DUCTING
I. PENDAHULUAN
i. Tujuan Praktikum
Pengujian pada instalasi ini bertujuan untuk menunjukkan cara cara
pengukuran tekanan total dan tekanan statik dan tekanan dinamik, kecepatan dan
laju aliran volume serta distribusi kecepatan aliran udara pada saluran.
(Asisten Laboratorium Fenomena Dasar. Job Sheet Praktikum Fenomena Dasar
2010, hal 7)
ii. Prinsip Kerja Ducting
Udara didistribusikan dengan menghubungkan bagian saluran tunggal
yang menyusun sistem ducting. Konfigurasi sistem ducting sering terlihat
menyerupai pohon dengan cabang yang terkoneksikan ke unit terminal dan
sistem ducting serta fan yang terletak di pangkal instalasi. Dari topologi, ducting
termasuk jaringan pohon /tree network. Realitanya, ductwork membentuk double
tree network karena fan terletak di tengah supply dan mengembalikan udara di
luar sistem. Ductwork merupakan saluran kerja yang akan menentukan efisiensi
pada suatu sistem ducting. Sambungan T, crosses, atau transisi biasanya
menghubungkan duct sections.
Salah satu persyarataan penting design sistem ducting adalah pressure
balancing. Tekanan sistem akan balance ketika tekanan fan sama dengan
penjumlahan penurunan tekanan melalui tiap cabang. Interpretasi yang berbeda
dari pressure balancing adalah penurunan tekanan perlu diseimbangkan pada
tiap persimpangan/junction. Jika penjumlahan penurunan tekanan didalam
cabang tidak sama dengan tekanan fan, sistem ducting akan secara otomatis
mendistribusikan kembali udara secara otomatis, yang akan berakibat aliran
udara tidak sesuai dengan rencana.
Mendesain sistem duct berarti menentukan ukuran duct dan memilih
sambungan dan fan. Menentukan ukuran duct tidak sama seperti menghitung
penurunan tekanan. Seperti terlihat pada gambar dibawah, fungsi utama ducting
adalah mendistribusikan conditioned air ke dalam ruangan.
Duct Sizing adalah ukuran duct untuk menghitung penurunan tekanan didalam
saluran duct.misalnya pada duct persegi dengan rumus :
D eq =
4 x luas panampang
=
perimeter
D 2
4
=D
D
( )
Menyediakan ventilasi
Menghasilkan noise
Mempengaruhi kenyamanan
Mempengaruhi kualitas udara di dalam ruangan
Besar kecepatan aliran ini menentukan jenis aliran, yaitu aliran laminar
atau turbulen.Turbulensi yang terjadi dalam aliran akibat tingginya kecepatan
aliran dapat memperbesar bilangan Reynold dan bilangan Nusselt yang
kemudian meningkatkan perpindahan panas secara konveksi. Namun, semakin
tinggi kecepatan aliran berarti waktu kontak kedua fluida semakin singkat.
Berangkat dari kondisi ini, disusun hipotesa bahwa kenaikan kecepatan aliran
akan meningkatkan efektivitas suatu alat hingga pada suatu harga tertentu, dan
kemudian efektivitas tidak naik lagi melainkan turun. Pada penelitian ini akan
dilihat bagaimana pengaruh kenaikan kecepatan aliran terhadap efektivitas alat..
(Asisten Laboratorium Fenomena Dasar. Job Sheet Praktikum Fenomena Dasar
2010, hal 7)
Didalam pipa yang diletakkan mendatar, dialiri cairan dengan tekanan P1
(dipompa), kerapatan cairan Q dan kecepatan c1.
2
Q
2
Q
Dititik bentrok cairan dan rintangan 2 tekanannya lebih tinggi dari pada
tekanan cairan disekitarnya, sebab energi kecepatan di titik tersebut diubah
menjadi energi tekanan.
3
c 2 g .h
(Fritz Dietzel, 5-6)
Pada saat sekarang ini banyak aplikasi didalam kehidupan sehari-sehari
yang menggunakan prinsip kerja ducting. Seperti halnya pada mal-mal yang
menggunakan AC Center (terpusat) yang dalam pembagian udara dari AC
tersebut menggunakan prinsip kerja yang sama dengan percobaan ducting pada
saat praktikum, yaitu menggunakan cerobong dalam distribusi udaranya, dan
menggunakan fan atau kipas axial untuk mendorong udara tersebut. Selain itu
pada dapur rumah-rumah modern yang menggunakan hexos untuk menyedot
asap ataupun uap hasil pembakaran dari masakan. Prinsip kerja hexos ini juga
sama dengan prisip kerja ducting, namun bedanya dari AC tadi adalah
kebalikannya, karena fungsi dari hexos ini untuk menyedot udara.
