Anda di halaman 1dari 64

MATA

MERAH
VISUS
NORMAL
Seruni Mentari Putri

VASKULARISASI MATA
Carotis interna a. Ophtalmica :
a. Sentralis retina : retina
A. Siliaris anterior
A. Perikornea : kornea
A. Episklera : iris dan badan siliar
A. Siliaris posterior longus dan brevis :
koroid
A. Konjungtiva posterior : konjungtiva
bulbi

A.

VASKULARISASI MATA

INJEKSI
Injeksi Konjungtiva
Melebarnya pembuluh darah arteri konjungtiva
posterior atau injeksi konjungtiva dapat terjadi akibat
pengaruh mekanis, alergi, ataupun infeksi pada
jaringan konjungtiva.
Injeksi siliar
Melebarnya pembuluh darah perikornea (a. siliar
anterior) terjadi akibat radang kornea, tukak kornea,
benda asing pada kornea, radang jaringan uvea,
glaucoma, episkleritis, skleritis, endoftalmitis ataupun
panoftalmitis.
Injeksi episklera
Terjadi pada Episkleritis, glaukoma akut, dan
Endophtalmitis.

Injeksi
Konjungtiva
Kausa
Lokasi
Warna
Pembuluh
darah
Adrenalin
Sekret
Intensitas
Nyeri

Injeksi Siliaris

Keratitis,
Iritasi,
Iridosiklitis,
Konjungtivitis
Glaukoma Akut
Forniks ke limbus Limbus ke forniks
makin kecil
makin kecil
Merah terang
Merah padam
Bergerak dengan
dengan
Tidak bergerak
konjungtiva
Menghilang
Menetap
Sekret (+)
Lakrimasi (+)
Sedikit

Nyeri

EPISKLERITIS
Definisi
reaksi radang jaringan ikat vascular yang terletak
antara konjungtiva dan permukaan sklera.
Epidemiologi dan etiologi
- reaksi hipersensitifitas terhadap penyakit
sistemik (TBC, reumatoid artritis, lues, SLE)
suatu reaksi toksik, alergik, atau merupakan
bagian dari infeksi.
spontan dan idiopatik.
Umumnya unilateral dan terutama perempuan
usia pertengahan.

Gejala dan gambaran klinis


Mata merah, nyeri ringan, mata terasa kering,
mengganjal, silau, pedih dan berair, dengan
konjungtiva yang kemotik.
benjolan setempat bila ditekan akan memberikan
rasa sakit yang menjalar ke sekitar mata.
Bila dilakukan pengangkatan konjungtiva
diatasnya maka akan mudah terangkat atau
dilepas dari pembuluh darah yang meradang.

Penatalaksanaan
vasokonstriktor.
kortikosteroid tetes mata, sistemik, atau
salisilat.
dapat sembuh sempurna atau bersifat residif
yang dapat menyerang tempat yang sama
ataupun berbeda-beda dengan lama sakit
umumnya berlangsung 4-5 minggu.

SKLERITIS
Merupakan reaksi peradangan dari sclera.
Biasanya terlihat bilateral dan juga sering pada
perempuan.
Etiologi : penyakit jaringan ikat, pasca herpes, sifilis dan
gout, tbc, bakteri, sarkoidosis, hipertensi, benda asing,
Gejala dan gambaran klinis
Mata merah, nyeri hebat dapat menyebar ke dahi, alis
dan dagu. silau, pedih dan mata berair,penglihatan
buram, konjungtiva kemotik
benjolan berwarna sedikit lebih biru jingga.
Bila terjadi penyembuhan penipisan sklera tidak
tahan terhadap tekanan bola mata stafiloma sklera
yang berwarna biru.
melebarnya pembuluh darah yang tidak kembali putih
dengan pemberian fenilefrin.

Pengobatan:

steroid / salisilat.
Komplikasi : Keratitis perifer, glaukoma,
granuloma subretina, uveitis, katarak,
hipermetropi, dan keratitis sklerotikans.

HEMATOMA SUBKONJUNGTIVA
Etiologi

:
pembuluh darah rapuh (umur, hipertensi,
arteriosclerosis, konjungtivitis hemoragik,
anemia, pemakaian antikoagulan, dan batuk
rejan).
trauma.
Gejala dan gambaran klinis :
Mata merah spontan, biasanya monokuler.
Perdarahan subkonjungtiva dapat kecil atau luas
di seluruh subkonjungtiva.
Penatalaksanaan :
Tidak diperlukan, perdarahan akan hilang
terserap dalam waktu 1-3 minggu.

PTERIGIUM
Merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular
konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif.
biasanya terletak pada celah kelopak bagian nasal
ataupun konjungtiva yang meluas ke daerah kornea.
berbentuk segitiga dengan puncak di bagian sentral
atau di daerah kornea.
Etiologi : iritasi kronis akibat terpajan debu, cahaya
sinar matahari dan udara panas.

Gejala:
mata sering berair,tampak merah,rasa seperti ada
benda asing
timbul astigmatisme irreguler
pada pterigium derajat 3 dan 4dapat menutupi
pupilsehingga tajam penglihatan menurun.
timbul iron line di ujung pterigium, dapat disertai keratitis
pungtata dan dellen (penipisan kornea akibat kering)
- Derajat pterygium
Derajat I : hanya terbatas pada limbus
Derajat II : sudah melewati limbus tetapi tidak >2 mm
melewati kornea
Derajat III : telah melebihi derajat 2 tetapi tidak
melebihi pinggir pupil mata (pupil dalam keadaan normal
sekitar 3-4 mm)
Derajat IV
:sudah melewati pupil sehingga
mengganggu penglihatan.

Klasifikasi Pterygium
Pterygium Simpleks : hanya di nasal/ temporal
saja.
Pterygium Dupleks : di nasal dan temporal.

Penatalaksanaan
mengurangi iritasi maupun paparan terhadap
ultraviolet dan debu dengan menggunakan
kacamata.
obat tetes mata steroid dan tetes mata
dekongestan
tindakan bedah berupa eksisipterigium pada
derajat 3 dan 4. Tujuan utama :kosmetikdan
mengupayakankomplikasi seminimal mungkin.

PSEUDOPERIGIUM
Merupakan perlekatan konjungtiva dengan
kornea yang cacat.
Biasa terjadi saat penyembuhan tukak kornea
konjungtivalisasi permukaan kornea (lapisan
fibrovaskular dapat menutupi seluruh kornea)
Gambaran

Klinis
- sama dengan pterygium namun pterygium
biasanya terjadi dibagian nasal atau temporal
saja sedangkan pseudopterygium dapat terjadi
dari sisi atas atau sisi bawah.
- Pseudopterigium tidak harus pada celah kelopak
atau fisura palpebra dan juga dapat diselipkan

Penatalaksanaan
Bisa dengan melakukan lisis dari
adhesinya, eksisi pada konjugtiva yang
terluka, dan penutupan defeknya
dengan free conjunctival graft yang
didapat dari bagian temporal.2

PINGUEKULA
merupakan benjolan pada konjungtiva bulbi
yang merupakan degenerasi hyalin jaringan
submukosa konjungtiva.1
Ditemukan pada orang tua terutama yang
matanya sering mendapat rangsang sinar
matahari, debu, dan angin. 1,2
Gambaran Klinis
- Benjolan kecil kuning pada kedua sisi kornea di
daerah fissure palpebra yang ukurannya tetap
dan mengalami iritasi disertai injeksi
konjungtiva.1
Penatalaksanaan
- Tidak perlu diberikan pengobatan.

MATA MERAH DENGAN VISUS NORMAL DAN


KOTOR ATAU BELEK

Belek merupakan secret yang


merupakan produk kelenjar yang
terdapat pada konjungtiva bulbi yaitu
sel goblet. Secret ini dapat berupa1
Air virus atau alergi
Purulen bakteri atau klamidia
Hiperpuluren gonokokus atau
meningkokus
Lengket alergi atau vernal
Serous adenovirus

Bila pada secret konjungtiva bulbi


dilakukan pemeriksaan sitologik dengan
giemsa maka dapat dilihat dugaan
kemungkinan penyebab secret seperti1:
Limfosit-monosit virus
Neutrofil bakteri
Eosinofil alergi
Sel epitel dengan badan inklusi basofil
sitoplasma klamidia
Sel raksasa multinuclear herpes
Sel leber makrofag raksasa trakoma
Keratinisasi dengan filament dry eye

KONJUNGTIVITIS
Konjungtivitis

merupakan radang

konjungtiva.
Konjungtivitis dibedakan menjadi
konjungtivitis infeksius (bakteri atau
virus) atau non infeksius (alergi, toxic,
dryness dan lainya).3,4
Dapat bersifat akut atau menahun.

