Anda di halaman 1dari 58

1

ALJABAR

A. Ruang Lingkup Materi Pelatihan


Materi aljabar yang akan dipelajari pada materi PLPG ini meliputi :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Himpunan.
Persamaan dan pertidaksamaan linear dan atau kuadrat.
Sistem persamaan linear dan atau kuadrat.
Persamaan polinom.
Persamaan eksponen dan atau logaritma.
Fungsi aljabar.
Konsep matriks.
Aljabar vektor berdimensi dua.
Barisan dan deret.

B. Tujuan Pelatihan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Setelah mempelajari materi aljabar ini, peserta diharapkan dapat :


Memahami konsep himpunan dan menggunakannya dalam pemecahan masalah
Menyelesaikan masalah persamaan dan pertidaksamaan linear dan atau kuadrat.
Menyelesaikan masalah sistem persamaan linear dan atau kuadrat
Menyelesaikan persamaan polinom
Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan persamaan eksponen dan Logaritma
Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan fungsi kuadrat
Memahami konsep matrik dan menggunakannya dalam pemecahan masalah
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan vektor dimensi dua
Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan barisan geometri maupun aritmetika.

C. MATERI
1. Himpunan
Pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung, seorang guru membawa
beberapa foto perempuan, kemudian guru

bertanya kepada muridnya : anak-anak

menurut kalian apakah perempuan yang ada di dalam foto ini termasuk kumpulan
perempuan yang cantik?. Si Amir menjawab: Tidak, Pak! masih lebih cantik pacar
saya. Lain lagi dengan Si Budi ia mengatakan: perempuan dalam foto tersebut
termasuk cantik pak karena mirip artis di TV .
Guru tersebut hanya tersenyum melihat jawaban muridnya . Kemudian pak Guru
membuka sebuah tas yang berisi gambar binatang-binatang. Pak Guru bertanya kepada
muridnya: Dapatkah kalian menyebutkan manakah yang termasuk kumpulan binatang

berkaki empat?. Dengan serentak seluruh siswa menjawab: bisa, Pak!. Pak Guru
bertanya lagi: berapa jumlahnya?. Secara serentak siswa menjawab: lima, pak!.
Kemudian Pak Guru bertanya lagi: Dapatkah kalian menyebutkan manakah yang
termasuk kumpulan binatang berkaki dua?. Seluruh siswa pun menjawab: bisa, Pak!.
Berapa jumlahnya? tanya Pak Guru. Tiga, Pak! jawab seluruh siswa.
Berdasarkan kedua contoh yang disajikan Pak Guru kepada muridnya, ada dua
situasi yang berbeda ketika siswa ditanya apakah perempuan di dalam foto termasuk
kumpulan perempuan cantik maka jawaban siswa berbeda-beda, tetapi ketika siswa
ditanya manakah kumpulan binatang berkaki empat maka seluruh siswa secara serentak
menjawab sama.
Mengapa hal ini terjadi, karena pada contoh pertama semua siswa berbeda
pendapat mengenai definisi orang yang cantik. Sedangkan pada contoh kedua semua
siswa sepakat bahwa definisi binatang berkaki empat maupun yang berkaki dua.
Kumpulan benda-benda seperti binatang berkaki empat tersebut itulah yang dinamakan
himpunan.
1.1 Notasi Himpunan
Himpunan dinotasikan dengan huruf kapital A, B, C, .... dan sebagainya. Sedangkan
anggota suatu himpunan dinyatakan dengan huruf kecil a, b, c, .... dan sebagainya. Jika x
adalah anggota himpunan B maka ditulis dengan x b , sedangkan jika x bukan anggota
himpunan B maka ditulis x B
Ada 3 cara mendefinisikan suatu himpunan yaitu :
1. Dengan mendaftar anggota-anggotanya
2. Dengan notasi pembentuk himpunan
3. Dengan menyatakan sifat-sifat yang dipenuhi anggotanya
Contoh:
A adalah himpunan prima antara 1 dan 10, dapat dinyatakan dengan:
1. Mendaftar anggota: A={2, 3, 5, 7}

2. Notasi pembentuk himpunan: A={x 1 < x < 10, x bilangan prima}


3. Menyatakan sifat yang dipenuhi anggotanya : A = {bilangan prima antara 1 dan
10}

1.2 Macam-Macam Himpunan


Himpunan Semesta
Himpunan semesta adalah himpunan yang mempunyai anggota semua obyek yang sedang
dibicarakan. Himpunan semesta dinyatakan dengan notasi S (Semesta)
Contoh :
Semesta pembicaraan dari M = {a, i, u}adalah S = {a, i, u, e, o} atau S = {huruf vokal}
Himpunan Kosong
Himpunan kosong adalah suatu himpunan yang tidak mempunyai anggota. Himpunan
kosong biasanya dinyatakan dengan notasi atau { }.
Contoh : A adalah himpunan bilangan ganjil yang habis dibagi dua
Himpunan Berhingga (Finit) dan Himpunan Tak Berhingga (Infinit)
Suatu himpunan dapat berupa himpunan yang berhingga atau himpunan tak berhingga.
Secara intuitif, suatu himpunan dikatakan berhingga (finit set) jika himpunan itu
beranggotakan elemen-elemen berbeda dan banyaknya tertentu atau dapat juga dikatakan
jika dilakukan proses membilang banyak anggota yang berbeda maka proses membilang
tersebut pasti akan berakhir.
Contoh : C={1, 2, 3,., 100}
D = himpunan rambut di kepala
Sedangkan himpunan yang tidak memenuhi syarat di atas disebut sebagai himpunan
infinit (infinit set). Himpunan infinit adalah himpunan yang jika dilakukan proses
membilang untuk menghitung banyak anggota himpunan tersebut tidak akan pernah
beakhir.
Contoh : B ={1, 2, 3, 4, 5, .}
Himpunan Yang Sama
Himpunan A dan himpunan B adalah sama (ditulis A = B) jhj A B dan B A
Contoh :
Himpunan P = { i, o, a, e, u}
Himpunan Q = {huruf vokal dalam abjad} = {a, i, u, e, o}
1.3 Operasi Himpunan
Irisan
Irisan dari himpunan A dan himpunan B (ditulis A B) didefinisikan sebagai :

A B = {x x A dan x B}
Contoh :
1. A={3, 4, 5} dan B={5, 6, 7}
A B ={5}
2. R = {m, a, t,e, i, k}
S = {c, i, n, t, a}
R S ={i, t, a}
Gabungan
Gabungan dari himpunan A dan himpunan B (ditulis A B) didefinisikan sebagai:
A B = { x x A atau x B}
Contoh: A={3, 4, 5} dan B={5, 6, 7}
A B ={3, 4, 5, 6, 7}
Selisih
Selisih (difference) dari himpunan A dengan himpunan B (ditulis A B) didefinisikan
sebagai :
A - B = { x x A dan x B }.

2. Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat


Persamaan yang memuat x berpangkat dua dan tidak memuat x berpangkat lebih
dari dua dinamakan persamaan kuadrat atau persamaan derajat dua dalam x, dapat ditulis
dalam bentuk umum
ax2 + bx + c = 0,

dengan a, b, c R dan a 0.

2.1.Menyelesaikan Persamaan Kuadrat


Nilai x yang memenuhi suatu persamaan kuadrat disebut akar atau penyelesaian
dari persamaan itu. Jika x1 dan x2 adalah akar-akar dari ax2 + bx + c = 0, maka x1 dan x2
memenuhi persamaan itu, yaitu a(x1)2 + b(x1) + c = 0 dan a(x2)2 + b(x2) + c = 0.
Persamaan kuadrat dapat diselesaikan (dicari akar-akarnya) dengan beberapa
cara, antara lain adalah:
Memfaktorkan (faktorisasi)
menentukan akar-akar persamaan kuadrat dengan cara memfaktorkan menggunakan
sebuah sifat pada sistem bilangan real yaitu:
Jika a, b R dan berlaku ab = 0, maka a = 0 atau b = 0

Contoh :
Tentukan penyelesaian dari persamaan x2 + 3x 10 = 0.
Jawab :
x2 + 3x 10 = 0
x2 - 2x + 5x - 10 = 0
x(x 2) + 5(x 2) = 0
(x + 5) (x 2) = 0
x + 5 = 0 atau x 2 = 0
x = -5 atau x = 2
Jadi, akar-akarnya adalah x1 = -5

atau

x2 = 2.

Melengkapkan kuadrat sempurna


Pada hakikatnya setiap bentuk kuadrat dapat diubah menjadi kuadrat sempurna.
Manipulasi aljabar yang dapat dilakukan adalah dengan menambah atau mengurangi
bagian suku tetapan. Langkah-langkah dalam menyelesaikan persamaan kuadrat dengan
melengkapkan kuadrat senpurna adalah sebagai berikut :
1. Mengubah persamaan kuadrat sempurna ke dalam bentuk
(x+p)2 = q dengan q 0
2.

Tentukan akar persamaan kuadrat itu sesuai dengan bentuk persamaan terakhir
(x + p) = q atau x = -p q
b

Untuk melengkapkan kuadrat pada bentuk x2 + bx tambahan


b

setengah koefisien x sehingga : ax2 + bx +

= x
2

yaitu kuadrat dari

Contoh :
Tentukan penyelesaian dari persamaan x2 - 8x + 3 = 0
Penyelesaian :
x2 - 8x + 3 = 0
x2 - 8x = -3
x2 - 8x + 42 = -3 + 42
x2 - 8x + 16 = -3 + 16
(x 4)2 = 13
x 4 = 13
x = 4 13
x1 = 4 - 13
atau
x2 = 4 +

13

Jadi, akar-akarnya adalah x1=4 - 13 atau x2 =4+ 13 .


Jika koefisien x2, yaitu a tidak sama dengan 1, kedua ruas dibagi dengan koefisien
tersebut sebelum melengkapkan kuadrat.

