemborong tidak boleh membasahi, menebang atau merusak pohonpohon atau pagar, kecuali bila telah ditentukan lain atau sebelumnya
diberi tanda pada gambar-gambar yang menandakan bahwa pohonpohon dan pagar harus disingkirkan. Jika ada sesuatu hal yang
mengharuskan Pemborong untuk melakukan penebangan, maka ia
harus mendapat ijin dari Pemberi tugas.
Spesifikasi Teknik

VI-14

2.1.7. Penjagaan, Dan Papan Nama


a. Pemborong bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan
perlindungan terhadap pekerjaannya yang dianggap penting selama
pelaksanaan, dan sekaligus menempatkan petugas keamanan untuk
mengatur sirkulasi / arus kendaraan keluar / masuk proyek.
b. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus memasang papan
nama proyek yang dibuat dan dilaksanakan sesuai dengan gambar
rencana.
2.1.8. Pekerjaan Penyediaan Air Dan Daya Listrik Untuk Bekerja
a. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur
pompa di tapak proyek atau disulai dari luar. Air harus bersih, bebas
dari debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya
yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan rencana.
b. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan, atau
penggunaan
diperkenankan

diesel
untuk

untuk

pembangkit

penggunaan

tenaga

sementara

atas

listrik

hanya

persetujuan

pengawas. Daya listrik juga disediakan untuk mensuplai kantor Direksi


Lapangan.
c. Segala Biaya atas pemakaian daya dan air di atas adalah beban
Kontraktor.
2.1.9. Drainase Tapak
a. Dengan mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang
ada di tapak, kontraktor wajib membuat saluran sementara yang
berfungsi untuk pembuangan air yang ada.
b. Arah aliran air ditujukan ke daerah / permukaan yang terendah yang
ada di tapak atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah
pembuangan.
c. Pembuatan saluran sementara harus sesuai dangan petunjuk dan
persetujuan Direksi / Pengawas.
2.1.10. Mengadakan Pengukuran
a. Pengukuran dan Titik Peil (0,00) Bangunan
Pemborong harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan
dengan letak / kedudukan bangunan terhadap titik patok / pedoman
yang telah ditentukan, siku bangunan maupun datar (water Pass) dan
tegak lurus bangunan harus ditentukan dengan memakai alat water
pass instrument / Theodolith. Hal tersebut dilaksanakan untuk
mendapatkan tegel, langit-langit dan sebagainnya dengan hasil yang
baik dan siku.
Spesifikasi Teknik

VI-15

Untuk mendapatkan titik Peil harap disesuaikan dengan notasi-notasi


yang tercantum pada gambar rencana (Lay Out), dan bila terjadi
penyimpangan atau tidak sesuainya antara kondisi lapangan dengan
Lay Out, Pemborong harus melapor pada Pengawas / Perencana.
2.2. Pekerjaan Tanah
2.2.1. Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga Kerja, Bahan dan Alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat- alat
bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan
ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi ini.
2. Galian Tanah
Pekerjaan ini meliputi galian tanah roolag dan pondasi taman yang terletak
didalam atau di atas tanah, seperti tercantum di dalam gambar rencana
atau sesuai dengan kebutuhan Kontraktor agar pekerjaannya dapat
dilaksanakan dengan lancar, benar dan aman.
2.2.2. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Level Galian
Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum di
dalam gambar rencana. Kontraktor harus mengetahui dengan pasti
hubungan antara level bangunan terhadap level muka tanah asli dan jika
hal tersebut belum jelas harus segera didiskusikan hal ini dengan Konsultan
Pengawas sebelum galian dilaksanakan. Kesalahan yang dilakukan akibat
hal ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2. Galian yang Tidak Sesuai
Jika galian dilakukan melebihi ke dalaman yang ditentukan, maka
kontraktor harus mengisi / mengurug kembali galian tersebut dengan
bahan urugan yang memenuhi syarat dan harus dipadatkan dengan cara
yang memenuhi syarat, atau galian tersebut dapat diisi dengan material
lain seperti adukan beton.
3. Urugan Kembali
Pengurugan Kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang
diisyaratkan pada bab mengenai urugan dan pemadatan. Pekerjaan
pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan
dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
4. Pemadatan Dasar Galian
Dasar galian harus rata / water pas dan bebas dari akar-akar tanaman atau
bahan-bahan organis lainnya. Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan
sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

Spesifikasi Teknik

VI-16

5. Air Pada Galian


Kontraktor wajib mengantisipasi air yang terdapat pada dasar galian dan
wajib menyediakan pompa air atau pompa lumpur dengan kapasitas yang
memadai untuk menghindari genangan air dan lumpur pada dasar galian.
Kontraktor harus merencanakan secara benar, kemana air tanah harus
dialirkan, sehingga tidak terjadi genangan air / banjir pada lokasi disekitar
proyek. Di dalam lokasi galian harus dibuat drainase yang baik agar aliran
air dapat dikendalikan selama pekerjaan berlangsung.

2.3. Pekerjaan Urugan Pasir Padat


2.3.1. Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga Kerja, bahan, dan Alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat
bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan
ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi.
2. Lokasi pekerjaan
Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan di atas dasar tanah, di bawah
lapisan rabatan lantai.
3. Pembersihan Akar Tanaman padat dan sisa Galian
Jika di bawah dasar galian dijumpai akar tanaman atau tanah organis,
maka dasar galian tersebut harus dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan
bekas galian tersebut harus diisi dengan material urugan yang memenuhi
syarat.
2.3.2. Persyaratan Bahan
1. Bahan urugan Pasir Padat
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan
keras, bebas dari lumpur, tanah lempung dan organis. Bahan ini harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
2. Air Kerja
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam
alkali dan bahan organis lainnya, serta dapat diminum. Sebelum digunakan
air harus diperiksa dilaboratorium pemeriksaan bahan yang sah. Jika hasil
uji ternyata tidak memenuhi syarat, maka kontraktor wajib mencari air
kerja yang memenuhi syarat.

2.3.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan


1. Tebal Pasir urug
Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka di bawah lantai kerja harus
diberi lapisan pasir urug tebal 5 cm padat atau sesuai gambar. Pemadatan
harus dilaksanakan sehingga dapat menerima beban yang bekerja.
Spesifikasi Teknik

VI-17

2. Cara Pemadatan
Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadat dengan
alat pemadat yang disetujui konsultan Pengawas. Pemadatan dilakukan
hingga mencapai tidak kurang dari 98% dari kepadatan optimum
Laboratorium. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang
memadai agar dapat hasil kepadatan yang baik. Kondisi galian tersebut
harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan selesai dilakukan.
Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut di atas tidak
memenuhi.
3. Air Pada Lokasi Pemadatan
Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka Kontraktor
wajib menyediakan Pompa dan dasar galian harus kering sebelum pasir
urug diletakkan. Kontraktor harus membuat rencana yang benar, agar air
tanah dapat dialirkan kelokasi yang lebih rendah dari dasar galian,
misalnya dengan membuat sumpit pada tempat tertentu.
4. Tanah di sekitar pasir urug
Kontraktor harus menjaga agar tanah disekitar lokasi tedak tercampur
dengan Pasir Urug. Jika pasir urug tersebut tercampur dengan tanah
lainnya, maka Kontraktor wajib mengganti pasir urug tesebut dengan
bahan lainnya yang bersih.
5. Persetujuan
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan
tersebut sudah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

2.4. Pekerjaan Urugan Dan Pemadatan


2.4.1. Lingkup Pekerjaan
1.

Tenaga Kerja, Bahan, dan Alat


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga Kerja, bahan-bahan dan alat-alat
bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan Pekerjaan
ini dengan baik dan Sesuai dengan Spesifikasi.

2.

Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan ini pada Lokasi seperti yang tercantum pada gambar rencana,
dengan elevasi seperti tertera pada di dalam peta kontur.

3.

Pembersihan akar tanaman dan Sisa Galian


Jika Dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka lokasi tersebut harus
dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas galian tersebut harus diisi
dengan material urugan yang memenuhi syarat.

2.4.2. Persyaratan Bahan


1. Bahan Bekas Galian di Dalam Lokasi Proyek

Spesifikasi Teknik

VI-18

Tanah bekas Galian dapat dipertimbangkan untuk digunakan jika


memenuhi syarat untuk digunakan. Tanah Tersebut harus bebas dari
lumpur dan bahan organis lainnya.
2. Bahan Urugan Dari Luar Lokasi Proyek
Jika tanah urug didatangkan dari luar, maka tanah urug tersebut harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
a. memiliki koefisien permeabilitas dari 10-7 cm / detik
b. Mengandung minimal 20% partikel lanau dan lempung dan bebas
tanah organis, kotoran dan batuan berukuran lebih dari 50 mm dan
mengandung kurang dari 10% partikel gravel.
c. Mempunyai Indeks Plastis (PI) lebih dari 10%. Bahan yang mempunyai
PI lebih dari 10% akan sulit dipadatkan.
d. Gumpalan gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut
harus dalam kondisi lepas agar mudah dipadatkan.
e. Secara umum bahan tersebut berupa tanah urug biasa/padas yang
sebelum mendatangkan harus sudah mendapat persetujuan konsultan
Pengawas.
3. Bahan Urugan Yang tidak memenuhi Syarat
Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi
proyek dan diganti dengan bahan yang memenuhi Syarat.
2.4.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Cara Pengurugan dan Pemadatan
Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal lapisan 20 cm
dan pemadatan dilakukan sampai mencapai kepadatan Maximum pada
kadar air optimum yang ditentukan di dalam gambar rencana. Pemadatan
urugan dilakukan dengan memakai alat pemadat yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Jika tidak tercantum dalam gambar rencana, maka
pemadatan harus dilakukan sampai mencapai derajat kepadatan 98%.
2. Pemasangan Patok
Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan
ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu,
dibuat patok dengan warna tertentu pula.
3. System Drainase
Pada daerah yang basah, kontraktor harus membuat saluran sementara
sedemikian rupa sehingga lokasi tersebut dapat dikeringkan. Pengeringan
dilakukan dengan bantuan pompa air. Sistem drainase yang direncanakan
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Dan sistem drainase tersebut
harus selalu dijaga selama pekerjaan berlangsung agar dapat berfungsi
secara efektif untuk menaggulangi air yang ada.

Spesifikasi Teknik

VI-19

4. Kotoran dan Lumpur dan Bahan Organik


Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah
dan material sejenis. Pengurugan tidak dapat dilakukan jika kotoran
tersebut belum dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
5. Uji kepadatan optimum di Laboratorium
Uji kepadatan optimum harus mengikuti ketentuan ASTM. D-1557 atau
AASHTO. Hasil uji ini digunakan untuk menentukan cara pemadatan
lapangan. Uji yang dilakukan antara lain :
a. Density of Soil inplace by Sand Cone method ASSHTO T.191
b. Density of Soil inplace by Driven Cylinder Method ASSTO T-.204.
c. Density of Soil inplace by Rubber Ballon ASSHTO T-205.
6. Kepadatan Lapisan dan Uji Lapangan
Untuk bahan yang sama, setiap lapis tanah yang sudah dipadatkan harus
diuji di lapangan, yaitu 1 (satu) buah test untuk setiap 500 m2, yaitu
dengan system Field Density Test. Jika urugan cukup tebal maka dengan
hasil kepadatannya harus memenuhi ketentuan ketentuan sebagai berikut :
a. Untuk lapisan yang letaknya lebih dalam 50 cm dari permukaan
rencana, maka berat jenis kering tanah padat lapangan harus mencapai
minimal 95% dari berat jenis kering laboratorium yang dihitung dengan
Standart Proctor Test.
b. Untuk Lapisan 50 cm dari permukaan rencana kepadatannya harus
minimal 98% dari Standart Proctor test
7. Toleransi Kerataan
Toleransi Pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan
pengurugan 50 mm terhadap Kerataan yang ditentukan.
8. Level akhir
Hasil test di lapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan
Pengawas. Semua hasil-hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap
patok-patok referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan
permukaan tanah tersebut.
9. Perlindungan Hasil Pemadatan.
Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan,
dijaga dan dilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar
misalnya

basah

oleh

air

hujan,

panas

matahari

dan

sebagainya

perlindungan dapat dilakukan dengan menutupi permukaan plastik.


Pekerjaan pengadaan dianggap cukup, setelah hasil test memenuhi syarat
dan mendapat persetujuan tertulis dari konsultan pengawas.
10. Pemadatan kembali.
Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan
dan diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum
Spesifikasi Teknik

VI-20

memulai lapisan berikutnya, bilamana bahan tersebut tidak mencapai


kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus diulangi perkerjaanya
atau diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah ditentukan, guna
mendapatkan kepadatan yang telah dibutuhkan, jadual pengujian harus
diajukan oleh kontraktor kepada konsultan pengawas.

Spesifikasi Teknik

VI-21

PASAL 3. PEKERJAAN STRUKTUR

3.1. Pekerjaan Beton Bertulang Konvensional


3.1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan serta
pengangkutan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan
yang tercantum dalam gambar, serta pekerjaan yang berhubungan dengan
beton, seperti acuan, besi, beton dan admixtures. Juga termasuk di dalam
lingkup pekerjaan ini adalah pengamanan baik pekerja maupun fasilitas lain
di sekitar sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan aman.

3.1.2 Peraturan Peraturan


Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
a. Tata cara perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK-SNI
T-15 1991-03)
b. Pedomen Beton 1989 (SKBI 1.4.53.1988)
c. Peraturan Perencanaan tahan Gempa Indonesia untuk gedung 1983
d. Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan
Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung 1983
e. Persyaratan umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1082)-NI-3
f.

Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 / NI-8

g. Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81)


h. Mutu dan Cara Uji Semen Beton (SII 0052-80)
i.

ASTM C-33 Standart Specification for Concrete Agregates.

j.

Baja Tulangan Beton (SII 0136-84)

k. Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83)


l.

American Society for Testing Material ( ASTM )

m. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat


n. Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.5.3.1987 UDC
: 699.81 : 624.04)

3.2.3. Keahlian dan Pertukangan


Kontraktor harus membuat beton dengan kualitas sesuai dengan ketentuanketentuan yang diisyaratkan, antara lain, mutu dan penggunaannya selama
pelaksanaan. Semua pekerjaan beton harus dilakukan oleh tenaga ahli yang
berpengalaman, termasuk tenaga ahli untuk acuan / bekisting sehingga
dapat mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Selain itu Kontraktor
Spesifikasi Teknik

VI-22

wajib menggunakan tukang yang berpengalaman, sehingga sudah paham


dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakannya terutama pada saat dan
setelah pengecoran berlangsung. Semua tenaga ahli dan tukang tersebut
harus mengawasi pekerjaan sampai pekerjaan perawatan beton selesai
dilakukan. Untuk itu paling lambat 10 hari sebelum pekerjaan dimulai
Kontraktor harus mengusulkan metode kerja dan harus disetujui Konsultan
Pengawas. Jika dipandang perlu, maka Konsultan Pengawas berhak untuk
menunjuk tenaga ahli diluar yang ditunjuk Kontraktor untuk membantu
mengevaluasi semua usulan Kontraktor dan semua biaya yang timbul
menjadi beban Kontraktor.

3.2.4. Persyaratan Bahan


a. Semen
Semen yang boleh digunakan untuk pembuatan beton harus dari jenis
semen yang telah ditentukan dalam SII 0013-81 dan harus memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan dalam standart tersebut. Semua yang
akan dipakai harus dari satu merk yang sama dan dalam keadaan baru.
Semen yang dikirim harus terlindung dari hujan dan air. Semen harus
terbungkus dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dan dalam keadaan
tertutup rapat. Semen harus disimpan di gudang dengan ventilasi yang
baik, tidak lembab dan diletakkan pada tempat yang tinggi, sehingga
aman dari kemungkinan yang tidak diinginkan. Semen tersebut tidak
boleh ditumpuk lebih dari 10 sak. System penyimpanan semen harus
diatur sedemikian rupa, sehingga semen tersebut tidak tersimpan terlalu
lama. Semen yang diragukan mutunya dan rusak akibat salah
penyimpanan, seperti membatu, tidak diijinkan untuk

dipakai. Bahan

yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat
dalam waktu 2 (dua) hari atas biaya Kontraktor.

b. Agregat
Pada pembuatan beton, ada dua ukuran agregat yang digunakan, yaitu
agregat kasar / batu pecah dan agregat halus / pasir beton. Kedua jenis
agregat ini diisyaratkan sebagai berikut :
1) Agregat Kasar, ukuran besar ukuran nominal maksimum agregat
kasar harus tidak melebihi 1/5 jarak terkecil antara bidang samping
dari cetakan, atau 1/3 dari tebal pelat. Atau jarak bersih minimum
antar baja tulangan, berkas baja tulangan atau tendon pratekan atao
30 mm. Gradasi Agregat tersebut secara keseluruhan harus sesuai
dengan yang diisyaratkan oleh ASTM agar tidak terjadi adanya sarang
kerikil atau rongga dengan ketentuan sebagai berikut :
Spesifikasi Teknik

VI-23

Sisa di atas

( % Berat )

Ayakan 31.50 mm

Ayakan 4.00 mm

90-98

Selisih antar 2 ayakan berikutnuya

01-10

2) Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan
bebas dari bahan bahan organik, lumpur dan kotoran lainnya. Kadar
Lumpur harus lebih kecil dari 4% berat. Agregat halus terdiri dari
butir-butir beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus
memenuhi syarat sb :
Sisa di atas

( % berat )

Ayakan 4.00 mm

0.2

Ayakan 1.00 mm

10

Ayakan 0.25 mm

80-95

Kontraktor harus mengadakan pengujian sesuai dengan persyaratan


dalam spesifikasi ini. Jika sumber agregat berubah karena suatu hal,
maka Kontraktor wajib untuk memberitahukan secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih,
yang keras permukaanya dan harus dicegah supaya tidak terjadi
pencampuran dengan tanah.
c. Air Untuk Campuran beton
Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali, garam, zat organis atau bahan lain
yang dapat merusak beton atau besi beton. Air tawar yang dapat
diminum umumnya dapat digunakan. Air tersebut harus diperiksa pada
laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Jika air pada lokasi
pekerjaan tidak memenuhi syarat untuk digunakan, maka Kontraktor
harus mencari air yang memadai untuk itu.
d. Besi Beton
Besi Beton harus selalu menggunakan besi beton ulir (deformed bars)
untuk tulangan utama dan sengkang kecuali ditentukan lain dalam
gambar. Agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik, maka besi beton harus
memenuhi syarat-syarat :
1. Baru, bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak cacat.
2. Mutu sesuai dengan yang ditentukan

Spesifikasi Teknik

VI-24

3. Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan


toleransi.
4. Merk Haniel / setara.
Pemakaian besi beton jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan di atas,
harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Besi Beton harus
berasal dari satu pabrik (manufactures). Tidak dibenarkan untuk
menggunakan merk besi beton yang berlainan dengan untuk pekerjaan
ini. Besi beton harus dilengkapi dengan mill certificate / sertifikat pabrik
yang membuat label dan nomor pengecoran serta tanggal pembuatan
besi beton tersebut.
e. Admixtures Material Tambahan
Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk
memperbaiki sifat suatu campuran beton. Jenis, Jumlah bahan yang
ditambahkan dan cara penggunaan bahan tambahan harus dapat
dibuktikan melalui hasil uji. Hasil uji ini dengan menggunakan bahan
semen dan agregat yang akan dipakai pada proyek ini. Bahan campuran
tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur,
memperlambat atau mempercepat pengikatan dan atau pengerasan
beton harus memenuhi Specification for Chemical Admixtures for
Concrete (ASTM C494) atau memenuhi standart Umum Bahan Bangunan
Indonesia.
f.