(b) Econet
g1
2
V =constant
g2
PS +
.V 2
=Pt
2g
Pv =Pt + P S
dimana
Pv
Tekanan
tekanan
yang
V
dimana,
2 g Pt Ps
V 1 C
2 g Pt Ps
dimana C adalah faktor koreksi yang dapat ditentukan dari gambar 4. berikut
(ref. Mechanical measurement by thomas G. Beckwith). Pada pengujian ini
dianggap faktor koreksi C = 0, sehingga kecepatan aliran fluida (udara) dalam
ft/min adalah
V 1096,2
Pv
V 43,86
Pv
1,325.Pb
T 460
dimana
Hubungan massa jenis udara (
=g x
Keterangan :
1. Bench
Yaitu tempat atau meja dimana alat kerja untuk pengujian ducting ditempatkan.
9. Three thermometer
Thermometer yang digunakan untuk mengukur temperature aliran udara.
10
Low side
High side
11
12
13
14
15
16
Piezometer
Buka
Buka
25%
50%
0
-0.02
0
-0.02
-0.01
-0.02
-0.00333
-0.02
Posisi
Dumper
TS 1
Tutup
penuh
0
Tabung Pitot
Buka
Buka
25%
50%
-0.01
-0.02
TS 2
TS 3
TS rata-rata
0
0
0
Posisi
Dumper
TS 1
TS 2
TS 3
TS rata-rata
-0.01
-0.01
-0.01
-0.02
-0.02
-0.02
Buka 75
%
-0.05
-0.05
-0.06
-0.053333
Buka
penuh
-0.09
-0.1
-0.1
-0.096667
Buka 75
%
-0.05
Buka
penuh
-0.09
-0.05
-0.05
-0.05
-0.09
-0.09
-0.09
Buka 75
%
-0.05
-0.04
Buka
penuh
-0.08
-0.08
-0.04
-0.043333
-0.08
-0.08
Buka 75
%
-0.01
-0.01
-0.01
Buka
penuh
-0.01
-0.01
-0.01
-0.01
-0.01
b. Tekanan Dinamis
Posisi
Dumper
TS 1
TS 2
Tutup
penuh
0
0
TS 3
TS rata-rata
0
0
Tekanan Dinamis
Buka
Buka
25%
50%
-0.01
-0.02
-0.01
-0.02
-0.01
-0.01
-0.02
-0.02
c. Tekanan Total
Posisi
Dumper
TS 1
TS 2
TS 3
Tutup
penuh
0
0
0
TS rata-rata
Tekanan Total
Buka
Buka
25%
50%
0
0
0
0
0
0
0
17
d. Profil Kecepatan
X
6
8
Y
5
10
15
20
10
12
-0.07
-0.07
-0.08
-0.07
-0.07
-0.08
-0.09
-0.08
-0.07
-0.07
-0.07
-0.07
-0.06
-0.07
-0.06
-0.06
10
12
-0.07
-0.08
-0.09
-0.07
-0.07
-0.09
-0.09
-0.07
-0.06
-0.06
-0.07
-0.07
-0.06
-0.06
-0.06
-0.06
10
12
5
10
15
20
-0.07
-0.07
-0.08
-0.08
-0.07
-0.08
-0.09
-0.08
-0.06
-0.07
-0.07
-0.06
-0.06
-0.06
-0.06
-0.05
Rata-rata
10
12
5
10
15
20
-0.07
-0.073333
-0.083333
-0.073333
-0.07
-0.08333
-0.09
-0.07667
-0.063333
-0.066667
-0.07
-0.066667
-0.06
-0.063333
-0.06
-0.056667
X
Y
5
10
15
20
X
Y
ii. Perhitungan
1. Tekanan Udara Absolut
18
Pa = 1 atm = 76 cm Hg.
= ( 76 cm / l in ) x ( SGHg / SGH2O )
= ( 76/2,54 ) x (13,6/0,826 )
= 492,65 in H2O
Dimana : l in
2,54 cm
= 13,6 kg/m3
=
= -5,17 %
Keseksamaan k = 100 % + 5,17 % = 105,172414 %
b. Dengan Tabung Pitot (Bukaan Penuh)
Ps = - 0,09 in H2O
Pab = 492,65 + (- 0,09)
= 492,56 in H2O
Ps absolut
492,56
492,65
= 0,9998 atm.
