Follow Up
Follow Up
STUDI KASUS
2.1. Identitas Pasien
Tanggal kunjungan
: 7 April 2015
: 00086086
Nama Pasien
: Chappuar
Umur
: 52 tahun
Alamat
Status
: BPJS PBI
Pekerjaan
: Pegawai Swasta
Keadaan umum
: Sedang
Tingkat kesadaran
Tekanan darah
GCS
Nadi
Nafas
Suhu
Thorax
Abdomen
Extermitas
: Compos mentis
: 110/70 mmHg
: E4M6V5
: 108 x/menit
: 20 x/menit
: 37,5o C
: Cor S1-S2 reguler (normal), bising paru (-)
: NTE (nyeri tekan epigastrum) (+), BU (+) N
: Edema (-)
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 7 April 2015
: 395 mg%
: 19 mg%
: 0,9 mg%
Hasil Laboratorium
12.700/L
4,31 x 106/L
10,9 g/dL
32,2 %
74,7 fL
25,3 pg
33,9 g/dL
366.000/L
Nilai Normal
4.800-10.800/L
4,7-6,1 x 106/L
13-16 g/dL
42-52 %
82-92 fL
27-31 pg
32-36 g/dL
200.000-400.000
Scopma 2x1
Loperamid 2x1
Paracetamol 3x1
Inj. ceftriaxon
IGD
Inj. Ranitidin
IGD
8/4
9/4
10/4
11/4
12/4
13/4
14/4
15/4
BAB III
FOLLOW UP
3.1. Follow Up
1. Hari pertama (7 April 2015)
Diare 10 kali sejak tadi pagi, makan kurang sejak 7 hari sebelum masuk rumah
sakit, muntah (-), sakit kepala (+), pusing (+), demam (-), batuk (-), sesak (-), nyeri ulu
hati (+), BAK (+) N, riwayat batuk darah 1 kali kemaren, hari ini (-), DM (+),
hipertensi (-).
Diagnosa
Hasil labor :
Gula darah jam 06:00
Gula darah jam 12:00
Gula darah jam 18:00
Gula darah jam 24:00
3. Hari ketiga (9 maret 2015)
= 216 mg/dL
= 380 mg/dL
= 209 mg/dL
= 226 mg/dL
BAB IV
DISKUSI
terapi oral, kendali kadar glukosa darah yang buruk (kadar glukosa darah puasa >250
mg/dL), kadar glukosa darah acak menetap > 300 mg/dL, atau ditemukan ketonuria,
maka terapi insulin dapat mulai diberikan bersamaan dengan intervensi pola hidup.
Selain itu,
terapi
memiliki gejala nyata (poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan).
riwayat pankreatektomi, atau disfungsi pankreas, riwayat ketoasidosis, riwayat
penggunaan insulin lebih dari 5 tahun, dan penyandang DM lebih dari 10 tahun.
Pasien ini mendapatkan terapi insulin, karena hasil pemeriksaan gula darah
randomnya >300 mg/dL yaitu 395 mg/dL. Selain itu pada pasien ini terjadi penurunan
berat badan yang dapat dilihat dari keadaan fisik pasien yang kurus. Scopma di
berikan pada pasien ini sebagai antispasmodik untuk mengurangi kejang pada perut.
Loperamid diberikan pada pasien ini untuk mengatasi diare akut pada pasien. Infus RL
diberikan pada pasien untuk mengatasi rehidrasi dan mengganti cairan yang hilang
akibat diare. Pada hari ke-dua perawatan pasien diberikan parasetamol tablet karena
pasien mengalami demam. Pasien juga diberikan injeksi ceftriakson karena
berdasarkan hasil laboratorium menunjukkan nilai leukosit pasien lebih dari normal
yaitu 12.700/L yang menandakan adanya infeksi, kemungkinan penyebab diare yang
dialami pasien disebabkan karena adanya infeksi bakteri pada saluran cerna. Selain itu
pasien juga mendapatkan injeksi ranitidin untuk mencegah stress ulcer.
BAB VI
EDUKASI PASIEN
Pada keluarga pasien perlu diberikan informasi terkait kelangsungan terapi
obat :
1.
2.
3.
4.
5.
elektrolit.
6. Sanitasi dan hygiene lingkungan harus di jaga.
DAFTAR PUSTAKA
1. American Diabetes Association. 2003. Treatment of Hypertension in Adults
with Diabetes. Diabetes Care. 26: S80-S82.
2. Perkeni. 2008. Petunjuk Praktis Terapi Insulin pada Pasien Diabetes
Melitus. Jakarta.