KELAS C
KELOMPOK 9
1. Novita Zahra
(2012210196)
2. Nurmala Sari
(2012210197)
3. Prastiwi Septiantari
(2012210204)
(2012210205)
5. Ravendi Asprianto
(2012210213)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2015
PROTOKOL
No. 001/ 2015
STUDI BIOEKIVALENSI ZAT AKTIF METOPROLOL 100 mg
PADA TABLET LOPRESOL PRODUKSI PT. SANDOZ INDONESIA
DIBANDINGKAN TERHADAP TABLET LOPROLOL PRODUKSI
PT. IKAPHARMAINDO
Diajukan oleh:
Laboratorium Q-Lab
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
Disponsori oleh :
PT. SANDOZ INDONESIA
Judul
Studi Bioekivalensi Zat Aktif Metaprolol 100 mg Pada Tablet Loprasol Produksi PT.
SANDOZ INDONESIA Dibandingkan Terhadap Tablet Loprolol Produksi PT.
IKAPHARMAINDO
Nomor Protokol
No. 001 / 2015
Sponsor
Nama
Alamat
: Jl. TB. Simatupang Kp. Gedong, Pasar Rebo Jakarta Timur 13760
Tempat Penelitian
Nama
Alamat
Personil
Peneliti Utama
Peneliti Pendamping
Analis
Tanggal Pelaksanaan
Mei Oktober 2015
LEMBAR PENGESAHAN
Sponsor
Direktur Utama
PT. SANDOZ INDONESIA
Tanggal: 7 April 2015
Peneliti Utama
Peneliti Pendamping
Dokter Penanggungjawab
dari 5% dan sekitar 10% dosis metoprolol dieksresi pada urin yang tidak berubah
setelah minum obat.4
Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap metoprolol atau komponen lain dalam sediaan, atau
beta bloker lainnya, sebagai tambahan : - hipertensi dan angina : sindrom sakit sinus,
penyakit arteri perifer parah, feokromositoma (tanpa blokade alfa). - Infark
miokardiak; bradikardia sinus parah, gagal jantung sedang sampai parah, syok
kardiogenik.
Efek Samping
Hipotensi, bradikardia, insufisiensi arteri, nyeri pada dada, gagal jantung
kongestif, edema, palpitasi, rasa lelah, depresi, bingung, halusinasi, insomnia, mimpi
buruk, gangguan tidur, mengantuk, vertigo, pruritus, ruam, fotosensitif, psoriasis
parah, penurunan libido, diare, konstipasi, flatulens, sakit perut, mual, muntah, nyeri
otot, pandangan kabur, gangguan penglihatan.
Interaksi Makanan
Makanan meningkatkan absorbsi. Level serum metoprolol dapat meningkat
dengan adanya makanan.
Interaksi Obat
Peningkatan efek/toksisitas : Inhibitor CYP2D6 dapat meningkatkan
level/efek metoprolol, contoh inhibitor, klorpromazin, delaviridin, fluoksetin,
mikonazol,
paroxetine,
pergolid,
kuinidin,
kuinin,
ritonavir
dan
ropinirol,
METODE
a. Desain Penelitian
Uji bioekivalensi ini di desain secara two way cross over untuk
memperkecil variasi biologik yang melibatkan 18 subjek. Dimana subjek 1
sampai 9 merupakan kelompok A Dan subjek 10 sampai 18 merupakan
kelompok B. Setiap subjek akan diberikan metoprolol tablet 100 mg
pembanding dan copy dalam dua periode diselingi periode pembersihan
(washout) selama 1 minggu. Periode pertama subjek 1 sampai 7 diberi obat
pembanding dan subjek 8 sampai 14 diberi obat copy. Setelah periode
washout, pemberian obat di putar, subjek 1 sampai 7 diberi obat copy dan
subjek 8 sampai 14 diberi obat pembanding. Subjek diberikan obat 1 jam
setelah makan untuk mengurangi efek samping obat yaitu mual dan muntah.
