Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kebidanan telah
mendorong turunnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka kematian Bayi
(AKB) yang cukup signifikan di tahun 2010. Pada tahun 2010 AKB mencapai
34/1000 kelahiran hidup dan AKI mencapai 228/100.000 kelahiran. Angka
kamatian bayi disebabkan oleh infeksi sistemik, kelainan bawaan, dan infeksi
saluran pernafasan akut. Angka kematian ibu ini masih sangat tinggi yang
disebabkan oleh komplikasi obstetrik (90%) yaitu perdarahan (30,77%), infeksi
(22,5%), preeklamsia dan eklamsia (25,18%),dan yang lainnya (11,55%). Dalam
hal ini pemerintah menetapkan pada tahun 2015 AKB menurun menjadi 23/1000
kelahiran hidup dan AKI menjadi 102/100.000 kelahiran.1,2
World health Organization (WHO) memperikirakan 200 juta jiwa ibu hamil
di negara berkembang setiap tahunnya dan lebih dari 500.000 diantaranya akan
meninggal karena penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, jutaan lainnya
akan mengalami komplikasi kehamilan dan terjadi kematian perinatal akibat
masalah kesehatan ibu. Oleh karena itu, untuk menekan angka kematian ibu hamil
WHO membentuk program Safe Motherhood. 1,2
Safe Motherhood adalah salah satu program WHO yang merupakan upaya
untuk menyelamatkan ibu hamil agar kehamilan dan persalinan sehat dan aman,
serta melahirkan bayi yang sehat. Salah satu asuhan antenatal yang dilakukan
adalah meningkatkan kesadaran ibu hamil tentang kemungkinan adanya risiko

tinggi atau terjadinya komplikasi kehamilan atau persalinan dan cara mengenali
komplikasi tersebut.2,3
Kehamilan

risiko

tinggi

adalah

kehamilan

patologis

yang

dapat

mempengaruhi keadaan ibu dan janin. Faktor-faktor kehamilan risiko tinggi


diantaranya yaitu jumlah parietas dari seorang ibu lebih dari empat atau dapat
disebut grande multipara dan usia yang terlalu tua untuk hamil. Dalam
menghadapi kehamilan risiko tinggi harus diambil sikap proaktif, terencana
dengan upaya promotif dan preventif sampai dengan waktunya harus diambil
sikap tegas dan cepat untuk menyelamatkan ibu dan janin.3,4
Penyebab dari kejadian kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil adalah
karena kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi, rendahnya status
sosial dan ekonomi dan pendidikan yang rendah. Dengan adanya pengetahuan ibu,
baik melalui tenaga kesehatan terutama dokter, bidan dan petugas posyandu
mengenai pentingnya tujuan dan manfaat pemeriksaan kehamilan diharapkan
dapat memotivasi untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin sehingga risiko
tinggi pada kehamilan dapat dikontrol.5
Di wilayah kerja Puskesmas Melong Asih terdapat seorang ibu yang
memiliki risiko tinggi pada kehamilan yaitu grandemultipara dengan usia tua, oleh
sebab

itu

peneliti

tertarik

untuk

melakukan

kunjangan

rumah

untuk

mengidentifikasi dan menganalisa masalah yang terdapat pada wanita tersebut dan
mencari jalan keluar dari permasalahannya.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah di uraikan maka masalah yang dapat
diidentifikasi adalah:
1. Apa faktor yang menyababkan kehamilan risiko tinggi dengan
grandemultipara pada pasien?
2. Faktor apa saja yang membuat pasien termasuk kehamilan risiko tinggi
pada usia tua?
3. Bagaimana pengetahuan pasien mengenai ibu hamil risiko tinggi dengan
grandemultipara dan usia lanjut?

1.3 Maksud dan Tujuan Kegiatan Home Visite


1.3.1 Maksud Kegiatan Home Visite
Maksud dari kegiatan ini untuk mengidentifikasi dan menganalisis kasus ibu
hamil risiko tinggi dengan grandemultipara dan usia lanjut.
1.3.2 Tujuan Kegiatan Home Visite
Tujuan dari kegiatan home visite ini untuk dapat mengetahui:
1.

Faktor

yang

menyebabkan

kehamilan

risiko

tinggi

dengan

grandemultipara pada pasien.


2.

Pengetahuan pasien mengenai ibu hamil risiko tinggi dengan


grandemultipara dan usia tua.

Anda mungkin juga menyukai