Anda di halaman 1dari 75

Pemicu 2

Sel lemak dan jaringan


lemak

Jaringan penyimpan energi (dalam


bentuk trigliserida) terbesar di mamalia
Jaringan lemak putih : isolasi panas,
bantalan mekanik dan sumber energi
Jaringan lemak coklat : termogenesis
Droplet lemak dapat berupa :
Unilokuler : mendorong inti sel dan
mitokondria ke pinggir. Biasanya pada
lemak putih.
Multilokuler : droplet kecil dan banyak.
Pada jaringan lemak coklat.

Lipogenesis
Lipogenesis dirangsang :
Diet tinggi KH
Insulin faktor paling penting

Dihambat :
Puasa
Diet tinggi PUFA
GH
Leptin

Juga ditingkatkan PPAR-gamma dan sterol


regulatory element binding protein-1.

Berbeda dengan adipogenesis (diferensiasi


pre-adiposit menjadi sel lemak dewasa)
: deposisi lemak, melalui sintesis asam
lemak, kemudian sintesis trigliserida.
Terjadi di sitoplasma dan mitokondria hati,
dan di jaringan adiposa.
Adiposit membentuk lipoprotein lipase
(LPL) yang akan memecah TAG menjadi
asam lemak bebas dan gliserol, dengan
bantuan apoprotein C-II.
Asam lemak bebas yang sudah masuk ke
adiposit akan

Insulin : punya efek pada gen lipogenik sterol


regulatory element binding protein-1 (SREBP1)
GH : fosforilasi faktor transkripsi Stat5a dan
5b tidak terjadi penumpukan lemak di
jaringan adiposa
Leptin : membatasi penyimpanan lemak
dengan mengurangi mmasukan makanan,
dan mempengeraruhi jalur metabolik di
jaringan adiposa
Merangsang pengeluaran gliserol
Stimulasi oksidasi asam lemak
Down-regulation ekspresi gen yang berhubungan
dengan asam lemak dan sintesis TAG

Acylation stimulation
protein (ASP)
Peptida hasil produksi jaringan
adiposa dan bekerja secara autokrin
Stimulasi akumulasi TAG di sel
adiposa karena peningkatan sintesis
TAG dan penurunan lipolisis

Lipolisis
Dekomposisi kimiawi dan
penglepasan lemak dari jaringan
lemak
Hormone sensitive lipase (HSL) :
hidrolisis TAG menjadi asam lemak
bebas dan gliserol
Asam lemak masuk ke pool, dimana
terjadi proses re-esterifikasi, beta
oksidasi (menjadi ATP) atau dilepas
ke sirkulasi darah untuk digunakan di

Makan
lemak

hati

TG +
kolesterol

Jalur
eksogen

kolesterol

Di usus
diserap
Kolesterol
ester (KE)

TG
+ fosfolipid
+
apolipoprotein
Kilomikron
mengandung
TG

TG
LPL
FFA

Ke hati u/
bntk TG

Kilomikron
remnan yg
mengandun
g KE
Disimpan
sbg TG di
adiposa

Hati
TG

kolesterol

Jalur
endogen

Ke sirkulasi sbg
VLDL
TG di
VLDL
Sebagiann
ya angkut
KE

LP
L
IDL
LDL (plg bnyk
kolesterol)
Jar
steroidogenik

Dioksidasi &
ditangkap
makrofag

HDL
nascent
Ambil kolesterol bebas di
makrofag yg dipermukaan

Jalur
reverse

HDL dewasa ( mengandung


kolesterol bebas)
Esterisasi oleh
LCAT
KE (yg
dibawa HDL)
Langsung
dibawa ke
hati

KE dipertukarkan
dg TG dr VLDL &
IDL

Hati

Resistensi
insulin

Lipolisis TG di
adiposa
blebihan

Sindrom
metabolik

FFA
meningkat ke
darah

Ke hati bahan
bikin VLDL yg
kaya TG

Sumber
energi

KE dari LDL

KE dari HDL

LDL kaya TG
tp miskin KE

HDL kaya
TG tp
miskin KE

LDL mudah
teroksidasi

Aterogenik

Mudah
dikatabolisme
ginjal
Jumlah HDL
berkurang

Mekanisme lapar dan


kenyang

Lapar adalah sensasi keinginan terhadap


makanan dan berhubungan dengan efek
fisiologis lain, seperti kontraksi ritmis pada
lambung dan rasa gelisah sehingga menuntut
ketersediaan makanan yang adekuat.
Selera makan adalah hasrat untuk makan, dan
sangat berguna dalam menentukan kualitas
dan kuantitas makanan yang akan dimakan.
Dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
sistem saraf, endokrin, psikososial dan faktor
lainnya
Kenyang adalah sensasi yang dirasakan jika
keinginan untuk makan telah dipenuhi.

Regulasi
saraf dan biokimia terhadap
pengambilan makanan
1.Hipotalamus (pusat pengendali selera makan
terbesar)
a. Nukleus lateralis sebagai pusat lapar.
Bekerja dengan cara mendorong sel saraf
motorik untuk mencari makanan.
Stimulasi di daerah ini akan menyebabkan
makan dalam jumlah banyak (hiperfagia),
sedangkan destruksi di daerah ini menyebabkan
kehilangan selera makan, yang dapat berujung
pada kehilangan berat badan, massa otot, dan
penurunan metabolisme tubuh.
b. Nukleus ventromedial adalah pusat kenyang.
Stimulasi di daerah ini akan menyebabkan
perasaan kenyang sehingga tidak mau makan

c.Nukleus paraventrikular mengakibatkan makan


dalam jumlah berlebih
d.Nukleus dorsomedial menyebabkan tidak mau
makan.
e.Nukleus arkuata merupakan daerah di mana
hormon-hormon berpusat dan dikoordinasikan
untuk mengatur pengambilan makanan.
2.

Batang otak
berperan dalam pengambilan
makanan yaitu mekanisme makan, seperti sekresi
air liur, menjilat, mengunyah, menelan dll.

3. Otak : berperan dalam pengindraan bau makanan.


a. amygdala
b. korteks prefrontalis.

Neurotransmitter dan hormon menentukan selera makan


akan dihambat (kenyang) atau dicetuskan (lapar).
(1)
Substansi
orexigenic
yaitu
substansi
yang
mencetuskan rasa lapar .yaitu :
a. neuropeptide Y (NPY)
. NPY dilepaskan ketika simpanan energi menurun dan
menghambat POMC sehingga mengurangi aktivitas
melanocortin dan meningkatkan pengambilan makanan.
b. agouti-related protein (AGRP).
. AGRP menginhibisi efek dari MCR meningkatkan
pengambilan makanan.
. Pembentukan
AGRP
yang
berlebihan
dapat
menyebabkan obesitas.

(2) Substansi anorexigenic yaitu substansi


yang menghambat selera makan.
a. Neuron proopiomelanocortin (POMC),
substansi yang diproduksinya adalah :
-. -melanocyte-stimulating hormone (MSH)
-.
cocaine-and-amphetamine-related
transcript (CART).
.Neuron POMC melepas -MSH
berikatan dengan reseptor melanocortin
(MCR) pada nukleus paraventrikular
Aktivasi
pada
MCR

mengurangi
pengambilan makanan meningkatkan
pemakaian energi,
.Inhibisi akan meningkatkan pengambilan

Faktor
yang
meregulasi
kuantitas
pengambilan makanan
(1) regulasi jangka pendek yang bertujuan
untuk mencegah seseorang makan terlalu
banyak dalam suatu kesempatan demi
optimalisasi sistem pencernaan dan
(2) regulasi jangka panjang yang bertujuan
memelihara
simpanan
energi
secara
konstan dalam waktu yang relatif lama dan
erat
kaitannya
dengan
status
gizi.
Pembagian tersebut akan mempermudah
menentukan faktor-faktor terkait kuantitas
pengambilan makanan.

Regulasi jangka pendek dalam pengambilan


makanan
1. Inhibisi akibat pengisian lambung
Makanan masuk lambung akan mengalami
distensi. sinyal ditransmisikan melalui nervus
vagus ke pusat kenyang-lapar selera makan akan
berkurang atau hilang.
2. Stimulasi yang disebabkan hormon gastrointestinal
Ghrelin adalah hormon yang dilepaskan oleh selsel oxyntic di saluran cerna khususnya lambung.
Hormon ini mengalami peningkatan pada saat
puasa, sesaat menjelang makan, dan mengalami
penurunan setelah makan. Diduga
Hormon
ini
bersifat
orexigenic
karena
meningkatkan
pengambilan
makanan
pada
penelitian menggunakan hewan coba.

