SELAYANG PANDANG
GEOGRAPHICS POSITION
Palopo
City
represent
the
development area in north part of
South Sulawesi Province with wide
area 247,52 km2, total district area
as amount 9 and consist of 48 sub
district, have geography location
which more strategic with area
administration limited ; In north to
limited with Walenrang District
Luwu Regency, In South limited wit
Bua District Luwu.
LETAK GEOGRAFIS
Kota Palopo Merupakan wilayah pengembangan bagi anutara
Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas wilayah 247,52 km2, jumlah
wilayah kecamatan sebanyak 9 dan 48 Kelurahan, memiliki letak
geografis yang sangat strategis dengan batas administrasi wilayah
antara lain ; Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan
Walenrang Kabupaten Luwu, Sebelah Selatan berbatasan dengan
Kecamatan Bua Kabupaten Luwu, Sebelah Timur berbatasan dengan
Teluk Bone, dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan
TondonNanggala Kabupaten Toraja Utara.
KONDISI ALAM
GEOMORPHOLOGY
Elevation
of
Palopo
City
approximate between 0 - 1.000
meter from sea surface. Palopo City
area have elevation 0 - 25 mdpl
around 31%, 26 - 100 mdpl around
4%, 101 - 500 mdpl around 27%,
501 - 1.000 meter around 24%, and
1.000 meter around 14%. Available
several of rivers between us ;
Boting
and
Amassangan
rivers
which to be flow in the middle of
Palopo City.
IKLIM
Kondisi iklim di Kota Palopo sebagaimana daerah lain di Sulawesi Selatan adalah
iklim tropis yang terbagi dalam musim hujan dan musim kemarau, dimana musim
ini mempunyai batas yang nyata, secara umum suhu rata-rata di Kota Palopo
CLIMATE
AKSESIBILITAS
Bagaimana mencapai Kota Palopo.Karena letaknya yang strategis menjadikan Kota Palopo
dapat ditempuh dengan transportasi darat, laut dan udara. Transportasi darat dapat
ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum dan pribadi dengan jarak tempuh selama
7 jam dengan jarak 366 km.Transportasi laut dapat ditempuh dengan menggunakan kapal
laut dan berlabuh di Pelabuhan Tanjung Ringgit.Transportasi udara dapat ditempuh melalui
Bandar Udara Hasanuddin menuju ke Bandar Udara yang berada di Kecamatan Bua
Kabupaten Luwu dan Bandar Udara Andi Djemma di Kota Masamba.
ACCESIBILITY
ADIPURA
Adipura merupakan penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah
Republik Indonesia terhadap Kota-Kota yang masuk dalam kategori
Kota bersih. Kota Palopo hingga saat ini telah mendapatkan piala
adipura sebanyak 6 kali, yaitu dimulai pada periode 2005 - 2006,
periode 2007 - 2008, periode 2008 - 2009 dan periode 2009 - 2010
Kota Palopo tidak ikut dalam perlombaan piala adipura karena pada
saat itu Kota Palopo dilanda banjir , namun pada tahun 2010-2011 ,
2011-2012 kembali memperoleh anugrah Adipura dari Pemerintah
Republik Indonesia sebagai kategori Kota sedang terbersih.
Keberhasilan ini tidak lepas dari peran dan partisipasi masyarakat
serta Pemerintah Kota Palopo dalam menjaga dan memelihara
kebersihan Kota.
ADIPURA
Adipura is an award given by the Government of the Republic of
Indonesiato the Cities that fall with in the City net. City Palopo to
date has received Adipura award 6 times, beginning in the period
from 2005 to 2006, the period from 2007 to 2008, the period from
2008 to 2009 and the period from 2009 to 2010 Palopo City did not
participate in the race Adipura award because at that time hit
Palopo City flooding, but in 2010-2011,2011-2012regain grace Verse
of the Government ofthe Republic of Indonesia as being the cleanest
category. This success can not be separated from the roleand
participation of the community and the City of Palopo in keeping and
maintaining the clean liness of the city.
Somba Opu to support by Maddika ponrang which position at Kamanre, so Maddika Bua
was the netral area.
With these condition the community of Kingdom life in not peace by cause the command of
two Kings. On initiative by Maddika Bua in 9th namely Opu Daeng Siba to invite of both it
for applied of Fish Eat Party in the river on Sampoddo Mountain namely Ratona River. By
Maddika Bua both of Kings sons it which to disagreement to command for each killing,
would but because shine the both of Kings just each lovely and to cry, so each present to
command of Luwu Kingdom. Sultan Abdullah which end of to command of Luwu Kingdom
while Patiaraja go to leave of Kingdom to Gowa Kingdom which end of called as Somba
Opu. with to start by conflict it, so the Luwu custom to choice of netral area for placement
of Luwu Kingdom Capital which end of to choice Maddikaan Bua which ths first all to
decision of Bastem area, would but because there are consideration about the area it which
so far from the port so the custom to choice of coast area in century of Maddikaan Bua
namely Kampung To Luwu which to change become Palopo.
SALEKKOE ( SEKKO )
SALEKKOE ( SEKKO )
Salekkoe fitur to make from land hillock,
oval form with diameter 8,5 m and high
1 m. In around of fitur available of 6
level with rise to function as stairs. The
first of all Salekkoe fitur to function as
the physic and mental test Datu Luwu
before to inaugurate become king which
to authority with title Pajung Luwu .
BINTURU ( VILLAGE IN
FORTRESS )
Beside the central city and village, Palopo City have sacral which important in
Luwu Kingdom history, namely
TANA BANGKALA
Situs pelantikan raja yang letaknya di sektor barat.Situs ini terdiri dari
tiga bagian dan membentuk segitiga.Salekkoe pada sisi utara dan pada
sisi selatan adalah pancai.Pada puncak segitiga terletak disebelah barat
disebut Mattirowalie. Jarak antara tiap bagian fitur adalah 300 m
BANGKALA LAND
The cluter of king inauguration which located at west sector. These cluter consist
from three part and form of triangle. Salekkoe on north side and south side
namely pancai. On triangle top located of west side called Mattirowalie. The
distance between every part the cluter as amount 300 m.
VISI
VISION
KEKUATAN
Dimensi spiritual, kultural dan modernisasi sebagai basis nilai dalam pembangunan Kota
Palopo.
Dukungan yang kuat dari masyarakat Kota Palopo.
Sumberdaya dan wewenang yang cukup.
Sumberdaya ekonomi yang menjadi risorsis bagi pembangunan Kota Palopo.
Tersedianya sejumlah asset dalam upaya mempercepat terbentuknya infrastruktur dan
suprastruktur Kota Palopo.
STRENGHT
PELUANG
OPPORTUNITY
TANTANGAN
CHALLENGE
KETERBATASAN
LIMITATION
Limited
in front
Limited
Limited
Limited
Limited
MISI
MISSION
RELIGION TOWN
Creation of peace safety and lovely
conditions by adherent of religion
(which acknowledgment by United
State Republic of Indonesia), for
implementation and development
of each religion. Creation of law
supremacy with religious ethic .
PROFIL KOTA PALOPO 2012
KOTA PENDIDIKAN
EDUCATION TOWN
Creation of human resource by
Palopo City which reliable, have
skill, professional and independent
in to dig, development and useful
of science and technology for
welfare humanity and natural
around it.
TOWN OF
HEALTH
SPORT
AND
Creation
of
excavation
and
development of custom and culture at
Luwu for get of custom independent
and culture of Wija To Luwu.
Related with Wija To Luwu character
which
custom
and
Luwu
culture
basically
in
community
ethic
in
maintenance of law supremacy.
KOTA DAGANG
COMMERCE TOWN
KOTA INDUSTRI
INDUSTRIAL TOWN
KOTA PARIWISATA
Menciptakan karakter masyarakat yang sadar wisata.
menciptakan suasana dan bentuk pelayanan yang ramah
terhadap para pelaku wisata dalam rangka mengembangkan,
mempromosikan dan melakukan kegiatan-kegiatan
kepariwisataan yang sesuai dengan etika dan budaya
masyarakat.
Melahirkan produk-produk legal formal di bidang
kepariwisataan yang akan menjadi acuan bagi para pelaku
wisata.
TOURISM TOWN
POPULATION
Palopo town consists of 9 district shaving a population based Palopo
in Figures, 2012 approximately 149,419 people and when compared
with the total population in 2008 to reach 141,996 people, it can be
said that the population in an averageincrease Palopo 1855.75 in
habitants per year. The results of the data collection carried out
shows the averagerate of population growth rate Palopo City during
the last five years broken down by districts showed an increase with
an average growth rate of 8.16 %. Results obtained registration
records, the population density in the city Palopo based
classification divided into 3 (three) Courant, namely: high density,
medium and low. The high density is in the region of 2727.15
jiwa/km 2 Wara district, while the lowest population density in sub
Mungkajang jiwa/km 2 of only 131.08. Similarly, the pattern of
population distribution occursunevenly. The data obtained show a
pattern of distribution of the population in the City of Palopo
accumulate in urban areas. Distribution of the population, in the
City the table and graph below.
No
.
Kecamatan
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Luas Wilayah
(Km2)
Kepadatan
Penduduk (Km2)
10. 226
10,66
959,29
1.
Wara Selatan
2.
Sendana
5.790
37,09
156,11
3.
Wara
31.335
11,49
2.727,15
4.
Wara Timur
31.308
12,08
2.591,72
5.
Mungkajang
7.052
53,80
131,08
6.
Wara Utara
19.203
10,58
1.815,03
7.
Bara
23.190
23,35
993,15
8.
Tellu Wanua
11.819
34,34
344,18
9.
Wara Barat
9.496
54,13
175,43
149 .419
247,52
603,66
Jumlah
344.18 175.43
959.29
993.15
1815.03
Wara Selatan
Sendana
156.11
2727.15
Wara
Wara Timur
Mungkajang
Wara Utara
131.08
Bara
2591.72
Telluwanua
Wara Barat
SUMBERDAYA ALAM
1. PERTANIAN TANAMAN PANGAN
Sub sektor tanaman bahan makanan terdiri dari tanaman padi,
jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, dan
kacang kedelai. Petani di Kota Palopo tahun 2011 menanam
tanaman padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar dimana total
produksinya adalah 21.223 ton padi, 2.165 ton jagung, 60 ton
kedelai, 2,2 ton kacang hijau, 384 ton ubi kayu, 249 ton ubi jalar.
FOOD CROPS
The food crops sub-sector consists
ofrice,maize,
cassava,
sweet
potatoes, peanuts, green beans,
and soy beans. Farmers in Palopo
City in 2011 to plantrice, corn,
cassava, sweet potatoes when
total production was 21.223 tonnes
of rice, 2165 tons of corn, 60 tons
of soybeans, 2.2 tons of green
beans, 384 tons of cassava, 249
tonnes of sweet potatoes.
2. PERKEBUNAN
Produksi tanaman perkebunan rakyat pada tahun 2011
mengalami fluktuasi pada beberapa komoditi, adapun beberapa
komoditi yang mengalami kenaikan adalah kelapa dalam, kopi
robusta, jambu mete, kemiri, pala, nipa, aren, pinang dan sagu.
Sedangkan komoditi yang lainnya mengalami penurunan.
Penurunan hasil beberapa komoditi perkebunan disebabkan oleh
adanya peremajaan tanaman yang sudah tua.
ESTATES
Small holder crop production in
2011
have
fluctuatedon
a
fewcommodities,
while
some
commodities
rose
is
coconut,
Robusta coffee, cashew, pecan,
nutmeg, nipa, palm, arecaandsago.
While other commodities declined.
The
decreaseresults
some
plantation commodities caused by
the replanting of old.
PROFIL KOTA PALOPO 2012
3. PETERNAKAN
Pada tahun 2011 di Kota Palopo tercatat jumlah populasi ternak secara ratarata mengalami penurunan kecuali pada sapi dan kuda.
Populasi sapi
mengalami peningkatan 42,40 persen atau dari 1.526 ekor menjadi 2.173 ekor
pada tahun 2011, kambing mengalami penurunan sebesar 2,28 persen atau
dari 2.412 ekor kambing tahun 2010 menjadi 2.357 ekor kambing tahun 2011,
kuda tercatat dari nihil tahun 2010 menjadi 2 ekor tahun 2011, berikutnya
baabi mengalami penurunan 7,09 persen atau dari 2.847 ekor pada tahun
2010 menjadi 2.645 ekor pada tahun 2011 dan terakhir kerbau mengalami
penurunan sebesar 11,04 persen atau 643 ekor pada tahun 2010 menjadi 572
ekor pada tahun 2011.
LIVESTOCK
In 2011 in the City of Palopo carrying live
stock
population
on
average
has
decreasedex ceptin cattle and horses.
4. PERIKANAN
Letak Kota Palopo yang berbatasan langsung dengan Teluk Bone memberikan
kontribusi yang sangat besar terhadap perekonomian, salah satunya adalah
sub sektor perikanan. Produksi budidaya perikanan didominasi oleh perikanan
laut dengan jumlah produksi 9.472,95 ton, sedangkan perikanan darat 613,34
ton. Produksi perikanan darat terdiri dari produksi tambak bandeng sebanyak
592,15 ton dan 21,19 ton produksi tambak udang, 35,14 ton produksi di
kolam, serta 75,75 ton untuk produksi di sawah (minapadi).
Selain produksi ikan segar, budidaya perikanan juga menghasilkan produksi
benih ikan. Luas areal yang digunakan untuk memproduksi benih ikan seluas
62,00 Ha dengan hasil sebesar 3.782,70 ribu ekor pada tahun 2011.
FISHERY
Location of Palopo town directly adjacent to
the Gulf of Bone contribute reatly to the
economy, one of which is the fisheries subsector. Aqua culture production is dominated
by anumber of marine fishery production
9472.95 tons, while aqua culture 613.34 tons.
Aqua culture production consists of milk fish
pond production as much as 592.15 tons and
21.19 tons of shrimp production, 35.14 tons of
production in the pond, and 75.7 5tons forrice
production
(minapadi).
In addition to fresh fish production, aqua
culture also produces fishseed production. The
area used to produce fish seed area of62.00 ha
with a yield of 3782.70 thousand in 2011.
5. KEHUTANAN
Luas kawasan hutan berdasarkan fungsinya di Kota Palopo dibagi
menjadi hutan lindung, hutan alam, dan hutan wisata, hutan produksi
terbatas, hutan produksi tetap, serta hutan konversi dimana pada
tahun 2011 tidak mengalami perubahan luas lahan jika dibandingkan
dengan tahun 2010. Untuk produksi hutan di Kota Palopo tercatat
hanya dua jenis kayu yang diproduksi, yaitu kayu kelompok meranti,
dan kayu kelompok kayu rimba campuran. Produksi masing-masing
menghasilkan 194,82 m3 kayu kelompok meranti dengan kenaikan
sebesar 34,11 persen dan kelompok kayu rimba campuran dengan
produksi 816,07 m3 dengan kenaikan sebesar 318,35 persen.
FORESTY
PERTAMBANGAN
MINING
Palopo town has potential in the mining and
quarrying sector, such as sand gravel / sand
pile, urug soil / gravel, stone mountain / broken
stone and stone. Largest production in the
mining sector in 2011 which amounted to 62
142 m3 gravel levy value 177.104 million, then
stone of 31,401 m3 with a value of 178.983
million levy. Furthermore, is the third largest
sand at 27,635 m3 with a value of 118.139
million levy and fourth in the gravel with the
production of 3419 m3 with a value of 14.615
million levy and subsequent ground gravel /
urug of 3208 m3 with a value of 7.313 million
levy. Coral stone is the smallest production is
1417 m3, for there is no production of crushed
stone.
TRANSPORTATION (MICROLET)
Microlet, the micro business in city with capacity 12 passenger to
service of population at Palopo City on certain line. The yellow
transportation domination of traffic in city because the dominant it.
TAKSI
Selain transportasi umum yang ada di Kota Palopo, taksi juga
merupakan sarana transportasi yang digunakan oleh masyarakat
didalam melaksanakan aktifitas sosial ekonominya, hanya pada
kelompok-kelompok ekonomi tertentu.
TAXI
Besides public transportation exist
in
city of
Palopo,
cab
also
represent
the
transportation
medium
used
by
society
in
executing social aktifitas of its
economics,
only
at
certain
economic group
OJEK
Ojek merupakan salah satu sarana transportasi alternatif di Kota
Palopo dan umumnya berada pada lokasi tertentu (pangkalan ojek),
terutama pada lingkungan padat permukiman. Salah satu kegunaan
transportasi ini, memudahkan mobilisasi pergerakan masyarakat
disamping sebagai salah satu mata pencaharian masyarakat Kota
Palopo.
OJEK
BECAK
angkutan jarak dekat ini menjadi kendaraan khas yang ada di Kota
Palopo.
BECAK
Distric. Beside that the government of Palopo City have preparation of terminal
development areal Type B which located at Songka Sub Distrik South Wara Distric,
the terminal would function as transportation terminal inter city and inter
province.
PROFIL KOTA PALOPO 2012
PRASARANA KOTA
JALAN
Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk
memperlancar kegiatan perekonomian.
Tersedianya jalan yang
berkualitas akan meningkatkan usaha pembangunan khususnya
dalam upaya memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu
lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Pada tahun 2011
panjang jalan di Kota Palopo 398,476 km, dimana menurut jenis
jalannya terbagi 54,00 km dibawah wewenang negara, 23,00 km
dibawah wewenang Provinsi sedangkan sisanya sebanyak321,476 km
dibawah wewenang pemerintah Kota Palopo.
Pada tahun 2011
terdapat penambahan panjang jalan sebesar 10,98 persen atau 31,815
km dibawah wewenang Pemerintah Kota Palopo.
Menurut jenis
permukaan jalan yang ada pada tahun 2011 terdapat 264,727 km
(66,43 %) diaspal, 113,549 km (28,50 %) dikerikil, 10,698 km (2,68 %)
hanya tanah dan 9,511 km (2,39 %) dengan jenis permukaan beton,
lapen dan rabat. Panjang jalan di Kota Palopo pada tahun 2011
menurut kondisi permukaan jalan terbagi atas 274,772 km (68,96 %)
dengan kondisi baik, 84,612 km (21,23 %) termasuk dengan kondisi
sedang dan sisanya sebanyak 39,092 km (9,81 %) dengan jenis
permukaan jalan rusak.
LENGTH OF ROADS
Roads arean important land transport
infrastructure
to
facilitate
economic
activity. Availa bility of quality road swill
improve
business
development,
especiallyin efforts to facilitate the
mobility of the population and facilitate
the movement of goods fromone area to
another.
In 2011 a long wayin the City of Palopo
398.476 km, which is divided according to
the type of road 54.00 km under the
authority of the state, under the authority
of 23.00 km province while the remaining
321.476 km under the authority of the
government of Palopo. In 2011 there we
read
ditionalroad
length
of
10.98
percentor 31.815 km under the authority
of the City of Palopo. According to the
existing road surface type in 2011 there
were 264.727 km (66.43%) are paved,
113.549 km (28.50%) dikerikil, 10.698 km
(2.68%) only ground and 9.511 km
AIR BERSIH
Jumlah pelanggan PDAM Kota Palopo pada akhir tahun 2011 tercatat
sebanyak 15.720 pelanggan.
Bila dibandingkan pada tahun
sebelumnya terjadi peningkatan sebesar 5,52 persen atau 14.898
pelanggan pada tahun sebelumnya. Nilai pemasukan yang diperoleh
PDAM Kota Palopo juga mengalami peningkatan sebesar 10,14 persen
atau 16.881 milyar pada tahun 2010 menjadi 18.593 milyar pada
tahun 2011.
Kenaikan pemasukan tersebut tidak lepas dari
perubahan harga tarif air dalam tiap blok yang bervariasi di tahun
2011.
WATER SUPPLY
The number of subscribers PDAM
Palopo the end of 2011, there were
15,720 customers. When compared to
the previous year an increase of 5.52
percent or 14,898 customers a year
earlier. Values obtained income PDAM
Palopo also increased by 10.14 per
cent or 16,881 billion in 2010 to
18,593 billion in 2011. The increase in
revenue could not be separated from
changes in tariff rates that vary within
each block in 2011.
LISTRIK
Pada tahun 2011 PLN wilayah VIII Cabang Palopo mengalami
peningkatan baik dari jumlah pelanggan daya terpasang dan KWH
terjual.
Pada akhir tahun 2011 tercatat jumlah pelanggan yang
dilayani oleh PLN Wilayah VIII Cabang Palopo sebanyak 25.641
pelanggan dimana terjadi peningkatan jumlah pelanggan sebesar 8,47
persen. PLN Wilayah Cabang Palopo sepanjang tahun 2011 mencatat
jumlah KWH terjual sebanyak 61.528.456 KWH dengan nilai penjualan
sebesar Rp. 42.445.824.000 atau mengalami peningkatan 19,80
persen jika dibanding dengan tahun sebelumnya dimana pada tahun
2010 tercatat Rp. 35.431.734.000.
ELECTRICITY
In 2011 PLN Palopo Branch VIII
region has in creased both the
number of customers and the
installed power KWH sold. At the
end of the year 2011 recorded the
number of customers served by
PLN VIII Region Branch Palopo
much as 25,641 customers in which
an in creasing number of sub
scribersam ounted to 8.47 percent.
PLN Region Branch Palopo through
2011 records the amount of
61,528,456 KWHKWH soldwith a
sales value of Rp. 42,445,824,000
or an in crease of 19.80 percent
compared to the previous year
which
in
2010
was
Rp.
35,431,734,000.
PROFIL KOTA PALOPO 2012
PERUMAHAN
Sejalan dengan pertumbuhan Kota Palopo yang cepat dalam
dasawarsa terakhir menjadikan kawasan permukiman yang
dibangun oleh beberapa pengembang atau investor berkembang
di Kota Palopo. Beberapa kompleks perumahan yang dibangun
dan sudah dikenal di Kota Palopo antara lain ; BTN Merdeka,
BTN Nyiur, BTN Hartaco, BTN Bogar, Puri Graha Citra, BTN
Balandai, Perumahan PNS dan masih banyak lagi yang lainnya.
Mempertimbangkan Kota Palopo sebagai daerah pengembangan
bagian utara dari Sulawesi Selatan menjadikan banyak rumahrumah yang dibangun oleh pengembang diperuntukkan untuk
masyarakat kelas menengah ke bawah.
RESIDENCE
PENDIDIKAN
Sesuai dengan misi Kota Palopo yang disebut dengan Kota 7
Dimensi, maka Kota Palopo juga memiliki perguruan tinggi,
diantaranya untuk jenjang strata satu (S1) adalah Universitas
Andi Djemma, Universitas Cokroaminoto, STIEM, STIKES, STAIN,
STIPER, dan beberapa akademi (Diploma) antara lain AKPER
Kamanre, AKPER Sawerigading, dan beberapa akademi lainnya.
EDUCATION
KESEHATAN
Penyediaan sarana kesehatan yang memadai merupakan salah satu kebutuhan pokok
dalam upaya meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, dan program ini terus
ditingkatkan kualitas pelayanan serta keberadaannya. Sarana kesehatan yang
dimaksud berupa Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Poliklinik,
Posyandu, serta pembinaan dan penambahan tenaga kesehatan yang memadai. Hasil
pengumpulan data dari Dinas Kesehatan Kota Palopo dapat dilihat bahwa pada tahun
2011 terdapat 3 Rumah Sakit yang berlokasi di Kecamatan Wara,1 di Kecamatan Wara
Utara dan 1 di Kecamatan wara Timur. Puskesmas induk telah tersedia di semua
kecamatan dengan jumlah keseluruhan 11 buah. Puskesmas pembantu tersedia di
semua Kecamatan dengan jumlah keseluruhan 25 buah, Balai Kesehatan Ibu dan Anak
(BKIA) tidak ada satupun pada semua kecamatan. Poliklinik sebanyak 1 buah, yang
berlokasi di Kecamatan Wara Timur.Rumah Bersalin tersedia belum ada disemua
Kecamatan.
HEALTH
SARANA OLAHRAGA
SPORT FACILITIES
MASJID DJAMI
Mesjid Djami Kota Palopo dibangun pada tahun 1604 dan terletak disebelah
Barat dari rumah adat Langkanae. Mesjid Djami dibangun pada zaman
pemerintahan Raja Luwu ke 18 yaitu La Sattia Raja dengan konstruksi batu
dan tiang penyangga dari kayu. Keberadaan Mesjid Djami juga menandakan
bahwa pada zaman Raja La Sattia Raja agama Islam telah berkembang
dengan pesat di Tana Luwu.
DJAMI MOSQUE
The traditional house is located in the middle Palopo
City, has a pole building with the number of poles of
100 pieces. The traditional house is one of the city
landmarks Palopo, custom house was built during the
reign of Regents M DJampu with stake holders datu
"Andi Ahmad Opu To Addi Luwu. Langkanae custom
house is a tourist attraction city, visitors can see and
learn the history of the kingdom Luwu.
PESTA ADAT
Rangkaian acara pesta adat selalu mewarnai wajah kehidupan Kota
Palopo yang heterogen.Sebagai daerah dengan keberadaan berbagai
suku antara lain Suku Makassar, Suku Bugis, Suku Toraja, dan Suku
Mandar melebur membentuk masyarakat Kota yang majemuk. Pesta
adat dikalangan keturunan Kerajaan Luwu hingga saat ini masih dapat
dilihat dari berbagai ritual adat antara lain upacara perkawinan.
CULTURE PARTY
The eventis always colored people sparty faces a
heterogeneous Palopo city life. As an area with
the presence of various stribessuch as Tribes
Makassar, Bugis, Toraja tribe, and the tribe
Mandarmerged to for mthecity's diverse.
Traditional festivities among the descendants of
KOMODITI UNGGULAN
PRODUKSI TANAMAN PANGAN
Sub sektor tanaman bahan makanan terdiri dari tanaman padi, jagung, ubi kayu,
dan ubi jalar. Petani di Kota Palopo pada umumnya menanam padi, jagung, ubi
kayu, ubi jalar dimana total produksinya pada tiga tahun terakhir yaitu pada tahun
2009 mencapai 33.548,20 ton padi, 603 ton jagung, 322,40 ton ubi kayu, dan 283,80
ton ubi jalar, dan pada tahun 2010 produksi padi menurun menjadi 31.372 ton,
produksi jagung meningkat menjadi 2.774 ton, produksi ubi kayu menurun
menjadi 35 ton, dan produksi ubi jalar meningkat menjdi 419 ton.
Produksi tanaman padi pada tahun 2011 kembali menurun menjadi 21.223 ton,
produksi jagung kembali menurun menjadi 2.165 ton, produksi ubi kayu kembali
meningkat menjadi 348 ton, dan produksi ubi jalar menurun menjadi 249 ton.
Jumlah rata-rata hasil produksi pada tanaman pangan diatas dapat dijelaskan
bahwa rata-rata produksi padi sangat menurun dalam tiga tahun terakhir dimana
pada tahun 2009 rata-rata produksi padi 6,20 persen , dan pada tahun 2011
menurun menjadi 5,45 persen, begitu juga dengan produksi jagung, ubi kayu serta
ubi jalar yang meningkat rata-ratanya tiap tahun,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
N
o
1
Jenis Tanaman
Padi
- Luas Panen (Ha)
- Produksi (Ton)
- Rata-Rata (%)
Jagung
- Luas Panen (Ha)
- Produksi (Ton)
- Rata-Rata (%)
Ubi Kayu
- Luas Panen (Ha)
- Produksi (Ton)
- Rata-Rata (%)
Ubi Jalar
- Luas Panen (Ha)
- Produksi (Ton)
- Rata-Rata (%)
2009
2010
2011
5.411
33.548,20
6,20
5.143
31.372
6,10
3.892
21.223
5,45
210
603
3,00
685
2.774
4,05
492
2.165
4,40
26
322,40
12,40
28
35
12,50
21
384
18,28
33
283,80
8,60
46
419
9,10
20
249
12,44
PRODUKSI PERKEBUNAN
Produksi tanaman perkebunan rakyat pada tahun 2011 mengalami fluktuasi
pada beberapa komoditi, adapun beberapa komoditi yang mengalami
kenaikan adalah kelapa dalam yang pada tahun 2009 mencapai 211,87 ton,
dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 283,03 ton, kopi robusta yang pada
tahun 2009 hanya 43,75 ton dan pada tahun 2011 menjadi 97,93, jambu
mente pada tahun 2009 hanya 1,80 ton dan pada tahun 2011 menjadi 4,42
ton, sedangkan komoditi lainnya mengalami penurunan.
