Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH SISTEM KERJA ERGONOMIS DENGAN KEJADIAN

KECELAKAAN KERJA KARENA TINGKAT KELELAHAN PADA


PEKERJA DI CV. BAROKAH USAHA MUKTI SEMARANG TAHUN 2012

PROPOSAL
Disusun untuk memenuhi tugas Metodologi Penelitian Kuantitatif
Dosen Pengampu : Widya Hary Cahyati, S.KM, M.Kes

Oleh :
Rachel Yessi Andika
6411411163

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata ergonomi berasal dari bahasa Latin, yaiti ergon yang berarti kerja,
dan nomos yang berarti hokum alam (Bridger, 1995). Ergonomi merupakan
studi tentang sistem kerja manusia yang berkaitan dengan fasilitas dan
lingkungannya, yang saling berinteraksi satu sama lain. Ergonomi adalah
suatu cabang ilmu yang memanfaatkan informasi- informasi mengenai sifat,
kemampuan dan keterbatasan manusia dalam rangka membuat sistem kerja
yang ENASE (efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien). Ergonomi dan K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan karena keduanya mengarah kepada tujuan yang sama yakni
peningkatan kualitas kehidupan kerja (quality of working life).
Setiap tahun ribuan kecelakaan terjadi di tempat kerja yang
menimbulkan korban jiwa, kerusakan materi dan gangguan produksi. Tahun
2007, menurut Jamsostek tercatat 65.474 kecelakaan yang
mengakibatkan 1.451 orang meninggal, 5.326 orang cacat tetap dan 58.697
orang cedera. Data kecelakaan tersebut mencakup seluruh perusahaan yang
menjadi anggota Jamsostek dengan jumlah peserta sekitar 7 juta orang
atau sekitar 10% dari seluruh pekerja Indonesia. Dengan demikian,
angka kecelakaan mencapai 930 kejadian untuk setiap 100.000 pekerja
setiap tahun. Oleh karena itu, jumlah kecelakaan keseluruhannya diperkirakan
jauh lebih besar. Bahkan menurut World Economic Forum tahun 2006,
angka kematian akibat kecelakaan kerja di Indonesia mencapai 17-18
untuk setiap 100.000 pekerja (Soehatman, 2010). Anas Zaini Z Iksan selaku
Ketua Umum Asosiasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (A2K4)
mengatakan setiap tahun terjadi 96.000 kasus kecelakaan kerja. Dari
jumlah ini, sebagian besar kecelakaan kerja terjadi pada proyek jasa
konstruksi dan sisanya terjadi di sektor industri manufaktur
(Bataviase, 2010). Hasil penelitian yang diadakan ILO (Organisasi

Perburuhan Internasional) mengenai standar kecelakaan kerja menyatakan


bahwa Indonesia menempati urutan ke-152 dari 153 negara yang ditelitinya.
Salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja adalah tingkat
kelelahan dari pekerja itu sendiri. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap
kesehatan tenaga kerja berhubungan dengan ergonomi, yaitu: sikap dan cara
kerja, kegelisahan kerja, beban kerja yang tidak adekuat, monotonnya
pekerjaan, jam kerja yang tidak sesuai, pekerjaan yang berulang-ulang.
Pengaruh- pengaruh tersebut berkumpul di dalam tubuh dan mengakibatkan
perasaan lelah. Interaksi antara manusia, alat dan bahan, serta lingkungan
kerja menimbulkan beberapa pengaruh terhadap tenaga kerja. Pengaruh atau
dampak negatif sebagai hasil samping proses industri merupakan beban
tambahan dari tenaga kerja yang bisa menimbulkan kelelahan.
Masalah kelelahan kerja perlu diberikan solusi yang dapat menjamin
keselamatan dan kesehatan para pekerja itu sendiri, yaitu dengan membuat
perancangan sistem kerja yang sesuai dengan prinsip ergonomi yaitu suatu
sistem kerja yang meningkatkan kenyamanan dan produktivitas kerja.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh sistem kerja ergonomis dengan kejadian kecelakaan
kerja karena tingkat kelelahan pada pekerja di CV. Barokah Usaha Mukti
Semarang tahun 2012?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh sistem kerja ergonomis dengan kejadian
kecelakaan kerja yang disebabkan oleh tingkat kelelahan pekerja di CV.
Barokah Usaha Mukti Semarang tahun 2012.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Perusahaan

Diharapkan dapat digunakan untuk memberi informasi kepada Barokah


Usaha Mukti, CV mengenai sistem kerja ergonomis guna peningkatan
produktivitas kerja.
1.4.2 Bagi Karyawan Pekerja
Memberikan kenyamanan dalam bekerja dan dapat meningkatkan
produktivitas kerjanya.
1.4.2 Bagi Masyarakat
Memberikan peluang usaha menciptakan alat dan bahan kerja yang
ergonomis khususnya di bidang penyedia jasa kontraktor.
1.4.3 Bagi Akademik
Secara akademik memberikan tambahan pengetahuan

khususnya

mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat mengenai sistem kerja yang


ergonomis untuk menurunkan angka kejadian kecelakaan kerja.
1.5 Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian ini merupakan matriks yang memuat tentang judul
penelitian , nama peneliti , tahun dan tempat penelitian , rancangan penelitian ,
variabel penelitian dan hasil penelitian (Tabel 1).
Tabel 1
Keaslian Penelitian
Judul