Kualitas Beton
1. Kualitas beton yang digunakan tercantum dalam gambar rencana
yang harus dibuktikan dengan pengujian seperti diisyaratkan dalam
spesifikasi teknis ini.
2. Untuk memastikan bahwa kualitas beton rencana dapat tercapai,
Kontraktor

harus

melakukan

percobaan

sesuai

dengan

yang

diisyaratkan oleh peraturan yang berlaku dengan mengadakan trial


mix di laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4. Beton dengan Campuran 1Pc:2Psr:3Kr untuk pekerjaan non struktural
(beton praktis) sloof praktis, kolom praktis, balok latei, dan balok
praktis.
Khusus untuk beton kedap air, maka jumlah semen minimum harus
sesuai dengan yang diisyaratkan oleh pemasok waterproofing.

3.2.5. Pekerjaan Acuan / Bekisting


1. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran
yang telah ditetapkan seperti dalam gambar. Dari papan jenis kayu
yang memenuhi persyaratan dalam NI-2 pasal 5.1.

Spesifikasi Teknik

VI-25

2. Acuan

harus

dipasang

sedemikian

rupa

dengan

perkuatan-

perkuatan sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk


dan tetap pada kedudukan selama pengecoran.
3. Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari
kotoran-kotoran seperti tahi gergaji, potongan-potonngan kayu,
tanah dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan serta harus
mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
4. Tiang-tiang

acuan

harus

di

atas

papan

atau

baja

untuk

memudahkan pemindahan perletakan. Tiang-tiang tidak boleh


disambung lebih dari satu. Tiang-tiang yang digunakan dari kayu
dolken diameter 80-100 mm atau sengon 50/70 mm.
5. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang
papan / balok secara cross.
6. Pembukaan acuan baru harus dibuka setelah memenuhi syaratsyarat yang dicantumkan dalam PBI-1971.
7. Kayu yang dipakai adalah papan atau multiplex dengan tebal 25
mm.
8. Penggunaan bekisting (Formwork) harus sesuai dengan petunjuk /
spesifikasi pabrik.
9. Penggunaan Acuan/bekesting adalah 4x pakai.
10. Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi beton / rangka dibuat dari baja lunak dan tidak
disepuh seng, dengan diameter kawat lebih besar atau sama
dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton / rangka harus
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI 1971).
11. Pekerjaan

pembongkaran

Acuan

Bekisting

hanya

boleh

dilaksanakan dengan ijin tertulis dari Konsultan pengawas. Setelah


bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun
pada permukaan beton tanpa persetujuan tertulis dari Konsultan
pengawas.
12. Pelaksana / Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan
pekerjaannya sampai dengan saat-saat penyerahan (selesai).
13. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat
pada uraian dan syarat-syarat apapun yang tercantum dalam
gambar-gambar atau peraturan yang berlaku baik dalam negeri
maupun luar negeri.
14. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan
contoh-contoh material : besi, koral, pasir, pc untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan pengawas.

Spesifikasi Teknik

VI-26

15. Beton yang telah di cor dihindarkan dari benturan benda keras
selama 3 x 24 jam setelah pengecoran.
16. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan
dari pekerjaan-pekerjaan lain.
17. Bila terjadi kerusakan Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
18. Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus
selalu dibasahi dengan air terus-menerus selama 1 (satu) minggu
atau lebih dan apabila menggunakan curing agent pemeliharaannya
sesuai standar produk (sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971).
19. Bagian-bagian yang tertanam dalam beton :
Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton
bertulang. Diperhatikan juga tempat untuk sparing atau instalasi.
20. Sparing Conduit dan pipa-pipa :
a. Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.
b. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan
gambar dan minta persetujuan pelaksanaan dan bila tidak ada
dalam gambar, maka Kontraktor harus mengusulkan dari
Konsultan pengawas.
c. Bilamana

sparing-sparing

(pipa,

conduit

dan

lain-lain)

berpotongan dengan tulangan besi, maka besi tidak boleh


ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan dari Konsultan
pengawas.
d. Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum
pengecoran dan diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada
saat pengecoran beton.
e. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi
beton waktu pengecoran.
21. Hal-hal lain (Miscellaneous Items)
a. Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang harus dibeton
sebagai bekas jalan kerja sewaktu pembetonan. Digunakan
mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan
permukaannya.
b. Untuk pekerjaan lantai beton, harus diratakan sehingga
diperoleh permukaan lantai yang betul-betul rata. Sesudah
selesai ditrowel, jika ada permukaan lantai beton yang akan
dicat, maka lantai beton harus betul-betul kering sempurna dan
memenuhi syarat untuk dilakukan pengecatan.

Spesifikasi Teknik

VI-27

c. Untuk pekerjaan dinding / kolom lepas cetak yang harus dicat,


dilakukan dengan dengan pengecatan cat emulsi pada saat
beton sudah kering sempurna dan memenuhi syarat untuk
dicat.

3.2.6. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Slump
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, yang jika tidak
ditentukan secara khusus adalah antara 8 12 cm untuk beton
umumnya, sedang tiang bor slump sebagai berikut, Beton diambil
sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (begisting). Cetakan slump
dibasahkan dan ditempatkan di atas permukaan yang rata. Cetakan diisi
sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian beton tersebut ditusuktusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk sampai dengan satu
lapisan di bawahnya. Setelah bagian atas diratakan, segera cetakan
diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya.

b. Persetujuan Konsultan Pengawas


Sebelum semua tahap pelaksanaan berikutnya dilaksanakan, Kontraktor
harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
Laporan harus diberikan kepada Konsultan Pengawas paling lambat 3
hari sebelum pekerjaan dilaksanakan. Hal-hal khusus akan didiskusikan
secara lebih mendalam antara semua pihak yang berkepentingan. Semua
tahapan pelaksanaan tersebut harus dicatat secara baik dan jelas
sehingga mudah untuk ditelusuri jika suatu saat data tersebut dibutuhkan
untuk pemeriksaan.

c. Persiapan dan Pemeriksaan


Kontraktor tidak diijinkan untuk melakukan pengecoran beton tanpa ijin
tertulis dari Konsultan Pengawas. Kontraktor harus melaporkan kepada
konsultan Pengawas tentang kesiapannya untuk melakukan pengecoran
dan laporan tersebut harus disampaikan beberapa hari sebelum waktu
pengecoran,

sesuai

dengan

kesepakatan

di

lapangan,

untuk

memungkinkan Konsultan Pengawas melakukan Pemeriksaan sebelum


pengecoran dilaksanakan. Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang
memadai seperti tangga ataupun fasilitas lain yang dibutuhkan agar
Konsultan Pengawas dapat memeriksa pekerjaan secara aman dan
mudah. Tanpa fasilitas tersebut, Kontraktor tidak akan diizinkan untuk
melakukan pengecoran. Semua koreksi yang terjadi akibat pemeriksaan
tersebut harus segera diperbaiki dalam waktu 1 x 24 jam dan selanjutnya
Spesifikasi Teknik

VI-28

kontraktor

1 x 24 jam selanjutnya kontraktor harus mengajukan ijin

lagi untuk dapat melaksanakan pengecoran. Tidak dibenarkan adanya


penambahan waktu akibat koreksi yang timbul, kecuali ditentukan oleh
pemberi tugas / Konsultan Pengawas, Persetujuan untuk melakukan
pengecoran tidak berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab
sepenuhnya atas ketidaksempurnaan ataupun kesalahan yang timbul.
Sebelum pengecoran dilakukan harus dipastikan bahwa semua peralatan
yang akan tertanam di dalam beton sudah terletak pada tempatnya dan
semua kotoran sudah dibersihkan dari lokasi pengecoran. Demikian pula
untuk siar pelaksanaan harus dilakukan sesuai dengan persyaratan.

d. Siar Pelaksanaan
Kontraktor harus mengusulkan lokasi siar pelaksanaan dalam gambar
kerjanya. Siar pelaksanaan harus diusahakan seminimum mungkin, agar
perlemahan struktur dapat dikurangi. Siar pelaksanaan tidak dijinkan
untuk melalui daerah yang diperkirakan sebagai daerah basah, seperti
toilet, reservoir dll. Jika tidak ditentukan lain, maka lokasi siar
pelaksanaan harus terletak pada daerah dimana gaya geser adalah
minimal, umumnya terletak pada sepertiga bentang tengah dari panjang
efektif struktur. Pada pengecoran beton yang tebal dan volume yang
besar, lokasi siar pelaksanaan harus dipertimbangkan sedemikian rupa,
sehingga tidak menyebabkan perbedaan temperatur yang besar pada
beton yang tersebut, yang berakibat retaknya beton, disamping adanya
tegangan residu yang tidak diinginkan. Siar pelaksanaan dapat dibuat
secara horizontal dan pengecoran dapat dibagi menjadi berlapis-lapis.
Lokasi siar pelaksanaan tersebut harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.

Kontraktor

harus

mempertimbangkan

di

dalam

penawarannya, segala hal yang berhubungan dengan siar pelaksanaan


seperti erstop, perekat beton, dowel dsb, maupun pembersih permukaan
beton agar dapat dijamin lekatan antara beton lama dan baru. Siar
pelaksanaan harus bersih dari semua kotoran dan bekas beton yang tidak
melekat dengan baik, dan sebelum pengecoran dilanjutkan, harus
dikasarkan sedemikian rupa sehingga agregat besar menjadi terlihat
tetapi tetap melekat dengan baik.

e. Pengangkutan dan Pengecoran Beton


Beton harus diangkut dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat tiba
dilokasi proyek dalam keadaan yang masih memenuhi spesifikasi teknis.
Jika lokasi pembuatan cukup jauh dari proyek, maka harus digunakan
admixtures yang dapat memperlambat proses pengerasan dari beton.
Spesifikasi Teknik

VI-29

Pada saat beton diangkut ke lokasi pengecoran juga harus diperhatikan,


agar tidak terjadi pemisahan antara bahan-bahan dasar pembuat beton.
Pada saat pengecoran tinggi jauh dari beton segar harus kurang dari
1.50 meter. Hal ini sangat penting agar tidak terjadi pemisahan antara
batu

pecah

yang

berat

dengan

pasta

beton

sehingga

dapat

mengakibatkan kwalitas beton menjadi menurun. Untuk itu harus


disiapkan alat bantu seperti piuap tremi sehingga syarat ini dapat
dipenuhi. Sebelum pengecoran beton harus dijaga agar tetap dalam
kondisi plastis dalam waktu yang cukup, sehingga pengecoran beton
dapat dilakukan dengan baik. Kontraktor harus mengajukan jumlah alat
dan personil yang akan mendukung pengecoran beton, yang dianalisa
berdasarkan besarnya volume pengecoran yang akan dilakukan. Sebagai
gambaran setiap alat pemadam maupun memadatkan sekitar 5 8 m3
beton segar per jam. Beton segar dicampurkan harus ditempatkan
sedekat mungkin dengan lokasi akhir, sehingga masalah segregasi dan
pengerasan beton dapat dihindarkan dan selama pemadatan beton masih
bersifat plastis.

3.2.7. Pemadatan Beton


a.

Alat Pemadat Beton / Concrete Vibrator


Beton yang akan dicor harus segera dipadatkan dengan alat pemadat
(vibrator)

dengan

tipe yang disetujui

oleh Konsultan

Pengawas

Pemadatan tersebut bertujuan untuk mengurangi udara pada beton yang


akan mengurangi kwalitas pada beton. Pemadatan tersebut berkaitan
dengan kelecakan (workability) beton. Pada cuaca panas kelecakan beton
menjadi sangat singkat, sehingga slump yang rendah-rendah biasanya
merupakan masalah. Untuk itu harus disediakan vibrator dalam jumlah
yang memadai, sesuai dengan besarnya pengecoran yang akan
dilakukan. Minimum harus dipersiapkan satu vebriator cadangan yang
akan dipakai, jika ada vebriator cadangan yang akan dipakai, jika ada
vebriator yang rusak pada saat pemadatan sedang berlangsung. Alat
pemadat

harus

di

tempatkan

sedemikian

rupa

sehingga

tidak

menyentuh besi beton.


b.

Lokasi Pemadatan yang Sulit


Pada lokasi yang diperkirakan sulit untuk dipadatkan seperti pada
pertemuan balok kolom, dinding beton yang tipis dan pada lokasi
pembersihan

yang

mempersiapkan

rapat

metode

dan

rumit,

maka

kontraktor

khusus

untuk

pemadatan

beton

harus
yang

disampaikan kepada Konsultan Pengawas paling lambat 3 hari sebelum

Spesifikasi Teknik

VI-30

pengecoran dilaksanakan, agar tidak terjadi keropos pada beton,


sehingga secara kualitas tidak akan disetujui.
c.

Pemadatan Kembali
Jika permukaan beton mengalami keretakan dalam kondisi masih plastis,
maka

beton

tersebut

harus

dipadatkan

kembali

sesuai

dengan

rekomondasi Konsultan Pengawas agar retak tersebut dapat dihilangkan.


d.

Metode Pemadatan Lain


Jika dipandang perlu Kontraktor dapat mengusulkan cara pemadatan lain
yang dipandang dapat menyebabkan perbedaan temperatur yang besar
antara permukaan dan inti beton. Hal ini dapat menyebabkan keretakan
struktur dan terjadinya tegangan menetap pada beton, tanpa adanya
beban yang bekerja.

3.2.8. Temperatur Beton Segar


Dalam waktu 2 menit setelah contoh diambil, sebuah termometer yang
mempunyai skala 5 s/d 100o C, harus dimasukkan ke dalam contoh tersebut
sedalam 100 mm. Jika temperatur sudah stabil selama 1 menit, maka
temperatur tersebut harus dicatat dengan ketelitian 1o C.

3.2.9. Perawatan Beton


a. Tujuan Perawatan
Perawatan beton bertujuan antara lain untuk menjaga agar tidak terjadi
kehilangan zat cair pada saat pengikatan awal terjadi dan mencegah
penguapan air dari beton pada umur beton awal dan juga mencegah
penguapan air dari beton pada umur beton awal dan juga mencegah
perbedaan temperatur dalam beton yang dapat menyebabkan terjadinya
keretakan dan penurunan kualitas beton. Perawatan beton harus
dilakukan begitu pekerjaan pemadatan beton selesai dilakukan. Untuk itu
harus dilakukan perawatan beton sedemikian sehingga tidak terjadi
penguapan yang cepat terutama pada permukaan beton yang baru
dipadatkan.

b. Lama Perawatan
Permukaan beton harus dirawat secara baik dan terus menerus dibasahi
dengan air bersih selama minimal 7 hari segera setelah pengecoran
selesai. Untuk elemen vertikal seperti kolom dan dinding beton, maka
beton tersebut harus diselimuti dengan karung yang dibasahi terus
menerus selama 7 hari.

Spesifikasi Teknik

VI-31

c. Perlindungan Beton Tebal


Untuk pengecoran beton dengan ketebalan lebih dari 600 mm, maka
permukaan beton harus dilindungi dengan material (antara lain stereo
foam) yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, agar dapat memantulkan
radiasi akibat panas. Material tersebut harus dibuat kedap, agar
kelembaban permukaan beton dapat dipertahankan.

d. Acuan Metal
Setiap acuan yang terbuat dari metal, beton ataupun material lain yang
sejenis, harus didinginkan dengan air sebelum pengecoran dilakukan.
Acuan tersebut dihindari dari terik matahari langsung, karena sifatnya
yang mudah menyerap dan mengantarkan panas. Perlakuan yang kurang
baik akan menyebabkan retak-retak yang parah pada permukaan beton.
e. Curing Compound
Cara lain yang banyak digunakan saat ini adalah dengan menggunakan
curing compound. Jenis dan type curing compound yang digunakan
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Harus diperhatikan agar tidak
terjadi penurunan temperatur yang cepat pada permukaan beton
sehingga dapat menyebabkan keretakan pada permukaan beton.

3.2.10. Cara Untuk Menghindari Keretakan Pada Beton


a. Alat monitoring
Untuk pekerjaan beton dengan tebal lebih dari 600 mm, Kontraktor harus
menyediakan peralatan yang dibutuhkan untuk mengukur dan memonitor
segala

kejadian

berlangsung.

yang

mungkin

terjadi

Monitoring dilakukan

selama

pekerjaan

beton

minimal selama 7 hari sejak

pengecoran selesai. Kontraktor wajib menyediakan alat pengukur


temperatur yang akan diletakkan pada dasar beton, di dalam beton, dan
dipermukaan beton dengan jarak vertikal antara alat ditetapkan maksimal
50 cm. Sedangkan jarak horizontal antara titik satu dengan lainnya
maksimal 10 meter. Lokasi alat pengukur dan metode pengukur suhu
tersebut

harus

diusulkan

kepada

Konsultan

Pengawas

untuk

mendapatkan persetujuan.

b. Perbedaan Temperatur
Umumnya permukaan beton harus didinginkan secara mendadak, yang
terpenting adalah tidak terjadi perbedaan temperatur yang besar (>20oC)
antara permukaan dan inti beton dan beton harus dihindarkan dari sinar
matahari langsung ataupun tiupan angin.

