Akbar Proposal
Akbar Proposal
PENDAHULUAN
Pendidikan
(KTSP)
memiliki
karakteristik
yang
dikembangkan
dalam
sistem
kehidupan
dan
hubungannya
dengan
teknologi
(Walde university, 2002 dalam Subali, 2007). Oleh karena itu, dibutuhkan
kecerdasan dari seorang guru dalam memilih strategi yang akan diterapkan dalam
proses belajar mengajar, karena dibutuhkan pemahaman yang baik.
Memilih
strategi
pembelajaran
dapat
dilakukan
berdasarkan
dengan baik yang berdampak pada hasil belajarnya. Oleh karena itu, guru harus
mampu mengetahui karakteristik model pembelajaran yang sesuai dengan materi
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Salah satu model pembelajaran yang dianggap memiliki karakteristik
sesuai dengan materi pelajaran biologi yaitu model pembelajaran berbasis inkuiri.
Karena pada model tersebut, terdapat tiga prinsip kunci, yaitu pengetahuan
bersifat tentatif, manusia memiliki sifat ingin tahu yang alamiah, dan manusia
mengembangkan indiyuality secara mandiri. Prinsip pertama menghendaki proses
penelitian secara berkelanjutan, prinsip kedua mengindikasikan pentingkan siswa
melakukan eksplorasi, dan yang ketiga adalah kemandirian, akan bermuara pada
pengenalan jati diri dan sikap ilmiah (Santyasa, 2005). Namun, dalam
pelaksanaannya tentu tidak lepas dari pengawasan dan bimbingan oleh guru.
Dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri
dapat meningkatkan
penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah siswa antara siswa jika dibandingkan
model pembelajaran langsung (Hermawati, 2012). Selain itu, aktivitas siswa
selama kegiatan belajar mengajar mempunyai kategori baik dengan menggunakan
model pembelajaran berbasis inkuiri (Hendarwati, 2013).
Model pembelajaran berbasis inkuiri dibedakan atas model pembelajaran
inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi. Kedua model pembelajaran
tersebut memiliki karakteristik yang sangat dekat dengan kelebihannya masingmasing, sehingga perlu diketahui pengaruh yang dapat diperoleh jika diterapkan
dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Widodo (2012), dapat dikemukakan bahwa model pembelajaran inkuiri
prnsip-prinsip
dan
generalisasi
tersebut.
Kedua
teori
tersebut
media
powerpoint
untuk
memperlihatkan
gambar
saja
dibandingkan memperlihatkan langsung objek yang ingin diketahui, dan (4) siswa
mengaku kurang mampu memahami dengan baik materi yang telah diberikan.
Model pembelajaran inkuiri tepat untuk diterapkan pada materi yang memiliki
karakteristik yang mengarahkan siswa untuk melihat dan mengamati langsung
objek berdasarkan materi pembelajaran, seperti materi Plantae, Fungi, Protista,
Vertebrata, dan Invertebrata.
Berdasarkan uraian di atas, untuk memahami perbandingan jenis model
pembelajaran inkuiri tersebut, maka peneliti bermaksud untuk melakukan
penelitian mengenai perbedaan antara model pembelajaran inkuiri terbimbing dan
inkuiri bebas termodifikasi berdasarkan hasil belajar yang diperoleh oleh siswa
dengan mengangkat judul penelitian Perbandingan Hasil Belajar Siswa Biologi
Malalui Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas
Termodifikasi pada Siswa Kelas X SMA Materi Invertebrata.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian
latar
belakang
diatas,
maka
dirumuskan
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui hasil belajar biologi materi invertebrata melalui penerapan
model pembelajaran inkuiri terbimbing pada siswa kelas X MIA SMA Negeri
3 Makassar.
2. Untuk mengetahui hasil belajar biologi materi invertebrata melalui penerapan
model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi pada siswa kelas X MIA
SMA Negeri 3 Makassar.
