zainal ilmi
Nim : H1A110064
ALIRAN BERUBAH BERATURAN
PRINSIP DASAR DAN ANGGAPAN
Aliran berubah beraturan (spatially varied flow) ialah aliran yang mendapatkan pertambahan
atau pengurangan debit secara beraturan. Pertambahan ataupun pengurangan tersebut diatas
menyebabkan terjadinya perubahan energy dan momentum aliran yang menghasilkan perubahan
sifat sifat hidrolisis.
Oleh karena hal hal yang tersebut di atas maka sifat hidrolis aliran berubah beraturan
lebih complex daripada aliran tetap. Aliran berubah beraturan terbagi menjadi 2 (dua) macam
yaitu aliran berubah beraturan dengan penambahan debit (flow with increasing discharge)
dengan aliran berubah beraturan dengan pengurangan debit(flow with decreasing charge).
Anggapan anggapan (asumsi) yang dipakai dalam menurunkan rumus perhitungan profil aliran
berubah beraturan pada umumnya ialah :
1. Aliran bergerak dalam satu arah. Sesungguhnya adapula arus melintang yang cukup deras
berbentuk aliran melingkar. Khususnya pada saluran melimpah. Effek arus dan turbulensi
yang di timbulkanya tidak mudah menguraikanya. Tetapi bila di pakai persamaan
momentum akan tercakup dalam perhitungannya. Permukaan air dalam arah lateral yang
tidak menentu akibat adanya arus melintang dapat di abaikan.
2. Pembagian kecepatan pada penampang melintang adalah tetap dan seragam berarti
koefisien pembagian kecepatan diambil adalah 1 (satu).Namun bila diperlukan nilai
koefisien yang tepat bisa diterapkan pula.
3. Aliran sejajar dan tekanan pada aliran bersifat hidrostatis.Namun aliran di tempat
pengeluaran dapat berbentuk kurva linier dan cukup menyimpang dari anggapan aliran
sejajar bila terjadi suatu penurunan hidrolik.Dalam hal ini nilai koefisien distribusi
tekanan yang tepat bisa diterapkan bila diperlukan.
4. Kemiringan saluran relative kecil sehingga effeknya terhadap tinggi tekan dan gaya pada
penampang saluran sangat kecil.Bila kemiringan ini cukup besar dapat dilakukan koreksi
terhadap pengaruh ini.
5. Rumus manning dipakai untuk menghitung kehilangan energy karena gesekan akibat gaya
gesek yang terjadi di sepanjang dinding saluran
6. Effek udara yang masuk di abaikan.Namun dapat dilakukan koreksi terhadap hasil
perhitungan bila diperlukan.
Persamaan dinamik aliran berubah beraturan,
Pembahasan ini akan dipisahkan antara aliran dengan penambahan debit dan aliran dengan
penurunan debit.
A. aliran dengan penambahan debit.
Berdasarkan pada saluran pelimpah, momentum yang melalui penampang persatuan waktu
adalah:
Dengan berat isi (unit weight)air Q debit dan V kecepatan. Dengan jalan yang sama
momentum yang melalui penampang 2 persatuan waktu adalah :
Dengan dQ debit tambahan antara penampang 1 dan 2. Perubahan momentum dari bagian air
antara penampang 1 dan 2 menjadi
misalnya W weight bagian air di antara kedua penampang. Komponen W dalam arah aliran
adalah
dengan kemiringan So = sin
maka tinggi gesekan antara kedua penampang sama dengan kemiringan gesekan
dengan panjang dx,atau
Dengan kemiringan gesekan dinyatakan dengan rumus manning, yakni
dikalikan
Gaya gesekan di sepanjang dinding saluran sama dengan tekanan akibat tinggi gesekan dikalikan
dengan luas rata rata atau
Dengan jumlah diferensial yang diabaikan jumlah tekanan pada penampang 1 dalam aliran sama
dengan tekanan hidrostatik satuan pada pusat luas basah A dikalikan dengan luasnya, yang setara
dengan momen A disekitar muka air bebas dikalikan dengan
atau
Dengan
kedalaman titik pusat A dibawah muka aliran. Dengan cara yang sama tekanan
Disederhanakan menjadi
Inilah yang disebut dengan persamaan dinamik untuk aliran berubah beraturan dengan
penambahan debit.
B. Aliran dengan pengurangan debit
Diferensialkan terhadap x
Kemudian menjadi
Disingkat menjadi :
Yang merupakan persamaan dinamik untuk aliran berubah beraturan dengan pengurangan debit.
Energy kinetic setiap pon air adalah
Atau
Penurunan rumus profil aliran berubah beraturan menggunakan metode integrasi numeric
A. Aliran berubah beraturan dengan penambahan debit
Pada aliran berubah beraturan dengan penambahan debit terjadi kehilangan energy yang besar
dan tidak menentu yang di akibatkan oleh turbulensi pertambahan air dan turbulensi air yang
mengalir dalam saluran.
