PEMBIMBING
dr. Lena Wijayaningrum, Sp. KFR
Oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Berolahraga memang memberikan manfaat baik bagi tubuh, akan
tetapi juga memiliki resiko. Apabila olahraga tidak dilakukan dengan baik
dan benar maka dapat berakibat cedera. Faktor-faktor penyebab cedera
olahraga adalah (Rismayanthi, 2014):
Faktor internal anatara lain:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Cedera olahraga adalah segala macam cedera yang timbul pada
saat latihan ataupun pada waktu pertandingan ataupun sesudah
pertandingan. Cedera merupakan rusaknya jaringan yang disebabkan
adanya kesalahan teknis, benturan, atau aktivitas fisik yang melebihi
batas beban latihan, yang dapat menimbulkan rasa sakit akibat dari
kelebihan latihan melalui pembebanan latihan yang terlalu berat sehingga
otot dan tulang tidak lagi dalam keadaan anatomis (Rismayanthi, 2014).
2. kram Otot
Kram otot merupakan kontraksi otot tertentu yang berlebihan dan
terjadi secara mendadak dan tanpa disadari. kram otot terjadi karena letih,
biasanya terjadi saat malam hari atau karena kedinginan, dan dapat pula
karena panas, dehidrasi, trauma pada otot yang bersangkutan atau
kekurangan magnesium (Rismayanthi, 2014).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kram otot.
Pada saat otot mengalami kelelahan dan secara tiba-tiba meregang, maka
otot tersebut dengan terpaksa akan meregang secara penuh dan ini dapat
mengakibatkan kram. Kram disebabkan oleh adanya ketidaksempurnaan
biomekanik tubuh karena adanya malalignment (ketidaksejajaran) dari
bagian kaki bawah, atau karena keadaan otot yang terlalu kencang,
kekurangan beberapa jenis mineral tertentu (defisiensi) yang dibutuhkan
oleh tubuh juga dapat mempengaruhi terjadinya kram otot, seperti
kekurangan zat sodium, potassium, kalsium, zat besi, dan fosfor, dan
terbatasnya suplai darah yang tersedia pada otot tersebut sehingga
menyebabkan terjadinya kram otot (Rismayanthi, 2014).
3. Lepuh (blisters)
Lepuh merupakan timbulnya benjolan di kulit dan didalamnya
terdapat cairan berwarna bening. Lepuh terjadi akibat penggunaan
peralatan yang tidak pas, peralatan masih baru, atau peralatan yang lama
seperti sepatu yang terlalu kecil (Rismayanthi, 2014).
4. Strain
Strain adalan cidera pada tendon atau pada otot itu sendiri. Strain
dapat dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu:
1) Tingkat I. Strain tingkat ini tidak ada robekan, hanya terdapat
kondisi inflamasi ringan. Meskipun pada tingkat ini tidak ada penurunan
kekuatan otot, tetapi pada kondisi tertentu cukup mengganggu atlet.
2) Tingkat II. Strain pada tingkat ini sudah terdapat kerusakan pada
otot atau tendon sehingga dapat mengurangi kekuatan otot.
3) Tingkat III Strain pada tingkat ini sudah terjadi kerobekan yang
parah atau bahkan sampai putus sehingga diperlukan tindakan operasi
atau
bedah
dan
(Rismayanthi, 2014).
5. Sprain
dilanjutkan
dengan
fisioterapi
dan
rehabilitasi
6. Dislokasi
7. Patah Tulang
Patah tulang adalah suatu keadaan dimana tulang mengalami
keretakan, pecah, atau patah, baik pada tulang rawan (kartilago) maupun
tulang keras (osteon). Patah tulang digolongkan menjadi dua yaitu:
(1) patah tulang komplek, dimana tulang terputus sama sekali
(2) patah tulang stres, dimana tulang hanya mengalami keretakan
tetapi tidak terpisah.
Berdasarkan tampak tidaknya jaringan dari luar tubuh, membagi
patah tulang menjadi:
(1) patah tulang terbuka dimana fragmen atau pecahan tulang
melukai kulit diatasnya dan tulang keluar.
(2) patah tulang tertutup dimana fragmen (pecahan) tulang tidak
menembus permukaan kulit (Rismayanthi, 2014).
8. Perdarahan
Perdarahan terjadi karena pecahnya pembuluh darah sebagai
akibat dari trauma pukulan atau terjatuh. Gangguan perdarahan yang
berat dapat menimbulkan gangguan sirkulasi sampai menimbulkan shocks
(gangguan kesadaran) (Arovah, 2014).
2. Peralatan olahraga
Perkembangan pusat-pusat kebugaran didaerah perkotaan dengan
menggunakan alat-alat kebugaran produk luar negeri, belum tentu cocok.
Alat yang didatang dari luar negeri tersebut di rancang untuk digunakan
oleh pelaku olahraga dinegara tempat produksinya. Ukuran antropometri
tubuh yang berbeda antara orang dinegara tempat produksi alat dengan
negara pengguna peralatan tentu dapat mendatangkan masalah. Masalah
tersebut akan berresiko menimbulkan cedera. Perbedaan daya ungkit alat
akan menjadikan pembebanan terhadap otot menjadi tidak proporsional
(Arovah, 2014).
Alat-alat proteksi tubuh yang digunakan untuk melindungi bagianbagian tubuh tertentu juga berperan dalam menimbulkan cedera. Masalah
ukuran saja misalnya, terlalu besar atau sempit juga akan beresiko
timbulnya cedera. Genital protektor yang terlalu kecil akan dapat
menimbulkan kompresi terhadap alat genital, atau terlalu besar malah
juga menimbulkan cedera akibat pergeseran alat yang lapang (Arovah,
2014).
