Ringkasan Soly
Ringkasan Soly
merupakan masyarakat
tinggi (Yovi, 2005).
A. Latar Belakang
Dengan terus bertumbuhnya jumlah
penduduk yang ada di DKI Jakarta maka
kapasitas daya tampung kota ini dalam
melayani penduduk yang ada semakin
lama semakin berkurang. Hal ini salah
satunya dapat dilihat dari masih banyaknya
penduduk
terutama
dari
golongan
masyarakat berpendapatan rendah di DKI
Jakarta yang belum memiliki rumah sehat
sebagai salah satu kebutuhan dasar.
berpenghasilan
http://kk.pl.itb.ac.id/ppk
Masyarakat
Berpendapatan
Rendah
(MBR) pada dasarnya belum diketahui
secara jelas apabila harga sewa-beli
ataupun sewa di rumah susun sederhana
tersebut diterapkan menurut mekanisme
pasar. Di sisi lain, dengan memberlakukan
harga sewa ataupun sewa-beli yang
ditetapkan saat ini juga belum diketahui
keefektifan program pembangunan rumah
susun dalam mendapatkan target penghuni
dari golongan MBR.
Oleh karena itu, studi ini dilakukan karena
tidak jelas dasar-dasar perhitungan harga
sewa-beli ataupun sewa yang ditetapkan
saat ini di rumah susun. Besarnya selisih
harga sewa maupun sewa-beli menurut
perhitungan pasar dengan yang ditetapkan
untuk rumah susun sederhana di DKI
Jakarta memungkinkan adanya penghuni
yang tidak sesuai sasaran.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam
studi ini akan dijelaskan ke dalam tiga
bagian yaitu metode analisis studi, metode
pengambilan
sampel,
dan
metode
pengambilan data.
http://kk.pl.itb.ac.id/ppk
harga sewa maupun angsuran harga sewabeli. Pendekatan persentase 25% dari total
pendapatan diambil berdasarkan parameter
pendapatan yang digunakan bank di
Indonesia pada umumnya dalam menilai
kelompok
masyarakat
yang
layak
memperoleh KPR.
( A) =
BP
unit
( SB DP ).(1 + k %)
n
Keterangan:
SB
BP
unit
A
DP
k%`
n
2)
(HSM ) =
BP n
[(n - L) x (12 bulan) x ( unit)]
Keterangan:
HSM
3)
Perhitungan
http://kk.pl.itb.ac.id/ppk
BPn
n
unit
BT = BT (1 + i ) n
n
Keterangan:
BTn
= Komponen biaya lahan setelah
dikenakan tingkat inflasi
BT
= Komponen biaya lahan sebelum
dikenakan tingkat inflasi
i
= tingkat inflasi yang diperkirakan
sebesar 0,75% (berdasarkan rata-rata
fluktuasi inflation rate per bulan
selama tahun 1996 sampai dengan
2007)4
5)
http://kk.pl.itb.ac.id/ppk
besarnya.
Adapun
pertimbangan
pemilihan lokasi rumah susun tersebut
secara praktis adalah bahwa ketiga lokasi
rumah susun di atas masih terletak di
Propinsi DKI Jakarta dan memiliki
aksesibilitas yang mudah
serta
ketersediaan data yang memadai sehingga
memudahkan proses studi yang dilakukan.
Di samping itu, dalam mendapatkan
informasi mengenai kesesuaian target
penghuni
rumah
susun
sederhana
berdasarkan harga sewa atau sewa-beli
yang ditetapkan untuk rumah susun
sederhana di DKI Jakarta saat ini, maka
dilakukan survei terhadap penghuni rumah
susun sederhana. Pengambilan sampel
penghuni dilakukan dengan systematic
sampling. Metode systematic sampling
dilakukan dengan pertimbangan bahwa
populasi penghuni rumah susun sederhana
diasumsikan homogen karena mengingat
sasarannya yang diperuntukkan untuk
masyarakat berpendapatan rendah serta
tipe/luas unit yang sama. Informasi dari
hasil survei ini akan dibandingkan dengan
indikator
yang
didasarkan
kepada
ketentuan kriteria target grup penghuni
yang dapat tinggal di rumah susun
sederhana menurut beberapa tinjauan
kebijakan seperti: UU No.16 tahun 1985
tentang
Rumah
Susun,
Peraturan
pemerintah RI No.4 tahun 1988 tentang
rumah susun, Lampiran Keputusan
Menteri
Negara
Perumahan
dan
permukiman Nomor: 10/KPTS/M/1999,
dan Buku Pola Induk Pembangunan
Rumah Susun di DKI Jakarta.
Berdasarkan
pertimbangan
tersebut
diambil tiga indikator yaitu status
penghuni rumah susun, tingkat pendapatan
dan kepemilikan hunian lain. Berdasarkan
indikator status penghuni maka penghuni
6)
http://kk.pl.itb.ac.id/ppk
8)
9)
11)
10 )
http://kk.pl.itb.ac.id/ppk
12)
13)
http://kk.pl.itb.ac.id/ppk
Tabel 1
Hasil Uji Kelayakan Finansial dengan Harga
Sewa dan Sewa-Beli Hasil Simulasi
menggunakan Model Pembiayaan
Pembangunan dan Pengelolaan Rumah Susun
Alternatif III
Rumah Susun Karet Tengsin
Hasil Uji Kelayakan Finansial dengan harga
sewa-beli simulasi sebesar Rp. 438,518,519
adalah:
1
PI = 1,98
IRR= 25.13%
PI=1,98
http://kk.pl.itb.ac.id/ppk
E. Kesimpulan
Secara umum dari temuan studi yang
dikemukakan dalam pembahasan di atas
dapat diambil benang merah bahwa harga
sewa dan Sewa beli yang dihasilkan
melalui hasil perhitungan ternyata lebih
besar dibandingkan harga yang sebenarnya
di rumah susun studi. Dengan rendahnya
harga sewa ataupun sewa-beli yang
ditetapkan untuk rumah susun sederhana di
DKI Jakarta maka dampak yang harus
diwaspadai
oleh
Pemerintah
atau
Perumnas adalah adanya potensi bagi
pemilik atau penyewa awal yang
merupakan masyarakat berpendapatan
rendah
untuk
menjual
atau
menyewakannya kembali ke pihak yang
bukan golongan masyarakat berpendapatan
rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Literatur Buku dan Jurnal
Poerbo, Hartono. 1993. Tekno Ekonomi
Bangunan Bertingkat Banyak.
Jakarta: Penerbit Djambatan.
Rangkuti, Freddy. 2005. Business Plan.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Penerbit Alfabeta.
http://kk.pl.itb.ac.id/ppk
Peraturan
Menteri
Keuangan
RI
No.36/PMK 03/2007
Tentang
Batasan Rusuna yang Dibebaskan
Atas PPn.
Sumber Internet
Perkembangan dan Kebijakan Moneter
Triwulan triwulan I-IV tahun 2006-2007
oleh Bank Indonesia (BI). Diakses dari:
http://www.bi.go.id (tanggal 30 Maret
2008)
10
http://kk.pl.itb.ac.id/ppk