Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN
Pasien An Y , berusia 1 tahun 8 bulan

datang ke rumah sakit dengan

dengan keluhan BAB cair sejak 1 hari SMRS, frekuensi lebih dari 10 kali/hari,
jumlah sekitar gelas aqua, terdapat ampas, tidak terdapat lendir dan darah,
warna kekuningan, tidak berbau busuk Selain itu, sejak 1 hari SMRS, pasien
muntah-muntah lebih dari 10 kali, isi makanan dan minuman, pasien juga
mengeluhkan demam yang tidak terlalu tinggi disertai batuk tidak berdahak
sesekali tanpa disertai pilek.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,
dari tanda vital tidak didapatkan kelainan dan dari status generalis didapatkan
tanda-tanda dehidrasi ringan sedang yaitu, mata cekung, air mata sedikit, mukosa
bibir dan lidah kering dan turgor kembali lambat
Pasien dalam kasus ini didiagnosis menderita diare akut karena keluhan buang air
besar dengan konsistensi cair, yang frekuensinya > 10 kali

(lebih sering

dibanding ketika anak dalam keadaan sehat) dan berlangsung kurang dari satu
minggu.Defenisi diare itu sendiri adalah Diare adalah suatu gejala yang kompleks,
yang ditandai dengan peningkatan frekuensi buang air besar (BAB) dan
penurunan konsistensi feses1. Menurut UNICEF/WHO (2009); disebut diare
apabila frekuensi BAB dalam kurun waktu 24 jam sebanyak 3 kali dengan
konsistensi lembek sampai dengan cair.2 Diare akan disebut sebagai diare akut
apabila kondisi diare tersebut berlangsung kurang dari 14 hari, dan sebaliknya
apabila sudah berlangsung 14 hari maka disebut sebagai diare persisten atau
kronis 2,3
Secara epidemiologi, penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya
adalah golongan virus, bakteri dan parasit. Di negara berkembang, kuman patogen
penyebab tersering diare akut pada anak-anak yaitu Rotavirus, Escherichia coli
enterotoksigenik, Shigella, Campylobacter jejuni dan Cryptosporidium.4 Penyebab
diare pada kasus ini kemungkinan adalah bakteri, karena didapatkan diare cair

dan dari pemeriksaan penunjang didapatkan adanya leukositosis. Diagnosis diare


akut pada pasien ini adalah diare akut akibat infeksi bakteri, terutama
Enterotoxigenic escherichia coli (ETEC). Gejala utama pada diare akut yang
disebabkan oleh ETEC adalah diare cair Enterotoxigenic E. coli mempunyai 2
faktor virulensi yang penting yaitu faktor kolonisasi yang menyebabkan bakteri
ini melekat pada enterosit usus halus dan enterotoksin (heat labile dan heat
stabile) yang menyebabkan sekresi cairan dan elektrolit yang menghasilkan
watery diarrhea. ETEC tidak menginvasi mukosa sehingga tidak terdapat darah
dalam tinja4.
Diare yang terjadi pada anak sebenarnya dapat memberikan efek
menguntungkan. Karena, pada saat diare mukosa usus dibersihkan. Akan tetapi,
selama anak diare terjadi penigkatan hilangnya cairan dan elektrolit (natrium,
kalium dan bikarbonat) yang terkandung dalam tinja cair anak. Salah satu
komplikasi yang dapat terjadi pada anak dengan diare adalah dehidrasi.Derajat
dehidrasi diklasifikasikan sesuai dengan gejala dan tanda yang mencerminkan
jumlah cairan yang hilang yaitu tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan sedang dan
dehidrasi berat. Pada kasus ini, pasien mengalami dehidrasi ringan sedang karena
berdasarkan pemantauan derajat dehidrasi, ditemukan tanda dehidrasi ringan
sedang yaitu anak gelisah dan rewel, mata cekung, mukosa bibir kering dan turgor
kembali lambat.5
Secara teoritis dalam tatalaksana pasien anak dengan diare, terdapat lima
elemen penting yang termasuk dalam lintas diare, antara lain: cairan (rehidrasi),
seng (zink), nutrisi, antibiotik yang tepat dan edukasi. Rejimen rehidrasi dipilih
sesuai dengan derajat dehidrasiyang ada. Larutan intravena terbaik adalah larutan
Ringer Laktat (RL) atau Ringer Asetat jika terdapat asidosis.Selain itu, jika Ringer
Laktat tidak tersedia, larutan garam normal (NaCl 0.9%) dapat digunakan. Larutan
glukosa 5% (dextrosa) tunggal tidak efektif dan jangan digunakan karena
osmolaritas cairan yang tidak sesuai dengan osmolaritas plasma dan tidak
mengandung elektrolit sehingga tidak dapat mengganti kehilangan elektrolit yang
terjadi melalui tinja.6