Spesifikasi Teknik

VI-32

c. Material Bantu
Disamping peralatan juga dibutuhkan material pembantu yang mungkin
dapat dicampur ke dalam beton maupun yang akan digunakan pada saat
perawatan beton untuk mencegah terjadinya penguapan yang terlalu
cepat.

d. Lebar Retak
Suatu struktur beton pasti akan mengalami suatu retakan, dan lebar
retak yang diijinkan maksimal sebesar 0,004 kali tebal selimut beton.

e. Antisipasi Perbedaan Temperatur


Kontraktor harus menyiapkan semua yang dibutuhkan untuk mengatasi
jika perbedaan temperatur menjadi lebih dari 20 derajat C, misalnya
dengan mempertebal isolasi yang sudah digunakan atau membuat isolasi
menjadi benar-benar kedap terhadap angin dan udara. Hal ini harus
segera dilakukan agar perbedaan temperatur tidak menjadi besar. Untuk
itu harus disiapkan material isolasi lebih dari kebutuhan sebelum
pengecoran dilakukan.

f.

Hal Hal Lain


Beberapa hal yang harus diperhatikan baik sebelum, selama maupun
sesudah pengecoran beton adalah :
1. Usahakan agar semua material dasar yang digunakan tetap dalam
kondisi terlindung dari sinar matahari, sehingga temperatur tidak
tinggi pada saat pencampuran dimulai.
2. Air yang akan digunakan harus didinginkan, misalnya dengan
mengganti sebagian air dengan es, sehingga temperatur menjadi
lebih besar.
3. Semen yang digunakan mempunyai hidrasi rendah.
4. Jika mungkin, tambahkan nitrogen cair ke dalam campuran beton.
5. Waktu antara pengadukan beton dan pengecoran harus dibatasi
maksimal 2 jam.
6. Lakukan pengecoran bertahap sedemikian rupa, misalnya dengan
membuat siar pelaksanaan secara horizontal pada beton yang tebal,
sehingga tebal satu lapis pengecoran menjadi kurang lebih 1 meter
dan perbedaan temperatur dapat dikontrol.
7. Jika mungkin diusulkan pengecoran dilakukan pada malam hari
dimana temperatur lapangan sudah lebih rendah dari dibandingkan
dari siang hari.

Spesifikasi Teknik

VI-33

8. Harus disiapkan isolasi panas yang merata pada pada seluruh


permukaan beton yang terbuka untuk mencegah tiupan angin dan
menjaga agar temperatur tidak terlalu berbeda pada seluruh
penampang beton.
9. Lakukan perawatan awal segera setelah pemadatan selesai dan harus
diteruskan sampai system isolasi terpasang seluruhnya.
10. Sediakan pelindung sehingga permukaan beton terlindung dari sinar
matahari dan angin. Hal ini dapat dilakukan membuat dinding pada
sekeliling daerah pengecoran dengan plastik atau material sejenis,
demikian juga pada bagian atasnya.

g. Retak di Luar Batas yang Disyaratkan.


Jika setelah pemadatan selesai masih terjadi keretakan diluar batas yang
diijinkan, maka Kontraktor harus melaporkan hal tersebut secara tertulis
yang berisi antara lain metode kerja dan peralatan yang digunakan
berikut komposisi campuran yang digunakan kepada Konsultan Pengawas
untuk

dievaluasi

lebih

lanjut.

Kontraktor

tidak

diijinkan

untuk

memperbaiki keretakan tersebut sebelum mendapatkan persetujuan


tertulis dari Konsultan Pengawas.

3.2.11. Adukan Beton yang Dibuat Di Tempat (Site Mixing)


Untuk mendapatkan kualitas beton yang baik, maka untuk beton yang dibuat
di lapangan harus memenuhi syarat-syarat :
a. Semen diukur menurut berat
b. Agregat kasar diukur menurut berat
c. Pasir diukur menurut berat
d. Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin
(concrete batching plant)
e. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin beton
f.

Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan


berada dalam mesin pengaduk

g. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan
lebih dahulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai

3.3. Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan/ Galvalume


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.
Spesifikasi Teknik

VI-34

2. Pekerjaan ini meliputi antara lain :


a. Pengadaan dan pemasangan Rangka Atap, klem-klem, plat klemklem sambungan rangka.
b. Dan lain-lain komponen yang ditunjukkan pada gambar.

b. Persyaratan Bahan dan Pelaksanaan


1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus
dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan
aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar
perhitungan mengacu pada standar peraturan yang berkompeten
dengan menunjukkan hasil perhitungan tersebut sebelum pekerjaan
dimulai kepada direksi dan pengawas.
2. Produk Baja ringan yang dipakai adalah produk kencana truss/setara
dengan spesifikasi sbb :

Kuda-kuda Profil C tebal minimal 1 mm

Reng Profil U tebal minimal 0,45 mm

3. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar


kerja.
4. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan
menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan
dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
5. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang
dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda
sesuai dengan desain sistem rangka atap.
6. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua
struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan
hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi
mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
7. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 5 (lima) buah lembar
genteng metal yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak
penyedia konstruksi baja ringan dapat memasang reng dengan jarak
yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng tersebut sudah harus
ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
8. Jaminan Struktural
a. Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang
melebihi ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur
rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku
dan reng.
b. Jarak pemasangan maksimal 120cm antar kuda kuda.

Spesifikasi Teknik

VI-35

c. Mutu Baja Karena ketebalan profil baja ringan sangat tipis (yang
beredar di Indonesia berkisar 0,5 sampai 1 mm), bahan baja yang
harus dipakai adalah baja mutu tinggi atau biasa disebut HI-TEN
(High Tension Steel). Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan
kondisi sesuai dengan Peraturan Pembebanan Indonesia dan
mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum
pada

Cold

Standard/New

formed

code

for

Zealand

Standard

structural
4600:1996)

steel(Australian
dengan

desain

kekuatan strukural berdasarkan Dead and live loads Combination


(Australian Standard 1170.1 Part 1) & Wind load(Australian
Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan
ketentuan Screws-self drilling-for the building and construction
industries(Australian Standard 3566).
9. Garansi
Garansi dari pabrik/produsen minimal 10 tahun dengan memberikan
sertifikat garansi kepada pengguna bangunan, serta produk yang
dipakai bersertifikat SNI.

Spesifikasi Teknik

VI-36

PASAL 4. PEKERJAAN ARSITEKTUR

4.1. Umum
4.1.1. Ketentuan Umum
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan

ini

meliputi

penyediaan

tenaga kerja,

bahan-bahan,

peralatan dan alat-alat bantu serta cara kerja yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
2. Pada spesifikasi teknis ini diatur seluruh pekerjaan berdasarkan
peraturan dan ketentuan yang berlaku, baik yang bersifat daerah,
nasional, maupun internasional, serta berdasarkan jenis bahan /
material, cara pelaksanaan (metode) dan sistem yang dibutuhkan.
3. Seluruh pekerjaan akan dikelola (manage) oleh konsultan pengawas,
yaitu dalam hal Koordinasi dan Pengawasan, mencakup mutu hasil
kerja (kualitas), Waktu pelaksanaan (Schedule) dan Pembiayaan.
4. Seluruh

pekerjaan

yang berkaitan dengan estetika,

penentuan

warnanya harus terlebih dahulu dikonsultasikan dengan Konsultan


Perencana serta mendapat persetujuan dari (Owner).

b. Peraturan-peraturan yang dipakai

Peraturan-peraturan / standar setempat yang biasa dipakai.


Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ; NI-2.
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 ; NI-5
Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 ; NI-8
Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat
Ketentuan-ketentuan umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan
Umum (A.V.) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran
Negara No. 14571.

Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis


yang diberikan Konsultan pengawas.

Standart Normalisasi Jerman (D.I.N.).


American Society for Testing and Material (A.S.T.M.).
American Concrete Institute (A.C.I.).
Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 150078A

Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII
0404-80.

Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/008775/0075-75.


Spesifikasi Teknik

VI-37

Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal 9, AVGNOR P18303 dan NZS-3121/1974.

Pengendalian seluruh pekerjaan beton ini harus sesuai dengan


persyaratan : PBI 1971 (NI-2) PUBI 1982 dan (NI-8).

Standar dari bahan waterproofing mengikuti prosedur yang ditentukan


oleh pabrik dan standar-standar lainnya seperti :NI.3, ASTM 828,
ASTME, TAPP I 803 dan 407.

Pengendalian pekerjaan keramik harus sesuai dengan peraturan ASTM,


NI-129, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.

Pengendalian seluruh pekerjaan karpet harus sesusi dengan peraturanperaturan ASTM E-648 dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
pabrik.

Syarat bahan glass block sesuai dengan standar pabrik, tanpa cacat
serta memenuhi dalam PUBI 1982 pasal 63 dan SII 0189/78.

Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai dengan persyaratan dalam
NI-5 (PKKI tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan
dalam SII 0458-81.

Pengendalian seluruh pekerjaan cat, harus memenuhi ketentuanketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan
pada PUBI 1982 pasal 54 dan NI-4.

Bahan cat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang


ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 53, BS No. 3900 : 1970/1971, AS.K41 dan NI.4, serta mengikuti ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.

Persyaratan bahan marmer harus konsisten terhadap PUBI pasal 26


dan

SII 0015-76.

c. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Semua jenis pekerjaan harus dibuatkan shop drawing dan diajukan
kepada Konsultan

pengawas

untuk

diperiksa yang selanjutnya

dimintakan persetujuan kepada Konsultan Perencana.


2. Semua bahan material, terutama finishing utama sebelum dikerjakan,
Kontraktor harus mengajukan 2 atau 3 buah contoh produk yang
setara

kepada

Perencana,

Konsultan

selanjutnya

pengawas

Perencana

untuk

diserahkan

mengajukan

bahan

kepada
material

tersebut kepada pemberi tugas untuk mendapatkan persetujuannya.


3. Hal-hal

yang bertalian

erat dengan

estetika seperti

: warna

cat,keramik, batu temple, politur dan sebagainya harus mendapat


persetujuan

dari

Perencana

(Arsitek)

terlebih

dahulu

sebelum

dilaksanakan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan


Spesifikasi Teknik

VI-38

material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya


tambahan.
4. Kontraktor

harus

menyerahkan

(dua)

copy

ketentuan

dan

persyaratan teknis operatif dari pabrik material yang bersangkutan


termasuk mengajukan cara perawatan / maintenance seluruh bahan /
material bangunan sebagai informasi bagi Konsultan pengawas dan
untuk dapat digunakan kelak oleh Pemilik Bangunan.
5. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan
agar dapat melakukan penyelesaian / penggantian dalam suatu
pekerjaan, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus
disetujui Konsultan pengawas.
6. Semua material yang dikirim ke site / lapangan harus dalam keadaan
tertutup atau dalam kantong / kaleng yang masih disegel dan berlabel
pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan
tidak ada cacat.
7. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik,
terlindung,

bersih.

Tempat

penyimpanan

bahan

harus

cukup

menampung kebutuhan bahan, dan dilindungi sesuai dengan jenisnya


seperti yang disyaratkan dari pabrik.
8. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site /
lapangan yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan
untuk dimulainya pekerjaan.
9. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan
lainnya Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan
pengawas. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pekerjaan di
tempat tersebut sebelum kelainan / perbedaan diselesaikan.
10.

Setiap produk yang diajukan oleh Main / Sub Kontraktor harus

dilengkapi dengan cara perawatan / maintenance dari produk tersebut


yang :

Sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik yang bersangkutan ;


Sesuai dengan persyaratan / peraturan setempat ;
Disetujui oleh konsultan pengawas.
11.

Untuk setiap pekerjaan cat, maka Kontraktor atau aplikator :

Harus kepada pabrik cat sesuai dengan jumlah kebutuhan proyek ;


memberikan surat penunjukkan dari pabrik cat yang bersangkutan /
rekomendasi sebagai applicator ;

Harus melakukan pengecatan secara full system ;


Harus mengajukan sistem pengecatan dan jenis cat ;
Harus mengajukan urutan kerja ;
Harus mengajukan bukti pesanan ;
Spesifikasi Teknik

VI-39

Harus memberikan surat jaminan supply dari pabrik cat sampai


proyek selesai

Harus memberikan surat jaminan mutu berbentuk sertifikat garansi


yang dikeluarkan oleh pabrik cat (produsen) yang ditandatangani
Direktur Perusahaan, dengan dilampiri surat Pengantar dari Main
Kontraktor.

4.1.2. Pekerjaan Pendahuluan


a. Pengukuran
1. Kontraktor

harus

menyediakan

alat-alat

ukur

sepanjang

masa

pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman. Setiap kali


dianggap perlu, harus siap untuk mengadakan.
2. Untuk

menetukan

mengadakan

koordinat

pengukuran

bangunan,

dan

Kontraktor

penggambaran

diwajibkan

kembali

lokasi

pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai


peil ketinggian tanah untuk menentukan elevasi 0,00, letak pohon
yang perlu dipertahankan (apabila ada), letak batas-batas site dengan
alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
3. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya, harus segera dilaporkan kepada Konsultan
pengawas untuk diminta keputusannya, setelah berkonsultasi dengan
Perencana.
4. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan
alat-alat

Waterpass

Theodolith

yang

ketepatannya

dapat

dipertanggungjawabkan.
5. Kontraktor harus menyediakan Theodolith / Waterpass beserta petugas
yang cakap melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Konsultan
pengawas selama pelaksanaan proyek.
6. Pengukuran sudut siku-siku dengan benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang
disetujui oleh Konsultan pengawas.
7. Segala pekerjaan pengukuran persiapan menjadi tanggung jawab
kontraktor.

4.2. Spesifikasi Umum


4.2.1. PEKERJAAN PASANGAN
a. PENJELASAN UMUM
1. Pekerjaan

ini

meliputi

penyediaan

tenaga kerja,

bahan-bahan,

peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

Spesifikasi Teknik

VI-40

masing-masing pekerjaan sehingga mendapatkan hasil yang baik dan


sempurna.
2. Penggunaan masing-masing jenis pasangan dapat dilihat pada gambar
rencana ataupun petunjuk / perintah Direksi / Pengawas Lapangan.
3. Pengendalian Pekerjaan :
Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada :
- PUBI

1982

- NI-3

1970

- NI-10

1973

- SII-0021

1978

b. PASANGAN BATU BATA


1. Lingkup Pekerjaan
Pasangan batu bata dilaksanakan untuk dinding / tembok gedung,
pondasi ringan, saluran, bak-bak bunga, ataupun pasangan batu bata
lainnya yang ditunjuk pada gambar rencana.
2. Bahan
a. Batu bata yang dikehendaki adalah batu bata lokal yang berkualitas
baik yaitu dengan hasil pembakaran yang matang berukuran sama
kira-kira 6 x 12 x 20 cm tidak boleh terdapat pecah-pecah (melebihi
20%) dan tidak diperbolehkan memasang bata yang pernah
dipakai.
b. Sebagai Semen dan Pasir untuk pasangan batu bata ini harus sama
dengan kualitas seperti yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.
c. Kecuali ditentukan lain semua pasangan batu bata dipasang dengan
perekat dengan campuran 1pc : 6ps, kecuali pasangan batu bata
trasram dengan campuran 1pc : 3ps .
3. Pelaksanaan
a. Dimana diperlukan menurut direksi, pemborong harus membuat
shop drawing untuk pelaksanaan pembuatan adukan dan pasangan.
b. Tentukan perbandingan campuran spesi dan tebal adukan yang
diperlukan.
Adukan dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang
digunakan sesuai dengan petunjuk Perencana / Direksi.
c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua
petunjuk dalam gambar arsitektur terutama gambar detail dan
gambar potongan mengenai ukuran tebal / tinggi / peil dan bentuk
profilnya.

Spesifikasi Teknik

VI-41

d. Pasangan batu bata harus dipasang tegak lurus, siku, rata, dan
tidak boleh terdapat retak-retak, dipasang dengan fungsi, ukuran
ketebalan dan ketinggian yang ditentukan dalam gambar rencana.
e. Mencampur Perekat
Perekat harus dicampur dalam alat pencampur yang telah disetujui
atau dicampur dengan tangan pada permukaan yang keras, dilarang
memakai perekat yang sudah mulai mengeras untuk dipakai lagi.
f. Sebelum dimulai pemasangan batu bata harus direndam lebih
dahulu dengan air dan permukaan yang akan dipasang harus basah
juga dan untuk semua sambungan harus dikorek paling sedikit 0,5
cm agar penyelesaian dinding / plesteran dapat melekat dengan
baik, sedang dimana ada pertemuan kusen kayu dengan tembok
harus diberi nat selebar 1cm dan dalam 1 cm.
g. Pemasangan tembok bata hanya diperbolehkan maksimum setinggi
1,00 m untuk setiap harinya.
h. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan bata merah
sama sekali tidak diperkenankan.
i. Pasangan tembok dipasang seluas 12,00 m2, bila lebih harus
dipasang beton praktis ukuran penampang 11 x 11 cm dengan
tulangan 4 10, beugel 6 200.
j. Syarat-syarat penerimaan :
- Pasangan batu bata dapat diterima / diserahkan apabila deviasi
bidang pada arah diagonal dinding seluas 12 m2 tidak lebih dari
0,5 cm (sebelum diaci / diplester).
- Toleransi terhadap as dinding adalah kurang lebih 1 cm (sebelum
diaci / diplester).
k. Pasangan batu bata untuk dinding batu harus menghasilkan
dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah
25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar
tegak lurus.