Nama

Penelitian

Peneliti

(1)

(2)

Tahun dan
Tempat
Penelitian
(3)

Rancangan

Variabel

Hasil

Penelitian

penelitian

Penelitian

(4)

(5)

(6)

Perancangan

Universitas

Metode

Variabel

Ada

sistem kerja

Mercu Buana

Analitik

bebas :

hubungan

2011

Observasional Sistem kerja

yang

ergonomis

Torik

untuk

Husein dan

dengan

Ergonomis

bermakna

mengurangi

Ari

pendekatan

Variabel

antara

tingkat

Sarsono

Cross

Terikat :

sistem

Sectional

Tingkat

kerja

Kelelahan

ergonomis

kelelahan

dengan
penurunan
tingkat
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya . Perbedaan penelitian
ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut : (1) Penelitian ini
dilakukan di CV. Barokah Usaha Mukti tahun 2012 dan (2) Variabel bebas
dalam penelitian ini terdiri dari satu variable yaitu sistem kerja ergonomis,
variabel terikatnya yaitu kejadian kecelakaan kerja, dan terdapat variabel
pengganggu yaitu tingkat kelelahan pekerja.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
1.6.1 Ruang Lingkup Penelitian Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di CV. Barokah Usaha Mukti Semarang.
1.6.2 Ruang Lingkup Penelitian Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada akhir tahun 2012
1.6.3 Ruang Lingkup Penelitian Materi
Penelitian ini merupakan penelitian di bidang Ilmu Kesehatan
Masyarakat yang dititikberatkan pada aspek keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) yakni sistem kerja ergonomis dalam kaitannya
dengan kejadian kecelakaan kerja karena tingkat kelelahan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Sistem Kerja Ergonomis
2.1.1.1 Definisi Ergonomi
2.1.1.2 Sistem Kerja yang Eonomis
2.1.2 Kelelahan Kerja
2.1.2.1 Definisi Kelelahan Kerja
2.1.2.2 Faktor-faktor yang Menyebabkan Kelelahan Kerja
2.1.3 Kecelakaan Kerja
2.1.3.1 Definisi Kecelakaan Kerja
2.1.3.2 Macam-macam Kecelakaan Kerja

2.1.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecelakaan Kerja


2.1.3.4 Pengaruh Sistem Kerja Ergonomis dengan Kejadian
Kecelakaan Kerja karena Tingkat Kelelahan pada Pekerja
2.2

Kerangka teori
Berdasarkan uraian dalam landasan teori, maka disusun kerangka teori

mengenai pengaruh sistem kerja ergonomis dengan kejadian kecelakaan kerja


karena kelelahan. (Gambar 1)

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara
konsep-konsep atau variabel yang akan diamati atau diukur melalui
penelitian. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas yaitu tingkat
keparahan ISPA , serta satu variabel terikat yaitu status gizi balita .

Variabel Bebas

Variabel Terikat

Sistem Kerja

Kejadian Kecelakaan

Ergonomis

Kerja

Tingkat Kelelahan
Pekerja

Variabel Pengganggu

3.2 Hipotesis
Hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang hubungan yang diharapkan
antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris . Hipotesis
dalam penelitian ini , sebagai berikut :
3.2.1

Ada pengaruh sistem kerja ergonomis dengan kejadian kecelakaan kerja


karena tingkat kelelahan pada pekerja di CV. Barokah Usaha Mukti

3.2.2

Semarang tahun 2012.


Ada hubungan penurunan angka kejadian kecelakaan kerja dengan
status sistem kerja yang ergonomis tahun 2012 .

3.3 Variabel Penelitian


Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.3.1

Variabel Bebas ( Independent Variable )


Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain atau
yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat
.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sistem kerja ergonomis.

3.3.2

Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas . Variabel terikat dalam penelitian

ini adalah kejadian kecelakaan kerja.


3.4 Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, instrument yang digunakan yaitu:
1. Kuisioner terstuktur berisi pertanyaan terbuka dan tertutup yang disusun
menurut variabel yang diteliti. Kuisioner sebelum digunakan dilakukan uji
coba kuisioner di lapangan dengan karakteristik yang hampir sama dengan
lokasi penelitian.
2. CCTV untuk mengetahui kejadian kecelakaan kerja.

3. Barang-barang atau peralatan kerja yang ergonomis dalam rangka


percobaan.

DAFTAR PUSTAKA
Marizar, Edi S. (2005). DESIGNING FURNITURE Teknik Merancang Mebel
Kreatif konsepsi, solusi, inovasi, dan implementasi . Yogyakarta: Media
Pressindo. 106.
Pujadi, Tri. (2008). Jurnal commIT. FAKTOR MANUSIA DAN ERGONOMIS
PENGGUNAAN KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN
DAN KESELAMATAN KERJA (K3). 02 (6), 2.
Sulianta, Feri (2010). IT ERGONOMICS . Jakarta: Elex Media Komputindo. 99.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
100-104.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. 49-64.

Anda mungkin juga menyukai