Penggunaan sepatu harus cocok dengan jenis olahraga yang
diikuti.
Sepatu
telah
dirancang
sedemikian
rupa
sesuai
dengan
karena
latihan
yang
berlebihan
sehingga
menyebabkan
saat
pertandingan.
Kondisi
fisik
yang
jelek
meneybabkan
kegiatan
latihan.
Penurunan
fungsi
penglihatan
dan
kondisi
kebugaran
jasmani
seseorang
untuk
menentukan volume latihan yang tepat. Umumnya cedera akan terjadi jika
volume latihan yang diberikan diatas kemampuan jasmani seseorang.
Timbulnya cedera dapat terjadi bukan saat selesai latihan, tetapi terjadi
belakangan karena beban yang berlebih selalu diterima tanpa ada
evaluasi. Cedera ini dikenal dengan cedera kronis akibat kelebihan beban
yang diterima tubuh.
5. Jenis kelamin
E. PENATALAKSANAAN
I. Penanganan Pertama
Pertolongan pertama pada cedera olahraga akut dengan kondisi
tertutup, artinya tidak ada robekan kulit atau perdarahan dapat dilakukan
metode : PRICE. PRICE merupakan kependekan dari Protection, Rest,
Ice, Compression dan Elevation.
Protection
Pemberian alat untuk melindungi bagian tubuh yang mengalami
cedera diperlukan untuk memberikan perlindungan terhadap bagian tubuh
tersebut. Perlindungan dilakukan untuk meminimalisasi perluasan cedera
dan menghindari timbulnya komplikasi. Pada patah tulang diperlukan
pemasangan spalak untuk memberikan efek fiksasi, sehingga bagian
tulang yang patah tidak saling bergeser. Pergeseran tulang yang patah
dapat menimbulkan kerusakan pada serabut saraf yang melintas dilokasi
tulang yang patah. Disamping itu juga dapat menyebabkan robekan pada
pembuluh darah dilpkasi patah tersebut. Pemasangan alat pelindung
harus dilakukan secara hati-hati dan tenang, karena kecerobohan justru
malah menimbulkan komplikasi.
Rest
Pemberian istirahat pada bagian yang mengalami cedera akan
membantu proses pemulihan serta dapat meminimalisasi cedera. Secara
alamiah bagian yang cedera akan menimbulkan rasa sakit yang
menyebabkan bagian tubuh tersebut otomatis tidak sanggup digerakkan.
Waktu istirahat ditentukan olah tingkat keparahan cedera. Selama
pemberian istirahat perlu dipikirkan usaha-usaha untuk perbaikan dan
penjagaan tingkat kebugaran jasmani atlet. Memberikan latihan pada
bagian
tubuh
mempertahankan
yang
tidak
tingkat
mengalami
kebugaran.
cedera
diperlukan
untuk
Tindakan
imobilisasi
akan
tergantung pada jenis terapi panas yang diberikan seperti yang terlihat
pada tabel di bawah ini.
Penetrasi
Dangkal
Macam
Contoh
Lembab/Basah Kompres kain air panas
(superfisial)
Hydrocollator pack
Mandi uap panas
Paraffin wax bath
Hydrotherapy
Kering
bantal
pemanas
tenaga listrik
Lampu infra red
Short wave diathermy
Dalam(Deep
Diatermi
Hydrotherapy
Salah satu keuntungan Terapi air (Hidrotherapy) adalah adanya
daya apung atau gaya dorong yang dimiliki oleh air. Ketika tubuh pasien
masuk kedalam air, maka daya apung atau gaya dorong yang dimiliki air
akan mengangkat dan meringankan beban tubuh pasien. Penurunan berat
badan yang harus di topang oleh pasien ketika berada di dalam air akan
menurunkan tekanan pada sendi-sendi maupun otot. Hal ini sangat
bermanfaat bagi pasien dengan gangguan infeksi sendi (arthritis),
penyembuhan patah tulang atau bagi pasien dengan obesitas .
Keuntungan penggunaan hydrotherapy meliputi :
1. Mengurangi nyeri dan kekakuan
2. Menambah relaksasi otot.
3. Menambah kebugaran pada saat melakukan olahraga dan aktifitas
lainnya.
4. Mempercepat penyembuhan
Masase
Dengan menggunakan masase yang lembut dan ringan, kurang
lebih satu minggu setelah trauma mungkin akan dapat mengatasi rasa
nyeri tersebut. Dengan syarat diberikan dengan betul dan dengan dasar
ilmiah akan efektif untuk mengurangi bengkak dan kekakuan otot.
2.Latihan peregangan
3.Latihan daya tahan
4.Latihan yang spesifik (untuk masing-masing bagian tubuh)
Pemberian ortesa (alat Bantu tubuh)
Pada terjadinya cedera olahraga yang akut ortesa terutama
berfungsi untuk mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera, sehingga
membantu mempercepat proses penyembuhan dan melindungi dari
cedera ulangan. Pada fase berikutnya ortesa dapat berfungsi lebih
banyak, antara lain : ortesa leher, dan support pada anggota gerak bawah.
Mencegah terjadinya deformitas dan meningkatkan fungsi anggota gerak
yang terganggu.
Pemberian protesa (pengganti tubuh)
Protesa adalah suatu alat Bantu yang diberikan pada atlit yang
mengalami
cedera
dan
mengalami
kehilangan
sebagian
anggota
geraknya. Fungsi dari alat ini adalah untuk menggantikan bagian tubuh
yang hilang akibat dari cedera tersebut.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA