BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi reforming merupakan reaksi pembentukan gas hidrogen dari
bahan baku hidrokarbon. Hidrokarbon yang dimaksud dapat berasal dari gas alam,
nafta, batu bara, minyak bumi, dll. Namun, jika dibandingkan dengan yang lain,
gas alam yang mengandung hidrokarbon ringan yang paling banyak, yakni berupa
metana. Metana digunakan sebagai bahan baku reaksi steam reforming karena
memberikan jumlah hidrogen paling banyak dibandingkan dengan alkana lain
yang rantainya lebih panjang. Reaksi steam reforming metana mengikuti
persamaan reaksi berikut.
CH 4 H 2O CO 3H 2
(1)
Selain reaksi utama tersebut, reaksi steam reforming metana juga diikuti
dengan reaksi pergeseran gas-air (Water Gas Shift Reaction WSGR) yang
bersifat eksotermik dengan persamaan reaksi berikut.
CO H 2O CO2 3H 2
(2)
Dengan adanya reaksi samping tersebut maka, reaksi steam reforming metana
total yang terjadi di reformer berlangsung secara endotermik mengikuti
persamaan reaksi berikut.
CH 4 H 2O CO2 4 H 2
(3)
reaksi akan lebih baik dilaksanakan pada temperatur tinggi dan tekanan rendah
sementara reaksi pergeseran merupakan reaksi eksotermik yang lebih baik
dilaksanakan pada temperatur rendah. Selain itu, reaksi steam reforming
48
Gambar 3. 1 Komposisi gas metana dalam kesetimbangan pada berbagai nilai S/C
(Appl,1999)
Gas alam memasuki reformer pada tekanan yang meningkat, hal tersebut
dikarenakanturunnya tekanan gas alam ketika masuk kedalam reformer yang
dioperasikan pada volume meningkat dari keadan awal gas alam. Peningkatan
tekanan tersebut
49
to carbon
kesetimbangan,
sehingga efek negatif dari peningkatan temperatur dapat diatasi. Namun, hal
tersebut akan mengakibatkan pemakaian energi yang lebih tinggi.
Pada industri modern yang melibatkan steam reforming, nilai
perbandingan
perbandingan
pada industri ammonia. Untuk mendapatkan reaksi kimia yang maksimal perlu
50
Suhu
Apabila suhu dinaikkan pada suatu sistem kesetimbangan, maka
(4)
Konsentrasi
Jika dalam suatu reaksi kimia konsentrasi reaktan ditambah maka
Tekanan
Dengan memperbesar tekanan berarti memperkecil volume. Reaksi akan
bergeser ke arah yang jumlah molekulnya paling kecil. Berarti jika tekanan
dinaikkan maka konversi akan berkurang sehingga untuk meningkatkan konversi,
tekanan harus rendah.
3.2
51
konversi umpan menjadi produk per satuan berat atau volume katalis pada
kondisi tertentu. Penurunan aktivitas katalis akan menyebabkan konversi
reaksi akan turun pada waktu tinggal yang tetap.
2. Selektivitas Katalis
Selektivitas katalis adalah kemampuan katalis untuk menghasilkan produk
yang diinginkan diluar dari semua produk yang mungkin dihasilkan.
3. Umur Katalis
Umur katalis adalah waktu dimana katalis dapat menjaga level aktivitas dan
selektivitas yang cukup. Apabila katalis telah mengalami penurunan kekuatan
mekanik, aktivitas dan selektivitas yang berakibat penurunan konversi secara
drastis. Apabila katalis telah mencapai umurnya maka katalis tersebut harus
diganti.
3.2.1 Penurunan aktivitas katalis
Penurunan aktivitas katalis dapat menganggu kinerja proses, penurunan
aktivitas katalis tersebut disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
52
1.
Interaksi yang lebih kuat antara katalis dengan pengotor daripada dengan umpan
dapat mempengaruhi unjuk kerja katalis. Interaksi ini dapat menghalangi interaksi
reaktan dengan permukaan aktif katalis atau menyebabkan modifikasi permukaan
aktif katalis sehingga unjuk kerja katalis menurun.
Tahapan peracunan katalis oleh pengotor ini mengalami tahap-tahap yang
sama seperti proses katalitik heterogen. Mula-mula pengotor tersebut berdifusi ke
permukaan luar katalis kemudian teradsorpsi ke permukaan aktif katalis. Pada
permukaan aktif inilah racun bereaksi menjadi substansi yang baru. Apabila
tersedia cukup energi untuk melakukan desorpsi, maka substansi ini akan terlepas
dari permukaan aktif katalis. Proses peracunan tersebut disebut peracunan
sementara karena tidak menyebabkan action blocking permanen. Namun, jika
energi yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan desorpsi maka substansi tersebut
tidak dapat lepas dari permukaan aktif katalis sehingga mengakibatkan action
blocking permanen yang kemudian disebut peracunan permanen.
