Anda di halaman 1dari 31

OLEH:

VIDYA NIRMALA
IKA ANGGRIANI
NOER AMALIS

POKOK
BAHASAN
EVOLUSI PEMASARAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

INTERAKSI KOMPONEN
PEMASARAN
PENGERTIAN EXPERIENTAL
MARKETING
KUNCI UTAMA
EXPERIENTAL MARKETING
MANFAAT EXPERIENTAL
MARKETING
KARAKTERISTIK
EXPERIENTAL MARKETING
ELEMEN-ELEMEN
EXPERIENTAL MARKETING
STRATEGIC EXPERIENTAL
MODULES
EXPERIENTAL
PROCEDURES
ALAT-ALAT DALAM
EXPERIENTAL MARKETING
IMPLEMENTASI
EXPERIENTAL MARKETING
VIDEO
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

EVOLUSI PEMASARAN
Production
Production(2C)
(2C)

Product
ProductSales
Sales(2,5C)
(2,5C)

Fokus tidak hanya


pada kepuasan
konsumen , tetapi
juga pada

pengalaman
positif
(surprise, elated,
memorable),
sehingga pasien
konsumen menjad
loyal

Marketing
Marketing(3C)
(3C)

Filosofi
Filosofi
Persaingan
Persaingan

Experiential &
Transformation (3,5-4C)

Societal
SocietalMarketing
Marketing

INTERAKSI KONSUMEN
PPK AS PRODUCER

2C

BUYER :

BUYER

TRANSACTION

PPK AS SELLER

2.5C

CONSUMER:

CONSUMER

PERSUATION

PPK AS MERKETER

3C

CUSTOMER

CUSTOMER

RELATIONSHIP
PPK AS SPECIALIST

3.5C
4C

CLIENT

CLIENT :
PARTNER

PPK AS SERVICE PROVIDER

PARTNER

PPK tdk hny


memahami
pasien secara
individutetapi
juga
keluarga,
lingkungan,
sosio
ekonomi
budaya.
pasien
sebagai klien

a. Selain persaingan yang


sangat kuat, terjadi
tuntutan pengubahan
lingkungan eksternal
pelayanan kesehatan.

Cos
Cos
tt

Quali
ty

Deliv
ery

b. Pelayananan Kesehatan
tidak hanya memuaskan
pasien tetapi membuat
pasien loyal .
c. Perubahan paradigma
yaitu masyarakat yang
membutuhkan kita
bukan sebaliknya.
d. Memberikan pelayanan
yang menggemberikan
dan dapat dikenang
dalam benak pelanggan.

Experiential Marketing (3,5C)

PENGERTIAN
EXPERIENTIAL
MARKETING

Pengertian Experiential
1. Experiential , berasal dari kata experience yang berarti
sebuah pengalaman.
2. Definisi experience menurut Schmitt (1999:60):
Experiences are private events that occur in response to
some stimulation.
pengalaman merupakan peristiwa-peristiwa pribadi yang
terjadi dikarenakan adanya stimulus tertentu
3. Pine II dan Gilmore (1999:12) berpendapat bahwa
Experience are event that engage individuals in a personal
way
pengalaman adalah suatu kejadian yang terjadi dan
mengikat pada setiap individu secara personal.

Pengertian Marketing
pengertian marketing menurut Evans and
Berman (1992:8):
Marketing is the anticipation, management and
satisfaction of demand through the exchange
process
artinya bahwa marketing adalah suatu aktivitas
untuk melakukan antisipasi, pengelolaan dan
pencapaian kepuasan konsumen melalui proses
pertukaran.

Jadi, Experiential Marketing adalah:


suatu aktivitas untuk melakukan antisipasi,
pengelolaan dan pencapaian kepuasan
konsumen dengan cara menjadikan
peristiwa-peristiwa pribadi yang terjadi atau
stimulus dari peristiwa lain sebagai
pembangkit emosi dan perasaan yang
berdampak terhadap keputusan konsumen.

MANFAAT
EXPERIENTIAL
MARKETING

MANFAAT
EXPERIENTAL MARKETING

Manfaat Experiental Marketing Menurut


Schmitt (1999) antara lain:
1.untuk

membangkitkan kembali merek yang


sedang merosot
2.untuk membedakan satu produk dengan produk
pesaing
3.untuk menciptakan citra dan identitas sebuah
perusahaan
4.untuk mempromosikan inovasi
5.untuk membujuk percobaan, pembelian dan
loyalitas konsumen.

Tjiptono (2001:85) mengemukakan enam


indikator yang bisa digunakan untuk
mengukur loyalitas konsumen yaitu

1) Pembelian ulang;
2) kebiasaan mengkonsumsi merek tersebut;
3) selalu menyukai merek tersebut;
4) tetap memilih merek tersebut;
5) yakin bahwa merek tersebut yang terbaik;
6) merekomendasikan merek tersebut pada orang
lain.