Seharusnya pada anak dengan diare akut dengan dehidrasi ringan


sedangterapi rehidrasi diberikan secara oral yaitu, diberikan cairan ORALIT
dengan jumlah 75 ml/kgBB dalam 3 jam pertama kemudian dievaluasi bila diare
teratasi maka diberikan terapi seperti diare akut tanpa dehidrasi.7Akan tetapi,
dengan mempertimbangkan pasien mengeluhkan sering muntah-muntah ketika
diberi minum dan makan sehingga pasien dirawat dan dipasang akses intravena.
Diberikan infus RL untuk menghindari pasien jatuh ke tahap dehidrasi berat
karena susahnya pasien mendapat rehidrasi per oral sedangkan defekasi encer
terus berlangsung Pemasangan akses intravena ini juga untuk
pemberian obat-obatan

memudahkan

karean pasien sering muntah, diberikan kebutuhan

rumatan pasien yaitu 300 ml/hari dan diberikan 10 tpm mikroburet (10 ml/jam)
dengan sisanya didapatkan dari oral (pasien masih dapat minum).
Sebagian besar kasus diare tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotika
oleh karena pada umumnya sembuh sendiri (self limiting). Antibiotika hanya
diperlukan pada sebagian kecil penderita diare misalnya kholera, shigella, karena
penyebab terbesar dari diare pada anak adalah virus (Rotavirus) Kecuali pada bayi
berusia di bawah 2 bulan karena potensi terjadinya sepsis oleh karena bakteri
mudah mengadakan translokasi kedalam sirkulasi, atau pada anak/bayi yang
menunjukkan secara klinis gejala yang berat serta berulang atau yang
menunjukkan gejala diare dengan darah dan lendir yang jelas atau gejala
sepsis( Soeparto P, 1987). Terapi dengan antibiotik tidak selalu memberikan
manfaat, karena juga dapat memberikan efek samping yang merugikan terutama
jika diberikan dengan tidak rasional sehingga menyebabkan bakteri normal usus
mati. Salah satu efek samping yang biasa muncul adalah diare, atau yang
kemudian disebut sebagai antibiotics-associated diarrhea (AAD). Penelitian
literatures review yang dilakukan oleh Alam dan Mushtaq (2009) terhadap
literature yang di ambil dari PubMed, Medline and Cochrane libary dalam kurun
waktu 25 tahun kebelakang, mendapatkan bahwa prevalensi kejadian AAD pada
bayi dan anak-anak di dunia bervariasi sekitar 11%, dimana yang menjadi faktor
risiko utama adalah jenis antibiotik dan umur dibawah 2 tahun. Dari penelitian
tersebut diperoleh hasil bahwa antibiotik jenis amoxycillin-clavulanate merupakan

jenis antibiotik yang paling utama berkaitan dengan kejadian AAD dibandingkan
dengan jenis antibiotik lainnya.
Pada anak ini diperkirakan penyebab diarenya adalah bakteri maka
diberikan antibiotik cefotaxim karena cefotaxim merupakan sefalosporin golongan
ketiga yang efektif terhadap Enterobacteriaceae. Dan diberikan metrodinazole
untuk penyebab Amoebiasis dan Giardiasis
Zink

merupakan

mikronutrien

penting

untuk

kesehatan

dan

perkembangananak. Zink hilang dalam jumlah banyak selama diare. Penggantian


zink yanghilang ini penting untuk membantu kesembuhan anak dan menjaga
anaktetap sehat di bulan-bulan berikutnya. Telah dibuktikan bahwa pemberian
zink selama episode diare, mengurangi lamanya dan tingkat keparahan
episodediare dan menurunkan kejadian diare pada 2-3 bulan berikutnya.
Berdasarkan bukti ini, semua anak dengan diare harus diberi zink, segera setelah
anak tidak muntah.Zink terbukti secara ilmiah terpercaya dapat menurunkan
frekuensi buang air besar dan volume tinja sehingga dapat menurunkan resiko
terjadinya dehidrasi pada anak.Zink elemental diberikan selama 10-14 hari
meskipun anak telah tidak mengalami diare, dengan dosis: usia di bawah umur 6
bulan: tablet (10 mg) per hari; usia 6 bulan ke atas: 1 tablet (20 mg) per hari.
Sediaan Zink yang beredar adalah Zincpro, Interzinc dengan sediaan 20 mg/5ml
dan Zinckid 10 mg/5ml.
Pada pasien ini diberikan Lacto B, Lacto B mengandung probiotik, Probiotik
didefinisikan sebagai bakteri hidup yang diberikan sebagai suplemen makanan
yang mempunyai pengaruh yang menguntungkan terhadap kesehatan, dengan
memperbaiki keseimbangan mikroflora intestinal. Efek yang menguntungkan dari
bakteri tersebut dapat mencegah dan mengobati kondisi patologik usus bila
probotik tersebut diberikan secara oral (Waspada, 2012).
Pemberian probiotik ini pada pasien diare akut merupakan terapi yang
tepat sebab telah dibuktikan melalui penelitian bahwa probiotik efektif untuk
pencegahan dan pengobatan terhadap berbagai kelainan gastrointestinal, misalnya
diare yang disebabkan oleh pemakaian antibiotik yang berlebihan, infeksi bakteri
maupun virus, intoleransi laktosa dan traveller diarrhea. Probiotik mempunyai

