Anda di halaman 1dari 18

TUGAS BIOANALISIS

PROTOKOL STUDI BIOEKIVALENSI


METOPROLOL
STUDI BIOEKIVALENSI ZAT AKTIF METOPROLOL 100 mg PADA
TABLET LOPRESOL PRODUKSI PT. SANDOZ INDONESIA
DIBANDINGKAN TERHADAP TABLET LOPROLOL PRODUKSI PT.
IKAPHARMAINDO

KELAS C
KELOMPOK 9

1. Novita Zahra

(2012210196)

2. Nurmala Sari

(2012210197)

3. Prastiwi Septiantari

(2012210204)

4. Prisilia Paramitha Mazer

(2012210205)

5. Ravendi Asprianto

(2012210213)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2015

PROTOKOL
No. 001/ 2015
STUDI BIOEKIVALENSI ZAT AKTIF METOPROLOL 100 mg
PADA TABLET LOPRESOL PRODUKSI PT. SANDOZ INDONESIA
DIBANDINGKAN TERHADAP TABLET LOPROLOL PRODUKSI
PT. IKAPHARMAINDO

Diajukan oleh:
Laboratorium Q-Lab
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Disponsori oleh :
PT. SANDOZ INDONESIA

Jakarta, April 2015

Judul
Studi Bioekivalensi Zat Aktif Metaprolol 100 mg Pada Tablet Loprasol Produksi PT.
SANDOZ INDONESIA Dibandingkan Terhadap Tablet Loprolol Produksi PT.
IKAPHARMAINDO
Nomor Protokol
No. 001 / 2015
Sponsor
Nama

: PT. SANDOZ INDONESIA

Alamat

: Jl. TB. Simatupang Kp. Gedong, Pasar Rebo Jakarta Timur 13760

Tempat Penelitian
Nama

: Laboratorium Q-Lab Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Alamat

: Jl. Serengseng Swah, Jagakarsa, Fakultas Farmasi Universitas


Pancasila, Jakarta Selatan, 12640

Personil
Peneliti Utama

Prastiwi Septiantari, S.Farm., M.Si., Apt

Peneliti Pendamping

Prisilia Paramitha Mazer, S.Farm., M.Si., Apt

Analis

Nurmala Sari, S. Farm., M.Si., Apt


Novita Zahra, S. Farm., M.Si., Apt

Dokter Penanggungjawab : dr. Ravendi Asprianto

Tanggal Pelaksanaan
Mei Oktober 2015

LEMBAR PENGESAHAN
Sponsor

Direktur Utama
PT. SANDOZ INDONESIA
Tanggal: 7 April 2015

Peneliti Utama

Prastiwi Septiantari, S.Farm., M.Si., Apt


Tanggal: 7 April 2015

Peneliti Pendamping

Prisilia Paramitha Mazer, S.Farm., M.Si., Apt


Tanggal: 7 April 2015

Dokter Penanggungjawab

dr. Ravendi Asprianto


Tanggal: 7 April 2015

STUDI BIOEKIVALENSI ZAT AKTIF METOPROLOL 100 mg TABLET


LOPRESOL PRODUKSI PT. SANDOZ INDONESIA DIBANDINGKAN
TERHADAP TABLET LOPROLOL PRODUKSI PT. IKAPHARMAINDO
PENDAHULUAN

gambar: struktur metoprolol


Farmakologi
Absorpsi : Metoprolol tartrate cepat dan hampir sempurna diserap dari saluran
cerna; penyerapan dosis tunggal oral 20-100 mg bisa sempurna dalam waktu 2,5-3
jam setelah dosis oral, sekitar 50% obat yang diberikan dalam bentuk tablet nampak
mengalami metabolisme pada hati.Bioavaibilitas dari metoprolol tartrate yang
diberikan secara oral naik seiring kenaikan dosis.
Distribusi : Metoprolol disalurkan luas ke dalam jaringan tubuh. Konsentrasi
dari obat lebih besar pada jantung, paru-paru dan air liur pada plasma. Metoprolol 1112% terikat pada protein serum,yang nampak hanya pada albumin.setelah menerima
dosis terapi konsentrasi metoprolol pada eritrosit adalah 20% lebih tinggi dari pada
konsentrasi pada plasma. konsentrasi metoprolol pada CSF adalah sekitar 78% dari
konsentrasi pada plasma. Metoprolol didistribusikan ke dalam jaringan lunak pada
konsentrasi sekitar 3-4 kali dari konsentrasi plasma ibu, tetapi jumlah sebenarnya
yang disalurkan ke dalam jaringan lunak nampak sangat kecil.
Eliminasi : Eliminasi metoprolol nampak mengikuti gaya kinetik tingkat
pertama dan terjadi terutama pada hati, waktu yang diperlukan untuk proses tersebut
bebas dosis dan lamanya terapi. Metoprolol dimetabolisme oleh cytochrome P-450
(CYP) sistem enzim mikrosomal, yang sebelumnya 2D5 (CYP2D6). Bila diberikan
secara oral, metoprolol dapat menghambat metabolisme stereoselective yang
tergantung pada oksidasi phenotipe. Metoprolol dan metabolitnya diekskresi dalam
urin terutama melalui filtrasi glomerular, walaupun sekresi dan reabsorpsi bisa terjadi.
Sekitar 95% dari dosis tunggal diekskresi dalam urin dalam waktu 72 jam. Kurang

dari 5% dan sekitar 10% dosis metoprolol dieksresi pada urin yang tidak berubah
setelah minum obat.4
Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap metoprolol atau komponen lain dalam sediaan, atau
beta bloker lainnya, sebagai tambahan : - hipertensi dan angina : sindrom sakit sinus,
penyakit arteri perifer parah, feokromositoma (tanpa blokade alfa). - Infark
miokardiak; bradikardia sinus parah, gagal jantung sedang sampai parah, syok
kardiogenik.
Efek Samping
Hipotensi, bradikardia, insufisiensi arteri, nyeri pada dada, gagal jantung
kongestif, edema, palpitasi, rasa lelah, depresi, bingung, halusinasi, insomnia, mimpi
buruk, gangguan tidur, mengantuk, vertigo, pruritus, ruam, fotosensitif, psoriasis
parah, penurunan libido, diare, konstipasi, flatulens, sakit perut, mual, muntah, nyeri
otot, pandangan kabur, gangguan penglihatan.
Interaksi Makanan
Makanan meningkatkan absorbsi. Level serum metoprolol dapat meningkat
dengan adanya makanan.
Interaksi Obat
Peningkatan efek/toksisitas : Inhibitor CYP2D6 dapat meningkatkan
level/efek metoprolol, contoh inhibitor, klorpromazin, delaviridin, fluoksetin,
mikonazol,

paroxetine,

pergolid,

kuinidin,

kuinin,

ritonavir

dan

ropinirol,

Aminokuinolon (antimalaria), propafenon dan propoxyfen meningkatkan efek


metoprolol. Metoprolol juga dapat meningkatkan efek obat lain yang mempunyai
konduksi AV lambat ( seperti digoksin, verapamil, diltiazem), dipiridamol,
disopiramid, inhibitor asetilkolinesterase, amiodaron, bloker alfa 1 ( prazosin,
terazosin) dan alfa/beta agonis ( aksi langsung) dan midodsin.
TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai bioekivalensi dari Zat Aktif
Metoprolol 100 mg pada Tablet Lopreser Produksi PT. Sandoz Indonesia
Dibandingkan Terhadap Tablet Loprolol Produksi PT. Ikapharmindo

METODE
a. Desain Penelitian
Uji bioekivalensi ini di desain secara two way cross over untuk
memperkecil variasi biologik yang melibatkan 18 subjek. Dimana subjek 1
sampai 9 merupakan kelompok A Dan subjek 10 sampai 18 merupakan
kelompok B. Setiap subjek akan diberikan metoprolol tablet 100 mg
pembanding dan copy dalam dua periode diselingi periode pembersihan
(washout) selama 1 minggu. Periode pertama subjek 1 sampai 7 diberi obat
pembanding dan subjek 8 sampai 14 diberi obat copy. Setelah periode
washout, pemberian obat di putar, subjek 1 sampai 7 diberi obat copy dan
subjek 8 sampai 14 diberi obat pembanding. Subjek diberikan obat 1 jam
setelah makan untuk mengurangi efek samping obat yaitu mual dan muntah.
Dosis tunggal 100 mg akan diberikan secara oral pukul 09.00 pagi yang
diminum dengan 200 ml air. Subjek akan melakukan puasa atau tidak makan
dan minum pada waktu 4 jam setelah pemberian obat. Selama periode washout
subjek tetap dikarantina, sedangkan selama pemberian obat dan pengambilan
sampel subjek akan dikarantina di hotel Borobudur Jakarta .
b. Subyek
Pedoman Uji bioekivalensi Tahun 2004 yang diterbitkan oleh Badan
Pengawas Obat danMakanan (BPOM) Republik Indonesia mengatur jumlah
subjek berdasarkan parameter bioavailbilitas utama, yakni area under curve
(AUC) kadar obat dalam darah terhadap waktu,yang menunjukkan jumlah
obat yang masuk peredaran darah sistemik. Untuk nilai simpangan baku relatif
dari AUC sebesar 15,0 17,% dapat melibatkan subjek antara 12 16 orang.
Dari parameter farmakokinetik metoprolol diketahui nilai RSD dari AUC
adalah sebesar 7,9 %, sehingga studi ini akan melibatkan 14 orang sehat.
Subjek- yang berpartisipasi berumur antara 18 40 tahun dengan
Indeks Masa tubuh antara 18 25 kg/ m2 . Sebelum studi setiap subjek akan
menandatangani informed consent setelah menerima penjelasan secara detail
tentang ruang lingkup studi bioekivalensi, termasuk larangan dan rasa yang
kurang nyaman yang mungkin timbul akibat pemeriksaan kesehatan fisik, test
darah, dan urin. Semua subjek harus memenuhi kriteria inklusi dan tidak

mengkonsumsi obat obatan selama 2 minggu sebelum dan selama studi,serta


harus menghindari kegiatan fisik yang berat. Studi akan dilakukan sesuai
Good clininal Practice (GLP) dan akan diajukan ke Komisi Etik RSCM FKUI, Jakarta untuk memperoleh ethicalclearance.
Kriteria Inklusi
Subjek telah melewati pemeriksaan fisik, ECG, dan tes laboratorium klinik
yang meliputi : glukosa darah, urea, kreatinin, SGOT-SGPT, alkalin fosfatase,
bilirubin total, asam urat, kolesterol, TEG, albumin, dan protein total,
hemoglobin, hematokrit, jumlah sel darah putih total, jumlah sel darah merah,
laju pengendapan sel darah, dan urinalisis harian. Semua hasil pemeriksaan
tersebut harus memenuhi persyaratan yang telah dicantumkan.
Kriteria Eksklusi
25 sukarelawan yang terdiri dari 12 pria dan 13 wanita yang berusia
antara 18-50 tahun dengan bobot tubuh yang ideal. Dilakukan uji klinik untuk
mengevaluasi kesehatan dari sukarelawan (uji fisik, ECG, dan uji laboratorium
seperti kadar glukosa dalam darah, kadar urea, kadar kreatinin, kadar asam
aspartate aminotransferase, alanine aminotransferase, alkalin fosfatase, alfa
glutamiltransferase, total bilirubin, albumin dan total protein, trigliserida,
jumlah kolesterol, haemoglobin, hematokrit, jumlah dan bentuk sel darah putih
dan proses urinalisis). Semua subjek negative HIV, negative Hepatitis C dan
Hepatitis B kecuali bekas luka.

Standarisasi kondisi penelitian


1. Puasa
a. Lama Puasa
Sebelum obat diberikan subjek diharuskan berpuasa selama 10 jam
dan 4 jam setelah obat diberikan. Puasa bertujuan agar absorpsi obat
tidak terganggu oleh adanya makanan.
b. Standarisasi makanan
Tidak ada makan yang diizinkan selama periode tertentu dan
konsumsi air diizinkan setelah makan (dengan pengecualian minuman
yang mengandung xantin termasuk the,kopi, dan cola)
c. Interaksi obat dengan makanan dan obat lain
Subjek diberi penjelasan tentang makan dan obat-obatan yang tidak
boleh dikonsumsi 24 jam sebelum dating ke lokasi pengambilan
sample dan selama studi. Subjek tidak boleh minum kopi, the,
minuman berkarbonasi, jus dan minuman beralkohol, serta tidak

boleh mengkonsumsi obat lain, selain obat uji, makan dan obat yang
dapat menurunkan absorbsi metildopa.
2. Aktivitas Subjek selama Puasa dan Pengambilan Sampel
Subjek selama pengambilan sample tidak boleh melakukan aktivitas
fisik berat yang dapat mempengaruhi transit obat dalam saluran cerna dan
aliran darah ke usus. Subyek hanya diperbolehkan duduk normal dan
beristirahat dengan nyaman dalam ruangan yang telah ditentukan. Selama
duduk, subjek dapat melakukan kegiatan membaca, menonton, dan
mengobrol.
3. Karantina Subjek
Subjek akan mengalami masa karantina selama pengambilan darah
(periode I dan II). Terdapat masa karantina umum dan karantina khusus.
Masa karantina umum adalah masa dimana subjek dapat melakukan
kegiatan sehari-hari tetapi dibatasi dengan larangan-larangan yang telah
ditetapkan dan disepakati sebelumnya. Larangan meliputi konsumsi obatobatan, the, kopi, dan makanan bersantan, serta larangan melakukan
aktivitas berat seperti: lari, angkat beban, berenang, olahraga berlebihan
dan yang dapat menimbulkan kecelakaan.

c.

Sampel dan Waktu Sampling


Sampel darah diambil 12 titik yaitu pada saat sebelum pemberian obat
1 titik, sebelum mencapai kadar maksimum 2 titik, sampel sekitar kadar
masimum 4 titik dan sampel setelah kadar maksimum sampai sedikitnya 3
kali waktu paruh obat dalam plasma 6 titik. Metoprolol memiliki sifat
kelarutan dalam lemak, dimana bioavailbiltas oralnya sebesar 50%, ikatan
terhadap protein plasma sebesar 12%, dan memiliki waktu paruh eliminasi 37 jam. Titik sampling t0, t60, t120, t180, t240, t300, t360, t420, t480, t560, t600, t660, t720.
Sampel darah diambil sebanyak 5 ml setiap pengambilan dan dikumpulkan
dalam tabung yang telah diberi antikoagulan dan mengandung 200 L
heparin. Dalam waktu 10 menit setelah pengambilan, darah disentrifuge
1000 rpm. Penanganan sampel dilakukan pada suhu kamar 32C dan
disimpan di dalam freezer pada suhu -200C sebelum dianalisis kuantitatif
dengan HPLC.

d. Metode Analisis
a. Prosedur Analisis
Analisis determinasi kuantitatif Metoprolol dalam plasma manusia dan
aplikasinya pada study farmakokinetik dengan menggunakan HPLC-UV.
Metode HPLC-UV ini merupakan metode yang sederhana untuk
menentukan Me dalam plasma manusia, tetapi metode ini diperlukan
banyak voleme plasma (1000 mL) dan tidak metoprolol menggunakan
internal standar. Oliveira dan Colleagues menyatakan bahwa metode
Liquid Chromatography Tandem Mass Apectrometry (LC-MS = MS)
untuk menentukan Metaprolol dalam sampel plasma manusia dapat
menghasilkan selektifitas dan sensitifitas yang sangat bagus, tetapi metode
ini tidak digunakan seluruh laboratorium dan penelitian mengingat
harganya yang mahal.
Penyiapan sampel
Diambil 250 L plasma murni, untuk uji farmakokinetik plasma
dipindahkan ke dalam 8 mL tube glass test, lalu ditambahkan 25 L
larutan internal standar 10 g/mL dan dihomogenkan/ dicampur selama 5
detik. Protein yang telah mengendap ditambahkan dengan 200 L
asetonitril dalam campuran tersebut. Setelah dihomogenkan/ dicampur
selama 15 detik pada suhu ruangan dan disentrifugasi pada selama 15
menit, bagian atas layer yang terbentuk difiltrasi pada durapore membrane
(13 mm - 0,45 m) dalam glass tube bersih dan dievaporasi untuk
dikeringkan dengan menggunakan evaporator pada suhu 400C dibawah
aliran nitrogen. Maka, setelah

didapatkan ekstrak yang kering

ditambahkan 300 L dari fase gerak dan 30 L yang akan dinjeksikan


kedalam sistem kromatografi.
Kondisi dan Parameter Instrumental
Analisis

menggunakan

Shimadzu

Scientific

Instruents

Liquid

Chromatographic System (kyuto, japan) dengan susunan LC-10ADvp


(pump), DGU-10ADvp (degasser), SPD-10ADvp (detector) dan CTO10ADvp (column oven). Fase balik pada kromatografi digunakan

analytical Phenomenex Synergi MAX RP C18 column ( 4 mm, 150 mm


4,60 mm) (Torrence, CA, USA) dilapisi dengan Phenomenex AJO - 4287
C18 guard cartridge (Torrance, CA, USA).
Fase gerak terdiri dari larutan campuran sodium dihidrogen fosfat
monohidrat (20 mmol/L), methanol dan asetonitril dalam perbandingan
90:8:2 (v/v/v). Sebelum dilakukan analisis, fase gerak difiltrasi terlebih
dahulu pada 0,22 mm filter, lalu degassed secara ultrasonic selama 1
menit. Lalu dilakukan pengujian kadar logam pada suhu 35 0C. Laju alir 1
mL/menit. Dan digunakan panjang gelombang 230 nm.
b. Validasi metode bioanalisis
Parameter validasi metode analisis sefadroksil dalam plasma manusia
yang telah dilakukan meliputi Linearitas, Lower Limit Of Quantification
(LLOQ), recovery, selektifitas, stabilitas, presisi dan akurasi.
1) Lower Limit Of Quantification (LLOQ) dan linearitas
LLOQ merupakan konsentrasi analitik yang terendah yang dapat
dihitung dengan akurat antara 80 sampai 120% dan presisi kurang
dari 20%. Linearitas diuji dengan kurva kalibrasi dengan range dari
0,4 40,0 mg/ml.
LLOQ dari 0,4 40,0 g/mL menggunakan 250 L plasma ( tercatat
diliteratur).
LLOQ dari 0,2 g/mL menggunakan 500 L sempel plasma (menurut
Pitrovkij dan Colleagues)
2) Recovery
Recovery dihitung dengan membandingkan area peak kromatografi
dari sampel ekstrak tak terstandar dan dari sampel ekstrak terstandar
pada tiga konsentrasi QC dalam lima replikasi.
Konsentra

Recovery % (RSD %)

si

Sefadrok

Lamivudi

(g/mL)

sil

ne (I.S)

86,78

103,59

(6,46)

(1,55)

109,91

94,41

16

32

Mean

(7,82)

(3,92)

109,94

95,82

(4,67)

(2,81)

102,21

Kon

Aku

sent

rasi

rasi

(%)

97,94
Presisi (%)

(g/
mL)
Intr

104,79

11,83

97,01

3,64

day

6
99,61

2,50

3
2
Inte

104,15

9,59

104,40

7,40

day

6
100,49

3,83

3
2

3) Akurasi dan presisi


4) Stabilitas
Sefadroksil dalam sampel plasma stabil pada 4 jam (minimum) dalam
suhu ruangan. Pembekuan dan pencairan tidak akan menggangu level
konsentrasi yang signifikan. Jika dibandingkan sampel pada
konsentrasi 1, 16 dan 32 mg/mL didapatkan deviasi 7.70%, 1.69%
dan 2.33%.
48 jam stabilitas auto-sampel yang menghasilkan ekstrak sampel
plasma pada suhu ruangan diindikasikan tidak ada perubahan yang
signifikan didalam level konsentrasi dari analit.

c. Metode validasi diterapkan untuk memonitor konsentrasi plasma dari


sefadroksil pada sukarelawan yang sehat dimana dijalankan dengan single
oral dose.
d. Perhitungan limit terendah dan linearitas yang baik dapat menggunakan
metode ini, dimana metode ini mampu menghitung sefardoksil dalam
plasma manusia.
e. Metode ini memiliki beberapa keuntungan yang telah dibandingan dengan
metode sebelumnya seperti :
1) Sederhana dan memiliki prosedur yang cepat untuk sampel preteratment.
2) Preparasi yang mudah untuk fasegeraknya.
3) Menggunakan laju alir yang rendah dalam system kromatografi.
4) Dan juga dapat menurunkan penggunaan pelarut organik dalam fase
gerak
f. Perhitungan Parameter Bioavailabilitas
Bioavailabilitas menunjukkan suatu pengukuran laju dan jumlah obat aktif
terapeutik yang dapat mencapai sirkulasi sistemik. Penilaiannya pada suatu obat
berdasarkan data hasil analisis plasma yang digunakan untuk menentukan
parameter AUC, tmax, dan Cmax. AUC mencerminkan jumlah obat aktif yang
mencapai sirkulasi sistemik. AUCtx merupakan area di bawah kurva hubungan
antara kadar obat dalam darah (C) dan waktu dari mulai percobaan (to) hingga
akhir pengambilan sampel pada jam tertentu (tx). AUC dapat dihitung dengan
menggunakan rumus penentuan area bidang trapezium.
[AUC]tx-1 = (

( Cx1 ) +Cx
(tx (tx-1))
2

Cx dan Cx-1 adalah kadar obat dalam darah pada waktu x dan x-1
AUC bergantung pada jumlah total obat yang tersedia (FD 0) dibagi tetapan laju
eliminasi (k) dan volume distribusi (Vd). F adalah fraksi dosis terabsorpsi. Setelah
pemberian secara IV F=1, karena seluruh dosis terdapat dalam sirkulasi sistemik
dengan segera. Pada pemberian obat secara oral, F dapat berbeda-beda mulai dari
harga F=0 (tidak ada yang diabsorpsi) sampai F=1 (absorpsi obat sempurna).
[AUC]0 =

F D0
C1

F D0
k Vd

Biovailabilitas (BA) relatif adalah ketersediaan suatu obat dalam sirkulasi sistemik
dibandingkan dengan standar obat yang sudah diketahui. Biovailabilitas relatif dari

dua produk obat yang diberikan pada dosis dan rute pemberian yang sama dapat
diperoleh dengan persamaan berikut ini.
BA relatif =

[ AUC ] A
[ AUC ] B

Produk B merupakan standar pembanding yang telah diketahui bioavailabilitasnya.


Nilai BA dari rumus diatas dapat dikalikan 100 untuk mengasilkan persen
bioavailabilitas relatif. Untuk pemberian dosis yang berbeda, dapat ditentukan BA
relatifnya dengan memberikan koreksi untuk dosisnya seperti rumus dibawah ini.
BA relative =

[ AUC ] A /dosis A
[ AUC ] B /dosis B

g. Perhitungan Statistik dan Kriteria yang Dapat Diterima


Parameter biovailabilitas yang dibandingkan untuk penilaian bioekivalensi adalh
AUC, tmax , dan Cmax. Data akan diolah menggunakan statistic.
1. Data AUC dan Cmax dibuat dalam bentuk logaritma (ln) sebelum dianalisis
secara statistic karena kinetika obat mengikuti kinetika orde pertama, sehingga
dalam skala logaritmik akan diperoleh distribusi normal dan varian yang
homogeny.
2. Nilai AUC dibandingkan menggunakan analisis varian (ANOVA), dengan
variasi produk obat yang dibandingkan (sampel dan standar), periode
pemberian obat I dan II, subjek dan urutan pemberian produk obat.

Daftar Pustaka
BPOM RI. 2004. Pedoman Uji Bioekivalensi. Jakarta : Badan POM
Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI
http://www.informasiobat.com/metoprolol

FORMULIR KEIKUTSERTAAN DALAM PENGUJIAN


( INFORMED CONSENT )
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

Umur

Alamat

Setelah mendapat keterangan sepenuhnya dan menyadari tujuan, manfaat, dan resiko
penelitian tersebut di bawah ini yang berjudul :
Studi Bioekivalensi Zat Aktif Metoprolol 100 mg Lopresol Produksi PT. SANDOZ
INDONESIA Dibandingkan Loprolol Produksi PT. IKAPHARMAINDO
Dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian tersebut di atas dan saya
dapat mengundurkan diri setiap saat tanpa menimbulkan akibat yang merugikan bagi
saya.
Saya telah diberitahu bahwa obat ini kadang-kadang dapat menimbulkan rasa
mengantuk, pusing, sakit kepala, rasa lelah, tremor, mual, dan muntah jika hal ini
terjadi maka saya akan mendapatkan pengobatan yang diperlukan.
Jakarta,
Mengetahui :

Yang menyatakan,

Saksi-saksi :
1. ......................... (

2. ..........................(

)
(

Penanggung Jawab Medis,

dr. Ravendi Asprianto

Penanggung Jawab Penelitian,

Prastiwi Septiantari, S.Farm., M.Si., Apt

INFORMED CONSENT
Studi Bioekivalensi Zat Aktif Metoprolol 100 mg Lopresol Produksi PT. SANDOZ
INDONESIA Dibandingkan Loprolol Produksi PT. IKAPHARMAINDO
Bapak/ Ibu Yth,
Laboratorium Q-Lab Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, akan melakukan suatu
penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah kualitas Lopresol Produksi PT.
SANDOZ INDONESIA sama baiknya dengan produk inovatornya Loprolol Produksi
PT. IKAPHARMAINDO. Oleh karena penelitian itu harus dikerjakan pada subjek
sehat, anda kami undang untuk ikut serta dalam penelitian ini.
Bila anda berminat, pertama-tama kesehatan anda akan diperiksa dulu. Untuk itu kami
akan mengambil contoh darah sebanyak 2 sendok teh obat dari pembuluh darah di
lengan anda untuk memastikan bahwa anda memenuhi syarat. Pemeriksaan meliputi
gambaran darah tepi, fungsi ginjal, dan fungsi hati. Anda akan diberikan hasil asli dari
pemeriksaan kesehatan ini. Syarat lain yang harus dipenuhi adalah tidak adanya
riwayat penyakit hati, ginjal, dan jantung bukan peminum (alkohol) dan perokok,
berumur 20-45 tahun dan berat badan normal.
Bila anda memenuhi syarat, pada suatu pagi (tanggal akan ditentukan) anda akan
diminta datang ke Laboratorium Q-Lab Fakultas Farmasi Universitas Pancasila pada
jam 08.00 dengan kondisi puasa (jam terakhir makan malam adalah jam 22.00).
Peneliti akan mengambil darah anda sebelum minum obat. Setelah minum obat,
pengambilan darah akan dilakukan pada 0,5; 1; 1,5; 2; 3; 4; 5; 6; 8; 10; 12; 15; 24;
dan 36 jam setelah pemberian obat. Setiap kali pengambilan darah sebanyak 5 ml.
Makan pagi baru akan diberikan 2 jam kemudian, makan siang 8 jam kemudian, dan
makan malam 12 jam kemudian setelah menelan obat. Anda diperbolehkan duduk
santai di ruangan yang sudah disediakan sambil menonton acara TV atau membaca
majalah. Prosedur ini akan diulangi satu minggu kemudian dengan obat
pembandingnya.
Anda bebas menolak ikut dalam penelitian ini, dan bila anda sudah menyatakan
bersedia ikut, anda juga tetap bebas mengundurkan diri setiap saat selama penelitian

berlangsung. Sebaliknya bila anda tidak memenuhi instruksi yang diberikan oleh
peneliti anda juga dapat dikeluarkan dari penelitian ini setiap waktu.
Keikutsertaan dalam penelitian ini bersifat sukarela dan rahasia. Identitas dan data
penelitian akan dijaga kerahsiaannya, dan pihak yang memiliki akses terhadap data
penelitian adalah Peneliti, Komite Etik, pihak sponsor yang diberi kewenangan serta
Badan Pengawas Obat dan Makanan, pada akhir penelitian setiap subjek penelitian
akan diberi insentif sebesar Rp 500.000,- sebagai tanda terima kasih berpartisipasi
dalam penelitian.
Penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Bila anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi
penanggung jawab penelitian Prastiwi Septiantari, S.Farm., M.Si., Apt pada nomor
telepon 88857593 ext. 423 / 085679030451 atau penanggung jawab medis dr.
Ravendi Asprianto pada nomor telepon 8457223 ext. 757 / 085776981466.
Informasi mengenai kompensasi bila terjadi SAE (Serious Adverse Events) / KTD
( Kejadian Tidak Diinginkan) selama penelitian :
1. Disediakan dokter penanggung jawab yang siap dihubungi setiap saat selama
masa penelitian, yaitu dr. Ravendi Asprianto pada nomor telepon 8457223 ext.
757 / 085776981466
2. Bila diperlukan pengobatan terhadap efek samping lain maka dokter akan
memberikan pengobatan dengan konsekuensi subjek akan dikeluarkan dari
penelitian (insentif tetap akan diberikan penuh).

Anda mungkin juga menyukai