KARAKTERISTIK
EXPERIENTIAL
MARKETING

Karakteristik Experiential Marketing


Schmitt (1999:12) membagi Experiential Marketing
menjadi 4 karakteristik, yaitu:
a. Fokus pada pengalaman konsumen
pengalaman terjadi melalui pertemuan, menjalani atau melewati situasi
tertentu yang memberikan nilai-nilai indrawi, emosional, kognitif, perilaku
dan relasional yang menggantikan nilai-nilai fungsional. Dengan adanya
pengalaman tersebut dapat menghubungkan perusahaan
beserta
produknya dengan gaya hidup konsumen yang mendorong terjadinya
pembelian pribadi dan dalam lingkup usahanya.

b. Menguji situasi konsumen


Berdasarkan pengalaman yang telah ada konsumen tidak hanya
menginginkan suatu produk dilihat dari keseluruhan situasi pada saat
mengkonsumsi produk tersebut tetapi juga dari pengalaman yang
didapatkan pada saat mengkonsumsi produk tersebut.

c. Mengenali aspek rasional dan emosional


sebagai pemicu dari konsumsi
Dalam Experiential Marketing, konsumen bukan hanya dilihat dari sisi
rasional saja melainkan juga dari sisi emosionalnya. Jangan
memperlakukan konsumen hanya sebagai pembuat keputusan yang
rasional tetapi konsumen lebih menginginkan untuk dihibur, dirangsang
serta dipengaruhi secara emosional dan ditantang secara kreatif.

d. Metode dan perangkat bersifat elektik


Metode dan perangkat untuk mengukur pengalaman seseorang lebih
bersifat elektik. Maksudnya lebih bergantung pada objek yang akan
diukur atau lebih mengacu pada setiap situasi yang terjadi daripada
menggunakan suatu standar yang sama. Pada Experiential Marketing,
merek bukan hanya sebagai pengenal badan usaha saja, melainkan
lebih sebagai pemberi pengalaman positif pada konsumen sehingga
dapat menimbulkan loyalitas pada konsumen.

Elemen-elemen
Experiential
Marketing

Elemen-Elemen Experiential Marketing


(Schmitt,1999) terdiri dari:
1. Sense,
Sense berkaitan dengan gaya (styles) dan simbol-simbol verbal
dan visual yang mampu menciptakan keutuhan sebuah kesan.
Pilihan warna dan gaya harus menarik untuk membangkitkan
perhatian pelanggannya. Dan sesuai dengan kriteria dan image
perusahaan.

2. Feel,
Perasaan di sini berkaitan dengan suasana hati dan emosi jiwa
seseorang. Ini bukan sekedar menyangkut keindahan, tetapi
suasana hati dan emosi jiwa yang mampu membangkitkan
kebahagiaan atau bahkan kesedihan.

3. Think,
Dengan berpikir (think) dapat merangsang kemampuan intelektual
dan kreativitas seseorang. Kadangkala posisi yang diambil ini
bertentangan dengan harapan pemasar.

4. Act
Act berkaitan dengan perilaku yang nyata dan gaya hidup
seseorang.

5. Relate
Relate berkaitan dengan budaya seseorang dan kelompok
referensinya yang dapat menciptakan identitas sosial. Seorang
pemasar harus mampu menciptakan identitas sosial (generasi,
kebangsaan, etnis) bagi pelanggannya dengan produk atau jasa
yang ditawarkan. Pemasar dapat menggunakan simbol budaya
dalam kampanye iklan dan desain Web yang mampu
mengidentifikasikan kelompok pelanggan tertentu.

Contoh:
Harley-Davidson merupakan contoh
kampanye Relate yang mampu menarik
beribu-ribu pengendara motor besar di
Amerika dalam rally di penjuru negara itu.
Pelanggannya kebanyakan mempunyai
tattoo berupa logo Harley-Davidson di
lengan atau bahkan di seluruh tubuhnya.
Mereka menunjukkan kelompok referensi
tertentu dengan apa yang dimilikinya.

Alat-Alat
Experiential
Marketing

ALAT_ALAT
EXPERIENTAL MARKETING

Alat-alat experiential marketing Menurut


Schmitt (1999) antara lain:
a. Komunikasi, yaitu mencakup periklanan, komunikasi internal dan
eksternal.
b.
Identitas visual/verbal, yaitu nama,logo, dan lambang.
c. Kehadiran produk, yaitu mencakup desain produk, pembungkusan dan
penampakan produk.
d. Co-branding (kerjasama merek), yaitu adanya event marketing dan
sponsorship, aliansi dan partnership, perizinan, penempatan produk dalam
tim, kerja sama kampanye dan tipe lain dari pengaturan kerjasama.
e.
Lingkungan, yaitu bangunan, kantor, jarak pabrik, retail, jarak
publik, dan perdagangan.
f. Website dan media elektronik
g. Orang, yaitu mencakup salespeople, perwakilan perusahaan, penyedia
jasa, penyedia pelayanan pelanggan, dan siapa saja yang terlibat dengan
perusahaan atau merek.

