Anda di halaman 1dari 81

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH IPS KELAS TINGGI


Dosen Pengampu : Maya Kartika Sari, M.Pd

Nama: DEBBY CINTYA ARSITIANTI


NPM : 11 141 115
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
IKIP PGRI MADIUN
2013

1. Mengapa saudara perlu mempelajari IPS ? Berikan analisa dan alasan


saudara !
Mempelajari Konsep dasar IPS berisi tentang konsep, hakikat, dan
karakteristik pendidikan IPS. Dengan mempelajari materi Konsep dasar IPS ini,
diharapkan dapat menjelaskan konsep-konsep IPS yang berpengaruh terhadap
kehidupan masa kini dan masa yang akan datang
Pembahasan

materi

ini

menerapkan

pendekatan

secara kritis dan kreatif.


antara

disiplin

yang

mengintegrasikan ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Adapun media yang digunakan


adalah bahan ajar cetak dan non cetak (web). Sebagai calon guru SD hendaknya
menguasai materi IPS sebagai program pendidikan. Untuk membantu menguasai
materi tersebut maka dalam Konsep Pendidikan IPS, disajikan pembahasan halhal pokok dan latihan sebagai berikut :
1.

Konsep pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

2.

Hakikat pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

3.

Karakteristik pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Perumusan tujuan pengajaran sangat penting untuk dilakukan karena


tujuan merupakan tolok ukur keberhasilan seluruh proses belajar mengajar yang
telah dilakukan. Menurut I Gede Widja (2005 : 27 29), secara umum tujuan
pengajaran IPS sebagai berikut :
a. Aspek Pengetahuan / Pengertian
1. Menguasai pengetahuan tentang aktivitas aktivitas manusia di waktu
yang lampau baik dalam aspek eksternal maupun internal.
2. Menuasai pengetahuan tentang fakta fakta khusus (unik) dari peristiwa
masa lampau sesuai dengan waktu, tempat, serta kondisi pada waktu
terjadinya peristiwa tersebut.
3. Menguasai pengetahuan tentang unsur unsur umum (generalisasi) yang
terlihat pada sejumlah peristiwa masa lampau.
4. Menguasai tentang unsur perkembangan dan peristiwa peristiwa masa
lampau yang berlanjut (bersifat kontinuitas) dari periode satu ke periode
berikutnya yang menyambungkan peristiwa masa lampau dengan
peristiwa masa kini.
2

5. Menumbuhkan pengertian tentang hubungan natara fakta satu dengan


fakta lainnya yang berangkai secara kognitif (berkaitan secara intrinsik).
6. Menumbuhkan keawasan (awareness) bahwa keterkaitan fakta lebih
penting dari pada fakta fakta yang berdiri sendiri.
7. Menumbuhkan keawasan tentang pengaruh pengaruh sosial kultural
terhadap peristiwa sejarah.
8. Sebaliknya juga menumbuhkan keawasan tentang pengaruh sejarah
terhadap perkembangan sosial dan kultural masyarakat.
9. Menumbuhkan pengertian tentang arti serta hubungan peristiwa masa
lampau bagi situasi masa kini dalam prespektifnya dengan situasi yang
akan datang.
b. Aspek Pengembangan Sikap
1. Penumbuhan kesadaran sejarah pada murid terutama dalam artian agar
mereka mampu berpikir dan bertindak (bertingkah laku dengan rasa
tanggung jawab sejarah sesuai dengan tuntutan zaman pada waktu mereka
hidup).
2. Penumbuhan sikap menghargai kepentingan/kegunaan pengalaman masa
lampau bagi hidup masa kini suatu bangsa
3. Sebaliknya juga penumbuhan sikap menghargai berbagai aspek kehidupan
masa kini dari masyarakat di mana mereka hidup yang merupakan hasil
dari pertumbuhan di waktu yang lampau
4. Penumbuhan kesadaran akan perubahan perubahan yang telah dan
sedang berlangsung di suatu bangsa diharapkan menuju pada kehidupan
yang lebih baik di waktu yang akan datang
c. Aspek Ketrampilan.
1. Sesuai dengan trend baru dalam pengajaran IPS maka pelajaran IPS di
sekolah diharapkan juga menekankan pengembangan kemampuan dasar di
kalangan murid berupa kemampuan heuristik, kemampuan kritik,
ketrampilan menginterpretasikan serta merangkaikan fakta fakta dan
akhirnya juga ketrampilan menulis.

2. Ketrampilan mengajukan argumentasi dalam mendiskusikan masalah


masalah dan mencari hubungan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya
atau dari zaman masa kini dan lain lain.
3. Ketrampilan menelaah secara elementer buku buku terutama yang
menyangkut keanekaragaman IPS dan sejarah.
4. Ketrampilan mengajukan pertanyaan pertanyaan produktif di sekitar
masalah keanekaragaman IPS dan sejarah.
5. Ketrampilan mengembangkan cara cara berpikir analitis tentang masalah
masalah sosial historis di lingkungan masyarakatnya.
6. Ketrampilan bercerita tentang peristiwa sejarah secara hidup.
A. Pengertian IPS
IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu
tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu,
disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan (Sumantri.
2001:89). Social Scence Education Council (SSEC) dan National Council for
Social Studies (NCSS), menyebut IPS sebagai Social Science Education dan
Social Studies. Dengan kata lain, IPS mengikuti cara pandang yang bersifat
terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, ilmu politik,
ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya
Dalam bidang pengetahuan sosial, ada banyak istilah. Istilah tersebut
meliputi Ilmu Sosial (Social Sciences), Studi Sosial (Social Studies) dan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS).
1. Ilmu Sosial (Social Science)
Achmad

Sanusi

memberikan

batasan

tentang

Ilmu

Sosial

(Saidihardjo,1996.h.2) adalah sebagai berikut: Ilmu Sosial terdiri disiplin-disiplin


ilmu pengetahuan sosial yang bertarap akademis dan biasanya dipelajari pada
tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah.
Menurut Gross (Kosasih Djahiri,1981.h.1), Ilmu Sosial merupakan disiplin
intelektual yang mempelajari manusia sebagai makluk sosial secara ilmiah,

memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat dan pada kelompok atau
masyarakat yang ia bentuk.
Nursid Sumaatmadja, menyatakan bahwa Ilmu Sosial adalah cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik secara perorangan
maupun tingkah laku kelompok. Oleh karena itu Ilmu Sosial adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia dan mempelajari manusia sebagai anggota
masyarakat.
2. Studi Sosial (Social Studies).
Berbeda dengan Ilmu Sosial, Studi Sosial bukan merupakan suatu bidang
keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang
pengkajian tentang gejala dan masalah social. Dalam kerangka kerja pengkajian
Studi Sosial menggunakan bidang-bidang keilmuan yang termasuk bidang-bidang
Ilmu Sosial.
Tentang Studi Sosial ini, Achmad Sanusi (1971:18) memberi penjelasan
sebagai berikut : Studi Sosial tidak selalu bertaraf akademis-universitas, bahkan
merupakan bahan-bahan pelajaran bagi siswa sejak pendidikan dasar, dan dapat
berfungsi selanjutnya sebagai pengantar bagi lanjutan kepada disiplin-disiplin
Ilmu Sosial. Studi Sosial bersifat interdisipliner, dengan menetapkan pilihan judul
atau masalah-masalah tertentu berdasarkan sesuatu rangka referensi, dan
meninjaunya dari beberapa sudut sambil mencari logika dari hubungan-hubungan
yang ada satu dengan lainnya. Sesuatu acara ditinjau dari beberapa sudut
sekomprehensif mungkin.Kerangka kerja Studi Sosial tidak menekankan pada
bidang teoretis, namun lebih kepada bidang-bidang praktis dalam mempelajari
gejala dan masalah-masalah sosial yang terdapat di lingkungan masyarakat. Studi
Sosial tidak terlalu akademis-teoretis, namun merupakan satu pengetahuan praktis
dan dapat diajarkan pada tingkat persekolahan, yaitu mulai dari tingkat Sekolah
Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi.
Pendekatan yang digunakan Studi Sosial sangat berbeda dengan
pendekatan yang biasa digunakan dalam Ilmu Sosial. Pendekatan Studi Sosial
bersifat interdisipliner atau bersifat multidisipliner dengan menggunakan berbagai
bidang keilmuan. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam Ilmu Sosial
5

(Social Sciences) bersifat disipliner dari bidang ilmunya masing-masing.


Demikian pula pada tingkat dan taraf yang lebih rendah pendekatan Studi Sosial
lebih bersifat multidimensional, yaitu meninjau satu gejala atau masalah sosial
dari berbagai dimensi atau aspek kehidupan.
3. Pengetahuan Sosial (IPS)
Harus diakui bahwa ide IPS berasal dari literatur pendidikan Amerika
Serikat. Nama asli IPS di Amerika Serikat adalah Social Studies. Istilah tersebut
pertama kali dipergunakan sebagai nama sebuah komite yaitu Committee of
Social Studies yang didirikan pada tahun 1913. Tujuan dari pendirian lembaga
itu adalah sebagai wadah himpunan tenaga ahli yang berminat pada kurikulum
Ilmu-ilmu Sosial di tingkat sekolah dan ahli-ahli Ilmu-ilmu Sosial yang
mempunyai minat sama.
Definisi IPS menurut National Council for Social Studies (NCSS),
mendifisikan IPS sebagai berikut: social studies is the integrated study of the
science and humanities to promote civic competence. Whitin the school program,
socisl studies provides coordinated, systematic study drawing upon such
disciplines as anthropology, economics, geography, history, law, philosophy,
political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate
content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary
purpose of social studies is to help young people develop the ability to make
informed and reasoned decisions for the public good as citizen of a culturally
diverse, democratic society in an interdependent world.
Pada dasarnya Mulyono Tj. (1980:8) memberi batasan IPS adalah
merupakan suatu pendekatan interdsipliner (Inter-disciplinary Approach) dari
pelajaran Ilmu-ilmu Sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmuilmu Sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah,
geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya. Hal ini lebih ditegaskan lagi oleh
Saidiharjo (1996:4) bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian
atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah,
sosiologi, antropologi, politik.

B. Rasional Mempelajari IPS.


Rasionalisasi mempelajari IPS untuk jenjang pendidikan dasar dan
menengah adalah agar siswa dapat:
1.

Mensistematisasikan bahan, informasi, dan atau kemampuan yang telah


dimiliki tentang manusia dan lingkungannya menjadi lebih bermakna.

2.

Lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara


rasional dan bertanggung jawab.

3.

Mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan


antar manusia.
IPS atau disebut Pengetahuan Sosial pada kurikulum 2004, merupakan

satu mata pelajaran yang diberikan sejak SD dan MI sampai SMP dan MTs. Untuk
jenjang SD dan MI Pengetahuan Sosial memuat materi Pengetahuan Sosial dan
Kewarganegaraan.
Pada haikatnya, pengetahuan Sosial sebagai suatu mata pelajaran yang
menjadi wahana dan alat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, antara lain:
1. Siapa diri saya?
2. Pada masyarakat apa saya berada?
3. Persyaratan-persyaratan apa yang diperlukan diri saya untuk menjadi
anggota suatu kelompok masyarakat dan bangsa?
4. Apa artinya menjadi anggota masyarakat bangsa dan dunia?
5. Bagaimanakah kehidupan manusia dan masyarakat berubah dari waktu ke
waktu?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dijawab oleh setiap siswa, dan
jawabannya telah dirancang dalam Pengetahuan sosial secara sistematis dan
komprehensip.

Dengan

demikian,

Pengetahuan

Sosial

diperlukan

bagi

keberhasilan siswa dalam kehidupan di masyarakat dan proses menuju


kedewasaan.
Hakikat IPS, adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai
makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dengan kemajuan
teknologi pula sekarang ini orang dapat berkomunikasi dengan cepat di manapun
mereka berada melalui handphone dan internet. Kemajuan Iptek menyebabkan
7

cepatnya komunikasi antara orang yang satu dengan lainnya, antara negara satu
dengan negara lainnya. Dengan demikian maka arus informasi akan semakin cepat
pula mengalirnya. Oleh karena itu diyakini bahwa orang yang menguasai
informasi itulah yang akan menguasai dunia.
Berdasarkan pada falsafah negara tersebut, maka telah dirumuskan tujuan
pendidikan nasional, yaitu: membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila
dan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rokhaninya, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung
jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat
mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur,
mencintai bangsanya, dan mencintai sesama manusia sesuai ketentuan yang
termaksud dalam UUD 1945.
Berkaitan dengan tujuan pendidikan di atas, kemudian apa tujuan dari
pendidikan IPS yang akan dicapai? Tentu saja tujuan harus dikaitkan dengan
kebutuhan dan disesuaikan dengan tantangan-tantangan kehidupan yang akan
dihadapi anak. Berkaitaan dengan hal tersebut, kurikulum 2004 untuk tingkat SD
menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial (sebutan IPS dalam kurikulum 2004),
bertujuan untuk:
1.

mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi,


sejarah, dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.

2.

mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri,


memecahkan masalah, dan keterampilan social.

3.

membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan


kemanusiaan.

4.

meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam


masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.

Sejalan dengan tujuan tersebut tujuan pendidikan IPS menurut (Nursid


Sumaatmadja. 2006) adalah membina anak didik menjadi warga negara yang
baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian social yang
berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara Sedangkan secara rinci
Oemar Hamalik merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah
8

laku para siswa, yaitu : (1) pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar,
(3) nilai-nilai sosial dan sikap, (4) keterampilan (Oemar hamalik. 1992 : 40-41).
Untuk lebih jelasnya akan dibahas satu persatu.
Sikap belajar
IPS juga bertujuan untuk mengembangkan sikap belajar yang baik. Artinya
dengan belajar IPS anak memiliki kemampuan menyelidiki (inkuiri) untuk
menemukan ide-ide, konsep-konsep baru sehingga mereka mampu melakukan
perspektif untuk masa yang akan datang.
Nilai-nilai sosial dan sikap
Anak membutuhkan nilai-nilai untuk menafsirkan fenomena dunia
sekitarnya, sehingga mereka mampu melakukan perspektif. Nilai-nilai sosial
merupakan unsur penting di dalam pengajaran IPS. Berdasar nilai-nilai sosial
yang berkembang dalam masyarakat, maka akan berkembang pula sikap-sikap
sosial anak. Faktor keluarga, masyarakat, dan pribadi/tingkah laku guru sendiri
besar pengaruhnya terhadap perkembangan nilai-nilai dan sikap anak. Nilai-nilai
tersebut, meliputi nilai edukatif, nilai praktis, nilai teoretis, nilai filsafat, dan nilai
ketuhanan. Dengan pengembangan nilai-nilai tersebut diharapkan sumber daya
manusia Indonesia diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan, kepedulian,
kesadaran, dan tanggung jawab sosial yang tinggi terhadap masyarakat, bangsa,
dan negaranya, bagi pengembangan kini dan mendatang. Selanjutnya mari kita
jelaskan satu per satu tentang nilai-nilai tersebut seperti dikemukakan oleh Nursid
Sumaatmadja (1997), yaitu sebagai berikut:
a.

Nilai Edukatif

Salah satu tolok ukur keberhasilan pelaksanaan pendidikan IPS, yaitu


adanya perubahan perilaku sosial peserta didik ke arah yang lebih baik. Perilaku
tersebut, meliputi aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Peningkatan
kognitif disini tidak hanya terbatas makin meningkatnya pengetahuan sosial,
melainkan pula peningkatan nalar sosial dan kemempuan mencari alternatifalternatif pemecahan masalah sosial. Oleh karena itu, materi ang dibahas pada
pendidikan IPS ini, jangan hanya terbatas pada kenyataan, fakta dan data sosial,
melainkan juga mengangkat masalah sosial yang terjadi sehari-hari.
9

Dalam proses peningkatan perilaku sosial melalui pembinaan nilai edukatif,


tidak hanya terbatas pada perilaku kognitif, melainkan lebih mendalam lagi
berkenaan dengan perilaku afektifnya. Justru perilaku inilah yang lebih mewarnai
afpek kemanusiaan. Melalui pendidikan IPS, perasaan, kesadaran, penghayatan,
sikap, kepedulian, dan tanggung jawab sosial peserta didik ditingkatkan. Masalh
sebagai fakta sosial diprases melalui berbagai metode dan pendekatan sampai
betul-betul membangkitkan kepedulian serta tanggung jawab peserta didik.
b.

Nilai Praktis

Pembelajaran dan pendidikan apa pun, nilainya tidak berarti apabila tidak
dapat diterapkan secara praktis dalam kehidupan sosial sehari-hari. Dengan kata
lain, pembelajaran dan pendidikan dianggap tidak memiliki makna yang baik, jika
tidak memiliki nilai praktis. Oleh karena itu, pokok bahasan IPS itu jangan hanya
tentang pengetahuan yang konseptual-teoretis belaka, melainkan digali dari
kehidupan sehari-hari, misalnya mulai dari lingkungan terkecil keluarga, di pasar,
di jalan, di tempat-tempat bermain dan seterusnya. Dalam hal ini nilai praktis itu
disesuaikan dengan tingkat usia

dan kegiatan peserta didik sehari-hari.