4.2.2. PEKERJAAN PLESTERAN SEMEN


a. Lingkup pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
2. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata
pada kedua sisi bidangnya (dalam dan luar), plesteran dinding beton,

Spesifikasi Teknik

VI-42

pengisi dan perekat pada pemasangan bahan finishing, serta seluruh


detail yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Persyaratan Bahan
1. Campuran pasir (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benarbenar bersih dan bebas dari segala macam kotoran, serta harus
melalui ayakan # 1,6 2,0 mm.
2. Pada pemasangan aduk / spesi agar menggunakan :
Pada setiap pertemuan 2 (dua) bahan yang berbeda, seperti :
pertemuan kolom dinding bata, plat beton dinding bata, kolom baja
yang difinish plaster dan sebagainya untuk menghindarkan retak
rambut, diberi nat dengan lebar nat 5mm dan dalamnya 5 mm.
3. Pada area tempat terjadi pertemuan bahan yang berbeda (misalnya :
kolom beton-bata atau balok betonbata) dipasang kawat ayam
dengan overlap yang cukup untuk mencegah keretakan.
4. Finishing

plesteran

menggunakan

cat

sesuai

gambar,

seperti

dinyatakan dalam RKS Pekerjaan Pengecatan.


c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 6
pasir, kecuali untuk plesteran dinding trasram dengan campuran
campuran 1 PC : 3 pasir.
2. Pasir pasang yang digunakan harus bersih, bebas dari Lumpur serta
material tidak terpakai lainnya, diayak terlebih dahulu dengan mata
ayakan d 3 mm seperti yang dipersyaratkan.
3. Material lain yang terdapat dalam persyaratan di atas tetapi
dibutuhkan untuk menyelesaikan / penggantian pekerjaan dalam
bagian ini, harus bermutu baik dari jenisnya dan disetujui konsultan
pengawas.
4. Sement porlant yang dikirim ke site / lapangan harus dalam keadaan
tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel
pabriknya, bertuliskan tipe dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan
tidak ada cacat.
5. Bahan harus disimpan di tempat kering, berventilasi baik, terlindung,
bersih,

tempat

penyimpanan

bahan

harus

cukup

menampung

kebutuhan bahan, dilindungi sesuai dengan jenisnya yang disyaratkan


dari pabrik.
6. Semua bahan yang sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada
konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan
ketentuan / persyaratan dari pabrik yang bersangkutan, material yang
tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang mutunya sesuai
dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
Spesifikasi Teknik

VI-43

7. Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor diharuskan memeriksa site /


lapangan yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan
untuk mulainya pekerjaan.
8. Bila kelainan dalam hal apapun antara gambar, sepesifikasi dan lainnya
kontraktor harus segera melaporkan kepada manajemen kotruksi.
Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pekerjaan di tempat
tersebut sebelum kelainan / perbedaan diselesaikan.
9. Tebal plesteran 20 mm dengan hasil ketebalan dinding finish 150 mm
atau sesuai yang ditunjukan dalam detail gambar. Ketebalan plesteran
yang melebihi 22 mm harus diberi kawat untuk membantu dan
memperkuat daya lekat pelsteran, pada bagian pekerjaan yang
diijinkan konsultan pengawas.
10.

Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain, seperti kusen dan

pekerjaan lainnya, harus dibut naat (tali air) dengan lebar minimal 5
mm dan dalam 5 mm, kecuali bila ditentukan lain.
11.

Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai

mendapatkan campuran homogen, acian dikerjakan sesudah plesteran


berumur 8 hari (kering betul), sehingga siap untuk di cat atau finish
wall paper.
12.

Kelembaban plesteran harus dijaga, sehingga pengeringan wajar

tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi plesteran setiap kali terlihat


kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan
bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara tetap.
13.

Kontraktor wajib memperbaiki / mengulang / mengganti bila ada

kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa garansi),


atas biaya kontrator selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan
pemilik / pemakai.
14.

Khusus untuk permukaan beton yang akan diplester, maka :

Seluruh permukaan beton yang akan di plester harus di buat kasar


dengan cara dipahat halus.
Sebelum plesteran dilakukan, seluruh permukaan beton yang akan
diplester, dibersihkan dari kotoran, debu dan minyak serta disiram /
dibasahi dengan air semen.
Plesteran beton dilakukan dengan aduk kedap air campuran 1 PC :
3 Ps.
Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan
mata ayakan seperti yang disyaratkan.

Spesifikasi Teknik

VI-44

4.3. PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING


4.3.1. PEKERJAAN SUB LANTAI
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
2. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan di bawah lapisan finishing lantai yang
berlangsung di atas tanah (lantai dasar yang tidak memakai plat
beton) serta sesuai detail yang disebutkan / ditunjukkan pada gambar.

b. Persyaratan Bahan
1. Semen portland harus memenuhi NI 8, 0013-81 dan ASTM C 150078A.
2. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII
0404-80.
3. Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/008775/0075-75.
4. Air harus memenuhi persyaratan PUBI 82 pasal 9, AFNOR P 18 -303
dan NZS 3121/1974.
5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan :
PBI 1971 (NI 2) PUBI 1982 dan (NI - 8).

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan

contoh-contohnya,

untuk

mendapatkan

persetujuan

konsultan pengawas.
2. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi
dibutuhkan untuk peyelesaian / penggantian dalam pekerjaan ini,
harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui konsultan
pengawas.
3. Pekerjaan sub lantai dikakukan langsung di atas tanah, maka sebelum
pasangan sub lantai dilaksanakan terlebih dahulu, lapisan urug di
bawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan
sesuai persyaratan), rata permukaanya dan telah mempunyai daya
dukung maksimum.
4. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara pc, pasir beton dan
kerikil atau split dengan perbandingan 1 : 3 : 5.
5. Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 50 mm atau sesuai yang
disebutkan / disyaratkan dalam detail gambar.
Spesifikasi Teknik

VI-45

6. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata / waterpass, kecuali pada


lantai ruangan-ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu
perlu diperhatikan mengenai kemiringan lantai agar sesuai yang
ditunjukan dalam gambar dan sesuai petunjuk konsultan pengawas.

4.3.2. Pekerjaan Lantai Keramik


a. Lingkup Pekerjaan
1.

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,


peralatan dan alat bantu lainya untuk pelaksanaan pekerjaan
sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

2.

Pekerjaan lantai keramik. Plint keramik ini dilakukan pada seluruh


finishing lantai sesuai yang disebutkan / ditunjukan dalam detail
gambar.

3.

Kontraktor wajib menyediakan cadangan keramik untuk disimpan


pengguna dan digunakan ketika suatu saat terjadi kerusakan
keramik. Kontraktor wajib menyediakan 5 Dus untuk masing-masing
jenis keramik.

b. Persyaratan Bahan
1.

Bahan yang digunakan


a. Lantai keramik
Keramik lantai Roman, Platinum, atau setara dengan ukuran 40
x 40 cm dan 20 x 20 cm atau sesuai gambar.
Keramik dinding merk Roman, Platinum, atau produk lain yang
setara, ukuran 20 x 25 cm atau sesuai gambar.
Keramik Plint ex. Roman, Platinum, atau yang setara ukuran
7x40 cm atau sesuai dengan gambar.
Keramik-kermaik tersebut di atas sebelum dipasang harus
mendapat persetujuaan dari konsultan pengawas setelah
berkonsultasi dengan perencana dan pemilik proyek.

2.

Warna harus sesuai dengan gambar. Masing-masing warna harus


seragam, warna tidak seragam akan ditolak.

3.

Tebal minimal 8 mm atau sesuai dengan standart pabrik, dengan


kekuatan lentur 250 kg/cm2 dan mutu tingkat 1 (grade 1)

4.

Warna ditentukan sesuai gambar.

5.

Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturanperaturan ASTM, peraturan keramik Indonesia (NI 19) dan dari
distributor bahan pengisi siar serta bahan perekat harus memberikan
supervisi dan garansi pemasangan selama 5 tahun.

Spesifikasi Teknik

VI-46

6.

Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus


diserahkan contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari konsultan
pengawas setelah berkonsultasi dengan perencana dan pemilik.

7.

Kontrator

harus

menyerahkan

(dua)

copy

ketentuan

dan

persyaratan teknis operatif dari pabrik sebagai informasi bagi


konsultan pengawas.
8.

Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi


dibutuhkan untuk menyelesaikan / penggantian pekerjaan dalam
bagian ini, harus benar-benar, berkualitas terbaik dari jenisnya dan
harus disetujui konsultan pengawas.

9.

Toleransi terhadap panjang = 0.50% toleransi terhadap tebal.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1.

Pemasangan lantai dan plint dilakukan setelah alas dari lantai keramik
sudah selesai dengan baik dan sempurna serta disetujui konsultan
pengawas (antara lain lantai screed, kering dari lantai screed = min 7
hari,

waterproofing

dan

lain-lain)

baru

pemasangan

keramik

dilaksanakan. Kering sempurna dari lantai beton adalah minimum


berusia 28 hari.
2.

Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak
cacat dan tidak bernoda.

3.

Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.

4.

Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar


siar-siar), harus sama lebar serapat mungkin atau maksimum 3 mm
dan kedalaman maksimum 2 mm atau sesuai detail gambar serta
sesuai petunjuk konsultan pengawas. Siar-siar harus membentuk
garis-garis sejajar lurus dan sama lebar dan sama dalamnya untuk
siar-siar yang berpotongan harus membentuk siku dan saling
berpotongan tegak lurus sesamanya.

5.

Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar sesuai kententuan dalam


persyaratan bahan dengan warna bahan pengisi sesuai dengan warna
bahan yang dipasanganya.

6.

Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong


khusus (mesin elektrik) sesuai persyaratan dari pabrik bersangkutan.

7.

Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam


noda yang terjadi pada permukaan hingga betul-betul bersih.

8.

Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan


pasang atau hal-hal seperti yang ditunjukkan.

9.

Pinggulan pasangan bila terjadi, harus dilakukan dengan gurinda,


sehingga diperoleh hasil pengerjaan yang rapi, siku, lurus dengan
tepian yang sempurna.

Spesifikasi Teknik

VI-47

10. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan


lain selama 3x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada
permukaan.
11. Rencana pemasangan keramik dengan memperhatikan :
a. Tetapkan data level lantai yang tepat.
b. Kontrol level finish lantai melalui beberapa spot level.
c. Untuk menghindari atau mengurangi pemotongan keramik.
d. Untuk memastikan unit keramik yang terpotong menyajikan
penampilan yang seimbang ketika dipasang dan terpasang sebesar
mungkin.
e. Untuk memastikan lokasi naat dan pola lantai sesuai dengan
persetujuan.
f. Bila tidak ada ketentuan lain dalam gambar, keramik akan
dipasang mulai dengan plint adalah rata / lurus.
12. Grouting
a. Keramik diberi grount ketika keramik sudah terpasang dengan
tepat, setelah naat dibersihkan dari kotoran / pencemaran dengan
menggunakan compresor (ditiup)
b. Bersihkan grount yang berlebih dan buat bentuk naat sesuai yang
diinginkan.
c. Ketika grount sudah mengeras, basahi keramik dengan air. Dan
akhirnya poles dengan kain

4.3.3. PEKERJAAN PELAPIS BATU ALAM


a. Lingkup Pekerjaan
1.

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,


peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik.

2.

Pekerjan dinding batu alam dilakukan pada seluruh detail yang


disebutkan / ditunjukan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk
konsultan pengawas.

b. Persyaratan Bahan
1.

Sement porlant yang digunakan harus dari mutu yang terbaik. Terdiri
dari satu jenis, dan merk yang disetujui oleh konsultan pengawas.

2.

Pasir terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahanbahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.

3.

Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak.

4.
Spesifikasi Teknik

Lapisan Dinding dan Batu Alam yang digunakan :


VI-48

a. Jenis bahan yang digunakan adalah :


Batu Alam Paras uk. 20 x 40 cm
Batu Andesit uk. 3 x 20 cm
Batu Granit Black Impala
Batu Candi uk. 10 x 40 cm
b. Finishing permukaan
Rata, potong mesin
Kasar potong mesin
c. Ukuran bentuk : sesuai gambar
d. Ketebalan
Rata-rata minimum 30 mm
Untuk batu alam yang terlihat sisi tebalnya memiliki tebal 50
mm
e. Bahan perekat : adukan 1 PC : 3 pasir
f. Bahan pengisi siar : grout sement porlant
5.

Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan


PUBI

6.

1982

Bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus


diserahkan

contoh-contohnya

untuk

mendapatkan

persetujuan

konsultan pengawas dan perencana.


7.

Pada setiap lembar batu alam dipasang angkur sebagai pengait, dari
bahan kuningan dengan diameter minimal 10 mm. Hasil pemasangan
angkur harus kuat dan kokoh / tidak goyang.

8.

Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi


dibutuhkan untuk menyelesaikan / penggantian pekerjaan dalam
bagian ini, harus benar-benar baru, berkualitas terbaik dari jenisnya
dan harus disetujui konsultan pengawas.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1.

Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus mengajukan 3 (tiga)


buah contoh yang berbeda untuk memperoleh persetujuan dari
konsultan pengawas dan perencana.

2.

Siar-siar batu alam diisi dengan grout semen portland sesuai yang
disyaratkan.

3.

Pemotongan batu alam harus menggunakan alat pemotong mesin


yang khusus untuk itu.

4.

Pemasangan harus dilakukan oleh ahli yang berpengalaman dalam


pemasangan batu alam.

5.

Bidang dinding parapet batu alam harus benar-benar rata. Dan garis
siar-siarnya kira-kira sama lebar.

Spesifikasi Teknik

VI-49

6.

Awal pemasangan batu alam pada dinding serta kemana sisa ukuran
harus diadakan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan konsultan
pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.

7.

Batu alam yang sudah terpasang harus segera dibersihakan dari


segala

macam

noda-noda

yang melekat,

sehingga

mencapai

pekerjaan yang rapih dan sempurna.


8.

Jika tidak ada ketentuan lain dalam gambar, maka untuk pertemuan
ujung dengan ujung batu alam, dilakukan sistem adu manis.

9.

Pemasangan batu alam ini dipasang dengan motif susun sirih


(ketupat) atau sesuai gambar.

4.4. PEKERJAAN PENUTUP ATAP DAN TALANG


4.4.1. Umum
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan penutup atap, dan
talang untuk bagian bangunan tertentu seperti yang terlukis dan
dijelaskan dalam gambar rencana termasuk kelengkapan pendukung
lainnya hingga fungsi masing-masing hasil pekerjaan sempurna.
b. Standart
PUBI

: Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 (NI-

3)
ASTM, A : 370 - 74
SNI

: Standart Nasional Indonesia

c. Contoh Bahan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus memberikan contoh
tiap jenis / type bahan penutup atap yang dipakai, lengkap dengan brosur
dan syarat pelaksanaan dari pabrik.
d. Shop Drawing
Kontraktor harus menyediakan shop drawing yang memperlihatkan
dengan jelas, bagian-bagian atas yang belum tergambar dengan jelas
pada gambar rencana.

4.4.2. Penutup Atap


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan penutup atap genteng metal
(zincalume motif genteng), termasuk pemasangan bubungan, flashing,
talang

dan/atau

seperti

yang

tercantum

dalam

gambar

kerja.

Pemasangan penutup atas lengkap dengan segala accesoriesnya, paku,


skrup,

atau

pengait

lainnya

dan

pekerjaan-pekerjaan

lain

yang

berhubungan, sesuai gambar.

Spesifikasi Teknik

VI-50

2. Persyaratan Bahan
2.1

Penutup Atap Genteng metal warna.


a. Untuk material atap harus baru dengan menggunakan product
Surya Roof/setara.
b.

Kontraktor

wajib

menyediakan

cadangan

genteng

dan

bubungannya untuk disimpan owner dan digunakan ketika


suatu saat terjadi kerusakan. Kontraktor wajib menyediakan
minimal 5 lembar untuk genteng metal dan 5 meter bubungan.

3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pekerjaan pemborong harus menyerahkan
contoh material maupun data teknis dari produsen spandek
kepada Direksi / Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
b. Semua bahan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini
harus tiba di lapangan dalam keadaan utuh, tanpa cacat, nodanoda yang dapat merusak bahan maupun penampilannya dan
harus disetujui Direksi / Konsultan Pengawas.
c. Sebelum pelaksanaan pemasangan, seluruh permukaan atap
harus dibersihkan dengan sapu halus.
d. Kontraktor

harus

memeriksa

dan

memastikan

bahwa

permukaan atas semua gording/atap sudah satu bidang. Jika


belum satu bidang, dapat menyetel atau mengganjal bagianbagian ini terhadap rangka penumpu/gording. Dalam keadaan
apapun juga, untuk mengatur kemiringan atap, ganjal tidak
boleh dipasang langsung dibawah plat kait. Hal ini harus
diperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh kontraktor karena
penyetelan dan pengganjalan tidak tepat akan mengakibatkan
gangguan pengikatan terutama jika jarak penyangga kecil.

4.5. PEKERJAAN PLAFOND


4.5.1. PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM, KALSIBOARD DAN LIST PLAFOND
GYPSUM BOARD
a. Lingkup Pekerjaan
1.

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.

Spesifikasi Teknik

VI-51

2.

Pekerjaan pemasangan plafond dan list plafond gypsum Board Area


sesuai dengan yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan
sesuai dengan petunjuk Konsultan pengawas.

b. Persyaratan Bahan
1.

Bahan Rangka
Sebagai rangka langit langit gypsum digunakan rangka hollow
galvalume 4/4 sebagai rangka utama dan 2/4 sebagai rangka
pembagi kualitas baik yang disetujui oleh direksi dan konsultan
pengawas. Penggantung rangka juga dari bahan yg sama yaitu
hollow 4/4 atau 2/4. Tidak diperkenankan memakai penggantung
kawat atau material yang lentur yang mengakibatkan penurunan di
waktu mendatang.

2.

Penutup langit-langit
Digunakan gypsum board yang bermutu baik produk Elephant, Knauff
atau produk lain yang setara dan telah disetujui oleh Direksi /
konsultan pengawas, tebal = 9 mm dan yang disetujui dalam arti
ketebalan, mutu, jenis dan produk dari bahan tersebut. Jenis yang
digunakan adalah Type water resistant. Untuk area tritisan dan area
tertentu sesuai gambar menggunakan penutup Kalsiboard dengan
tebal 3,5 mm yang disetujui dalam arti ketebalan, mutu, jenis dan
produk dari bahan tersebut.

3.