IMPLEMENTASI
EXPERIENTAL
MARKETING

1. Seorang penjual mangga, misalnya, memberikan


sampel atau contoh buah mangga untuk dicicipi
calon pembelinya. Calon pembeli akan melakukan
transaksi harga (tawar menawar) setelah mencicipi
buah mangga
yang hendak dibelinya. Karena
rasanya manis dan harganya cocok maka dia akan
membeli mangga tersebut. Di sini terlihat jelas
pengalaman calon pembeli yang meliputi sense
karena tampilan buah mangga yang ranum dan
segar, feel karena rasa buahnya yang manis dan
kemudian dikaitkan relate atas harga yang sesuai
dengan harapannya mampu mengarahkannya dalam
keputusan pembelian. Bahkan untuk menarik
pelanggannya, pedagang ini tak lupa juga
memberikan
bonus
sebuah
mangga
jika
pelanggannya membeli 10 buah mangga sekaligus.

LANJUTAN......

2.

Produsen deterjen merk Rinso, So Klin, dan Surf


dimana dalam iklan yang ditampilkan di televisi
mereka membandingkan produknya dengan produk
sejenis lainnya melalui demo mencuci pakaian di
depan massa dengan menunjukkan hasil cucian yang
lebih putih cemerlang dan warna pakaian yang tidak
berubah/pudar serta air cucian yang lebih keruh.
Pemasar memadukan aspek sense (kemasan yang
menarik serta hasil cucian yang cemerlang), think
(air cucian yang keruh dikonotasikan sebagai
deterjen yang ampuh), dan relate (dengan
memakai deterjen itu akan menunjukkan kelompok
masyarakat yang peduli kebersihan dan kesehatan).

LANJUTAN......

3.

Untuk industri jasa, Singapore Airlines (SQ)


merupakan salah satu contoh jasa penerbangan
yang diakui di seluruh dunia dengan kualitas layanan
yang prima. Experiential marketing biasanya dimulai
sebelum seseorang mengkonsumsi produk atau jasa.
Sebelum melakukan reservasi tiket, calon pelanggan
mungkin memperoleh informasi tentang maskapai
penerbangan dari iklan, rekomendasi dari teman
atau dengan mengunjungi website maskapai itu. Ada
berbagai macam cara untuk melakukan kontak
pertama dengan sebuah produk atau jasa. Untuk itu
calon pelanggan harus memperoleh informasi yang
tepat sejak dari awal.

LANJUTAN......

Ketika seorang pelanggan mengangkat telpon untuk


melakukan reservasi di Singapore Airlines, maka
agen-agen reservasi yang sangat ramah, terlatih
dan trampil akan menjawab telpon itu. Mereka
adalah agen yang tahu apa yang dibutuhkan oleh
pelanggannya.
Sebagai contoh, para pelanggan kelas satu (firstclass customers) SQ akan disapa dengan ramah
begitu mereka keluar dari mobilnya sehingga mereka
tidak perlu melakukan prosedur check-in yang
normal karena prosesnya dilakukan di ruangan
tersendiri/ terpisah yang prosesnya lebih cepat
daripada yang normal. Pengalaman pelanggan
sebenarnya dimulai beberapa saat sebelum mereka
naik ke pesawat.

VIDEO

Experiental Marketing untuk barang (product)


http://youtube.com/watch?v=f4iQ3TCbqTk

Experiental Marketing untuk pelayanan kesehatan


https://www.youtube.com/watch?v=bxvhXQte5Fs
https://www.youtube.com/watch?v=-6QrICZdxgY
https://www.youtube.com/watch?v=S3r17_gGm2s
https://www.youtube.com/watch?v=yDKYW8hcgJA

KESIMPULAN

KESIMPULAN

1.

Experiential marketing sebenarnya lebih dari sekedar


memberikan peluang/ kesempatan pada pelanggan
untuk memperoleh pengalaman emosional dan
rasional dalam mengkonsumsi produk atau jasa.

2.

Selain
pengalaman
pribadi
dan
mendengar
pengalaman orang terdekat, menggunakan internet
dan multi-media juga mampu memberikan efek
emosional dan dramatis bagi pelanggan dengan
melibatkan semua panca indra yang melihatnya.

3.

Pemasar dituntut untuk jeli, kreatif dan inovatif


dalam menerapkan experiential marketing, dengan
memahami apa yang diinginkan dan diharapkan
pelanggannya,
sehingga
akan
mempunyai
keunggulan kompetitif

DAFTAR PUSTAKA

Bigham, 2005, Experiential Marketing: New Customer


Research
http://www.jackmorton.com/360/industry_
nsight/jun05_industryin.asp
Kottler & Keller (2006), MARKETING INSIGHT: Experiential
Marketing,
Marketing
Management,12e,
Pearson
Education,Inc. Upper Saddle River, New Jersey, 07458,p.229
Andreani, Fransisca, 2007, Experiential Marketing
htp:// puslit. petra. ac. id/ journals/marketing, 2 April 2010 Vol.
2 hal. 1-8.
Schmitt
(?),
Experiential
Marketing
http://pioneer.
netserv.chula.ac.th/~ckieatvi/Fathom_Exp_Marketing.htm

Anda mungkin juga menyukai