Pengetahuan IPS yang praktis tersebut bermanfaat dalam mengikuti berita,


mendengarkan radio, membaca buku cerita, menghadapi permaslahan kehidupan
sehari-hari sampai dengan pengetahuan IPS yang berguna melaksanakan
pekerjaan sebagai wartawan, pejabat daerah, dan demikian selanjutnya.
Pembelajaran pada pendidikan IPS tersebut diproses secara menarik, tidak
terlepas dari kehidupn sehari-hari, dan secara langsung memiliki nilai praktis serta
strategis dalam membina SDM sesuai dengan kenyataan hidup hari ini, terutama
untuk masa-masa yang akan datang.
c.

Nilai Teoretis

Membina peserta didik hari ini pada proses perjalanannya diarahkan


menjadi SDM untuk hari esok. Oleh karena itu, pendidikan IPS tidak hanya
menyajikan dan membahas kenyataan, fakta dan data yang terlepas-lepas,
melainkan lebih jauh dari pada itu menelaah keterkaitan aspek kehidupan sosial
dengan yang lain-lainnya. Peserta didik dibina dan dikembangkan daya nalarnya
ke arah dorongan mengetahui sendiri kenyataan (sense of reality) dan dorongan
10

menggali sendiri di lapangan (sense of discovery). Kemampuan menyelidiki dan


meneliti dengan mengajukan berbagai pernyataan (sense of inquiry) mereka
dibina serta dikembangkan. Dengan demikian, kemampuan mereka mengajukan
hipotesis dan dugaan-dugaan terhadap suatu persoalan, juga berkembang. Dalam
menghadapi kehidupan sosial yang berkembang dengan cepat dan juga cepat
berubah, kemampuan berteori ini sangat berguna serta strategis. Melalui
pendidikan IPS, nilai teoretis ini dibina dan dikembangkan.
d.

Nilai Filsafat

Pembahasan ruang lingkup IPS secara bertahap dan keseluruhan sesuai


dengan perkembangan kemampuan peserta didik, dapat mengembangkan
kesadaran mereka selaku anggota masyarakat atau sebagai makhluk sosial.
Melalui proses yang demikian, peserta didik dikembangkan kesadaran dan
penghayatannya terhadap keberadaannya di tengah-tengah masyarakat, bahkan
juga di tengah-tengah alam raya ini. Dari kesadaran terhadap keberadaannya tadi,
mereka disadarkan pula tentang peranannya masing-masing terhadap masyarakat,
bahkan terhadap alam lingkungan secara keseluruhan. Dengan kata lain,
kemampuan mereka merenungkan keberadaan dan peranannya di masyarakat ini,
makin dikembangkan. Atas kemampuan mereka berfilsafat, tidak luput dari
jangkauan pendidikan IPS. Dengan demikian, nilai filsafat yang demikian sangat
berfaedah dalam kehidupan bermasyrakat, tidak luput dari perhatian pendidikan
IPS ini.
e.

Nilai Ketuhanan

Pendidikan IPS dengan ruang lingkup dan aspek kehidupan sosial yang
demikian luas cakupannya, menjadi landasan kuat bagi penanaman dan
pengembangan nilai ketuhanan yang menjadi kunci kebahagiaan kita baik lahir
maupun batin. Nilai ketuhanan ini menjadi landasan moralitas Sumber Daya
Manusia (SDM) hari ini dan terutama masa yang akan datang. Hal ini wajib
menjadi perhatian Anda dan semua selaku guru IPS bahwa materi dan proses
pembelajaran apa pun pada pendidikan IPS, wajib berlandaskan pada nilai-nilai
ketuhanan.

11

Alasan
Karena Salah satu fungsi pengajaran IPS adalah mentransmisikan pengetahuan
dan pemahaman tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada
anak.IPS Merupakan Pelajaran yang ada di SD ,sebagai calon guru sangat perlu
mempelajari Ips Karena IPS sangat penting didalamnya memuat materi yang
mempersiapkan serta mendidik siswa untuk hidup dan memahami dunianya
karena

kemampuan

bersosialisasi

sangat

diperlukan.Pengetahuan

untuk

berinteraksi perlu dibekalkan kepada siswa agar nantinya bisa berbaur kepada
masyarakat. Sejak dilahirkan manusia membutuhkan manusia lainya untuk dapat
bertahan.manusia memiliki keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain
dan keinginan untuk menjadi satu dengan alam sekelilingnya. tidak hanya itu IPS
merupakan mata pelajaran yang menyangkut kehidupan sosial yang mempelajari
masa lampau dan yang akan datang,untuk menambah pengetahuan , Pengetahuan
adalah hal yang mendasar dalam mempelajari IPS dalam menemukan konsep baru
dan mengembangkan keterampilannya, sehingga diharapkan Mengetahui istilahistilah yang terdapat pada Ilmu ini dan menggunakannya sesuai pada masingmasing konteksnya, Menunjukkan

pengetahuan dan pemahaman tentang IPS

melalui pemaparan dan penjelasan yang didukung oleh fakta-fakta yang relevan di
sertai dengan contoh-contohnya, Menunjukkan berbagai macam cara untuk
mengetahui hal-hal yang belum diketahui. Dengan adanya IPS siswa juga
mempunyai rasa toleransi dan kesadaran untuk hidup berbagi dan saling
menghormati serta peduli terhadap nilai-nilai dalam sejarah dan kebudayaan yang
ada serta dapat menjadi bekal untuk dapat membentuk tingkah laku yang baik
dalam kehidupan bermasyarakat kelak dan untuk mendidik dan memberi bekal
kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan
bakat ,minat,kemampuan dan lingkunganya.

12

2. Menurut Saudara bagaimanakah karakter siswa kelas tinggi? Bagaimana


saudara menyikapi perbedaan karakter tiap siswa tersebut ?
Tahapan perkembangan anak yang penting dan bahkan fundamental bagi
kesuksesan perkembangan selanjutnya adalah pada masa usia sekolah dasar
(sekitar 6,0 12,0). Karakteristik siswa kelas IV sekolah dasar masih termasuk
dalam tahap atau fase pertumbuhan dan perkembangan. Siswa kelas IV sekolah
dasar biasanya berumur antara 10-11 tahun.
Siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional kongkrit, pada tahap ini
anak mengembangkan pemikiran logis, masih sangat terikat pada fakta-fakta
perseptual, artinya anak mampu berfikir logis, tetapi masih terbatas pada objekobjek kongkrit, dan mampu melakukan konservasi. Bertitik tolak pada
perkembangan intelektual dan psikososial siswa sekolah dasar, hal ini
menunjukkan bahwa mereka mempunyai karakteristik sendiri, di mana dalam
proses berfikirnya, mereka belum dapat dipisahkan dari dunia kongkrit atau halhal yang faktual, sedangkan perkembangan psikososial anak usia sekolah dasar
masih berpijak pada prinsip yang sama di mana mereka tidak dapat dipisahkan
dari hal-hal yang dapat diamati, karena mereka sudah diharapkan pada dunia
pengetahuan.
Pada usia ini mereka masuk sekolah umum, proses belajar mereka tidak
hanya terjadi di lingkungan sekolah, karena mereka sudah diperkenalkan dalam
kehidupan yang nyata di dalam lingkungan masyarakat. Nasution (1992)
mengatakan bahwa masa kelas tinggi sekolah dasar mempunyai beberapa sifat
khas sebagai berikut : (1) adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari
yang kongkrit, (2) amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar, (3) menjelang akhir
masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus, oleh ahli
yang mengikuti teori faktor ditaksirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor,
(4) pada umumnya anak menghadap tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha
menyelesaikan sendiri, (5) pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor)
sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah, (6) anak pada masa ini
gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk bermain bersama-sama.
Seperti dikatakan Darmodjo (1992) anak usia sekolah dasar adalah anak yang
sedang mengalami perrtumbuhan baik pertumbuhan intelektual, emosional
13

maupun pertumbuhan badaniyah, di mana kecepatan pertumbuhan anak pada


masing-masing aspek tersebut tidak sama, sehingga terjadi berbagai variasi
tingkat pertumbuhan dari ketiga aspek tersebut. Ini suatu faktor yang
menimbulkan adanya perbedaan individual pada anak-anak sekolah dasar
walaupun mereka dalam usia yang sama.
Dengan karakteristik siswa yang telah diuraikan seperti di atas, guru dituntut
untuk dapat mengemas perencanaan dan pengalaman belajar yang akan diberikan
kepada siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar
kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak
abstrak dan lebih bermakna bagi anak. Selain itu, siswa hendaknya diberi
kesempatan untuk pro aktif dan mendapatkan pengalaman langsung baik secara
individual maupun dalam kelompok.
Perkembangan setiap individu tidak hanya dalam satu aspek saja, tetapi dalam
beberapa aspek. Havighurst (dalam Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih, 2009:
1.21) mengemukakan bahwa setiap tahap perkembangan individu harus sejalan
dengan perkembangan aspek-aspek, yaitu fisik, psikis, emosional, moral dan
sosial. Kartono (dalam Sobur Alex, 2009: 128) mengemukakan bahwa
pertumbuhan sebagai Perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik, yang berlangsung secara normal pada diri anak
yang

sehat,

dalam

passage/peredaran

waktu

tertentu.

Kartono

juga

mendefinisikan tentang perkembangan sebagai perubahan psikofisis sebagai hasil


proses pematangan fungsi psikis dan fisis pada anak dengan ditunjang oleh faktor
lingkungan dan proses belajar menuju kedewasaan. Jadi, pertumbuhan dan
perkembangan memiliki arti yang sama.
Siti Rahayu Haditono (2006: 214) membagi fase perkembangan Stadium
operasional konkret (7-11 tahun) Stadium operasional konkret dapat menjadi ciriciri negatif pada stadium berpikir pra-operasional. Cara berpikir anak yang
operasional konkret kurang egosentris. Ada kekurangan dalam cara berpikir
operasional konkret. Anak mampu untuk melakukan aktivitas logis tertentu tetapi
hanya dalam situasi yang konkret. Anak belum mampu untuk menyelesaikan
masalah dengan baik apabila dihadapkan dengan masalah secara verbal tanpa ada
bahan yang konkret.
14

Stadium operasional formal (mulai 11 tahun)


Berpikir operasional formal mempunyai dua sifat yang penting:
a)
Sifat deduktif-hipotesis
Anak yang berpikir operasional formal, akan bekerja dengan cara lain. Ia akan
memikirkan dulu secara teoretis, menganalisis masalahnya dengan penyelesaian
berbagai hipotesis yang ada. Atas dasar analisisnya ini, lalu membuat suatu
strategi penyelesaian. Analisis teoretis ini dapat dilakukan secara verbal. Anak lalu
mengadakan proposisi-proposisi tertentu, kemudian mencari hubungan antara
proposisi yang berbeda-beda tadi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka berpikir
operasional formal juga disebut berpikir proposional.
b)
Berpikir operasional formal juga berpikir kombinatoris
Sifat ini merupakan kelengkapan sifat yang pertama dan berhubungan
dengan cara bagaimana melakukan analisisnya. Berpikir operasional formal
memungkinkan orang untuk mempunyai tingkah laku problem solving yang
ilmiah, serta memungkinkan untuk mengadakan pengujian hipotesis dengan
variabel-variabel tergantung.
c)
Perpindahan dari berpikir pra-operasional ke operasional konkret
Piaget menciptakan sejumlah tugas yang dapat menggambarkan
perpindahan dari berpikir pra-operasioanal ke operasional konkret. Tugas ini
dipandang sebagai tugas kriterium, artinya bila anak dapat menyelesaikan
tugasnya maka ia berada di dalam stadium operasional konkret. Beberapa dari
tugas ini adalah sebagai berikut:
- Mengatur secara serial
Bila anak berada dalam stadium pra-operasional diberi tugas untuk mengatur
beberapa tongkat kecil yang berlainan panjangnya, maka ia tidak mampu untuk
mengaturnya menurut panjang pendeknya tongkat-tongkat tadi. Anak yang
berpikir operasional konkret dapat melakukan hal itu.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Charlotte Buhler (dalam Sobur
Alex, 2009: 131) tentang pembagian fase perkembangan
Fase (9-11 tahun)
Fase ini adalah masa Sekolah Dasar. Pada periode ini, anak mencapai
objektivitas tertinggi. Pada tahap ini dapat dikatakan sebagai tahap menyelidik,
mencoba, dan bereksperimen yang distimulasi oleh dorongan-dorongan
menyelidik dan rasa ingin tahu yang besar, masa pemusatan dan penimbunan

15

tenaga untuk berlatih, menjelajah, dan bereksplorasi. Pada masa ini, secara tidak
sadar anak berpikir tentang dirinya sendiri dan anak sering mengasingkan diri dan
mulai menemukan diri sendiri.
Menurut Bassett, Jacka, dan Logan (dalam Mulyani Sumantri dan Johar Permana,
2001: 11) secara umum karakteristik anak usia sekolah dasar adalah sebagai
berikut:
1)
Mereka secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan
dunia sekitar yang mengelilingi diri mereka sendiri;
2)
Mereka senang bermain dan lebih suka bergembira/riang;
3)
Mereka suka mengatur dirinya untuk menangani berbagai hal,
mengeksplorasi suatu situasi dan mencobakan usaha-usaha baru;
4)
Mereka biasanya tergetar perasaannya dan terdorong untuk berprestasi
sebagaimana mereka tidak suka mengalami ketidakpuasan dan menolak
kegagalan-kegagalan;
5)
Mereka belajar secara efektif ketika mereka merasa puas dengan situasi
yang terjadi;
6)
Mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif, dan
mengajar anak-anak lainnya.
Menurut Jean Piaget (dalam Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih, 2009: 1.15)
mengemukakan bahwa :
1) Tahap operasional konkret (7,0 11,0)
Pada tahap ini, anak sudah mampu untuk berpikir secara logis. Mereka mampu
berpikir secara sistematis untuk mencapai suatu pemecahan masalah. Pada tahap
ini permasalahan yang muncul pada anak adalah permasalahan yang konkret.
Anak akan menemui kesulitan apabila diberi tugas untuk mengungkapkan sesuatu
yang tersembunyi.
Berdasarkan pendapat ahli yang telah disebutkan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa karakteristik siswa kelas IV sekolah dasar adalah berada pada
masa perkembangan dan pertumbuhan. Banyak aspek yang berkembang pada diri
anak seperti aspek fisik, sosial, emosional, dan moral sehingga anak akan
menemukan jati diri mereka dan juga harus ditunjang oleh lingkungan dan proses
pembelajaran menuju kedewasaan. Siswa kelas IV sekolah dasar digolongkan ke
dalam stadium operasional konkret, anak mampu melakukan aktivitas logis,
mampu menyelesaikan masalah dengan baik tetapi masih sulit mengungkapkan
sesuatu yang masih tersembunyi. Pada masa usia ini, anak suka menyelidik
16

berbagai hal serta anak juga memiliki rasa ingin selalu mencoba dan
bereksperimen. Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar serta mulai menjelajah
dan mengeksplorasi berbagai hal. Anak sudah mulai terdorong untuk berprestasi
di sekolahnya, tetapi anak juga masih senang untuk bermain dan bergembira.
Berdasarkan hal ini, guru sepatutnya lebih memahami dunia anak.
Karakteristik siswa kelas IV
Menurut Angela Anning dalam Suharjo (2006: 36) mengemukakan bahwa
perkembangan dan belarar anak itu sebagai berikut 1. Kemampuan berfikir
anak itu berkembang secara sekuensial dari kongkrit menuju abstrak. 2.
Anak harus siap menuju ke tahap perkembangan berikutnya dan tidak
boleh dipaksakan untuk bergerak menuju tahap perkembangan kognitif
yang lebih tinggi. 3. Anak belajar melalui pengalaman-pengalaman
langsung, khususnya melalui aktivitas bermain. 4. Anak memerlukan
pengembangan kemampuan penggunaan bahasa yang dapat digunakan
secara efektif di sekolah. 5. Perkembangan sosial anak bergerak dari
egosentris menuju kepada kemampuan untuk berempati dengan yang lain.
6. Setiap anak sebagai seorang individu, masing-masing memiliki cara
belajar yang unik.
Tim Dosen FIP IKIP dalam Suharjo (2006: 37) mengemukakan bahwa
anak SD memiliki karakteristik pertumbuhan sebagai berikut: 1.
Pertumbuhan fisik dan motorik maju pesat. 2. Kehidupan sosialnya
diperkaya selain kemampuan dalam hal kerjasama juga dalam hal bersaing
dan kehidupan kelompok sebaya. 3. Semakin menyadari diri selain
mempunyai keinginan, perasaan tertentu juga semakin bertumbuhnya
minat tertentu. 4. Kemampuan berfikirnya masih dala tingkatan
pesepsional. 5. Dalam bergaul, bekerjasama dan kegiatan bersama tidak
membedakan jenis yang menjadi dasar adalah perhatian dan pengalaman
yang sama. 6. Mempunyai kesanggupan untuk memahami hubungan sebab
akibat. 7. Ketergantungan kepada orang dewasa semakin berkurang dan
kurang memerlukan perlindungan orang dewasa.
Piaget dalam Zulkifli (2009: 21) mengemukakan bahwa perkembangan di
bagi menjadi 4 fase sebagai berikut: 1. Fase sensori motorik (0-2 tahun).
17

Aktivitas kognitif didasarkan pada pengalaman langsung panca indera.


Aktivitas belum menggunakan bahasa. Pemahaman intelektual muncul di
akhir fase ini. 2. Fase pra operasional (2-7 tahun). Anak tidak terikat lagi
pada lingkungan sensori. Kesanggupan menyimpan tanggapan bertambah
besar. Anak suka meniru orang lain dan mampu menerima khayalan dan
suka bercerita tentang hal-hal yang fantastis. 3. Fase operasi konkret (7-12
tahun). Pada fase ini cara anak berpikir mulai logis. Bentuk aktivitas dapat
ditentukan dengan peraturan yang berlaku. Anak masih berpikir harfiah
sesuai dengan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. 4. Fase operasi
formal. Dalam fase ini anak telah mampu mengembangkan pola-pola
berpikir formal, telah mampu berpikir logis, rasional, dan bahkan abstrak.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) :
1) Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
2) Amat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
3) Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran
khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
4) Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya
untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya.
5) Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas
dan berusaha untuk menyelesaikannya.
6) Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat
mengenai prestasi sekolahnya.
7) Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam
permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang
sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.
Sekolah sebagai tempat terjadinya proses menumbuhkembangkan seluruh
aspek siswa memiliki tugas dalam memabantu perkembangan anak sekolah.
Adapun tugas-tugas perkembangan anak sekolah (Makmun, 1995:68), diantaranya
adalah:
1)

Mengembangkan konsep-konsep yang perlu bagi kehidupan sehari-hari

2)

Mengembangkan kata hati, moralitas, dan suatu skala, nilai-nilai.


18

3)

Mencapai kebebasan pribadi.

4)

Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan institusi-

institusi sosial.
Minat Melakukan Aktivitas Fisik Pada Anak Besar
Bermain dalam situasi berlomba atau bertanding dengan pengorganisasian
yang sederhana. Misalnya: berlomba dalam beberapa macam gerakan seperti
berlari, merayap, melompat, menggiring bola, adu lempar tangkap dan
sebagainya. Melakukan pertandingan kecabangan olahraga yang peraturannya
disederhanakan, misalnya pertandingan voli mini. Dengan pengarahan dan
pengelolaan aktivitas yang baik dari guru, aktivitas ini akan berdampak kepada
peningkatan kepercayaan diri anak dan kebanggaan dirinya.Aktivitas beregu atau
berkelompok. Anak diberi kesempatan untuk bekerja sama dengan temannya
dalam melakukan aktivitas untuk membina kebersamaan di antara mereka.
Minat melakukan aktivitas fisik pada kelompok anak besar sangat
dipengaruhi oleh kesempatan untuk melakukan aktivitas fisik itu sendiri. Pada
umumnya anak besar baik anak laki-laki maupun anak perempuan mengalami
peningkatan minat yang besar dalam melakukan aktivitas fisik. Misalnya aktivitas
bermain yang dilakukan anak besar lebih didominasi oleh permainan yang bersifat
aktif, seperti bermain kejar-kejaran, petak umpet, dan beberapa bentuk permainan
tradisional yang melibatkan aktivitas fisik. Tentunya disesuaikan dengan minat
dan kesepakatan anak-anak dalam memilih jenis permainan yang akan dilakukan
Minat terhadap aktivitas fisik dan atau olahraga sangat dipengaruhi oleh
lingkungan keluarganya. Pada anak-anak yang melakukan aktivitas fisik
dipengaruhi oleh kecenderungan sifat yang dimiliki (Sugiyanto dan Sudjarwo,
1991), antara lain:
1) Kemampuan memusatkan perhatian pada suatu macam aktivitas yang sedang
dilakukan makin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tingkat konsentrasi yang
cukup tinggi pada anak yang terlibat dalam aktivitas yang dilakukannya.
2) Semangat untuk mencari pengalaman baru cukup tinggi.
3) Perkembangan sosialnya makin baik yang ditunjukkan dengan luasnya
pergaulan dengan semakin mendalamnya pergaulan dengan teman sebayanya.
19

4) Perbedaan perilaku antara anak laki-laki dengan anak perempuan semakin jelas,
ada kecenderungan kurang senang bermain dengan lawan jenisnya. Ini semakin
memperjelas bentuk aktivitas yang dominan dilakukan oleh anak laki-laki dengan
anak perempuan.
5) Semangat untuk menguasai suatu bentuk aktivitas tertentu dan semangat
berkompetisi tinggi.
Hampir seluruh aktivitas anak besar didominasi oleh bermain. Aktivitas bermain
yang dilakukannya dapat dilaksanakan baik secara sendiri-sendiri atau
berkelompok.

Pendapat
Anak sekolah dasar memiliki karakteristik senang bermain, senang
bergerak,senang bekerja dalam kelompok dan senang merasakan atau melakukan
sesuatu secara langsung . Oleh sebab itu , Guru hendaknya mengembangkan
pembelajaran yang mengandung unsur permainan,mengusahakan siswa berpindah
atau bergerak , bekerja atau belajar kelompok ,serata memberikan kesempatan
untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.berbeda dengan anak sekolah
lanjutan. Dalam proses pembelajaran, peserta didik merupakan komponen
masukan

yang

mempunyai

kedudukan

sentral.

Tidak

mungkin

proses

pembelajaran berlangsung tanpa kehadiran peserta didik, yang di tingkat SD


disebut siswa. Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, guru perlu
memahami karakteristik siswanya. Ketika proses pembelajaran di sekolah, siswa
memiliki latar belakang yang berbeda. Guru harus dapat mengakomodasi setiap
perbedaan dari siswanya agar suasana pembelajaran kondusif. Karakteristik siswa
menurut Depdikbud (1997) adalah mencakup umur, jenis kelamin, pengalaman
prasekolah, kemampuan sosial ekonomi, tingkat kecerdasan, kreativitas, bakat dan

20

minat, pengetahuan dasar dan prestasi terdahulu, motivasi belajar, dan sikap
belajar.
Karakteristiknya antara lain
1.Senang bermain,
Maksudnya dalam usia yang masih dini anak cenderung untuk ingin bermain
dan menghabiskan waktunya hanya untuk bermain karena anak masih polos yang
dia tahu hanya bermain maka dari itu agar tidak megalami masa kecil kurang
bahagia anak tidak boleh dibatasi dalam bermain. Sebagai calon guru SD kita
harus mengetahui karakter anak sehingga dalam penerapan metode atau model
pembelajaran bisa sesuai dan mencapai sasaran, misalnya model pembelajran
yang santai namun serius, bermain sambil belajar, serta dalam menyusun jadwal
pelajaran yang berat dengan diselingi pelajaran yang ringan.
2.Senang bergerak,
Anak senang bergerak maksudnya dalam masa pertumbuhan fisik dan
mentalnya anak menjadi hiperaktif lonjak kesana kesini bahkan seperti merasa
tidak capek mereka tidak mau diam dan duduk saja menurut pengamatan para ahli
anak duduk tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, kita sebagai
calon guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak
berpindah atau bergerak.Mungkin dengan permaianan, olahraga dan lain
sebagainya.
3.Senang bekerja dalam kelompok
Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia,
anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk social yang bersosialisasi
dengan orang lain terutama teman sebayanya, terkadang mereka membentuk suatu
kelompok tertentu untuk bermain. Dalam kelompok tersebut anak dapat belajar
memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung
pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar
bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga, belajar
keadilan dan demokrasi. Hal ini dapat membawa implikasi buat kita sebagai calon
guru agar menetapkan metode atau model belajar kelompok agar anak
mendapatkan pelajaran seperti yang telah disebutkan di atas, guru dapat membuat
suatu kelompok kecil misalnya 3-4 anak agar lebih mudah mengkoordinir karena
terdapat banyak perbedaan-pendapat dan sifat dari anak-anak tersebut dan
21

mengurangi pertengkaran antar anak dalam satu kelompok. Kemudian anak


tersebut diberikan tugas untuk mengerjakannya bersama, disini anak harus
bertukar pendapat anak menjadi lebih menghargai pendapat orang lain juga.
4.Senang merasakan/ melakukan sesuatu secara langsung.
Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap
operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar
menghubungkan konsep konsep baru dengan konsep-konsep lama. Jadi dalam
pemahaman anak SD semua materi atau pengetahuan yang diperoleh harus
dibuktikan dan dilaksanakan sendiri agar mereka bisa paham dengan konsep awal
yang diberikan. Berdasarkan pengalaman ini, siswa membentuk konsep-konsep
tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan,pera jenis kelamin, moral, dan
sebagainya. Dengan demikian kita sebagai calon guru hendaknya merancang
model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses
pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang arah
mata angina, dengan cara membawa anak langsung keluar kelas, kemudian
menunjuk langsung setiap arah angina, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah
akan diketahui secara persis dari arah mana angina saat itu bertiup.
5.Anak cengeng
Pada umur anak SD, anak masih cengeng dan manja. Mereka selalu ingin
diperhatikan dan dituruti semua keinginannya mereka masih belum mandiri dan
harus selalu dibimbing. Di sini sebagai calon guru SD maka kita harus membuat
metode pembelajaran tutorial atau metode bimbingan agar kita dapat selalu
membmbing dan mengarahkan anak, membentuk mental anak agar tidak cengeng.
6.Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain.
Pada pendidikan dasar yaitu SD, anak susah dalam memahami apa yang
diberikan guru, disini guru harus dapat membuat atau menggunakan metode yang
tepat misalnya dengan cara metode ekperimen agar anak dapat memahami
pelajaran yang diberikan dengan menemukan sendiri inti dari pelajaran yang
diberikan sedangkan dengan ceramah yang dimana guru Cuma berbicara didepan
membuat anak malah tidak pmemahami isi dari apa yang dibicarakan oleh
gurunya.
7.Senang diperhatikan
Di dalam suatu interaksi social anak biasanya mencari perhatian teman atau
gurunya mereka senang apabila orang lain memperhatikannya, dengan berbagai
22

cara dilakukan agar orang memperhatikannya. Di sini peran guru untuk


mengarahkan perasaan anak tersebut dengan menggunakan metode tanya jawab
misalnya, anak yang ingin diperhikan akan berusaha menjawab atau bertantya
dengan guru agar anak lain beserta guru memperhatikannya.
8.Senang meniru
Dalam kehidupan sehari hari anak mencari suatu figur yang sering dia lihat
dan dia temui. Mereka kemudian menirukan apa yang dilakukan dan dikenakan
orang yang ingin dia tiru tersebut. Dalam kehidupan nyata banyak anak yang
terpengaruh acara televisi dan menirukan adegan yang dilakukan disitu, misalkan
acara smack down yang dulu ditayangkan sekarang sudah ditiadakan karena ada
berita anak yang melakukan gerakan dalam smack down pada temannya, yang
akhirnya membuat temannya terluka. Namun sekarang acara televisi sudah
dipilah-pilah utuk siapa acara itu ditonton sebagai calon guru kita hanya dapat
mengarahkan orang tua agar selal mengawasi anaknya saat dirumah.
Contoh lain yang biasanya ditiru adalah seorang guru yang menjadi pusat
perhatian dari anak didiknya. Kita sebagai calon guru harus menjaga tindakan,
sikap, perkataan, penampilan yang bagus dan rapi agar dapat memberikan contoh
yang baik untuk anak didik kita.

23

3. Kajian Mengenai metode pembelajaran


A. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio
Portofolio berasal dari bahasa Inggris Portfolio yang artinya dokumen atau
surat-surat (Fajar, 2005:47). Dapat juga di artikan sebagai kumpulan kertas-kertas
berharga dari suatu pekerjaan tertentu. Pengertian portofolio di sini adalah suatu
kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang di seleksi
menurut panduan-panduan yang ditentukan. Biasanya portofolio merupakan karya
terpilih dari seorang siswa, tetapi dalam model pembelajaran ini setiap portofolio
berisi karya terpilih dari satu kelas siswa secara keseluruhan yang bekerja secara
kooperatif memilih, membahas, mencari data, mengolah, menganalisa dan
mencari pemecahan terhadap suatu masalah yang di kaji.
Dalam model Pembelajaran Berbasis Portofolio siswa dituntut untuk berpikir
cerdas, kreatif, parsitipatif, prospektif dan bertanggung jawab. Secara rinci
melalui model pembelajaran pembelajaran berbasis portofolio diharapkan siswa
dapat:
1. Memperoleh pengalaman yang lebih besar tentang masalah yang dikaji.
2. Belajar bagaimana cara yang lebih kooperatif dengan orang lain untuk
memecahkan masalah.
3. Meningkatkan keterampilan dalam meneliti.
4. Memperoleh pemahaman yang lebih baik.
5. Belajar bagaimana berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah.
6. Meningkatkan rasa percaya

dirinya, karena merasa telah dapat

memecahkan masalah.
Dengan demikian, peserta didik memiliki ketangguhan, kemandirian, dan jati diri
yang di kembangkan melalui pembelajaran dan pelatihan yang dilakukan secara
bertahap dan berkesinambungan.Pada hakikatnya dengan pembelajaran berbasis
portofolio, disamping memperoleh pengalaman fisik terhadap objek dalam
pembelajaran, siswa juga memperoleh pengalaman atau terlibat secara mental.
Pengalaman fisik dalam arti melibatkan siswa atau mempertemukan siswa dengan

24

objek pembelajaran. Pengalaman langsung dalam arti memperhatikan informasi


awal yang telah ada pada diri siswa, dan memberikan kebebasan kepada siswa
untuk menyusun

(merekonstruksi)

sendiri-sendiri informasi

yang

sudah

diperolehnya.
Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Portofolio
Penggunaan portofolio didalam pembelajaran dan penilaian memiliki kelebihan
dan kelemahan, berikut akan di jelaskan kekuatan dan kelemahan metode
portofolio dalam pembelajaran.
a. Kelebihan
1. Dapat menutupi proses kekurangan proses pembelajaran. Seperti
keterampilan memecahkan masalah, mengemukakan pendapat, berdebat,
menggunakan berbagai sumber informasi, mengumpulkan data, membuat
laporan dan sebagainya.
2. Mendorong adanya kolaborasi (komunikasi dan hubungan) antra siswa dan
antara siswa dan guru.
3. Memungkinkan guru mengakses kemampuan siswa membuat atau
menyusun laporan, menulis dan menghasilkan berbagai tugas akademik
4. Meningkatkan dan mengembangkan wawasan siswa mengenai isu atau
masalah kemasyarakatan atau lingkungan nya.
5. Mendidik siswa memiliki kemampuan merefleksi pengalaman belajarnya,
sehingga siswa termotivasi untuk belajar lebih baik dari yang sudah
mereka lakukan
6. Pengalaman belajar yang tersimpan dalam memorinya akan lebih tahan
lama karena sudah melakukan serangkaian proses belajar dari mengetahui,
memahami diri sendiri, melakukan aktifitas dan belajar bekerjasama
dengan rekan-rekan dalam kebersamaan.
b. Kelemahan
1. Membutuhkan waktu yang relatif lama
2. Memerlukan ketekunan, kesabaran dan keterampilan guru
3. Memerlukan adanya jaringan komunikasi yang erat antara siswa, guru,
sekolah.
25

Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Portofolio


Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Portofolio adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi masalah yang ada
2. Memilih suatu masalah untuk dikaji dikelas
3. Mengumpulkan informasi yang terkait dengan masalah yang dikaji
4. Membuat fortofolio kelas.
5. Menyajikan fortofolio/dengar pendapat.
6. Melakukan refleksi pengalaman belajar.
Di dalam setiap langkah, siswa belajar mandiri dalam kelompok kecil dengan
fasilitas dari guru menggunakan ragam sumber belajar di sekolah maupun di luar
sekolah.
Portofolio sebagai Penilaian
Portofolio penilaian (assessement) disini diartikan sebagai kumpulan Fakta
/ bukti dan dokumen berupa tugas-tugas yang terogarnisir secara sistematis dari
seseorang secara individu dalam proses pembelajaran. Selain itu juga diartikan
sebagai koleksi sistematis dari siswa dan guru untuk menguji proses dan prestasi
belajar.Portofolio penilaian merupakan pembelajaran praktek (melakukan) dan
mempunyai standar pertanyaan yang kuat yakni mendorong adanya interaksi antar
lingkungan terkait seperti interaksi antar siswa dan guru yang saling melengkapi
serta menggambarkan belajar siswa secara mendalam yang pada akhirnya dapat
membantu siswa menjadi sadar untuk meningkatkan dirinya sebagai pembaca dan
penulis yang baik.
Dari uraian tentang portofolio penilaian di atas, dapat disimpulkan bahwa
portofolio penilaian memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Merupakan karya siswa yang berisi kemajuan dan penyelesaian tugastugas
secara terus menerus dalam usaha pencapaian kompetensi pembelajaran.
2. Mengukur setiap prestasi siswa secara individu dan menyadari perbedaan
diantara siswa.
3. Merupakan pendekatan kerja sama.
4. Mempunyai tujuan untuk menilai diri sendiri.
26

5. Memperbaiki dan mengupayakan prestasi.


6. Adanya keterkaitan antara penilaian dan pembelajaran.
B. Contectual teaching and learning (CTL)
Pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Karakteristik pendekatan pembelajarn
CTL adalah :
1. Kerja sama
2. Menyenangkan.
3. Pembelajaran terintegrasi
4. Menggunakan berbagai sumber
5. Siswa (aktif,kreatif,dan kritis) ,guru (harus kreatif).
6. Dinding

kelas

dan

lorong

lorong

penuh

dengan

hasil

karya

siswa,misalnya peta,gambar.
7. Laporan kepada orang tua tidak hanya berupa rapor,tetapi dapat berupa
hasil karya siswa, misalnya laporan / tugas,karangan.
Menurut Widyaiswara LPMP (2005) ,menyatakan bahwa guru dikatakan telah
menerapkan

pendekatan

pembelajaran

CTL

apabila

menempuh

tujuh

komponen,sebagai berikut :
1. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri,menemukan sendiri, dan mengkontrak sendiri
pengetahuannya.
2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik / pokok
bahasan.
3. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan mengajukan pertanyaan.
4. Menciptakan masyarakat belajar,misalnya belajar dalam kelompok
kelompok.
5. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara dan subyektif
mungkin.
27

Unsur yang terkandung dalam CTL antar lain :


1. Konstruktivisme ( constructivism )
2. Menemukan ( inquiry )
3. Bertanya ( Questioning )
4. Masyarakat belajar ( learning community )
5. Pemodelan ( modeling )
6. Refleksi (reflection )
7. Penilaian yang sebenarnya ( authentic assessment )
Langkah-langkah:
1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan
cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan barunya.
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4. Ciptakan masyarakat belajar.
5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
C. Cooperative learning
Cooperative learning atau sering disebut dengan kooperasi adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang berisi serangkaian aktivitas yang diorganisasikan.
Pembelajaran tersebut difokuskanpada pertukaran informasi terstrukturantar
sisswa dalam kelompok yang bersifat social dan pembelajar bertanggung jawab
atas tugasnya masing masing.
Teknik teknik pembelajarn cooperative learning:
1. Teknik mencari pasangan
Teknik ini digunakan untuk memahami suatu konsep atau informasi tertentu yang
harus ditemukan siswa. Keunggulannya siswa dapat mencari pasangna sambil
belajar menggali satu konsep atau tema dalam suasana yang menyenangkan. Tenik

28

ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran da untuk semua tingkat usia
anak.
1. Bertukar pasangan
Tenik dapat member kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa
lain. Teknik ini jga dapat diterapkan kepada semua mata pelajaran dan semua
tingkat usia anak didik.
1. Berpikir berpasangan berempat
Teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri atau
bekerjasama dengan siswa lain. Keunggulannya adalah optimalisasi partisipasi
siswa. Teknik ini juga dapat diterapkan pada semua mata pelajaran dan semua
tingkatan usia anak didik
1. Keliling kelompok
Teknik ini dapat diterapkan pada semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia
anak didik. Dalam kegiatan keliling kelompok,masing masing anggota
kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusinya dan
mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lainnya.
D. Role Playing
Model pembelajaran Role Playing juga dikenal dengan nama model
pembelajaran Bermain Peran. Pengorganisasian kelas secara berkelompok,
masing-masing kelompok memperagakan/menampilkan scenario yang telah
disiapkan guru. Siswa diberi kebebasan berimprofisasi namun masih dalam batasbatas scenario dari guru.
Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu
beberapa hari sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar.
3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang.
4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario
yang sudah dipersiapkan.
29

6. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario


yang sedang diperagakan.
7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja
untuk membahas/memberi penilaian atas penampilan masing-masing
kelompok.
8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
9. Guru memberikan kesimpulan secara umum.
10. Evaluasi.
11. Penutup.
Beberapa

Pengertian

tentang

Model

pembelajaran

Role

Playing

Role playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya
ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang (Jill Hadfield, 1986).
Dalam role playing murid dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas,
meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain itu, role playing
sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana pembelajar
membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran
orang lain (Basri Syamsu, 2000).
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran
melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan
imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai
tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari
satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.
Pada metode bermain peranan, titik tekanannya terletak pada keterlibatan
emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara
nyata dihadapi. Murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran, secara aktif
melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama temantemannya pada situasi tertentu. Belajar efektif dimulai dari lingkungan yang
berpusat pada diri murid (Departemen Pendidikan Nasional, 2002). Lebih lanjut
prinsip pembelajaran memahami kebebasan berorganisasi, dan menghargai
keputusan bersama, murid akan lebih berhasil jika mereka diberi kesempatan
memainkan peran dalam bermusyawarah, melakukan pemungutan suara terbanyak
dan bersikap mau menerima kekalahan sehingga dengan melakukan berbagai
30

kegiatan tersebut dan secara aktif berpartisipasi, mereka akan lebih mudah
menguasai apa yang mereka pelajari (Boediono, 2001). Jadi, dalam pembelajaran
murid harus aktif, karena tanpa adanya aktivitas, maka proses pembelajaran tidak
mungkin terjadi.
Kelebihan:
1. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa.
Disamping merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling untuk
dilupakan
2. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi
dinamis dan penuh antusias
3. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta
menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi
4. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat
memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan
penghayatan siswa sendiri
5. Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa,
6. Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan
untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
7. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
8. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam
situasi dan waktu yang berbeda.
9. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada
waktu melakukan permainan.
10. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
11. Melatih daya imajinasi siswa
Kelemahan
1. Role playing memerlukan waktu yang relatif panjang/banyak

31

2. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru
maupun murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya
3. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk
memerankan suatu adegan tertentu
4. Apabila pelaksanaan role playing atau bermain peran mengalami
kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus
berarti tujuan pengajaran tidak tercapai
5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini
E.Metode Think Pair Share
Model pembelajaran think pair share dikembangkan oleh frank Lyman dkk
dari uneversitas Maryland pada tahun 1985.model Pembelajaran think pair share
merupaakan salah satu model pembelajaran kooperatif sederhana.
Trianto (2009:81) Mengemukakan bahwa strategi Think Pair share (TPS) atau
berpasangan adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa . Tekhnik ini memberi kesempatan pada siswa
untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain (Lie,2008:57). Seperti
haalnya pembelajaran kooperatif lainya ,pembelajaran dengan menggunakan
model think pair share lebih menekankan pada proses kerjasama siswa dalam
belajar ,dimana siswa lebih aktif dan berperan selama proses pembelajaran
berlangsung . namun sedikit berbeda dengan pemebelajaran kooperatif lainya
,dalam pembelaran TPS jumlah siswa dalam setiap kelompok belajar sangat
terbatas,sesuai dengan namanya yaitu secara berpasangan atau dengan kata lain
dalam setiap kelompok hanya ada 2 siswa.jumlah anggota kelompok yang kecil
mendorong setiap anggota untuk terlibat secara aktif sehinggga siswa jarang atau
bahkan tidak pernah berbicara didepan kelas paling tidak memberikan idea tau
jawaban karena pasanganya.
TPS dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat suatu
informasi dan seoran siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling
32

menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disamapikan didepan kelas.


Selainitu, TPS juga dapat memperbaiki rasa percayadiri dan semua siswa diberi
kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas. Guru tidak lagi sebagai satu-satunya
sumber pembelajaran, tetapi justru siswa dituntut untuk dapat menemukan dan
memahami konsep-konsep baru
Dalam mengunakan model TPS dapat menggunakan tahap-tahap berikut (Agus
Suprijono,2011:91):
a. Thinking, pembelajaran diawali dengan guru mengajukan pertanyaan
atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didi. Guru
member kesempatan kepada mereka untuk memikirkan jawabanya.
b. Pairing, pada tahap ini guru meminta peserta didik berpasang-pasangan.
Beri kesempatan kepada pasangan-pasangan tersebut untuk berdiskusi
diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna dari jawaban yang telah
difikirkanya melalui intersubjektif dalam pasanganya.
c. Sharing, hasil diskusi intersubjektif antar-antar pasangan hasilnya di
bicarakan dengan pesangan seluruh kelas. Dalam kegiatan ini diharapkan
terjadi Tanya jawab yang mendorong pada pengonstruksian pengetahuan
secara integrative. Peserta didik dapat menemukan stuktur dari penemuan
yang dipelajarinya.
Dengan tahap-tahap pembelajaran yang sudah jelas sepereti disebutkan
diatas,guru

lebih

mudah

dalam

melakukan

kegiatan

pembelajaran.Lie

(2008:46&57) mengemukakan beberapa kelebihan dari Think Pair Share adalah


saebagai berikut :
1. Akan meningkatkan partisipasi siswa
2. Cocok untuk tugas sederhana
3. Lebih banyak member kesempatan untuk kontribusi masing-masing
anggota kelompok.
4. Interaksi lebih mudah
5. Lebih mudah dan cepat membentuk kelompok
6. Dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan
usia anak didik
33

Optimalisasi berpartisipasi siswa dengan metode klasikal yang memungkinkan


hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas,Tipe TPS ini
member kjesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada siswa untuk
dikenalim dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain.
Selain kelebihan diatas terdapat beberapa kelemahan TPS antara lain :
1. Jumlah

siswa

yang

ganjil

berdampak

pada

saat

pembentukan

kelompok,akibatnya terdapat kelompok yang beranggotakan lebih dari dua


siswa.
2. TPS memerlukan banyak waktu sehingga sering terjadi ketidak sesuaian
antara waktu yang direncanakan dengan pelaksanaanya .
3. Salingt

mengganggu

antar

siswa

sehingga

menghambat

proses

pembelajaran.
4. Tidak ada penengah jika terjadi perselisihan dalam kelompok
5. Memerlukan pengembalian penuh dari guru karena jumlah kelompok yang
terbentuk dalam kelas sangat banyak.
F. Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang
sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana
proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah
bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja
diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau
proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan
sebagainya.
Kelebihan Metode Demonstrasi :
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.

34

b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri
siswa.
Kelemahan metode Demonstrasi :
a. Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai
apa yang didemonstrasikan.
G. Metode Ceramah
Pengertian metode pembelajaran Ceramah (Preaching Method). Yang
dimaksud dengan ceramah ialah penerangan dan penuturan secara lisan. Dalam
pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, pengajar dapat menggunakan
alat bantu seperti gambar-gambar. Tetapi metode utama, berhubungan antara
pengajar dengan pembelajar ialah berbicara. Peranan dalam metode ceramah
adalah mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok-pokok penting yang
dikemukakan oleh pengajar.
Metode ceramah itu sendiri pada dasarnya memiliki banyak pengertian dan
jenisnya. Berikut ini beberapa pengertian dari metode ceramah, antara lain :
Menurut Muhibbin Syah, (2000) Metode ceramah yaitu sebuah metode
mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada
sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah
dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk
menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur
atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
Menurut Winarno Surahmad, M.Ed, ceramah adalah penerangan dan penuturan
secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, sedangkan peranan murid mendengarkan
dengan teliti, serta mencatat yang pokok dari yang dikemukakan oleh guru.
Metode ceramah menurut Gilstrap dan Martin 1975 : ceramah berasal dari
bahasa latin yaitu Lecturu, Legu ( Legree, lectus) yang berati membaca kemudian
diartikan secara umum dengan mengajar sebagai akibat dari guru menyampaikan

35

pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan


penggunaan buku.
Metode ceramah yaitu penerapan dan penuturan secara lisan oleh guru
terhadap kelasnya, dengan menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas
uraian yang disampaikan kepada siswa. Metode ceramah ini sering kita jumpai
pada proses-proses pembelajaran di sekolah mulai dari tingkat yang rendah
sampai ke tingkat perguruan tinggi, sehingga metode seperti ini sudah dianggap
sebagai metode yang terbaik bagi guru untuk melakukan interaksi belajar
mengajar. Satu hal yang tidak pernah menjadi bahan refleksi bagi guru adalah
tentang efektifitas penggunaan metode ceramah yaitu mengenai minat dan
motivasi siswa, bahkan akhirnya juga berdampak pada prestasi siswa.
Metode ceramah juga disebut juga kegiatan memberikan informasi dengan
kata-kata. Pengajaran sejarah, merupakan proses pemberian informasi atau materi
kepada siswa serta hasil dari penggunaan metode tersebut sering tidak berjalan
sesuai dengan yang diharapkan. Makna dan arti dari materi atau informasi tersebut
terkadang ditafsirkan berbeda atau salah oleh siswa. Hal ini karena tingkat
pemahaman setiap siswa yang berbeda-beda atau dilain pihak guru sebagai pusat
pembelajaran kurang pandai dalam menyampaikan informasi atau materi kepada
siswa. Jenis-jenis metode ceramah, terdiri dari metode ceramah bervariasi, metode
ceramah campuran dan metode ceramah asli.
Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :
1. Guru mudah menguasai kelas;
2. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar;
3. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar;
4. Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
1. Membuat siswa pasif
2. Mengandung unsur paksaan kepada siswa
3. Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985)

36

4. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak
didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
5. Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
6. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
7. Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Langkah-langkah
a. Tahap Persiapan
1) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
2) Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
3) Mempersiapkan alat bantu.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Langkah Pembukaan.
2) Langkah Penyajian.
3) Langkah Mengakhiri atau Menutup Ceramah.
Ceramah akan berhasil baik, bila didukung oleh metode-metode lainnya,
misalnya tanya jawab, tugas, latihan dan lain-lain. Metode ceramah itu wajar
dilakukan bila:
(a) ingin mengajarkan topik baru,
(b) tidak ada sumber bahan pelajaran pada siswa,
(c) menghadapi sejumlah siswa yang cukup banyak

37

4.Kajian Tentang Media Pembelajaran


Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari
"medium" yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Banyak pakar
tentang media pembelajaran yang memberikan batasan tentang pengertian media.
Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) media adalah segala bentuk
yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi. Sedangkan pengertian
media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah media adalah alat bantu apa saja
yang

dapat

dijadikan

sebagai

penyalur

pesan

guna

mencapai

tujuan

pembelajaran. Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4)


yaitu : media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar.
Media pendidikan merupakan bagian integral dari pembelajaran sehingga proses
belajar mengajar menjadi lebih bermutu. Karena itu media pendidikan di sebut
juga media instruksional. Dengan demikian , media pendidikan mempunyai
beberapa nilai praktis atau dapat berfungsi sebagai berikut :
a.

Media pendidikan dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi murid.

Misalnya siswa berasal dari golongan mampu memiliki pengalaman sehariharinya berbeda dengan golongan kurang mampu. Perbedaan ini dapat di
tanggulangi dengan mempertontonkan film, gambar, tv dan sebagainya.
b.

Media pendidikan dapat mengatasi batas-batas ruang kelas. Misalnya benda

yang di ajarkan terlalu besar atau berat bila di bawa ke ruang kelas untuk diamati
secaara langsung. Maka dapat di tanggulangi dengan film, gambar slidefilm strip
dan sebagainya.
c.

Media pendidikan dapat mengatasi keterbatasan karena jarak. Apabila

secara langsung tidak dapat di amati karena terlalu kecil seperti molekul, sel atau
atom maka dapat diatasi dengan model, gambar, dan sebagainya.
d.

Media pendidikan dapat mengatasi masalah keterbatasan waktu. Apabila

secara langsung gerakan benda sulit atau tidak dapat diamati karena terlalu lambat

38

atau terlalu cepat, sedangkan gerakan itu menjadi pusat perhatian siswa maka
dapat digunakan film strip dan sebagainya.
e.

Media pendidikan dapat di gunakan untuk memperlihatkan hal-hal atau

peristiwa yang tidak dapat di ulang kembali atau telah terjadin dai masa lampau.
Seperti peristiwa bencana alam, tiupan angina dan sebagainya maka dapat di
gunakan film, film strip, slide dan sebagainya.
f.

Media pendidikan memungkinkan adanya kontak langsung dengan

masyarakat atau dengan alam atau lingkungannya. Misalnya dengan mengunjungi


suatu tempat.
g.

Media pendidikan memberikan kesamaan dalam pengamatan terhadap

sesuatu objek.
h.

Media pendidikan dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar.