2.2 Menggunakan rumus kuadrat


Penyelesaian persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0, dengan a 0 dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus kuadrat atau rumus abc. Akar-akar persamaan kuadrat ax2 + bx + c =
0 ditentukan oleh :
b b 2 4ac
atau
2a

x1 =

x2 =

b b 2 4ac
2a

Contoh :
Tentukan himpunan penyelesaian persamaan 2x2 7x 4 = 0.
Penyelesaian :
Pada persamaan 2x2 7x 4 = 0, koefisien-koefisiennya adalah a = 2, b = -7, dan c = -4
b b 2 4ac
x1,2
=
2a
(7) ( 7) 2 4( 2)(4)
=
2( 2)
=

81
4

=79
4
Didapat dua penyelesaian, yaitu
79
79
1
x1 =
= 4 atau
x2 =
=4
4
2
1
Jadi, akar-akarnya adalah x1 = 4 atau x2 = 2
2.3 Hubungan Jenis Akar dan Nilai Diskriminan
Pada rumus kuadrat terdapat bentuk b2 4ac yang disebut diskriminan persamaan
kuadrat, disingkat D. Kalau di lihat dari nilai diskriminan persaman kuadrat, maka akar
persamaan kuadrat dapat dikelompokkan
a. Jika D > 0, maka persamaan kuadrat tersebut memiliki dua akar real yang berlainan.
b. Jika D = 0, maka persamaan kuadrat tersebut memuliki dua akar real yang sama,
disebut akar kembar.
c. Jika D < 0, maka persamaan kuadrat tersebut tidak memiliki akar real.
Contoh :
Tentukan jenis akar-akar dari persamaan 3x2 + 7x + 4 = 0
Penyelesaian :

Pada persamaan 3x2 + 7x + 4 = 0, a = 3, b = 7 dan c = 4


Nilai diskriminannya adalah :
D = b2 4ac = (7)2 4(3)(4) = 49 48 = 1
Karena D = 1 > 0, maka persamaan 3x2 + 7x + 4 = 0 memiliki dua akar real dan berlainan.
Hubungan sifat akar dan koefisien persamaan
a) Kedua akarnya berlawanan : x1 x 2 b 0

b) Kedua akarnya berkebalikan: x1

1
ac
x2

c) Sebuah akarnya = 0 : x1 0 c 0 dan x2 =


d) Kedua akarnya sama: x1 x 2 ; x1

b
a

b
a

Jumlah dan Hasil Kali Akar-Akar Persamaan Kuadrat


Jika x1 dan x2 adalah akar-akar persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 dengan a 0 maka
b
a
c
b. x1 . x2 =
a
a. x1 + x2 =

(jumlah akar-akar persamaan kuadrat)


(hasil kali akar-akar persamaan kuadrat)

2.4 Menyusun Persamaan Kuadrat

Menyelesaikan PK
Akar-akar
x1 dan x2

Persamaan Kuadrat
ax2 + bx + c = 0
Menyusun PK

Menyusun persamaan kuadrat jika diketahui akar-akarnya


a. Memakai faktor
Apabila dapat difaktorkan menjadi ( x - x1 ) ( x - x2 ) maka x1 dan x2 merupakan akar
PK dan sebaliknya jika x1 dan x2 merupakan akar PK maka persamaan kuadrat itu
dapat ditentukan dengan
( x - x1 ) ( x - x2 ) = 0
b. Memakai rumus jumlah dan hasil kali akar

Dari rumus jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat diperoleh hubungan
x1 + x2 =

b
c
dan x1 . x2 =
jadi menentukan persamaan kuadrat dapat ditentukan
a
a

dgn
x2 - ( x1 + x2 )x + ( x1 . x2 ) = 0

Contoh :
Susunlah persamaan kuadrat yang akar-akarnya 2 dan 5
Penyelesaian :
a) Dengan menggunakan factor ( x - x1 ) ( x - x2 ) = 0
( x - 2) ( x - 5 ) = 0
x2 7x + 10 = 0
jadi persamaan kuadrat yang diminta adalah x2 7x + 10 = 0
b) Dengan menggunakan rumus jumlah dan kali x2 - ( x1 + x2 )x + ( x1 . x2 ) = 0
x1 + x2 = 2 + 5 = 7 dan

x1 . x2 = 2.5 = 10, maka persamaan yang di maksud

adalah :
x2 - ( x1 + x2 )x + ( x1 . x2 ) = 0
x2 - 7x + 10 = 0
jadi persamaan kuadrat yang diminta adalah x2 7x + 10 = 0

2.4 Menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat


Bentuk bentuk pertidaksamaan kuadrat dengan satu variable adalah :
ax2 + bx + c > 0; ax2 + bx + c 0; ax2 + bx + c < 0;
ax2 + bx + c 0
Fungsi kuadrat yang bersesuaikan dengan pertidaksamaan
pertidaksamaan tersebut ialah f: x ax2 + bx + c yang grafiknya
merupakan parabola dengan persamaan
y = ax2 + bx + c.
Himpunan penyelesaian dari masing masing pertidaksamaan diatas dapat
diperoleh dari grafik kuadrat yang bersesuaian.
Contoh :
1. Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan
pertidaksamaan berikut :
a) 8 + 2x x2 > 0
b) 8 + 2x x2 0
c) 8 + 2x x2< 0
d) 8 + 2x x2 0
Jawab :

10

Gambar 1 : merupakan parabola yang persamaannya y = 8 + 2x


x2
Y (1, 9)
(0, 8)

(-2, 0)

(4, 0)

X
Gambar 1.
Tampak bahwa :
Untuk x < -2
maka y = f(x) < 0
x = -2
maka y = f(x) = 0
Untuk 2 < x < 4
maka y = f(x) > 0
Untuk x = 4
maka y = f(x) = 0
Untuk x > 4
maka y = f(x) < 0
Dapat disimpulkan bahwa penyelesaian masing masing
pertidaksamaan batas adalah :
a) { x | -2 < x < 4 }
b) { x | -2 x 4 }
c) { x | x < -2 atau x > 4 }
d) { x | x -2 atau x 4 }
2. Tentukan himpunan penyelesaian masing masing
pertidaksamaan batas adalah
a) x2 + 4x + 4 > 0
b) x2 + 4x + 4 0
c) x2 + 4x + 4 < 0
d) x2 + 4x + 4 0
Jawab : Gambar 2. merupakan parabola yang persamaannya :
y = x2 + 4x + 4
Y
(0, 4)

11

(-2, 0)
Gambar 2.
Tampak bahwa :
Untuk x < 2
maka y = f(x) > 0
Untuk x = -2
maka y = f(x) = 0
Untuk x > -2
maka y = f(x) > 0
Dapat disimpulkan bahwa himpunan pentelesaian masing masing
pertidaksamaan ialah :
a) { x | x < -2
atau x > -2 }
b) { x | x
c) { } =
d) { -2 }
3. Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan
pertidaksamaan berikut
a) x2 2x + 5 > 0
b) x2 2x + 5 0
c) x2 2x + 5 < 0
d) x2 2x + 5 0
Jawab : Gambar 3 merupakan parabola yang persamaannya :
y = x2 2x + 5
Y
Gambar 3.

(0, 5)

(1, 4)

Tampak bahwa untuk x yang manapun y = f (x) selalu positif.


Jadi himpunan penyelesaian masing masing pertidaksamaan tersebut ialah
:
1) R
2) R
3)
4)

12

Menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat dengan garis bilangan menurut sifat


perkalian dua bilangan nyata :
1) ( ab > 0 )
2) ( ab < 0 )
Sifat sifat kita pergunakan untuk menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat.
Contoh 1 : Sederhanakan x2 7x + 12 > 0
Jawab
: Pandanglah y = x2 7x + 12 = ( x 3 ) ( x 4 )
Tanda tanda dari y dengan garis bilangan :
+

0
0
+
3
4
Tampak bahwa : y positif untuk x < 3 atau x > 4
y negative untuk 3 < x < 3
y berharga nol untuk x = 3 atau x = 4
Himpunan penyelesaian x2 7x + 12 > 0 ialah = { x | x < 3 atau x > 4 }
Contoh : Selesaikan :
Jawab : Suhu ruas kanan keruas kiri :
mengapa kedua ruas tidak dikalikan
dengan x 3?
Akhirnya diperoleh :

(Tanda dari suatu pembagian = tanda dari perhatian factor -2 nya )


dengan garis bilangan :
+ 0
- 0 +
3

Himpunan penyelesaian = { x | 3 < x 4 }


Mengapa untuk x = 3 pertidaksamaan itu tidak berlaku?
3.Sistem Persamaan Linear atau Kuadrat
3.1. Sistem persamaan dengan dua variable yang satu kuadrat yang lain linear.
Bentuk umum dari sistem ini dapat ditulis:
px +qy+r=0.(1)
ax2 + bxy + cy+ dx + cy + f = 0.(2)
persamaan (1) ekuivalen dengan x

13

dengan subtitusi pada persamaan (2) diperoleh suatu persamaan kuadrat


dengan variable I umpamanya :
py2 + Qy + R = R
maka system persamaan I ekuivalen dengan system persamaan II yaitu:
px + qy + r = 0 (1)
Py2 + Qy + R=0.(2)
persamaan (3) akan memberikan harga y sehingga x dapat ditentukan
x2 + y2 = 26. . . . . . . . . . (1)

Contoh 1 : Selesaikanlah

x+y=6
Jawab :
Persmaan (2) ekuivalen dengan x = 6 y
Substitusikan (1) dan (2) diperoleh :
( 6 y )2 + y2 = 26
y2 6y + 5 = 0
y = 5 atau y = 1
Untuk y = 5,

x= 1

Untuk y = 1,

x=5

Jadi himpunan penyelesaian system tersebut, ialah :


{ ( 1, 5 ), ( 5, 1 ) }
Persamaan persamaan tersebut jika grafiknya digambar dalam satu
susunan koordinat tampak pada gambar berikut ini :

Q
X

14

Titik titik potong P dan Q bersesuaian dengan anggota himpunan


penyelesaian system tersebut.
Contoh :
2x2 5xy + 2y2 = 5. . . . . . . . . . . . .(1)
Selesaikanlah
2x y = 1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2)
Jawab :
Persamaan (2) ekuivalen dengan y = 2x 1
Substitusikan (1) dan (2) diperoleh :
2x2 5x (2x 1) + 2 (2x 1)2 = 5
x=-5
x untuk x = -1, y = -3
Himpunan penyelesaian system tersebut ialah :
{ (-1, -3)}
Catatan :
Apabila sisitem persamaan berbentuk :
x+y=p
xy = q
Maka x dan y dapat dipandang sebagai akar akar persamaan
V2 pv + q = 0

Mengapa?

Perhatikan bahwa setiap persamaan pada system, simetri terhadap x dan


y.
Contoh :

x+y=p
Selesaikan

xy = q
Jawab : x dan y merupakan akar akar persamaan :
V2 5V + 6 = 0
V1 = 2 dan V2 = 3
Sehingga didapat :

Untuk x = 2, y = 3

15

Untuk x =3, y = 2
Himpunan penyelesaiannya { (2, 3) , (3, 2) }
3.2. Sistem persamaan dengan dua variable, keduanya kuadrat salah satu
dapat diuraikan
Salah satu dapat diuraikan,
Bentuk umum system semacam ini dapat ditulis :
(kx + lx + m) (px + qx + r) = 0
I
ax2 + bxy + cy2 + dy + dx + ey + f = 0
Dengan mencek dengan tabel kebenaran.
Dengan demikian mudah dipahami bahwa system I ekuivalen dengan :
kx +Iy + m = 0
IA
ax2 + bxy +cy2 + dx + ey + y = 0
px + qy + r = 0
IB
ax2 + bxy + cy2 + dy + ey + f = 0
Untuk menyelesaikan ini dapat kita kerjakan dengan cara seprti
menyelesaikan system persamaan dengan dua variable yang linier yang lain
kuadrat.
Contoh :
Penyelesaian :
x2 + 4xy + 3y2 = 0
I
2x2 2x + y 2 = 0
Jawab :
Sistem I ekuivalen dengan
(x y) (x 3y) = 0

16

II
2x2 2x + y 2 = 0
Sistem II ekuivalen dengan :
x y =0
IIA
2x2 2x + y + 2 = 0
x 3y = 0
IIB
2x2 2x + y 2 = 0
Dari IIa diperoleh :
2x2 2x + x 2 = 0

Untuk x = 1, y = 1
Dari IIB didapat :
18y2 6y + y 1 =0
18y2 5y 1 = 0
y1 =.
y2 =.
Himpunan penyelesaian system I ialah : .
3.3. Sistem persamaan dengan dua variable, keduanya kuadrat dan dapat
diuraikan
Sistem semacam ini dinyatakan sebagai berikut :
(a1x + b1y c1) (a2x + b2y + r2) =0
I
(p1x + q1y + r1) (p2x + q2y + r2) = 0
Perhatikan bahwa :

17

{ ( ab = 0 )
(b=0)(c=0)

= 0)

Ceklah dengan table kebenaran :


Dengan demikian mudah dipahami bahwa system I ekuivalen dengan :
a1x + b1x + c1 = 0
IA
p1x + q1y + r1 = 0
a1x + b1y + c1 = 0
IB
p2x + q2y + r2 = 0
a1x + b1y + c1 = 0
IC
p1x + q1y + r1 = 0
a2x + b2y + c2 = 0
ID
p2x + q2y + r2 = 0
Dengan menyelesaikan IA, IB, Ic, dan ID kita akan dapat mendapatkan
himpunan penyelesaian dari system I.

Contoh :
Selesaikan :
x2 + 2xy + y2 2x 2y 3 = 0. . . . . . . . . . . (1)
I
4x2 y2 +4y 4 = 0. . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2)
(1)

18

=
(1)
4x2 y2 + 4y 4 = 0
4x2 = y2 4y + 4

Dari (2)

Sehingga (2x+y-2)(2x-y+2)
Dengan demikian system I ekuivalen dengan :
(x + y 3) (x + y + 1) = 0
II
(2x + y 2) (2x y + 2) = 0
Sistem II ekuivalen dengan :
x+y3=0
IIA

x+y+1=0
IIC

2x + y 2 = 0

2x + y 2 = 0

(x + y 3) = 0
IIB

x+y+2=0
IID

2x y + 2 = 0

2x y + 2 = 0

Dari system IIA, didapat x =-1 , y = 2


IIB, didapat x = -1, y = 4
IIC, didapat x = -1, y = 0
IID, didapat x = 3, y = -4
Himpunan penyelesaian sistem I adalah { (-1 , 2), (-1, 4), ( -1, 0),(3,4)}
4. Persamaan Polinom
Bentuk umum suku banyak (polinom) berderajat tinggi ialah :
anxn + an-1xn-1 + a1x + a
Bentuk diatas disebut suku banyak dalam x berderajat n .
Dengan an, an-1, a1, a0 adalah konsanta dan n bilangan cacah.

19

Suku banyak dapat ditulis dengan lambing f(x), sehingga :


f(x) = anxn + an-1xn-1 + a1x + a.
Jika suku banyak itu diberi nilai nol, berubah menjadi persamaan derajat tinggi
atau persamaan pangkat tinggi.
anxn + an-1xn-1 + a1x + a0 = 0
Konstanta an, an-1 , a1 disebut koefisiensi suku yang bersangkutan, sedang a0
dinamakan suku tetap.
Contoh 1 :
x4 5x2 + 4 = 0 , persamaan tinggi berderajat empat. Dapat dijadikan faktorfaktor sebagai berikut :
x4 5x2 + 4 = (x2 4) (x2-1) = (x 2) (x + 2) (x 1) ( x + 1) = 0 menentukan
faktor-faktor diatas, dapat juga dengan pertolongan dalil sisa. Himpunan
penyelesaian : {2, - 2, 1, - 1}
Contoh 2 :
Tentukan nilai x yang memenuhi pertidaksamaan :
(x 1) (x 2)2 (x 5)3 (x + 6)4 < 0
Jawab :
Pandanglah fungsi f(x) = (x 1) (x 2) 2 (x 5)3 (x + 6)4. Tanda dari f(x)
ditentukan dengan menyusun faktor-faktor sedemikian sehingga urutannya sesuai
dengan urutan titik-titik nol faktor-faktor itu, mulai kiri berturut-turut ke kanan,
sehingga di dapat urutan faktor sebagai berikut :
f(x) = (x + 6)4 (x 2)2 (x 1) (x 5)3
Tanda dari f(x) dinyatakan dengan garis bilangan sbb :
f(x) =

0
-6

0
-2

0
1

Tanda dari f(x) untuk x > 5, adalah positif, karena semua faktor untuk x > 5 adalah
positif. Untuk 1 < x < 5, tanda dari f(x) adalah negatif, karena ada satu faktor yang
negatif ialah faktor (x-5). Silahkan anda menjelaskan mengapa untuk x bergerak

20

melampaui titik x = 2, tanda dari f(x) tidak berubah, tetapi tetap positif?. Nilai x
yang memenuhi f(x) < 0, ialah 1 < x < 5.
Perhatikan tanda dari garis bilangan untuk f(x) diatas.
Contoh 3.
Tentukan nilai x yang memenuhi

x 1 x 1 2
x 2 x 3

Jawab :
Tanda postif atau negatif dari suatu pembagian, sama dengan tanda-tanda dari
perkalian faktor-faktor pada pembilang dan penyebutnya.
Sehingga untuk f(x) =

x 1 x 1 2
, tandanya sama dengan tanda dari
x 2 x 3

f(x) = (x 1) (x + 2)2 (x + 2) (x + 3) dengan syarat untuk x = -2 dan x = -3,


pecahan f(x) tidak mempunyau arti. Dibuat garis bilangan dari f(x) sbb :
f(x) = (x + 3) (x + 2) (x +1)2 (x -1)
f(x) =

+
-3

-2

0
-1

Nilai x yang memenuhi pertidaksamaan diatas adalah : -3 < x < -2 atau x 1


5. Eksponen dan Logaritma
5.1 Bentuk Pangkat
Bentuk Pangkat paling sederhna adalah pangkat bulat positif . Sebagai contoh 3 2
artinya 3 x 3, sehingga 32 = 9. Pangkat ke-n dari bilangan real a, dengan n blangan bulat
positif dinotasikan dengan an dan didefinisikan sebagai :
an = a . a . a a .a . a
sebanyak n faktor
Dari definisi diatas, dapat diturunkan suatu teorema sebagai berikut :
1. ap .aq = ap+q
2. (ap)q = apxq
3. ap : aq = ap-q
4. (ab)n = an bn

21

5.

a
an
( )n n
b
b

Ada dua akibat dari teorema diatas, yaitu :


1.

a0 = 1, a 0

2. a-p =

1
,a0
ap

Rumus-rumus dari teorema diatas dapat diperluas sehingga berlaku untuk pangkat
bilangan rasional dengan pengertian bahwa :
q

ap = aq

5.2 Bentuk Akar


Bilangan irrasional yang menggunakan tanda akar seperti

2,

3,

5 disebut bentuk

akar. Namun bilangan yang menggunakan tanda akar tetapi bukan bilangan
irasional,seperti

4,

9 ,3 8 ,

27 , sehingga bentuk akar dapat dinyatakan sebagai

akar adalah akar dari bilangan rasional yang bukan merupakan bilangan rasional.
Operasi-operasi bentuk akar
Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Akar
Penjumlahan dan pengurangan bentuk akar dapat disederhanakan apabila suku-sukunya
sejenis.
1) m a + n a = (m + n) a
2) m a n a = (m n) a
Contoh
Sederhanakanlah 4 2 3 2
Jawab:
4 2 3 2 = (4 + 3) 2 ... 2
Contoh
Sederhanakanlah 6 3 2 3
Jawab:
6 3 2 3 = (6 2) 3 ... 2
Perkalian Bentuk Akar

22

Sifat-sifat yang mungkin diperlukan untuk menyederhanakan perkalian bentuk akar


anatara lain:
1)

ax b

2)

ax

ab

a a

Merasionalkan Penyebut Pecahan


a. Merasionalkan Penyebut Pecahan Berbentuk
b. Merasionalkan Penyebut Pecahan berbentuk

a
b
1
a b

dan

1
a b

Contoh
Tunjukkan bahwa
Jawab :

( a b) 2 ab

untuk a > b

( a b ) 2 a 2 ab b
( a b ) 2 a b 2 ab
Jika kedua ruas persamaan diambil akarnya diperoleh :
a

( a b ) 2 ab

atau
( a b) 2 ab

Sekarang tunjukkan bahwa


5.3.Persamaan Eksponen

(a b) 2 ab

untuk a > b

Persamaan eksponen adalah suatu persamaan yang eksponennya atau pangkatnya


memuat pebah x atau persamaan yang bilangan pokok dan eksponennya membuat
perubahan x.
a. Bentuk af(x) = 1
Jika af(x) = 1 dengan a>0 dan a1 maka berlaku f (x) = 0
b. Bentuk af(x) = ap
af(x) = ap dengan a>0 dan a1, maka berlaku f (x) = p
c. Bentuk af(x) = ag(x)
Jika af(x) = ag(x) dengan a>0 dan a 1, maka berlaku f(x) = g (x)
d. Bentuk af(x) = bf(x)
Jika af(x) = bf(x) dengan a b, a, b > 0, a 1 dan b 1, maka berlaku f (x) = 0
e. Bentuk A (af(x))2 + B (af(x)) + c = 0

23

Untuk menentukan himpunan penyelesaian pesamaan eksponen A (a f(x))2 + B (af(x))


+ c = 0 harus diubah menjdi bentuk persamaan kuadrat terlebih dahulu.
Contoh:
a)

2 x -2 =

1
32

Jawab :

2 x -2 =

5
1
2 x -2 = 2 2
32
5
x-2 =
2
2 (x -2 ) = -5
2x 4 = -5
2x = -5 + 4

2x = -1 maka Himpunan Penyelesainnya adalah {


2

b) 3x 3 x 4 9 x 1
Jawab :
2
2
2 ( x 1)
x 1
3 x 3 x - 4 = 9
3 x 3 x - 4 = 3
x2-3x-4 = 2x+2
x2-5x-6 = 0
(x-6) (x+1)=0
x1 = 6 atau x2 = -1
Himpunan penyelesaiannya adalah : { 6, -1 }
c) 41 x 23 x 12
Jawab :
41x 23x 12 2 2 1x 23x 12 0
2 22 x 23x 12 0
2 2.2 2 x 23.2 x 12 0

2 2. 2 x 23. 2 x

x 2

12 0

23
12 0
2x

Misal : 2 2
4
8
+
- 12 = 0
2
4 8 12 2 0 : 4

1 + 2 - 3 2 = 0
(1 - ) (1 + 3 )
1 = 1

atau

2 =

1
3

2x = 1
2x = 20
x=0

2x =

1
3

1
}
2

24

himpunan penyelesaiannya adalah {0}


5.4. Logaritma
Log adalah notasi dari logaritma. Bentuk alog b dibaca sebagai logaritma b
dengan bilangan pokok a.
Secara umum: alog b = n <=> b = an
Dengan : a disebut bilangan pokok, a > 0 dan a 1
b disebut numerus, b > 0
n disebut hasil logaritma
1. Mengubah bentuk alog b menjadi an = b
Contoh: 2log 2 = 1

log 2 = 1 <=> 2 = 21

2. Mengubah bentuk an = b menjadi alog b = n


Contoh: 8 = 23

8 = 23 <=> 2log 8 = 3

Dari hubungan pangkat dan logaritma diatas dapat diturunkan beberapa teorema di bawah
ini :
Jika a > 0, a 1, m > 0, n > 0 dan x R, maka :
1.

log ax = x

2. aalog n = n
3.

aq

log a p

p
q

log mn = alog m + alog n


m a
5. alog
= log m - alog n
n
6. alog mx = x . alog m
4.