Virus

Bakteri

Alergi

Gatal

++

Hiperemia

++

Sekret

Serous mucous Purulen, kuning,


krusta

Viscus

Kemosis

++

++

Lakrimasi

++

Folikel

Papil

Pseudomembran

Pembesaran kelenjar
aurikuler

++

Demam

Sitologi

Granulosit

Limfosit,
monosit

Eosinofil

KONJUNGTIVITIS BAKTERI
Etiologi

: Stafilokok, Streptokok,
Corynebacterium diphtheriae,
Pseudomonas aeruginosa, Neisseria
gonorrhoea, dan Haemophilus injluenzae.1

Manifestasi

Klinis
sering terdapat pada anak, sangat mudah
menular
sekret purulen, kemosis konjungtiva, edema
kelopak
krusta atau keropeng waktu bangun pagi
mata merah, mata bengkak, Silau

Pemeriksaan penunjang
pemeriksaan sediaan langsung dengan pewarnaan
Gram atau Giemsa untuk mengetahui kuman
penyebab dan uji sensitivitas.
Komplikasi
Stafilokok : blefarokonjungtivitis
Gonokok : perforasi kornea dan endoftalmitis
Meningokok : septikemia atau meningitis. 1
Penatalaksanaan
antibiotik topikal spektrum luas :
aminoglikosida (gentamicin salep/eyedrop,
tobramisin salep)
fluorokuinolon (levofloxacin, besifloxacin,
ciprofloxacin, 4x/hari selama 1 minggu)
makrolit ( azitromisin, eritromisin)
sulfonamid.1,5

KONJUNGTIVITIS GONORE
merupakan radang konjungtiva akut dan hebat yang
disertai dengan sekret purulen.
oftalmia neonatorum ( bayi berusia 1-3 hari)
konjungtivitis gonore infantum (usia >10 hari)
konjungtivitis gonore adultorum.
Gejala :
1. Stadium infiltratif nyeri pada perabaan, Kelopak
mata membengkak dan kaku sehingga sukar
dibuka. Terdapat pseudomembran pada
konjungtiva tarsal superior. konjungtiva bulbi
merah, kemotik dan menebal.
2. Stadium supuratif sekret kental
3. Stadium penyembuhan
Pada umumnya menyerang satu mata terlebih dahulu

Pada bayi biasanya mengenai kedua mata dengan


sekret kuning kental.
Diagnosis pasti : pemeriksaan sekret dengan pe
warnaan metilen biru diplokok di dalam sel
leukosit. Dengan pewarnaan Gram akan terdapat sel
intraselular atau ekstra selular dengan sifat Gram
negatif.
Tatalaksana:
Sekret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air
bersih atau dengan garam fisiologik setiap 15 menit.
Penisilin eyedrop larutan penisilin G 10.000 - 20.000
unit/ml setiap 1 menit sampai 30 menit. Disusul
pemberian salep penisilin setiap 1 jam selama 3
hari.1
pada bayi diberikan 50.000 U/kgBB penicillin selama
7 hari.
Antibiotik sistemik

OFTALMIA NEONATORUM
konjungtivitis

yang terjadi pada bayi < 1 bulan


konjungtivitis kimia . Tx: pembilasan sisa obat
konjungtivitis stafilokok. Tx: antibiotik topikal.
konjungtivitis inklusi (klamidia), Tx: tetrasiklin
atau eritromisin (gram +) dan tobramisin (gram -).
konjuntgivitis neisseria. Tx: penicillin topikal dan
parenteral
konjungtivitis virus. Tx: trifluorotimidin.
konjungtivitis jamur. Tx: obat antijamur.