Peracunan sementara dapat diatasi dengan cara mengalirkan umpan
murni (bebas pengotor/racun katalis) ke dalam reaktor katalitik selama periode
waktu tertentu bergantung jenis dan tingkat peracunan. Sedangkan peracunan
permanen diatasi dengan penggantian katalis dan pemurnian umpan sebelum
memasuki reaktor katalitik, seperti proses desulfurisasi untuk menghilangkan
sulfur sebelum masuk ke dalam primary reformer.
2.
terhadap pembentukan produk samping yang berupa deposit karbon atau coking.
Deposit karbon dapat menempel pada permukaan katalis sehingga unjuk kerja
katalis akan menurun. Reaksi-reaksi pembentukan deposit karbon di antaranya
adalah sebagai berikut :
CO H 2 C H 2O
2CO C CO2
(12)
CH 4 C 2 H 2
(14)
(13)
53
menurunkan aktivitas katalis. Sebagai contoh, aglomerasi kristal pada fasa aktif
katalis dapat menyebabkan hilangnya permukaan aktif katalis yang berakibat
pada penurunan aktivitas katalis. Contoh lain adalah kerusakan katalis pellet
dalam jumlahbesar yang dapat menghalangi laju gas melalui unggun katalis
sehingga mengakibatkan penurunan tekanan yang tinggi dan mengurangi keluaran
reaktor.
4.
oleh tidak meratanya packing dari unggun dan kesalahan pengisian katalis.
Distribusi gas yang tidak merata biasanya terjadi pada reaktor dengan konversi
yang tinggi.
Pada primary reformer, terjadi pendistribusian gas yang tidak merata
antara tube satu dan lainnya. Jika laju umpan di suatu tube tinggi, maka komposisi
metana di keluaran reformer memiliki nilai yang lebih tinggi dari desain.
3.3
Reformer
Pada produksi ammonia, pembuatan gas sintesis dilakukan dalam
reformer, proses reforming tersebut dilakukan dalam dua tahapan, yakni pada
primary reformer dan secondary reformer. Hal ini ditujukan untuk penambahan
nitrogen dalam bentuk udara pada secondary reformer serta untuk melanjutkan
reaksi demi mendapatkan temperatur kesetimbangan yang lebih tinggi pada
keluaran secondary reformer.
3.3.1
Primary reformer
54
Primary reformer adalah reaktor tempat terjadinya reaksi feed gas dengan
steam menjadi gas sintesa (H2, CO, CO2). Reaksi ini secara total bersifat
endotermis sehingga membutuhkan panas untuk dapat bereaksi. Panas yang yang
dibutuhkan di supply dari 80 arch burner yang menghasilkan temperature riser
823oC. Reaksi Pada Primary Reformer, gas alam direaksikan dengan kukus
dengan menggunakan katalis nikel dengan reaksi seperti telah tersebut diatas.
Pasokan energi ini diperoleh melalui radiant section dan convection section pada
primary reformer. Temperatur, tekanan dan laju alir kukus harus dijaga dengan
baik untuk mencegah reaksi pembentukan kokas yang dapat berakibat pada
overheating dan perusakan katalis.
1. Radiant Section
Radiant Section adalah sebuah ruang panas yang didalamnya terdapat
224 tube yang berisi katalis. Tube-tube tersebut tersusun dalam formasi 56 x 4 dan
diselingi oleh oleh pembakar-pembakar yang mengarah kebawah (down firing
burner). Pada bagian ini juga terdapat 80 buah burner yang digunakan untuk
menyuplai panas yang diperlukan pada reaksi endotermis, dimana reformer
tersebut beroperasi dengan pembakaran ke arah bawah yang menggunakan bahan
bakar gas alam yang terletak diantara baris tube katalis serta menggunakan juga
purge gas dari ammonia recovery. Aliran gas alam untuk fuel terbagi menjadi dua
bagian yaitu arch burner dan main burner. Temperatur gas yang keluar dari
tabung katalis mencapai sekitar 790,4 oC dan tekanan 31,96 Kg/cm 2G. Pada
kondisi ini, gas mengandung sekitar 9,6% CH4 yang tidak terkonversi.
Pada radian section, primary reformer ini digunakan dua jenis katalis.
Katalis utama untuk menjalankan reaksi steam reforming adalah katalis nikel
(330-LDP) dibagian bawah, sedangkan pada bagian atas tube diisi dengan katalis
potash (210-LDP).
2. Convection section
Pada convection section ini panas tambahan untuk reaksi steam
reforming diperoleh melalui pemanfatan
pemanas. Panas dari flue gas tersebut dimanfaatkan melalui penggunaan koil
pemanas dalam primary reformer.