Jadi, secara umum dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan


segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada
penerima informasi. Istilah media ini sangat populer dalam bidang komunikasi.
Proses belajar mengajar pada dasamya juga merupakan proses komunikasi,
sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.
Macam-Macam Media Pendidikan
1. Media Nonelektronik
a. Media Cetak
Dalam media cetak seperti buku teks, modul, buku petunjuk, lembar lepas,
lembar kerja , dan sebagainya pada umumnya berisi materi pembelajaran yang
dapat diakses dan dibaca oleh siswa langkah demi langkah sesuai dengan yang
diinginkan. Untuk media yang berupa buku teks biasanya dilengkapi uraian
materi, contoh soal, dan latihan soal.Berbeda dengan buku, modul umumnya
dilengkapi dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, uraian materi, latihan
soal, dan tes formatif, yang digunakan sebagai umpan balik untuk mengetahui
seberapa besar materi dalam setiap kegitan dapat dikuasai oleh mahasiswa.
Kemudian untuk media cetak yang berupa hand out biasa digunakan proses
pembelajaran di kelas. Media ini berupa lembaran lepas yang biasanya berisi
materi untuk satu kegiatan tatap muka. Hand out yang lengkap akan berisi tujuan,
uraian singkat tentang materi pembelajaran, evaluasi, dan daftar pustaka.

39

Khusus untuk media cetak yang berupa lembar tugas biasa digunakan siswa untuk
mengerjakan tugas, menyelesaikan masalah atau soal yang diberikan oleh guru
setelah penyampaian materi di kelas.Lembar tugas biasanya berisi tujuan, uraian
singkat tentang materi pembelajaran untuk setiap pkok bahasan, dan latihan
memecahkan masalah.
Media cetak memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
1)
Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing.
2)
Siswa dapat mempelajari materi dalam media cetak secara berulang-ulang.
Khusu untuk media cetak berupa modul, melalui tes normatif siswa dapat
mengetahui tingkat penguasaan materi pembelajaran yang disajikan pada modul
tersebut
3)
Dapat dicetak ulang atau direvis sesuia dengan garis besar program
pembelajaran yang baru.
Kekurangannya antara lain:
1)
2)

Tidak dapat menyajikan gerak dalam media cetak


Uraian yang terlalu panjang dalam setiap pokok bahasan dapat

membosankan para pembacanya


3)
Pembahasannya lebih mengarah pada kognitif
b. Media Pajang
Media ini meliputi papan tulis, white board, papan magnetik, papan buletin, dan
chart.Perbedaan antara papan tulis dan white board terletak pada alat tulisnya.
Papan tulis menggunakan kapur sebagai alat tulis, sedangkan white board
menggunakan spidol nonpermanen. Papan magnetik merupakan papan yang
permukaannya dibuat dari lembaran baja atau dapat juga berupa white board yang
di dalamnya dilapisi dengan lembaran baja atau seng.Materi yang disajikan
diletakkan di atas kertas atau karton yang di belakangnya diberi magnet.Papan ini
dapat berfungsi sebagai pendamping papan tulis di kelas.
Untuk penyajian dengan chart dapat dilakukan di dalam maupun di luar kelas.
Pada umumnya materi yang disajikan di dalam chart biasanya berbentuk diagram,
bagan grafik, dan gambar. Oleh karena itu, beberapa kelebihan penggunaan papan
pajang adalah:
1)
Biaya yang digunakan relatif murah
2)
Papan tulis atau white board mudah disajikan di ruang kelas
3)
Papan tulis atau white board dapat digunakan dengan jumlah siswa yang
relatif besar
40

4)

Khusus untukpapan buletin diperuntukkan untuk kelompok kecil.


c. Media Peraga dan Eksperimen
Media peraga dapat berupa alat-alat asli atau tiruan, dan biasanya berada di
laboratorium.Media ini biasanya berbentuk model dan hanya digunakan untuk
menunjukkan bagian-bagian dari alat yang asli dan prinsip kerja dari alat asli
tersebut.
Di samping media peraga terdapat pula media eksperimen yang berupa alat-alat
asli yang biasanya digunakan untuk kegiatan praktikum. Perbedaan antara media
peraga dengan media eksperimen antara lain:
1)
Alat-alat pada media eksperimen berupa alat asli sedangkan media peraga
berupa alat-alat tiruan.
2)
Media eksperimen dapat digunakan sebagai media peraga, sedangkan
media peraga belum tentu dapat digunakan sebagai media eksperimen.
Salah satu contoh alat peraga sederhana adalah tali, yaitu sebagai suatu alat yang
dapat digunakan untuk menunjukkan gejala gelombang transversal.Kemudian
salah satu contoh alat eksperimen yang dapat digunakan sebagai alat peraga
adalah pipa kund, yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan rambat bunyi.
2. Media Elektronik
a.
Overhead Projector (OHP)
OHP merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk memproyeksikan objek
melalui bahan transparan dengan bening ke suatu permukaan layar atau dinding.
1) OHP Tanpa Kombinasi dengan Alat Lain
Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin berkembangnya teknologi, OHP
dengan tipe tertentu dapat dikombinasikan dengan alat lain sehingga dapat
digunakan untuk memproyeksikan tidak hanya transparansi, tetapi juga dapat
digunakan untuk memproyeksikan bahan cetakan, objek tiga dimensi, dan
tampilan komputer.
OHP yang sederhana misalnya merk Cabin, telah dilengkapi dengan komponen
dan spesifikasi, seperti lampu proyektor dengan daya listrik kurang lebih 500 watt
serta sumber tegangan 110 V atau 220 V. Dengan menggunakan daya listrik yang
semakin besar, maka suatu OHP akan memberikan kemampuan yang lebih jelas
dalam memproyeksikan gambar pada dinding atau layar tanpa harus mematika n
lampu dalam suatu ruangan.
2) Kombinasi OHP dengan Efek Zoom

41

Alat ini dikenal sebagai Zoom Overhead Projector, yaitu suatu OHP yang di
dalamnya dilengkapi dengan lensa zoom. Lensa ini memiliki kemampuan untuk
memperbesar gambar proyeksi sampai 1,6 kali dari ukuran lensa standar. Cara
kerja OHP ini adalah gambar pada dinding atau dinding OHP ini pada prinsipnya
tidak jauh berbeda dengan OHP sebelumnya, tetapi dalam tampilannya dilengkapi
dengan beberpa panel, yaitu proyektor, miror, bor magnet, pen tray, lensa zoom,
dan sebagainya.
3) Kombinasi OHP dengan ATF
Automatic Transparancy Feeder (ATF) merupakan suatu alat yang dapat
digunakan untuk menyimpan dan mengeluarkan transparansi yang akan
ditampilkan melalui OHP. Alat ini dilengkapi dengan Transparancy Tray, Infrared
Sensor, Infrared

Remote,

Easy

Attachment,

dan Anti-Static

Strip.Cara

menggunakannya adalah dengan meletakkan alat tersebut tepat di atas landasan


kaca OHP, setelah itu kita memfungsikan panel-panel yang ada pada OHP dan
ATF.
4) Kombinasi OHP dengan CPP (Viewer)
Computer Proyektor Panel (CPP) atau yang biasa disebut Viewer dibuat dari
lampu Liquid Crystal Display (LCD) yang mempunyai kemampuan menghasilkan
gambar yang memiliki kekontrasan yang tinggi dan menakjubkan ketika
diproyeksikan. Alat ini hanya dapat digunakan di lingkungan temperatur yang
terbatas, yaitu sekitar 45oC sehingga alat ini jangan digunakan pada OHP yang
landasan kacanga memiliki suhu l;ebih dari 45 oC. Selain itu, alat ini juga tidak
boleh digunakan pada ruangan yang terlalu terang.
Dalam penggunaannya, CPP harus diletakkan tepat di atas landasan kaca OHP.
Dengan demikian, CPP akan menampilkan gambar tampilan komputer yang
cukup besar pada layar dengan menggunakan OHP sebagai sumber cahaya. Alat
ini telah dilengkapi dengan panel, bantuan remote control, baterai remote control,
kabel sinyal RGB 15 pin dan 9 pin, AC adaptor dan petunjuk mengoperasikannya.
b.
Program Slide Instruksional
Bentuk slide berhubungan dengan fil fotografi yang memiliki format kecil dan
dikenal sebagai film positif. Untuk penayangan satu buah slide dibutuhkan satu
kali proyeksi.

42

Ukuran film slide yang standar adalah 35 mm, tetapi untuk ukuran slide yang
dibingkai artinya slide yang sudah siap ditayangkan yang standar adalah 5 cm x 5
cm. Hal ini diukur dari dimensi luar.
Slide yang standar dapat disusun dan diatur kembali dalam berbagai variasi urutan
sehingga lebih fleksibel dibandingkan dengan film strip. Dalam pemakaian secara
wajar, proyektor slide membutuhkan sedikit perhatian khusus, khususnya dalam
pemeliharaan terhadap elemen muka dari lensa proyeksi. Sedangkan dari segi
penyajiannya, yang perlu diperhatikan adalah masih tetap bingkai slide yang akan
ditayangkan, karena kebiasaan kemacetan yang terjadi adalah akibat adanya dari
bingkai slide yang sudah rusak.
Karena slide tidak seperti film strip yang tersusun dalam unit secara tunggal maka
slide dapat dengan mudah menjadi tidak teratur tempat atau urutannya. Misalnya,
slide yang tidak ditutup dengan penutup gelas maka slideakan mudah kotor, baik
karena kena debu ataupun jari tangan. Ditinjau dari segi biaya pembuatan maka
slide membutuhkan biaya per framenya 2 sampai 3 kali dari biaya per frame
dalam film strip.
c.
Film
Film merupakan gambar hidup yang diambil dengan mengguanakan kamera film
dan ditampilkan melalui proyektor film.Dibandingkan dengan film strip, film
bergerk dengan cepat sehingga tampilannya kontinu atau ajeg. Objek yang
ditampilkan akan lebih alamiah, artinya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Terlebih lagi film yang diunakan adalah film berwarna.Pada umumnya film
digunakan untuk menyajikan hiburan.Tetapi, dalam perkembangannya film dapat
menyajikan informasi lain, khususnya informasi yang berkaitan dengan konsep
pembelajaran keterampilan dan sikap.
Kelebihan fim antara lain dapat menggantikan alam sekitar, menyajikan objek
yang tidak dapat dilihat, menggambarkan suatu proses secara tepat, menanamkan
sikap, dapat diulang, dapat memperpendek waktu tampilan, dan sebagainya.
e.
Internet
Media ini memberikan perubahan yang besar pada cara orang berinteraksi,
bereksperimen, dan berkomunikasi. Berdasarkan karakteristik tersebu, internet
sangat cocok untuk kelas jarak jauh, dimana siswa dan guru masing-masing

43

berada di tempat berbeda, tetapi tetap dapat berkomunikasi dan berinteraksi


seperti layaknya di kelas.
Untuk mengoperasikannya dibutuhkan komputer, modem, Internet Service
Provider (ISP) dan saluran telepon. Dalam proses pembelajaran komputer,
internet dapat berperan sebagai manajer dalam pembelajaran atau computer
manage instruction (CMI) dan dapat pula berperan sebagai alat bantu tambahan
dalam belajar atau Computer Assisted Instruction (CAI).
C. Klasifikasi media pembelajaran
Secara umum, media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
kalsifikasi jika dilihat dari masing-masing segi, diantaranya sebagai berikut.
a.
Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi menjadi:
1)
Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang
hanya memiliki insur suara, seperti radio dan rekaman suara.
2)
Media visual, yaitu media yang hanya daoat dilihat saja, tidak mengandung,
unsure suara. Contohnya adalah film slide, foto, transparansi, lukisan gambar, dan
berbagai bahan yang dapat dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
3)
Media audiovisual. Yaitu media yang selain dapat mengandung unsur suara
juga mengandung unsure gambar yang bias dilihat, misalnya rekaman video, film,
slide suara, dan lain sebagainya.
b.
1)

Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dibagi menjadi:


Media yang memiliki daya input yang luas dan serentak seperti radio dann

televise. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadiankejadian yang actual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
2)
Media yang mempunyai daya input yang terbatas oleh ruang dan waktu
seperti film slide, film, video, dan lain-lain.
D. Kriteria-Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Pengembangan media harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai,
kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan sifat
khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan. Pemilihan media sebaiknya
tidak lepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari sistem
instruksional secara keseluruhan. Menurut Dick dan Carey (1978) ada empat
faktor yang perlu menjadi pertimbangan dalam memilih dan menentukan media
pembelajaran, yaitu:
44

1. Ketersediaan sumber setempat, artinya bila media tidak terdapat pada sumber
yang ada, harus dibeli atau dibuat sendiri.
2. Ketersediaan dana untuk membeli atau memproduksi sendiri, artinya apabila
membeli atau memproduksi sendiri, apakah ada dana, tenaga dan fasilitasnya?.
3. Keluwesan dan kepraktisan serta ketahanan media, artinya media bisa
digunakan dimanapun, dengan peralatan yang ada disekitarnya dan kapanpun
serta mudah dijinjing dan dipindahkan.
4. Efektifitas biaya dalam jangkauan waktu. Ada jenis media yang biaya
produksinya mahal, namun pemanfaatannya stabil dalam jangka panjang.
Misalnya film bingkai, transparan OHP, media ini lebih tahan lama dalam
pemakainannya, bila dibanding brosur yang setiap kali sering merubah materi
sehingga biaya pembuatannya lebih mahal. Selain itu, pertimbangan dalam
pemilihan media untuk kepentingan pembelajaran sebaiknya mempertimbangkan
kriteria-kriteria sebagai berikut: (Nana, 2009:4)
1. Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran.
2. Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran
3. Kemudahan dalam memperoleh media
4. Keterampilan guru dalam menggunakannya
5. Tersedia waktu untuk menggunakannya
6. Sesuai dengan taraf berfikir siswa.
Dengan kriteria di atas, guru dapat dengan mudah menggunakan media mana
yang dianggap tepat untuk membantu mempermudah tugas-tugasnya sebagai
pengajar. Pada dasarnya kehadiran media bermaksud untuk mempermudah tugas
guru, bukan sebaliknya, karena apabila dipaksakan justru mempersulit tugas guru
dalam menyampaikan pesan pada proses pembelajaran.
E. Pengembangan Media Pembelajaran
Dalam merencanakan pengembangan media pembelajaran, seorang guru perlu
mem-perhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Analisis kebutuhan dan karaktersitik siswa
2. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
3. Materi pembelajaran yang akan disampaikan
4. Alat pengukur keberhasilan belajar siswa

45

Yang dimaksud kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran adalah kesenjangan


antara pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa yang kita inginkan dengan
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki siswa sekarang.
Sedangkan tujuan dalam proses pembelajaran akan memberi arah dan pedoman
serta tindakan dalam melakukan aktifitas proses pembelajaran. Tujuan
pembelajaran harus terencana dengan jelas sehingga bisa menjadi panduan
aktifitas dalam mencapainya. Untuk dapat mengembangkan materi pelajaran yang
mendukung pencapaian tujuan maka tujuan yang telah dirumuskan harus di
analisis lebih lanjut.
Materi pembelajaran harus dikembangkan dari tujuan pembelajaran yang telah di
analisis sesuai dengan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Untuk
melihat ketercapaian tujuan pembelajaran perlu direncanakan alat pengukur
keberhasilan

yang

telah

direncanakan

sebelum

kegiatan

pembelajaran

dilaksanakan.
Alat pengukur keberhasilan siswa perlu dirancang secara seksama dengan
validitas yang telah teruji dan meliputi kemampuan yang komprehensif.
F.
Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran
adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena
memang gurulah yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam
menyampaikan pesan pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru
sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna
dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek.
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar
interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih
efektif dan efisien. Tetapi secara. lebih khusus ada beberapa manfaat media yang
lebih rinci. Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa
manfaat media dalam pembelajaran, yaitu:
1.
Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
Setiap guru mungkin mempunyai penafsiran yang berbeda-beda terhadap suatu
konsep materi pelajaran tertentu. Dengan bantuan media, penafsiran yang

46

beragam tersebut dapat dihindari sehingga dapat disampaikan kepada siswa secara
seragam. Setiap siswa yang melihat atau mendengar uraian suatu materi pelajaran
melalui media yang sama, akan menerima informasi yang persis sama seperti
yang diterima oleh siswa-siswa lain. Dengan demikian, media juga dapat
mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa di manapun berada.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat menampilkan
informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun
manipulasi. Materi pelajaran yang dikemas melalui program media, akan lebih
jelas, lengkap, serta menarik minat siswa. Dengan media, materi sajian bisa
membangkitkan rasa keingintahuan siswa dan merangsang siswa bereaksi baik
secara fisik maupun emosional. Singkatnya, media pembelajaran dapat membantu
guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton, dan
tidak membosankan.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat membantu guru dan siswa
melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran. Tanpa
media, seorang guru mungkin akan cenderung berbicara satu arah kepada siswa.
Namun dengan media, guru dapat mengatur kelas sehingga bukan hanya guru
sendiri yang aktif tetapi juga siswanya.
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
Keluhan yang selama ini sering kita dengar dari guru adalah, selalu kekurangan
waktu untuk mencapai target kurikulum. Sering terjadi guru menghabiskan
banyak waktu untuk menjelaskan suatu materi pelajaran. Hal ini sebenarnya tidak
harus terjadi jika guru dapat memanfaatkan media secara maksimal. Misalnya,
tanpa media seorang guru tentu saja akan menghabiskan banyak waktu untuk
mejelaskan sistem peredaran darah manusia atau proses terjadinya gerhana
matahari. Padahal dengan bantuan media visual, topik ini dengan cepat dan mudah
dijelaskan kepada anak. Biarkanlah media menyajikan materi pelajaran yang
memang sulit untuk disajikan oleh guru secara verbal. Dengan media, tujuan
belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga
seminimal mungkin. Dengan media, guru tidak harus menjelaskan materi
47

pelajaran secara berulang-ulang, sebab hanya dengan sekali sajian menggunakan


media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.
5.
Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
Penggunaan media bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien,
tetapi juga membantu siswa menyerap materi pelajaran lebih mendalam dan utuh.
Bila hanya dengan mendengarkan informasi verbal dari guru saja, siswa mungkin
kurang memahami pelajaran secara baik. Tetapi jika hal itu diperkaya dengan
kegiatan melihat, menyentuh, merasakan, atau mengalami sendiri melalui media,
maka pemahaman siswa pasti akan lebih baik.
6. Media memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan
kapan saja
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat
melakukan kegiatan pembelajaran secara lebih leluasa, kapanpun dan dimanapun,
tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru. Program-program pembelajaran
audio

visual,

termasuk

program

pembelajaran

menggunakan

komputer,

memungkinkan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri, tanpa


terikat oleh waktu dan tempat. Penggunaan media akan menyadarkan siswa betapa
banyak sumber-sumber belajar yang dapat mereka manfaatkan dalam belajar.
Perlu kita sadari bahwa alokasi waktu belajar di sekolah sangat terbatas, waktu
terbanyak justru dihabiskan siswa di luar lingkungan sekolah.
7.
Media dapat menumbuhkan sikap positip siswa terhadap materi dan proses
belajar
Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga
mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri
sumber-sumber ilmu pengetahuan. Kemampuan siswa untuk belajar dari berbagai
sumber tersebut, akan bisa menanamkan sikap kepada siswa untuk senantiasa
berinisiatif mencari berbagai sumber belajar yang diperlukan.
8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang guru bukan lagi menjadi
satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Seorang guru tidak perlu menjelaskan
seluruh materi pelajaran, karena bisa berbagi peran dengan media. Dengan
demikian, guru akan lebih banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian
kepada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa,
pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.
48

G.