19
=
0,005
100 %
- 0,09
=
= - 5,556 %
Keseksamaan k = 100 % + (- 5,556 %) = 105,555556 %
3. Tekanan Kecepatan (Bukaan Penuh)
Pv absolut = Pt absolut - Ps absolut
= 492,64 - 492,57
= 0,07 in H2O
Pv absolut =
0,07
-4
492,65 = 1,42088x10 atm.
Pv
x100%
Pv
=
keseksamaan
0,005
0,07
100
= 7,1428 %
= 100% - RN
= 100% - 7,1428 %
= 92,85714 %
20
492,64
492,65 = 0,999979702 atm.
Pt absolut =
Ps = x Skala terkecil
= x 0,01
= 0,005 in H2O
Ps
100 %
Ps
RN
=
0,005
100 %
- 0,01
=
= -50 %
Keseksamaan k = 100 % - (-50 %) = 150 %
5. Profil kecepatan
Profil kecepatan dalam in H2O gauge ditransformasikan ke in H2O
absolut, dan berikut adalah yang dipakai dalam pengolahan data adalah
diposisi x = 6 dan y = 5 (satuan dalam cm)
Pv absolut = 492,65 + 0,07
= 492,72 in H2O
6. Massa Jenis Udara
1,325 Pb
T 460
dimana :
Pb = 29,689
T = 80 0 F
1,325 . 29,689
80 460
maka :
= 0,0718 lbm/cu.ft
= 5,715 kg/m3
21
Pv
0,07
56,064
= 43,86 .
= 43,86 . 0,035335
= 1,54979 m/s
RN diperoleh dari perhitungan :
V V
Pv Pv
Pv
43,86
dimana :
Pv
0, 5
Sehingga :
v
Pv
Pv
43,86
2 56,064
0,07
0,005
0,5
= (11,0699) . (0,005)
= 0,05535
22
RN
v
. 100 %
v
0,05535
. 100 %
1,54979
= 3,57 %
Keseksamaan k = 100 % - 3,57 % = 96,4 %
9. Laju Aliran Volumetrik
Rumus perhitungannya :
Q=V.A
dengan
A=W.L
Sehingga :
Q=V.W.L
= 1,549 . 0,3 . 0,15
= 0,4649 m3/s
Q Q
V V
dimana :
Q V . A
A
V
V
2
dan
Q V . A
V
A
A
2
Q
Q
2
2
Q
V
A
A 2 V 2 V 2 A 2
=
Q
2
Q
= 0.008139243 m3/s
23
RN
Q
x 100%
Q
0.008139243
0,4649
100
= 11.67098 %
Tutup
penuh
buka 25%
buka 50%
buka 75
%
buka penuh
Ps (in.H20)
0.00333333
-0.02
-0.053333
-0.0966667
492.65
492.646667
492.63
0.99999323
0.9999594
-150
-25
492.5966
7
0.999891
7
-9.375
100
250
125
109.375
492.55333
3
0.9998037
8
-5.1724138
105.17241
4
Ps Absolut
( in.H20)
Ps Absolut
( atm)
RN (%)
K (%)
Tabung Pitot
Posisi Dumper
Ps (in.H20)
Ps Absolut
( in.H20)
Ps Absolut
( atm)
RN (%)
Tutup
penuh
0
buka 25%
buka 50%
-0.01
-0.02
buka 75
%
-0.05
492.65
492.64
492.63
492.6
492.56
0.9999797
0.9999594
-50
-25
0.999898
5
-10
0.9998173
1
-5.5555556
buka penuh
-0.09
24
K (%)
100
150
125
105.55555
6
110
Tekanan Dinamis
Posisi Dumper
Ps (in.H20)
Ps Absolut
( in.H20)
Ps Absolut
( atm)
RN (%)
K (%)
Tutup
penuh
0
buka 75
%
-0.043333
492.6066
7
buka 25%
buka 50%
-0.01
-0.02
492.65
492.64
492.63
0.9999797
0.9999594
0.999912
0
100
-50
150
-25
125
-11.53846
111.53846
buka penuh
-0.08
492.57
0.9998376
1
-6.25
106.25
Tekanan total
Posisi Dumper
Tutup
penuh
0
buka 25%
buka 50%
buka 75
%
-0.01
buka penuh
Ps (in.H20)
Ps Absolut
( in.H20)
Ps Absolut
( atm)
-0.01
492.65
492.65
492.65
492.64
492.64
0.999979
7
0.9999797
RN (%)
-50
100
tak
terdefinisi
tak
terdefinisi
-50
K (%)
tak
terdefinisi
tak
terdefinisi
150
150
Parameter
10
12
Pc (in.H2O)
0.07
0.07
0.063333333
0.06
V (m/s)
V
RN (%)
K (%)
Q(m3/s)
Q
1.549758361
0.055348513
3.571428571
96.42857143
0.069739126
0.008139243
1.549758361
0.055348513
3.571428571
96.42857143
0.069739126
0.008139243
1.474114239
0.05818872
3.947368421
96.05263158
0.066335141
0.007821881
1.43479744
0.059783227
4.166666667
95.83333333
0.064565885
0.007661822
25
10
15
20
RN (%)
K (%)
11.67098506
88.32901494
