1. Karbo
Monoksida
(CO)
Menghambat pembentukan
haemoglobin dalam darah
Mengurangi kapasitas pengangkutan
oksigen dan menyebabkan pasokan O2
ke organ vital menurun
Menimbulkan penyakit pada lambung/
perut
Meningkatkan strees fiologis
1. Sulfur
Dioksida
(SO2)
Meningkatkan iritasi pasda saluran
pernafasan
Meningkatkan timbulnya penyakit
pernafasan
1. Timbal (Pb) Merusak kecerdasan dan tingkat
konsentrasi
Menghambat pertumbuhan bayi dan
balita
Meningkatkan gangguan penyakit pada
perut
1. Nitrogen
Oksida
(NO2)
Meningkatkan timbulnya penyakit asma
Hasil
Pengujian
1 Jumlah kendaraan* smp - 1.220,29 us
2 Suhu udara C - 36
3 Timbal (Pb) di Udara g/m 60 68,24
4 Pb dalam Satu Daun
Beringin
mg/L - 1,025
B Lokasi Jl. Kaliurang
No Parameter Satuan Baku
Mutu
Hasil
Pengujian
1 Jumlah kendaraan* smp - 871.45 u-s
784.60 s-u
2 Suhu udara oC - 35
3 Timbal (Pb) di Udara g/m3 60 46,75
4 Pb dalam Satu Daun
Puring
mg/L - 2,05
Catatan: smp = satuan mobil penumpang
U s = arus kendaraan dari utara ke selatan
S u = arus kendaraan dari selatan ke utara
* Pengukuran dilakukan selama 12 jam (07.00-17.00 WIB): arus
kendaraan dua arah
Sumber : data primer tanggal 14 Maret 2007
Logam berat Pb merupakan polutan berbahaya. Dari keselurahan
2)
jogja akan se makin nyaman dan tidak terasa panas lagi, dan
otomatis wisatawan yang datang ke jogja merasa senang.
Ketika sejumlah responden pemilik pertokoan diberi bertanyaan sbb.:
Apabila trotoar di depan diperlebar hingga 6 meter maka lahan
tersebut akan anda gunakan untuk apa? (dengan pilihan jawaban
adalah: 1) pejalan kaki, 2) tempat parkir, 3) pepohonan, dan 4) lainlain? Sejumlah jawaban antara lain sebagai berikut:
1) pejalankaki, dan pepohonan, karena saya kurang setuju untuk
lahan parkir selain tidak enak dilihat juga menganggu pejalan kaki
2) yang seperlunya, yang jelas saling menguntungkan kalau di
pandang dari provit lebih baik membuat tempat parkir, tapi dari segi
keindahan membudayakan pepohonan
3) pejalan kaki, karena sejak pertama fungsi dari trotoar adalah
untuk pejalan kaki, bukan untuk yang lain
Dari hasil survey tersebut bias diperoleh makna bahwa masyarakat
menginginkan adanya penghaijauan pada kawasan kopersial atau
perdagangan. Masyarakat berharap bahwa pepohonan di kawasan
perdagangan dapat memberikan kenyamanan serta dapat mengatasi
masalah polusi serta membantu mengatasi fenomena globlal
warming . Namun, perlu disadari bahwa masyarakat belum mengerti
bagaimana cara mengelola perawatan ttanaman di kawasan public
tersebut. Masyarakat, menginginkan tata kota yang dapat mengelola
tanaman perkotaan dan melibatkan pihak terkait di perkotaan
PT. Gramedia
Dardak, A. Hermanto, 2007, INTEGRASI TATA RUANG DAN
JARINGAN JALAN JABODETABEK, Dipresentasikan pada Forum
Diskusi : Integrasi Sistem Infrastruktur DKI Jakarta dan Bodetabek
Tanggal 27 November 2007, ENGINEERING CENTE UNIVERSITAS
INDONESIA
Dirjen Bina Marga DPU, 1996, TATA CARA PERENCANAAN TEKNIK
LANSEKAP JALAN , Jakarta: Dirjen Bina Marga DPU
KLH dan KPBB (Kementrian Lingkungan Hidup dan Komite
Penghapusan Bensin Bertimbal), 2006, Laporan Pemantauan
Kualitas Bahan Bakar 2006 , Jakarta: KLH dan KPBB
Soedradjad, 2007, Hutan Kota, diakses 20 september 2007 dari
http://elearning.unej.ac.id/course/pna230/document/bab-6/
hutan_kota.pdf?cidreq+pna230
Suparwoko dan Suwarto, D M., 2007, Trees and Business District,
FTSP UII: Seminar Mata Kuliah Rencana Bagian Wilayah Kota.
Suparwoko, 2007, Kajian Bioreductor Cemaran Logam Berat Timbal
(Pb) pada Tanaman Lansekap Jalan (Streetscape) di Kawasan
Perkotaan Yogyakarta, Prosiding Seminar Nasional: Pembangunan
Lingkungan Perkotaan di Indonesia, FALTL, USAKTI, Jakarta: 27
November 2007
Teknik UMS, 2007, Bab V Hutan Kota, diakses tanggal 30 Mei 2008
dari
http://teknik.ums.ac.id/kuliah/ruhiko/file/A5-PDF-FINAL%20buku
%20teks%20ruhiko%20DIM/Fin%20A5-bab%205%20Hutan
%20Kota-23%20okt.pdf
Wolf, KL., 1988, Trees in Business Districts: Positive Effects on
Consumer Behavior!, Human Dimensions of the Urban Forest