Prinsip-Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran

Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing masing, maka dari


itulah guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau
tujuan pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan media akan
mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media
pembelajaran, yaitu
1.

Harus ada kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media

pembelajaran.
Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat
umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi,
apakah untuk pembelajaran kelompok atau individu, apakah sasarannya siswa TK,
SD, SLTP, SMU, atau siswa pada Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat pedesaan
ataukah masyarakat perkotaan. Dapat pula tujuan tersebut akan menyangkut
perbedaan warna, gerak atau suara. Misalnya proses kimia (farmasi), atau
pembelajaran pembedahan (kedokteran).
2.
Karakteristik Media Pembelajaran.
Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari
keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami
karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus
dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan media pembelajaran. Disamping itu
memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai media
pembelajaran secara bervariasi.
3. Alternatif Pilihan
yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau dikompetisikan.
Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan media pembelajaran mana yang
akan dipilih, jika terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan.
H.
Langkah-Langkah dalam Pengembangan Media Pembelajaran
Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas tiga
langkah besar yang harus dilalui, yaitu kegiatan perencanaan, produksi dan
penilaian. Sementara itu, dalam rangka melakukan desain atau rancangan
pengembangan program media. Arief Sadiman, dkk, memberikan urutan langkah-

49

langkah yang harus diambil dalam pengembangan program media menjadi 6


(enam) langkah sebagai berikut:
1.

Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa

Kebutuhan dalam proses belajar mengajar adalah kesenjangan antara apa yang
dimiliki siswa dengan apa yang diharapkan. Contoh jika kita mengharapkan siswa
mampu membandingkan proses perpindahan kalor dengan cara konduksi,
konveksi dan radiasi.
Setelah kita menganalisis kebutuhan siswa, maka kita juga perlu menganalisis
karakteristik siswanya, baik menyangkut kemampuan pengetahuan atau
keterampilan yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Cara mengetahuinya bisa
dengan tes atau dengan yang lainnya. Langkah ini dapat disederhanakan dengan
cara mengenalisa topic-topik materi ajar yang dipandang sulit dan karenanya
memerlukan bantuan media. Pada langkah ini sekaligus pula dapat ditentukan
ranah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, termasuk rangsangan indera
mana yang diperlukan (audio, visual, gerak atau diam).
2.

Merumuskan tujuan pembelajaran (Instructional objective) dengan

operasional dan khas.


Untuk dapat merumuskan tujuan instruksional dengan baik, ada beberapa
ketentuan yang harus diingat, yaitu: tujuan pembelajaran harus berorientasi
kepada siswa; artinya tujuan itu benar-benar harus menyatakan adanya perilaku
siswa yang dapat dilakukan atau diperoleh setelah proses belajar dilakukan.
Sebuah tujuan pembelajaran hendaknya memiliki empat unsur pokok yang dapat
kita akronimkan dalam ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree).
Penjelasan dari masing-masing komponen tersebut sebagai berikut:
A=

Audience adalah menyebutkan sasaran/audien yang dijadikan sasaran

B=

pembelajaran
Behavior adalah menyatakan prilaku spesifik yang diharapkan atau yang

C=

dapat dilakukan setelah pembelajaran berlangsung


Condition adalah menyebutkan kondisi yang bagaimana atau dimana

D=

sasaran dapat mendemonstrasikan kemampuannya atau keterampilannya


Degree adalah menyebutkan batasan tingkatan minimal yang diharapkan
dapat dicapai.
50

3.

Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung

tercapainya tujuan
Penyusunan rumusan butir-butir materi adalah dilihat dari sub kemampuan atau
keterampilan yang dijelaskan dalam tujuan khusus pembelajaran, sehingga materi
yang disusun adalah dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan dari kegiatan
proses belajar mengajar tersebut. Setelah daftar butir-butir materi dirinci maka
langkah selanjutnya adalah mengurutkannya dari yang sederhana sampai kepada
tingkatan yang lebih rumit, dan dari hal-hal yang konkrit kepada yang abstrak.
4.

Mengembangkan Instrumen Pengukuran

Alat pengukur keberhasilan dikembangkan terlebih dahulu sebelum naskah


program ditulis. Dan instrumen pengukur ini harus dikembangkan sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai dan dari materi-materi pembelajaran yang disajikan.
Bentuk instrumen pengukurnya bisa dengan tes, pengamatan, penugasan atau
cheklist prilaku.
Instrumen tersebut akan digunakan oleh pengembang media, ketika melakukan tes
uji coba dari program media yang dikembangkannya. Misalkan instrumen
pengukurnya tes, maka siswa nanti akan diminta mengerjakan materi tes tersebut.
Kemudian dilihat bagaimana hasilnya. Apakah siswa menunjukkan penguasaan
materi yang baik atau tidak dari efek media yang digunakannya atau dari materi
yang dipelajarinya melalui sajian media. Jika tidak maka dimanakah letak
kekurangannya. Dengan demikian, maka siswa dimintai tanggapan tentang media
tersebut, baik dari segi kemenarikan maupun efektifitas penyajiannya.
5.

Menulis Naskah Media

Naskah media adalah bentuk penyajian materi pembelajaran melalui media


rancangan yang merupakan penjabaran dari pokok-pokok materi yang telah
disusun secara baik seperti yang telah dijelaskan di atas. Supaya materi
pembelajaran itu dapat disampaikan melalui media, maka materi tersebut perlu
dituangkan dalam tulisan atau gambar yang kita sebut naskah program media.
Naskah program media maksudnya adalah sebagai penuntun kita dalam
memproduksi media. Artinya menjadi penuntut kita dalam mengambil gambar dan
51

merekam suara. Karena naskah ini berisi urutan gambar dan grafis yang perlu
diambil oleh kamera atau bunyi dan suara yang harus direkam.
Namun demikian, sebelum naskah ditulis, maka terlebih dahulu disusun garisgaris besar program media (GBPM) dan rancangan isi medianya. Bentuk dan cara
menyusun rancangan isi media dapat dilihat sebagaimana tabel berikut ini:
6.

Mengadakan Tes atau Uji Coba dan Revisi

Tes adalah kegiatan untuk menguji atau mengetahui tingkat efektifitas dan
kesesuaian media yang dirancang dengan tujuan yang diharapkan dari program
tersebut. Suatu program media yang oleh pembuatnya dianggap telah baik, tetapi
bila program itu tidak menarik, atau sukar dipahami atau tidak merangsang proses
belajar bagi siswa yang ditujunya, maka program semacam ini tentu saja tidak
dikatakan baik.
Tes atau uji coba tersebut dapat dilakukan baik melalui perseorangan atau melalui
kelompok kecil atau juga melalui tes lapangan, yaitu dalam proses pembelajaran
yang sesungguhnya dengan menggunakan media yang dikembangkan. Sedangkan
revisi adalah kegiatan untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap perlu
mendapatkan perbaikan atas hasil dari tes.
Jika semua langkah-langkah tersebut telah dilakukan dan telah dianggap tidak ada
lagi yang perlu direvisi, maka langkah selanjutnya adalah media tersebut siap
untuk diproduksi. akan tetapi bisa saja terjadi setelah dilakukan produksi ternyata
setalah disebarkan atau disajikan ada beberapa kekurangan dari aspek materi atau
kualitas sajian medianya (gambar atau suara) maka dalam kasus seperti ini dapat
pula dilakukan perbaikan (revisi) terhadap aspek yang dianggap kurang. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan kesempurnaan dari media yang dibuat, sehingga
para penggunanya akan mudah menerima pesan-pesan yang disampaikan melalui
media tersebut.
Pendapat
Semua media cocok untuk digunakan dalam kelas tinggi,namun harus sesuai
dengan materi dan model yang akan digunakan,serta guru harus bener-benar
memanfaatkan media yang ada,dan memperhatikan tujuan pencapaian dalam
pembelajaran,dan guru harus mampu memilih media yang benar-benar dibutuhkan

52

dan digunakan dalam penyampaian materi agar materi yang disampaikan


terserap .
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan media
seharunya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru sebagai
fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karenanya setiap pendidik
perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat
mengefektifkan

pencapaian

tujuan

pembelajaran

dan

proses

belajar

mengajar.Ditinjau dari pengertian, media pembelajaran adalah media yang


digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar
serta saran pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa).
Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa
mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa. Jika program media
itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat
diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru. Ciri khusus media
pembelajaran berbeda menurut tujuan dan pengelompokannya, ciri-ciri media
dapat dilihat menurut kemampuannya dalam membangkitkan rangsangan pada
indra penglihatan, pandangan, perabaan, penciuman, dan pengecapan. Maka ciriciri umum media pembelajaran adalah bahwa media itu dapat diubah, dilihat
didengar, dan diamati melalui panca indra.Setiap media mempunyai karakteristik
yang perlu dipahami oleh pemahamnya. Dalam memilih media, orang perlu
memperhatikan tiga hal yaitu:
1. Kejelasan maksud dan tujuan pemilihan tersebut
2. Sifat dan ciri-ciri media yang akan dipilih
3. Adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan, karena pemilihan media
pada dasarnya adalah proses pengambilan keputusan akan adanya alternatifalternatif pemecahan yang dituntut oleh tujuan.Media secara umum merupakan
suatu hal yang digunakan untuk menyampaikan pesan tertentu. Agar proses
transpormasi pesan tersebut maka diperlukan kesesuaian jenis media yang akan
digunakan. Berdasarkan ulasan yang ditulis oleh Ahmat Sudrajat mengatakan
bahwa terdapat berbagai jenis media belajar diantaranya:
53

1. Media visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik


2. Media audio : radio, tape recorder, laboratorium bahasa dan sejenisnya
3. Projected still media: slide, overhead, projector, in focus dan sejenisnya
4. Projected motion media: film, televise, video (VCD, DVD, VTR) computer
dan sejenisnya.
MATERI
A. Makna peninggalan sejarah yang bersekala Nasional dan Masa HinduBudha dan Islam di Indonesia
1. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan ini
berdiri pada tahun 400Masehi. Raja pertamanya adalah Kudungga, kemudian
digantikan Aswawarman. Raja terkenal dari Kutai adalah Mulawarman.
Mulawarman memuja Dewa Syiwa, maka ia beragama Hindu. Peninggalan
Kerajaan Kutai adalah Prasasti Kutai yang terpahat pada tiang batu yang disebut
yupa yang ditemukandi aliran Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Prasati
tersebut ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Prasasti tersebut
menceritakan tentang Raja Mulawarman yang baik budi. Pada masa
pemerintahannya rakyat hidup sejahtera dan makmur. Prasasti ini dibuat untuk
memperingati Raja Mulawarman yang telah menghadiahkan 20.000 ekor sapi
pada Brahmana. Selain itu, peninggalan sejarah dari Kutai yanglain adalah arcaarca yang terbuat dari perunggu dan emas.
2. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua di Jawa. Letaknya di
Bogor, Jawa Barat.Berdiri pada tahun 450 Masehi. Rajanya yang terkenal
bernama Purnawarman. Purnawarman memujaDewa Wisnu, maka ia menganut
agama Hindu.Peninggalan sejarah berupa tujuh prasasti yang ditulis dalam bahasa
Sanskerta menggunakan huruf Pallawa, di antaranya Prasasti Ciaruteun (terdapat
jejak telapak kaki Purnawarman), Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Jambu, Prasasti
Muara Cianten, Prasasti Tugu, Prasasti Pasir Awi, dan Prasasti Lebak. Peninggalan
sejarah yang lain adalah irigasi dari Sungai Gomati, arca Wisnu Cibuaya Idan II,
54

dan arca Rajarsi. Mata pencaharian sebagian besar penduduk adalah sebagai
petani, peternak,nelayan, dan pedagang. Raja Purnawarman berhasil membuat
saluran air untuk mengairi lahan pertanian dan mencegah banjir.
3. Kerajaan Mataram
Kerajaan Mataram terletak di daerah Yogyakarta. Raja yang pertama
adalah Raja Sanna,kemudian digantikan oleh Raja Sanjaya. Kerajaan ini dikenal
dari sebuah prasasti di desa Canggal, barat Magelang. Prasasti ini tertulis tahun
732 Masehi. Ditulis dengan huruf Pallawa dan dalam bahasaSanskerta. Prasasti ini
menceritakan tentang didirikannya sebuah lingga Syiwa di atas sebuah bukit
diKuncarakunja oleh Raja Sanjaya. Wilayah kekuasaannya mencapai pulau Jawa
dan Bali.
4. Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri terletak di tepi sungai Brantas, Jawa Timur, beribu kota di
Daha. Raja yang pernah memerintah Kerajaan Kediri adalah Bameswara,
Jayabaya, Sarweswara, Aryyeswara, Gandra,Kameswara, dan Kertajaya. Raja
Bameswara memerintah tahun 1115 1130. Ia dikenal sebagai RadenPanji
Asmarabangun dan permaisurinya Sri Kiranavatu atau Dewi Candra Kirana. Ia
menetapkanlambang kerajaan berupa Candrakapala (tengkorak bertaring). Kisah
perjalanan

hidup

tersebut

ditulisoleh

Mpu

Darmaja

dalam

kitab

Smaradahana.Kediri mencapai puncak kejayaan pada masa Jayabaya yang


terkenal dengan ramalannya. Karyasastra dan pujangga yang terkenal adalah Mpu
Sedah dan Mpu Panuluh dengan Kitab Bharatayuda,Kitab Hariwangsa, dan Kitab
Gatutkacasraya. Peninggalan sejarah Kerajaan Kediri, antara lain Prasasti
Pandeglang, Prasasti Penumbangan, Prasasti Hantang, Prasasti Talan, Prasasti
Jepun, Prasasti Kahyunan, Prasasti Weleri, Prasasti Angin, dan Prasasti
Semanding. Selain itu juga ada KitabSmaradahana, Bharatayudha, Hariwangsa,
Gatotkacasraya, dan Sumanasantaka. Raja Kediri yangterakhir adalah Kertajaya
yang memerintah sampai tahun 1222 Masehi. Kertajaya dikalahkan oleh RajaKen
Arok, yang menandai berakhirnya kekuasaan Kediri.
5. Kerajaan Singasari

55

Kerajaan Singasari terletak di Tumapel, Malang, Jawa Timur. Didirikan


oleh Ken Arok tahun1222 setelah mengalahkan Raja Kertajaya Kediri. Ken Arok
dinobatkan Brahmana sebagai penjelmaan Dewa Wisnu yang menunjukkan
Singasari adalah kerajaan Hindu. Kisah Ken Arok tertulis di dalam Kitab
Pararaton. Ken Arok memerintah sampai tahun 1227. Raja-raja yang pernah
berkuasa antara lain Sri Rajasa Sang Amurwahbumi (Ken Arok), Anusapati (1227
1248 M), Tohjaya (1248 M),Ranggawuni (1248 1268 M) dan Kertanegara
(1268 1292 M).
Singasari mencapai puncak kejayaan pada masa Kertanegara. Ia pernah
mengirimkan tentara ke Melayu dalam usaha memperluas wilayah. Wilayah
kekuasaannya mencapai Pahang, Melayu,Kalimantan Barat, Maluku, dan Bali.
Pengiriman tentara ini dikenal dengan istilah Ekspedisi Pamalayu.Pada masa
pemerintahannya, Raja Kubilai Khan dari Cina pernah menyerang Kerajaan
Singasari.Kertanegara

tewas

dalam

serangan

Jayakatwang

dari

Kediri.