7.

log m

log m

log a

, untuk g > 0, g 1

5.5 Persamaan logaritma


Untuk menyelesaiakan persamaan logaritma perlu diperhatikan syarat-syarat dari bentuk

log b = c dengan a > 0 dan a 1, b > 0. Perlu juga dibedakan anara log log x dan log 2x
karena log log = log (log x), sedangkan log2x = (log x)(log x)

Contoh 1 : selesaikanlah log (2x 3) + log 4 log (2x 6) = 0


Penyelesaian : log (2x 3) + log 4 log (2x 6) =0
log 4 (2x 3) = log (2x 6)
4 (2x 3) = 2x 6
18x 12 = 2x 6

25

6x = 6
x=1
Subtitusi x = 1 pada persamaan semula ternyata bilangan di bawah
tanda logaritma negatif. Jadi persamaan diatas tidak mempunyai
penyelesaian (akar).
Contoh 2 : Selesaikan 5 log x 2 log x x log 3
Penyelesaian :
Semua logaritma ini kita jadikan logaritma dengan dasar 10.
5

log x 2 log x x log 3

log x log x log 3

log 5 log 2 log x

(sesuai teorema 4)

log x(log 2 log 5)


log 3

log 5 log 2
log x
log x. log 10
log 3

log 5. log 2
log x

(log x) 2 log 2. log 3. log 5


log 2 x 0,1004
log x 0,1004 0,3169

log x 0,3169 atau log x 0,3169


x 2,074 atau x 0,4821

Jika disubtitusikan (dicek) pada persamaan semula ternyata x = 2,074


dan x = 0,4821. memenuhi
Contoh 3 : Tentukan x dan y darin persamaan :

x y 2 log 3 x y
x y log 5 x y

6 log 3 3 log 4..............(1)

Jika bilangan pokok logaritma adalah 9


x y = 1 ..................................................................(2)
Jawab : Ruas kiri persamaan (1)

x y 2 log 3 x y x y 2 log 3 x y log 5 x y


x y log 5 x y
x y

log

9 x y 2
5 x y

x y log

9 x y
5

26

ruas kanan persamaan (2) :


6 log 3 3 log 4 6 9 log 3 3

6 3 log 3 2 3

log 4

log 2

1
6. 2 3 2 5
2

sehingga persamaan (1) menjadi :

x y log

9 x y
5

5 diambil logaritmanya

9 x y
log x y log 5
5
log 9 log x y log 5 log x y log 5 0
log

Misalkan log (x + y) = p
(1 + p log 5) p log 5 p =0
p p 2 p log 5 log 5 0 p 1 p 1 p log 5 0
p 1 p log5 0 p 1 0 atau p - log 5 0
1
Diperoleh : log x y 1 0 log x y 1 x y 9

1
9

Atau log (x + y) + 1 = 0 log (x + y)=log 5

1
x y
dari
9 diperoleh
x y 1

5
9

4
9

dari

x y 5
diperoleh
x y 1

x3
y2

6. Fungsi Kuadrat
Sumbu Simetri, Titik Puncak, Sifat Definit Positif atau Negatif
Untuk menentukan persamaan sumbu simetri, titik puncak atau titik balik, sifat
definit positif dan definit negatif cobalah Anda lihat di bawah ini
Persamaan fungsi kuadrat : y = f (x) = ax2 + bx + c
Dari persamaan : y = ax2 + bx + c Anda ubah menjadi:
y = a (x2 +

b
x) + c
a

27

Dengan melengkapkan bentuk kuadrat, coba Anda ubah menjadi:


b2 b2
+c
4a 4a
b2 b2
b
2

y = a ( x + x ) + a
+c
2 a
4a 4a

y = a ( x2 +

b
x) +
a

y = a ( x2 +

b
4ac
b2
b2
x+
)
+
2
a
4a
4a
4a

2
b
4ac
b2
b
x +

)
)(
a
4a
4a
2a
b 2
b 2 4ac
y = a ( x+
) (
)
2a
4a

y = a ( x2 +

28

Untuk a > 0 :
b 2
) 0, x bilangan real, sehingga nilai terkecil (minimum) dari a
2a
b 2
b 2
b 2 4ac
( x+
) adalah 0. Dengan demikian y = y = a ( x+
) (
) mempunyai
2a
2a
4a
b 2
b
b 2 4ac
nlai minimum () dan nilai itu dicapai jika a ( x+
) = 0 atau x = .
2a
2a
4a
b 2
b
b 2 4ac
Jadi titik balik minimum parabola y = a ( x+
) (
) adalah
(,2a
2
a
4a

Maka bentuk a ( x+

b 2 4ac
).
4a

Untuk a < 0
b 2
) 0, x bilangan real, sehingga nilai terbesar (maksimum) dari
2a
b 2
b 2
b 2 4ac
a ( x+
) adalah 0. Dengan demikian y = y = a ( x+
) (
) mempunyai
2a
2a
4a
b 2
b
b 2 4ac
nilai maksimum () dan nilai itu dicapai jika a ( x+
) = 0 atau x = 2a
2a
4a
. Jadi titik balik maksimum parabola
b 2
b
b 2 4ac
b 2 4ac
y = a ( x+
) (
) adalah (,)
2a
2a
4a
4a

Maka bentuk a ( x+

Dari penjelas diatas maka dapat di simpulkan


Jenis titik balik :
Jika a > 0, maka mempunyai titik balik minimum
Jika a < 0, maka mempunyai titik balik minimum
Misalkan p = -

b
b 2 4ac
dan q = ,
2a
4a

Maka persamaan fungsi kuadratnya adalah


y = f(x) = y = a ( x+

b 2
b 2 4ac
) (
) dapat dinyatakan sebagai
2a
4a

y = f(x) = y = a ( x p)2 + q dengan sumbu simetri x = p dan titik puncak (p,q)


Setelah Anda dapat menentukan sumbu simetri dan titik balik dari suatu grafik
kuadrat yang diketahui persamaannya, selanjutnya akan dipelajari cara menentukan sifat
definit positif atau negatif suatu fungsi kuadrat. Oleh karena itu perhatikan fungsi kuadrat
dengan persamaan

29

y = f(x) = y = a ( x p)2 + q.
Secara geometris, grafik fungsi kuadrat y = a ( x p)2 + q dikatakan definit positif

apabila grafik fungsi tersebut selalu berada di atas sumbu x untuk setiap x
bilangan real R atau

jika jika a > 0 dan q > 0

Sedangkan grafik fungsi kuadrat y = a ( x p)2 + q dikatakan definit negatif

apabila grafik fungsi tersebut selalu berada di bawah sumbu x untuk setiap x
bilangan real R atau

jika jika a < 0 dan q < 0

1.7.LOGIKA
Pernyataan (statement) adalah kalimat deklaratif yang bernilai benar saja atau
salah saja tetapi tidak sekaligus benar dan salah.
Benar atau salahnya suatu pernyataan disebut dengan nilai kebenaran pernyataan itu.
Contoh :
a. Ayahku seorang tentara
b. Jembatan Suramadu merupakan jembatan terpanjang di Indonesia
c. Hari ini hujan deras
d. Aku menyayangimu dan mencintaimu
Nilai kebenaran pernyataan (statement) di atas tergantung pada realitas yang
dinyatakan. Kalimat pada contoh a, b, c merupakan pernyataan sederhana (simple
statement) yaitu pernyataan yang hanya menyatakan pikiran tunggal dan tidak
mengandung kata hubung kalimat. Sedangkan kalimat d adalah pernyataan majemuk
(composite statement) yang terdiri dari pernyataan sederhana (satu atau lebih) dengan
bermacam-macam kata hubung kalimat.
Pernyataan-pernyataan tunggal biasanya dilambangkan dengan huruf kecil, seperti p, q, r
dsb. Contoh :
pernyataan 5 bilangan ganjil dapat dilambangkan dengan memakai huruf t
ditulis

t : 5 bilangan ganjil

30

Variabel dan Konstanta


Variabel adalah simbol untuk menunjuk suatu anggota yang belum spesifik dalam
semesta pembicaraannya.
Konstanta adalah simbol yang menunjukkan anggota tertentu (sudah spesifik) dalam
semesta pembicaraan.
Contoh :
a. Manusia makan nasi
b. 4 + x = 7
Kalimat Terbuka
Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat peubah atau variable, sehingga belum dapat
ditentukan benar atau salahnya.
Sebuah kalimat terbuka berubah menjadi pernyataan bila peubahnya diganti oleh suatu
anggota semesta pembicaraan yang bila menggantikan peubah dalam suatu kalimat
terbuka menjadi pernyataan yang benar disebut penyelesaian dari kalimat terbuka
tersebut. Himpunan yang menjadi terdiri dari semua penyelesaian suatu kalimat terbuka
disebut himpunan penyelesaian kalimat terbuka tesebut.
Contoh :
Jika x dan y adalah peubah pada himpunan bilangan cacah, maka himpunan penyelesaian
dari persamaan 2x + y =6 adalah {(0,6), (1,4), (2,2), (3,0)}.
1.7.1.OPERASI PADA PERNYATAAN
Dua pernyataan atau lebih dapat dikomposisikan dengan kata hubung logika (dan,
atau, jika.maka., jika dan hanya jika) membentuk pernyataan baru yang disebut
pernyataan mejemuk atau pernyataan komposisi.
Dalam suatu pernyataan mejemuk tidak diharuskan adanya hubungan antar komponenkomponennya. Hal ini merupakan sifat yang fundamental di dalam logika matematika.
Negasi (kontradiksi, ingkaran atau penyangkalan)
Ingkaran suatu pernyataan adalah pernyataan yang bernilai benar, jika pernyataan semula
salah dan sebaliknya.
Misalkan p adalah suau pernyataan suatu pernyataan lain yang dibentuk dari pernyataan p
dengan cara menuliskan adalah salah bahwa sebelum pernyataan p, atau jika dengan
menyisipkan kata tidak atau bukan pada pernyataan negasi atau penyangkalan atau
inkaran dari pernyataan p. Negasi dari pernyataan p ditulis: ~p atau p (dibaca:tidak
benar bahwa p).

31

Sifat Negasi : Jika p benar maka ~p salah dan jika p salah maka ~p benar.
Dalam tabel kebenaran sifat itu disajikan sebagai berikut:
p

~p

B
S
S
B
Catatan : Negasi dari semua atau setiap adalah ada atau beberapa
Negasi dari ada atau beberapa adalah semua atau setiap
Contoh : p = jakarta ibukota RI (Benar)
~p = tidak benar bahwa jakarta ibukota RI (salah)
~p = jakarta bukan ibukota RI (salah)
Konjungsi (dan)
Dua pernyataan yang dirangkaikan dengan kata hubung logika dan untuk membentuk
suatu pernyataan majemuk disebut konjungsi dari pernyataan semula. Dalam bentuk
lambang, konjungsi dari pernyataan p dan q ditulis p q (dibaca: p dan q). nilai
kebenaran dari p q memenuhi sifat berikut
Jika p benar dan q benar maka p q benar, dalam hal lain p q salah. Dalam tabel
kebenaran sifat itu disajikan sebagai berikut.
P

p q

B
B
S
S

B
S
B
S

B
S
S
S

Disjungsi
Dua pernyataan yang dirangkai dengan kata hubung logika atau untuk membuat suatu
pernyataan majemuk tersebut disjungsi dari pernyataan semula. Dengan lambang,
disjungsi dari dua pernyataan p dan q ditulis : p v q (dibaca : p atau q).
Dijungsi ada dua macam, yaitu disjungsi inklusif dan disjungsi eksklusif.
Disjungsi inklusif (mencakup) p v q dibaca p atau q , atau p dan q.
Contoh :
Jika

p: Dua garis sebidang adalah sejajar


q : Dua garis sebidang sejajar

maka p v q : Dua garis sebidang adalah sejajar atau berpotongan.