List penutup langit-langit


Digunakan gypsum Board yang bermutu baik, dari produk yang sama
dengan plafond dan yang telah disetujui oleh Konsultan pengawas
dalam arti ketebalan, mutu, jenis dan produk dari bahan tersebut.
Jenis yang digunakan adalah Type water resistant.

4.

Bahan finishing penutup plafond


1. Finishing penutup langit-langit yang digunakan cat dari bahan dasar
cat yang bermutu baik produk yang telah disetujui Konsultan
pengawas. Sebelum pengecatan semua sambungan / pertemuan
harus rata dan halus (ditreatment). Plafond dan list plafond gypsum
ini difinish dengan cat emulsi.
2. Warna dan corak sesuai gambar / ditentukan kemudian.

c. Syarat-syarat pelaksanaan
1.

Pekerjaan ini dilaksanakan oleh pemborong yang berpengalaman dan


dengan tenaga-tenaga ahli.

2.

Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuuk


membuat shop drawing dan meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk,

Spesifikasi Teknik

VI-52

pola lay-out /

penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan

detail-detail sesuai gambar.


3.

Rangka

langit-langit

dipasang

sisi

bagian

bawah

diratakan,

pemasangan sesuai dengan pola yang ditunjukkan / disebutkan


dalam gambar dengan memperhatikan modul pemasangan penutup
langit-langit yang dipasangnya.
4.

Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak


cembung, kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal :
permukaan

merupakan

bidang

miring

tegak

sesuai

yang

ditunjukkan dalam gambar.


5.

Setelah seluruh rangka langit terpasang, seluruh permukaan rangka


harus rata, lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang,
dan batang-batang rangka harus saling tegak lurus.

6.

Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan


seperti yang telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai
yang ditunjukkan dalam gambar.

7.

Pertemuan antara bidang langit-langit dan dinding, digunakan bahan


seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

8.

Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata tidak melendut.

9.

Seluruh pertemuan antara permukaan langit-langit dan dinding


dipasang list profil dari gypsum dengan bentuk dan ukuran sesuai
dengan gambar.

10. Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih
dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada
bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah
mendapat persetujuan dari Konsultan pengawas.
11. Gypsum board dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan
gambar untuk itu dan setelah gypsum board terpasang, bidang
permukaan langit-langit harus rata, lurus, waterpas dan tidak
bergelombang, dan sambungan antar unit-unit gypsum board tidak
terlihat.
12. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole / access panel
di langit-langit yang bisa dibuka, tanpa merusak gypsum board di
sekelilingnya, untuk keperluan pemeriksaan / pemeliharaan M E.

4.6. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA


4.6.1. Pekerjaan Kusen Partisi Kaca, dan Lourve Aluminium
a. Lingkup Pekerjaan
1.

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,


peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan

Spesifikasi Teknik

VI-53

pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu


baik dan sempurna.
2.

Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, jendela dan lourve


aluminium, seperti yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.

3.

Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan Pekerjaan kusen,


pintu dan jendela, pekerjaan kaca dan cermin.

b. Persyaratan Bahan
1.

Terbuat dari bahan aluminium Framing System, dari produk


dalam/luar

negeri

untuk

rangka

kaca

aluminum

4,

ex.

Alexindo/setara warna coklat yang memenuhi Aluminium extrusi


sesuai SII extrusi sesuai extrusi 0695-82, 0649-8
2.

Untuk kaca menggunakan kaca clear glass ukuran 5 mm, 8 mm, dan
atau sesuai gambar.

3.

Bentuk profil sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, dengan terlebih


dahulu dibuatkan gambar detail rinci dalam shop drawing yang
disetujui Konsultan pengawas dan Perencana.

4.

Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi


warna profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada
waktu fabrikasi unit-unit jendela, pintu, partisi dan lain-lain, profil
harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan
warna yang sama.

5.

Bahan yang akan melalui proses fabrikasi harus diseleksi terlebih


dahulu dengan seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran,
ketebalan, kesikuan, kelengkungan, pewarnaan, yang disyaratkan
Konsultan pengawas.

6.

Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi Rencana Kerja


dan

Syarat-syarat dari

pekerjaan

aluminium serta memenuhi

ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.


7.

Konstruksi kusen dan lourve aluminium yang dikerjakan seperti yang


ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.

8.

Khusus untuk kusen aluminium eksterior (Mullion dan Transome),


bentuk dan ukuran profil aluminium sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar, dengan terlebih dahulu dibuatkan perhitungan struktur
rangka serta pembuatan gambar detail rinci dalam shop drawing
yang disetujui Konsultan pengawas dan Perencana.

9.

Kusen aluminium eksterior memiliki ketahanan terhadap tekanan


angin 120 kg/m2, untuk setiap type dan harus disertai hasil test.

10. Kusen aluminium eksterior memiliki ketahanan terhadap air /


kebocoran air, tidak terlihat kebocoran signifikan (air masuk ke dalam
Spesifikasi Teknik

VI-54

interior bangunan sampai tekanan 137 Pa (positip) dalam jangka


waktu 15 menit, dengan jumlah air minimum 3,4 lt/m2 min.
11. Nilai deformasi diijinkan maksimum 2 mm.
12. Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, dan lain-lain harus
sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil rakitan untuk unit-unit
jendela, pintu dan partisi yang mempunyai toleransi ukuran sebagai
berikut :
a. untuk tinggi dan lebar

1 mm

b. untuk diagonal

2 mm

13. Accessories
a. Sekrup dari galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium
harus ditutup caulking dan sealant.
b. Sealant yang dipergunakan adalah ex. Dow Corning type 795 atau
yang setara.
c. Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel
plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13
mikron sehingga tidak dapat bergerak / bergeser.
14. Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang
bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester
dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari lacquer yang jernih.
Untuk Finising Kayu / Multipleks menggunakan finishing Duco.
Sebelum di cat secara spray, harus didasari dengan lapisan dasar
dempul / poxy spray. Setelah permukaan rata dan halus, maka baru
boleh dikerjakan cat dasar. Cat dasar dilakukan 2 lapis dengan per
lapis sebelumnya dilakukan penghalusan dahulu dengan kertas
gosok. Setelah itu baru dilakukan cat Finishing sesuai warna yang
diinginkan. Terakhir adalah finishing clear (lapisan anti gores) sebagai
penyempurna.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1.

Sebelum

memulai

pelaksanaan

Kontraktor

diwajibkan

meneliti

gambar-gambar dan kondisi di lapangan, terutama ukuran dan peil


lubang bukaan dinding. Kontraktor diwajibkan membuat contoh jadi
(mock-up) untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang
berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain dan dimintakan
persetujuan dari Konsultan pengawas dan Perencana.
2.

Proses fabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum
pekerjaan lapangan dimulai. Proses ini sudah didahului dengan

Spesifikasi Teknik

VI-55

pembuatan shop drawing atas petunjuk Perencana, meliputi gambar


denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran. Kontraktor juga
diwajibkan untuk membuat perhitungan-perhitungan yang mendasari
sistem dan dimensi profil aluminium terpasang, sehingga memenuhi
persyaratan yang diminta / berlaku. Kontraktor bertanggung jawab
penuh atas kehandalan pekerjaan ini.
3.

Semua frame / kusen baik untuk jendela, pintu dan dinding partisi,
dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan
kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

4.

Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk


menghindarkan

penempelan

debu

besi

pada

permukaannya.

Disarankan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan


hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
5.

Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari


arah bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang
sesuai dengan gambar.

6.

Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan
sekrup, rivet, stap dan harus cocok.

7.

Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel


plate setebal 2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.

8.

Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup


anti karat, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar
1.000 kg/cm2. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus
ditutup oleh sealant.

9.

Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kusen


aluminium akan bertemu dengan besi, tembaga atau lainnya maka
permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium
untuk menghindari timbulnya korosi.

10. Toleransi pemasangan kusen aluminium disatu sisi dinding adalah 1025 mm yang kemudian diisi dengan beton ringan / grout.
11. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama
pada ruang yang dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan
jika perlu dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic
resin. Penggunaan ini dilakukan pada swing door dan double door.
12. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar
diberi sealant supaya kedap air dan suara.
13. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk
penahan air hujan.
Spesifikasi Teknik

VI-56

14. Engsel untuk jendela yang bisa dibuka diletakkan sejarak jangkauan
tangan.
15. Profil aluminium yang akan dipilih harus diajukan secepatnya untuk
memperoleh persetujuan Perencana.

4.6.2. Pekerjaan Daun Pintu Dan Jendela


a. Lingkup Pekerjaan
1.

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,


peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan
sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

2.

Pekerjaan pembuatan daun jendela dan pintu kaca dipasang


diseluruh detail yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.

3.

Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan (Pekerjaan alat


penggantung dan kunci) serta (pekerjaan kaca).

b. Persyaratan bahan
1.

Rangka dari bahan aluminium Framing System, yang mutu dan


persyaratan bahannya sama dengan bahan yang digunakan untuk
kusen aluminium ukuran 4, ex. Alexindo/setara warna coklat.

2.

Ukuran daun pintu dan jendela aluminium sesuai yang ditunjukkan


dalam detail gambar, sehingga seluruh persyaratan bahan dapat
terpenuhi.

3.

Untuk panel jendela digunakan bahan kaca sebagaimana disesuaikan,


dengan tebal sesuai dengan perhitungan, mutu AA, yang memenuhi
persyaratan PUBI 82 pasal 63 dan SII 0189-78. Warna kaca akan
ditentukan kemudian.

4.

Gunakan sealant yang elastis dengan kualitas tinggi dari dow corning
type 793 atau setara. Jangan memakai karet / gaskets, karena akan
menyulitkan pengaturan kerataan antar permukaan dan untuk
menghindari distorsi.

5.

Pergunakan foam yang lembut untuk back-up material seperti


polyurethane foam

6.

Pergunakan neoprene rubber dengan kekerasan 90 atau lebih untuk


bahan setting blocks dengan ukuran :
a. Panjang

: (25 x luas kaca dalam m2) mm

b. Lebar

: (tebal kaca 5) mm

c. Tebal

: 6 sampai dengan 12 mm

c. Syarat-syarat pelaksanaan
1.

Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk


meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran

Spesifikasi Teknik

VI-57

dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay-out /


penempatan, cara pemasangan / mekanisme dan detail-detail sesuai
gambar.
2.

Sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari


semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini kepada Konsultan
pengawas minimal 3 (tiga) produk yang setara dari berbagai merk /
pabrik lengkap dengan brosur / spesifikasi dari masing-masing pabrik
yang bersangkutan.

3.

Kontraktor wajib membuat shop drawing yang mencantumkan semua


data produk, ukuran dan cara pemasangan dari pekerjaan tersebut.
Gambar shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu
oleh Konsultan pengawas.

4.

Penimbunan

bahan-bahan

pintu

di

lokasi

pekerjaan

harus

ditempatkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik,


tidak terkena cuaca langsung dan terlindungi dari kerusakan dan
kelembaban.
5.

Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka pintu /


jendela dan penguat lain serta pemasangan kaca, agar tetap terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga kerapihan, tidak
boleh terjadi noda-noda atau cacat bekas penyetelan.

6.

Bentuk / pola dan ukuran harus sesuai gambar dan merupakan


ukuran jadi.

7.

Jika

diperlukan,

harus

menggunakan

sekrup

galvanized

atas

persetujuan Konsultan pengawas, tanpa meninggalkan bekas / cacat


pada permukaan rangka pintu / jendela kaca yang tampak.
8.

Untuk daun pintu / jendela kaca setelah dipasang harus rata, tidak
bergelombang, tidak melincang dan semua peralatan dapat berfungsi
dengan baik.

4.7. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


4.7.1. Pekerjaan Alat Penggantung Dan Pengunci
a. Lingkup Pekerjaan
1.

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,


peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna

2.

Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari


seluruh alat-alat yang dipasang pada daun pintu dan pada daun
jendela serta seluruh detail yang disebutkan / ditentukan dalam
gambar

Spesifikasi Teknik

VI-58

3.

Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan pekerjaan bab 5


(pekerjaan kusen, pintu dan jendela)

b. Persiapan Bahan
1.

Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk solid atau setara
yang bermutu baik, seragam dalam pemilihan warnanya serta dari
bahan-bahan yang telah disetujui Konsultan pengawas

2.

Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan


ketentuan gambar

3.

Perlengkapan untuk pengunci menggunakan produk dorma, yale dan


atau solid yang disetujui oleh direksi dan konsultan pengawas.

4.

Seluruh kunci pintu yang akan dipasang harus direncanakan dan


diatur mengikuti sistem penguncian (locking System) Great grand
Master key, emergency Master dan Contruction Key dari pabrik yang
bersangkutan. Setiap kunci pintu dilengkapi 3 (tiga) buah anak kunci,
demikian pula anak kunci Master / Grand Master / Great Grand
Master / Emergency Master Key disediakan sebanyak 3 (tiga) buah.
Untuk Construction Key disediakan 5 (lima) buah.

5.

Kunci tanam, harus dipasang kuat pada rangka daun pintu

6.

Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish


lainnya yang menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan
sama sekali

7.

Pemasangan door closer pada rangka kusen dan daun pintu, diatur
sedemikian rupa hingga pintu selalu menutup rapat pada kusen
pintu, serta dapat berfungsi dengan baik

8.

Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka,


diberi door stop dari merk dan type seperti yang telah diisyaratkan,
dipasang dengan baik pada dinding atau pada lantai (sesuai dengan
kondisi yang memungkinkan) dengan menggunakan sekrup dan
nylon plug

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1.

Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum


dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada
Konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Pengajuan /
penyerahan harus disertai brosur / spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan

2.

Apabila dianggap perlu, Konsultan pengawas dapat meminta untuk


mengadakan test-test laboratorium yang dilakukan terhadap contohcontoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh

Spesifikasi Teknik

VI-59

biaya

test

laboratorium

menjadi

tanggung

jawab

Kontraktor

sepenuhnya
3.

Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke
bawah.

4.

Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan


lantai ke atas.

5.

Engsel tengah dipasang pada jarak 20 cm (as) di bawah engsel atas

6.

Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah
daun pintu dengan jarak yang sama

7.

Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai


setempat

8.

Posisi lock dan latch harus diajukan oleh Kontraktor kepada


Managemen Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan

9.

Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat

4.8. PEKERJAAN KACA


4.8.1. Pekerjaan Kaca
a. Lingkup Pekerjaan
1.

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,


peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna

2.

Pekerjaan ini meliputi kaca daun pintu, kaca daun jendela, kaca mati

3.

Pekerjaan ini berkaitan dengan Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela


serta Pekerjaan Curtain Wall

b. Persyaratan Bahan
1.

Umum
Kaca adalah benda yang terbuat dari bahan glass yang pipih pada
umumnya mempunyai ketebalan yang sama mempunyai sifat yang
tembus cahaya, diperoleh dari proses pengambangan (Float Glass).
Kedua permukaannya rata, licin dan bening

2.

Khusus
a. Digunakan lembaran kaca bening (clear float glass), produk
ASAHIMAS atau yang setara. Kaca tebal minimun 5 mm, atau
sesuai perhitungan, digunakan untuk pemasangan dinding kaca
daerah Interior dan seluruh pintu kaca Frame, kecuali hal khusus
lain seperti dinyatakan dalam gambar
b. Untuk itu kaca Frameless, baik pintu swing maupun sliding juga
menggunakan produk ASAHIMAS atau yang setara, tetapi dengan

Spesifikasi Teknik

VI-60

ketebalan minimum 12 mm, atau sesuai perhitungan dan telah


melalui proses tempered sesuai standart SINAR RASA (clear float
tempered glass)
3.

Toleransi
a. Panjang-Lebar : ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui
toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik, yaitu toleransi
panjang dan lebar kira-kira 2 mm
b. Kebersihan,

kaca

lembaran

berbentuk

segi

empat

harus

mempunyai sudut siku-siku serta tepi potongan yang rata dan


lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah
1.5 mm per meter panjang
c. Ketebalan : ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh
melampaui toleransi yang ditentukan oleh pabrik, yaitu maksimum
0.3 mm
4.

Ketebalan

semua

perhitungan

dari

kaca

terpasang

pabrik

harus

bersangkutan,

mengikuti
yang

standart

antara

lain

mempertimbangkan penggunaannya pada bangunan, luas / ukuran


bidang kaca (cutting size), maupun tekanan positif dan negatif yang
akan bekerja pada bidang kaca. Perhitungan ini harus disetujui
Konsultan pengawas dan Konsultan Perencana
5.

Cacat-cacat yang diperbolehkan harus sesuai dengan ketentuan dari


pabrik :
a. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang
yang berisi gas yang terdapat pada kaca)
b. Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pandangan.
c. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik
sebagian ataupun seluruh tebal kaca
d. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang
dan lebar ke arah luar / masuk
e. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (weve) ; benang
adalah cacat garis timbul yang tembus pandang, sedang
gelombang

adalah

permukaan

kaca

yang

terobah

dan

mengganggu pandangan
f. Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan
(scratch)
g. Bebas

awan

(permukaan

kaca

yang

mengalami

kelainan

kebeningan)
h. Bebas goresan (luka garis pada permukaan kaca)
i. Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok)
Spesifikasi Teknik

VI-61

6.

Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA (AA Grade Quality)

7.

Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat


persetujuaan Konsultan pengawas sesuai pengarahan dan saran
Perencana

8.

Sisi

kaca

yang

tampak

maupun

yang

tidak

tampak

akibat

pemotongan, harus digurinda / dihaluskan.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1.

Semua gambar dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar,


uraian dan syarat-syarat pekerjaan dalam buku ini, serta ketentuan
yang digariskan / disyaratkan oleh pabrik bersangkutan

2.

Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian

3.

Semua bahan yang akan dipasang harus disetujui oleh konsultan


pengawas

4.

Bahan yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan,


dan diberi tanda agar mudah diketahui

5.

Pemotongan

kaca

harus

rapi

dan

lurus,

serta

diharuskan

menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus, menjadi lembaran


kaca dengan ukuran tertentu (cutting size)
6.

Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka kayu pada pintu panil


sesuai dengan persyaratan, digunakan lis-lis kayu. Pemasangan kacakaca dalam pintu kaca rangka aluminium harus sesuai dengan
persyaratan

7.