Peninggalan sejarah Kerajaan Singasari antara lain Candi Singasari (makam


Kertanegara), Candi Kidal (makam Anusapati), Candi Jago, Candi Kangenan
(makam Ken Arok), dan Candi Katang Lumbang (makam Tohjaya).
6. Kerajaan Majapahit dan Peranan Gajah Mada
Kerajaan Majapahit terletak di selatan Sungai Brantas yang berpusat di
Trowulan, Mojokerto.Didirikan oleh Raden Wijaya tahun 1294, yang bergelar
Kertarajasa Jayawardhana. Raden Wijayaadalah keturunan dari Kertanegara yang
dibunuh oleh Jayakatwang. Atas bantuan Wiraraja dari Madura, ia dipercaya
Jayakatwang dan dihadiahi tanah di Hutan Tarik, kemudian diberi nama
Majapahit. Kertarajasa memerintah dengan bijaksana sampai wafatnya tahun 1309
M,kemudian

digantikan

oleh

Jayanegara.

Semasa

pemerintahan

Jayanegara,keadaan menjadi kacau dan sering terjadi pemberontakan, seperti


pemberontakan Ranggalawe (1309), pemberontakan Sora (1311), pemberontakan
Nambi (1316), dan pemberontakan Kuti (1319). Pada tahun 1328, Jayanegara
wafat dan digantikan oleh adiknya yaitu Bhre Kahuripan atau dikenal dengan
gelar Tribhuwana Tunggadewi Jaya wisnuwardhani. Pada tahun 1350, beliau
turun tahta dan digantikan oleh putranya yaitu HayamWuruk. Puncak kejayaan
56

Kerajaan Majapahit adalah semasa Raja Hayam Wuruk dan patihnya GajahMada.
Haya Wuruk artinya ayam muda, karena naik tahta pada waktu usianya masih
muda (umur 16tahun) dan bergelar Rajasanegara. Cita-cita Gajah Mada ingin
mempersatukan wilayah Nusantara diucapkan dalam Sumpah Amukti Palapa.
Gajahmada seorang ahli hukum, dia menyusun Kitab Kutara Manawa, yang berisi
tentang tata pemerintahan dan perang. Gajah Mada wafat tahun 1364 M dan
Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389 M. Kerajaan Majapahit mendapat sebutan
sebagai kerajaan maritim dan agraris. Selain itu, disebut sebagai Kerajaan
Nusantara. Wilayah Kerajaan Majapahitmeliputi Nusantara ditambah Tumasik
(Singapura)

dan

Semenanjung

Melayu.

Kehancuran

KerajaanMajapahit

disebabkan oleh adanya perang Paregreg (perang saudara). Peninggalan sejarah


Majapahit berupa karya sastra dan candi. Karya sastra yang dihasilkannya, di
antaranya Kitab Negara kertagama(Mpu Prapanca), Kitab Arjunawiwaha (Mpu
Kanwa), Kitab Sutasoma (Mpu Tantular). Adapun Candi yang ditinggalkan antara
lain Candi Panataran (Blitar), Candi Sumberjati, Candi Sawentar, Candi Tikusdi
Trowulan, Candi Jabung, Candi Tigawangi, dan Candi Surawana (Kediri).
B. Peninggalan Sejarah Kerajaan Buddha di Indonesia
Agama Buddha lahir di India sesudah agama Hindu. Kitab suci agama
Buddha adalah Tripitaka(tiga keranjang) yang diajarkan oleh Sidharta Gautama
putra Raja Syudodana di Kapilawastu. Kata Buddha berarti orang yang sudah suci
budinya dan sangat besar kebijaksanaannya. Kerajaan diIndonesia yang bercorak
Buddha adalah Kerajaan Kaling dan Kerajaan Sriwijaya.
1. Kerajaan Kaling
Kerajaan Kaling atau Holing terletak di daerah Jawa Tengah. Hal ini
berdasarkan berita dari Cina, yaitu Dinasti Tang (618-906). Dari sumber tersebut,
pada tahun 647 M, kerajaan ini diperintah oleh Ratu Simo (Sima) dan rakyat
hidup makmur. Pada tahun 664 M, seorang pendeta Buddha dari Cina yang
bernama Hwining datang ke Kaling. Selama tiga tahun di Kaling, ia
menerjemahkan Kitab Buddha Hinayana. Peninggalan sejarah berupa prasasti
terdapat di Desa Tukmas di kaki gunung Merbabu. Prasasti tersebut bertuliskan
tahun 650 M dan ditulis menggunakan huruf Pallawa dalam bahasa Sanskerta.
57

2. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 dengan raja pertama Sri
Jayanegara dan berpusat di Palembang, Sumatera Selatan (Muara Sungai Musi).
Sriwijaya mengalami zaman keemasan pada saatdiperintah oleh Raja Bala putra
dewa, putera dari Samaratungga dari Jawa pada abad ke-9. Wilayah Sriwijaya
meliputi hampir seluruh Sumatra, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan
Semenanjung Melayu.Oleh karena itu, Sriwijaya disebut Kerajaan Nusantara
pertama. Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim, pusat pendidikan dan
penyebaran agama Buddha, dan sebagai pusat perdagangan. a. Dikenalsebagai
kerajaan maritim karena mempunyai angkatan laut yang tangguh dan wilayah
perairan yangluas. Karena begitu luas wilayahnya, maka Sriwijaya disebut sebagai
Kerajaan Nusantara pertama. b. Dikenal sebagai pusat pendidikan penyebaran
agama Buddha, dengan bukti catatan I-tsing dari Cina pada tahun 685 M, yang
menyebut Sriwijaya dengan She-le-fo-she. Bukti yang kedua adalah Sakyakirti
dan Dharmapala dari India, seorang guru agama Buddha yang terkenal. Banyak
pula pemuda Sriwijayayang dikirim ke Perguruan Tinggi Nalanda (India) untuk
belajar agama Buddha. c. Dikenal sebagai pusat perdagangan karena Palembang
sebagai jalur perdagangan nasional dan internasional. Banyak kapal yang singgah
sehingga menambah pemasukan pajak. Peninggalan sejarah berupa Candi
MuaraTakus dan bangunan tempat suci Biara Bakal, serta prasasti yang ditulis
dengan huruf Pallawa berbahasa Melayu Kuno. Ada lima buah prasasti, yaitu
Prasasti Kedukan Bukit (605 M ), Prasasti Talang Tuo (684 M), Prasasti Telaga
Batu (ketiga prasasti tersebut ditemukan di dekat Palembang),Kota Kapur di
Pulau Bangka (686 M), Karang Berahi di Jambi (686 M).Keruntuhan Sriwijaya
disebabkan oleh faktor dari dalam dan dari luar negeri. Pada tahun 1025,
Sriwijaya diserbu Raja Colamandala dari India Selatan dan Raja Sanggrama
Wijayatunggawarman ditawan. Kemudian, tahun1275 M, Singasari menyerang
Kerajaan Sriwijaya dan tahun 1277 M, Kerajaan Majapahit jugamenyerang
Kerajaan Sriwijaya.

58

C. Peninggalan Bangunan Bersejarah yang Bercorak Hindu-Buddha :


1. Candi Borobudur
Candi Borobudur adalah bangunan bercorak Buddha. Candi ini adalah
tempat ibadah agama Buddha terutama untuk peringatan Waisak yang dipimpin
oleh biksuni dan biksu. Borobudur berasal dari kata biara dan budur, yaitu biara di
budur.

Dirancang

Samaratungga

oleh

Gunadharma.

Borobudur

tahun 825 M. Bentuknya

dibangun

ada sepuluh

oleh

Raja

tingkatan

yang

dikelompokkan menjadi tigayaitu, Kamadathu, Rupadhatu, dan Arupadhatu


Letak Candi Borobudur di daerah Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Di
atas bukit yang dikelilingi bukit Manoreh membentang dari barat ke timur. Di
sebelah timur adalah Gunung Merapidan Merbabu, di sebelah barat adalah
Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro dan di sebelah timur tenggara adalah
pertemuan Sungai Progo dan Sungai Elo. Pemugaran candi dilaksanakan dua
kali,yaitu pada tahun 19071911 di bawah pimpinan Th. Van Erp dari Belanda,
dan tahun 19731983 yangmendapat bantuan dari UNESCO dengan utusannya
Dr. Coremans dari Belgia. Ia meneliti bahwa air hujan adalah penyebab utama
kerusakan Candi Borobudur. Candi Borobudur merupakan salah satukejaiban
dunia.
2. Candi Mendut
Candi Mendut merupakan candi Buddha yang didirikan oleh Raja Indra
tahun 824 M. Letaknyadi sebelah timur Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Di
dalam Candi Mendut terdapat tiga patung
Buddha, yaitu Cakyamurti yan duduk bersila, Avalokiteswara, dan Maitrya.
3. Candi Kalasan
Berdasarkan Prasasti Kalasan, Candi Kalasan didirikan pada tahun 778 M
oleh keluarga Sailendra sebagai bangunan suci Dewi Tara. Dewi Tara adalah istri
dari Buddha. Di dalam candi terdapat arca Dewi Tara yang terbuat dari perunggu.
4. Candi Prambanan
Candi Prambanan bercorak Hindu, didirikan oleh Rakai Pikatan dari
Wangsa Sanjaya. Menurutcerita rakyat, Candi Prambanan dibuat oleh Bandung
59

Bandawasa pada abad ke-9. Candi Prambanan ditemukan pada masa penjajahan
Belanda oleh C.A. Louis tahun 1733 M.
Candi Prambanan terletak di perbatasan Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta dan JawaTengah. Tepatnya sebagian berada di desa Bokoharjo,
Sleman, Yogyakarta dan sebagian kecil berada diwilayah Klaten Jawa Tengah.
Bentuknya dibagi menjadi tiga halaman yaitu luar, tengah, dan pusat.Candi
Prambanan disebut sebagai Candi Roro Jonggrang. Di halaman dalam atau pusat,
terdapat CandiSiwa, Candi Wisnu, Candi Nandi, Area Ganesha, Area Durga
Mahisa Suramardini (Roro Jonggrang),Arca Brahma dan relief cerita Krisna. Di
halaman tengah terdapat 224 Candi Perwana kecil berjajar empat deret, yang
mengelilingi candi utama. Deret pertama 68 buah, kedua 60 buah, ketiga 52 buah,
dan keempat 44 buah. Di halaman luar tidak terdapat candi satu pun. Perawatan
dan renovasi telahdilaksanakan sebanyak enam kali, yaitu sebagai berikut. a.
Tahun 1885 pembersihan candi olehIzerman. b. Tahun 1902 1953 pemugaran
Candi Syiwa diresmikan Presiden Soekarno. c. Tahun 1954 1959 penyelesaian
Candi Perwana. d. Tahun 1977 1987 pemugaran Candi Brahma. e. Tahun 1982
1991 pemugaran Candi Wisnu. f. Tahun 1991 1993 pemugaran Candi Wahana,
Candi Kelir, danCandi Sudut.
D. Peninggalan Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia
Peninggalan sejarah yang bercorak Islam, yaitu adanya kerajaan-kerajaan
Islam. Islam masuk keIndonesia dibawa oleh pedagang Arab, Persia, dan Gujarat
(India). Kerajaan-kerajaan Islam diIndonesia antara lain sebagai berikut.
1. Samudera Pasai
Samudera Pasai terletak di Lhoksumawe, Aceh. Berdiri pada abad ke-13 dan
merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia dengan raja pertama Marah Silu
yang bergelar Sultan Malik Al-Saleh. Raja yang pernah memerintah antara lain
Sultan Malik Al-Saleh, Sultan Malik At-Tahir, Sultan Malik At-Tahir II dan Sultan
Zaenal Abidin.Masa kejayaan Kerajaan Samudera Pasai adalah pada saat
diperintah oleh Sultan Malik At-Tahir IIdengan bukti, Samudera Pasai menjadi
pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam. Menurut keterangan Marcopolo
dari Venesia, Samudera Pasai berasal dari pusat kerajaan yang dulunya di
60

Samudera kemudian dipindahkan ke Pasai. Selain itu, Ibnu Batutah dari


Kesultanan India juga berkunjung ke Samudera Pasai dan ia mengejanya menjadi
Sumatrah. Itu yang menjadi nama Pulau Sumatra sampai sekarang. Peninggalan
sejarah Kerajaan Samudera Pasai adalah mata uang emas danmakam Raja Malik
Al-Saleh di Gedong Aceh Utara. Tahun 1510 1530, Portugis datang dan
menguasai Samudera Pasai. Para pedagang Islam mencari pelabuhan baru yaitu
Aceh.Batu Aceh, Merupakan bentuk batu nisan yang pertama dan paling khas
dikembangkan dalam IslamIndonesia Awal. Batu nisan tertua adalah nisan Sultan
Malik Al-Salih dari Pasai berangka tahun 1297.
2. Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh terletak di tepi Selat Malaka yang berpusat di Kutaraja, Banda
Aceh. Berdiri pada abad ke-16 dengan raja pertama Sultan Ali Mughayat Syah
(1514 1528). Karena Sultan AliMughayat Syah wafat diganti putranya
Salahudin (1530 1537). Karena Salahudin tidak cakap,kemudian digantikan
adiknya yaitu Alaudin Riayat Syah yang bergelar Al Qohhar. Sultan
Alaudin pernah bekerja sama dengan Turki di Istambul. Sekitar 40 perwira Turki
melatih tentara dan mengajarkan cara membuat meriam di Aceh. Ia memerintah
tahun 1537 1568 M. Setelah wafat,digantikan putranya Husain. Husain tewas
dalam perang saudara sehingga digantikan oleh Ali Riayat Syah.Raja terkenal dari
Aceh yang membawa ke zaman keemasan adalah Sultan Iskandar Muda(1607
1636). Ia berhasil menaklukkan Johor, Pahang, dan Kedah. Sepeninggal Sultan
Iskandar Muda,digantikan Sultan Iskandar Thani. Pujangga terkenal dari Aceh
antara lain Hamzah Fausuri, SyamsudinSumatrani, Nurudin ar Raniri, dan
Abdurrouf Singkel. Para ulama inilah yang berhasil menerjemahkanAlquran
dalam bahasa Melayu.
3. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak terletak di muara Sungai Bintoro, Demak, Jawa Tengah. Berdiri
pada abad ke-16 dengan raja pertama Raden Patah (Panembahan Jimbun atau Pate
Radim). Setelah wafat, kemudian digantikan putranya yaitu Adipati Unus
(Pangeran Sabrang Lor) yang memerintah dari tahun 1518-1521. Setelah wafat,
kemudian digantikan Sultan Trenggono. Demak mengalami kejayaan pada masa
61

Sultan Trenggono. Sepeninggal Sultan Trenggono, KerajaanDemak kacau karena


adanya

perebutan

kekuasaan.