KONJUNGTIVITIS ANGULAR
Konjungtivitis angular terutama didapatkan
di daerah kantus interpalpebra, disertai
ekskoriasi kulit di sekitar daerah meradang.
Terdapat sekret mukopurulen dan pasien
sering mengedip.
Etiologi: Moraxella axenfeld.
Pengobatan : tetrasikin atau basitrasin.
Dapat juga diberi sulfas zincii yang bekerja
mecegah proteolisis.
Komplikasi : blefaritis

KONJUNGTIVITIS MUKOPURULEN
Etiologi: Staphylococcus atau basil Koch
Weeks.
Gejala: hiperemia konjungtiva dengan sekret
berlendir yang mengakibatkan kedua kelopak
melekat terutama pada waktu bangun pagi.
Sering ada keluhan seperti adanya halo atau
gambaran pelangi
Terapi: membersihkan konjungtiva dan
antibiotik
Komplikasi: ulkus marginal pada kornea atau
keratitis superfisial.

KONJUNGTIVITIS VIRUS
Demam Faringokonjungtiva
Gejala: demam 38.3-40oC, sakit tenggorokan.
Folikel pada kedua konjungtiva dan mukosa faring,
limfadenopati preaurikuler (tidak nyeri tekan),
konjungtiva hiperemis, sekret serosa, oedem
palpebra, fotofobia
Etiologi: adenovirus tipe 3 dan 7
terutama mengenai remaja, yang disebarkan
melalui droplet atau kolam renang.
Pengobatan: dapat sembuh sendiri dalam 10
hari. Diberikan kompres dan lubrikasi dengan air
mata buatan.

KERATOKONJUNGTIVITIS EPIDEMIKA
Etiologi: adenovirus tipe 8 dan 19.
Gejala: Mata berair berat seperti kelilipan,
perdarahan subkonjungtiva, folikel terutama
kojungtiva bawah, kadang terdapat
pseudomembran. Kelenjar preaurikuler membesar.
Pengobatan :suportif. Penyakit ini berlangsung 3-4
minggu.1

KONJUNGTIVITIS HERPETIK
Herpes simplex
2) Herpes zoster
Gejala: pembesaran kelenjar preaurikuler dan
vesikel pada kornea yang dapat meluas
membentuk gambaran dendrit. Perjalanan
penyakit biasanya akut dengan folikel yang
besar disertai terbentuknya jaringan parut
pada kornea
Pengobatan :
Acyclovir eyedrop 1 tetes 9x/hari
asiklovir 400 mg/hari selama 5 hari.
analgesik untuk menghilangkan rasa sakit.
1)

KONJUNGTIVITIS INKLUSI
merupakan penyakit okulogenital disebabkan
oleh infeksi klamidia yang merupakan
penyakit kelamin.
dapat bersifat epidemik swimming pool
konjungtivitis
Pada bayi : timbul 3-5 hari setelah lahir
pervaginam konjungtivitis purulen
pada dewasa: konjungtiva hiperemis,
kemotik, pseudomembran, folikel yang nyata
terutama pada kelopak bawah, hipertrofi
papil disertai pembesaran kelenjar
preaurikel.
Pengobatan : azitromisin 1 gram 1x/hari atau

KONJUNGTIVITIS NEW CASTLE


Etiologi: virus New Castle (terdapat pada unggas)
gambaran klinis : edema palpebra ringan,
kemosis dan sekret yang sedikit, dan folikel yang
terutama pada konjungtiva tarsal bagian bawah.
Umumnya bersifat unilateral walaupun dapat juga
bilateral.
Gejala: influensa dengan demam ringan, sakit
kepala, dan nyeri sendi. rasa sakit pada mata,
gatal, mata berair, penglihatan kabur dan
fotofobia. Pembesaran kelenjar getah bening
preaurikel yang tidak nyeri tekan.
Pengobatan: simtomatis. Sembuh < 7hari

KONJUNGTIVITIS HEMORAGIK
EPIDEMIK AKUT
merupakan konjungtivitis yang disertai timbulnya
perdarahan konjungtiva.
Etiologi: virus pikorna atau enterovirus 70.
kedua mata iritatif, seperti kelilipan, dan sakit
periorbita. Edema kelompak, kemosis
konjungtiva, sekret seromukous, fotofobia
dengan lakrimasi.
Terdapat gejala akut dimana ditemukan adaya
konjungtiva folikular ringan, sakit
periorbita,keratitis, adenopati preaurikel,
perdarahan subkonjungtiva yang dimulai dengan
ptekie.
Penyakit ini dapat sembuh sendiri dalam 5-7 hari.