Tepi kaca pada sambungan dan antara kaca dengan kayu diberi
sealant untuk menutupi rongga-rongga yang terjadi. Sealant yang
digunakan

adalah

sesuai

dengan

persyaratan

pabrik.

Tidak

diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0.5 cm


dari batas garis sambungan dengan kaca
8.

Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak
diperkenankan retak dan pecah pada sealant / tepinya, bebas dari
segala noda dan bekas goresan

4.9. PEKERJAAN SANITAIR


4.9.1. Pekerjaan Peralatan Dan Perlengkapan Sanitair
a. Lingkup Pekerjaan
1.

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya


peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna

Spesifikasi Teknik

VI-62

2.

Pekerjaan, peralatan dan perlengkapan sanitair ini sesuai dengan


yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar-gambar, uraian dan
syarat-syarat dalam buku ini

b. Persyaratan Bahan
1.

Perlengkapan Sanitair yang digunakan yaitu produk dalam negeri ex.


INA atau produk lain yang setara.

2.

3.

Bahan sanitair :
-

Closet duduk, ex. INA / setara

Kitchen zink ex Metaco / setara

Kran Stainlessteel

Floor Drain Stainlessteel

Semua material harus memenuhi ukuran standart dan mudah


didapatkan dipasaran kecuali bila ditentukan lain

4.

Semua

peralatan

dalam

keadaan

lengkap

dengan

segala

perlengkapannya, sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik


5.

Barang yang dipakai adalah produk yang telah diisyaratkan dalam


uraian dan syarat-syarat dalam buku ini

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1.

Semua barang sebelum

terpasang harus

ditunjukkan

kepada

Konsultan pengawas beserta persyaratan / ketentuan pabrik untuk


mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti
tanpa biaya tambahan
2.

Jika setelah dipasang

perlu diadakan penukaran / penggantian,

maka bahan pengganti harus disetujui Konsultan pengawas terlebih


dahulu berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor
3.

Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambargambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari
bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai
gambar

4.

Bila ada kelainan dalam hal apapun antar gambar dengan gambar,
gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka kontraktor harus
segera melaporkannya kepada Manajemen Konstruksi

5.

Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila


ada kelainan perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut
diselesaikan

6.

Selama pelaksanaan selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk


kesempurnaan hasil pekerjaan

7.

Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada


kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi,

Spesifikasi Teknik

VI-63

atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkab oleh


tidakan Pemilik / Pemakaian / Pemberi Tugas

4.10. PEKERJAAN PENGECATAN (Emulsi & Weathershield)


4.10.1. Pekerjaan Pengecatan Dinding Dan Plafond
a. Lingkup Pekerjaan
1.

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya


peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekejaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna

2.

Pengecatan dinding dan plafond dilakukan pada bagian luar dan


dalam serta pada seluruh detail yang disebutkan dalam gambar

3.

Kontraktor wajib menyediakan cadangan cat untuk disimpan owner


dan digunakan ketika suatu saat terjadi kerusakan cat. Kontraktor
wajib menyediakan 5 kg untuk masing-masing jenis dan warna cat.

b. Syarat-syarat Bahan
1.

Bahan cat yang digunakan adalah dengan proses sebagai berikut :

Pengecatan Luar (Ekstrior) :


Primer

: 1 Lapis Dulux Alkali Resisting Primer, A 931 1050


atau setara, interval 2 jam.

Cat Dasar : 1 Lapis Cat Dasar Eksterior interval 2 jam, sehingga


dicapai permukaan yang merata dan sama tebal.
Cat Penutup : 2 lapis DULUX Weathershield,

2 x 30 micron,

interval 2 jam, sehingga dicapai permukaan yang


merata dan sama tebal.

Pengecatan Dalam (interior) :


Primer

: 1 Lapis Plamir, interval 2 jam sedemikian rupa


sehingga

permukaan bidang merata, halus dan

sama tebal.
Cat Dasar : 1 Lapis Cat Dasar Interior interval 2 jam, sehingga
dicapai permukaan yang merata dan sama tebal.
Cat Penutup : 2 lapis cat halus ex. Catylac atau setara setebal
untuk 2 x 30 micron, interval 2 jam, sehingga dicapai
permukaan yang merata dan sama tebal.
2.

Untuk mendapatkan hasil solid, pengecatan dilakukan dengan sistem


spray

3.

Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuanketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan
pada PUBI 1982 pasal 54 dan NI-4

4.
Spesifikasi Teknik

Type dan warnanya akan ditentukan kemudian


VI-64

c. Syarat- syarat Pelaksanaan


1.

Semua bidang Pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat


cacat (retak, lubang dan pecah-pecah)

2.

Pengecatan

tidak

dilakukan

selama

masih

adanya

perbaikan

pekerjaan pada bidang pengecatan


3.

Bidang pengecatan harus dalam keadaan kering serta bebas dari


debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak
atau mengurangi mutu pengecatan

4.

Seluruh Bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan


cat dasar, bahan plamur dari produk yang sama dengan cat yang
digunakan

5.

Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan


pengawas serta seluruh pekerjaan instalasi didalamnya telah selesai
dengan sempurna

6.

Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus


menyerahkan / mengirimkan contoh bahan dari beberapa macam
hasil

produk

kepada

Konsultan

pengawas.

Selanjutnya

akan

diputuskan jenis bahan dan warna yang akan digunakan. Konsultan


pengawas akan mengintruksikan kepada Kontraktor selama tidak
lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan
7.

Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagai standart


untuk pemeriksaan / penerimaan setiap bahan yang dikirim oleh
Kontraktor ke tempat pekerjaan

8.

Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagi standat untuk
pemeriksaan / penerimaan setiap bahan yang dikirim oleh Kontrktor
ke tempat pekerjaan

9.

Sebelum pekerjaan dapat dimulai atau dilakukan, percobaanpercobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor untuk
mendapatkan persetujuan Perencana dan Konsultan pengawas.
Pengerjaan

harus

sesuai

dengan

ketentuan-ketentuan

yang

diisyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan


10. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak
terdapat noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan
terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain
11. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam
pengerjaan,

perawatan

dan

keberhasilan

pekerjaan

sampai

penyerahan pekerjaan

Spesifikasi Teknik

VI-65

12. Bila terjadi ketidak-sempurnaan atau kerusakan dalam pengerjaan,


kontraktor harus memperbaiki / mengganti dengan bahan yang sama
mutunya tanpa adanya tambahan biaya
13. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil /
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut,
sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan sempurna

4.10.2. Pekerjaan Pengecatan Kayu


a. Lingkup Pekerjaan
1.

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,


peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna

2.

Pekerjaan pengecatan ini meliputi pengecatan permukaan kayu yang


tampak serta pada seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan
dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan pengawas

b. Persyaratan Bahan
1.

Semua bahan cat yang digunakan adalah cat produk Patna Surabaya
, Mataram Surabaya (EMCO) atau produk lain yang setara.

2.

Untuk mendapatkan hasil solid, pengecatan dilakukan dengan sistem


spray

3.

Pengecatan dilakukan sampai memperoleh hasil pengecatan yang


rata dan sama tebalnya

4.

Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang


ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 53, BS No. 3900.1970/1971, AS41 dan NI-4, serta mengikuti ketentuan-ketentuandari pabrik yang
bersangkutan

5.

Warna akan ditentukan kemudian

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1.

Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat


cacat (retak, lubang dan pecah-pecah)

2.

Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan halus dengan


bahan amplas kayu. Setelah memenuhi persyaratan barulah siap
untuk dimulai pekerjaan pengecatan dengan persetujuan konsultan
pengawas

3.

Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan


pekerjaan pada bidang pengecatan

4.

Bidang pengecatan dalam keadaan kering serta bebas dari debu,


lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau
mengurangi mutu pengecatan

Spesifikasi Teknik

VI-66

5.

Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, kontraktor harus


menyerahkan / mengirimkan contoh bahan dari 3 (tiga macam hasil
produk

kepada

konsultan

pengawas,

yang

selanjutnya

akan

diputuskan jenis bahan dan warna yang akan digunakan. Konsultan


pengawas akan menginstruksikan kepada kontraktor dalam waktu
tidak lebih dari 7 (tujuh) hari dari kalender setelah contoh bahan
diserahkan
6.

Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik


pembuatnya

7.

Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagai standart


untuk pemeriksaan dari penerimaan bahan yang dikirim oleh
kontraktor ke tempat pekerjaan

8.

Sebelum pekerjaan dimulai percobaan-percobaan bahan dan warna


harus dilakukan oleh kontraktor untuk mendapatkan persetujuan
perencana dan konsultan pengawas. Pengerjaan harus dilakukan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik
yang bersangkutan

9.

Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak
terdapat noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan
terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain

10. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam


pengerjaan,

perawatan

dan

keberhasilan

pekerjaan

sampai

penyerahan pekerjaan
11. Bila terjadi ketidaksempurnaan atau kerusakan dalam pengerjaan,
kontraktor harus memperbaiki dan menggantinya dengan bahan yang
sama mutunya tanpa adanya tambahan biaya
12. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja yang terampil
dan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan
tersebut, sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan
sempurna
13. Permukaan pengecatan setelah diamplas, selain akan memperoleh
permukaan yang halus, rata dan bersih juga akan menjadi bebas dari
nyamuk
14. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian sampai benar-benar
jenuh
15. Lakukan pekerjaan persiapan dari produk sesuai yang diisyaratkan di
atas atau sesuai persyaratan yang ditentukan oleh pabrik yang
besangkutan. Selanjutnya setelah pekerjaan persiapan dilakukan
dengan baik, cat dasar dilapiskan sampai rata dan sama tebal.

Spesifikasi Teknik

VI-67

Setelah itu baru undercoat dilakukan dengan persyaratan sesuai yang


ditentukan dari pabrik yang bersangkutan
16. Cat akhir dapat dilakukan bila undercoat telah kering sempurna serta
mendapat persetujuan konsultan pengawas
17. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas yang bemutu baik
atau dengan spray
18. Bidang pengecatan harus rata sama warnanya

Spesifikasi Teknik

VI-68

PASAL 5 PEKERJAAN MEKANIKAL (PLUMBING)

Umum
6.1.1. Syarat-Syarat Pekerjaan Mekanikal
a. Pada saat akan melaksanakan pekerjaan, pemborong wajib menyerahkan
terlebih dahulu gambar kerja (shop drawing) guna mendapatkan persetujuan
dari direksi. Gambar-gambar kerja tersebut diserahkan minimal 1 minggu
sebelum pekerjaan dimulai.
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus membuat rencana kerja
dengan jadwal disesuaikan dengan kontraktor yang lain. Apabila terjadi
suatu perubahan, kontraktor wajib memberikan pemberitahuan secara
tertulis

kepada

pengawas

dan

mengajukan

saran-saran

perubahan/perbaikan.
c. Apabila

terjadi

suatu

keadaan

dimana

pemborong

tidak

mungkin

menghasilkan suatu pekerjaan dengan kualitas baik, maka kontraktor wajib


memberikan

saran-saran

secara

mengadakan

perubahan-perubahan

tertulis

kepada

perbaikan.

pengawas

Apabila

hal

ini

untuk
tidak

dilakukan, maka kontraktor tetap bertanggung jawab terhadap kerugian


yang mungkin ditimbulkan.
d. Selama pelaksanaan, kontraktor wajib memberikan tanda berupa tinta merah
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan di dalam shop
drawing.
e. Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi gambar-gambar instalasi
sesungguhnya sebagaimana yang terpasang dalam bangunan (as built
drawing)yang memuat lengkap terhadap segala perubahan. Terdiri dari satu
set di atas kertas kalkir dan dua set gambar copy.
f.

Kontraktor harus membuat dan melaksanakan program pelatihan (training)


bagi operator yang ditunjuk oleh pemilik, baik mengenai cara penggunaan
maupun pemeliharaan sistem secara keseluruhan.

g. Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi buku petunjuk (manual)


mengenai cara pengoperasian dan pemeliharaan system secara keseluruhan.
Buku ini harus diserahkan rangkap tiga.
h. Pemasangan peralatan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat
peralatan tersebut. Oleh karena itu, kontraktor harus membuat dan
menyerahkan gambar-gambar rencana instalasi secara rinci sebelum
melaksanakan pekerjaan.
i.

Syarat-syarat untuk penerimaan bahan-bahan, peralatan-peralatan, caracara pemasangan dan kualitas pengerjaan harus sesuai dengan satu atau
beberapa standar di bawah ini :

Spesifikasi Teknik

VI-69

j.

- Standar Nasional Indonesia(SNI)

k. - NEPA
l.

- ASTM

m. - ANSI
n. - JSI

6.2. Pekerjaan Plumbing


6.2.1. Lingkup Pekerjaan
a. System pemipaan air bersih didalam bangunan seperti ditunjukan dalam
gambar mekanikal lengkap dengan katup penyetop, elbow, sambungan T,
fitting dan perlengkapan lain yang diperlukan.
b. Supply air bersih dari PDAM yang akan melayani srluruh bangunan dengan
kapasitas yang sebagaimana ditunjukan oleh gambar mekanikal.
c. Semua panel control dan panel listrik yang dibutuhkan untuk menjalankan
system distribusi air bersih.
d. Semua alat plambing(fixture) yang direncanakan dipasang di dalam
bangunan, termasuk fitting, kran dan alat-alat lain yang diperlukan.
e. System pemipaan air kotor dari setiap fixture di dalam bangunan hingga ke
jaringan pembuangan air kotor, lengkap dengan pipa ven beserta
penunjangnya seperti ditunjukan dalam gambar mekanikal

6.2.2. Bahan Dan Peralatan


a. Pipa air bersih
Pipa distribusi yang ditanam di dalam tanah dalam shaff dan langit-langit,
maupun

pipa

cabang

untuk

distribusi

air

bersih

ke

setiap

alat

plambing(fixture) terbuat dari PVC klas AW dengan uk. , 1, 1,5, 2


Pipa PVC setara dari merk : Ext. Wavin
b. Pipa air kotor & Air Bekas
Pipa air kotor dari setiap alat plambing(fixture) ke pipa tegak yang terletak di
shaft terbuat dari pipa PVC klas D, dengan uk. 2, 3, 4.
Pipa PVC setara dari merk : Wavin atau yang setara.
c. Pipa air hujan
Pipa untuk air hujan terbuat dari pipa PVC klas D , dengan uk. 3, 4.
Pipa PVC setara dari merk : Wavin atau yang setara.
d. Semua pipa, fixture, dan fitting yang berada di luar dinding dan kelihatan,
harus terbuat dari bahan stainless stell.
e. Setiap bahan pipa, fitting, alat plambing dan peralatan-peralatan yang akan
dipasang pada instalasi harus memiliki merk yang jelas dari pabrik
pembuatnya.

Spesifikasi Teknik

VI-70

6.2.3. Perancangan
a. Air bersih dari PDAM eksisting langsung didistribusikan secara gravitasi ke
setiap alat plambing yang membutuhkan air bersih.

6.2.4. Pemasangan
a. Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik, dan semua
pembongkaran bagian-bagian bangunan lainya hanya boleh dilaksanakan
setelah mendapatkan ijin tertulis dari konsultan pengawas. Gambar-gambar
pemasangan harus dibuat secara rinci oleh kontraktor. Hal ini agar dapat
diketahui dengan tepat letak/ukuran lubang-lubang pada dinding yang
diperlukan untuk jalur-jalur pipa. Kontraktor bertanggung jawab atas
ukuran(dimensi)dan lokasi lubang-lubang tersebut. Apabila diperlukan,
dilakukan pembobokan/penambalan tanpa tambahan biaya.
b. Kontraktor bertanggung jawab atas penyediaan lokasi pemasangan yang
tepat. Pemasangan pada lokasi bangunan yang dicor dengan beton dilakukan
oleh kontraktor struktur, atas petunjuk kontraktor plambing.
c. Selama pemasangan berlangsung, kontraktor harus menutup ujung pipa
yang terbuka untuk mencegah tanah, debu, dan kotoran lain masuk ke dalam
pipa.
d. Semua sambungan-sambungan yang menghubungkan pipa dengan ukuran
yang berbeda harus menggunakan reducing fitting. Sedapat mungkin
dilaksanakan belokan-belokan dengan jenis long radius. Belokan-belokan
short radius hanya boleh digunakan apabila kondisi setempat tidak
memungkinkan memakai long radius, dan kontraktor harus memberitahukan
hal ini kepada pengawas. Fiting dan alat alat yang menimbulkan tahanan
aliran yang tidak wajar tidak boleh digunakan.
e. Penggantung atau penumpu pipa harus terikat secara kuat pada bangunan
dengan menggunakan Dynabolt atau fischer dilengkapi dengan kontruksi
baja bila memang diperlukan.
f.

Setiap pipa cabang utama yang masuk ke lantai harus dilengkapi dengan
katup penyetop(gate Valve).

g. Semua peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dalam pekerjaan ini


harus disediakan dan dilaksanakan oleh kontraktor tanpa menuntut biaya
tambahan.

6.2.5. Pengujian
a. Setelah pipa dipasang, seluruh jaringan pipa air bersih harus diuji dengan
tekanan uji sebesar 2 (dua) kali tekanan kerja (Working Pressure) selama
paling kurang 12 (duabelas) jam tanpa mengalami kebocoran.

Spesifikasi Teknik

VI-71

b. Apabila suatu bagian dari pipa akan ditutup oleh tembok atau kontruksi
bangunan lainya, maka bagian tersebut harus diuji dengan cara yang sama
seperti yang tertulis diatas sebelum ditutup dengan tembok atau konstruksi
bangunan lainya.
c. Kontraktor harus menguji semua motor yang telah terpasang pada beban
normal dan menyerahkan hasil pengujian kepada direksi untuk arsip pemberi
tugas.
d. Kontraktor harus melakukan penyetelan yang perlu pada semua alat-alat
pengaturan otomatis.
e. Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ada kerusakan maka
kontraktor harus mengganti bagian yang rusak tersebut dan pengujian
diulang sampai hasil pengujianya diterima oleh pengawas.
f.

Penggantian bagian yang rusak tersebut harus dengan yang baru.


Penambalan dengan bahan apapun tidak diperkenankan.