Dalam contoh ini p danq tidak dapat bersama-sama benar. Jika dua garis sebidang
sejajar, pasti tidak berpotongan. Dan jika dua garis sebidang itu berpotongan, pasti tidak
sejajar.

32

Nilai kebenaran dari p v q memenuhi sifat :


Jika p benar atau q benar atau keduanya benar, maka p v q benar. Dalam hal lain p v q
salah. Ketentuan nilai tentang nilai kebenaran suatu konjungsi terseut disajikan dengan
tabel kebenaran sebagai berikut.
P

p v q

B
B
S
S

B
S
B
S

B
B
B
S

Implikasi
Dari pernyataan p dan q dapar dibuat pernyataan majemuk dalam bentuk jika p maka q
yang disebut implikasi atau pernyataan bersyarat. Pernyataan p disebut alasan atau sebab
(hipotesis) dan pernyataan q disebut kesimpulan. Implikasi jika p maka q dilambangkan
dengan p q. implikasi p q juga dibaca :
(i)

p hanya jika q

(ii)

q jika p

(iii)

p syarat cukup bagi q

(iv)

q syarat perlu bagi p

Nilai kebenaran dari implikasi p q memenuhi sifat :


Implikasi p q selalu benar kecuali dalam kasus p benar dan q salah, yang dapat dilihat
pada table berikut ini
P

pq

B
B
S
S

B
S
B
S

B
S
B
B

Biimplikasi
Pernyataan bersyarat berbentuk p jika dan hanya jika q disebut biimplikasi (implikasi
dwi arah/bikondisional/ekuivalensi). Pernyataan ini adalah gabungan dari p q, karena
itu disebut implikasi dwi arah. Biimplikasi p jika dan hanya jika q dinyatakan dengan
lambang p q dapat juga dibaca sebagai.

33

a. Jika p maka q dan jika q maka p


b. p syarat perlu dan cukup bagi q
c. q syarat perlu dan cukup bagi p
Nilai kebenaran dari pernyataan p q adalah sebagai berikut :
Jika p dan q memiliki nilai kebenaran yang sama, maka p q bernilai dan jika p dan q
memiliki nilai kebenaran yang berlawanan, maka p q bernilai salah. Tabel kebenaran
dari p q adalah sebagai berikut.
P

pq

B
B
S
S

B
S
B
S

B
S
S
B

Contoh :
a.

ABC adalah segitiga sama kaki jika dan hanya jika A = B

b. x > 5 jika dan hanya jika 3x > 15


c.

0 < x < 6 jika dan hanya jika x2 6X < 0.

1.8.Sistem Persaman Linier Dua Variabel


Dua atau lebih persamaan linear dengan dua variabel yang disajikan secara
bersamaan disebut sistem persamaan linear. Sistem persamaan linear dengan dua
variabel mempunyai bentuk umum:
a 1 x + b1 y = c 1

dengan a1, b1, c1, a2, b3, c2

a 2 x + b2 y = c 2
Ada beberapa jenis penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel. Hal
ini dapat ditinjau dari hubungan antar a1, b1, c1, a2, b3, dan c2 dari sistem persamaan
linear dua variable diatas
Beberapa penyelesaian dapat dibedakan dalam 3 kelompok, yaitu :

a1
b1

dengan a2 0 dan b2 0, maka hanya mempunyai satu titik


a2
b2
potong yang merupakan himpunan penyelesaian.
a1
b1
c1
b. Jika
=

dengan a2 0, b2 0, dan c2 0, maka kedua garis


a2
b2
c2
tersebut sejajar atau tidak mempunyai himpunan penyelesaian.
a1
b1
c1
c.
=
=
dengan a2, b2 dan c2 0,maka kedua garis tersebut berimpit
a2
b2
c2
atau mempunyai titik persekutuan yang tak terhingga banyaknya sehingga
anggota himpunan penyelesaiannya tak terhingga banyaknya.
a. Jika

34

q Y
q

p dan q

X
(a) berpotongan

(b) sejajar

(c) berimpit

Cara menentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear dengan dua
variabel adalah Metode grafik, Metode substitusi, Metode eliminasi.
1. Metode Grafik.
Bentuk grafik dari persamaan linear dengan dua variabel berupa garis lurus.
2. Metode Substitusi.
Dalam metode substitusi, salah satu persamaannya variabelnya dipisahkan
kemudian disubstitusikan ke dalam persamaan yang lain.
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan berikut dengan menggunakan
metode substitusi

2x + y = 7
5x 3y = 1

Jawab :
Misalkan kita memilih persamaan pertama
2x + y = 7
y = 7 - 2x
Subtitusikan ke dalam persamaan kedua sehingga diperoleh
5x 3y = 1
5x 3 (7-2x) = 1
5x 21 + 6x = 1
11x = 1 + 21
11x = 22
x =2
y = 7 2x
= 7 - 2 (2)
=7-4
=3
Jadi, HP = {(2,3)}

35

3. Metode Eliminasi.
Dalam metode eliminasi, salah satu variabelnya dieliminasi atau dihilangkan
dengan cara mengurangkan atau menambahkan kedua persamaan yang ada,
sebelum dikurangkan atau ditambahkan terlebih dahulu disamakan koefesien dan
variabel yang dieleminasi dengan cara mengalihkan dengan suatu bilangan.
Contoh :
Lima baju dan lima celana berharga Rp. 170. 000, sedangkan empat baju dan
dua celana adalah Rp. 102. 000. tentukan harga baju dan celana tersebut.
Jawab :
Misalkan banyaknya baju = x 5x + 5y = 170.000
banyaknya celana = y

4x + 2y = 102. 000

Untuk menentukan nilai x, kita eliminasi variabel y


5x + 5y = 170. 000

x2

10x + 10y = 340. 000

4x + 2y = 102. 000

x5

20x + 10y = 510. 000 -10x = -170. 000


x=

17. 000

untuk menentukan nilai y, kita eliminasi variabel x


5x + 5y = 170. 000

x2

20x + 20y = 680. 000

4x + 2y = 102. 000

x5

20x + 10y = 510. 000 -10y = -170. 000


y=

17. 000

Jadi harga baju adalah Rp. 17. 000 dan harga celana adalah Rp. 17. 000.

36

1.8.Sistem Pertidaksamaan Linear


1.8.1.Pertidaksamaan Linear Dua Variabel
Bentuk umum dari pertidaksamaan linear dua variabel, dengan p, q, r

serta x dan y sebagai variabel, adalah sebagai berikut :


- px qy r

- px qy r

- px qy r

- px qy r

Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan daerah himpunan penyelesaian


pertidaksamaan linear dua variabel, perhatikan contoh berikut :
Contoh
Arsirlah daerah himpunan penyelesaian pertidaksamaan 3 x 2 y 18, x, y R
Penyelesaian :
Untuk mempermudah menentukan daerah himpunan penyelesaian

3 x 2 y 18

ikutilah langkah-langkah berikut :


1. Gambarlah garis 3 x 2 y 18 pada bidang cartesius, dengan menentukan titik
potong sumbu koordinat dengan garis tersebut.
Dalam bentuk tabel di peroleh titik potongnya sebagai berikut :

Titik potong dengan sumbu x maka y = 0

Titik potong dengan sumbu y maka x = 0

x
y

6
0

0
9

Jadi titik potong dengan sumbu x dan y adalah (6,0) dan (0,9)
2. Ambil titik sembarang dari salah satu sisi garis 3 x 2 y 18 , misalnya titik pangkal
O (0,0) kemudian, titik O (0,0) di subtitusikan pada 3 x 2 y 18 , di peroleh
3 0 2 0 18
0 18 (pernyataan benar)
Jadi, daerah yang memuat titik O (0,0) itu
adalah daerah penyelesaian.
3. Arsirlah daerah yang memuat titik O (0,0)
sebagai

himpunan

penyelesaian

gambar disamping

1.8.2. Sistem Pertidaksamaan Linear

seperti

37

Beberapa pertidaksamaan linear yang di gabungkan dan irisannya merupakan


himpunan penyelesaiaan pertidaksamaan linear yang membentuknya disebut sistem
pertidaksamaan linear.
Contoh :
Arsirlah daerah yang memenuhi sistem pertidaksamaan 2x + y 8 ; 2x + 3y 12 ; x 0 ;
y 0 pada diagram cartesius.
Penyelesaian :
Pada sistem pertidaksamaan didapat pertidaksamaan x 0 dan y 0 maka himpunan
penyelesaiaan berada di kuadran I, sehingga kita cukup memperhatikan pertidaksamaan
2 x y 8 dan 2 x 3 y 12 .

Untuk 2 x y 8 akan diperoleh


Jadi titik potong dengan sumbu koordinat (4,0)

x
y

4
0

0
8

x
y

4
0

0
8

dan (0,8)
Untuk 2 x 3 y 12 akan diperoleh
Jadi titik potong dengan sumbu koordinat (6,0) dan
(0,4)
Daerah yang memenuhi sistem
pertidaksamaan adalah irisan daerah yang
memenuhi semua pertidaksamaannya, seperti
gambar berikut :
1.8.3. Model Matematika
Untuk menyelesaikan masalah program linear terlebih dahulu kita harus
menterjemahkan permasalahan itu kedalam bahasa matematika.
Contoh

Pada sebuah toko sepatu olahraga diketahui harga beli sepasang sepatu merek A
Rp.100.000, dan harga beli sepasang sepatu merek B adalah Rp. 75.000. setiap
pasang sepatu merek A memberikan keuntungan Rp.12.000 dan tiap sepasang sepatu
merek B memberikan keuntungan Rp.10.000. modal yang tersedia sebesar Rp.
60.000.000 dan toko tersebut memuat paling banyak 700 pasang sepatu. Buatlah
model matematika dari program linear tersebut jika keuntungan yang diperoleh
sebesar-besarnya.

38

Penyelesaian :
Untuk menyelesaikan soal ini, kita tentukan langkah-langkah berikut :
1. Misalkan banyaknya sepatu merek A adalah x, dan banyaknya sepatu merek B adalah
y, kemudian buatlah tabel dari soal itu menjadi seperti berikut:
Merk Sepatu
Harga Sepatu
Banyaknya
Keuntungan
A
100.000
X
12.000
B
75.000
Y
10.000
kapasitas
60.000.000
700
2. Untuk membeli x pasang sepatu merek A dan y pasang sepatu merek B, modalnya
tidak

lebih

dari

Rp.60.000.000,

100.000 x 75.000 y 60.000.000

sehingga

pertidaksamaannya

adalah

4 x 3 y 2.400.......(1)

3. Toko hanya dapat menampung tidak lebih dari 700 pasang, maka pertidaksamaannya
x y 700.....(2)
x 0....(3)

(banyak sepatu merek A tidak mungkin negatif).

y 0....( 4)

(banyak sepatu merek B tidak mungkin negatif).

