Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Lansia
1. Pengertian lanjut Usia
Proses menua merupakan suatu yang fisiologis, yang akan dialami oleh
setiap orang. Batasan orang dikatakan lanjut usia berdasarkan UU No 13
tahun 1998 adalah 60 tahun.
2. Batasan Lansia
Ada beberapa pendapat mengenai batasan umur lanjut usia yaitu:
a. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
Lanjut usia meliputi : usia pertengahan yakni kelompok usia 46 sampai
59 tahun. Lanjut usia (Elderly) yakni antara usia 60-74 tahun. Usia lanjut
tua (Old) yaitu antara 75 sampai 90 tahun dan usia sangat tua (Very Old)
yaitu usia diatas 90 tahun.
b. Menurut Undang-undang nomor 13 tahun 1998
Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas.
c. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro pengelompokkan lanjut usia
sebagai berikut :
- Usia dewasa muda (Elderly adulthood) : 18 atau 20-25 tahun.
- Usia dewasa penuh (Middle year) atau maturitas : 25-60 atau 65 tahun.
- Lanjut usia (Geriatric Age) lebih dari 65 atau 70 tahun. Terbagi untuk
umur 75-80 tahun (Old) dan lebih dari 80 tahun (Very Old).
3. Teori tentang Proses menua
3.1 Teori Biologik

a) Teori Genetik dan Mutasi


Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang
diprogram oleh molekul /DNA dan setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi
b) Pemakaian dan Rusak

c) Autoimune
1

Pada proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi suatu zat


khusus. Saat jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan mati.
3.2 Teori stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan. Regenerasi
jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal
dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah dipakai.
3.3 Teori radikal bebas
Tidak stabilnya redikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi bahan
bahan organik seperti karbohidrat dan protein . radikal ini menyebabkan
sel-sel tidak dapat regenerasi.
3.4 Teori Sosial
a) Teori aktifitas
Lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak
dalam kegiatan sosial
b) Teori Pembebasan
Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur angsur mulai
melepaskan

diri

dari

kehidupan

sosialnya.

Keadaan

ini

mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara


kwalitas maupun kwantitas. Sehingga terjadi kehilangan ganda yakni
:
(a) Kehilangan peran
(b) Hambatan kontrol social
(c) Berkurangnya komitmen
(d) Teori Kesinambungan
2

Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus


kehidupan lansia. Dengan demikian pengalaman hidup seseorang
pada usatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat ini menjadi
lansia.

Pokok-pokok dari teori kesinambungan adalah :


(a)

Lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif


dalam

proses

penuaan,

akan

tetapi

didasarkan

pada

pengalamannya di masa lalu, dipilih peran apa yang harus


dipertahankan atau dihilangkan.
(b)
Peran lansia yang hilang tak perlu diganti
(c)
Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai cara adaptasi
3.5 Teori Psikologi
a) Teori Kebutuhan manusia mneurut Hirarki Maslow
Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri,
kebutuhan yang memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow
1954). Kebutuhan ini memiliki urutan prioritas yang berbeda. Ketika
kebutuhan dasar manusia sidah terpenuhi, mereka berusaha
menemukannya pada tingkat selanjutnya sampai urutan yang paling
tinggi dari kebutuhan tersebut tercapai.
b) Teori individual Jung
Carl Jung (1960) Menyusun sebuah terori perkembangan kepribadian
dari seluruh fase kehidupan yaitu mulai dari masa kanak-kanak ,
masa muda dan masa dewasa muda, usia pertengahan sampai lansia.
Kepribadian individu terdiri dari Ego, ketidaksadaran sesorang dan
ketidaksadaran bersama. Menurut teori ini kepribadian digambarkan
terhadap dunia luar atau ke arah subyektif. Pengalaman-pengalaman
dari dalam diri (introvert). Keseimbangan antara kekuatan ini dapat
dilihat pada setiap individu, dan merupakan hal yang paling penting
bagi kesehatan mental
4. Perubahan Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
4.1 Perubahan fisik
a) Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar,
berkurangnya cairan intra dan extra seluler

