Abstrak
Selama ini banyak pembangkit listrik menggunakan bahan bakar fosil, yang mana jika digunakan terus
menerus akan habis. Semakin berkembangnya IPTEK, maka ditemukannya energi angin dan matahari sebagai
bahan bakar pembangkit tenaga listrik.
PLTH Pandansimo merupakan pembangkit listrik yang renewable dan merupakan salah satu
pembangkit terbaharukan terbesar di Indonesia dengan kapasitas maksimum 83 kW. PLTH ini dibangun
dengan kerjasama antara RISTEK, LAPAN, Wind Enegy dan UGM. Pembangkit ini kombinasi antara Panel
Surya yang nenggunakan energi matahari dan angin yang menggerakkan turbin angin yang masuk ke generator
dan dikonversi menjadi listrik. Dan keduanya ini memiliki karakteristik dan prinsip kerja yang berbeda-beda.
Dalam laporan ini akan membahas mengenai proses pembangkitan energi listrik tenaga angin pada
grup barat dan monitoring pada turbin angin 1 kW no 5 dan no 21 Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid
Pandansimo, Bantul. Seoga hasil ini dapat bermanfaat untuk kedepannya.
Kata Kunci : Panel Surya, Pembangkitan, Turbin Angin
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angin adalah sumber energi yang
tersedia
cukup
berlimpah
di
alam.
Pemanfaatannya telah dimulai sejak tahun 5000
SM untuk menggerakkan baling-baling perahu
di Sungai Nil. Tahun 200 SM, Cina telah
memanfaatkan energi angin untuk pompa air,
dan di Timur Tengah telah dimanfaatkan untuk
menggiling biji-bijian. Pada abad ke-20, energi
angin telah banyak dimanfaatkan untuk
pengolahan makanan, pompa air, dan
pembangkit listrik.
Pembangkit listrik tenaga angin adalah
suatu pembangkit listrik yang menggunakan
angin sebagai sumber energi untuk
menghasilkan energi listrik. Pembangkit ini
dapat mengkonversikan energi angin menjadi
energi listrik dengan menggunakan turbin
angin atau kincir angin. Sistem pembangkitan
listrik menggunakan angin sebagai sumber
energi merupakan sistem alternatif yang sangat
berkembang
pesat,
mengingat
angin
merupakan salah satu energi yang tidak
terbatas di alam.
Salah satu Pembangkit Listrik Tenaga
Angin adalah PLTH Pandansimo yang terletak
di Srandakan, Bantul. Dalam makalah ini
penulis akan membahas bagaimana proses
1.
2.
3.
4.
Gambar 1. Sistem PLTH yang mengkombinasikan
Tenaga Surya, Tenaga Angin, dan Diesel Generator
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Blades
Kebanyakan turbin baik dua atau tiga
pisau. Angin bertiup di atas
menyebabkan pisau- pisau untuk
mengangkat dan berputar.
Rotor
Pisau dan terhubung bersama-sama
disebut rotor.
Pitch
untuk mengontrol kecepatan rotor dan
menjaga rotor berputar dalam angin
yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
untuk menghasilkan listrik.
Brake
Digunakan untuk menjaga putaran
pada poros setelah gearbox agar
bekerja pada titik aman saat terdapat
angin yang besar.
low speed shaft
Mengubah poros rotor kecepatan
rendah sekitar 30-60 rotasi per menit
Gear Box
gearbox adalah bagian mahal (dan
berat) dari turbin angin dan insinyur
generator mengeksplorasi direct-drive
yang beroperasi pada kecepatan
rotasi yang lebih rendah dan tidak
perlu kotak gigi
Generator
Berfungsi mengkonversi energi putar
menjadi energi listrik.
Controller
Pengontrol mesin mulai dengan
kecepatan angin sekitar 8-16 mil per
jam (mph) dan menutup mesin turbin
sekitar 55 mph. tidak beroperasi pada
kecepatan angin sekitar 55 mph di
atas, karena dapat rusak karena angin
yang kencang.
Anemometer
Mengukur kecepatan angin dan
mengirimkan data kecepatan angin ke
pengontrol.
Wind Vane
Tindakan
arah
angin
dan
berkomunikasi dengan yaw drive
untuk menggerakkan turbin dengan
koneksi yang benar dengan angin
Nacelle
Nacelle berada di atas menara dan
berisi gear box, poros kecepatan
rendah dan tinggi, generator, kontrol
dan rem.
High speed Shaft
Drive
generator.