Penurunan hasil beberapa komoditi perkebunan disebabkan oleh karena
adanya peremajaan tanaman yang sudah tua. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini
N
o
Jenis Tanaman
1
2
3
Kelapa Dalam
Kopi Robusta
Kopi Arabika
Coklat
5 Cengkeh
6 Jambu Mente
7 Kemiri
8 Kapuk
9 Panili
10 Lada
11 Pala
12 Aren
13 Pinang
14 Sagu
ESTATES PRODUCTION
Luas Panen
(Ha)
215,61
90,75
3,00
2.419,90
480,40
9,48
5,30
1,48
125,65
50,05
2,70
66,11
18,92
240,84
2009
2010
2011
211,87
43,75
2.177,
00
169,92
1,80
0,58
0,43
62,51
63,47
1,23
50,20
4,00
235,61
241,41
94,84
2,00
2.159,
00
62,86
1,90
0,24
2,20
47,56
46,35
0,54
1,40
0,02
77,27
285,03
97,93
0,40
2.068,
12
47,16
4,42
0,36
0,74
39,63
16,89
0,87
1,72
15,42
91,28
PRODUKSI PETERNAKAN
Pada tahun 2011 di Kota Palopo Tercatat jumlah populasi ternak
secara merata mengalami penurunan kecuali pada ternak sapi dan
ternak kuda. Populasi sapi mengalami peningkatan 42,40 persen
atau dari 1.526 ekor sapi pada tahun 2010 menjadi 2.173 ekor pada
tahun 2011, ternak kambing mengalami penurunan sebesar 2,28
persen atau dari 2.412 ekor kambing pada tahun 2010 menjadi 2.357
ekor pada tahun 2011, ternak kuda tercatat dari nihil pada tahun
2010 menjadi 2 ekor pada tahun 2011, ternak babi juga mengalami
penurunan 7,09 persen atau dari 2.847 ekor pada tahun 2010
menjadi 2.645 ekor pada tahun 2011, dan terakhir ternak kerbau
mengalami penurunan sebesar 11,04 persen atau dari 643 ekor pada
tahun 2010 menjadi 572 ekor pada tahun 2011. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kecamatan
Wara Selatan
Sendana
Wara
Wara Timur
Mungkajang
Wara Utara
Bara
Telluwanua
Wara Barat
Jumlah
Kerbau
Sapi
Kuda
Kambing
Babi
79
16
62
14
25
8
15
331
22
572
116
217
50
24
57
54
538
859
248
2.173
2
2
206
256
79
99
210
181
305
677
344
2.357
446
92
137
236
1.107
627
2.847
LIVESTOCE PRODUCTION
In 2011 in
the City of Palopo Recorded live stock numbers decreaseduni
formlyexcept in cattleand cattle horses. Cattle population has increased 42.40
percent of 1,526 cows in 2010 to2173 in 2011 tails, go atsde creased by 2.28
percent of 2,412 ewes in 2010 to2357head in 2011, the herd was recorded fromnil
in 2010 to 2 in 2011tails, pigs also decreased 7.09 percent of 2,847 head in 2010 to
2645 head in 2011, and the last buffalo cattlede creased by11.04 percentor from
643 tail in 2010 to572 head in 2011. For more details can be seen in the table
below.
PRODUKSI PERIKANAN
FISHERY PRODUCTION
Location of City Palopo the bone adjacent to the bay, make a major contribution to the
economy Palopo town itself, one of which is the fisheries sub-sector.
Aqua culture production is dominated by a number of marine fishery production 9472.95
tons,
while
aquaculture
is
only
613.34
tons.
Aqua culture production consists of milk fish pond production as much as 592.15 and
21.19 tons of shrimp production, with production reaching 35.14 tons, and production for
rice (minapadi) reached 75.75 tons.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kecamatan
Wara Selatan
Sendana
Wara
Wara Timur
Mungkajang
Wara Utara
Bara
Telluwanua
Wara Barat
Jumlah
Perikanan Laut
Tambak
459
4.671,25
3.596,80
432,15
313,75
-
Bandeng
140,85
98,75
56
166,55
130
-
Udang
3,12
2,95
1,72
11,10
2,30
-
9.472,95
592,15
21,19
Kolam
Sawah
1,20
11,67
0,75
0,70
7,55
13,27
6,70
25,80
1,25
17
25
35,14
75,75
Luwu potential derived from food crops (rice, rice), plantations (cocoa
and clove), marine fisheries, horticulture fruits (durian) and mining (mining
quarrying C), plywood (plywood) and airports in District Bua.
The potential of the North Luwu consists of food crops, (rice, rice), oil (palm
oil), aquaculture (ponds), marine fisheries, mining (mining quarrying C),
horticultural fruits (durian), the potential for forestry and the presence of
Andi Djemma airports.
Potential of North Toraja Regency far include plantations (coffee arabica and
robusta), mining (mining quarrying C), aquaculture (ponds), as well as
tourism potential. The potential to support the development of industrial
estates (Kipa) Palopo City.
Potential Potential owned East Luwu consists of oil (palm oil), mining (nickel),
marine fisheries, beekeeping and ferry ports
191.53
200
150
100
101.44
64.9
50
0
2009
2010
2011
DAYA BELI
Perkembangan ekonomi daerah dapat pula dilihat dari perkembangan kemampuan
daya beli masyarakatnya.Kemampuan daya beli merupakan kemampuan individu
untuk memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup secara layak. Berdasarkan
data Indikator Pembangunan Kota Palopo Tahun 2010 (Bappeda; 2011), secara
umum dalam periode tahun 2006 2010 paritas daya beli di Kota Palopo dan ratarata di Sulawesi Selatan tidak terlalu jauh berbeda, walaupun pada tahun 2006
hingga 2008 paritas daya beli di Kota Palopo masih lebih tinggi dibanding ratarata Sulawesi Selatan, namun pada tahun 2009 2010 rata-rata paritas daya beli
di Kota Palopo nampak sedikit lebih rendah dibanding Sulawesi Selatan.
Pada tahun 2006 paritas daya beli di Kota Palopo mencapai Rp. 621,4 ribu,
sementara untuk rata-rata Sulawesi Selatan mencapai Rp.618,3 ribu. Walaupun
pada tahun 2010 Paritas Daya Beli di Kota Palopo telah mencapai Rp. 634,2 ribu
namun masih rendah dibanding dengan rata-rata Sulawesi Selatan yang telah
mencapai Rp.636,6 ribu.
Dilihat dari sisi pertumbuhan indikator ini, nampak bahwa dalam periode tahun
2007 hingga tahun 2009 pertumbuhan Paritas Daya Beli di Kota Palopo masih
lebih tinggi dengan apa yang dicapai di Sulawesi Selatan, namun pada tahun 2010
Paritas Daya Beli di Sulawesi Selatan sedikit lebih tinggi dibanding yang dicapai di
Kota Palopo.