55
Parameter Operasi
a)
Temperatur pemanasan
Reaksi reforming yang terjadi di primary reformer adalah reaksi
endoterm. Panas yang dipergunakan diperoleh dari pembakaran fuel gas yang
langsung ke dinding luar tabung katalis. Pengaruh dari kenaikan suhu reforming
pada keseluruhan reaksi adalah mempengaruhi kadar CH4leakage serta menaikkan
kadar H2 dan CO yang keluar dari primary reformer, demikian sebaliknya jika
suhu reforming yang terlalu tinggi dapat juga mengakibatkan kerusakkan katalis
dan tabung katalis.
b) Tekanan
Tekanan operasi pada primary reformer perlu dijaga tetap, hal tersebut
berguna agar reaksi dapat berjalan optimum.
c)
Pressure Drop
Pressure drop merupakan faktor yang penting dalam variabel operasi.
Tube-tube primary reformer yang berisi katalis diamati secara seksama untuk
menjamin pressure drop bernilai tetap, sehingga distribusi aliran yang merata ke
setiap 224 tube dalam radiant section primary reformer furnace. Jika tube
mengalami abnormal pressure drop, kemungkinan akan mengakibatkan over
heating atau insufficient reforming sehingga akhirnya mengganggu kinerja
proses dan kelangsungan operasi primary reformer.
Pressure drop teoritis dipengaruhi olehberat molekul rata-rata, kecepatan
masa, temperatur, dan dimensi tube dan ukuran katalis. Bila pressure drop naik,
maka proses akan terganggu dan mempercepat pembentukan karbon. Kesalahan
pada saat loading katalis juga dapat menaikan pressure drop yaitu tersumbatnya
grid support oleh katalis atau pecahan katalis. Kenaikan pressure drop biasanya
disebabkan karena adanya perubahan sifat fisik dari katalis, seperti terjadinya
pengumpalan katalis, katalis hancur, dan adanya akumulasi debu yang masuk pada
bagian atas bed.
56
mengurangi
kadar CH4 leakage yang keluar dari primary reformer serta untuk mencegah
pembentukan deposit karbon yang dapat mengakibatkan tertutupnya permukaan
katalis. Pada pengoperasian primary reformer dengan S/C rendah, konsumsi
energi menjadi lebih rendah. Namun pemakaian steam yang rendah dapat
mengakibatkan potensi carbon formation lebih besar.
CH4 yang keluar dari primary reformer antara 8,05 11,99% vol masih dibawah
kondisi end of run catalyst yaitu 12,56% vol. CH4 leakage yang rendah ini didapat
pada temperatur riser masih dibawah design, hal ini menunjukkan aktifitas katalis
masih bagus.
Umur katalis
Bila suatu katalis telah dioperasikan beberapa lama maka keaktifannya
Neraca Massa
Neraca massa merupakan perhitungan yang didasarkan pada prinsip
kekekalan massa dan berguna untuk menentukan laju alir, komposisi, dan
temperatur pada setiap aliran pada diagram alir suatu proses atau untuk
mengetahui performa suatu unit proses pada suatu sistem. Perhitungan neraca
massa sangat penting dalam desain awal, desain akhir maupun dalam proses
operasi.
Dalam
perhitungan
massa
terdapat
sejumlah
pertambahan
(25)
(26)
57
Dengan :
Natural Gas
X CmHn
X CO2
X CO
X H2
X N2
X Ar
Steam
S H2O
Syntesis Gas
Y CH4
Y CO2
Y CO
Y H2
Y N2
Y Ar
Y H2O
(27)
X Ar = YAr
(28)
Neraca karbon
m
Neraca hidrogen
XH 2 SH 2O
1 m
nCm H n YCH 4 YH 2 YH 2 0
2 n
(29)
58
XH 2 SH 2O
1 m
nCm H n
2 n
(30)
Neraca oksigen
(31)
PH 2
.PCO
PCH 4 .PH 2O
Ytotal
YH 2
.YCO
YCH 4 .YH 2O
(32)
(33)
Ks
YCO2 .YH 2
YCO.YH 2 0
(34)
(35)
(36)
(37)
YCO
YCH 4 YH 2
YCO2
K S .YH 2O YH 2
K S YCH 4
.YH 2 0
K S .YH 2O YH 2
K S CH 4 YCO2 YCH 4
YH 2O
K S CH 4 YCO2 3YCH 4 YCO2
(38)
(39)
59
A 1 KS
B K S 1 3YCH 4
C K S YCH 4 YCH 4
D
B 2 4 AC
YCO2
B D
2A
(40)
YH 2 3YCH 4 YCO2
(41)
YH 2 0 YCH 4 YCO2
(42)