6.2.6. Persetujuan Bahan Dan Peralatan


a. Dalam waktu paling lama 30(tiga puluh) hari setelah kontraktor memperoleh
kontrak pekerjaan, kontraktor harus mengajukan daftar yang lengkap dari
pabrik-pabrik

atau

perusahaan-perusahaan

yang

membuat

atau

memproduksi alat atau bahan yang akan dipasang untuk memperoleh


persetujuan dari Pemberi Tugas.
b. Setelah daftar tersebut disetujui, kontraktor harus menyerahkan brosurbrosur dari alat/bahan yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan
dari pengawas.
c. Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pembiayaan yang perlu
karena timbulnya perubahan-perubahan dari contoh bahan-bahan yang akan
dipasang dan atau brosur-brosur untuk mendapatkan persetujuan dari
pengawas.

6.3. Sleeves & Support


a. Umum
1. Kontraktor plumbing bertanggung jawab atas penyediaan bahan dan lokasi
pemasangan yang tepat. Pemasangan pada konstruksi bangunan yang dicor
dengan beton dilaksanakan oleh Kontraktor Umum.
2. Pipa-pipa tidak boleh menembus kolom, kepala kolom ataupun balok, tanpa
mendapatkan ijin tertulis dari Pengawas.

b. Sleeves untuk pipa-pipa


1. Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
Spesifikasi Teknik

VI-72

2. Sleeves

harus

mempunyai

ukuran

yang

cukup

untuk

memberikan

kelonggaran kira-kira 5 mm di luar pipa ataupun isolasi.


3. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang baja atau pipa GIP dengan
ukuran sesuai dengan ukuran pipa.
4. Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan gasket atau
caulk atau timah pakal.

c. Support untuk fixtures dan alat-alat


1. Semua fixtures dan alat-alat sanitair harus ditumpu (supported) dan
ditetapkan ditempatnya dengan baik dan kuat.
2. Insert (tempat penyekrupan) harus tertanam dengan baik dan dalam dinding
atau lantai dan rata dengan permukaan akhir (finish) dari dinding atau lantai
tersebut, dan setelah alat-alat tersebut terpasang insert harus tidak
kelihatan.
3. Apabila digunakan baut tembus (trought bolt) harus dipasang plot penahan
pada sisi yang lain dari dinding atau lantai tersebut.
4. Semua baut, mur dan sekrup yang kelihatan (exposed) harus dibuat dengan
lapis

chromium

atau

nikel,

demikian

pula

cincin

(washer)

untuk

pemasangannya.

6.3.9. Penumpu/Penggantung Pipa


a. Semua pipa harus digantung/ditumpu dengan penggantung atau angker yang
cukup kokoh (rigid). Pipa-pipa tersebut ditumpu untuk menjaga agar tidak
berubah tempatnya agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran,
pemasangan harus sedemikian hingga masih memungkinkan konstruksi dan
expansi pipa oleh perubahan temperatur.
b. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur
(adjustable) dengan jarak antara tidak lebih dari 2 meter.
c. Pemborong harus mengajukan konstruksi dari penggantungnya, untuk disetujui
oleh Direksi atau ahlinya. Penggantung dari kawat, rantai, besi strip, ataupun
perforated strip tidak boleh digunakan.
d. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi
bangunan dengan insert yang dipasang pada waktu pengecoran beton, atau
dengan baut tembok (ramset belt), atau pengeboran dengan memakai dina bolt.
e. Pipa vertical harus ditumpu dengan klem (clamp atau collar) minimum 3 klem
jarak antara 1 lantai (tingkat), dan sesuai gambar.

6.3.10. Pipa-Pipa Dalam Tanah


a. Galian-galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan
yang tepat.
Spesifikasi Teknik

VI-73

b. Dasar galian lubang harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa
terletak/tertumpu dengan baik, untuk di bawah pipa ada lapisan pasir 15 cm dan
di atas pipa 20 cm.
c. Pipa-pipa air bersih dan pipa pembuangan air kotor tidak boleh diletakkan pada
lubang galian yang sama.
d. Setelah pipa dipasang ke dalam lubang galian dan setelah diperiksa oleh pemilik
atau wakilnya yang ditunjuk, semua kotoran harus dibuang dari lubang galian
dan lubang galian ditimbun dengan baik dengan tanah bekas galian tersebut
atau dengan bahan lain yang disetujui.
e. Penimbunan lubang galian harus sedemikian tidak mengganggu/merobah letak
pipa.
6.3.11. Pengujian Dan Disinfeksi
1. Pengujian
a. Pengujian pipa air bersih
Setelah semua pipa selesai dipasang, maka perlu diadakan pengujian
kebocoran atas eluruh bagian dari instalasi ini, sehingga sistem dapat
berfungsi dengan baik.
Sistem pemipaan diuji dengan tekanan hydrostatis 6 kg/cm2 selama 2 jam,
terus menerus dengan penurunan maksimal sebesar 5% dari harga tersebut
di atas.
Kerusakan/kebocoran yang timbul harus diperbaiki oleh Pemborong ini tanpa
tambahan biaya.
b. Pengujian pipa kebakaran
Setelah semua pemipaan selesai dipasang, maka perlu diadakan pengujian
kebocoran atas seluruh bagian dari instalasi ini, sehingga sistem dapat
berfungsi dengan baik.
Sistem pemipaan diuji dengan tekanan hydrostatic 12 kg/cm2, selama 2 jam,
terus menerus dengan penurunan maximal sebesar 5% dari harga tersebut
di atas. Kebocoran/kerusakan yang timbul harus diperbaiki oleh Pemborong
ini tanpa tambahan biaya.
c. Pengujian pipa-pipa sanitasi
Setelah semua pemipaan selesai dipasang, maka perlu diadakan pengujian
kebocoran atas seluruh bagian dari instalasi ini, sehingga sistem dapat
berfungsi dengan baik.
Sistem pemipaan diuji dengan tekanan hydrostatic 2 kg/cm2, selama 2 jam,
terus menerus dengan penurunan maximal sebesar 5% dari harga tersebut
di atas.
Kebocoran/kerusakan yang timbul harus diperbaiki oleh Pemborong ini tanpa
tambahan biaya.

Spesifikasi Teknik

VI-74

d. Pembilasan
Setelah seluruh pengujian kebocoran telah selesai maka perlu diadakan
pembilasan atas seluruh jaringan pipa dengan cara menjalankan sistem
distribusi dan mengeluarkan air dari tiap titik air masing-masing selama 5
menit.
e. Pengujian pemakaian
Setelah pengujian kebocoran dilakukan dan pembilasan selesai, maka semua
sistem harus diuji terhadap pemakaian dengan cara menjalankan sistem
sekaligus, tanpa mengalami kerusakan atau gangguan.
f.

Semua peralatan dan kerusakan yang timbul akibat proses pengetesan


dibebankan kepada Pemborong pekerjaan plumbing.

2. Disinfeksi
a. Pemborong harus melaksanakan pembilasan dan disinfeksi dari seluruh
instalasi air sebelum diserahkan kepada pemilik.
b. Disinfeksi dilakukan dengan pemasukan larutan Clorine ke dalam sistem
pipa, dengan cara/metode yang disetujui oleh KP. Dosis clorine adalah
sebesar 50 p.p.m. (part per million).
c. Setelah 16 jam seluruh istem pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih
sehingga kadar clorine menjadi tidak lebih dari 0,2 p.p.m.
d. Semua katup dalam sistem pipa yang sedang mengalami proses disinfeksi
tersebut harus dibuka dan ditutup beberapa kali selama jangka waktu 16 jam
tersebut di atas.
e. Pekerjaan baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-bukti hasil
pemeriksaan baik (goed keuring) yang ditanda tangani bersama oleh
Instalatir yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan Direksi serta jika perlu
disyahkan juga oleh Jawatan Keselamatan Kerja.
f.

Jika dalam masa pemeliharaan tersebut, Pemborong pekerjaan instalasi ini


tidak melaksanakan teguran-teguran atas perbaikan / penggantian /
kekurangan selama masa pemeliharaan maka Direksi berhak menyerahkan
pekerjaan perbaikan/kekurangan tersebut kepada pihak lain atas biaya
Pemborong pekerjaan instalasi tersebut.

g. Selama masa pemeliharaan pekerjaan, Pemborong harus mendidik/melatih


karyawan/petugas dari pemilik sehingga mengenali sistem instalasi dan
dapat menjalankan serta melaksanakan pemeliharaannya.

6.3.12. Pencatatan Dan Labelling


a. Semua pipa yang terekspose harus dicat dan diberi tanda arah dan sejenis air
yang ada dalam pipa tersebut.
1. Air bersih cat warna biru panah putih (CW).
Spesifikasi Teknik

VI-75

2. Air bekas PVC cat warna hijau arah panah kuning (AB).
3. Air kotor/hijau PVC cat warna orange arah panah kuning (AK).

b. Cara Pencatatan
1. Untuk GIP sebelah dicat terlebih dahulu dilakukan pelapisan baru diberi
tanda panah.
2. Untuk PVC setelah pipa dibersihkan kemudian dicat 2 lapis dengan cat besi,
lalu diberi panah.

Spesifikasi Teknik

VI-76

PASAL 6 PEKERJAAN ELEKTRIKAL

7.1. Pekerjaan Kabel Listrik Pada Sistem Distribusi Tegangan Rendah


7.1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan semua tenaga pekerja, bahan dan
peralatan, pemasangan, pemyambungan, pengujian dan perbaikan selama
masa pemeliharaan, untuk pekerjaan listrik tegangan rendah pada Kegiatan
Pembangunan Bangsal Pengolahan Hasil Ikan (lanjutan) Kota Madiun.
Adapun lingkup pekerjaan yang harus dikerjakan meliputi:
1.

Pengadaan dan pemasangan kabel baik kabel feeder (power) ataupun


kabel instalasi penerangan.

2.

Untuk kabel Feeder (power) menggunakan jenis kabel NYY, sedangkan


untuk kabel instalasi menggunakan kabel NYA atau NYM dengan
diameter kabel disesuaikan dengan gambar rencana.

3.

Untuk jenis kabel kabel NYY, uk 4 x 10 mm2 bisa di tanam ataupun di


letakkan bebas diudara.

4.

Untuk jenis kabel NYA pemasangan kabel harus didalam pipa PVC
dengan diameter minimal pipa 5/8 inchi. Sedangkan untuk kabel NYM
pemasangan bisa didalam pipa maupun bebas diudara, asalkan
pemasangan terlihat rapi dan kuat dari tarikan.

5.

Untuk kabel NYY boleh tanpa pelindung baja dengan posisi ditanam,
yang menghubungkan dari KWH Meter ke Panel Gedung unit bangunan.
Sedangkan besarnya penampang disesuaikan dengan kebutuhan daya
bangunan tersebut. Merk yang dapat diterima adalah Supreme, Focus,
Eterna atau setara.

6.

Untuk kabel tegangan rendah menggunakan kabel NYA atau NYM.


Untuk kabel NYA pemasangan dalam pipa PVC 5/8 inchi, sedangkan
kabel NYM bisa dipasang dalam pipa maupun di udara bebas. Kabel
tegangan rendah di gunakan untuk instalasi penerangan dan instalasi
kotak kontak dengan diameter minimal kabel 3 x 2.5 mm2. Merk yang
dapat diterima adalah supreme, focus, eterna atau setara.

7.1.2. Gambar-Gambar Rencana


Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan-peralatan seperti : panel, jalur kabel, lampu dan lain-lain.
Penyesuaian harus dilakukan di lapangan karena keadaan sebenarnya dari
lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi lapangan.
a. Gambar-gambar kerja (shop drawing)

Spesifikasi Teknik

VI-77

Pemborong harus membuat gambar-gambar kerja (shop drawing) yang


menunjukkan jalur pemasangan kabel yang lengkap dan diameter kabel
yang digunakan
b. Gambar-gambar kerja dan juga catalog, brosur dan tipe dari bahan kabel
yang akan dipasang harus diserahkan kepada konsultan pengawas untuk
diperiksa.
Shop drawing harus sudah diserahkan kepada pengawas 14 hari sebelum
pemasangan.

7.1.3. Gambar-Gambar Sesuai Pelaksanaan (Asbuilt Drawing)


Pemborong harus membuat catatan yang cermat dari penyesuaianpenyesuaian pelaksanaan pekerjaan penarikan maupun instalasi kabel di
lapangan.
Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set

lengkap

gambar (kalkir) dan tiga set lengkap blue print sebagai gambar-gambar
sesuai pelaksanaan (as built drawing). As built drawing harus diserahkan
kepada direksi segera setelah pekerjaan selesai.

7.1.4. Standart dan Peraturan


Seluruh pekerjaan instalasi elektrikal harus dilaksanakan mengikuti
standart dalam PUIL terbitan terakhir (2000), SPLN, atau standart-standart
internasiaonal yang tidak bertentangan dangan PUIL.
Disamping itu peraturan/hukum daerah setempat yang ada hubungannya
dengan pekerjaan ini harus ditaati pula. Surat ijin bekerja sebagai instalatir
dari kelas yang sesuai dengan pekerjaan ini harus dimiliki secara sah oleh
pemborong, satu copy surat ijin tersebut harus diserahkan kepada direksi
segera setelah pekerjaan selesai.

7.1.5. Pemotongan Dan Pembobokan (Cutting & Patching)


Pemborong

bertanggung

jawab

atas

penyelesaian/penyempurnaan

kembali semua pemotongan dan pembobokan dari setiap konstruksi


bangunan yang diperlukan untuk pekerjaan pemasangan instalasi elektrikal
ini.
Kecuali hanya apabila dinyatakan lain pada gambar, maka setiap
pemotongan atau pemasangan harus mendapat persetujuan tertulis dari
pengawas.
Untuk sejauh mungkin menghindari adanya cutting, semua pekerjaan
pemasangan insert, sleeves, raceway atau lubang-lubang harus dilaksanakan
selama tahap konstruksi.

Spesifikasi Teknik

VI-78

7.1.6. Sleeves dan insert


Semua sleeves melalui lantai beton dan pada yang perlu untuk
pemasangan instalasi elektrikal harus dilaksanakan oleh pemborong. Sleeves
cadangan harus dibungkus dan ditimbun dengan memakai grout.
Semua insert beton yang diperlukan untuk pemasangan instalasi
peralatan listrik, termasuk inserts untuk conduits, hunger dan support harus
dilaksanakan oleh pemborong.

7.1.7. Proteksi
Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus
dilindungi terhadap cuaca

dan harus dijaga selalu dalam keadaan bersih,

semua ujung-ujung conduit dan bagian-bagian peralatan yang tetap tidak


dihubungkan harus disumbat atau ditutup untuk mencegah masuknya
kotoran.
7.1.8. Pembersihan Site
Pemborong harus mengusahakan daerah kerja mereka selalu dalam
keadaan bersih dan rapi selama pemasangan instalasi elektrikal ini. Pada saat
pelaksanaan pekerjaan instalasi ini selesai pemborong harus memeriksa
kembali keseluruhan pekerjaan dalam keadaan rapi, bersih dan siap pakai.

7.1.9. Material Bahan dan Peralatan Yang Digunakan


Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus 100% baru, dalam
keadaan baik dan sesuai dengan yang dimaksud. Cotoh bahan, brosur dan
gambar kerja (shop drawings) harus diserahkan kepada pengawas 14 hari
sebelum pemasangan.
Pemborong harus menempatkan secara tugas penuh (full time) seorang
koordinator yang ahli dalam bidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan
serupa dan dapat sepenuhnya mewakili pemborong dengan predikat baik.
Tenaga pelaksana harus menangani pekerjaan-pekerjaan ini secara aman,
kuat dan rapi.
a. Material
a. Kabel TR tanpa pelindung baja.
- Type

: NYY

- Standart

: PUIL 2000
SII 0211-78
SILN 43-1,1981

- Konstruksi
Berinti tiga, empat atau lima, konduktor dari bahan tembaga
solid atau standart, bentuk bulat atau sektoral, insulasi PVC,
selubung sebelah dalam dari PVC, selubung sebelah dalam dari
Spesifikasi Teknik

VI-79

PVC, dan selubung terluar dari PVC warna hitam, warna insulasi
PVC masing-masing inti harus mengikuti kode warna dalam
PUIL 2000 sebagai berikut :
+ Phasa

: merah, kuning, dan hitam.

+ Netral

: biru.

+ Ground : hijau kuning.


- Tanda Pengenal
Pada sheat dari kabel harus diberi tanda pengenal yang tidak
dapat dihapus sebagai berikut :
1. Nominal voltage
2. Type
3. Ukuran nominal penghantar.
4. Tahun pembuatan
5. Nama pembuat/merk dagang

- Pemeriksaan dan pengujian.


Pemerikasaan dan pengujian terhadap kabel yang akan
dipasang meliputi :
- Pemeriksaan secara visual (appearance inspenction)
- Pengujian tahanan dari penghantar
- Pengujian tahanan insulasi.
- Kabel harus buatan pabrik dalam negeri seperti Supreme,
Focus,
Eterna, Kabel Metal, Kabelindo atau Tranka atau setara.

b. Kabel TR dengan pelindung PVC


- Type

: NYA, uk. Sesuai dengan gambar.

- Standart

: PUIL 2000
SII 0211-78
SILN 43-1,1981

- Konstruksi
Berinti tunggal dari bahan tembaga solid atau standart, bentuk
bulat, insulasi PVC, warna insulasi PVC terdiri dari merah,
kuning, hitam, biru serta hijau.
- Tanda Pengenal
Pada sheat dari kabel harus diberi tanda pengenal yang tidak
dapat dihapus sebagai berikut :
1. Nominal voltage.
2. Type.
3. Ukuran nominal penghantar.
Spesifikasi Teknik

VI-80

4. Tahun pembuatan.
5. Nama pembuat/merk dagang.
- Pemeriksaan dan pengujian.
Pemerikasaan dan pengujian terhadap kabel yang akan
dipasang meliputi :
- Pemeriksaan secara visual (appearance inspenction)
- Pengujian tahanan dari penghantar
- Pengujian tahanan insulasi.
- Kabel harus buatan pabrik dalam negeri seperti supreme,
Focus, Eterna,

Kabel Metal, Kabelindo atau Tranka atau

setara.

c. Kabel TR dengan pelindung PVC


Type

: NYM 40 cm.