BUYING POWER
Regional economic development can also be seen from the development of
purchasing power purchasing power masyarakatnya.Kemampuan an individual's
ability to meet the minimum basic needs for a decent living. Based on data Palopo
City Year Development Indicators 2010 (Bappeda; 2011), generally in the period
from 2006 to 2010 purchasing power parity in the City Palopo and average in South
Sulawesi is not too much different, even in the year 2006 to 2008 purchasing power
parity in City Palopo still higher than the average South Sulawesi, but in the year
2009 - 2010 average purchasing power parity in the City Palopo appears slightly
lower
than
the
South
Sulawesi.
In 2006 purchasing power parity in the City Palopo Rp. 621.4 thousand, while the
average for the South Sulawesi reached Rp.618, 3 thousand. Although in 2010
Purchasing Power Parity in Palopo City has reached Rp. 634.2 thousand but still low
compared to the average South Sulawesi has reached Rp.636, 6 thousand.
In terms of the growth of this indicator, it appears that in the period of 2007 to 2009
the growth in the City Purchasing Power Parity Palopo still higher to what is
achieved in South Sulawesi, but in 2010 Purchasing Power Parity in South Sulawesi
slightly higher than that achieved Palopo City.
TINGKAT INFLASI
Dari publikasi BPS Kota Palopo, secara umum laju inflasi Kota Palopo pada
tahun 2009 hingga 2011 menurun drastis dibanding tahun 2008 yang
mencapai 17,58 persen. Pada tahun 2009, laju inflasi dapat tertekan pada
angka 4,18 persen, dan pada tahun 2010 tertekan lagi menjadi 3,59
persen, pada tahun 2011 kembali turun mencapai 3,35 persen. Jika dilihat
per komoditas, semua komoditas mengalami penurunan inflasi dibanding
2008. Inflasi tertinggi terjadi pada komoditas makanan jadi yaitu 12,28
persen, sementara inflasi terendah terjadi
pada komoditas transportasi umum yaitu -2,29 persen. Komoditas yang
inflasinya terkendali secara cepat adalah komoditas bahan makanan yang
pada tahun 2008 mencapai 28,60 persen menjadi hanya 2,98 persen di
tahun 2009, meskipun pada tahun 2010 merangkak naik sebesar 0,90
persen. Mencermati fluktuasi inflasi yang terjadi sepanjang tahun 2009
hingga tahun 2010, Kota Palopo tergolong moderat bila dibandingkan
dengan daerah lainnya di Sulawesi Selatan. Inflasi tertinggi dialami oleh
Kabupaten Bone yang mencapai 6,84 persen.
INFLATION RATE
City of BPS publications Palopo, general inflation Palopo City in 2009 and 2011
dropped dramatically compared to 2008 which reached 17.58 percent. In 2009, the
inflation rate can be depressed at the rate 4.18 percent, and in 2010 pressured
again to 3.59 percent in 2011 fell to 3.35 percent return. If you see a commodity,
the commodity inflation has decreased compared to 2008. The highest inflation in
food commodities so that is 12.28 percent, while the lowest inflation occurs
on public transport commodities is -2.29 percent. Commodities inflation is under
control in a fast food commodities in 2008 reached 28.60 percent to just 2.98
percent in 2009, although in 2010 crept up by 0.90 percent. Observing the
fluctuations in inflation that occurred during the year 2009 to the year 2010, the
City of Palopo are moderate when compared with other regions in South Sulawesi.
The highest inflation experienced by Bone regency which reached 6.84 percent.
LAPANGAN USAHA
Pertanian
Industri Pengolahan
Bangunan
2007
36,37
0,19
4,41
1,68
7,26
2008
29,22
0,17
4,21
1,66
9,86
2009
2010
2011
25,56
21
,9
6
1
8
,
0
3
0,17
0,
15
0
,
1
4
4,04
3,
80
3
,
6
5
1,65
1,
65
1
,
7
1
11,00
11
,2
9
1
2
,
1
1
Perdagangan,Hotel dan
Restoran
Keuangan , Persewaan
Jasa Jasa
PDRB
17,12
10,12
10,38
18,71
9,54
11,71
18,71
20
,1
1
2
1
,
4
2
9,25
8,
99
9
,
2
1
12,61
13
,1
2
1
4
,
1
6
18
,9
2
1
9
,
5
8
12,46
14,92
17,01
100
100
100
100
100
Based on the percentage of the sector to the PDRB formation, it appears that the
structure of the economy is supported by the City of Palopo five largest sectors ie
sector Trade, Hotels and Restaurants 21.42%, Service-jasa19, 58%, 18.03%
Agriculture, Finance, 14.16% and Building 12.11%. The development of these
sectors the percentage contribution to the PDRB formation Palopo City can be seen
in
the
table
below.
In the table shows that in the year 2007 -2011, there has been a shift in the sector
contribution to the PDRB formation, where the role of the primary sector is slowly
decreasing, while the role of the secondary sector has increased significantly, this
situation can also be seen from the growth sectors businesses in the PDRB.
Beberapa sektor yang berpengaruh cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Palopo antara
lain sektor Pertanian, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Jasa-Jasa, Pertanian, Keuangan,
Persewaan, dan Bangunan. Secara rinci pertumbuhan masing masing sektor dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Some sectors are a significant influence on the economic growth of cities such as
Palopo Agriculture sector, Trade, Hotels and Restaurants, Services-Services,
Agriculture, Finance, and Building. In detail, the growth of each - each sector can be
seen in the table below.