3.

Inhibisi
yang
disebabkan
hormon
gastrointestinal
Kolesistokinin (CCK) adalah hormon yang
dilepaskan ketika lemak memasuki duodenum.
CCK ini akan menurunkan selera makan
dengan cara mengaktivasi jaras melanokortin.
Peptide YY (PYY) adalah hormon yang
dilepaskan
oleh
traktus
gastrointestinal
(khususnya ileum dan kolon) yang bersifat
menekan rasa lapar.
Pengeluaran hormon PYY ini dipengaruhi oleh
jumlah kalori yang dicerna dan komposisi
makanan, di mana semakin banyak lemak
yang masuk semakin banyak hormon PYY
yang dikeluarkan.

4. Reseptor oral
Aktivitas mulut saat makan seperti
mengunyah, membasahi, mengulum dan
mengecap yang memberi sinyal ke
hipotalamus untuk menghentikan rasa
lapar.
Mekanisme inhibisi rasa lapar ini hanya
bertahan 20-40 menit, jauh lebih singkat
dibandingkan inhibisi rasa lapar yang
disebabkan
oleh
pengisian
sistem
gastrointestinal.

Regulasi jangka panjang dalam pengambilan makanan


1.
Efek konsentrasi glukosa, asam amino dan lipid dalam
darah (glukostatik, aminostatik, lipostatik)
Kajian secara neurofisiologis juga mendukung melalui
observasi:
.Peningkatan kadar glukosa darah meningkatkan aktivitas
neuron glukoreseptor pada nukleus ventromedial dan
paraventrikular
.Peningkatan kadar glukosa darah juga meningkatkan
aktivitas neuron glukosensitif pada pusat lapar di
hipotalamus. Beberapa asam amino dan lipid juga
mempengaruhi rasa lapar-kenyang melalui jaras yang
hampir sama dengan glukosa.
2. Regulasi yang disebabkan oleh temperatur
.Pada saat tubuh terpajan suhu yang rendah, maka secara
fisiologis tubuh akan mengalami peningkatan laju
metabolisme dan membutuhkan lemak dalam jumlah tinggi
sebagai insulator.

3. Faktor psikososial
kebiasaan makan yang rutin dan terjadwal sehingga
membuat seseorang makan karena memang sudah
waktunya (bukan karena lapar),
gaya hidup seperti hiburan, bisnis dan waktu senggang
yang turut menentukan kapan seseorang makan.
Stress, cemas, depresi, dan bosan juga menentukan
perilaku makan manusia melalui mekanisme yang tidak
melibatkan mekanisme pemenuhan kebutuhan energi,
baik pada hewan percobaan maupun manusia.
Faktor-faktor psikososial ini mampu mengalahkan faktorfaktor intrinsik fisiologis yang mengatur selera makan.

4. Sinyal umpan balik dari jaringan adiposa menekan rasa lapar


pada hipotalamus.
Leptin sawar darah otak reseptor terutama pada neuron
POMC pada nukleus arkuata dan paraventricular Mengakibatkan:
(1) Penurunan produksi stimulator rasa lapar, seperti NPY dan
AGRP,
(2) Aktivasi neuron POMC yang menyebabkan pelepasan -MSH
dan menstimulasi reseptor melanokortin,
(3) Meningkatkan produksi corticotropin releasing hormone yang
menekan rasa lapar,
(4) Meningkatkan aktivitas jaras simpatis yang menimbulkan
peningkatan laju metabolik dan penggunaan energi,
(5) Menurunkan sekresi insulin menimbulkan penurunan aktivitas
penyimpanan energi.
Defek pada reseptor leptin akan menimbulkan rasa lapar yang
berkepanjangan dan memicu hiperfagia dan obesitas parah.
Resistensi leptin juga dapat menimbulkan obesitas, di mana leptin
diproduksi dalam jumlah adekuat namun terjadi resistensi sehingga
penderita akan makan terus-menerus.

