Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM METODE NUMERIK

KELOMPOK 7

Metode Muller 2KS2


Anggota Kelompok:
Amin Fathullah
Bryan Salendah
Ranu Yulianto
Umi Chuzaimah

Sekolah Tinggi Ilmu Statistik


2015

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pada saat SMP dulu, kita sudah mengenal metode untuk mencari akar dari suatu
persamaan. Persamaannya bisa berbentuk persamaan linier (derajat tertinggi adalah satu)
atau persamaan kuadrat (derajat tertinggi adalah dua). Bahkan materi ini dibahas lagi
ketika ketika di bangku SMA. Tapi meskipun sperti itu, tetap saja yang menjadi cakupan
pembahasan pada materi ini hanyalah sebatas pada persamaan-persamaan sederhana yang
dengan pemfaktoran biasa, bisa diselesaikan. Metode seperti ini dikenal dengan metode
aritmatika. Tetapi pada kenyataannya, tidaklah semua persamaan yang dihadapi oleh
ilmuan merupakan persamaan-persamaan sederhana yang bisa diselesaikan dengan
operasi aritmatika biasa.
Untuk mengatasi permasalah tersebut, maka digunakan metode lain untuk mencari
akar dari suatu persamaan rumit yang tidak bisa diselesaikan dengan operasi aritmatika.
Metode tersebut biasa dikenal dengan metode numerik. Itu merupakan suatu metode
untuk mengaproksimasi penyelesaian dari suatu permasalah matematika yang rumit.
Permasalahan yang bisa diselesaikanpun juga bervariasi, mulai dari pencarian akar,
turunan, sampai integral. Meskipun nilai yang dihasilkan dari metode numerik merupakan
suatu aproksimasi yang paasti memiliki galat, tetapi galat yang dihasilkan bisa ditentukan
di awal. Jadi nilai yang dihasilkan tetap memiliki presisi yang sesuai dengan keinginan
peneliti. Bahkan dengan kemajuan teknologi komputer, error (galat) yang dihasilkan bisa
diminalisasi sampai mendekati 0 (nol).
Untuk pencarian akar dari suatu persamaan non-linierpun ada banyak metode yang
digunakan. Setiap metode memiliki keunikan tersendiri, mulai dari konsep,
kesederhanaan perhotungan dan keakuratan hasil yang dihasilkan. Salah satau metode
yang digunakan untuk menyelesaikan suatu persamaan adalah Metode Muller.
1.2 Tujuan
1. Menyelsaikan tugas yang diberikan dosen mata kuliah Metode Numerik.
2. Pembaca lebih memahami secara mendalam mengenai metode Muller dalam
pencaraian akar suatu persamaan.
3. Peneliti lebih terasah kemampuannya dalam hal coding, khususnya Java, untuk
menyelesaikan permasalah metode numerik.
1.3 Manfaat
1. Memberikan pemahaman yang mendalam mengenai pencarian akar persamaan
dengan metode Muller.
2. Menjadi acuan materi dalam proses pembelajaran, baik itu Metode Numerik
maupun Pemograman

2. Pembahasan
2.1 Konsep
Metode Muller adalah salah metode untuk mengaproksimasi nilai dari suat akar suatu
persamaan. Persamaan yang bisa diselesaikan dengan metode Muller adalah semua jenis
persamaan mulai dari persamaan Aljabar sederhana sampai persamaan transendent yang
rumit. Meskipun bisa digunakan di semua jenis persamaan, tetapi nilai yang dihasilkan
adalah suatu aproksimasi, jadi sebaiknya Metode ini digunakan ketika metode operasi
aritmatika sederhana tidak bisa digunakan.
Pada perhitungannya, metode muller menggunakan pendekatan pendekatan tiga titik.
Dari tiga titik tersebut, dicari persamaan parabola yang melewati ketiga titik tersebut.
Dimana fungsi dari parabola di sini adalah sebagai kurva pengganti yang mendekati
kurva sebenarnya. Pendekatan dengan kurva kuadratik ini, jauh lebih baik dari pada
pendekatan garis yang digunakan dalam metode secant, dalam hal kemiripan dengan
kurva yang sebenarnya. Sehingga berpengaruh pada peningkatan kefektifan waktu yang
digunakan dalam proses iterasi. Berikut penjelasan gambar mengenai metode Muller

