CR Omsk
CR Omsk
OLEH :
Ramayang Nastiti Estowo
(1018011090)
PEMBIMBING :
dr. Hadjiman Yotosoedarmo, Sp.THT
STATUS PASIEN
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. S
Jenis kelamin
: Laki-Laki
Usia
: 48 tahun
Pekerjaan
: Petani
Alamat
: Way Jepara
Tanggal periksa : 19 Maret 2015
Dua tahun SMRS os pernah mengalami keluhan telinga kanan nyeri, dan
mengeluarkan cairan. Berobat ke mantri, dinyatakan peradangan telinga
kanan, tetapi tidak mengetahui lebih lanjut jenis peradangan. Diberikan obat
yang tidak diingat jumlah, jenis dan macamnya, dan diminum selama tiga
hari. Keluhan kemudian membaik.
e. Riwayat penyakit keluarga :
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa. Riwayat keluarga
yang mengalami alergi makanan, alergi obat disangkal.
Riwayat keluarga dengan keluhan kulit gatal-gatal, bersin, hidung gatal,
hidung
berair
jika
dingin/lingkungan
berdebu/setelah
menghirup
Telinga Kanan
Telinga Kiri
Trauma (-), Tanda radang Trauma (-), Tanda radang
(-), Nyeri tekan tragus (-), Nyeri tekan tragus
(-),
Pre Auricula
posisi
Auricula (-),
Posisi
auricula
normal,
normal,
Edema (-), Hiperemis (-), Edema (-), Hiperemis (-),
Massa (-), Fistula (-), Massa (-), Fistula (-),
Retro Auricula
Abses (-)
Abses (-)
Tanda radang (-), Fistula Tanda radang (-), Fistula
(-),
Abses
(-),
Canalis
tekan (-)
(-)
Serumen (-), Sekret (-), Serumen (-), Sekret (-),
Akusticus
Canal
oedem
(-),
Eksternus
Membran
Hiperemis (-)
Hiperemis (-)
Perforasi sentral pukul 5, Intak, berwarna
putih,
Timpani
Tes Rinne
Tes Weber
Tes Swabach
oedem
(-), Canal
retraksi (-)
Negatif
Lateralisasi ke kanan
Memanjang
Hidung
Pemeriksaan
Luar
deformitas
(-),
nyeri deformitas
(-),
nyeri
tekan (-)
tekan (-)
Rhinoskopi Anterior
Mukosa Hidung Hiperemis (-), Sekret (-), Hiperemis (-), Sekret (-),
Massa (-), Atrofi (-)
Massa (-), Atrofi (-)
Septum
Deviasi (-), Perdarahan(-) Deviasi (-), Perdarahan(-)
Konka Inferior Edema (-), Atrofi (-)
Edema (-), Atrofi (-)
dan Media
Meatus Inferior Sekret (-), Massa (-)
dan Media
Rhinoskopi Posterior (Tidak Dilakukan)
Sinus Para Nasal
Pemeriksaan
Nyeri tekan
Nyeri ketok
Dekstra
Tidak ada
Tidak ada
Sinistra
Tidak ada
Tidak ada
Dekstra
Merah muda
Tidak ada
Tidak ada
Merah muda
Licin
T1
Merah muda
Merah muda
Tidak ada
Tidak ada
Sinistra
Merah muda
Tidak ada
Tidak ada
Merah Muda
Licin
T1
Merah muda
Merah muda
Tidak ada
Tidak ada
Gigi
+ M2 superior
Merah muda
Merah muda
Normal
Tidak ada
+ M1 inferior
Merah muda
Merah muda
Normal
Tidak ada
Lidah
Karies/radiks
Gingiva
Warna
Bentuk
Deviasi
Dasar Lidah
Massa
Warna
Tidak ada
Merah muda
Tidak ada
Merah muda
RESUME
Laki-laki 48 tahun, datang dengan keluhan utama satu bulan SMRS
penurunan pendengaran pada telinga bagian kanan. Keluhan tambahan dua
bulan SMRS telinga bagian kanan terasa mendengung. Sejak 1 bulan yang
lalu, pasien merasakan penurunan pendengaran pada telinga bagian kanan.
Penurunan pendengaran menetap dan dirasakan tidak memberat. Jika berada
di ruangan yang sunyi, maupun jika mengencangkan volume, maka keluhan
akan berkurang.