JALUR NEUROHUMORAL DI HIPOTALAMUS

Obesitas

Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan


yang ditandai dengan penimbunan jaringan
lemak tubuh secara berlebihan (WHO,2000;
Syarif, 2002, 2003).
Epidemiologi:
Prediktor anak akan obes: dari riwayat BBL. Prediktor
paling kuat: adanya parental obesity (2xlipat utk anak
<10thn)
Anak obes prediktor obes saat dewasa. Risiko be
seiring anak obes tsb bertambah usia

: simpanan lemak tubuh yang berlebihan.


Persentase lemak tubuh pria sehat : 15-20%,
wanita : 25-30%.
Body mass index (BMI), disebut juga indeks
massa tubuh (IMT) sering digunakan untuk
klasifikasi obesitas.
BMI = weight/height2
Grade 1 overweight (commonly and simply called
overweight) - BMI of 25-29.9 kg/m 2
Grade 2 overweight (commonly called obesity) - BMI of
30-39.9 kg/m2
Grade 3 overweight (commonly called severe or
morbid obesity) - BMI greater than or equal to 40 kg/m 2
Anak-anak : >85persentil=overweight; >95=obese

Estimasi lemak tubuh menggunakan rumus


Deurenberg : body fat percentage = 1.2(BMI) +
0.23(age) - 10.8(sex) - 5.4
Sex : 1 untuk pria dan 0 untuk wanita
Untuk pria, obesitas lemak tubuh >25%. 21-25% =
borderline
Untuk wanita >33%. 31-33% borderline

Tolak ukur lainnya : ketebalan kulit subscapular,


triceps, biceps, suprailiac, dan pengukuran lainnya
seperti lingkar pinggang dan pinggul.
Dual-energy X-ray absorptiometry (DEXA) scanning :
paling sering digunakan oleh peneliti untuk mengukur
komposisi tubuh.
Kelebihan : dapat mendeteksi distribusi lemak regional
Kekurangan : tidak dapat membedakan lemak subkutan
atau visceral. Lemak visceral dapat diukur dengan CT scan
dan MRI

Lemak abdomen punya hubungan dengan resikoresiko yang ditimbulkan obesitas obesitas android
lebih punya hubungan kuat dengan komorbiditas
dibanding obesitas gynecoid.
Lingkar pinggang lebih dari 84 cm pada pria dan 80
cm pada wanita : resiko kardiovaskuler yang lebih
tinggi
Menurut ATPIII, lingkar lebih dari 102 cm pada pria
dan 88 cm pada wanita : memerlukan intervensi
terapeutik. Standar pada populasi asia lebih rendah.
Remaja dengan BMI yang tinggi akan berresiko untuk
mengalami komorbiditas obesitas pada saat dewasa

Klasifikasi BMI internasional


<16 kg/m2 (severe underweight)
160169 kg/m2 (moderate underweight)
1701849 kg/m2 (mild underweight)

185249 kg/m2 (normal range)


25 (overweight)
25299 kg/m2 (preobese)

30 kg/m2 (obesity)
30399 kg/m2 (obese class I)
35399 kg/m2 (obese class II)
>40 kg/m2 (obese class III) should be

Batas tambahan
23 kg/m2 or higher representing
increased risk
275 kg/m2 or higher as representing
high risk
Cut-off point hanya membantu
kemudahan, harus diingat bahwa
makin tinggi BMI, makin tinggi resiko

Klasifikasi untuk Asia-Pasifik


Klasifikasi

Berat badan
kurang
Kisaran normal
Berat badan
lebih
Beresiko
Obes I
Obes II

Risiko ko-morbiditas
Lingkar perut
<90 cm (laki2)
90 cm(laki2)
IMT(kg/m2)
<80 cm(perempuan)
80
cm( perempua
n)
<18,5
Rendah(risiko
Sedang
meningkat pada
masalah klinis lain)
18,5- 22,9
Sedang
Meningkat
23,0
23,0-24,9
25,0-29,9
30,0

Meningkat
Moderat
Berat

Moderat
Berat
Sangat berat

Sumber : WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia Pasific Perspective : redefining


Obesity And Its Treatment (2000)

