Anda di halaman 1dari 2

Husama Allauddin Bariq

20130210141
Agro D

Problematik Kawasan Merapi


Oktober 2010 gunung Merapi memasuki fase aktif maksimal. Erupsi yang
muncul mengakibatkan kerusakan fisik maupu non-fisik. Bencana tersebut
merusak kawasan hutan lindung Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), dan
beberapa desa di bawahnya (Kepuharjo, Kinahrejo, dan Umbulharjo). Desa-desa
tersebut mengalami kerusakan sarana dan prasarana fisik dan lahan pertanian,
sehingga warga desa yang sebagian besar adalah PETANI-PETERNAK (tanaman
sayuran dan sapi perah) membutuhkan solusi perbaikan dan penataan kehidupan
mereka di masa depan.
1. Bagaimana konsep penataan kawasan berdasarkan pengetahuan yang telah
saudara dapatkan.
Kondisi kawasan sekitar gunung Merapi (lereng Merapi) sebelum erupsi
tahun 2010 merupakan kawasan yang cukup subur dan mendukung bagi budidaya
sayuran. Hal ini dikarenakan pembagian kawasan di wilayah Merapi belum
terganggu dengan adanya puncak erupsi. Sebelum erupsi pada Oktober 2010,
kawasan Merapi masih memiliki kawasan lindung berupa hutan lindung. Kawasan
lindung ini sangat berpengaruh bagi keseimbangan kawasan di bawahnya, yaitu
kawasan penyangga (barrier) dan kawasan budidaya. Keberadaan kawasan
lindung tidak boleh terganggu, karena dampak dari terganggunya atau dampak
dari kerusakan kawasan lindung akan berakibat bagi kelangsungan keseimbangan
ekosistem kawasan penyangga dan budidaya yang berada di bawahnya. Akibat
dari adanya erupsi, maka terjadi kerusakan di kawasan lindung, oleh karena itu
perlu adanya penanaman kembali di kawasan lindung. Penanaman kembali
kawasan lindung merupakan konep awal yang dilakukan untuk menata kembali
ekosistem di kawasan gunung Merapi setelah terjadinya erupsi. Kawasan lindung
ditanami dengan tanaman tahunan yang memiliki perakaran yang kuat. Tanaman
yang direkomendasikan juga adalah tanaman yang bisa tumbuh cepat namun
memiliki perakaran yang kuat seperti bambu, umbi-umbian seperti talas, talok
atau kersen, sengon, dan gamal. Penanaman ini ditujukan untuk penanggulangan
erosi dan penyediaan air serta aerasi sehingga kelangsungan ekosistem kawasan di
bawahnya bisa ditanggulangi dan dapat mendukung perbaikan kawasan untuk
budidaya.
Usaha penanaman kembali kawasan lindung harus menunggu keadaan
tanah menjadi dingin dan stabil dengan adanya guyuran hujan. Pencampuran
tanah asli dengan material timbunan juga sebaiknya dilakukan untuk memperbaiki
struktur tanah. Pembagian zona lindung, penyangga, dan budidaya didasarkan
pada fungsi dari masing-masing ekosistem tersebut. Adanya usaha penataan
kembali kawasan-kawasan di atas bisa mempercepat pemulihan kawasan setelah
terjadinya bencana alam. Apabila penataan kawasan ini dilakukan secara optimal
dan didukung oleh masyarakat luas tidak mustahil kawasan pasca bencana lebih
baik dibandingkan dengan pra bencana.

Husama Allauddin Bariq


20130210141
Agro D

2. Apa solusi yang dapat saudara berikan untuk tetap mempertahankan


sumber-sumber kehidupan mereka sebagai petani-peternak.
Yang perlu diperhatikan untuk solusi adalah menciptakan kondisi
lingkungan (ekosistem) yang mendukung bagi keberlangsungan kehidupan sektor
pertanian dan peternakan. Solusi yang bisa dilakukan yaitu menata kembali
kawasan-kawasan di gunung Merapi (kawasan lindung, kawasan penyangga atau
barrier, dan kawasn budidaya) terutama penataan kembali kawasan lindung.
Penataan kawasan lindung bisa ditanami bambu, sengon, umbi-umbian yang
memiliki perakaran yang mampu untuk mencegah erosi serta dapat tumbuh dalam
waktu yang cepat atau bisa juga mengusakan penanaman tanaman kehutanan
(tahunan). Penanaman ini harus didukung dengan kondisi tanah pasca erupsi
Merapi, material erupsi harus diguyur hujan terlebih dahulu agar tanah menjadi
stabil dan perlu juga adanya pencampuran tanah asli dengan material erupsi untuk
memperbaiki struktur tanah.
Setelah penanggulangan erupsi tercapai, selanjutnya yaitu teknik vegetatif
dengan menggunakan tanaman yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan
pasca erupsi Merapi dapat diimplementasikan untuk penyediaan sumber bagi
pertanian dan peternakan. Penggunaan jenis tanaman pisang, melinjo, pinus,
rumput-rumputan dan jenis tanaman pioner lainnya dapat diintegrasikan dengan
ternak. Pemupukan dengan pupuk organik dapat meningkatkan kandungan bahan
organik, karena dengan pemupukan dapat meningkatkan biomass sisa tanaman
yang dikembalikan ke tanah. Tanaman legum pohon atau semak merupakan
tanaman pioner yang mampu beradaptasi sebagai sumber pakan ternak dan
sumber pupuk organik bagi pertanian. Untuk mempertahankan sumber-sumber di
atas perlu adanya perawatan sehingga sumber dapat tersedia berkelanjutan bagi
pertanian maupun peternakan di kawasan Merapi.

Anda mungkin juga menyukai