keuntungan dalam terapi penyakit diare pada anak melalui stimulasi sistem
imunitas terutama infeksi Rotavirus pada bayi, dimana suplementasi probiotik
mengurangi durasi penyebaran virus, meningkatkan sel yang mensekresi IgA
antirotavirus, menurunkan peningkatan permeabilitas usus (yang secara normal
berhubungan
Penggunaan ondansentron sebagai antiemetik pada pasien diare akut anak
merupakan suatu pilihan yang sudah tepat. Pada mulanya odansentron merupakan
obat antiemetik untuk mengurangi efek mual dan muntah yang ditimbulkan akibat
radiasi dengan efek samping yang paling ringan. Namun, penelitian terbaru
menunjukkan bahwa ondansentron juga dapat menurunkan frekuensi diare dan
mengurangi efek mual dan muntah pada pasien diare. Kiesewetter & Raderer
(2013) melaporkan bahwa pemberian 8 mg ondansentron pada penderita diare
akibat efek samping pengobatan tumor neuroendokrin, mampu menurunkan
intensitas defekasi pasien dari 10 kali perhari menjadi 4 kali perhari setelah terapi
ondansentron selama hari.
Terapi ondansentron juga terbukti mampu mengurangi gejala mual dan
muntah pada pasien diare akut anak yang disertai mual dan muntah. Cheng (2011)
melaporkan bahwa pemberian ondansentron pada pasien diare akut anak berusia 6
bulan sampai 12 bulan mampu mengurangi mual dan muntah yang menyertai
diare. Dosis yang dianjurkan pada pasien diare akut anak ini, yaitu anak dengan
berat badan 8 kg - 15 kg diberikan 2 mg, berat badan 15 kg -30 kg diberikan 4 kg,
dan berat badan lebih dari 30 kg diberikan 6 mg 8 mg.
Pemberian antisida pada penderita diare akut tidak berkorelasi secara
langsung. Akan tetapi pada penderita diare akut yang disertai oleh gejala magg
dan peningkatan volume asam lambung, pemberian antasida merupakan pilihan
yang tepat diberikan pada pasien. Pada pasien ini diberikan ranitidine, Ranitidin
berfungsi untuk menghambat sekresi asam lambung. Pemberian obat ini
merupakan pilihan yang tepat untuk mengobati pasien diare akut anak yang
disertai oleh gejala magg, peningkatan asam lambung, mual dan muntah.
Ranitidin adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang menghambat kerja
histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam

lambung. Pada pemberian i.m./i.v. kadar dalam serum yang diperlukan untuk
menghambat 50% perangsangan sekresi asam lambung adalah 36 94 mg/mL.
Kadar tersebut bertahan selama 6 8 jam. Ranitidin di absorpsi 50% setelah
pemberian oral. Konsentrasi puncak plasma dicapai 2 3 jam setelah pemberian
dosis 150 mg. Absorpsi tidak dipengaruhi secara nyata oleh makanan dan
antasida.
Jenis antipiretik yang digunakan pada pasien ini adalah parasetamol.
Selain berfungsi sebagai antipiretik, parasetamol juga berfungsi sebagai analgesik.
Antipiretik merupakan obat yang digunakan untuk menurunkan demam yang
ditandai oleh peningkatan suhu tubuh pasien. Gejala demam pada penderita diare
akut anak umum terjadi dan biasa disebabkan oleh aktivitas invasif patogen. Oleh
karena itu pemberian antipiretik merupakan hal tepat dilakukan untuk
menurunkan gejala demam pada penderita diare akut anak.
Selama diare, penurunan asupan (biasa karena orang tua mempuasakan
anak) dan penyerapan nutrisi serta peningkatan kebutuhan nutrisi, sering secara
bersama-sama menyebabkan penurunan berat badan secara akut. Oleh karena itu,
pada pasien ini pemberian ASI harus diteruskan.
Prognosis pada anak umumnya baik dengan pengawasan dan terapi yang adekuat
adapun nasehat buat ibu untuk segera membawa anak ke petugas atau tempat
pelayanan kesehatan apabila, ditemukan BAB cair yang lebih sering, muntah
berulang-ulang, mengalami rasa haus yang nyata, makan atau minum sedikit
adannya demam, tinjanya berdarah, serta tidak membaik dalam 3 hari.

Anda mungkin juga menyukai