Dosis tunggal 100 mg akan diberikan secara oral pukul 09.00 pagi yang
diminum dengan 200 ml air. Subjek akan melakukan puasa atau tidak makan
dan minum pada waktu 4 jam setelah pemberian obat. Selama periode washout
subjek tetap dikarantina, sedangkan selama pemberian obat dan pengambilan
sampel subjek akan dikarantina di hotel Borobudur Jakarta .
b. Subyek
Pedoman Uji bioekivalensi Tahun 2004 yang diterbitkan oleh Badan
Pengawas Obat danMakanan (BPOM) Republik Indonesia mengatur jumlah
subjek berdasarkan parameter bioavailbilitas utama, yakni area under curve
(AUC) kadar obat dalam darah terhadap waktu,yang menunjukkan jumlah
obat yang masuk peredaran darah sistemik. Untuk nilai simpangan baku relatif
dari AUC sebesar 15,0 17,% dapat melibatkan subjek antara 12 16 orang.
Dari parameter farmakokinetik metoprolol diketahui nilai RSD dari AUC
adalah sebesar 7,9 %, sehingga studi ini akan melibatkan 14 orang sehat.
Subjek- yang berpartisipasi berumur antara 18 40 tahun dengan
Indeks Masa tubuh antara 18 25 kg/ m2 . Sebelum studi setiap subjek akan
menandatangani informed consent setelah menerima penjelasan secara detail
tentang ruang lingkup studi bioekivalensi, termasuk larangan dan rasa yang
kurang nyaman yang mungkin timbul akibat pemeriksaan kesehatan fisik, test
darah, dan urin. Semua subjek harus memenuhi kriteria inklusi dan tidak
boleh mengkonsumsi obat lain, selain obat uji, makan dan obat yang
dapat menurunkan absorbsi metildopa.
2. Aktivitas Subjek selama Puasa dan Pengambilan Sampel
Subjek selama pengambilan sample tidak boleh melakukan aktivitas
fisik berat yang dapat mempengaruhi transit obat dalam saluran cerna dan
aliran darah ke usus. Subyek hanya diperbolehkan duduk normal dan
beristirahat dengan nyaman dalam ruangan yang telah ditentukan. Selama
duduk, subjek dapat melakukan kegiatan membaca, menonton, dan
mengobrol.
3. Karantina Subjek
Subjek akan mengalami masa karantina selama pengambilan darah
(periode I dan II). Terdapat masa karantina umum dan karantina khusus.
Masa karantina umum adalah masa dimana subjek dapat melakukan
kegiatan sehari-hari tetapi dibatasi dengan larangan-larangan yang telah
ditetapkan dan disepakati sebelumnya. Larangan meliputi konsumsi obatobatan, the, kopi, dan makanan bersantan, serta larangan melakukan
aktivitas berat seperti: lari, angkat beban, berenang, olahraga berlebihan
dan yang dapat menimbulkan kecelakaan.
c.
d. Metode Analisis
a. Prosedur Analisis
Analisis determinasi kuantitatif Metoprolol dalam plasma manusia dan
aplikasinya pada study farmakokinetik dengan menggunakan HPLC-UV.
Metode HPLC-UV ini merupakan metode yang sederhana untuk
menentukan Me dalam plasma manusia, tetapi metode ini diperlukan
banyak voleme plasma (1000 mL) dan tidak metoprolol menggunakan
internal standar. Oliveira dan Colleagues menyatakan bahwa metode
Liquid Chromatography Tandem Mass Apectrometry (LC-MS = MS)
untuk menentukan Metaprolol dalam sampel plasma manusia dapat
menghasilkan selektifitas dan sensitifitas yang sangat bagus, tetapi metode
ini tidak digunakan seluruh laboratorium dan penelitian mengingat
harganya yang mahal.
Penyiapan sampel
Diambil 250 L plasma murni, untuk uji farmakokinetik plasma
dipindahkan ke dalam 8 mL tube glass test, lalu ditambahkan 25 L
larutan internal standar 10 g/mL dan dihomogenkan/ dicampur selama 5
detik. Protein yang telah mengendap ditambahkan dengan 200 L
asetonitril dalam campuran tersebut. Setelah dihomogenkan/ dicampur
selama 15 detik pada suhu ruangan dan disentrifugasi pada selama 15
menit, bagian atas layer yang terbentuk difiltrasi pada durapore membrane
(13 mm - 0,45 m) dalam glass tube bersih dan dievaporasi untuk
dikeringkan dengan menggunakan evaporator pada suhu 400C dibawah
aliran nitrogen. Maka, setelah
menggunakan
Shimadzu
Scientific
Instruents
Liquid
Recovery % (RSD %)
si
Sefadrok
Lamivudi
(g/mL)
sil
ne (I.S)
86,78
103,59
(6,46)
(1,55)
109,91
94,41
16
32
Mean
(7,82)
(3,92)
109,94
95,82
(4,67)
(2,81)
102,21
Kon
Aku
sent
rasi
rasi
(%)
97,94
Presisi (%)
(g/
mL)
Intr
104,79
11,83
97,01
3,64
day
6
99,61
2,50
3
2
Inte
104,15
9,59
104,40
7,40
day
6
100,49
3,83
3
2
( Cx1 ) +Cx
(tx (tx-1))
2
Cx dan Cx-1 adalah kadar obat dalam darah pada waktu x dan x-1
AUC bergantung pada jumlah total obat yang tersedia (FD 0) dibagi tetapan laju
eliminasi (k) dan volume distribusi (Vd). F adalah fraksi dosis terabsorpsi. Setelah
pemberian secara IV F=1, karena seluruh dosis terdapat dalam sirkulasi sistemik
dengan segera. Pada pemberian obat secara oral, F dapat berbeda-beda mulai dari
harga F=0 (tidak ada yang diabsorpsi) sampai F=1 (absorpsi obat sempurna).
[AUC]0 =
F D0
C1
F D0
k Vd
Biovailabilitas (BA) relatif adalah ketersediaan suatu obat dalam sirkulasi sistemik
dibandingkan dengan standar obat yang sudah diketahui. Biovailabilitas relatif dari
dua produk obat yang diberikan pada dosis dan rute pemberian yang sama dapat
diperoleh dengan persamaan berikut ini.
BA relatif =
[ AUC ] A
[ AUC ] B
[ AUC ] A /dosis A
[ AUC ] B /dosis B
Daftar Pustaka
BPOM RI. 2004. Pedoman Uji Bioekivalensi. Jakarta : Badan POM
Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI
http://www.informasiobat.com/metoprolol
Umur
Alamat
Setelah mendapat keterangan sepenuhnya dan menyadari tujuan, manfaat, dan resiko
penelitian tersebut di bawah ini yang berjudul :
Studi Bioekivalensi Zat Aktif Metoprolol 100 mg Lopresol Produksi PT. SANDOZ
INDONESIA Dibandingkan Loprolol Produksi PT. IKAPHARMAINDO
Dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian tersebut di atas dan saya
dapat mengundurkan diri setiap saat tanpa menimbulkan akibat yang merugikan bagi
saya.
Saya telah diberitahu bahwa obat ini kadang-kadang dapat menimbulkan rasa
mengantuk, pusing, sakit kepala, rasa lelah, tremor, mual, dan muntah jika hal ini
terjadi maka saya akan mendapatkan pengobatan yang diperlukan.
Jakarta,
Mengetahui :
Yang menyatakan,
Saksi-saksi :
1. ......................... (
2. ..........................(
)
(
INFORMED CONSENT
Studi Bioekivalensi Zat Aktif Metoprolol 100 mg Lopresol Produksi PT. SANDOZ
INDONESIA Dibandingkan Loprolol Produksi PT. IKAPHARMAINDO
Bapak/ Ibu Yth,
Laboratorium Q-Lab Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, akan melakukan suatu
penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah kualitas Lopresol Produksi PT.
SANDOZ INDONESIA sama baiknya dengan produk inovatornya Loprolol Produksi
PT. IKAPHARMAINDO. Oleh karena penelitian itu harus dikerjakan pada subjek
sehat, anda kami undang untuk ikut serta dalam penelitian ini.
Bila anda berminat, pertama-tama kesehatan anda akan diperiksa dulu. Untuk itu kami
akan mengambil contoh darah sebanyak 2 sendok teh obat dari pembuluh darah di
lengan anda untuk memastikan bahwa anda memenuhi syarat. Pemeriksaan meliputi
gambaran darah tepi, fungsi ginjal, dan fungsi hati. Anda akan diberikan hasil asli dari
pemeriksaan kesehatan ini. Syarat lain yang harus dipenuhi adalah tidak adanya
riwayat penyakit hati, ginjal, dan jantung bukan peminum (alkohol) dan perokok,
berumur 20-45 tahun dan berat badan normal.
Bila anda memenuhi syarat, pada suatu pagi (tanggal akan ditentukan) anda akan
diminta datang ke Laboratorium Q-Lab Fakultas Farmasi Universitas Pancasila pada
jam 08.00 dengan kondisi puasa (jam terakhir makan malam adalah jam 22.00).
Peneliti akan mengambil darah anda sebelum minum obat. Setelah minum obat,
pengambilan darah akan dilakukan pada 0,5; 1; 1,5; 2; 3; 4; 5; 6; 8; 10; 12; 15; 24;
dan 36 jam setelah pemberian obat. Setiap kali pengambilan darah sebanyak 5 ml.
Makan pagi baru akan diberikan 2 jam kemudian, makan siang 8 jam kemudian, dan
makan malam 12 jam kemudian setelah menelan obat. Anda diperbolehkan duduk
santai di ruangan yang sudah disediakan sambil menonton acara TV atau membaca
majalah. Prosedur ini akan diulangi satu minggu kemudian dengan obat
pembandingnya.
Anda bebas menolak ikut dalam penelitian ini, dan bila anda sudah menyatakan
bersedia ikut, anda juga tetap bebas mengundurkan diri setiap saat selama penelitian
berlangsung. Sebaliknya bila anda tidak memenuhi instruksi yang diberikan oleh
peneliti anda juga dapat dikeluarkan dari penelitian ini setiap waktu.
Keikutsertaan dalam penelitian ini bersifat sukarela dan rahasia. Identitas dan data
penelitian akan dijaga kerahsiaannya, dan pihak yang memiliki akses terhadap data
penelitian adalah Peneliti, Komite Etik, pihak sponsor yang diberi kewenangan serta
Badan Pengawas Obat dan Makanan, pada akhir penelitian setiap subjek penelitian
akan diberi insentif sebesar Rp 500.000,- sebagai tanda terima kasih berpartisipasi
dalam penelitian.
Penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Bila anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi
penanggung jawab penelitian Prastiwi Septiantari, S.Farm., M.Si., Apt pada nomor
telepon 88857593 ext. 423 / 085679030451 atau penanggung jawab medis dr.
Ravendi Asprianto pada nomor telepon 8457223 ext. 757 / 085776981466.
Informasi mengenai kompensasi bila terjadi SAE (Serious Adverse Events) / KTD
( Kejadian Tidak Diinginkan) selama penelitian :
1. Disediakan dokter penanggung jawab yang siap dihubungi setiap saat selama
masa penelitian, yaitu dr. Ravendi Asprianto pada nomor telepon 8457223 ext.
757 / 085776981466
2. Bila diperlukan pengobatan terhadap efek samping lain maka dokter akan
memberikan pengobatan dengan konsekuensi subjek akan dikeluarkan dari
penelitian (insentif tetap akan diberikan penuh).