KATEGORI UNTUK ANAK - ANAK


Kategori

BB/TB

IMT

Gizi kurang

< 80%

< P50

Gizi baik

80-110%

P50-85

Gizi lebih

110-120%

P85-95

Obesitas

> 120%

P95

Distribusi jar adiposa:


lemak intraabd & abd
subkutan, atau lemak
subkutan di buttocks &
extremitas bawah
Waist to hip ratio
abnormal: >0.9 (wanita),
>1.0 (pria)
Tipe android > dikaitkan
dg komplikasi spt
resistensi insulin, DM, HT,
hiperlipid, dll. Mekanisme
asosiasi tsb belum dik,
tapi mungkin: adiposit
intraabd > lypotically
active

ETIOLOGI
Penyebab multifaktorial & blm dik pasti:
Fk lingkungan (aktivitas, gaya hidup, fk sosioekonomi, nutrisi, kecenderungan parental): gg
keseimbangan energi
Defek gen, sindrom
Gg sistem kontrol, cth: resistensi leptin
Obesitas idiopatik
(90% kasus)

Obesitas endogen
(10% kasus)

Perawakan tinggi (TB/U P50)

Perawakan pendek (TB/U P5)

Riwayat obesitas keluarga (+)

Riwayat obesitas keluarga (-)

Fungsi mental pdu dbN

Fungsi mental sering retardasi

Usia tulang normal

Usia tulang terlambat

Faktor resiko untuk obesitas : genetik dan lingkungan.


Melalui faktor genetik, dapat disebabkan gene tunggal ataupun
multipel gen.
Gen penyebab belum dimengerti jelas, mungkin ada hubungan
dengan polimorfisme gen melanocortin-4 receptor, beta-3adrenergic receptor, dan peroxisome-proliferator-activated
receptor (PPAR)-gamma 2.
Lingkungan : asupan makanan dan faktor aktivitas

Banyak hormon, neurotransmitters, dan signal neurogenik


mempengaruhi selera makan dan asupan.
Endocannabinoids meningkatkan selera makan, absorbsi nutrien,
dan stimulasi lipogenesis.
Hormon melanocortin mempengaruhi selera makan.
Beberapa hormon GIT yang memberi rasa kenyang (satiety) :
GLP-1, neuropeptide YY (PYY), dan cholecystokinin, leptin,
pancreatic amylin
Hormon mayor yang menyebabkan rasa lapar : ghrelin (fundus
gaster)

Memiliki ayah yang obes, ibu berat normal : resiko anak


obes meningkat. Sedangkan kebalikannya tidak.

Obesitas sentral
Lemak daerah abdomen terdiri dari :
Lemak subkutan
Lemak intra-abdominal : lemak omental,
mesenterial, dan retroperitoneal (antara
dorsal usus dan ventral ginjal)

Vena porta pembuluh darah tunggal bagi


jaringan adiposa, dan berhubungan
langsung dengan hati asam lemak
bebas akan lebih cepat dari daerah
visceral dibanding lemak daerah
subkutan.

Obesitas sentral
Penilaian :
Secara ideal menggunakan CT scan dan
MRI
Dapat menggunakan waist-hip ratio
Lingkar perut diukur pertengahan antara
batas bawah iga dan krista iliaca, kedua kaki
dilebarkan 20-30 cm dan ekspirasi penuh
Batasan : 90 cm pria, 80 cm wanita

Leptin
Bahasa Greek leptos, artinya kurus.
Semenjak penemuan leptin, rasa lapar dan kenyang lebih
kompleks dibanding model simpel dari nucleus ventromedial
hypothalamus dan pusat kenyang limbik dan pusat makan di
hypothalamus lateral
16-kd protein, diproduksi di jaringan lemak putih, dan sedikit
di placenta, otot skelet, fundus gaster pada tikus.
Fungsi bermacam-macam : metabolisme KH, tulang,
reproduksi. Belum dimengerti jelas.
Peran utama : untuk regulasi berat tubuh dengan mengirim
signal kenyang ke hypothalamus
Orang obese biasanya resisten terhadap leptin, meski kadar
leptin tinggi.
Peningkatan leptin yang tinggi juga membawa resiko untuk
gagal jantung kongestif.

Obesitas genetik :
monogenetik
90% kasus obesitas karena gen : faktor poligenik.
Proopiomelanocortin (POMC) dan alpha
melanocyte-stimulating hormone (alpha-MSH)
bekerja pada reseptor melanocortin 4 (MC 4)
untuk mengurangi asupan harian. Mutasi pada
salah satu gen ini dapat menjadi penyebab
obesitas.
POMC mutations : pasien biasanya rambutnya merah
karena penurunan produksi MSH, dan juga adrenal
insufficiency karena penurunan ACTH.