4. Keuntungan yang diperoleh (dalam rupiah) adalah 12.000x + 10.000y (5)


Jadi model matematika dari program linear itu adalah :

Fungsi kendala
4 x 3 y 2.400

x y 700
x0
y0

Fungsi tujuan (fungsi objektif)nya adalah f ( x, y ) 12.000 x 10.000 y

1.8.4. Nilai Optimum dari Fungsi Tujuan (Fungsi Objektif)


Dengan menggunakan model matematika yang telah kita bahas diatas, dan
menentukan himpunan penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear maka kita dapat
menentukan penyelesaian yang akan mengoptimumkan fungsi tujuan. Ada beberapa cara
menentukan nilai optimum dari fungsi tujuan, diantaranya :
1. Melalui uji titik pojok dari daerah fisibel, dan
2. garis selidik
Melalui Uji Titik Pojok
Langkah-langkah untuk menentukan nilai optimum dari program linear dengan melalui
uji titik pojok adalah sebagai berikut :

39

1. Menggambar daerah kendala pada bidang cartesius.


2. Menentukan titik-titik pojok daerah kendala.
3. Memilih penyelesaian yang sebaik mungkin (optimum), baik untuk penyelesaian
maksimum ataupun penyelesaiaan minimum.
Contoh :
Pada sebuah toko sepatu olahraga diketahui harga beli sepasang sepatu merek A
Rp.100.000 dan harga beli sepasang sepatu merek B adalah Rp.75.000. Setiap pasang
sepatu merek A memberikan keuntungan Rp.12.000 dan setiap pasang sepatu merek B
memberikan keuntungan Rp.10.000. modal yang tersedia sebesar Rp.60.000.000 dan toko
tersebut memuat paling banyak 700 pasang sepatu.
A. Berapakah keuntungan maksimumnya ?
B. tentukan banyaknya masing-masing sepatuyang di jual agar dapat di peroleh
keuntungan yang sebesar-besarnya?
Penyelesaian :

Model matematikanya :

100.000 x + 75.000 y 60.000.000


4 x 3 y 2.400......(1)
x y 700.............( 2)
x 0........(3)
y 0........( 4)

Fungsi tujuan f (x,y) = 12.000x+10.000y


Pada gambar diatas daerah OABC yang diarsir merupakan himpunan penyelesaiaan dari
system pertidaksamaan (1), (2), (3), dan (4).
Titik O(0,0), A(600, 0), B ( x B , y B ) dan C (0, 700).
Untuk menentukan koordinat titik B, di cari dengan cara eliminasi dan subtitusi dari
persamaan 4x + 3y= 2.400 dan x + y =700.
Eliminasi x, diperoleh nilai y.

4 x 3 y 2400 1
x y 700 3

4 x 3 y 2400
3x 3 y 2100
X = 300

40

Subtitusi x = 300 ke persamaan x + y = 700 diperoleh


300 + y = 700
y 700 300 400

Jadi koordinat titik B (300, 400).


Untuk menentukan keuntungan maksimum, kita subtitusikan titik O, A, B dan C kedalam
fungsi tujuan.
f ( x, y ) 12.000 x 10.000 y

Titik Pojok
O (0,0)
A (600,0)
B (300,400)
C (0,700)

12.000 (0) 10.000 (0) 0


12.000 (600) 10.000 (0) 7.200.000
12.000 (300) 10.000 (400) 7.600.000
12.000 (0) 10.000 (700) 7.000.000

Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa titik B memperoleh nilai paling besar,
yaitu 7.600.000. jadi, keuntungan maksimum Rp.7.600.000 untuk penjualan sepatu merek
A sebanyak 300 pasang dan sepatu B sebanyak 400 pasang.
Garis selidik ax + by = k
Penentuan nilai optimum program linear, selain dengan metode uji titik pojok di dalam
daerah himpunan penyelesaian, dapat juga dengan menggunakan garis-garis sejajar, yang
mempunyai persamaan ax + by = k dengan ax + by merupakan fungsi objektif dan k R
. Garis-garis sejajar untuk menyelidiki titik-titik keuntungan disebut garis keuntungan
atau garis-garis selidik.
Sifat garis selidik ax + by = k adalah sebagai berikut :
a. Jika k = 0, maka ax + by = k melalui titik asal O(0,0)

b. Jika k maka ax + by = k semakin jauh dari titik O(0,0) dan sebaliknya.


Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh beikut :
Langkah- langkah menentukan nilai optimum dengan menggunakan garis selidik ax + by
= k adalah sebagai berikut :
1. Gambar garis ax + by = ab yang memotong sumbu x di titik (b,0) dan memotong
sumbu y di titik (0,a).
2. Jika garis

ax by k1 sejajar ax + by = ab berada di paling kanan dan

menyinggung daerah himpunan penyelesaiaan, maka nilai

ax by k1 adalh

nilai maksimum.
3. Jika garis ax by k 2 adalah garis yang paling kiri maka ax by k 2
merupakan nilai minimum.

41

Contoh

Tentukan

nilai

maksimum dari 2 x y yang


Gunakan garis-garis selidik.

memenuhi

x y 4,

x 2 y 6, x 0, y 0

Penyelesaian :
Himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan adalah irisan dari masing-masing
himpunan penyelesaiaan pertidaksamaan. Pada gambar dibawah ini daerah OABC yang
diarsir

merupakan

penyelesaiaan

himpunan

dari

sistem

pertidaksamaan
x y 4, x 2 y 6, x 0, y 0

dan

funfsi tujuan : 2x + y (garis selidik : 2x


+ y = k).
Pada gambar diatas, garis yang sejajar dengan 2x + y = 2 (garis ax + by = ab) dan
berada paling kanan melalui titik A(4,0), sehingga di peroleh nilai maksimum dari 2x + y
adalah 2 4 0 8 , jadi nilai maksimum dari 2x + y adalah 8.
1.9. Matrik
Suatu matriks adalah susunan segiempat dari bilangan-bilangan yang disajikan
dalam tanda kurung atau kurung siku-siku. Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut
dinamakan elemen dalam matriks. Ukuran matriks dinyatakan dengan m X n dimana
m menyatakan banyaknya baris dan n menyatakan banyaknya kolom.
Untuk suatu matrik dinotasikan dengan huruf besar

42

Contoh
Tiga orang penjual koran di persimpangan jalan Bratang mencatat koran-koran yang telah
terjual selama sehari
Daftar koran-koran yang telah terjual oleh Adi, Eko, dan Santo
Jenis Koran

Jawa Post

Kompas

Memo

Duta

Sindo

Adi

10

10

25

20

60

Eko

15

30

15

40

Santo

10

16

60

10

42

Jika susunan bilangan tersebut disajikan dalam bentuk matrik menjadi


Jika diberi nama M, maka
10

M = 15
10

kolom

10
5

20
15

60

40

baris

baris

16

10

baris

42

Suatu matrik tidak hanya memiliki sebuah nilai tetapi memiliki ukuran yang
disebut order
2
A=
8

2
, B = 2
5

6
7 , C = 10
44

8
12

1.9.1.Macam-macam Matrik
1.

Matrik Persegi
Suatu matrik disebut matrik persegi jika banyaknya baris dan banyaknya kolom
sama.

2.

Matrik Baris
Suatu matrik disebut matrik baris jika banyaknya baris hanya satu.

3.

Matrik Kolom
Suatu matrik disebut matrik kolom jika banyaknya kolom hanya satu

4.

Matrik Diagonal
Suatu matrik disebut matrik diagonal jika semua elemen di luar diagonal utama
bernilai 0 dan paling tidak satu elemen pada diagonal utama 0. Dalam simbolik : aij
= 0 untuk i j

43

5.

Matrik Identitas
Suatu matrik disebut matrik identitas jika matrik persegi dan semua elemen pada
diagonal utama bernilai 1 serta bernilai 0 pada elemen di luar diagonal utama. Dalam
simbolik : aij = 1 untuk i = j dan aij = 0 untuk i j.

6.

Matrik Nol
Suatu matrik disebut matrik nol jika semua elemennya bernilai 0. Dalam simbolik : aij
= 0 untuk i = j dan i j.

7.

Matrik Segitiga Atas


Matrik persegi yang elemen di bawah diagonal utama bernilai nol. Dalam simbolik :
aij = 0 untuk i > j.

8.

Matrik Segitiga Bawah


Matrik persegi yang elemen di atas diagonal utama bernila nol. Dalam simbolik : aij =
0 untuk i < j.

9.

Matrik Skalar
Matrik diagonal yan elemen utamanaya sama dengan k dan k 0. Dalam simbolik :
aij = k untuk i = j dg k 0 dan aij = 0 untuk i j.

10.

Matrik Simetris
Matrik persegi yang elemen pada baris ke i kolom ke j sama dengan elemen pada ke j
kolom ke i. Dalam simbolik : aij = aji untuk i dan j.

11.

Matrik Antisimetris
Matrik persegi yang elemen pada baris ke i kolom ke j sama dengan lawan dari
elemen pada ke j kolom ke i. Dalam simbolik : aij = - aji untuk i dan j.

1.9.2.Operasi-operasi pada matrik


Dua matrik dikatakan sama jika kedua matrik tersebut mempunyai ordo yang
sama dan elemen yang bersesuaian juga sama.
Jumlahan dua matrik
Jika matrik A = (aij) dan B = (bij) berordo yang sama, maka A B = C (jumlah/selisih)
dimana C = (cij) = (aij) (bij).
Perkalian matrik dengan skalar
A = (aij) adalah sebarang matriks dan k skalar, maka perkalian kA = k(aij)
Transpos Matrik
A adalah sebarang matriks m X n, maka transpos A dinyatakan oleh At adalah matriks n
X m. Dimana baris-barisnya jadi kolom dan kolom-kolomnya jadi baris.

