Anda di halaman 1dari 3

UJI KOMPETENSI, APA KABARMU?

Salam hangat bagi seluruh mahasiswa kedokteran Indonesia. Beberapa hari terakhir mungkin
perhatian rekan-rekan sekalian telah tersedot ke suatu isu hangat yang berkaitan dengan uji
kompetensi. Suatu isu yang tidak hanya membuat kita penasaran, namun ikut bertanya-tanya tentang
apa yang sebenarnya terjadi.

Semua dimulai dari diturunkan dan disahkannya UU Pendidikan Kedokteran (UU No.20 tahun 2013)
yang didalamnya turut mengatur beberapa perubahan sistem pendidikan kedokteran di Indonesia.
Sebut saja mengenai internship, jenjang dokter layanan primer dan mengenai perubahan status UKDI
(Uji Kompetensi Dokter Indonesia) yang selama ini menjadi tolak ukur kelulusan para kakak-kakak
sebelum berhak melanjutkan internship dan mendapatkan STR.

Pelaksanaan UKDI yang selama ini dilakukan oleh KBUKDI (Komite Bersama Uji Kompetensi
Dokter Indonesia) suatu badan independen kerjasama antara IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan AIPKI
(Asosiasi Institusi Penyelenggara Kedokteran Indonesia) dikembalikan kepada kebijakan fakultas
kedokteran masing - masing institusi dalam bentuk exit exam atau uji kompetensi mandiri.

Perubahan status dan sistem pelaksanaan ini lah yang menjadi awal dari beberapa permasalahan yang
berujung dengan isu hangat yang beberapa hari ini teman-teman sekalian baca dan lihat. Kalau kita
melihat balik pada UU Pendidikan Kedokteran terutama pada pasal 36 ayat (3) dan ayat (4) :

(3) Uji kompetensi Dokter atau Dokter Gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Fakultas Kedokteran atau Fakultas Kedokteran Gigi bekerja sama dengan
asosiasi institusi pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi dan berkoordinasi dengan
Organisasi Profesi.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan uji kompetensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diatur dalam Peraturan Menteri.

dapat disimpulkan bahwa Uji Kompetensi yang dimaksud adalah uji kompetensi mandiri,namun tetap
harus bekerjasama dengan organisasi profesi , yang tentu ditujukan untuk IDI dan AIPKI selaku
organisasi profesi yang ada di Indonesia.
Permasahanan timbul ketika Uji Kompetensi yang dilaksanakan kakak-kakak kita pada bulan Februari
lalu dianggap tidak sah oleh IDI dan ditangguhkan hasil kelulusannya. IDI melalui akun twitter
@PBIDI menjelaskan alasan terkait kejadian ini di mata mereka. Salah satu alasan adalah belum
terbitnya Peraturan Menteri yang mengatur lebih lanjut mengenai uji kompetensi dan sarana prasarana
yang terlibat di dalamnya. Hal ini menurut IDI, membuat Uji Kompetensi harus tetap berdasarkan
kepada UU No. 29 tahun 2004 mengenai Praktik Kedokteran dimana Kolegium menjadi
penanggungjawab atas UKDI.
Apa yang disayangkan adalah keterlambatan pihak-pihak yang terlibat dalam mengantisipasi kejadian
ini terjadi. Apa yang disayangkan adalah fakta bahwa sesungguhnya UU Pendidikan Kedokteran
dibuat tak lain untuk meningkatkan mutu dan kualitas kita semua sebagai calon dokter bangsa
ini,namun malah menjadi arena perang bagi beberapa pihak dalam perebutan kekuasaan. Apa yang
disayangkan adalah nasib kakak-kakak kita semua yang sedang dalam kegundahan mengenai hasil Uji
Kompetensi mereka yang seakan-akan digantung oleh pihak-pihak di atas.
Untuk itu, ISMKI bermaksud mengundang para kakak-kakak peserta Uji Kompetensi bulan Februari
lalu untuk memberikan pandangan dan aspirasinya dalam forum NetMeeting via SKYPE malam ini
jam 20.00 WIB. ISMKI juga mengundang para Presiden BEM/ Ketua SEMA/ Gubernur Mahasiswa
mewakili seluruh mahasiswa seluruh Fakultas Kedokeran Indonesia untuk berdiskusi bersama
menentukan langkah ke depan tentang sikap kita sebagai mahasiswa kedokteran. Diskusi dilakukan
bersama di grup LINE Presbem pada waktu yang sama.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melindungi dan mendampingi langkah kita sebagai penebar
kebaikan di muka bumi-Nya

Jakarta, 31 Maret 2014


Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

Anda mungkin juga menyukai