b) Persarafan : cepatnya menurun hubungan persarapan, lambat dalam


respon waktu untuk meraksi, mengecilnya saraf panca indra sistem
pendengaran, presbiakusis, atrofi membran

timpani, terjadinya

pengumpulan serum karena meningkatnya keratin


c) Sistem penglihatan : spnkter pupil timbul sklerosis dan hlangnya
respon terhadap sinaps, kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh,
meningkatny ambang pengamatan sinar, hilangnya daya akomodasi,
menurunnya lapang pandang.
d) Sistem Kardivaskuler. : katup jantung menebal dan menjadi kaku ,
kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun
setelah berumur 20 tahun sehingga menyebabkanmenurunnya
kontraksi dan volume, kehilangan elastisitas pembuluh darah,
tekanan darah meningkat.
e) Sistem respirasi : otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga
menyebabkan

menurunnya

aktifitas

silia.

Paru

kehilangan

elastisitasnya sehingga kapasitas residu meingkat, nafas berat.


Kedalaman pernafasan menurun.
f) Sistem gastrointestinal : kehilangan gigi,sehingga menyebkan gizi
buruk, indera pengecap menurun krena adanya iritasi selaput lendir
dan atropi indera pengecap sampai 80 %, kemudian hilangnya
sensitifitas saraf pengecap untuk rasa manis dan asin.
g) Sistem genitourinaria : ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi
sehingga aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, GFR menurun
sampai 50 %. Nilai ambang ginjal terhadap glukosa menjadi
meningkat.

Vesika

urinaria,

otot-ototnya

menjadi

melemah,

kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga vesika urinaria sulit


diturunkan pada pria lansia yang akan berakibat retensia urine.
Pembesaran prostat, 75 % doalami oleh pria diatas 55 tahun. Pada
vulva terjadi atropi sedang vagina terjadi selaput lendir kering,
elastisitas jaringan menurun, sekresi berkurang dan menjadi alkali.
h) Sistem endokrin : pada sistem endokrin hampir semua produksi
hormon menurun, sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak
berubah, aktifitas tiroid menurun sehingga menurunkan basal
metabolisme rate (BMR). Porduksi sel kelamin menurun seperti :
progesteron, estrogen dan testosteron.

i) Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat kehilangan


jaringan lemak, kulit kepala dan rambut menuipis menjadi kelabu,
sedangkan rambut dalam telinga dan hidung menebal. Kuku menjadi
keras dan rapuh.
j) Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan makin
rapuh menjadi kiposis, tinggi badan menjadi berkurang yang disebut
discusine vertebralis menipis, tendon mengkerut dan atropi serabut
erabit otot , sehingga lansia menjadi lamban bergerak. otot kam dan
tremor.
4.2 Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
a) Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
b) Kehatan umum
c) Tingkat pendidikan
d) Keturunan
e) Lingkungan
f) Kenangan (memori) ada 2 : kenangan jangka panjang, berjam-jam
sampai berhari-hari yang lalu dan kenangan jangka pendek : 0-10
menit, kenangan buruk
Intelegentia Question :
a)
b)

Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal.


Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor
terjadi perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan
dari faktor waktu.

4.3 Perubahan Perubahan Psikososial


a) Pensiun : nilai seorang dukur oleh produktifitasnya, identits dikaitkan
dengan peranan dalam pekerjaan
b) Merasakan atau sadar akan kematian
c) Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan
bergerak lebih sempit.

B.

