Anda di halaman 1dari 2

1. Pada kasus ini pasien wanita 17 tahun dengan apendisitis perforasi.

Appendisitis adalah suatu peradangan pada apendiks. Appendisitis


perforasi adalah pecahnya appendiks yang sudah ganggren yang
menyebabkan pus masuk kedalam rongga perut. Pada pasien yang di
diagnosi app harus mendapatkan pertolongan secepatnya karena dapat
mengancam jiwa.
LEUKOSITOSIS
Pada kasus ini juga terdapat leukositnya 23.000. leukosit selalu diperiksa
untuk mengetahui apakah kondisi pasien sedang mengalami infeksi atau
tidak. Kadar atau jumlah leukosit normal berada dintara 6000 s/d 10.000.
jika leukosit pasien diatas 20.000, kondisi ini tergolong infeksi berat.
HEMODINAMIK
Pada kasus ini juga terdapat Hemodinamik terganggu. Hemodinamik
adalah gangguan pada tunuh baik pada aliran darah maupun
keseimbangan cairan tubuh yang dapat menimbulkan edema, perdarahan,
emboli, infark, dehidrasi dan syok.
ASA pada pasien ini yaitu ASA 4 E : pasien dengan kelainan sistemik berat
yang secara langsung mengancam kehidupan, serta harus dilakukan
pembedahan darurat.
Masalah tersebut diatas harus dapat dihindari atau diminimalisasikan oleh
ahli ahli anestesi agar dapat dicapai suatu keberhasilan dalam melakukan
pembedahan darurat dan mengurangi risiko akibat dari pemberian
anestesi umum, dan pasien harus sudah dalam keadaan stabil
hemodinamikanya.
2. A. ANAMNESIS :
identifikasi pasien yang terdiri dari nama, umur, alamat, dll
Keluhan saat ini dan tindakan operasi yang akan dihadapi
Riwayat penyakit yang sedang /pernah diderita yang dapat menjadi
penyulit anestesi seperti alergi, diabetes melitus, penyakit paru kronis,
penyakit jantung, hipertensi, dan penyakit ginjal.
Riwayat obat-obatan yang meliputi alergi obat, intoleransi obat, dan
obat yang sedang digunakan dan dapat menimbulkan interaksi dengan
obat anestetik seperti kortikosteroid, obat antihipertensi, antidiabetik,
antibiotik, dll
Riwayat anestesi dan operasi sebelumnya yang terdiri dari tanggal,
jenis pembedahan dan anestesi, komplikasi dan perawatan intensif
pasca bedah.
Riwayat kebiasaan sehari-hari yang dapat mempengaruhi tindakan
anestesi seperti merokok, minum alkohol, obat penenang narkotik
Riwayat keluarga yang menderita kelainan seperti hipertensi
bila Cito tanyakan makan-minum terakhir

B. pemeriksaan fisik
keadaan psikis : gelisah, takut, kesakitan
Keadaan gizi : malnutrisi atau obesitas
Tinggi dan berat badan : untuk memperkirakan dosis obat, terapi
cairan yang diperlukan, serta jumlah urine selama dan sesudah
pembedahan
Frekuensi TD, N,R, SB
C. pemeriksaan laboratorium dan penunjang lainnya yang sesuai indikasi
pasien yang akan menjalani anestesi pada pembedahan (elektif/darurat)
harus dipersiapkan dengan baik. Kunjungan pra anestesi pada bedah
darurat, sesingkat mungkin.

3. Pada kasus ini anestesi yang digunakan adalah anestesi umum , yaitu
meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersifat
reversible. Obat anestesi yang masuk ke pembuluh darah atau sirkulasi
kemudian menyebar ke jaringan. Yang pertama terpengaruh oleh obat
anestesi ialah jaringan yang kaya akan pembuluh darah seperti otak,
sehingga kesadaran menurun atau hilang, hilangnya rasa sakit, dan
sebagainya.
4. A. persetujuan operasi tertulis

Periksa tanda vital dan keadaan umum


Puasa > 6 jam
Oksigenasi 2-3 L/M
Cek obat dan alat anestesi
Infus RL
premedikasi
-Memberikan rasa nyaman, menghilangkan rasa khawatir bagi pasien
misalnya diazepam
-Memberikan analgesia dan memperlancar induksi misalnya pethidin
-Mencegah muntah misalnya droperidol

B. memonitoring tanda tanda vital selama operasi berlangsung tiap 5


menit, monitoring cairan, dan perdarahan.
C. observasi tanda-tanda fital setelah operasi selesai
pasien disuruh untuk puasa sampai usus kembali normal

Anda mungkin juga menyukai