PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna. Kesempurnaan manusia
bukan hanya dari segi fisik, akan tetapi manusia juga dianugerahi kesempurnaan akal. Akal
manusia merupakan sesuatu yang khas yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya.
Kesempurnaan akal manusia ini menyebabkan pengetahuan manusia terus berkembang dari
waktu ke waktu. Rasa keingintahuan manusia menuntutnya untuk mencari tahu hal-hal yang
ingin diketahuinya. Sehingga manusia dapat memperoleh hal yang ingin diketahuinya tersebut.
Untuk hal-hal yang ingin diketahuinya tersebut, manusia dapat melakukan dua jenis usaha.
Usaha yang paling sering dilakukan adalah melalui penalaran akal sehat (common sense). Akan
tetapi tidak semua keingintahuan manusia bisa terjawab melalui penalaran akal sehat. Apabila
keingintahuan yang tidak bisa terjawab melalui mekanisme penalaran akal sehat, maka alternatif
lain yang dapat dilakukan adalah melalui penelitian ilmiah.
Penelitan ialah suatu kegiatan untuk memilih judul, merumuskan masalah, kemudian
diikuti dengan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data yang dilakukan dengan
metode ilmiah secara efisien dan sistematis yang hasilnya berguna untuk mengetahui suatu
keadaan atau masalah dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan atau untuk membuat
keputusan dalam rangka pemecahan masalah.
Menurut Indriantoro dan Supomo (1999), penelitian dapat dilihat sebagai proses yang
mencakup dua tahap: penemuan masalah dan pemecahan masalah. Penemuan masalah dalam
penelitian meliputi: identifikasi bidang masalah, penentuan pemilihan pokok masalah (topik) dan
perumusan atau formulasi masalah. Penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling
sulit karena masalah penelitian mempengaruhi strategi yang diterapkan dalam pemecahan
penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Einstein dan Infield dalam (Indriantoro dan Supomo,
1999), formulasi masalah penelitian sering merupakan tahap penelitian yang jauh lebih esensial
dibandingkan
dengan
tahap
pemecahan
masalah.
Bahkan
menurut
Isaac
dan
Michael dalam (Indriantoro dan Supomo, 1999), formulasi masalah penelitian dengan baik
merupakan setengah dari tahap pemecahan masalah.
Tidak mudah bagi peneliti untuk merumuskan masalah penelitian, terutama bagi
penelitian pemula. Masalah penelitian yang sering dirumuskan terlalu umum sehingga dengan
pokok permasalahan yang tidak jelas akan menyulitkan tahap pemecahan masalah, yang meliputi
penentuan konsep-konsep teoritis yang ditelaah dan pemilihan metode pengujian data. Semakin
spesifik perumusan masalah, penelitian semakin mudah dilakukan pengujian secara empiris,
perlu pendekatan sistematis untuk merumuskan masalah penelitian yang baik memudahkan tahap
pemecahan masalah sehingga memudahkan pula untuk menetapkan suatu tujuan penelitian.
Mengingat arti penting dari masalah tersebut, maka alangkah baiknya apabila
pengetahuan mengenai masalah yang mencakup pengertian, serta proses penentuan masalah
sampai proses perumusan masalah dapat dipahami secara lebih mendalam.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui tahap-tahap yang perlu diperhatikan dalam proses identifikasi perumusan masalah.
2. Mengetahui macam-macam tujuan dalam penelitian.
dapat
menyebabkan
tidak
tercapainya
tujuan
(Kamus
Besar
Bahasa
b. Adanya tawaran SDM yang menguasai teknologi tertentu yang ternyata dibutuhkan dalam usaha
budidaya ikan.
c. Penggunaan sistem yang terkomputersasi akan mempercepat proses transaksi.
Jadi berdasarkan beberapa pengertian diatas, masalah dalam penelitian yang dimaksud
ialah merupakan pangkal penelitian. Tidak akan ada penelitian jika tidak ada persoalan.
Persoalan (masalah) ialah segala sesuatu yang dihadapi atau dirasakan seseorang yang
menimbulkan dalam diri orang yang bersangkutan suatu keinginan atau kebutuhan untuk
membahasnya, mencari jawabannya atau menetapkan cara penyelesaiannya.
2.1.2 Sumber Permasalahan
Suatu masalah tidak harus menuntut/menimbulkan suatu penelitian tetapi penelitian
dilakukan karena adanya masalah. Jadi seseorang yang akan melakukan penelitian harus
menentukan terlebih dulu masalahnya.
Sumber permasalahan berada di dalam lingkungan tempat pengamat berada atau dapat
berada di jasmani pengamat. Menurut Purwanto (2008), upaya untuk melakukan pencarian dan
pendataan masalah-masalah yang akan dibahas dapat dilakukan dari sumber-sumber
masalah sebagai berikut:
1. Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan hasil penelitian
2. Pengamatan Sepintas/Fakta di lapangan
3. Pengalaman Pribadi
4. Pertemuan Ilmiah: Seminar, Diskusi, Lokakarya, Konferensi dan lain-lain
5. Pernyataan Pemegang Otoritas
6. Perasaan Intuitif Pribadi
Sumber persoalan adalah sesuatu yang obyektif, akan tetapi persoalan selalu bersifat
subyektif. Kejadian yang sama dapat menimbulkan persoalan yang berbeda dalam diri pengamat
yang berbeda (Notohadiprawiro. 2006).
2.1.3 Pemilihan Masalah
Dalam dunia nyata banyak masalah yang harus diselesaikan dengan segera dalam waktu
tertentu, namun tidak semua masalah tersebut dapat diangkat menjadi maslaah penelitian. Oleh
karena identifikasi masalah merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.
professional serta membuat daftar soal-sola yang akan diselidiki (list of problem) dengan
demikian memudahkan untuk pembuatan data yang diperlukan yang berhubungan dengan
persoalan-persolan tersbut (list of relevant data). Hal ini memudahkan pembuatan questionnaire
(Subiyanto, 1999).
Tujuan dilakukannya perumusan masalah adalah Pada dasarnya merumuskan persolan
bertujuan untuk memperjelas ruang lingkup penelitian, serta agar peneliti maupun pengguna
hasil penelitian mempunyai persepsi yang sama dengan penelitian yang dihasilkan.
Berdasarkan Indriantoro dan Supomo (1999), di dalam rangka perumusan persoalan
penelitian perlu diperhatikan beberapa syarat yang sangat berguna untk mendalami persoalan
yang sedang dalam penyelidikan sehingga dapat dirumuskan dengan mudah.
Syarat-syarat tersebut yang perlu diperhatikan ialah sebgai berikut:
1. Mendapat informasi dari tangan pertama (first hand information)
Maksudnya ialah agar memperoleh ide-ide baru atau memperjelas persoalan yang sedang
dihadapi dengan menanyakan langsung kepada orang yang berkepentingan atau yang paling
mengetetahui masalahnya. Misalnya persolan perdangangan ditanyakan kepada pejabat dari
Departemen Perdagangan, persoalan pertanian kepada pejabat Departemen Pertanian persoalan
perikanan kepada pejabat Departemen Perikanan dan lain sebagainya.
2. Mempelajari semua informasi yang mungkin ada dengan membaca literatur-literatur (by
reading)
Mempelajari literatur serta pengalaman-pengalaman orang lain sebetulnya sudah berarti
mempelajari subjek penelitian itu sendiri. Literatur-literatur yang digunakan dapat berupa bukubuku, majalah, jurnal, atau bentuk publikasi-publikasi lainnnya. Dengan bantuan informasi yang
diperoleh melalui literatur- literatur atau pengalaman-pengalaman orang lain ditambah dengan
ketajaman daya fikir sendiri, orang yang melakukan penelitian (researcher) mencoba untuk
menganalisis hubungan factor-faktor (relationship among the factors) dan kekuatan-kukuatan
(forces) di dalam persolan berdasarkan logika, konsep-konsep serta hokum-hukum ilmu
pengethuan yang telah dipelajarinya. Di dalam usaha mengenal literatur, pedoman-pedoman
yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Pelajari hasil-hasil yang telah dikemukakan orang lain dalam bidang yang bersangkuatan atau
dalam bidang yang hampir bersamaan
b. Pelajari metode-metode penelitian yang telah dipergunakan
akan mempermudah pembuatan daftar pertanyaan (questionnaire) yang akan dipergunakan untuk
memperoleh data tersebut.
Berdasarkan Suryabrata (2000), menurut tujuannya maka penelitian dikategorikan menjadi
4 yaitu:
1. Untuk memperoleh familiaritas (familiarity) dari suatu fenomena atau mencari hubunganhubungan baru (new relationship), agar bisa merumuskan persoalan penelitian lebih tepat lagi
dan dapat pula untuk menentukan hipoteis. Dalam hal ini persoalan riset terlalu luas dan sifat
exploratif (mencari/menyelidiki) dalam upaya menemukan pengetahuan baru.
2. Untuk mengetahui atau memperoleh gambaran tentang sesuatu dengan jelas. Menguraikan
karakerustik atau sifat-sifat dari suatu keadaan. Untuk menentukan frekuensi terjadiya suatu
peristiwa
(event)
tertentu.
Biasanya
disertai
atau
tidak
disertai
dengan
hipotesis-
hipotesis.Descriptive studies bertujuan untuk menguraikan tentang suatu keadaan pada waktu
tertentu dalam upaya pengembangan pengetahuan.
3. Experimental studies bertujuan untuk menguji hipotesis-hipotesis. Tentang adanya hubungan
antara variable-variabel dalam upaya untuk mengetahui sebab akibat. Penelitian ini berupa
percobaan-percobaan dalam upaya untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan.
4. Forecast study (studi peramalan) untuk mendapatakan data peramen sebagai dasar perencanaan.
Tujuan Penelitian ini bersifat prediktif.
BAB 3. KESIMPULAN
Berdasarkan literatur-literatur yang ada mengenai identifikasi perumusan masalah dan
tujuan penelitian, maka kesimpulan yang diperoleh dari bahasan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tahap-tahap yang perlu diperhatikan dalam proses identifikasi perumusan masalah ialah:
a.
b. Merumuskan masalah yang berarti proses penyederhanaan masalah yang kompleks, menjadi
masalah yang dapat diteliti menggambarkan suatu pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai
ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.
2. Tujuan penelitian harus selalu konsisten dengan rumusan masalah. Berapa banyak masalah
dirumuskan, sebanyak itu pula tujuan yang akan dicapai. Untuk itu, perlu ditetapkan suatu tujuan
penelitian berdasarkan persoalan yang dipilih, baik penelitian yang bertujuan mencari
familiaritas/ hubungan baru (Familiarity/ New Relationship), Descriptive Studies, Experimental
Studies, dan atau Forecast Studies.
DAFTAR PUSTAKA
Indriantoro, N dan B. Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Bisnis.
Yogyakarta: BPFE.
Notohadiprawiro, T. 2006. Metode Penelitian dan Penulisan Ilmiah. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada.
Purwanto, E. 2008. Metode Penelitian Remaja.http://metodekir.blogspot.com [20 Desember 2009].
Subiyanto. 1999. Metode Penelitian Akuntansi. Yogyakarta: STIE YKPN.
Sugiono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Suryabrata, I. 2000. Langkah-Langkah Penelitian.http://ibnurusdi.wordpress.com [20 Desember 2009].