Konsep Diabetes Mellitus


a. Pengertian
d)

Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada

seseorangyangdisebabkanolehkarenaadanyapeningkatankadargula(glukosa)
darahakibatkekuranganinsulinbaikabsolutmaupunrelatif(Arjatmo,2002).
e)

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

ditandaiolehkenaikankadarglukosadalamdarahatauhiperglikemia.(Brunnerdan
Suddarth,2002).
f)

b. Klasifikasi
g)

Klasifikasidiabetesmellitussebagaiberikut:

1. TipeI:Diabetesmellitustergantunginsulin(IDDM)
2. TipeII:Diabetesmellitustidaktergantunginsulin(NIDDM)
3. Diabetesmellitusyangberhubungandengankeadaanatausindromlainnya
h) Diabetesmellitusgestasional(GDM)
c. Etiologi
1) DiabetestipeI:
o

Faktorgenetic
i)
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya
DMtipeI.Kecenderungangenetikiniditemukanpadaindividuyangmemiliki

tipeantigenHLA.
Faktorfaktorimunologi
j)
Adanyaresponsotoimunyangmerupakanresponsabnormaldimana
antiboditerarahpadajaringannormaltubuhdengancarabereaksiterhadap
jaringantersebutyangdianggapnyaseolaholahsebagaijaringanasing.Yaitu

otoantiboditerhadapselselpulauLangerhansdaninsulinendogen.
Faktorlingkungan
k)
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang

menimbulkandestruksiselbeta.
l)
m)
2. DiabetesTipeII
n)
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan
gangguansekresiinsulinpadadiabetestipeIImasihbelumdiketahui.Faktor
6

genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.


Faktorfaktorresiko:
o Usia(resistensiinsulincenderungmeningkatpadausiadiatas65th)
o Obesitas
o Riwayatkeluarga
o)
d. TandadanGejala
p) Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM
umumnyatidakada.Sebaliknyayangseringmengganggupasienadalahkeluhan
akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. PadaDM
lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran
klinisnyabervariasidarikasustanpagejalasampaikasusdengankomplikasiyang
luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena
katarak,rasakesemutanpadatungkaisertakelemahanotot(neuropatiperifer)dan
luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.
q)

MenurutSupartondo,gejalagejalaakibatDM padausialanjutyangsering

ditemukanadalah:
1. Katarak
2. Glaukoma
3. Retinopati
4. Gatalseluruhbadan
5. PruritusVulvae
6. Infeksibakterikulit
7. Infeksijamurdikulit
8. Dermatopati
9. Neuropatiperifer
10. Neuropativiseral
11. Amiotropi
12. UlkusNeurotropik
13. Penyakitginjal
14. Penyakitpembuluhdarahperifer
15. Penyakitkoroner
16. Penyakitpembuluhdarahotak
17. Hipertensi
r)
s)Osmotikdiuresisakibatglukosuriatertundadisebabkanambangginjalyang
tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan
inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan,

akibatnyamerekatidakbereaksiadekuatterhadapdehidrasi.Karenaitutidakterjadi
polidipsiaataubaruterjadipadastadiumlanjut.
t) Penyakityangmulamularingandansedangsajayangbiasaterdapatpada
pasienDMusialanjutdapatberubahtibatiba,apabilapasienmengalamiinfeksi
akut.Defisiensiinsulinyangtadinyabersifatrelatifsekarangmenjadiabsolutdan
timbul keadaan ketoasidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi,
kesadaranmenurundenganhiperglikemia,dehidrasidanketonemia.Gejalayang
biasaterjadipadahipoglikemiasepertirasalapar,menguapdanberkeringatbanyak
umumnyatidakadapadaDMusialanjut.Biasanyatampakbermanifestasisebagai
sakitkepaladankebingunganmendadak.
u)
Padausialanjutreaksivegetatifdapatmenghilang.Sedangkangejala
kebingungandankomayangmerupakangangguanmetabolismeserebraltampak
lebihjelas.
v)
e. PemeriksaanPenunjang
1. Glukosadarahsewaktu
2. Kadarglukosadarahpuasa
3. Testoleransiglukosa
w)
x)

Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM

(mg/dl).
y)

z)

Kadarglukosadarahsewaktu
Plasmavena:
o <100>
o 100200=belumpastiDM
o >200=DM
Darahkapiler:
o <80>
o 80100=belumpastiDM
o >200=DM
Kadarglukosadarahpuasa
Plasmavena:
o <110>
o 110120=belumpastiDM
o >120=DM
Darahkapiler:
8

o
o
o

aa)

<90>
90110=belumpastiDM
>110=DM

Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali

pemeriksaan:
1. Glukosaplasmasewaktu>200mg/dl(11,1mmol/L)
2. Glukosaplasmapuasa>140mg/dl(7,8mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi75grkarbohidrat(2jampostprandial(pp)>200mg/dl).
ab)
f. Penatalaksanaan
Tujuanutamaterapidiabetesmellitusadalahmencobamenormalkanaktivitas
insulindankadarglukosadarahdalamupayauntukmengurangikomplikasi
vaskulersertaneuropati.Tujuanterapeutikpadasetiaptipediabetesadalah
ac)
1.
2.
3.
4.
5.

mencapaikadarglukosadarahnormal.
Ada5komponendalampenatalaksanaandiabetes:
Diet
Latihan
Pemantauan
Terapi(jikadiperlukan)
Pendidikan

C. AsuhanKeperawatanpadaPasiendenganDiabetesMellitus
1. Pengkajian
a. RiwayatKesehatanKeluarga
ad)
Adakahkeluargayangmenderitapenyakitsepertiklien?
b. Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya

BerapalamaklienmenderitaDM,bagaimanapenanganannya,mendapatterapiinsulin
jenisapa,bagaimanacaraminumobatnyaapakahteraturatautidak,apasajayang
dilakukanklienuntukmenanggulangipenyakitnya.
c. Aktivitas/Istirahat:Letih,Lemah,SulitBergerak/berjalan,kramotot,tonusotot
menurun.
d. Sirkulasi

Adakahriwayathipertensi,AMI,klaudikasi,kebas,kesemutanpadaekstremitas,ulkus
padakakiyangpenyembuhannyalama,takikardi,perubahantekanandarah
9

e. IntegritasEgo
ae)
Stress,ansietas
f. Eliminasi

Perubahanpolaberkemih(poliuria,nokturia,anuria),diare
g. Makanan/Cairan
af)
Anoreksia,mualmuntah,tidakmengikutidiet,penurunanberatbadan,
haus,penggunaandiuretik.
h. Neurosensori

Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot,


parestesia,gangguanpenglihatan.
i. Nyeri/Kenyamanan
ag)
Abdomentegang,nyeri(sedang/berat)
j. Pernapasan

Batukdengan/tanpasputumpurulen(tergangungadanyainfeksi/tidak)
k. Keamanan

Kulitkering,gatal,ulkuskulit.
2. MasalahKeperawatan
1) Resikotinggigangguannutrisi:kurangdarikebutuhan
2) Kekuranganvolumecairan
3) Gangguanintegritaskulit
4) Resikoterjadiinjury
3. Intervensi
1) Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein,
lemak.
ah) Tujuan:kebutuhannutrisipasienterpenuhi
ai) KriteriaHasil:
aj) Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
Intervensi:

o
o

ak)
Timbangberatbadansetiaphariatausesuaidenganindikasi.
Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan

makananyangdapatdihabiskanpasien.
Auskultasibisingusus,catatadanyanyeriabdomen/perutkembung,mual,
muntahanmakananyangbelumsempatdicerna,pertahankankeadaanpuasa
sesuaidenganindikasi.
10

Berikanmakanancairyangmengandungzatmakanan(nutrien)danelektrolit

o
o

dengansegerajikapasiensudahdapatmentoleransinyamelaluioral.
Libatkankeluargapasienpadapencernaanmakaninisesuaidenganindikasi.
Observasitandatandahipoglikemiasepertiperubahantingkatkesadaran,kulit

o
o
o

lembab/dingin,denyutnadicepat,lapar,pekarangsang,cemas,sakitkepala.
Kolaborasimelakukanpemeriksaanguladarah.
Kolaborasipemberianpengobataninsulin.
Kolaborasidenganahlidiet.

2) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.


Tujuan:kebutuhancairanatauhidrasipasienterpenuhi
al) KriteriaHasil:
am)
Pasienmenunjukkanhidrasiyangadekuatdibuktikanolehtandavital
stabil,nadiperiferdapatdiraba,turgorkulitdanpengisiankapilerbaik,haluaran
urin tepat secara individu dan kadar elektrolit dalam batas normal.
Intervensi:
Pantautandatandavital,catatadanyaperubahanTDortostatik
Pantaupolanafassepertiadanyapernafasankusmaul
Kajifrekuensidankualitaspernafasan,penggunaanototbantunafas
Kajinadiperifer,pengisiankapiler,turgorkulitdanmembranmukosa
Pantaumasukandanpengeluaran
Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam

batasyangdapatditoleransijantung
Catathalhalsepertimual,muntahdandistensilambung.
Observasiadanyakelelahanyangmeningkat,edema,peningkatanBB,nadi

tidakteratur
Kolaborasi:berikanterapicairannormalsalindenganatautanpadextrosa,

pantaupemeriksaanlaboratorium(Ht,BUN,Na,K).
3) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik
(neuropatiperifer).
an) Tujuan : gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan
penyembuhan.
ao) KriteriaHasil:
ap) Kondisilukamenunjukkanadanyaperbaikanjaringandantidakterinfeksi
Intervensi:
Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge,

frekuensigantibalut.
Kajitandavital
Kajiadanyanyeri
Lakukanperawatanluka
Kolaborasipemberianinsulindanmedikasi.
11

Kolaborasipemberianantibiotiksesuaiindikasi.
4) Resikoterjadiinjuryberhubungandenganpenurunanfungsipenglihatan
aq) Tujuan:pasientidakmengalamiinjury
ar) KriteriaHasil:pasiendapatmemenuhikebutuhannyatanpamengalamiinjury

as)

Intervensi:
Hindarkanlantaiyanglicin.
Gunakantempattiduryangrendahatauberialatbantujalanpadaruangan.
Orientasikankliendenganruangan.
Bantukliendalammelakukanaktivitasseharihari
Bantupasiendalamambulasiatauperubahanposisi.

at)
au)
av)
aw)
ax)
ay)
az)
ba)
bb)
bc)
bd)
be)
bf)
bg)
bh)
bi)
bj)
bk)
bl)
bm)
bn)
bo)
bp)
bq)
br)
DAFTARPUSTAKA
bt)
bu)
Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2.
bs)

bv)

Jakarta:BalaiPenerbitFKUI,2002
bw)
bx)
Carpenito,LyndaJuall,BukuSakuDiagnosaKeperawatanedisi6alihbahasa
YasminAsih,Jakarta:EGC,1997.
by)
12

bz)

Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made


Kariasa,NiMadeSumarwati,Jakarta:EGC,1999.
ca)
cb)
Ikram,Ainal,BukuAjarIlmuPenyakitDalam:DiabetesMellitusPadaUsia
LanjutjilidIEdisiketiga,Jakarta:FKUI,1996.
cc)
cd)
Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek
Maryunani,Jakarta:EGC,1997.
ce)
cf)
cg)
ch)

R.Boedhi Darmojo dkk. (1999), Geriatri, Balai Penerbit FKUI, Jakarta

Smeltzer,SuzanneC,BrendaGbare,BukuAjarKeperawatanMedikalBedah

Brunner&SuddarthEdisi8Vol2alihbahasaH.Y.Kuncara,AndryHartono,Monica
Ester,Yasminasih,Jakarta:EGC,2002.
ci)
cj)
Wahyudi Nugroho ( 2000), Keperawatan Gerontik Edisi 2 , EGC Jakarta
ck)

13

Anda mungkin juga menyukai