3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar biologi pada invertebrata melalui
penerapan model pebelajaran inkuiri tembimbing dan inkuiri bebas
termodifikasi pada siswa keals X MIA SMA Negeri 3 Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Model Pembelajaran
Secara kaffah, Meyer, W.J (1985) dalam Rusman (2011) memaknai
model pembelajaran sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk
mempresentasikan sesuatu hal. Suatu yang nyata dan dikonversi untuk sebuah
bentuk yang lebih koperehensif. Sedangkan Joyce & Weil berpendapat bahwa
model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat dugunakan
mengajar
sebagai
rancangan
untuk
mengajar
dimana
guru
a. Tujuan
Model
mengajar
dirancang
untuk
membantu
siswa
situasi
proses
berfikir.
Dengan
demikian,
hal
ini
bapat
inkuiri menurut Gulo (2012) dalam Trianto (2009) adalah keterlibatan siswa
secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara
maksimal dan sistemis pada tujuan pembelajaran serta mengembangkan sikap
percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Model inkuiri pada umumnya adalah strategi pengajaran yang
dirancang untuk mengajarkan siswa bagaimana untuk menyelidiki masalah
dan pertanyaan dengan fakta-fakta (Eggen dan Kauchak, 2006). Pembalajaran
dengan model inkuiri memiliki lima kompenen yaitu question, student
engangement, cooperative interaction, performance evaluation, dan variety of
resources (Komalasari, 2010).
Model inkuiri menurut Eggen & Kauchak (2006) diimplementasikan
dalam lima langkah yaitu :
1. Mengidentifikasi pertanyaan atau masalah
2. Membuat hipotesis
3. Mengumpulkan data
4. Menguji hipotesis
5. Generalisasi
3. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Inkuiri terbimbing atau temuan terbimbing adalah satu pendekatan
mengajar dimana guru member siswa contoh-contoh spesifik dan memandu
siswa untuk memahami topik tersebut (Eggen dan Kauchak, 2012). Menurut
Paul Suparno (2007) dalam Ristanto (2010), inkuiri yang terarah adalah
inkuiri yang banyak dicampuri oleh guru. Guru benyak mengarahkan dan
memberikan petunjuk baik lewat prosedur yang lengkap dan pertanyaanpertanyaan pengarahan selama proses inkuiri. Dalam bentuk inkuiri ini, guru
sudah memiliki jawaban sebelumnya, sehingga siswa tidak begitu bebas
mengembangkan gagasan dan idenya.
Peran guru dalam inkuiri terbimbing dalam memecahkan masalah
yang diberikan kepada siswa adalah dengan memberikan pertanyaanpertanyaan dalam proses penemuan sehingga siswa tidak akan kebingungan.
Sehingga kesimpulan akan lebih cepat dan mudah diambil. Guru bertindak
sebagai penunjuk jalan, membantu siswa agar menggunakan ide, konsep, dan
keterampilan yang sudah mereka pelajarisebelumnya untuk mendapatkan
pengetahuan yang baru. Pengajuan pertanyaan yang tepat oleh guru akan
merangsang kreativitas siswa. Model pembelajaran inkuiri terbimbing
memang memerlukan waktu yang relatif banyak dalam pelaksanaanya, akan
tetapi hasil belajar yang dicapai tentunya tentunya sebanding dengan waktu
yang digunakan. Pengetahuan baru akan melekat lebih lama apabila siswa
dilibatkan secara langsung dalm proses (Ristanto, 2010).
Adapun tahapan dari model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing
dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini :
Tabel 2.1 Tahapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
No
1
Fase
Menyajikan
pertanyaan
Perilaku Guru
Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan
atau
masalah.
Membuat hipotesis
hipotesis
yang
relevan
dengan
Merancang percobaan
Melakukan percobaan
untuk
melalui percobaan.
memperoleh
infordmasi
Mengumpulkan
menganalisis data
Membuat kesimpulan
dan
penggunaan
inkuiri
bebas
termodifikasi
menurut
Fase
Perilaku Guru
Menyajikan pertanyaan
atau masalah.
Membuat hipotesis
Merancang percobaan
Memberi
kesempatan
peserta
didik
untuk
Melakukan
untuk
percobaan
memperoleh
informasi
5
Mengumpulkan
dan
menganalisis data
Membuat kesimpulan
peserta
didik
tehadap
tujuan-tujuan
umum
pengajaran
(sudijono, 2013). Salah satu jenis evaluasi yang digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa dalam pencapaian suatu kompetensi tertentu, melalui
pengolahan secara kuantitatif yang hasilnya berbebtuk angka, yaitu penilaian
dengan tes. Berdasarkan angka itulah selanjutnya ditafsirkan tingkat
penguasaan kompetensi siswa. Selain itu, dikenal pula jenis evaluasi non tes
yang biasanya digunakan untuk menilai aspek tingkah laku termasuk sikap,
minat dan motivasi (Sanjaya, 2010).
Sudijono (2013) mengemukakan bahwa ciri-ciri evaluasi hasil belajar
yaitu :
1. Evaluasi yang dilaksanakan dalam rangka mengukur keberhasilan belajar
peserta didik itu, pengukurannya dilakukan secara tidak langsung.
2. Pengukuran dalam rangka menilai keberhasilan belajar peserta didik
umumnya menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif, atau
lebih sering menggunakan symbol-simbol angka.
3. Kegiatan evaluasi hasil belajar pada umumnya digunakan unit-unit atau
satuan-satuan yang tetap. Penggunaan unit-unit atau satuan-satuan yang
tetap itu didasarkan pada teori yang menyatakan bahwa pada setiap
populasi peserta didik yang sifatnya heterogen.
kognitif
menurut Bloom
2. Memahami (understand)
Ranah ini meliputi aktivitas kognitif diantaranya:
(interpreting),
(classifying),
menunjukkan
meringkas
(exemplifying),
(summarizing),
menginterpretasi
mengklasifikasikan
menginferensi
(inferring),
ini
meliputi
aktivitas
kognitif
diantaranya
membedakan
6. Mencipta (create)
Mencipta melibatkan elemen yang ditempatkan bersama-sama untuk
membentuk suatu koherensi atau fungsi menyeluruh. Proses-proses yang
terlibat dalam mencipta secara umum terkoordinasi dengan pengalaman
belajar siswa sebelumnya. Meskipun mencipta memerlukan kreativitas
berpikir siswa, hal ini bukanlah ekspresi kreatif yang memiliki kebebasan
penuh. Kategori orisinalitas dan keunikan harus lebih ditekankan.
Mencipta terkait dengan tiga aktivitas kognitif yaitu: melahirkan atau
menghasilkan (generating), merencanakan (planning), dan menghasilkan
atau memproduksi (producing).
Secara terperinci masing-masing ranah dapat diketahui pada tabel 2.3
berikut :
Tabel 2.3 Rincian Ranah dalam Evaluasi Hasil Belajar
Ranah Kognitif
Pengetahuan
Ranah Afektif
Ranah Psikomotorik
Penerimaan (receiving)
Gerakan reflex
Pemahaman
Sambutan,
Gerakan dasar
(comprehension)
Penerapan (application)
(responding)
Penilaian (valuing)
Analisis (analysis)
Pengaturan
Evaluasi (Evaluation)
penyusunan konsep
Pembentukan
watak
(knowledge)
jawaban
Kemampuan persepsi
dan
Kemampuan fisik
Gerakan keterampilan
Mencipta (Creat)
B. Kerangka Pikir
Karakteristik pembelajaran biologi yang merupakan hal-hal yang
berkaitan dengan kehidupan membuat pentingnya siswa untuk diajarkan dengan
melihat langsung fakta berkaitan dengan teori biologi. Fakta-fakta yang berkaitan
dengan teori biologi merupakan kejadian atau objek yang ada di lingkungan
sekitar, namun tidak disadari terdapat aktivitas kehidupan di dalammnya.
Misalnya pada hewan yang berdifat diam, yang banyak diduga hanyalah
bongkahan batu, namun terjadi aktivitas kehidupan seperti berkembang biak,
bernafas, makan dan lain-lain. Hal tersebut perlu diketahui melalui kegiatan
pengamatan.
Ditinjau dari segi proses, biologi sebagai IPA memiliki berbagai
keterampilan sains, misalnya keterampilan mengamati menggunakan sebanyak
mungkin indera mengumpulkan fakta yang relevan, mencari kesamaan dan
perbedaan,
serta
mengklasifikasikan,
keterampilan
menafsirkan
hasil
invertebrata
H0 = Tidak ada perbedaan hasil belajar biologi pada materi invertebrata yang
diajar dengan model pemebelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas
termodifikasi pada siswa kelas X SMA.