44

Perkalian dua matrik


hasil kali AB adalah matriks yang berukuran m X n yang entri-entrinya ditentukan
sebagai berikut. Untuk mencari entri dalam baris i dan kolom j dari AB, pilihlah baris i
dari matriks A dan kolom j dari matriks B. Kalikanlah entri-entri yang bersesuaian dari
baris dan kolom tersebut bersama-sama dan kemudian tambahkanlah hasil kali yang
dihasilkan.(dengan syarat Matriks A berukuran m X r dan matriks B berukuran r X n ).
Jika matrik A = (aij) berordo m x n dan B = (bij) berordo n x q, maka AB = C, maka (cij) =
(ai1 b1j + ai2 b2j + ai3 b3j + . . . . . + ain bnj)
Contoh:
9 10
1 5 6
A=
B=

2
5
8 2
2
9 10 1 5 6
AB =

2
5
8 2 2
(9 1) (10 2) (9 ( 5)) (10 2)
=
(8 1) ( 2 2) (8 ( 5)) ( 2 2)
54 50
9 20 45 20
29
=
=

8
8 0 40 (4) 48 (10)

(9 6) (10 5)
(8 6) ( 2 5)
25
44

104
38

1.9.3. Menghitung Determinan


Determinan suatu matrik A dinotasikan sebagai det(A) atau

suatu matrik dapat di cari secara langsung, untuk matrik ordo 2 dan ordo 3
11
A =
a 22

a12
a
, maka det (A) = 11
a 22
a 22

a11

A = a 21
a
31

a12
a 22
a32

a12
a 22

= a11 a 22 a 22 a12

a13
a11

a 23 , maka det (A) = a 21


a 31
a33

a12

a13

a 22
a 32

a 23
a 33

a11

a12

a13 a11

a12

= a 21
a31

a 22
a32

a 23 a 21
a 33 a31

a 22
a 32

= (a11a22a33 + a12a23a31++ a13+a21a32)+


(a31a22a13 + a32a23a11 + a33a21a12)

. Determinan

45

Untuk mementukan nilai determinan suatu matrik tidak hanya menggunakan cara
diatas, Ada cara lain dalam menghitung determinan yaitu menggunakan ekspansi
kofaktor.
Jika A adalah matriks persegi, maka minor entri aij dinyatakan oleh Mij dan
didefinisikan menjadi determinan submatriks yang tetap setelah baris ke-i dan kolom ke-j
dicoret dari A. Bilangan (-1)i + jMij dinyatakan oleh Cij dan dinamakan kofaktor entri aij
Contoh

3 1 4

A= 2 5 6

1 4 8

Misalkan

Elemen

Minor

a11

C11 = (-1)

M11 =

56
48

M32 =

3 4
2 6

a3

Kofaktor
1+1

M11 = M11 = 16

= 16

C32 = (-1)3 + 2M32 = -M32 = -26

= 26

Perhatikan bahwa kofaktor dan minor elemen aij hanya berbeda dalam tandanya,
yakni Cij = Mij. Cara cepat untuk menentukan apakah penggunaan tanda + atau tanda
merupakan kenyataan bahwa penggunaan tanda yang menghubungkan Cij dan Mij berada
dalam baris ke i dan kolom ke j dari susunan

46

:
Misalkan, C11 = M11, C21 = -M21,

:
:

......
......
......

......
: : : :

: : : :

C12 = -M12,

C22 = M22 , dan seterusnya.

Determinan matriks A yang berukuran n x n dapat dihitung dengan mengalikan


entri-entri dalam suatu baris/ kolom dengan kofaktor-kofaktornya dan menambahkan
hasil-hasil kali yang dihasilkan; yakni, untuk setiap 1 i n dan 1 j n, maka
det(A) = a1jC1j + a2jC2j + a3jC3j + ......... + anjCnj
(ekspansi kofaktor sepanjang kolom ke-j)
atau
det(A) = ai1Ci1 + ai2Ci2 + ai3Ci3 + ......... + ainCin
(ekspansi kofaktor sepanjang baris ke-i)
Contoh
Hitunglah det(A) dengan menggunakan ekspansi sepanjang baris pertama, dimana A =

3 1 0
2 4 3

5 4 2
Pemecahan.

47

310

det(A) =

4 3 2 3 2 4
2 4 3 (1) 0
4 2 5 2 5 4
5 4 2

= -1

1.9.4. Invers suatu matrik


Jika A matriks persegi, jika kita dapat mencari matriks B sehingga AB = BA = I , maka
A dikatakan dapat dibalik (Invertible) dan B dinamakan Invers dari A. A-1 = Invers
dari A
a
Matrik A =
c

A-1 =

b
dapat di balik jika ad bc 0, sehingga invernya dirumuskan
d

d
1
det( A) c

b
1
adj ( A)
atau A-1 =

a
det( A)

1.10. Barisan dan Deret


Marilah kita ingat kembali rumus-rumus yang dipakai dalam barisan aritmetika
dan geometri.
Pada barisan aritmetika:
b = un un-1

48

un = a + (n1)b

49

Sifat yang berlaku,


2ut = ut-p + ut+p
Pada barisan geometri
r=

un
u n 1

un = arn-1
sifat yang berlaku :
ut 2 = ut-p x ut+p, t > p, t dan p bilangan asli
tetapi tidak berarti selalu ut =

ut p x ut p

Contoh :
Seorang ibu membagikan permen kepada 5 orang anaknya menurut aturan

barisan

aritmetika. Semakin muda usia anak semakin banyak permen yang diperoleh.
Banyak permen yang diterima anak kedua 11 buah dan anak keempat 19 buah.
Berapa banyak permen yang diterima oleh anak terkecil?
Jawab :
Misal permen yang diterima 5 anak tersebut mulai dari anak tertua
adalah
a, a + b, a + 2b, a + 3b, a + 4b
a + b = 11 ....1)
a + 3b = 19 ....2)
Persamaan 2) dikurangkan dengan 1) diperoleh b = 4, selanjutnya a = 7.
a + 4b = 7 + 4(4) = 23
Jadi, banyak permen yang diterima anak terkecil adalah 23 buah.
Contoh
Tetangga Beni mempunyai tiga anak yang umurnya membentuk barisan aritmetika.
Lima tahun yang lalu, umur anak tertua sama dengan empat kali umur anak
termuda. Umur Beni sekarang adalah jumlah umur ketiga anak itu. Separuh umur Beni
sekarang sama dengan jumlah umur ketiga anak lima tahun yang lalu. Berapa umur
Beni dan ketiga anak itu?
Penyelesaian:

50

Misal umur Beni adalah x dan umur tiga anak mulai dari anak tertua p+b, p, pb.
(diambil pemisalan suku-suku barisan aritmetika seperti ini supaya ketika dijumlahkan
akan diperoleh persamaan dalam satu peubah).
Keadaan sekarang berlaku
x = (p+b) + (p) + (pb) = 3p
Juga berlaku

...1)

1
x = 3p 15
2

...2)

Lima tahun yang lalu berlaku


p+b5 = 4(pb5) 3p 5b = 15

....3)

Dari penyelesaian 1) dan 2) diperoleh p = 10.


Substitusi nilai p ke 3) diperoleh b = 3. Umur ketiga anak itu mulai dari yang tertua dalam
tahun adalah 13, 10, 7. Umur Beni sekarang adalah 30 tahun.
Ada banyak barisan bilangan yang dapat dipelajari, tetapi anda juga minimal
harus dapat menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan barisan aritmetika
dan geometri. Untuk menentukan suku-suku suatu barisan kita melihat keteraturan
pola dari suku-suku sebelumnya. Barisan seperti 2, 4, 7, 11, ... memiliki keteraturan
karena beda suku ke-2 dengan pertama adalah 2, beda dari suku ke-3 dengan ke-2 adalah
3, beda suku ke-4 dengan ke-3 adalah 4.
Jika masing-masing beda ini dibuat menjadi barisan baru dan dicari lagi
selisih masing-masing suku, maka akan terlihat keteraturan barisan ini. Bagaimana
menentukan rumus suku ke-n barisan-barisan seperti ini? Salah satu cara untuk
menentukan ruus umum suku ke-n barisan adalah menggunakan konsep fungsi.
1. Barisan Bertingkat dengan Landasan Barisan Aritmetika
Untuk menentukan rumus umum suku ke-n barisan seperti ini caranya adalah
dengan memperhatikan selisih antara dua suku yang berurutan. Bila pada satu
tingkat pengurangan belum diperoleh selisih tetap, maka pengurangan dilakukan pada
tingkat berikutnya sampai diperoleh selisih tetap. Suatu barisan disebut berderajat
satu (linear) bila selisih tetap diperoleh dalam satu tingkat pengurangan, disebut
berderajat

dua

bila

selisih

tetap diperoleh dalam dua tingkat pengurangan dan

seterusnya. Bentuk umum dari barisan-barisan itu


berikut:

merupakan fungsi dalam n sebagai

51

Selisih tetap 1 tingkat

f(n) = an + b atau un = an + b

Selisih tetap 2 tingkat

f(n) = an2 + bn + c

Selisih tetap 3 tingkat

f(n) = an3 + bn2 + cn + d

atau un = an2 + bn + c
atau un = an3 + bn2 + cn + d

Perlu diperhatikan bahwa a dan b pada fungsi ini tidak sama


dengan a = suku pertama dan b = beda pada suku-suku barisan
aritmetika yang dibicarakan sebelumnya.
Contoh :
Rumus umum suku ke-n barisan 2, 5, 8, 11, dapat ditentukan
dengan cara:
(i)
(ii)

2
5
8
11,
3
3
3
(ii) a = 3 (i) a + b = 2 , maka 3 + b = 2 b = 1 ,
sehingga diperoleh un = 3n 1

Contoh :
Rumus umum suku ke-n barisan 2, 5, 18, 45, 90, dapat
ditentukan dengan cara:
(i)
2
5
18
45
90....
(ii)
3
13
27
45
(iii)
10
14
18
(iv)
4
4
Dengan menyelesaikan persamaan (iv), (iii), (ii) dan (i)
diperoleh
2
14
, b = 1, c = , dan d = 5 sehingga rumus suku ke-n
3
3
2
14
un = n3 + n2
n+5
3
3

a=

2. Barisan Bertingkat dengan Landasan Barisan Geometri


Ada juga barisan yang setelah dicari beda antara dua suku berurutan tidak juga
diperoleh selisih yang tetap sampai beberapa kali tingkat pengurangan, tetapi beda
pada tingkat tertentu itu membentuk suatu barisan geometri.
Contoh :
1

2
1

5
3

7
4

4
2

12
27
15
31
8
16
8
16
4
8

58
63
32

121, ...

52

Barisan di atas dapat dilihat keteraturannya setelah terjadi pengurangan pada


tingkat dua. Tampak bahwa pada barisan itu terdapat unsur 2 n
ditambah bilangan tertentu. Barisan seperti itu
dirumuskan sebagai un = 2n + kn.
Untuk n = 11 = 2 + k k = 1
Jadi, rumus suku ke-n barisan itu adalah un = 2n n.
Contoh :
5

10
5

7
2
2

17
11
4
4

28
19
8
8

47
35
16
16 ...

82
67 ...
32 ...

149, ...

Seperti pada contoh sebelum, barisan seperti ini dirumuskan sebagai

u n = 2n +

kn. Untuk n = 1 5 = 2 + k k = 3. Jadi, rumus suku ke-n barisan itu adalah u n = 2n +


3n.
Selanjutnya kita akan mempelajari deret.
Pada deret aritmetika berlaku:
1
1
n (a + un) =
n [(2a + (n 1)b], dan
2
2
Un = Sn Sn-1

Sn =

Pada deret geometri berlaku:


Sn =

a (1 r n )
a (r n 1)
atau Sn =
( r 1)
(1 r )

Contoh :
Tentukan n jika

1 2 3 4 ... n
36
3n

Penyelesaian:
Deret di atas dapat dinyatakan sebagai

1
n(1 n) 108n
2
n + n2 = 216n

n2 215n = 0
n (n 215) = 0
n = 0 atau n = 215
Karena n = 0 tidak memenuhi, maka penyelesaian hanya berlaku untuk

n = 215.

53

Latihan
1.

Sebuah club ada 50 orang, dimana 23 orang suka renang, 23 orang suka fitness,
31 orang suka atletik. Jika ada 11 orang yang atletik dan fitness, 14 orang suka fitness
dan renang, 13 orang suka renang dan atletik, dan 6 orang suka ketiga-tiganya.
Tentukan :

2.

a.

Berapa orang yang tidak suka ketiga-tiganya ?

b.

Berapa orang yang suka renang saja ?

c.

Berapa orang yang suka fitness saja ?

d.

Berapa orang yang suka renang tetapi tidak suka atletik ?

e.