Poros
yang
berhubungan langsung dengan rotor
generator.
13.
Yaw Drive
Yaw drive yang digunakan untuk
menjaga rotor menghadap ke arah
angin sebagai perubahan arah angin.
14.
Yaw Motor
Kekuatan dari drive yaw.
15.
Tower
Menara yang terbuat dari baja tabung,
beton atau kisi baja. Karena kecepatan
angin meningkat dengan tinggi,
menara tinggi memungkinkan turbin
untuk menangkap lebih banyak energi
dan menghasilkan listrik lebih banyak.
2.2.1.2 Karakteristik Turbin Angin
Gambar 3.8 menunjukan pembagian
daerah kerja dari turbin angin. Berdasarkan
gambar 3.8 ini, daerah kerja angin dapat dibagi
menjadi 3, yaitu (a) cut-in speed (b) kecepatan
kerja angin rata-rata (kecepatan nominal) (c)
cut-out speed. Secara ideal, turbin angin
dirancang dengan kecepatan cut-in yang
seminimal mungkin, kecepatan nominal yang
sesuai dengan potensi angin lokal, dan
kecepatan cut-out yang semaksimal mungkin.
Gambar
4
merupakan
sistem
kecepatan konstan (Fixed-Speed) dari sitem
pembangkit tenaga angin. Sistem ini
beroperasi pada kecepatan putar turbin yang
konstan dan menghasilkan daya maksimum
pada satu nilai kecepatan angin. Sistem ini
biasanya menggunakan generator takserempak (unsynchronous generator), dan
cocok diterapkan pada daerah yang memiliki
potensi kecepatan angin yang besar.
SPESIFIKASI ELEKTRIK
Tipe Sistem
1 kW/240 V
Pmax
1 kW
Vmax
240 V
Imax
4,17 A
Kecepatan angin 3,5 m/s < v angin <
cut in
25 m/s
Kecepatan Angin V angin < 3,5 m/s
cut off
dan v angin > 25
m/s
Kecepatan Rotasi
375 rpm
Generator 3 phasa 1500 watt
Sifat
Magnet Magnet Permanen
Generator
SPESIFIKASI FISIK
Tinggi Menara
15 m
Jumlah Sudu
3 buah
Panjang Sudu
1450 mm
Berat Sudu
2,45 kg
Bahan Sudu
Fiber Reinforced
Pengarah Turbin
Plat Ekor
Dari penjelasan diatas dapat dihitung:
Dengan cos phi = 1
Nilai Itotmp = 21 x 4,17 = 87,5 A
V konstan = 240 V
Daya maksimum (Pmax)
Pmp = V x Imp total = 240 x 87,5 =
21 kW
Kapasitas daya pembangkit:
Pin = 21 unit x 1000 w = 21 kW
Efisiensi pada v angin = 12 m/s
x 100 % = 100 %
3.1.2 Box Kontrol Turbin Angin
Setiap Turbin Angin pada grup barat
memiliki box kontrol masing-masing. Fungsi
dari box kontrol sendiri adalah untuk mengatur
kecepatan putaran pada kincir dan supply
1 kW x 21 unit
Turbin angin
105Ah/240 V
PV grup barat
105Ah/240 V
105Ah/240 V
AC
DC
PV controller
Box Kontrol
21 unit
113Ah/240 V
113Ah/240 V
113Ah/240 V
Over voltage
Dumy load
21 unit
permanen biasanya
ferromagnetik.
menggunakan
bahan
1.
2.
3.
4.
4.2 Saran
Saran-saran yang dapat penulis
sampaikan adalah sebagai berikut :
Sebaiknya digunakan data logger untuk
masing-masing turbin, agar diketahui besar
masing-masing kecepatan pada turbin tersebut.
Perlu ditinjau lagi sistem pengaman yang
digunakan pada proses pembangkitan enegri
listrik tenaga Hybrid, jika terjadi gangguan
tegangan lebih ataupun kegagalan fasa.
Perlu adanya pemeliharaan berkala yang
dilakukan pada masing masing komponen
pada PLTH Pantai Pandansimo untuk menjaga
life time dari sistem tersebut
Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
memperbaiki kevalidan laporan KP ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
BIODATA
Ridlwan Zein
21060110120046
Dilahirkan di Kudus, 31
Januari 1992, menempuh
pendidikan dasar di SD N 2
Cawas, SMP N 1 Cawas,
SMA N 1 Klaten. Saat ini
masih menjadi Mahasiswa
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro Semarang konsentrasi
Teknik Energi Listrik.