5% anak obes memiliki mutasi MC4 atau POMC.

Komorbiditas obesitas

Cardiometabolic syndrome
Type 2 diabetes
Hypertension
Dyslipidemia
Coronary heart disease
Osteoarthritis
Stroke
Gall bladder disease
Obstructive sleep apnea
Gastroesophageal reflux disease (GERD)
Some cancers (endometrial, breast, and colon)

Adiposit dipercaya merupakan kelenjar endokrin yang


menghasilkan peptida dan metabolit yang dapat
mengatur berat tubuh
Produk-produk yang dihasilkan adiposit : cytokines,
tumor necrosis factor-alpha, interleukin 6, lipotransin,
monocyte chemo-attracting protein-1 (MCP-1),
plasminogen activator inhibitor-1 (PAI-1), adipocyte
lipid-binding protein, acyl-stimulation protein,
prostaglandins, adipsin, perilipins, lactate, leptin,
adiponectin, monobutyrin, phospholipid transfer protein.
Enzim penting dalam metabolisme adiposit :
endothelial-derived lipoprotein lipase (lipid storage),
hormone-sensitive lipase (lipid elaboration and release
from adipocyte depots), acyl-coenzyme A (acyl-CoA)
synthetases (fatty acid synthesis), and a cascade of
enzymes (beta-oxidation and fatty acid metabolism).

Pemeriksaan
Full lipid panel : fasting cholesterol, triglycerides, high-density lipoprotein
cholesterol (HDL-C) levels. Mengindikasi dislipidemia.
Hepatic panel : seharusnya normal, tapi kelainan dapat mengindikasi fatty
liver atau NASH.
Thyroid function tests : seharusnya normal. Hasil abnormal hipotiroid
primer. Biasanya cukup dengan periksa kadar thyrotroph serum. Biasanya
pada pasien obesitas ringan.
24-Hour urinary free-cortisol test : curiga Cushing syndrome atau
hipercortisolemia lainnya
Fasting glucose and insulin test : curiga resistensi insulin (hasil
peningkatan insulin puasa dan serum c-peptide)
Evaluation of degree of fat : BMI, lipat kulit, dual-energy X-ray
absorptiometry (DEXA), bioelectrical impedance analysis, ultrasonography
untuk menentukan ketebalan lemak. Kriteria standard untuk mengukur
lemak visceral : MRI dan CT scanning; alternatif yg lebih murah USG dan
bioelectrical impedance.
Histologic findings : Android obesity obesitas hipertropik dengan
pembesaran adiposit. Obesitas hiperseluler biasanya pada obesitas yang
dimulai di masa kanak-kanak atau remaja, tapi dapat ditemukan pada orang
obese ekstrim.

Program penurunan berat


badan
Pasien harus memiliki target yang jelas dan realistik.
Tanpa kedua itu, sebaiknya tidak usah memulai
program.
Prinsip SMART : Specific, Measurable, Attainable,
Realistic, and Timely.
Untuk menetapkan target spesifik, pasien harus
menjawab 6 pertanyaan :
Who - Who is involved?
What - What do I want to accomplish?
Where - Identify a location.
When - Establish a time frame.
Which - Identify requirements and constraints.
Why - Identify specific reasons, purpose, or benefits for the
goal.

Contoh batas realistis : -10% BB dalam 6


bulan
Target defisiensi kalori 500-1000 tiap hari.
Pasien overweight dengan BMI 27-35,
penurunan kalori 300-500kcal/hari -
hingga 1 kg/minggu.

Setelah 6 bulan, kecepatan penurunan


berat badan akan melambat karena
terjadi penurunan energy expenditure
Total lemak harus < atau sama dengan
30% energi total penurunan LDL

Aktivitas fisik
Sebagai tambahan dari penurunan
asupan kalori.
Untuk pasien obese, terapi dimulai
perlahan dan ditingkatkan secara
bertahap.
Dimulai dengan berjalan 30 menit,
3x seminggu 45 menit 5x
seminggu
Kurangi waktu santai (sedentary)

Sibutramine dan orlistat : disetujui FDA


untuk pemakaian jangka panjang,
digunakan untuk pasien obesitas.
Sibutramine peningkatan tekanan darah dan
denyut jantung. KI pada riwayat hipertensi ,
PJK, CHF, arythmia, riwayat stroke.
Orlistat : menghambat absorbsi lemak 30%.
Perlu penggantian vitamin larut lemak

Terapi bedah : hanya dilakukan pada BMI


di atas 40 atau 35 dengan komorbiditas.
Dilakukan sebagai alternatif terakhir.
Gastric banding atau bypass gastric

Farmakoterapi
Orlistat (Xenical, Alli) hambat lipase pankreas
kurangi pencernaan lemak dan absorbsi.
Lorcaserin (Belviq) menurunkan asupan makanan
dengan memberi rasa kenyang dengan aktivasi 5-HT2C
receptors pada neuron pro-opiomelanocortin
(anorexigenic) di hipothalamus. Bersama dengan diet
dan olahraga. Juni 2012
Phentermine/topiramate (Qsymia) disetujui FDA Juli
2012. diberi bersama diet kalori dan olahraga.
Digunakan untuk pasien dengan minimal 1 komorbiditas.
D-fenfluramine tidak dipakai karena masalah kelainan
katup jantung dan hipertensi pulmoner
Fluoxetine tidak disetujui FDA karena tidak efektif
menurunkan berat badan dan berbahaya

Fenfluramine ditarik tahun 1997 (bersama Dfenfluramine) karena kelainan jantung, katup dan
hipertensi pulmoner.
Diethylpropion (25 mg TID) and phentermine digunakan
untuk pemakaian jangka pendek
Phendimetrazine (30 mg/d) and benzphetamine (20-50 mg
TID) tidak digunakan di USA
Mazindol ditarik sejak 2001 di US; hanya untuk
pemakaian jangka pendek. (1 mg TID).
Phenylpropanolamine alpha-adrenoreceptor agonist
untuk jangka pendek (25 mg TID), berhubungan dengan
stroke ischemia, dan sudah ditarik.
Methylphenidate tidak disetujui FDA untuk menurunkan
berat badan
Bupropion sebagai antidepressan dan penghentian rokok,
berhubungan dengan penurunan BB sedikit atau sedang

Sibutramine : supresan nafsu makan.


Menghambar reuptake NE, serotonin dan
dopamine. Memiliki banyak efek samping KV.
Ephedrine and caffeine : pilihan kedua dalam
penanganan obesitas. Meningkatkan energy
expenditure (dan menurunkan nafsu makan). Efek
samping : tachycardia, hipertensi, palpitasi.
Phentermine and topiramate : amine
simpatomimetik. Dipercaya melepas NE sehingga
meningkatkan konsenstrasi leptin. Topiramate
memberikan penurunan BB drastis (15-18%)
Selective serotonin reuptake inhibitors
(SSRI) : fluoxetine, paroxetine bukan obat
obesitas yang disetujui, tetapi dapat
menyebabkan anorexia sebagai efek samping.

Cannabinoid-receptor antagonists : Cannabinoid


type 1 (CB1) receptor berhubungan dengan
peningkatan nafsu makan. Rimonabant, CB1-receptor
antagonist, ESO pada dosis tinggi : pusing, gangguan
mood, sakit kepala, mual muntah dan diare.
Catechin : ditemukan dalam teh hijau.
Lainnya :
ghrelin antagonists, alpha-MSH analogs, enterostatin,
neuropeptide YY antagonists, beta3-adrenergic agonists,
and various nutraceuticals and herbal products (including
an extract from the African cactus Hoodia gordonii, which
may cause clinically significant appetite suppression).
Obat-obat diabetes seperti metformin dan analog GLP-1
(exenatide) dapat mengurangi berat badan pada pasien
diabetes tipe 2
Leptin. Kombinasi dengan pramlintide

Program diet
Dianjurkan untuk membuat defisit kalori tiap hari
Starvasi : asupan kalori <200kcal/hari dan tidak
dianjurkan secara medis.
Dapat menyebabkan ketosis, kelainan elektrolit, defisiensi
vitamin, mineral, dll.

Pria memiliki energy expenditure yang lebih tinggi dari


wanita
Semakin lanjut usia, energy expenditure semakin
menurun
Minum air sebelum makan dapat membantu penurunan
berat badan -- Dennis et al
Minum air dingin (10mL/kgBB) dapat menyebabkan
penurunan berat badan 1.2 kg/tahun.

Very low calorie diets (VLCDs)


Asupan harian 800 kcal/hari
Penurunan berat badan 1.5-2.5 kg/wk, 20 kg setelah
12 minggu
Terjadi penurunan berat badan drastis di awal
program, disebabkan kehilangan massa otot pada
minggu pertama, kemudian terjadi stasis.
Kontraindikasi : kondisi protein-wasting, kehamilan,
kelainan jantung, renal, hepar, psikiatrik atau CVS.
Tidak dapat dilakukan lebih dari 3-6 bulan
Komplikasi : rambut rontok, penipisan kulit,
hipotermia, cholelithiasis, dan kelainan elektrolit.
Digunakan untuk pasien obesitas morbid (50 IMT)
dengan komorbiditas, sebelum dilakukan operasi
bariatric

Diet konvensional
Balanced, low-calorie diets and reduced-portion size diets :
yang paling sering digunakan. Jumlah kalori yang dikonsumsi
dihitung dan makanan yang dimakan dapat berupa makanan biasa,
meal-replacement shakes, bars, prepackaged meals, frozen entrees.
Penurunan BB 0.4-0.5 kg/minggu, dengan 6-8 kg selama 3-6 bulan.
Asupan protein dipertahankan 1-1.5 g/kg. defisit kalori ekstrim dapat
menyebabkan : vitamin deficiency, starvation ketosis, electrolyte
derangements, and cholelithiasis.
Diets with different macronutrient compositions : asupan
>1200 kcal/hari. Penurunan asupan 500-1000 kcal/hari dari jumlah
asupan saat ini.
Protein intake 0.8-1.5 g/kgBB (tidak lebih dari 100g/hari)
10-30% lemak, sebaiknya 90% PUFA dan < 10% lemak jenuh)
Asupan KH 50g/hari
Cairan 1L atau lebih

Low-carbohydrate diets : diet tinggi protein atau tinggi lemak tapi


rendah KH yang dapat menyebabkan ketosis. Jika KH kurang dari
50g/hari, ketosis terjadi dan terjadi diuresis natrium penurunan
berat badan

Program olahraga
Lakukan screening KV dan respiratorik sebelum
memulai regimen olahraga.
Jenis olahraga yang baik adalah aerobik isotonik, 3060 menit 5-7x/minggu
Anaerobic isometric exercise ditambah resistance
training dapat ditambahkan. Resistence training
sangat baik dalam mengurangi kehilangan massa
otot dan menguntungkan pada pasien diabetes.
Olahraga juga meningkatkan aktivitas metabolik
seluruh tubuh.
Olahraga yang pendek (10 menit) lebih mudah
dilakukan pasien dibanding olahraga lama.

Substitusi lemak
Olestra (Olean) sebagai suplemen diet dan zat
tambahan pada makanan (potato chips dan cracker).
Memiliki kalori 0 kcal/g, sedangkan lemak 9.1 kcal/g.
Olestra terdiri dari sucrose polyester backbone with
6-8 fatty-acid side chains; struktur ini terlalu besar
untuk dihidrolisis GIT.
Rasa tidak selezat lemak biasa. Efek samping : flatulence,
bloating, diarrhea, loose stools. Terjadi malabsorbsi vitamin
larut lemak.

Sitostanol (Benecol) : stanol ester dari tanaman,


digunakan sebagai pengganti margarin. Menghambat
absorpsi kolesterol, tetapi tidak mempengaruhi kadar
triglyceride atau HDL-C

Surgery
Vertical-band gastroplasty
Gastric bypass
Gastric pacing: menggunakan
elektroda yang dipasang di gaster
Additional procedures : Visceral fat
removal, omentectomy, subcutaneous
fat panniculectomy, and large-volume
subcutaneous fat liposuction.

Komplikasi post-operatif :
Striktur stoma
Erosi atau ulkus
Diare
Malansorbsi
Defisiensi nutrisi dan vitamin
Dumping syndrome
Kebocoran mediastinis, peritonitis

Anda mungkin juga menyukai