Berapa orang yang suka atletik tetapi tidak suka fitness ?

f.

Berapa orang yang suka fitness tetapi tidak suka renang ?

g.

Berapa orang yang tidak suka atletik dan fitness ?

h.

Berapa orang yang tidak suka renang atau atletik ?

i.

Berapa orang yang suka renang atau atletik tetapi tidak suka fitness ?

j.

Berapa orang yang suka atletik dan fitness tetapi tidak suka renang ?
Diketahui P = {a, b, c, d} Q = {c, d, e, f} dan R = {b, c, d, e}

Tentukanlah :
a. P Q
b. Q R
c. (P Q) R
d. P (Q R)
e. Gambarlah diagram venn dan arsirlah daerah yang memenuhi c) dan d). Apa
kesimpulan saudara ?
3.

Dengan melengkapkan kuadrat sempurna tentukan akar-akar dari


a. 5 x2 3x + 4 = 0
b. x2 4x + 1 = 0
c. x2 + 8x 5 = 0
d. x2 x 2 = 0
e. -x2 + 6x 4 = 0

4.

Jika suatu persamaan kuadrat berbentuk ax2 + bx + c = 0


Buktikan bahwa x1 + x2 =

b
c
dan x1 . x2 =
a
a

54

5.

Untuk setiap k bilangan real dan k 0, tunjukkan bahwa bentuk baku (umum)
1
1

2 adalah 2x2 (6k + 2)x + (4k2


persamaan kuadrat dari persamaan
x k x 2k
+ 3k) = 0
6.
Dengan cara memfaktorkan dan rumus abc, carilah akar-akar persamaan kuadrat
berikut ;
a. 3x2 + x - 2 = 0
b. 6x2 - 5x + 1 = 0
c. x2 + 9x + 14 = 0
7.

Dengan cara melengkapkan kuadrat, carilah akar-akar persamaan kuadrat


berikut ;
a. x2 - 4 = 0
b. 3x2 + 10x - 8 = 0
c. 5x2 - 28x - 12 = 0

8.

Tanpa harus menyelesaikan persamaannya terlebih dahulu, tentukanlah jenis akar


tiap persamaan kuadrat berikut ini
a. 2 x2 + x = 0
b. 3 x2 = 4

9.

Susunlah persamaan kuadrat yang akar-akarnya diketahui dengan menggunakan


rumus factor dan rumus jumlah dan hasil kali akar
a. 6 dan 9

10.

d. (2 +

) dan (2 +

1 1
1 1

5 dan
5
2 2
2
2

b. -3p dan 2p

e.

c. - dan 3

f. p dan -p

Selisih tiga kali kuadrat suatu bilangan dengan tiga belas kali bilangan itu sama
dengan negatif empat. Tentukanlah bilangan itu !

11.

Jumlah dua buah bilangan sama dengan 30, jika hasil kali kedua bilangan itu
sama dengan 200, tentukanlah bilangan itu !

12.

Tentukan persamaan fungsi kuadrat yang memotong sumbu x di A ( -2,0 ) dan


B( 4,0 ) , serta melalui titik ( 1,-18 )!

13.

Tetukan persamaan fungsi kuadrat yang menyinggung sumbu x di titik ( -2,0 )


dan melalui titik ( 0,4 )

14.

Keliling sebuah persegipanjang sama dengan 52 cm dan luasnya sama dengan


160 cm2. Tentukanlah panjang dan lebar persegipanjang itu.

55

15.

Tentukan sumbu simetri dan titik balik tiap-tiap grafik fungsi kuadrat berikut
a. y = x2 8x 9
b. y = x2 + 2x + 3
c. y = -x2 2x + 1
d. y = -x2 5x
e. y = -3x2 1

16.

Selidiki apakah fungsi kuadrat berikut bersifat definit positif atau definit negatif
atau tidak kedua-duanya?
a. y = x2 2x + 7
b. y = -x2 6x 10
c. y = 2x2 8x
d. y = -x2 + 9

17.

Diantara kalimat-kalimat berikut ini manakah yang merupakan pernyataan dan


tentukanlah nilai kebenarannya
a.

11 habis dibagi 3

b.

Apakah dua garis sejajar tidak berpotongan ?

c.

Tutuplah pintu, itu!

d.

Ada 30 hari dalam 1 bulan

18.

Diketahui pernyataan-pernyataan sbb dan tuliskan secara simbolis untuk setiap


disjungsi
p

: 3 adalah bilangan prima

: 3 adalah bilangan ganjil

a. 3 bukan bilangan prima atau 3 adalah bilangan ganjil


b. 3 adalah bilangan prima atau 3 bukan bilangan ganjil
c. 3 adalah bilangan prima atau 3 adalah bilangan ganjil
d. 3 bukan bilangan ganjil atau 3 adalah bilangan prima
19.

Misalkan

p : Budi siswa kelas X SMA Calon Tunas Bangsa

q : Budi anak yang pintar di kelasnya


Tuliskan dalam bentuk kalimat dari simbol berikut:

20.

a. p q

c. ~p q

b. p ~q

d. p ~q

Tentukan negasi atau ingkaran dari pernyataan berikut :


a. Semua peserta UNAS berpakaian seragam
b. Ada peserta ujian yang datang terlambat

56

c. ( x)( y)( y 0, y 0 )
d. Tidak ada bilangan pecahan yang merupakan bilangan bulat
21.

Seorang ayah memberikan uang saku harian yang berbeda-beda kepada lima
anaknya. Uang saku seorang adik Rp 1000,00 kurang dari uang saku yang diterima
kakak tepat di atasnya. Jika setiap hari ayah itu mengeluarkan Rp 17.500,00 untuk
uang saku semua anaknya, berapakah uang saku harian anak ke-4?

22.

Suatu barisan aritmetika, suku ke-2 adalah 25 dan suku ke-11 adalah 79. Berapa
banyak suku barisan ini yang kurang dari 200?

23.

Empat buah bilangan positif membentuk barisan aritmetika. Hasil kali bilangan
pertama dan keempat adalah 46, dan hasil kali bilangan kedua dan ketiga
adalah 144. Tentukan jumlah keempat bilangan tersebut!

24.

Sebidang tanah berharga Rp. 20.000.000,00. Setiap tahun harga tanah itu naik
5% dari harga tanah tahun sebelumnya. Berapakah harga tanah itu pada tahun
ke-8?

25.

dianatara bilangan 20 dan 116 disisipkan 11 bilangan sehingga bersama kedua


bilangan semula terjadi deret hitung. Maka jumlah deret hitung yang terjadi adalah

26.

jumlah penduduk suatu kota tiap 10 tahun menjadi dua kali lipat. Menurut
perhitungan. Pada tahun 2000 nanti akan mencapai 3,2 juta orang. Ini berarti bahwa
pada tahun 1950 jumlah penduduj kota itu baru mencapai.

27.

harga karcis bus untuk anak Rp 20,- dan untuk dewasa Rp 30,-. Terjual 180 karcis
dalam seminggu dengan hasil penjualan Rp 4.200,-

28.

Diketahui sistem persamaan 3x + 2y = 8 dan x 5y = - 37, Nilai 6x + 4y


adalah . . .

29.

Harga 8 buah buku tulis dan 6 buah pensil Rp 14.400,00. harga 6 buah buku tulis
dan 5 buah pensil Rp 11.200,00. Jumlah harga 5 buah buku tulis dan 8 buah pensil
adalah .

30.

Pada sebuah tempat parkir terdapat 84 kendaraan yang terdiri dari sepeda motor
dan mobil ( roda empat ). Setelah dihitung jumlah roda seluruhnya ada 220. Jika tarif
parkir untuk sepeda motor Rp 300,00 dan untuk mobil Rp 500.00, maka besar uang
parkir yang diterima tukasng parkir tersebut adalah

31.

Pada suatu ladang terdapat 12 ekor hewan terdiri dari ayam dan kambing,
sedangkan jumlah kaki hewan itu ada 40 buah. Banyak kambing diladang tersebut
adalah

57

32.

Diketahui keliling sebuah persegi panjang adalah 70 cm dan panjangnya 5 cm


lebih dari lebarnya. Maka luas persegi panjang itu adalah ...

33.

Gunakan garis selidik untuk menentukan nilai minimum dari 2x + 5y yang


memenuhi sistem pertidaksamaan x y 10, x 2 y 12, x 0, y 0 . .

34.

Suatu deret aritmatika dengan suku ke-n dilambangkn dengan u n. Diketahui

u +
3

11

u + u + u + u + u

11

= 72. Tentukan nilai u + u + u . (gunakan sifat-sifat

pada barisan aritmetika)


35.

Berapa banyaknya bilangan antara 1 sampai 1000 yang tidak habis dibagi 5 dan 6
?

36.

Tentukan rumus suku ke-n untuk tiap-tiap barisan berikut ini :


a.

5,9,13,17,...

d. 2,10,30,68,...

b.

6,11,16,21,...

e. 1,6,13,22, ...

c.

2,7,16,29,...

37.

38.

Tentukan rumus suku ke-n dari


a.

2,6,12,20,...

d. -3,-1,3,11,...

b.

1,5,14,30,...

e. 4,7,12,21, ...

c.

5,13,33,69,...
Tiga bilangan merupakan barisan aritmatika turun. Jika yang terbesar ditambah

4 , terjadi barisan geometri dengan hasil kali ketiga sukunya 512. Dibentuk deret
geometri tak hingga dengan tiga suku pertama yang diperoleh diatas. Tentukan limit
jumlah deret tersebut.
39.

Hitunglah nilai dari


S = (1

40.

1
2

)(1

1
3

)(1

1
4

)(1

1
5

)...(1

1
2003 2

Hitunglah nilai dari


1
1 2
1 2 3
1 2 3 4
1
99
( ) ( ) ( )... (
..
)
2
3 3
4 4 4
5 5 5 5
100
100

58

Daftar Pustaka
Anton, Howard. 2000. Elementary Linear Algebra, 8th ed, Jonh Wiley & Sons, inc.
Singpore.
Ashlock, Robert B, dkk. 1980. Guiding Each Child Learning of Mathematics Adalah
Diagnostic Approach to Instruction. London: Charles E. Merril Publishing
Company.
Cullen, Charles G. 1993. Aljabar Linear, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
M. Oetjoep Ilman, H Gunawan, Tosin, Zainuddin, Al-Jabar & Ilmu Ukur Analitika IV,
Penerbit Widjaya jakarta, 1968.
Musser, Gary L. & Burger, William F.1998. Mathematics for Elementary Teacher second
edition. Ontario: Collier Macmillan Canada.
Sinaga, Mangatur, dkk. 2006. Matematika Terampil Berhitung Jilid 4. Jakarta: Erlangga.
Soedjadi.1988. Pengantar Logika Matematika (non-aksiomatik). Jakarta : Depdiknas
Soemartono, dkk. 1982. Pedoman Umum Matematika Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Rais
Utama.
Supranto, J. 1974. Pengantar Matrik. Lembaga penerbit fak. Ekonomi UI. Jakarta.
Sutawijaya, Akbar, dkk. 1991. Pendidikan Matematika III. Jakarta: Departeman
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek
Pembinaan Tenaga Pendidik.
Theresia M. H. Tirta Seputro M.Pd, 1992. Pengantar Dasar Matematika Logika dan Teori
Himpunan. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai