Anda di halaman 1dari 6

METODOLOGI PENELITIAN HUKUM

Penelitian merupakan sarana pokok dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan


dan Teknologi. Karena
penelitian bertujuan untuk mengungkapkan
kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten.
Metodologi Penelitian harus sesuai dengan Ilmu Pengetahuan yang
bersangkutan. Oleh karena setiap Ilmu Pengetahuan mempunyai
identitas/karakteristik masing-masing. Hal ini akan membawa konsekuensi
secara metodologis. Metodologi Penelilitian Ilmu Hukum akan berbeda
dengan Metodologi Psikhologi, Sejarah dan sebagainya. Oleh karena itu
untuk memahami Metodologi Penelitian Ilmu Hukum harus memahami
identitas Ilmu Hukum.
Menurut Soerjono Soekanto, Ilmu yang obyeknya hukum dapat dibedakan:
1. ILMU HUKUM
2. FILSAFAT HUKUM
3. POLITIK HUKUM
1. ILMU HUKUM sebagai sistem ajaran tentang hukum dapat
dibedakan :
a.Ilmu Hukum dengan pendekatan Normatif artinya memandang
hukum sebagai norma ( sesuatu yang dicita-citakan/diharapkan)
Ilmu Hukum dengan pendekatan normatif dapat dibedakan :
- Ilmu Kaedah Hukum
- Ilmu tentang Pengertian Pokok dalam Hukum
b.Ilmu Hukum dengan pendekatan Realitas/kenyataan
memandang hukum sebagai perilaku, yang meliputi :.
a. Sosiologi Hukum
b. Antropologi Hukum
c. Psikhologi Hukum
d. Perbandingan Hukum
e. Sejarah Hukum

atau

2. FILSAFAT HUKUM mengkaji obyeknya dengan pendekatan Kritis


Analitis.

3. POLITIK HUKUM menggunakan pendekatan Praktis Fungsional


artinya berkaitan dengan pemilihan/penentuan nilai-nilai dalam hukum
atau dalam pembentukan hukum.

Menurut Meuwissen (Bruggink,1995) Ilmu yang obyeknya


Hukum (Teori Hukum dalam arti luas) meliputi:
1. Ilmu Hukum yang meliputi :
a. Dogmatika Hukum (Ilmu Hukum dalam arti sempit)
b. Sejarah Hukum
c. Perbandingan Hukum
d. Sosiologi Hukum
e. Psikologi Hukum
2. Teori Hukum (dalam arti sempit)
3. Filsafat Hukum
DOGMATIKA HUKUM (Ilmu Hukum dalam arti sempit)
Obyeknya : Hukum Positip
Dogmatika Hukum : - Memaparkan
- Menganalisis
- Mensistematisasi
- Menginterpretasi
Kebenaran : Pragmatig
Proposisi : Informatif, Normatif dan evaluatif
SOSIOLOGI HUKUM
Obyeknya : Hukum sebagai kenyataan di dalam masyarakat
Menurut Bruggink Sosiologi Hukum dibedakan:
1. Sosiologi Hukum Empirik
- Perspektif eksternal artinya dari sudut pandang Pengamat
yang yang mengobservasi ( Penonton)
- Kebenaran Korespondensi
- Proposisi informatif/empirik
2. Sosilogi Hukum Kontemplatif/Evaluatif

- Perspektif internal yakni menjadi bagian


masyarakat (Pemain)
- Kebenaran Pragmatig
- Proposisi informatif, juga normatif fan evaluatif

dari

TEORI HUKUM (dalam arti sempit)


Teori Hukum dapat dibedakan menjadi dua cabang ilmu:
- Teori Hukum sebagai teori tentang Hukum Positip (Misal:
Difinisi Hukum, Sifat Kaedah Hukum, Sistem Hukum,
Keberlakuan Hukum )
- Teori Hukum sebagai teori tentang Dogmatika Hukum itu
sendiri ( Misal : Pembentukan Hukum/Teori Perundangundangan, Penemuan Hukum dan kegiatan-kegiatan yuridik
lainnya termasuk metode yang digunakan)

FILSAFAT HUKUM
- Induk dari semua disiplin hukum karena Filsafat Hukum
membahas masalah-masalah fondamental dalam hukum
(Misal : Esensi Hukum, Dasar Eksistensi Tata Hukum, Cita
Hukum, Keadilan, Hukum dan Kekuasaan dsb)

Skema 15
Faktual
Atau
empiris

keberlakuan

Normatif
Atau
formal

Kaidah dipatuhi oleh para warga


masyarakat atau efektif

Kaidah diterapkan dan


ditegakkan oleh pejabat hukum

Kaidah cocok dalam system


hukum hierarkis

Empiris : kaidah
Tampak diterima
evaluatif

Filosofis : kaidah memiliki sifat


mewajibkan karena isinya
material

Berdasarkan keberlakuan hukum tersebut


pembagian Disiplin Hukum sebagai berikut:

Bruggink membuat

1. Teori Hukum (dalam arti sempit)


Mempelajari keberlakuan hukum secara normative
2. Sosiologi Hukum
Mempelajari keberlakuankuan hukum secara empiris
3. Filsafat Hukum
Mempelajari keberlakuan hukum secara evaluatif
4. Dogmatika Hukum
Memelajari Hukum Positip

PERUMUSAN MASALAH
TITIK TOLAK PENELITIAN JENIS APAPUN ADALAH:
1. MASALAH
2. MASALAH
3. MASALAH
MASALAH HARUS DIRUMUSKAN SECARA JELAS,
SEDERHANA DAN TUNTAS
MASALAH LEBIH DARI PADA SEKEDAR PERTANYAAN
Masalah adalah suatu keadaan yang bersumber dari
hubungan dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi
yang membingungkan. (Guba, 1978 44)
Faktor tersebut dapat berupa:
- konsep
- data empiris
- pengalaman
- unsur-unsur lainnya
Dengan perumusan masalah yang jelas dan mantap, maka
Peneliti dapat menentukan data apa yang perlu dikumpulkan
dan data apa yang tidak perlu dijamah.

Anda mungkin juga menyukai