Ha = Ada perbedaan hasil belajar biologi pada materi invertebrata yang diajar
dengan model pemebelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi
pada siswa kelas X SMA.
BAB III
METODE PENELITIAN
ini
merupakan
penelitian
eksperimen
semu
mendapat
perlakuan
2. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yakni:
b. Sedangkan Variabel terikat adalah hasil belajar biologi yang dicapai oleh
siswa.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah the static
group pretest-posttest design. The static group pretest-posttest design merupakan
penelitian yang dilakukan dengan melibatkan dua kelompok (rombongan) belajar
yang secara bersama-sama diberi dua perlakuan berbeda dalam rumpun yang
sejenis (Sukmadinata, 2012). Dalam penlitian ini melibatkan dua kelompok, yaitu
kelompok Eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Kelompok Eksperimen I
diterapkan pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing
sedangkan kelompok
termodifikasi.
Tabel 3.1 Desain penelitian
Kelompok
Pretest
Perlakuan
Posttest
Eksperimen I
O1
X1
O2
Eksperimen II
O3
X2
O4
1. Tempat penelitian
Tempat penelitian yang akan dilakukan adalah di SMA Negeri 3
Makassar, Jalan Baji Areng, Kota Makassar.
2. Waktu penelitian
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada semester
genap tahun ajaran 2014 /2015.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIA SMA
Negeri 3 Makassar tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri tujuh kelas.
2. Sampel Penelitian
Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik bertujuan atau yang
disebut purposive sampling, karena untuk menentukan sampel didasarkan
pada tujuan tertentu (Sukardi, 2003). Adapun pertimbangan tertentu yang
dimaksud adalah (1) Atas dasar pengelompokan kelas yang bersifat homogen
dari hasil tes ujian masuk sekolah menengah atas (2) saran langsung dari guru
mata pelajaran biologi yang mengajar pada kelas X MIA, bahwa jumlah kelas
X MIA pada SMA Negeri 3 Makassar adalah tujuh kelas, 2 kelas yang
homogen dan memiliki karakteristik yang hampir sama yakni kelas X MIA 4
dan X MIA 7 masing-masing terdiri dari 36 dan 28 siswa.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dibagi dalam 2 (dua) tahap, yaitu tahap persiapan dan
tahap pelaksanaan, yaitu:
1. Tahap Persiapan
mengecek
membuka
kehadiran
pelajaran
apersepsi
kepada
gambaran
secara
invertebrate
siswa
kemudian
siswa
berupa
umum
kemudian
selanjutnya
memberikan
pertanyaan,
mengenai
dilanjutkan
materi
dengan
anggotanya
4-5
kelompok
orang
secara
untuk
oleh
siswa
kemudian
dengan
hipotesis
yang
relevan
dengan
guru
membimbing
siswa
untuk
dalam
melakukan
pengamatan
untuk
siswa
membuat
kesimpulan
untuk
Dengan
evaluasi
kita
bisa
mengecek
membuka
pelajaran
apersepsi
kepada
gambaran
secara
invertebrate
kehadiran
siswa
kemudian
siswa
berupa
umum
kemudian
selanjutnya
memberikan
pertanyaan,
mengenai
dilanjutkan
materi
dengan
anggotanya
4-5
kelompok
orang
secara
peserta
didik
untuk
menentukan
seorang
guru
dalam
mengajar
Kegiatan penutup
Nilai
Kategori
90 100
Baik Sekali
80 89
Baik
70 79
Cukup
60 69
Kurang
< 59
Sangat Kurang
strategi
pembelajaran
inkuiri
bebas
termodifikasi.
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas
memiliki variansi
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar SMA/MA. Jakarta : BSNP
Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Depdiknas. 2008. Penilaian Hasil Belajar. Depertemen Pendidikan Nasional.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Eggen, Paul D. dan Kauchak, Donald P. 2006. Strategies for Teachers : Teaching
Content and Thingking Skills Thirth Edition. Amerika : Indeks.
Eggen, Paul D. dan Kauchak, Donald P. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran :
Mengajarkan Konten dan Keterampilan berfikir Edisi Keenam. Jakart :
PT Indeks Permata Puteri Medias.
PROPOSAL PENELITIAN