Dua bulan SMRS os merasakan telinga kanan terasa berdengung. Telinga
terasa mendengung dirasakan sepanjang hari tetapi lebih berat saat malam
hari. Keluhan lain seperti keluar cairan dari telinga disangkal. Sempat keluar
cairan kuning, bau, berwarna kekuningan, nyeri telinga, dan demam 1 bulan
SMRS, tetapi keluhan tersebut sekarang sudah tidak ada.
Os mengakui terdapat gigi berlubang dan belum dicabut, tetapi tidak
menimbulkan keluhan nyeri. Keluhan lain seperti demam, batuk, pilek, nyeri
menelan, pusing berputar disangkal. Riwayat mengorek kuping diakui,
kemasukan air diakui, kulit gatal-gatal, bersin, hidung gatal, hidung berair
jika dingin/lingkungan berdebu/setelah menghirup bunga/terkena bulu
binatang disangkal. Alergi makanan , alergi obat disangkal.
Dua tahun SMRS os pernah mengalami keluhan telinga kanan nyeri, dan
mengeluarkan cairan. Berobat ke mantri, dinyatakan peradangan telinga
kanan, tetapi tidak mengetahui lebih lanjut jenis peradangan. Diberikan obat
yang tidak diingat jumlah, jenis dan macamnya, dan diminum selama tiga
hari. Keluhan kemudian membaik.
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa. Riwayat keluarga
yang mengalami alergi makanan, alergi obat disangkal.
berair
jika
dingin/lingkungan
berdebu/setelah
menghirup
Status THT
-
Telinga
Membran
Telinga Kanan
Telinga Kiri
Perforasi sentral pukul 5, Intak, berwarna
Timpani
putih,
Hidung
Dasar Lidah
-
Pemeriksaan Audiometri
Tes Rinne
Tes Weber
Tes Swabach
Telinga Kanan
Negatif
Lateralisasi ke kanan
Memanjang
Telinga Kiri
Positif
Sama dengan pemeriksa
V. DIAGNOSIS
Aurikula Dextra Tuli Konduksi ec Otitis Media Supuratif Kronik Tenang Tipe
Benigna
VI. DIAGNOSIS BANDING
Tuli Konduksi ec Otitis Media Supuratif Kronik
Tuli Konduksi ec Otitis Media Non Supuratif
Tuli Sensorineural
Tuli Campuran
VII. PEMERIKSAAN ANJURAN
Pemeriksaan Audiometri
Rontgen Mastoid
VIII. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
-
Cefadroksil 2 x 500 mg
Natrium Diklofenak 3 x 50 mg
Non Medikamentosa
-
Hindari mengorek telinga dan jaga telin jaga telinga kanan tetap kering
Konsultasi gigi
Berobat kembali setelah 1 bulan
XI. PROGNOSIS
- Quo ad vitam
: Dubia ad bonam
- Quo ad Functionam
: ad bonam
- Quo ad Sanationam
: ad bonam
DISKUSI KASUS
Tuli konduktif, disebabkan oleh kelainan yang terdapat di telinga luar atau
telinga tengah. Tuli konduktif berhubungan dengan ganguan penghantaran suara ke
telinga dalam.
Jika terjadi gangguan dalam hantaran suara baik pada telinga luar maupun
telinga tengah sehingga tidak dapat mendengar suara berfrekuensi rendah, maka
merupakan tuli konduktif.
Tuli Konduktif atau Conductive Hearing Loss (CHL) merupakan jenis ketulian
yang disebabkan oleh gangguan mekanik pada telinga luar dan telinga tengah.
Kelainan telinga luar yang dapat menyebabkan tuli konduktif adalah atresia liang
telinga, sumbatan oleh serumen, otitis eksterna sirkumsripta, osteoma liang telinga.
Kelainan di telinga tengah yang menyebabkan tuli konduktif ialah tuba katar/
sumbatan
tuba
eustachius,
otitis
media,
otosklerosis,
timpanosklerosis,
Telinga Kanan
Negatif
Lateralisasi ke kanan
Memanjang
Telinga Kiri
Positif
Sama dengan pemeriksa
tes garputala
Rinne negatif pada telinga yang sakit dan pada tes Weber
tes Scwabach
Rinne positif pada telinga yang sakit dan pada tes Weber
tes Scwabach
antara
hantran
tulang
dengan
hantaran
tulikonduktif
biasanya
menunjukkan
pendengaran
lebih
pada
frekuensi rendah.