KONJUNGTIVITIS JAMUR
Etiologi: Candida spp (biasanya Candida
albicans)
jarang terjadi; umumnya tampak sebagai
bercak putih.
Keadaan ini dapat timbul pada pasien
diabetes atau pasien yang terganggu sistem
imunnya
Tx: amphotericin B (3-8 mg/mL) dalam
larutan air (bukan garam) atau krim kulit
nystatin (100.000 U/g) 4-6x.hari.

KONJUNGTIVITIS ALERGI
Mata

merah, sakit, bengkak, panas, berair,


gatal, dan silau. Sering berulang dan
menahun bersamaan dengan rinitis alergi.
Biasanya terdapat riwayat atopi sendiri
atau dalam keluarga.
Pada pemeriksaan ditemukan injeksi ringan
pada konjungtiva palpebra dan bulbi serta
papil besar pada konjungtiva tarsal yang
dapat menimbulkan komplikasi pada
konjungtiva. Pada keadaan akut dapat
terjadi kemosis berat.

Tx:

Biasanya penyakit akan sembuh sendiri.


menghindarkan penyebab dan
menghilangkan gejala
vasokonstriktor lokal pada keadaan akut
(naphazoline/pheniramine 1 tetes 4x/hari),
antihistamin topikal 9 azelastine 0,05%,
emedastine 0,05% 1 tetes 4x/hari),
steroid topikal dosis rendah dan kompres
dingin untuk menghilangkan edemanya.
natrium kromoglikat 2% topikal 4 kali sehari
untuk mencegah degranulasi sel mast.
Pada kasus yang berat dapat diberikan
antihistamin dan steroid sistemik.

KONJUNGTIVITIS VERNAL
reaksi hipersensitivitas tipe I yang mengenai kedua
mata dan bersifat rekuren.
Pada mata ditemukan papil besar (cobblestone)dengan
permukaan rata pada konjungtiva tarsal dengan rasa
gatal berat, Pada tipe limbal terihat benjolan di daerah
limbus, dengan bercak Horner Trantas yang berwarna
keputihan yang terdapat di dalam benjolan.
Penyakit ini biassanya sembuh sendiri tanpa diobati.
kompres dingin, natrium karbonat dan obat
vasokonstriktor.
Antihistamin dan desensitisasi mempunyai efek ringan .
kelainan kornea dan konjungtiva natrium cromolyn
topikal
steroid topikal tetes /
tidak ada hasil pengangkatan giant papil.

KONJUNGTIVITIS FLIKTEN
(hipersensitifits tipe IV) terhadap tuberculoprotein,
stafilokok, infeksi parasit
Biasanya unilateral dan kadang kedua mata. Kelainan
ini lebih sering ditemukan pada anak-anak, yang
biasanya dengan gizi kurang atau sering mendapat
radang saluran nafas.
Pada konjungtiva terlihat sebagai titik putih yang
dikelilingi daerah hiperemi. Merupakan tonjolan bulat
dengan warna kuning kelabu seperti suatu mikro abses
yang biasanya terletal didekat limbus. Abses ini
menjalar ke arah sentral atau kornea yang terdapat
tidak hanya satu.

SINDROM STEVEN JOHNSON


Sindrom steven johnson adalah suatu penyait
eritema multiform yang berat.
orang muda usia sekitar 35 tahun.
Etiologi: alergi terhadap obat-obatan
sulfonamid, barbiturat dan salisilat.
Pada mata terdapat vaskularisasi kornea, parut
konjungtiva, konjungtiva kering, simblefaron,
tukak dan perforasi kornea dan dapat
memberikan penyulit endoftalmitis. Kelainan
mukosa dapat berupa konjungtivitis
pseudomembran. Pada keadaan lanjut dapat
terjadi kelainan yang sangat menurunkan daya
penglihatan.

