pada
masyarakatnya
sendiri.
Permkembangan
masyarakat
sangatlah dinamis. Perkembangan yang dinamis itu harus mampu diikuti oleh
perkembangan dalam dunia pendidikannya. Pendidikan akan selalu berkembang
mengikuti perkembangan masyarakat yang merupakan konsumen dari pendidikan
itu sendiri. Untuk bisa tetap mengikuti perkembangan yang terjadi dalam
masyarakat, pendidikan juga harus bisa untuk dikembangkan. Satu hal dalam
pendidikan yang harus selalu dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman
adalah kurikulum.
Kurikulum memiliki fungsi yang vital dalam pendidikan sebab berkaitan
dengan arah, isi dan proses sebuah pendidikan. Pendidikan yang dikelola dengan
baik pasti juga melakukan pengelolaan kurikulum yang baik pula. Salah satu
bentuk pengelolaan kurikulum adalah dengan melakukan pengembangan,
perubahan dan perbaikan terhadap kurikulum. Dengan kurikulum yang baik maka
pada akhirnya akan menentukan bentuk dan kualitas sebuah pendidikan bagi
sebuah bangsa.
Guru merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan. Guru
mengemban tugas sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang-undang Sisdiknas
tahun
2003,
pengembangan,
bertugas
untk
melaksanakan
administrasi,
pengelolaan,
pendidikan. Oleh sebab itu guru haruslah memahami seluk beluk kurikulum agar
bisa melakukan pengembangan terhadap kurikulum.
Masih banyak guru yang belum memahami betul mengenai kurikulum
yang ada dan dilaksanakan dalam dunia pendidikan. Bahkan masih banyak juga
1
kita temukan fakta di lapangan bahwa guru tidak memiliki peran apa-apa dalam
pengembangan kurikulum. Untuk itu maka dalam artikel ini bertujuan untuk
menjawab tentang bagaimana sebenarnya peran guru dalam pengembangan
kurikulum itu sendiri dan bagaimana upaya pembinaan kurikulum bagi guru.
PEMBAHASAN
Definisi Guru
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah (Undang-undang Nomor 14 tahun 2005, tentang Guru dan
Dosen pasal 1).
Berangkat dari definisi di atas, maka guru merupakan sebuah profesi.
Profesi merupakan sesuatu
pekerjaan
yang membutuhkan
pengetahuan,
teknologi. Oleh karena itu bukanlah hal yang tabu terdapat perbaikan dan
perubahan-perubahan dalam kurikulum.
Guru sebagai oknum yang menerapkan kurikulum dalam pelaksanaan
pendidikan yang telah dirancang oleh pemerintah haruslah mampu untuk
menyampaikan kurikulum dan perubahannya kepada peserta didik dan juga
dituntut untuk mampu ikut serta dalam perubahan kurikulum tersebut.
Pengembangan Kurikulum
Kurikulum memiliki sifat yang dinamis yang senantiasa dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan pada faktor-faktor yang mendasarinya. Sesuai dengan
sifatnya tersebut, maka kurikulum itu dapat dikembangkan, diperbaiki atau
dirubah sesuai dengan tuntutannya. Sebuah kurikulum dikembangkan atas dasar
kebutuhan yang berkembang di masyarakat pada sebuah negara. Tujuan
pendidikan pada sebuah negara dapat mengalami perubahan secara fundamental
bila terjadi perubahan situasi pada negara tersebut. Dengan terjadi perubahan
tujuan pendidikan, secara otomatis kurikulum juga harus mengalami perubahan
secara menyeluruh juga. Menurut Nasution (2014:251) ada dua hal yang bisa
membuat sebuah kurikulum mengalami perubahan, yaitu:
1) Bila tekanan dalam tujuan pendidikan mengalami pergeseran
2) Bila terdapat pendirian baru mengenai proses belajar mengajar
Dalam pengembangan kurikulum kita mengenal beberapa istilah lainnya,
yaitu: perbaikan kurikulum dan perubahan kurikulum. Perbaikan kurikulum
biasanya hanya mengenai satu atau beberapa aspek dari kurikulum itu, sedangkan
perubahan kurikulum biasanya mengenai perubahan dasar-dasarnya baik
mengenai tujuan maupun alat-alat atau cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut
(Nasution, 2014:252).
menjawap
pertanyaan-pertanyaan
mendasar
atas
sebuah
pengembangan
kurikulum.
Ada beberapa pendapat para ahli tentang asas/landasan pengembangan
kurikulum. Menurut James A. Beane, ada tiga landasan pengembangan
kurikulum, yaitu: 1) Landasan filsafat, sosiologi, psikologi. Sedangkan Nana
Syaodih menyebutkan ada empat landasan pengembangan kurikulum: Landasan
filosofis, landasan psikologis, landasan sosial budaya, dan perkembangan ilmu
dan teknologi. S Nasution melihat empat asas kurikulum, yaitu: asas filosofis,
psikologis, sosiologis dan organisatoris.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat kita simpulkan bahwa
yang menjadi asas pengembangan kurikulum adalah: landasan agama, filosofis,
psikologis, sosial budaya, perkembangan ilmu teknologi dan organisatoris.