Dua tahun SMRS os pernah mengalami keluhan telinga kanan nyeri, dan
mengeluarkan cairan. Berobat ke mantri, dinyatakan peradangan telinga kanan, tetapi
tidak mengetahui lebih lanjut jenis peradangan. Diberikan obat yang tidak diingat
jumlah, jenis dan macamnya, dan diminum selama tiga hari. Keluhan kemudian
membaik. Hal terseut megarahkan pada infeksi OMA sebelumya. Otitis media akut
dengan perforasi membrane timpani menjadi otitis media supuratif kronis apabila
prosesnya sudah lebih dari 2 bulan. Bila kurang dari 2 bulan, disebut otitis media
supuratif subakut.
Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah terapi yang
terlambat diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman yang tinggi, daya
tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang) atau hygiene buruk.
Pada pemeriksaa fisik ditemuka perforasi sentral pukul 5, warna putih,
bulging (-), retraksi (-). Hal ini sesuai dega literature, yaitu otitis media supuratif
kronik (OMSK) adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membrane
timpani dan dapat keluar secret. Secret yang keluar dari telinga terus menerus atau
hilang timbul. Secret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah. Jika tidak
terdapat secret dinamakan tenang, jika terdapat, dinamakan aktif.
Letak perforasi di membrane timpani penting untuk menentukan jenis/ tipe
OMSK. Perforasi sentral adalah pada pars tensa dan sekitar dari sisa membran
timpani atau sekurang-kurangnya pada annulus. Defek dapat ditemukan seperti pada
anterior, posterior, inferior atau subtotal. Menurut Ramalingam bahwa OMSK adalah
peradangan kronis lapisan mukoperiosteum dari middle ear cleft sehingga
menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan patologis yang ireversibe. Perforasi
marginal, terdapat pada pinggir membran timpani dengan adanya erosi dari anulus
fibrosus. Perforasi marginal yang sangat besar digambarkan sebagai perforasi total.
Perforasi pada pinggir postero-superior berhubungan dengan kolesteatom. Perforasi
atik terjadi pada pars flasida, berhubungan dengan primary acquired cholesteatoma.
Jenis OMSK
OMSK dapat dibagi atas 2 tipe yaitu :
1.
Tipe tubotimpani = tipe jinak = tipe aman = tipe rhinogen = tipe mukosa.
Penyakit tubotimpani ditandai oleh adanya perforasi sentral atau pars tensa dan gejala
klinik yang bervariasi dari luas dan keparahan penyakit.
Secara klinis penyakit tubotimpani terbagi atas:
1.1. Penyakit aktif
Pada jenis ini terdapat sekret pada telinga dan tuli. Biasanya didahului oleh
perluasan infeksi saluran nafas atas melalui tuba eutachius, atau setelah berenang
dimana kuman masuk melalui liang telinga luar. Sekret bervariasi dari mukoid
sampai mukopurulen.
1.2. Penyakit tidak aktif
Pada pemeriksaan telinga dijumpai perforasi total yang kering dengan mukosa
telinga tengah yang pucat. Gejala yang dijumpai berupa tuli konduktif ringan.
Gejala lain yang dijumpai seperti vertigo, tinitus,atau suatu rasa penuh dalam
telinga.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah.,
tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.
Otitis media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif (=
otitis media serosa, otitis media sekretoria, otitis media musinosa, otitis media
efusi/OME). Masing-masing mempunyai bentuk akut dan kronis. Selain itu terdapat
juga otitis media spesifik, seperti otitis media tuberkulosa atau otitis media sifilitika.
Otitis media yang lain disebut otitis media adhesive.
Pada beberapa penelitian, diperkirakan terjadinya otitis media yaitu 25% pada
anak-anak. Infeksi umumnya terjadi dua tahun pertama kehidupan dan puncaknya
pada tahun pertama masa sekolah (Djaafar ZA, 2001).
I.
2.
Stadium supurasi yang berlanjut dan tidak tertangani dengan baik akan
menimbulkan ruptur membran timpani akibat timbulnya nekrosis mukosa dan
submukosa membran timpani. Daerah nekrosis terasa lebih lembek dan berwarna
kekuningan. Nekrosis ini disebabkan oleh terjadinya iskemia akibat tekanan kapiler
membran timpani karena penumpukan nanah yang terus berlangsung di kavum
timpani dan akibat tromboflebitis vena-vena kecil.
Keadaan stadium supurasi dapat kita tangani dengan melakukan miringotomi.
Bedah kecil ini kita lakukan dengan membuat luka insisi pada membran timpani
sehingga nanah akan keluar dari telinga tengah menuju liang telinga luar. Luka insisi
pada membran timpani akan mudah menutup kembali sedangkan ruptur lebih sulit
menutup kembali. Bahkan membran timpani bisa tidak menutup kembali jika
4.
bulan maka keadaan itu disebut otitis media supuratif kronik (OMSK).
5.
Stadium Resolusi
Stadium resolusi ditandai oleh membran timpani berangsur normal hingga
perforasi membran timpani menutup kembali dan sekret purulen tidak ada lagi.
Stadium ini berlangsung jika membran timpani masih utuh, daya tahan tubuh baik,
dan virulensi kuman rendah. Stadium ini didahului oleh sekret yang berkurang
sampai mengering.
Apabila stadium resolusi gagal terjadi maka akan berlanjut menjadi otitis media
supuratif kronik (OMSK). Kegagalan stadium ini berupa membran timpani tetap
perforasi dan sekret tetap keluar secara terus-menerus atau hilang timbul. Otitis media
supuratif akut (OMA) dapat menimbulkan gejala sisa (sequele) berupa otitis media
serosa. Otitis media serosa terjadi jika sekret menetap di kavum timpani tanpa
mengalami perforasi membran timpani.
Gejala klinik otitis media supuratif akut (OMA) berdasarkan umur penderita,
yaitu :
-
Bayi dan anak kecil. Gejalanya : demam tinggi bisa sampai 390C (khas pada stadium
supurasi), sulit tidur, tiba-tiba menjerit saat tidur, mencret, kejang-kejang, dan
kadang-kadang memegang telinga yang sakit. Jika terjadi rupture membrane timpani,
maka secret mengalir ke liang telinga, suhu tubuh menurun dan anak tertidur tenang.
Anak yang sudah bisa bicara. Gejalanya : biasanya rasa nyeri dalam telinga, suhu
tubuh tinggi, dan riwayat batuk pilek.
Anak lebih besar dan orang dewasa. Gejalanya : rasa nyeri dan gangguan
pendengaran (rasa penuh dan pendengaran berkurang).
Terapi
Pengobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya.
Stadium oklusi. Berikan pada otitis media yang disebabkan kuman bukan otitis
dalam darah. Hal ini untuk mencegah terjadinya mastoiditis, gangguan pendengaran
sebagai gejala sisa dan kekambuhan. Berikan ampisilin 50-100 mg/kgbb/hr yang
terbagi dalam 4 dosis, amoksisilin atau eritromisin masing-masing 50 mg/kgbb/hr
-
Abses subperiosteal.
Meningitis.
Abses otak.
Dewasa ini, ketiga komplikasi diatas lebih banyak disebabkan oleh otitis media
supuratif kronik (OMSK) karena maraknya pemberian antibiotik pada pasien otitis
media supuratif akut (OMA).
I.
Tipe tubotimpani = tipe jinak = tipe aman = tipe rhinogen = tipe mukosa.
Penyakit tubotimpani ditandai oleh adanya perforasi sentral atau pars tensa dan gejala
klinik yang bervariasi dari luas dan keparahan penyakit.
Diagnosis
Diagnosis OMSK dibuat berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan THT terutama
pemeriksaan otoskopi. Pemeriksaan penala merupakan pemeriksaan sederhana untuk
mengetahui adanya gangguan pendengaran. Untuk mengetahui jenis dan derajat
gangguan pendengaran dapat dilakukan pemeriksaan audiometric nada murni,
audiometric tutur (speech audiometry) dan pemeriksaan BERA (brainstem evoked
response audiometry) bagi pasien/anak yang tidak kooperatif dengan pemeriksaan
audiometric nada murni.
Pemeriksaan penunjang lain berupa foto rontgen mastoid serta kultur dan uji
resistensi kuman dari secret telinga.
Gejala Klinis
1. Telinga Berair (Otorrhoe)
Sekret bersifat purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan. Pada OMSK
tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali
sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan
infeksi. Keluarnya sekret biasanya hilang timbul. Pada OMSK stadium inaktif tidak
dijumpai adannya sekret telinga. Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret
telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas.
Sekret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan
polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. Suatu
sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis.
2.
Gangguan Pendengaran
Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Beratnya
ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan
dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah. Pada OMSK tipe maligna
biasanya didapat tuli konduktif berat
3.
4.
Vertigo
Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat
erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat
perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan
vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan
menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran
infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan vertigo. Vertigo juga bisa
terjadi akibat komplikasi serebelum.
Tanda-tanda klinis OMSK tipe maligna
Mengingat OMSK tipe bahaya sering kali menimbulkan komplikasi yang
berbahaya, maka perlu ditegakkan diagnosis dini. Walaupun diagnosis pasti baru
dapat ditegakkan di kamar operasi, namun beberapa tanda klinik dapat menjadi
pedoman akan adnaya OMSK tipe bahaya, yaitu perforasi pada marginal atau pada
atik yang merupakan tanda dini pada OMSK tipe bahaya, sedangkan pada kasus yang
lebih lanjut dapat terlihat :
1. Adanya Abses atau fistel retroaurikular
2. Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari kavum timpani.
3. Pus yang selalu aktif atau berbau busuk ( aroma kolesteatom)
4. Foto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom.
Terapi OMSK
Terapi OMSK tidak jarang memerlukan waktu lama dan harus berulangulang. Terapi terdiri dari terapi konservatif, medikamentosa hingga tindakan operatif
bergantung dari jenis penyakit dan luasnya infeksi.
OMSK Benigna Tenang
Keadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan
mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi, dilarang berenang dan
segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas. Bila fasilitas memungkinkan
sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi (miringoplasti, timpanoplasti) untuk
mencegah infeksi berulang serta gangguan pendengaran.
Bila secret keluar terus menerus, maka diberikan obat pencuci telinga berupa
H2O2 3% selama 3-5 hari. Setelah secret berkurang maka terapi dilanjutkan dengan
tetes telinga yang mengandung antibiotic dan kortikosteroid. Untuk menghindari efek
ototoksik antibiotic, penggunaannya dianjurkan tidak secara terus menerus lebih dari
1 minggu atau 2 minggu atau pada OMSK yang sudah tenang. Antibiotik oral
diberikan dari golongan ampisilin atau eritromisin. Bila dicurigai bakteri penyebab
resisten terhadap ampisilin, maka dapat diberikan ampisilin asam klavulanat.
2.
Neomisin
Obat bakterisid pada kuma gram positif dan negatif, misalnya : Stafilokokus aureus,
Proteus sp. Resisten pada semua anaerob dan Pseudomonas. Toksik terhadap ginjal
dan telinga.
3.
Kloramfenikol
Obat ini bersifat bakterisid
Pemberian antibiotik sistemik Pemberian antibiotika tidak lebih dari 1 minggu dan
harus disertai pembersihan sekret profus. Bila terjadi kegagalan pengobatan, perlu
diperhatikan faktor penyebab kegagalan yang ada pada penderita tersebut.
Antimikroba dapat dibagi menjadi 2 golongan. Golongan pertama daya bunuhnya
tergantung kadarnya. Makin tinggi kadar obat, makin banyak kuman terbunuh,
misalnya golongan aminoglikosida dengan kuinolon. Golongan kedua adalah
antimikroba yang pada konsentrasi tertentu daya bunuhnya paling baik. Peninggian
dosis tidak menambah daya bunuh antimikroba golongan ini, misalnya golongan beta
laktam. Terapi antibiotik sistemik yang dianjurkan pada Otitis media kronik adalah .
- Pseudomonas : Aminoglikosida karbenisilin
- P. mirabilis : Ampisilin atau sefalosforin
- P. morganii, P. vulgaris : Aminoglikosida Karbenisilin
telinga yang sakit. Kadang terasa seperti ada cairan yang bergerak di dalam telinga
dengan perubahan posisi. Rasa nyeri relative. Vertigo kadang dalam bentuk ringan.
Dengan otoskop terlihat retraksi membrane timpani. Kadang tampak gelembung
udara atau permukaan cairan dalam kavum timpani. Tuli konduktif dapat dibuktikan
dengan garpu tala.
Pengobatan dapat dengan medikamentosa dan pembedahan. Dapat diberikan tetes
hidung (vasokontriktor lokal), anti histamine, serta perasat valsava. Bila gejala masih
menetap setelah 12 minggu, dilakukan miringotomi, dan apabila belum mebaik
dengan miringotomi dapat ditambahkan pemasangan pipa ventilasi (Grommet).
-
yang menyebabkan perlengketan. Pada kasus yang berat dapat juga terjadi angkilosis
pada tulang-tulang pendengaran.
Gejala klinik pendengaran berkurang dengan adanya riwayat infeksi telinga
sebelumnya, terutama diwaktu masih kecil.
Pada otoskopi, gambaran membrane timpani dapat bervariasi mulai dari sikatrik
minimal, suram sampai retraksi berat, disertai bagian-bagian yang atrofi atau
timpanosklerosis plaque (bagian membrane timpani yang menebal berwarna putih
seperti lempeng kapur).
LAMPIRAN