KONJUNGTIVITIS ATOPIK

Pasien dermatitis atopik (exzema) sering juga


menderita keratokonjungtivitis atopik. Tanda
dan gejalanya adalah sensasi terbakar,
sekret mata berlendir, merah, fotofobia. Tepi
palpebra eritematosa, dan konjungtiva
tampak putih seperti susu. Terdapat papila
halus,

KONJUNGTIVITIS PAPILARIS RAKSASA


Konjungtivitis papilaris raksasa dengan tanda
dan gejala mirip pada konjungtivitis vernal
dapat timbul pada pasien yang memakai
mata buatan dari plastik atau lensa kontak
Mengganti plastik dengan kaca untuk
prostesis mata dan memakai kaca mata
daripada lensa kontak biasanya
menyembuhkan
Perawatan lensa kontak yang baik, termasuk
agen-agen bebas pengawet sangat penting.
Disinfektan hidrogen peroksida dan
pembersihan lensa kontak enzimatik juga
menolong. Jika semua gagal, pemakaian
lensa kontak harus dihentikan.

KONUNGTIVITIS FOLIKULARIS KRONIS


merupakan reaksi terhadap infeksi virus atau
alergen toksik yang terlihat sebagai folikel kecil.
Sering ditemukan pada anak-anak.
Konjungtivitis dengan tanda khusus berupa
terdapatnya benjolan kecil berwarna kemerahan
pada lipatan retrotarsal. Konjungtiva terdapat
folikel dan papil hipertrofi, sekret, dan membran
atau pseudo memban.
Folikel terlihat sebagai benjolan kecil mengkilat
dengan pembuluh darah kecil diatasnya. Gejala
berupa mata berair, iritasi dengan rasa sakit,
fotophobia dapat ringan hingga berat. Pengobata
dengan perbaikan hygine dan air mata buatan.

TRAKOMA
suatu bentuk konjungtivitis folikular kronik yang
disebabkan oleh Chlamydia trachromatis.
mengenai segala umur tapi lebih banyak ditemukan pada
orang muda dan anak-anak.
1. Stadium insipien
2. Stadium established
3. Stadium parut .
4. Stadium sembuh.
Komplikasi: enteropion, trikiasis, simblefaron, kekeruhan
kornea, dan xerosis/keratitis sika.
Terapi: Tetrasiklin 1-1,5 gr/hari, selama 3-4 mingu,
Doksisiklin 100 mg, 2 x/hari selama 3 minggu, Eritromisin
1 gr/hari 3-4 minggu, dan salep mata / tetes mata
termasuk sulfonamid, tetrasiklin, eritromisin 4x/hari
selama 6 minggu.

KERATOKONJUNGTIVITIS SICCA
suatu keadaan keringnya permukaan kornea dan
konjungtiva yang diakibatkan oleh berkurangnya
fungsi air mata.
-Etiologi
1. Defisiensi komponen lemak air mata. Misalnya :
Blefaritis menahun, Distikiasis dan akibat
pembedahan kelopak mata.
2. Defisiensi kelenjar air mata. Misalnya : Sindrom
Syogren, Sindrom Riley Day, Alakrimia, Sarkoidosis,
Limfoma kelenjar air mata, obat-obat dan usia tua.
3. Defisiensi komponen musin.
4. Akibat penguapan yang berlebihan seperti pada
keratitis neuroparalitik, hidup di gurun pasir, keratitis
logoftalmus.
5. Kerena parut pada kornea atau menghilangnya
mikrovili kornea.

Gejala:

gatal, mata seperti berpasir,


silau dan penglihatan kabur berair, mata
tampak kering dan bisa terdapat erosi
kornea. Konjungtiva bulbi edema,
hiperemik, menebal dan kusam.
Penatalaksanaan : tergantung
penyebabnya + air mata buatan
- Komplikasi: adalah ulkus kornea,
infeksi sekunder oleh bakteri, dan
sikatriks kornea dan neovaskularisasi
kornea.

SUPERIOR LIMBIC
KERATOKONJUNGTIVITS (SLK)
peradangan

konjungtiva bulbi dan


konjungtiva tarsus superior yang tidak
diketahui sebabnya disertai kelainan
pada limbus bagian atas.
bilateral, bisa unilateral, simetris,
terletak pada limbus sekitar jam 12.
sering pd wanita.

Gejala

: mata sakit, blefarospasme, kabur,


merasa kelilipan, silau, berair, hypertrofi
papil pada bagian tengah konjungtiva
tarsus superior, konjungtiva tarsus inferior
tidak ada kelainan , injeksi konjungtiva dan
episklera, pembentukan lengkung limbus
yang baru, pewarnaan pungtata kornea
dan dapat ditemukan filamen-filamen pada
1/3 bagian atas kornea.
dapat menghilang hanya dalam satu hari.
Pengobatan : simptomatik tes mata
dekongestan, zinc sulfat, metil selulosa,
polivinil alkohol, kortikosteroid atau
antibiotik. Dapat juga diberikan AgNO3 0,5

XEROSIS KONJUNGTIVA BULBI (DEFISISENSI


VITAMIN A)

terjadi pada semua umur, umumnya usia 6 bulan


sampai 4 tahun.
Biasanya pada anak ini juga terdapat kelainan
protein malnutrisi.
kekurangan vitamin A dapat disebabkan :
Primer kurang vitamin A dalam diet;
Sekunder absorbsi usus tidak baik.
Gejala: mata kering seperti kelilipan, sakit, buta
senja dan penglihatan akan turun perlahan.
Terdapat ketidakmampuan air mata membasahi
mata, walaupun pada pemeriksaan schirmer
terlihat jumlah air mata cukup. kerusakan sel
goblet hasil musin kurang.

Gejala defisiensi dini terdapat sebagai berikut :


XN : rabun senja
X1A : xerosis konjungtiva (konjungtiva kering)
X1B : bercak Bitot pada konjungtiva
X2 : xerosis kornea (kornea kering) dengan
gambaran granula pada permukaan kornea
X3A : keratomalacia mengenai kurang satu
pertiga kornea. Kornea menjadi kering, tipis dan
lunak dan membentuk ulkus. Kornea menjadi
lembek dan nekrosis disertai dengan perforasi.

Terapi: Pemberian vitamin A 200.000 IU peroral

KONJUNGTIVITIS KIMIA ATAU


IRITATIF
- Konjungtivitis folikuler toksik
hipersensitifitas terhadap obat dan terjadi akut
setelah beberapa kali sensitisasi yang akan
memperlihatkan kelainan kulit dan kelopak.
Penyebab: atropin, fenilefrin, dan antibiotik.
Tanda hipersensitif obat adalah hiperemis terutama
tarsus bawah, eosinofil dengan pewarnaan giemsa.
Pengobatan: menghentikan penyebab + steroid
topikal atau steroid oral jika berat.
Dapat juga timbul akibat konjungtivitis kontak
yang disebabkan oleh miotika dan aminoglikosida.
gejala : hiperemia, folikel, erosi epitel kornea,
pannus. Pengobatan sama dengan pada
hippersensitif terhadap obat.

KONJUNGTIVITIS OLEH BAHAN KIMIA DAN IRITANS


Akibat Asam, alkali, asap, angin, dan hampir setiap substansi
iritan yang masuk ke sacus konjungtiva.
luka karena asam mengubah sifat protein jaringan dan
efeknya langsung.
Alkali tidak mengubah sifat protein dan cenderung cepat
menyusup kedalam jaringan dan menetap didalam jaringan
konjungtiva. terus merusak selama berjam-jam atau berharihari lamanya, tergantung konsentrasi molar alkali tersebut dan
jumlah yang masuk symblepharon dan leukoma kornea.
gejala utama: sakit, pelebaran pembuluh darah, fotofobia,
dan blefarospasme.
Penanganan:Pembilasan segera dan menyeluruh sacus
konjungtiva dengan air atau larutan garam sangat penting, dan
setiap materi padat harus disingkirkan secara mekanik.
Tindakan simptomatik: kompres dingin selama 20 menit setiap
jam. Teteskan atropin 1% 2x/hari dan analgetik sistemik kalau
perlu.

Terima

kasih...

Anda mungkin juga menyukai