Definisi
Istilah dermatitis seboroik (D.S.) dipakai untuk segolongan kelainan kulit yang didasari oleh factor konstitusi dan
bertempat predileksidi tempat-tempat seboroik.1
Dermatitis seboroik (DS) adalah penyakit kulit dengan peradangan superfisialis kronis, dengan predileksi pada
area seboroik, yang remisi dan eksaserbasi.2,5,6
Area seboroik yaitu bagian badan yang banyak kelenjar sebasea (kalenjar lemak) yaitu: kepala (Scalp, telinga,
saluran telinga, belakang telinga, leher), muka (alis mata, kelopak mata, glabella, lipatan nasolabial, bibir, kumis,
pipi, hidung, janggut/ dagu), badan atas ( daerah presternum, daerah interskapula, areolae mammae) dan
pelipatan-pelipatan (ketiak, pelipatan bawah mammae, umbilicus, pelipatan paha, daerah anogenital dan
pelipatan pantat).1,2,3,4,5
Dermatitis seboroik adalah peradangan kulit pada daerah yang banyak mengandung kelenjar sebasea.3,5
A. Etiopatogenesis
Penyebabnya belum diketahui secara pasti. Factor predisposisinya ialah kelainan konstitusi berupa status
seboroik (seborrhoeic state) yang rupanya diturunkan, bagaimana caranya belum dipastikan. Banyak percobaan
telah dilakukan untuk menghubungkan penyakit ini dengan infeksi oleh bakteri atau Pityrosporum ovale yang
merupakan flora normal kulit manusia. Pertumbuhan Pityrosporum ovale yang berlebihan dapat mengakibatkan
reaksi inflamasi, baik akibat produk metabolitnya yang masuk ke dalam epidermis, maupun karena sel jamur itu
sendiri, melalui aktivasi sel limfosit T dan sel Langerhans.1,2,5,6
Dermatitis seboroik berhubungan erat dengan keaktivan glandula sebasea. Glandula tersebut aktif pada bayi
yang baru lahir, kemudian menjadi tidak aktif selama 8-12 tahun akibat stimulasi hormon androgen dari ibu
berhenti. Dermatitis seboroik pada bayi terjadi pada umur bulan-bulan pertama, kemudian jarang pada usia
sebelum akil balik dan insidennya mencapai puncaknya pada umur 18-40 tahun, kadang-kadang pada umur tua.
Dermatitis seboroik lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.1,2,3,4,5,6
Meskipun kematangan kelenjar sebasea rupanya merupakan faktor timbulnya dermatitis seboroik, tetapi tidak
ada hubungan langsung secara kuantitatif antara keaktifan kelenjar tersebut dengan suseptibilitas untuk
memperoleh dermatitis seboroik. Dermatitis seboroik dapat diakibatkan oleh proliferasi epidermis yang
meningkat seperti pada psoriasis. Pada orang yang telah mempunyai faktor predisposisi, timbulnya dermatitis
seboroik dapat disebabkan oleh faktor kelelahan, stres emosional, infeksi, atau defisiensi imun.1,2,3,4,6
Etiologi yang lain antara lain sebum meningkat penumpukannya pada kulit yang tidak bargerak, misalnya pada
kelainan neurologis; hygiene yang buruk; variasi suhu dan kelembaban yang rendah; dermatitis seboroik yang
luas dan sukar diobati dipikirkan karena infeksi HIV, terutama pada kelompok resiko tinggi karena imunosupresi
sehingga pertumbuhan yeast meningkat; lebih sering pada orang-orang yang banyak m,emakan lemak dan
minum alkohol.2,3,4,6
B. Manifestasi Klinis
Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan, batasnya agak kurang
tegas. Dermatitis seboroik yang ringan hanya mengenai kulit kepala berupa skuama-skuama yang halus, mulai
sebagai bercak kecil yang kemudian mengenai seluruh kulit kepala dengan skuama-skuama yang halus dan
kasar. Kelainan tersebut disebut pitiriasis sika (ketombe, dandruff). Bentuk yang berminyak disebut pitiriasis
steatoides yang dapat disertai eritema dan krusta-krusta yang tebal. Kadang-kadang ditemukan erosi dengan
krusta yang sudah mengering berwarna kekuningan. Rambut pada tempat tersebut mempunyai kecenderungan
rontok, mulai di bagian verteks dan frontal. Penderita akan mengeluh rasa gatal yang hebat.1,3,4,5,6
Bentuk yang berat ditandai dengan adanya bercak-bercak yang berskuama dan berminyak disertai eksudasi dan
krusta tebal. Sering meluas ke dahi, glabela, telinga posaurikular dan leher. Pada daerah dahi tersebut, batasnya
sering cembung.1,4,5,6
Pada bentuk yang lebuh berat lagi, seluruh kepala tertutup oleh kruata-krusta yang kotor, dan berbau tidak
sedap. Pada bayi, skuama-skuama yang kekuningan dan kumpulan debris-debris epitel atau krusta tebal, pecahpecah dan berminyak yang lekat pada kulit kepala daerah frontal dan parietal tanpa ada dasar kemerahan dan
kurang atau tidak gatal disebut cradle-cap. Dapat pula ditemukan lesi tampak kemerahan atau merah
kekuningan yang tertutup dengan skuama berminyak, kurang atau tidak gatal.1,2,4,5
Pada daerah supraorbiatal, skuama-skuama halus dapat terlihat di alis mata, kulit di bawahnya eritematosa dan
gatal, disertai bercak-bercak skuama kekuningan, dapat terjadi pula blefaritis, yakni pinggir kelopak mata merah
disertai skuama-skuama halus.1,5
Dermatitis seboroik dapat bersama-sama dengan akne yang berat. Jika meluas dapat menjadi eritroderma, pada
bayi disebut penyakit Leiner.1
Pada dewasa (dimulai usia puber, rata-rata pada 18-40 tahun, dapat pula usia tua). Pada area seboroik, khas
tapak lesi maculae atau patch, folikular, perifolikular atau papulae, kemerahan atau kekuningan yang ringan
sampai berat, inflamasi, skuama dan krusta tipis sampai tebal yang kering, basah atau berminyak.2,5,6
C. Diagnosis Banding
Diagnosis banding dermatitis seboroik adalah:1,3
1. Psoriasis.
Pada psoriasis: skuama berlapis-lapis, kasar, tanda tetesan lilin dan Auspitz.
Psoriasis yang mengenai scalp: skuama lebih tebal dan putih seperti mika, kelainan kulit pada perbatasan wajah
dan scalp dan tempat lain sesuai predileksi.1,3,4,5,6
2. Psoriasis inverse yang mengenai daerah fleksor.
3. Kandidosis yang terdapat pada lipatan paha dan perianal.1,3,6
Pada kandidosis: eritema berwarna merah cerah berbatas tegas dengan satelit-satelit di sekitarnya.
4. Otomikosis.
Khusus
a) Sistemik
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda Adhi, Budimulja Unandar, Dermatitis Seboroik dan Tinea Kapitis, dalam Djuanda Adhi, Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Edisi Ketiga, Hal 93-95, 183-185, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta, 2002
2. Suparlan, A., G., dkk, Kandidiasis, dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi, LAB/ UPF Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin, RSUD Dokter Soetomo, Hal 15-18, Surabaya, 1994
3. Siregar, R., S., Dermatitis Seboroika, dalam Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, Edisi Kedua, Hal 104106, Balai Penerbit EGC, Jakarta, 2002
2.2.2 Komponen
Menurut Universitas Toronto, komponen kualitas hidup
terbagimenjadi Being, Belonging, and Becoming.Kualitas hidup terdiri
dari kepentingan relatif dan sejauh mana kenikmatan seseorang
sehubungan dengan masing-masing dimensi.Kualitas hidup begantung
pada adaptasi kehidupan manusia setiap saat dan dari perspektif
masing-masing (Kurtus, 2005).17
Kualitas hidup dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu kesehatan,
kepemilikan (hubungan individu dengan lingkungan) dan harapan
(prestasi dan aspirasi individu).
a. Kesehatan
Kesehatan dalam kualitas hidup dapat dibagi menjadi 3 bagian
yaitu secara fisik, psikologis, dan spiritual.Bagian fisik terbagi
menjadi olahraga, kesehatan fisik, nutrisi, pakaian, personal
hygiene dan penampilan fisik secara umum.Bagian psikologis
terbagi menjadi kognitif, kesadaran, perasaan, harga diri, konsep
diri dan kontrol diri.Bagian spiritual terbagi menjadi nilai-nilai
pribadi, standar-standar pribadi, dan kepercayaan spiritual.
b. Kepemilikan
Kepemilikan dalam kualitas hidup dibagi menjadi dua bagian
yaitu secara fisik dan sosial.Bagian fisik terdiri dari rumah, tempat
kerja/sekolah, masyarakat dan tetangga/lingkungan.Bagian sosial
yaituhubungan dengan keluarga, teman/rekan kerja, orang lain,
lingkungan dan masyarakat.
c. Harapan
Merupakan keinginan atau harapan yang akan dicapai sebagai
perwujudan dari individu seperti terpenuhinya nilai (prestasi dan
aspirasi individu) sehingga individu tersebut merasa memiliki
pada tahun 1992 dan digunakan pada pasien dewasa umur lebih dari
16 tahun. Kuesioner DLQI dapat digunakan secara rutin oleh dokter
untuk membantu konsultasi klinis, proses pembuatan evaluasi dan
keputusan klinis. Kuesioner ini mudah dimengerti dan dapat
langsung diberikan kepada pasien untuk diisi (Finlay, 1994).
Situs dermatology.org, menjelaskan kuesioner IKHD dapat dianalisis
dalam enam bagian berikut:
a. Gejala dan perasaan : Pertanyaan 1 dan 2 Skor maksimum 6
b. Kegiatan sehari-hari : Pertanyaan 3 dan 4 maksimum Skor 6
c. Kenyamanan : Pertanyaan 5 dan 6 Skor maksimum 6
d. Pekerjaan dan sekolah : Pertanyaan 7 Skor maksimum 3
e. Hubungan pribadi : Pertanyaan 8 dan 9 Skor maksimum 6
f. Pengobatan : Pertanyaan 10 Skor maksimum 325
Penilaian untuk setiap pertanyaan dalam kuesioner adalah sebagai
berikut:
Amat sangat nilai 3, sangat nilai 2, sedikit nilai 1, tidak sama
sekali nilai 0, tidak relevan nilai 0, pertanyaan tidak dijawab nilai 0,
dan pada pertanyaan nomor 7 jika dijawab ya dalam menghalangi
bekerja atau belajar nilai 3.DLQI dinilai dengan menjumlahkan
semua nilai dari tiap pertanyaan dengan nilai maksimal 30 dan
minimal 0. Makin tinggi nilai yang didapat, makin terganggu kualitas
hidup. Kuesioner DLQI juga dapat dinyatakan dalam persentase
terhadap nilai maksimal yaitu 30.
Arti dari nilai IKHD :
a. 0 1
b. 2 5
c. 6 10