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
PDRB
2008
2009
2010
2011
1,38
-3,51
0,09
-4,63
-8,37
-4,37
14,71
10,24
-5,12
4,21
4,51
11,68
16,08
8,89
9,01
32,79
4,69
12,18
20,72
4,47
13,91
9,89
5,88
17,04
17,11
9,40
13,25
8,93
18,54
16,01
6,24
7,11
7,03
9,99
14,36
14,45
16,68
19,40
14,97
15,85
6,81
6,40
7,31
5,86
7,78
6,53
7,44
7,86
7,29
8,16
PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi Kota Palopo dalam kurun waktu 2007-2011 menunjukkan trend tidak adanya
perubahan signifikan kondisi perkembangan ekonomi daerah, regional maupun nasional dengan tingkat
pertumbuhan rata-rata 7,28 % pertahun yang dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut :
City's economic growth in the period 2007-2011 Palopo the trend is not significant
change shape regional economic development, regional and national levels with an
average growth rate of 7.28% per year which can be described in the following
table:
N
o
1
2
3
4
5
Tahun
PDRB (juta)
Pertumbuhan
2007
2008
2009
2010
2011
746.974,16
799.328,94
862.192,23
925.082,15
1.000.569,31
6,53
7,44
7,86
7,29
8,16
7,46
Rata rata
Meski
nilai PDRB Kota Palopo secara kumulatif
terus meningkat,
namun
berbanding terbalik dengan konstribusi PDRB Kota Palopo terhadap pembentukan
PDRB Provinsi Sulawesi Selatan. Jika pada tahun 2010kontribusi PDRB Palopo
terhadap PDRB Sul Sel mencapai 1,65 persen dan pada tahun 2011meningkat 0,01
poin mencapai 1,71 persen, hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi
regional Sulawesi Selatan berjalan lebih cepat dibandingkan dengan tingkat
pertumbuhan di Kota Palopo, kontribusi PDRB Kota Palopo terhadap pembentukan
PDRB Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2007-2011 dapat digambarkan pada tabel
sebagai berikut :
Although the value of PDRB cumulatively Palopo City continues to rise, but inversely
proportional to the PDRB contribution to the PDRB formation Palopo City of South
Sulawesi province. If in 2010kontribusi Palopo PDRB to PDRB Sul cells reached 1.65
percent and by 0.01 points 2011meningkat reached 1.71 percent, indicating that
South Sulawesi regional economic growth continues to outpace the rate of growth in
the City of Palopo, contributions PDRB to the PDRB formation Palopo City of South
Sulawesi province in 2007-2011 can be described in the following table:
Tahun
PDRB Sulawesi
Selatan (Juta Rp)
% Kota Palopo
Terhadap Sulawesi
Selatan
2007
69.271.924,56
1.157.385,82
1,67
2008
85.143.191,27
1.394.930,34
1,64
2009
99.954.589,75
1,646,987.34
1,65
2010
117.830.270,49
1.946.847,77
1,65
2011
137.389.879,40
2.284.801,89
1,66
Meskipun PDRB Kota Palopo terus meningkat akan tetapi berbanding terbalik dengan
konstribusi yang diberikan PDRB Kota Palopo terhadap pembentukan PDRB Provinsi Sulawesi
Selatan. Kontribusi PDRB Kota Palopo terhadap PDRB Propinsi Sulawesi Selatan sedikit
mengalami peningkatandari tahun 2010 ke tahun 2011. Jika pada tahun 2010 kontribusi yang
diberikan PDRB Palopo mencapai 1,65 persen, pada tahun 2011 sedikit mengalami peningkatan
sekitar 0.01 point menjadi 1,66 persen.
Tingginya pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan terutama didorong oleh tingginya
pertumbuhan ekonomi Kota Makassar (tumbuh lebih dari 10 persen) yang merupakan daerah
kontributor terbesar bagi pertumbuhan PDRB Provinsi Sulawesi Selatan.
Although the value of PDRB cumulatively Palopo City continues to rise, but inversely
proportional to the PDRB contribution to the PDRB formation Palopo City of South
Sulawesi province. If in 2010kontribusi Palopo PDRB to PDRB reached 1.65 percent
Sul cells and by 0:01 2011meningkat points reached 1.71 percent, indicating that
South Sulawesi regional economic growth continues to outpace the rate of growth in
the City of Palopo, Contributions PDRB to the PDRB formation Palopo City of South
Sulawesi province in 2007-2011 can be described in the following table:
LAPANGAN USAHA
200
7
20
08
20
09
20
10
20
11
Pertanian
36,3
7
29,
22
25,
56
21,
96
18,
03
0,19
0,1
7
0,1
7
0,1
5
0,1
4
Industri Pengolahan
4,41
4,2
1
4,0
4
3,8
0
3,6
5
1,68
1,6
6
1,6
5
1,6
5
1,7
1
Bangunan
7,26
9,8
6
11,
00
11,
29
12,
11
17,1
2
18,
71
18,
71
20,
11
21,
42
10,1
2
9,5
4
9,2
5
8,9
9
9,2
1
Keuangan , Persewaan
10,3
8
11,
71
12,
61
13,
12
14,
16
Jasa Jasa
12,4
6
14,
92
17,
01
18,
92
19,
58
100
10
0
10
0
10
0
10
0
PDRB
PROFIL
KOTA PALOPO
2012
DAFTAR ISI
SAMBUTAN WALIKOTA........................i
SELAYANG PANDANG........................................2
ADIPURA...............................................6
SEJARAH SINGKAT KOTA PALOPO............7
VISI DAN MISI KOTA PALOPO16
GAMBARAN UMUM KOTA PALOPO24
Penduduk...24
kawasan Pesisir Kota 27
Sumberdaya Alam 29
Pertambangan32
KIPA 34
Infrastruktur Kota
Palopo ........... 38
Prasarana Kota 39
Kebudayaan dan Pariwisata 45
Komoditi Unggulan 47
POTENSI DAERAH HINTERLAND KOTA
PALOPO .............................................52
INVESTASI KOTA PALOPO ....................53
PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR
KOMODITI DI KOTA PALOPO ................54
DAYA BELI
..................................55
TINGKAT INFLASI 56
PDRB KOTA PALOPO 57
CONTENT
Population 24
Coast and Sea Areas 27
Natural Resource 29
Mining 32
Industry Area Palopo City (KIPA) . 34
Infrastructure Palopo City 38
Prasarana Kota 39
Kebudayaan dan Pariwisata 45
Komoditi Unggulan 47
PROFIL KOTA
PALOPO
TAHUN 201!
Profil Kota
PALOPO