Akibat kehilangan energy yang besar dan tidak menentu besarnya ini maka penurunan
rumus untuk menghitung profil aliran berubah beraturan dengan penambahan debit tidak dapat
diturunkan dari persamaan energy.
Daftar variable yang digunakan dalam penurunan rumus yaitu :
M = Momen
t = Waktu (time)
F = Gaya (force)
FH = Gaya tekan hydrostatic
Ff = gaya gesekan
Sf = kemiringan gesek
momentum
dangaya
hydrostatic
padapenampang
1-1
danpenampang 2-2.
Perubahan momentum tiap-tiap satuan waktu antara dua penampang besarnya sama
dengan gaya yang bekerja pada penampang-penampang tersebut.
Untuk aliran yang bersifat unsteady sebagai fungsi waktu yang continue maka persamaan
momentumnya :
Untuk aliaran unsteady dalam interval waktu yang diskrit maka persamaan
momentumnya :
Aliran berubah beraturan dengan penambahan debit yang kostan termasuk aliran steady
state, yang mana besarnya perubahan momentum selalu konstan dari waktu ke waktu, sebab
aliran steady state bukan merupakan fungsi waktu.
Untuk aliran steady state persamaan momentumnya :
M = F
Atau
M2- M1= FH1 - FH2+ W sin O Ff
(lihat gambar I di depan)
Yang mana :
M1
Q. V
M2 =
( Q + dQ ) ( V + dv )
FH1 = W.Z.A
FH2 = w (Z + dy ). (A + dA)
= w (Z + dy). A
W sin O = W. A. dX. SO
= W.
. dx. SO
= W (A + dA). dx. SO
dA. dX = O
W sin O = W. SO. A. dX
Ff = W. A. hf = W.
= W (A + dA). Sf. dx
dA. dX = O
Ff = w. A . Sf. dX
. Sf. dX
Dari hasil uraian di atas jika M1, M2, FH1, FH2, Wsin Q dan Ff disubsitusikan ke dalam
persamaan momentum maka akan didapatkan hasil :
[ (Q + dQ ) (V + dV ) QV) = w [Z A (Z + dV).A + SO.A.dX A. Sf. dX
Atau
( QdV + (V + dV ) dQ ) = - A dY + SO A dX Sf A dX
Dengan menggunakan metode integrasi numeric yang mana diagnggap differensial sebagai suatu
pertambahan terbatas naka persamaan diatas dapat di tulis sbb :
[ QV + (V + V). Q ] =
dy + SO
dX - Sf
dX
[QV + (V + V). Q ] = - A Y + SO A X Sf A X
= - A ( Y SO X + Sf X)
Substitusikan kedalam persamaan di atas :
A=
=
Q = Q1
V + V = V2
Maka akan didapat pertambahan ke dalam air ( Y) sebagai berikut :
Y = (V +
Q) + SOX - Sf X
Penurunan total muka air (= Y) besarnya sama dengan penurunan muka air, di sebabkan
kemiringan dasar saluran ( SO + X) dikurangi pertambahan ke dalaman air (=Y). Maka
didapatkan :
Y = SO X - Y
Atau
Y = -
(V +
Q) + Sf X
Persamaan tersebut diatas merupakan perumusan untuk menghitung profil aliran berubah
beraturan dengan penambahan debit menggunakan cara coba-mencoba (Trial And Error).
B. Aliran berubah beraturan dengan penurangan debit
Fenurunan Rumus untuk menghitung profil aliran berubah beraturan dengan pengurangan debit
dilakukan juga dengan menggunakan persamaan momentum.
Berdasarkan Gambaran I maka kecepatan dan debit di penampang 1 -1 adalah V dan Q, maka
pada penampang 2-2 kecepatan dan debitnya dianggap sebesar V- Q.
Momentum yang hilang akibat berkurangnya debit ialah (M) yang mana :
M =
Q. V
=
Atau
M =
Q.
Q. (V V/2)
Prosedur penurunan rumus selanjutnya identik dengan procedure penurunan rumus untuk
aliran berubah beraturan dengan penambahan debit.
Akhirnya akan didapatkan :
Y = (1-
) + Sf . X
Perumusan di atas merupakan perumusan untuk profil aliran berubah beraturan dengan
pengurangan debit.
12.3. Analisa aliran profil
A. Gradually varied flow
AliranberubahlambatUntuksuatusalurandengankekasarantertentuhanyaterdapatsatu
slope yang akan memberika nkedalaman yang sama dengan kedalaman kritis Slope kritis Jika
S Yc karena itu aliran Subkritis. Slope disebut Mild
Jika S >Scmaka Yn
Dari persamaan Manning dapat diperoleh
Pada aliran kritis diperoleh
Substitusikan Q
Pada saluran persegi B=b,
A=by, P = b, dapat diperoleh
Dari Bernoulli
saluran, yakni q persatuan panjang saluran. Turunkan persamaan profil aliran tersebut dengan
mengabaikan kehilangan energy akibat gesekan.