Pada gambar di atas, kurfa y = f(x) melewati tiga titik. Kita misalkan titik itu
A(p0,f(p0)), B(p1,f(p1)), dan C(p2,f(p2)). Dari ketiga titik tersebut, dibuat kurva
pengganti, yaitu kurva kuadratik yang dilambangkan dengan garis putus-putus.
Terlihat dengan jelas bahwa antara kurva sebenarnya dengan kurva pengganti,
tidaklah berbeda signifikan. Kemiripan ini akan berefek pada peningkatan kecepatan
iterasi yang terjadi, sehingga proses perhitungannya menjadi lebih efektif. Lebih jauh lagi,
tanpa harus menggambar dapat dibayangkan kalau misalkan yang digunakan hanya dua
titik, tentu kurva pengganti yang dihasilkan hanyalah garis lurus yang berbeda dengan
kurva sebenarnya.
2.2 Perhitungan
Peribahasa Tak ada gading yang tak retak mungkin berlaku di sini. Peningkatan
kecepatan iterasi dari metode muller terhadap metode secant tidaklah tanpa pegorbanan.
Karena yang digunakan dalam metode muller adalah pendekatan kurva kuadratik yang
didapat dari 3 titik, tentu perhitungan yang relatif lebih kompleks.
Dari 3 titik awal yang sudah ditentukan, dicari titik baru yang merupakan titik

dengan absis perpotongan antara kurva pengganti dengan sumbu-x. Misalkan titik awal
adalah A(x0,f(x0)), B(x1,f(x1)), dan C(x2,f(x2)).
Maka persamaan kurva penggantinya adalah:

Sehingga:

Maka untuk mencari titik D(x3,f(x3)), digunakan rumus berikut:

dimana

dan

Proses tersebut diulang terus merus sampai error yang ditetnukan terpenuhi, atau
mencapai iterasi maksimum.

2.3 Algoritma
1. Definisikan fungsi
2. Masukkan x0, x1, x2, toleransi maksimum dan iterasi maksimum
3. Definisikan
h1 = x1 - x0
h2 = x2 - x1
d1 = (f(x1) - f(x0)) / h1
d2 = (f(x2) - f(x1)) / h2
d = (d2 - d1) / (h2 + h1)
i=3
4. Selama iterasi maksimum belum terpenuhi, lakukan:
a) b = d2 + h2*d
D = (b2 - 4 * f(x2) * d) ^ (1/2)
b) Jika D dan b beda tanda, maka E = b + D, atau E = b - D jika sama tanda
c) h = -2 * f(x2) / E
p = x2 + h
d) Jika h sudah kurang dari toleransi, maka cetak p sebagai hasil, lalu berhenti
e) Lakukan dari 2 lagi dengan x1 --> x0, x2 --> x1, dan x3 --> x2
5. Kalau tetap tidak terpenuhi toleransi tetapi iterasi sudah maksimum, maka gagal
lalu berhenti
2.4 Java Code
Untuk implementasi dalam code Java, yang menjadi permasalahan utama adalah
dalam mendefinisikan fungsi matematika. Tetapi karena tujuan praktikum ini lebih ke
pemahaman metode numeriknya, maka untuk pendifinisian fungsinya kami meng-import
library net.objecthunter dari luar.
Berikut adalah code javanya:

2.5 Output
Misalkan Persamaan yang ingin dicari akarnya adalah x^3 - 13x - 12
Dengan x0 = 4.4, x1 = 5, x2 = 5.5, error 0,0001 dan iterasi maksimum 9

Jadi salah satu akar dari persamaan x^3 - 13x - 12 adalah 4

3. Penutup
3.1 Kesimpulan
a. Dengan metode Muller, persamaan rumit yang sulit jika dikerjakan secara
konvensional dengan operasi matematika, bisa diselesaikan dengan mudah dan
menyenangkan
b. Dengan kemajuan teknologi, misalnya dengan program Java, error bisa di-set
seminimal mungkin

Anda mungkin juga menyukai