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip merupakan sebuah kaidah kebenaran yang dapat dipercaya
pada suatu masa tertentu yang dapat digunakan sebagai pedoman berpikir atau
melakukan kegiatan. Prinsip juga bisa diibaratkan sebagai rambu-rambu atau
pedoman dalam melaksanakan sesuatu. Jadi prinsip pengembangan kurikulum
merupakan pedoman yang benar dan dapat dipercaya dalam pengembangan
kurikulum.
Menurut Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibany ( dalam Wiji
Hidayati 2012), ada tujuh prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
a) Prinsip pertautan yang sempurna dengan agama termasuk ajaran-ajaran
dan nilai-nilainya
b) Prinsip keseimbangan yang relatif antara tujuan dan kandungankandungan kurikulum
terbelakang sekali,ada daerah yang tertutup dan ada daerah yang terbuka, dan ada
yang kaya dan miskin. Ketiga, perkembangan dan kemampuan sekolah juga
berbeda-beda yaitu ada sekolah yang sudah mapan mampu berdiiri sendiri dan
melakukan pengembangan sendiri karena memiiki personalia, fasilitas yang
memadai, dan manajemen yang mapan, dan sekolah yang lain kondisinya sangat
memprihatinkan karena segalanya masih berada pada tingkat darurat. Keempat,
adanya golongan atau kelompok tertentu dalam masyarakat yang ingin lebih
mengutamakan kelompoknya dan menggunakan sekolah untuk mencapai tujuan
tersebut.
1.
dan merumuskan tujuan yang tepat, memilih dan menyusun bahan pelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan ,minat dan tahap perkembangan anak, memiliki metode
dan media mengajar yang bervariasi serta menyusun program dan alat evaluasi
yang memudahkan guru dalam implementasinya. Walaupun kurikulum sudah
tersusun dengan berstruktur tetapi guru masih mempunyai tugas untuk
mengaddakan penyempurnaan dan penyesuaian-penyesuaian.
Implementasi kurikulum hampir seluruhnya bergantung pada kreativitas,
kecakapan, kesungguhan, dan ketekunan guru. Guru hendaknya mampu memilih
dan menciptakan situasi-situasi belajar yang menggairahkan siswa, mampu
memilih dan melaksanakan metode mengajar yang sesuai dengan kemampuan
siswa, bahan pelajaran dan banyak mengaktifkan siswa, guru hendaknya mampu
memilih, menyusun dan melaksanakan evaluasi baik untuk mengevaluasi
perkembangan atau hasil belajar siswa untuk menilai efisiensi pelaksanaannya itu
sendiri.
2.
tertentu dalam suatu wilayah atau daerah. Kuriklum ini diperuntukkan bagi
suatu sekolah atau lingkungan wilayah tertentu. Pengembangan kurikulum
semacam ini di dasarkan pada karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah
serta kemampuan sekolah tersebut. Bentuk kurikulum seperti ini memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan kelebihannya adalah:
a) Kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat
setempat.
b) Kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik
kemampuan profesioanal, finansial maupun manajerial.
c) Disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan
dalam pelaksanaannya.
d) Ada motivasi kepada kepada sekolah untuk mengembangkan diri, mencari
dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baikny, dengan demikian akan
terjadi semacam kompetisi dalam pengembangan kurikulum.
Adapun beberapa kelemahannya adalah.
a) Tidak
adanya
keseragaman,
untuk
situasi
yang
membutuhkan
10
pembinaan
kurikulum
yang
dilakukan
guru
bertujuan
meningkatkaan kualitas proses pengajaran dan hasil belajar yang dicapai siswa.
Oleh sebab itu aspek pembinaan mencakup proses belajar mengajar termasuk
penilaian hasil belajar, bimbingan dan penyuluhan, administrasi guru, dan
pembinaan kompetensi professional guru itu sendiri. Proses belajar mengajar
adalah operasionalisasi dari kurikulum, khususnya garis-garis besar program
pengajaran (GBPP) bidang studi tertentu. Upaya yang bisa dilakukan agar
pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan rambu-rambu yang ada dalam
GBPP adalah sbb :
1.
Menelaah GBPP
11
c) Jenis alat peraga dan sarana belajar yang di perlukan guna mengajarkan
pokok bahasan tersebut.
d) Pertanyaan-pertanyaan sebagai alat evaluasi materi/bahan pengajaran
berdasarkan pokok bahasan tertentu. Guru dapat mengumpulkan atau
menyusun pertanyaan, dari berbagai sumber yang ada.
2.
Satuan pelajaran yang di susun untuk satu semester bisa diperbaiki dan
disempurnakan pada tahun berikutnya, berdasarkan pengalaman mengajar yang di
tempuh guru dengan menggunakan satuan pelajaran yang telah disusun tersebut.
3.
di
12
Hasil belajar yang dicapai oleh para siswa dapat dijadikan salah satu
ukuran dari keberhasilan proses belajar mengajar. Hasil tersebut nampak dalam
hal perubahan intelektual terutama mengenai pemahaman konsep, prinsip, hukum,
teori yang ada dalam bidang studi yang dipelajarinya, kemampuan memecahkan
masalah
berdasarkan
prinsip-prinsip
pengetahuan
ilmiah,
kemampuan
13
15
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung:
Rosada
Bahri Djamarah, Syaiful. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.
Hidayati Wiji. 2012. Pengembangan Kurikulum. Yokyakarta: Pedagogia (PT.
Pustaka Insan Madani)
Nasution S. 2014. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara
Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.
16
17