11.67098506
88.32901494
11.79145909
88.20854091
11.86667187
88.13332813
Pc (in.H2O)
V (m/s)
V
RN (%)
K (%)
Q(m3/s)
Q
RN (%)
0.073333333
1.586228253
0.054075963
3.409090909
96.59090909
0.071380271
0.008296055
11.62233586
0.083333333
1.690924999
0.05072775
3
97
0.076091625
0.008757376
11.50898736
0.066666667
1.512409297
0.056715349
3.75
96.25
0.068058418
0.007981117
11.7268619
0.063333333
1.474114239
0.05818872
3.947368421
96.05263158
0.066335141
0.007821881
11.79145909
K (%)
88.37766414
88.49101264
88.2731381
88.20854091
Pc (in.H2O)
V (m/s)
V
RN (%)
K (%)
Q(m3/s)
0.083333333
1.690924999
0.05072775
3
97
0.076091625
0.09
1.757260806
0.0488128
2.777777778
97.22222222
0.079076736
0.07
1.549758361
0.055348513
3.571428571
96.42857143
0.069739126
0.06
1.43479744
0.059783227
4.166666667
95.83333333
0.064565885
0.008757376
0.009056715
0.008139243
0.007661822
RN (%)
K (%)
Pc (in.H2O)
V (m/s)
V
RN (%)
K (%)
Q(m3/s)
Q
RN (%)
K (%)
11.50898736
88.49101264
0.073333333
1.586228253
0.054075963
3.409090909
96.59090909
0.071380271
0.008296055
11.62233586
88.37766414
11.45307118
88.54692882
0.076666667
1.621878283
0.052887335
3.260869565
96.73913043
0.072984523
0.008451408
11.57972627
88.42027373
11.67098506
88.32901494
0.066666667
1.512409297
0.056715349
3.75
96.25
0.068058418
0.007981117
11.7268619
88.2731381
11.86667187
88.13332813
0.056666667
1.394372475
0.061516433
4.411764706
95.58823529
0.062746761
0.007501334
11.95493446
88.04506554
26
492.66
492.64
492.62
492.6
Piezometer
492.58
Tabung Pitot
Tekanan Dinamis
492.56
Tekanan Total
492.54
492.52
492.5
Buka Penuh Buka 75 % Buka 50 % Buka 25 %Tutup Penuh
Gambar 1.21 Grafik Hubungan Variasi Bukaan Dumper dengan Tekanan Absolut
Analisa grafik hubungan variasi bukaan dumper dengan tekanan absolute
Grafik diatas adalah menunjukkan besar tekanan statis (piezometer),
tekanan statis (tab. Pitot) dan tekanan kecepatan dalam variasi bukaan 100%, 75%,
50%, 25%, 0%, untuk bukaan 0% semua tekanan memiliki harga yang sama yaitu
492,65 in Hg atau 1 atm. Untuk pengukuran tekanan static dengan metode
piezometer dan tabung pitot memiliki harga yang berbeda, hal ini mungkin
disebabkan oleh
membaca membaca nilai pada manometer. Pada grafik diatas dapat disimpulkan
bahwa Semakin besar bukaan pada sisi masuk dari fan maka tekanan dalam centre
duct section juga akan semakin bertambah besar.
27
1.8
1.75
1.7
1.65
10
1.6
15
1.55
20
1.5
1.45
20
1.4
15
1.35
10
1.3
5
6
10
12
28
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
kececpatan aliran
udara terhadap variasi
bukaan dumper
0.1
0
Gambar 1.23 Grafik Grafik Kecepatan Aliran Udara Terhadap Variasi Bukan Damper
Analisa grafik kecepatan aliran udara terhadap variasi bukaan dumper
Grafik diatas adalah grafik kecepatan aliran udara atau debit pada sebuah
saluran dengan variasi bukaan tertentu. Pada bukaan 0 % samai dengan 50% debit
aliran masih terlihat konstan pada angka 0, namun pada saat bukaan 50% dan 75%
terlihat kontras, kecepatan aliran udara meningkat ketika damper dibuka 50%
hingga dibuka penuh. Hal ini terlihat bahwa kecepatan dan luas mempengaruhi debit
suatu aliran fluida
29
30