- Standart

: PUIL 2000
SII 0211-78
SILN 43-1,1981

- Konstruksi
Berinti dua, tiga, atau empat, konduktor dari bahan tembaga
solid atau standart, bentuk bulat, insulasi PVC, selubung
sebelah dalam dari PVC, dan selubung terluar dari PVC warna
putih, warna insulasi PVC masing-masing inti harus mengikuti
kode warna dalam PUIL 2000 sebagai berikut :
+ Phasa

: merah, kuning, dan hitam.

+ Netral

: biru.

+ Ground : hijau kuning.


- Tanda Pengenal
Pada sheat dari kabel harus diberi tanda pengenal yang tidak
dapat dihapus sebagai berikut :
1. Nominal voltage
2. Type
3. Ukuran nominal penghantar.
4. Tahun pembuatan
5. Nama pembuat/merk dagang
- Pemeriksaan dan pengujian.
Pemerikasaan dan pengujian terhadap kabel yang akan
dipasang meliputi :
- Pemeriksaan secara visual (appearance inspenction)
- Pengujian tahanan dari penghantar
- Pengujian tahanan insulasi.
Spesifikasi Teknik

VI-81

- Kabel harus buatan pabrik dalam negeri seperti supreme,


kabel metal, kabelindo atau tranka atau setara.

7.1.10. Spesifikasi bahan instalasi kabel


Dalam proyek pembangunan ini untuk semua jenis kabel yang digunakan
menggunakan spesifikasi seperti dibawah ini:
1. Pekarjaan kabel Feeder (Power)
Kabel NYY

: Supreme, Focus, Eterna, Kabel Metal,

Kabelindo, atau setara ukuran ( 4 x 185, 4 x 70, 4 x 16, 4 x 10


mm2 )
2. Pekerjaan kabel instalasi penerangan dan tenaga
a.

Kabel NYA

: Supreme, Focus, Eterna, Kabel Metal,

Kabelindo, atau setara.


b.

Kabel NYM

: Supreme, Focus, Eterna, Kabel Metal,

Kabelindo, (40 cm) atau setara.

7.2. PEKERJAAN PANEL LISTRIK


LINGKUP PEKERJAAN
Dalam pekerjaan panel listrik terdapat beberapa hal yang harus di kerjakan
agar panel listrik dapat digunakan sesuai fungsinya. Pekerjaan ini meliputi
pengadaan, pemasangan, penyambungan (wiring instalasi) serta perbaikan
(bila diperlukan) selama masa pemeliharaan. Penambahan peralatan dan
material yang tidak disebutkan dalam spesifikasi ini maupun pengadaaan dan
pemasangan dari material yang kebetulan tidak disebutkan, akan tetapi akan
secara umum diperlukan agar dapat diperoleh sistem panel listrik yang baik
dan handal, maka peralatan atau bahan tersebut dapat ditambahkan.
Untuk lebih jelasnya maka berikut ini lingkup pekerjaan panel listrik yang
harus di kerjakan diantaranya:
a. Pengadaan dan pemasangan panel listrik .
b. Pengadaan dan pemasangan komponen instalasi panel listrik.
c. Mengadakan uji coba instalasi panel-panel yang berfungsi sebagai panel
kontrol.

Standart panel tegangan rendah


a. Type
Metal enclosed, air insulating medium, fixed type, manually
operated, mechanically interlocked. Panel dan komponen-komponennya
harus difinish untuk penggunaan di daerah tropis ( panas dan lembab,
pasangan dalam/indoor use)

Spesifikasi Teknik

VI-82

b. Standart
Panel switchgear harus dibuat sesuai dengan standart IEC atau
standar-standar lainya (NFC, VDE/DIN, NEMA , BS, JIS)

c. Konstruksi
- Panel switchgear TR akan dioperasikan pada tegangan 380/220 V, 3
phase, 4 kawat, 50 Hz dan solidly grounded.
- Switchgear harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas,
misalnya

pengoperasian

pemasangan

kembali

sakeler-sakelar

daya,

indicator-indicator

pemutus

gangguan,

tenaga,

pengecekan

tegangan, dan sebagainya.


- Switchgear terdiri dari lemari-lemari yang akan digunakan untuk
pemasangan peralatan-peralatan dan penyambungan. Lemari-lemari
panel hanya mempunyai bukaan dari sisi sebelah depan.
- Lemari

untuk

panel

board

harus

mempunyai

ukuran

yang

proporsional seperti dipersyaratkan untuk panel board dan sesuai


kebutuhan, sehingga untuk sejumlah komponen panel maupun untuk
sejumlah kabel yang dipakai tidak menjadi terlalu sesak.
- Kabinet panel terbuat dari bahan pelat baja dengan ketebalan minimum
2 mm. Panel-panel floor mounting / free standing harus diberi penguat
rangka dari baja siku atau kanan dengan ketebalan 3 mm, mempunyai
ukuran standar sehingga dapat dipertukarkan dan diperluas dengan
mudah.
- Pintu panel dilengkapi dengan engsel type terbenam, handle (catch)
dan kunci (lock). Kunci panel-panel listrik harus memakai kunci jenis
masterkey.
- Finishing panel harus dilaksanakan sebagai berikut semua mur dan
baut harus tahan karat. Semua bagian dari baja harus bersih dan
sandblasted setelah pengelasan, kemudian secepatnya dilindungi
terhadap karat dengan cara galvanisasi atau chromium plating atau
dengan zinc chromate primer. Pengecatan finishing dilakukan dengan
dua lapis cat oven warna abu-abu atau warna lain yang disetujui oleh
pengawas.

d. Komponen-komponen panel
- Busbar
Main bus harus dipasang horizontal disebelah atas.
Main dan tap busbar harus dari bahan tembaga dengan konduktifitas
tinggi (98% atau lebih besar), dan harus mempunyai kuat hantar arus
kontinu yang standart dan sesuai dengan yang dimaksud pada gambar.
Spesifikasi Teknik

VI-83

Busbar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai
berikut :
+ phasa

: merah, kuning dan hitam.

+ netral

: biru

+ ground : hijau, kuning


Busbar pentanahan terletak disebelah bawah, dimana akan diadakan
penyambungan dengan penghantar pentanahan terhadap lemari panel,
rangka dan badan peralatan dari metal, conduits dan lain-lain.

- Circuit Breaker (CB)


CB kapasitas sampai dengan 100A adalah type mini circuit breaker
(MCB) untuk kapasitas lebih besar dari 100A hingga 300A harus dari
type adjusted case (MCCB) dan fixed/bolt-on. Handel pengoperasian CB
harus dapat secara jelas menunjukkan apakah CB pada posisi on, off
atau triped .
CB harus mempunyai besaran-besaran ampere frame (AF) dan ampere
trip (AT) pada temperatur keliling 40oC, 600V ratings dan kemampuan
pemutusan arus hubungan singkat minimum pada 380V (RMS
symmetrical) sesuai seperti yang tercantum dalam gambar.
Main CB yang harus dilengkapi dengan pengaman terhadap gangguan
ke tanah (ground fault protection). Produk yang dapat diterima adalah
merk MG , AEG atau setara.
Untuk menjaga originalitas produk, maka semua CB harus disertai
sertifikat keaslian barang dari produsen atau agen resmi yang ditunjuk.

- Magnetic Contactor
Magnetic contactor harus dapat bekerja tanpa getaran atau dengung.
Kumparan contactor harus sesuai untuk tegangan 220 volts, 50 Hz dan
tahan bekerja continue pada 10% tegangan lebih tinggi dan harus
dapat pula menutup dengan sempurna pada 85% tegangan nominal.
Contraktor harus type heavy-duty, kemampuan minimal making current
sebesar 15% arus nominal, dan kemampuan electrical operation
sebanyak 2.000.000 kali.

- Selektor Switch
Selector switcher harus mempunyai rating 10 A pada 300 V, type heavy
duty dan kedap minyak.

- Lampu Indikator / Pilot lamp


Lampu indikator harus type full voltage, heavy duty dan kedap minyak.
Spesifikasi Teknik

VI-84

Lampu indikator harus dilapisi nickel dengan lensa dari gelas prismatic,
pemasangan secara ulir dengan diameter 2.5 mm persegi empat,
lampu harus type long life.
- Terminal Block
Terminal block untuk kabel-kabel control harus diberikan batas
penghalang diantaranya, dengan rating 600 volts minimum.
Terminal block harus disediakan sesuai kebutuhan ditambah 20%
terminals untuk cadangan.

- Name Plate
Name plate harus terbuat dari plastic gravis berlaminasi, putih bagian
dalam dan bagian hitam pada bagian permukaan.
Huruf-huruf harus huruf block dengan ukuran minimum 4 mm.

- Kabel Kontrol
Control circuit conductor harus jenis kabel fleksibel dengan penampang
konduktor tidak kurang dari 2.5 mm2, rating tegangan 600 V .
Kabel kontrol harus buatan pabrik kabel dalam negeri seperti supreme,
kabel metal, kabelindo dan tranka.

e. Pengawatan (Internal Wiring )


Pengawatan harus dilakukan di pabrik pembuat panel secara
sistematik dan rapih. Semua hubungan kawat harus dilakukan melalui
penghubung / terminal khusus.
Ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel (Scun) dan
hubungan keduanya diperkuat dengan cara dipres.
Hubungan antara sepatu kabel dan terminal harus dengan mur dan
baut serta dilengkapi dengan ring yang bergerigi tepinya untuk
menghindari kemungkinan hubungan menjadi longgar. Pengawatan dari
peralatan-peralatan yang dipasang pada pintu panel yang menuju pada
satu kompartemen harus digabung dalam satu bendel yang fleksibel dan
diikat kuat-kuat pada pintu dan rangka panel untuk menghindari gejala
pemutaran pada terminal kabel control. Interwiring harus kontinu dari
terminal ke terminal tanpa sambungan, dan setiap kabel control harus
diberikan label bernomor yang harus dicantumkan pada gambar-gambar
kerja (shop drawing).

f.

Pemeriksaan dan Pengujiaan


Pemeriksaan dan pengujiaan meliputi :

Spesifikasi Teknik

VI-85

1. Pemeriksaan secara visual ( apperence inspection ) terhadap


kelengkapan

peralatan

apakah

sudah

sesuai

dengan

yang

dimaksud.
2.

Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handle.

3.

Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock

4.

Pengujian tahanan insulasi.

5.

Pengujian kontinuitas rangkaian.

6.

Pengujian dengan tegangan.

7.3. PEKERJAAN LAMPU DAN KOTAK KONTAK


Lingkup Pekerjaan.
Dalam pekerjaan instalasi lampu dan kotak kontak terdapat beberapa
hal yang harus di kerjakan agar sistim penerangan dan kotak kontak dapat
digunakan

sesuai

fungsinya.

Pekerjaan

ini

meliputi

pengadaan,

pemasangan, penyambungan (wiring instalasi) instalasi lampu dan kotak


kontak serta perbaikan (bila diperlukan) selama masa pemeliharaan.
Penambahan peralatan dan material yang tidak disebutkan dalam
spesifikasi ini maupun pengadaaan dan pemasangan dari material yang
kebetulan tidak disebutkan, akan tetapi akan secara umum diperlukan agar
dapat diperoleh kondisi lampu yang baik, maka peralatan atau bahan
tersebut dapat ditambahkan.
Untuk lebih jelasnya maka berikut ini lingkup pekerjaan lampu dan
kotak kontak yang harus di kerjakan diantaranya:
a.

Pengadaan dan pemasangan lampu serta kotak kontak .

b.

Pengadaan dan pemasangan bahan penunjang instalasi

listrik antara lain kabel, pipa PVC, T dos, lasdop, isolasi, elbow, dan lain
lain.
Spesifikasi Lampu Penerangan
1. Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan,
seperti yang
dilukiskan dalam gambar-gambar elektrikal.
Semua armatur lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai
terminal penahan (grounding).
Berikut ini adalah lampu lampu yang digunakan dalam pekerjaan ini :
1.
2.

Lampu SL/PLC 18 Watt


Lampu SL/PLC 23 Watt

Spesifikasi Sakelar dan Kotak Kontak Biasa.


a.

Sakelar
Sakelar yang digunakan harus dari type untuk pemasangan
rata dinding, mempunyai rating 250 Volts 10 Amp dari jenis single

Spesifikasi Teknik

VI-86

gang atau double gang atau multiple gangs (grid switches) merk
yang dipakai Broco, Legran, Vimar atau setara.
Kecuali tercatat atau ada persyaratan lain, maka tinggi
pemasangan kotak sakelar dinding, harus 150 cm dari lantai.
Bila ada lebih dari lima sekelar dinding atau stop kontak
ditunjuk pada tempat yang sama, maka dua deret kotak tunggal,
ganda atau multigang sesuai dengan kebutuhan harus dipasang
satu diatas yang lain, dan titik tengah deretan-deretan tersebut
harus berada 1.50 m diatas permukaan lantai.
Kotak kontak outlet dekat pintu atau jendela harus dipasang
20 cm dari pinggir kusen pada sisi kunci seperti ditunjukkan
dalam gambar-gambar arsitektur, kecuali ditunjukkan lain oleh
pengawas.

b.

Kotak-Kontak Biasa (KKB) pemasangan Dinding.


Kotak-kontak biasa yang dipakai adalah kotak kontak satu
fasa. Semua kotak kontak harus memiliki terminal fasa, netral dan
pentanahan. Kotak-kontak harus dari satu type, untuk pemasangan
rata dinding, dengan rating 250 Volts 10 Amp. Merk yang dipakai
adalah Legran, Vimar, Broco atau setara. Semua stop kontak
dinding dipasang max 30 cm dari lantai. Atau dipasang sesuai
keperluan pemakaian.

c.

Kotak-Kontak Biasa (KKB) pemasangan Lantai.


Kotak-kontak biasa yang dipasang pada lantai adalah kotak
kontak satu fasa. Semua kotak kontak harus memiliki terminal fasa,
netral dan pentanahan. Kotak-kontak harus dari satu type, untuk
pemasangan rata lantai, dengan rating 250 Volts 10 Amp. Merk
yang dipakai adalah Legran, Vimar, Broco atau setara. Semua stop
kontak dinding dipasang rata dengan lantai.

Kotak untuk sakelar dan kotak kontak.


Kotak harus dari baja dengan kedalaman 35 mm. Kotak dari metal
harus mempunyai terminal pentanahan. Sakelar atau kotak kontak
terpasang pada kotak (box) dengan menggunakan baut. Pemasangan
dengan cakar yang mengembang tidak diperbolehkan.
Kabel Instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak
harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA
atau NYM)
Spesifikasi Teknik

VI-87

Kabel harus mempunyai penampang minimum 2.5 mm2. Dengan


kode warna kabel harus mengikuti ketentuan dalam PUIL 2000. Sebagai
berikut :
- fasa

: merah

- fasa

: kuning

- fasa

: hitam

- netral

: biru

- tanah (ground)

: hijau dan kuning

Kabel merupakan produk, Supreme, Focus, Eterna, Kabelindo, Kabel


Metal, Tranka atau setara.

Pemeriksaan dan pengujian


Pemeriksaan dan pengujiaan seluruh instalasi system penerangan dan
kotak kontak diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan selesai.
Pemeriksaan dan pengujian tersebut terdiri dari :
a. Pemeriksaan

secara

visual

(apperence

inspection)

terhadap

kelengkapan peralatan apakah sudah sesuai dengan yang dimaksud.


b. Pemeriksaan fungsi kerja dan kekuatan mekanis dari peralatan.
c. Pengujian sambungan-sambungan.
d. Pengujian tahan insulasi.
e. Pengujian pentanahan.
f.

Pengujian pemberian tegangan.


Paling lambat dua (2) minggu sebelum pengujian dilaksanakan,

pemborong harus sudah mengajukan jadwal dan prosedur pengujian


kepada pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Pengujian harus
disaksikan oleh pengawas.
Pemborong harus membuat catatan (record) mengenai hasil pengujian,
dan 2 copy diserahkan oleh pengawas. Seluruh pengujian diselenggarakan
oleh pemborong, dan segala biaya untuk itu ditanggung oleh pemborong.

f. Pipa instalasi pelindung kabel


Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah pipa conduit
khusus untuk instalasi listrik, pipa, elbow, socket junction box dan
accessories lainya yaitu pipa flexible harus dipasang untuk melindungi
kabel antara junction box dan armatur lampu.
Semua instalasi kabel yang ada berada dalam pipa pelindung.
Pemasangan
Pemasangan lampu-lampu dan kotak kontak.
Semua fikture penerangan dan kotak kontak beserta perlengkapanperlengkapannya
Spesifikasi Teknik

harus

dipasang

oleh

tukang-tukang

yang
VI-88

berpengalaman dengan cara yang benar dan disetujui pengawas


seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
Pada daerah yang tidak memakai ceiling pemasangan lampu menempel
pada kanal yang dipasang lengkap dengan penggantungnya.
Pada waktu pemeriksaan akhir semua fixture dan perlengkapan harus
sudah

siap

menyala.

Bebas

dari

cacat.

Semua

fixtures

dan

perlengkapan harus bersih bebas dari debu, plastes dan lain lain.
Semua reflector, kaca, panel pinggir atau bagian-bagian lain yang rusak
sebelum pemeriksaan akhir harus diganti oleh pemborong tanpa biaya
tambahan.

Spesifikasi Teknis bahan dan alat.


a. Spesifikasi bahan dan alat yang digunakan untuk semua jenis
pekerjaan lampu dan kotak kontak dalam proyek ini adalah sebagai
berikut:
1.Lampu

: Philips, Osram atau setara.

2.Armatur

: Philips, Artolite, Centralite atau setara.

3.Sakelar

: Broco, Legran atau setara

4.Kotak Kontak Dinding

: Legran, Broco atau setara

5.Kotak kontak Lantai

: Legran, Broco atau setara

6. Kabel instalasi

: NYA, NYM ukuran 3 x 2.5 mm2 merk

Supreme, Kabelindo, Focus, atau setara.


7.Pipa instalasi

Spesifikasi Teknik

: PVC 5/8 inchi Maspion atau setara.

VI-89

Anda mungkin juga menyukai