Jawab
=
/L dQ =
dx
Q =
b = lebar saluran
V = Q/A
So =
=0
Q = Debit ditempat pengeluaran
L = panjang saluran
Besaran ini disederhanakan menjadi
=
Ini merupakan persamaan deferensial pangkat 1. Penyelesaian umum terhadap persamaan ini
adalah
Dengan c adalah konstanta integrasi yang dapat ditentukan dari keadaan batas profil aliran di
tempat pengeluaran x = L dan y = yo maka persamaan tadi
Dan menjadi
Dengan
Dijelaskan bahwa Fo merupakan bentuk bilangan Froude dari aliran di tempat pengeluaran. Bila
terjunan bebas terjadi di tempat pengeluaran, aliran bersifat kritis sehingga F 0 = 1.Persamaan
aliran profil menjadi
Daerah ini menyatakan keadaan di mana terdapat aliran super kritis di bagian hilir saluran,namun
tinggi keterbenamannya di tenpat pengeluaran tidak cukup besar untuk menciptakan suatu
loncatan hidraulik di saluran.
Tabel Penampang-penampang hidrolis terbaik.
Penampang
Luas
Ax
Keliling
Basah
K(b)
Jari-jari
hidrolis
R(H)
Permukaan
lebar
B(at)
dalam
hidrolis
Y(H)
Penampang
Faktor
f
Trapesium setengah
hexagon
y2 2
2y 2
y3
3/2 .y5/2
2 y2
4y
2y
2 y5/2
y2
2y 2
y2
2y
2y
8/3 y2
2y2
Segitiga, setengah
bujur sangkar
Setengah lingka
ran
y2
2
Parabola T = 2 y
2
4/3
y22
y2
4
2/3 y
.2. y5/2
y5/2
4
8/9 3. y5/2
Dengan debit per satuan aliran, y kedalaman aliran pada tempat aliran keluar, sedang k dan ,
konstanta. Pada keadaan setimbang debit q dititik sejauh
dibawah pembuangan adalah
Dengan
aliran masuk yang konstan akibat kelebihan air hujan atau perbandingan suplay
air per satuan luas. Kelebihan air hujan sama dengan surah hujan dikurangi penyerapan
(infiltrasi) dan kehilangan kehilangan lainya yang tidak menjadi limpasan air di permukaan.
Bila kedua persamaan di atas digabungkan lalu diringkas menjadi :
harus ditentukan dengan percobaan karena akan tergantung pada sifat sifat
pemukaan, kemiringan, jenis aliran, dan kekentalan (viscosity) bila terjadi aliran laminar.
Nilai
tergantung pada jenis aliran, untuk aliran turbulen mendekati
dan untuk
aliran laminar besarnya adalah 3.
Untuk aliran turbulen, persamaan diferensial suatu aliran pemukaan berdasarkan persamaan
adalah :
Dengan
berubah mejadi 1. Untuk penelitian analitis, profil aliran permukaan dapat dihitung dengan
metode titik belok atau dengan criteria (criterion) yang dibuat oleh keulegan.
Untuk aliran laminar pada permukaan jalan raya, iwagaki telah membuat analisa matematis
dimana persamaan kontinuitas dan persamaan diterapkan ke unsure tiga dimensi aliran tersebut.
Dengan suatu kasus umum dimana kecepatan dan kedalaman aliran tidak berubah dalam arah
memanjang permukaan jalan, diturunkan suatu persamaan diferensial sebagai berikut :
Z
Dengan
Dan
untuk suatu contoh perhitungan, dan profil profil aliran dihitung dengan metode isoklinal. Dari
penelitian ini,diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Profil aliran tidak tergantung pada kemiringan memanjang permukaan jalan.
2. Pada limpasan alam, profil aliran dapat dinyatakan secara pendekatan dengan
lengkung
, kecuali untuk bagian didekatr puncak jalan raya.
3. Secara teoritis kedalaman konstan bila profil melintang jalan berbentuk parabola dengan
puncak berada dijalan, yaitu bila
. Bila permukaan jalan bebbentuk garis lurus
yang menghubungkan puncak dengan tepinya, yaitu bila . Bila permukaan jalan
bebbentuk garis lurus yang menghubungkan puncak dengan tepinya, yaitu bila
,ke dalamanya akan mengecil didekat puncak dan membesar kea rah tepi.
4. Pengaruh kemiringan memanjang pada kecepatan rata-rata dan kecepatan gesekan ialah
membesar kecepatan rata-rata dan kecepatan gesekan aliran tersebut pengaruh ini lebih
besar dan dekat puncak jalan bila n besar dan lebih besar di tepi bila
kecil.
5. Pengaruh kemiringan memanjang praktis dapat di abaikan bila kemiringan ini sangat kecil,
misalnya kurang dari 0,02 pada kedaan normal yaitu
.
6. Untuk memperkecil erosi akibat butir butir hujan pada permukaan jalan yang tidak di
aspal, kemiringan memanjang harus dibuat sekecil mungkin. Untuk menciptakan tingkat
erosi yang seragam, dipilih suatu penampang melintang dengan