Akhirnya,

menantu

Sultan

Trenggono

yaituAdiwijaya (Jaka Tingkir) berkuasa di Demak. Sejak itu pusat pemerintahan


dipindahkan ke Pajang pada tahun 1568. Peninggalan sejarah Kerajaan Demak,
antara lain Masjid Agung Demak yangdidirikan tahun 1478 oleh Walisongo, saka
tatal (Tiang masjid), bedug dan kentongan, pintu bledegatau petir buatan Ki
Ageng Selo, dampar kencana (tempat duduk raja) dan piring Campa 61
buah, pemberian Ibu Raden Patah yaitu Puteri Campa. Penyebaran agama Islam di
Jawa dibantu oleh para wali. Karena jumlah wali tersebut ada sembilan orang,
maka disebut Walisongo. Sembilan wali tersebut adalah sebagai berikut. a. Sunan
Giri (Raden Paku atau Raden Ainul Yakin) b. Sunan Ampel (RadenRahmat) c.
Sunan Bonang (Raden Maulana Makhdum Ibrahim) d. Sunan Drajat (Raden
KosimSyarifudin) e. Sunan Muria (Raden Umar Syaid) f. Sunan Kalijaga (Raden
Syahid) g. Sunan Gresik (Raden Maulana Malik Ibrahim) h. Sunan Kudus (Raden
Jakfar Sadiq) i. Sunan Gunung Jati (Fatahillahatau Raden Syarief Hidayatullah).
4. Kerajaan Banten dan Cirebon
Kerajaan Banten dan Cirebon didirikan oleh Fatahillah atau Syarif Hidayatullah
atau SunanGunung Jati, panglima Kesultanan Demak. Tahun 1526, Fatahillah
berhasil merebut Sunda Kelapa dariPortugis dan tanggal 22 Juni 1527 diubah
namanya menjadi Jayakarta (Jakarta). Tahun 1552, Banten diserahkan kepada
putranya Pangeran Hassanudin dan Cirebon diberikan ke Pangeran Pasarean.
Banten mengalami kejayaan pada masa Sultan Ageng Tirtayasa (1651 1680)
yang gugur melawan Belanda. Peningalan sejarah Kerajaan Banten dan Cirebon
antara lain Masjid Agung Banten,meriam Ki Amok dan gapura sebagai pintu
gerbang di Kerajaan Banten.
5. Kerajaan Ternate Tidore
Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di Sampalu, Ternate dan Pulau Tidore di
Maluku Utara.Berdiri pada abad ke-16 dengan raja pertama Sultan Zainal Abidin
(1486-1500). Raja terkenal Ternate adalah Sultan Hairun dan Sultan Baabullah
yang gigih melawan dan mengusir Portugis dari Maluku(1536 1583). Hasil

62

utama Kerajaan Ternate dan Tidore adalah cengkih dan pala. Tidore didirikan
olehSultan Mansur. Raja Tidore yang terkenal adalah Sultan Nuku.
6. Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan Gowa-Tallo terletak di Somba Opu, Makassar, Sulawesi Selatan. Raja
Gowa bergelar Daeng, dan Raja Tallo bergelar Karaeng. Raja Gowa Daeng
Manrabia (Sultan Alaudin) dan Raja Talloyaitu Karang Matoaya (Sultan Abdullah
Awalul Islam) menyatakan penggabungan dua kerajaanmenjadi dwi tunggal. Raja
terkenal dari Gowa-Tallo adalah Hasanudin (1653 1669), karenaketegasannya
Belanda menjuluki Sultan Hasanudin dengan sebutan Ayam Jantan dari Timur.
Peninggalan sejarah Kerajaan Gowa-Tallo antara lain Rumah raja Gowa, Kapal
Pinishi danKapal Layar Kora-kora. Kehancuran Gowa-Tallo adalah karena
penghianatan Raja Arupalaka dariBone. Belanda berhasil mengalahkan Sultan
Hassanudin dengan memaksanya menandatanganiPerjanjian Bongaya tahun 1667.
E. Tokoh-tokoh Sejarah pada Masa Hindu, Buddha, dan Islam Di Indonesia
1. Raja Mulawarman
Raja Mulawarman adalah raja dari kerajaan Hindu pertama di Indonesia, yaitu
Kerajaan Kutai.Selama masa pemerintahannya, rakyat Kerajaan Kutai hidup
makmur dan sejahtera. Ia seorang pemeluk agama Hindu yang taat dan
menyembah Dewa Siwa.
2. Raja Purnawarman
Raja Purnawarman merupakan raja yang terkenal dari Kerajaan Tarumanegara.
Beliau jugadikenal sebagai raja yang bijaksana. Purnawarman memeluk agama
Hindu dan menyembah DewaWisnu.
3. Raja Hayam Wuruk
Raja Hayam Wuruk adalah raja Majapahit yang paling terkenal. Beliau bergelar
Rajasanegara. Padamasa pemerintahannya dengan didampingi oleh Patih Gajah
Mada, Majapahit mencapai kejayaannyadan menguasai seluruh wilayah
Nusantara, ditambah Tumasik (Singapura) dan Semenanjung Malaya .
4. Raja Balaputradewa
Raja Balaputradewa merupakan raja yang terkenal dari Kerajaan Sriwijaya. Beliau
berhasil membawa Kerajaan Sriwijaya mencapai kejayaannya dan dikenal sebagai
63

kerajaan maritim dan pusat perdagangan di Asia Tenggara. Kerajaan Sriwijaya


juga dikenal sebagai pusat pendidikan dan penyebaran agama buddha.
5. Sultan Iskandar Muda
Sultan Iskandar Muda memerintah Kerajaan Aceh pada tahun 1607 -1636. Pada
masa pemerintahannya, Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaannya dan
memiliki wilayah kekuasaanhingga ke Semenanjung Malaya . Tata pemerintahan
masyarakat Aceh yang dikembangkan oleh SultanIskandar Muda masih berlaku
hingga sekarang. Beliau wafat pada tahun 1636 .
6. Sultan Agung Hanyokrokusumo
Sultan Agung Hanyokrokusumo adalah raja Kerajaan Mataram. Beliau dilahirkan
di Yogyakarta pada tahun 1591. Beliau tidak senang dengan kekerasan Belanda
yang telah merajalela dan menguasai Jakarta. Pada tahun 1628, Sultan Agung
mengirim tentara Mataram untuk menyerang Batavia (Jakarta)namun gagal karena
senjatanya

tidak

lengkap.

Pada

tahun

1629,

Sultan

Agung

kembali

menyerangBatavia, namun usahanya kembali gagal.


7. Sultan Ageng Tirtayasa
Sultan Ageng Tirtayasa dilahirkan di Banten pada tahun 1631. Pada waktu kecil,
ia bernamaAbdul Fath Abdulfatah. Rakyat Banten diperintahkan untuk menyerang
Belanda secara gerilya. Padatahun 1655, dua buah kapal dagang Belanda berhasil
dirusak oleh rakyat Banten. Akibatnya, hubunganantara Banten dan Belanda
menjadi tegang. Belanda mulai menjalankan politik adu domba. Pada tahun1680,
pecahlah perang antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan Belanda yang dibantu
Sultan Haji. Padatahun 1683, Sultan Ageng tertangkap dan dipenjarakan di
Jakarta. Pada tahun 1692, Sultan AgengTirtayasa meninggal dunia dalam penjara.
Jasadnya dimakamkan di dekat Masjid Agung Banten.
8. Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanudin adalah raja Kerajaan Gowa Tallo (Makasar). Beliau dilahirkan
di Makasar pada tahun 1631 dengan nama Muhammad Bakir. Pada masa
pemerintahannya, ia berusaha merangkulraja-raja kecil di Indonesia Timur untuk
menentang Belanda. Pada tahun 1660, terjadi perang antaraGowa dengan
Belanda. Karena pengkhianatan Raja Aru Palaka dari Bone, Sultan Hasanudin
64

kalah dariBelanda. Karena keberaniannya menentang Belanda, ia dijuluki Ayam


Jantan dari Timur.
Metode Pembelajaran Yang Tepat digunakan Untuk Materi diatas Adalah sebagai
berikut :
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ceramah
merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau
instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga
adanya faktor kebiasaan baik dari guru atau pun siswa. Guru biasanya belum
merasa puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan
ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru
yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang
berceramah berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti tidak ada belajar.
Kelebihan metode Ceramah:
a. Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan
b. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Materi pelajaran
yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru
dalam waktu yang singkat.
c. Guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu
ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
d. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena
sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan
ceramah.
e. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih
sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau
tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat
menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah
dapat dilakukan.

65

Kelemahan metode ceramah :


a. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas
pada apa yang dikuasai guru.
b. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan
terjadinya verbalisme.
c. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah
sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi,
walaupun secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental
siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran;
pikirannya melayang ke mana-mana, atau siswa mengantuk, oleh karena
gaya bertutur guru tidak menarik.
d. Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa
sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.

Langkah-langkah Menggunakan Metode Ceramah


a. Tahap Persiapan
1) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
2) Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
3) Mempersiapkan alat bantu.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Langkah Pembukaan.
2) Langkah Penyajian.
3) Langkah Mengakhiri atau Menutup Ceramah.
Ceramah akan berhasil baik, bila didukung oleh metode-metode lainnya, misalnya
tanya jawab, tugas, latihan dan lain-lain. Metode ceramah itu wajar dilakukan
bila:
(a) ingin mengajarkan topik baru,
(b) tidak ada sumber bahan pelajaran pada siswa,
(c) menghadapi sejumlah siswa yang cukup banyak

66

2. Metode Diskusi Kelompok


Langkah-langkah Penggunaan Metode Diskusi Kelompok
Menurut Sharan dkk (1984), terdapat enam tahapan Diskusi Kelompok
yaitu sebagai berikut:
1.

Pemilihan topik
Siswa memilih sub topik dari topik yang dipelajari, yang biasanya ditetapkan
oleh guru. Dalam hal ini siswa memilih lembar kegiatan yang disediakan oleh
guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi empat sampai enam anggota
tiap kelompok menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi tugas.
Komposisi kelompok hendaknya heterogen secara akademis maupun etnis.

2.

Perencanaan Diskusi kelompok


Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan tujuan
khusus tentang subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama.

3.

Implementasi
Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan didalam tahap
kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan
ketrampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis
sumber belajar yang berbeda baik didalam maupun diluar sekolah. Guru
secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan bila
diperlukan.

4.

Analisis dan sintesis


Siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh pada tahap
ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan
disajikan sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas.

5.

Presentasi hasil final


Beberapa kelompok menyajikan hasil penyelidikannya kepada seluruh kelas,
dengan tujuan agar siswa yang lain terlibat satu sama lain dalam pekerjaan
mereka dan memperoleh perspektif luas pada topik itu.

6.

Evaluasi
Siswa dan guru mengevaluasi tiap konstibusi kelompok terhadap kerja kelas
sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian
67

individual atau kelompok.


Langkah-langkah Melaksanakan Diskusi
Agar penggunan diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu dilakukan langkahlangkah sebagai berikut:
a. Langkah Persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di antaranya:
1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum
maupun tujuan khusus.
2. Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai..
3. Menetapkan masalah yang akan dibahas.
4. Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis
pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya,
petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus,
manakala diperlukan.
b. Pelaksanaan Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah:
1. Memeriksa

segala

persiapan yang

dianggap dapat memengaruhi

kelancaran diskusi.
2. Memberikan

pengarahan

sebelum

dilaksanakan

diskusi,

misalnya

menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai


dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.
3. Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim
belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling
menyudutkan, dan lain sebagainya.
4. Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk
mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.
5. Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang
dibahas.
68

Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan
menjadi melebar dan tidak fokus.
c. Menutup Diskusi
Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah dilakuan
hal-hal sebagai berikut:
a. Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan
hasil diskusi.
b. Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta
sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.
3. Metode Tanya Jawab
Langkah-langkah pengajaran dengan metode tanya jawab adalah :
1. Guru mengawali menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan materi yang
dibahas.
2. Siswa yang ditunjuk menjawab pertanyaan itu.
3. Bila jawaban yang diberikan oleh siswa kurang tepat atau salah, guru
memberikan pertanyaan baru yang sifatnya menggiring pikiran siswa agar
ia sadar bahwa jawaban yang diberikannya kurang tepat. Bila tetap tidak
bisa menjawab dengan benar maka pertanyaan tersebut dilemparkan
kepada siswa yang lain.
4. Bila siswa masih kesulitan mencari jawaban, maka guru membantu
mencari jawaban dengan menunjukkan alat peraga yang relevan.
5. Bantuan kepada proses berpikir dapat pula berupa contoh-contoh kongkrit
yang terdapat di masyarakat atau lingkungan.
6. Bila dengan bantuan tersebut siswa belum juga menjawab dengan tepat,
guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk bertanya jawab antar
siswa.
7. Tanya jawab tersebut seringkali dilanjutkan dengan tanya jawab segi tiga,
yaitu guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.
8. Bila segala model tanya jawab tersebut menemui jalan buntu, dalam arti
tidak ada satupun siswa yang menjawab pertanyaan dengan tepat, maka
69

gurulah yang turun tangan menjawab pertanyaan itu yang biasanya


dilengkapi dengan penjelasan yang cukup mendalam agar siswa benarbenar memahaminya.
Media Yang Digunakan Adalah
Media Cetak
Dalam media cetak seperti buku teks, modul, buku petunjuk, lembar lepas,
lembar kerja , dan sebagainya pada umumnya berisi materi pembelajaran yang
dapat diakses dan dibaca oleh siswa langkah demi langkah sesuai dengan yang
diinginkan. Untuk media yang berupa buku teks biasanya dilengkapi uraian
materi, contoh soal, dan latihan soal.Berbeda dengan buku, modul umumnya
dilengkapi dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, uraian materi, latihan
soal, dan tes formatif, yang digunakan sebagai umpan balik untuk mengetahui
seberapa besar materi dalam setiap kegitan dapat dikuasai oleh mahasiswa.
Kemudian untuk media cetak yang berupa hand out biasa digunakan
proses pembelajaran di kelas. Media ini berupa lembaran lepas yang biasanya
berisi materi untuk satu kegiatan tatap muka. Hand out yang lengkap akan berisi
tujuan, uraian singkat tentang materi pembelajaran, evaluasi, dan daftar pustaka.
Khusus untuk media cetak yang berupa lembar tugas biasa digunakan
siswa untuk mengerjakan tugas, menyelesaikan masalah atau soal yang diberikan
oleh guru setelah penyampaian materi di kelas.Lembar tugas biasanya berisi
tujuan, uraian singkat tentang materi pembelajaran untuk setiap pkok bahasan, dan
latihan memecahkan masalah.

Gambar
Tujuan pengajaran menjadi acuan untuk memilih dan menggunakan
gambar. Ukuran gambar juga harus diperhatikan agar memungkinkan untuk

70

dilihat seluruh kelas. Supaya dapat mencapai hasil yang lebih baik judul dan
penjelasan gambar perlu juga dipertimbangkan secara matang

RPP IPS SD KELAS 5 SEMESTER 1


RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah

: SD N BABADAN

Kelas/Semester

: V / Satu

Mata Pelajaran

: Ilmu Pengetahuan Sosial

Tahun Pelajaran

: 2011 / 2012

Alokasi Waktu

: 2 x 35 Menit

I . Standar Kompetensi

71

1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah berskala nasional


pada masa Hindu

Budha dan Islam,keragaman kenampakan alam dan

suku bangsa,serta kegiatan ekonomi di Indonesia.


II . Kompetensi Dasar
1.1 Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional
dari masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia
III . Indikator
1. Menjelaskan

peninggalan-peninggalan sejarah pada masa kerajaan

Hindu,Budha dan Indonesia


2. Menjeniskan

peninggalan-peninggalan

sejarah

berdasarkan

masa

kerajaannya
3. Membedakan peninggalan-peninggalan tersebut dengan mengamati benda
bersejarah yang ada di Indonesia
I V. Tujuan
1. Melalui Tanya-jawab,siswa dapat menjelaskan peninggalan-peninggalan
sejarah pada masa kerajaan Hindu,Budha dan Islam
2.

Melalui Diskusi Kelompok,siswa dapat menjeniskan peninggalanpeningalan sejarah berdasarkan masa kerajaannya

3. Melalui

pengamatannya

,siswa

dapat

membedakan

peninggalan-

peninggalan bersejarah yang ada di Indonesia


V . Metode Pembelajaran
1.

Ceramah

2.

Diskusi Kelompok

3.

Tanya Jawab

VI. Materi Pokok


Peninggalan Sejarah di Indonesia
A.Peninggalan Sejarah Bercorak Hindu

72

Beberapa peninggalan sejarah yang bercorak Hindu yang ada di Indonesia


antara lain :
1 . Bangunan / Candi
Candi merupakan salah satu bangunan peninggalan sejarah pada masa
Hindu.Dulu candi banyak digunakan sebagai tempat penyimpanan abu jenazah
seorang raja.Beberapa bangunan candi peninggalan sejarah pada masa Hindu
adalah sebagai berikut :
a.

Candi Prambanan

b.

Candi Cangkuang

c.

Candi Dieng

2 . Prasasti
Prasasti di sebut juga Batu Bersurat atau Batu Bertulis,bahan prasasti
biasanya berupa batu atau lempeng logam yang terbuat dari tembaga.Prasasti pada
zaman Hindu yang terkenal adalah sebagai berikut :
a.

Prasasti Kerajaan Kutai

b.

Prasasti Kerajaan Tarumanegara

3 . Karya Sastra
Sastra pada masa itu umumnya berupa nasehat,pujian terhadap raja yang
memintah dan cerita kepahlawanan.Kartya sastra yang terkenal antara lain:
a.

Negarakertagama ditulis oleh Mpu Prapanca

b.

Sutasoma ditulis oleh Mpu Tantular

c.

Arjunawiwaha ditulis oleh Mpu Kanwa

4 . Tradisi/Kebiasaan
a.

Upacara Nyepi
Nyepi merupakan upacara Agama Hindu di Bali dalam rangka pergantian
tahun Saka

b.

Upacara Ngaben
Upacara Ngaben adalah upacara pembakaran mayat atau kremasi jenazah

yang di laksakan umat Hindu di Bali


B . Peninggalan Masa Budha

73

Budha adalah agama yang dibawa oleh Saudarta Gautama.Kitab suci


Agama Budha adalah Tripitaka.Budha berarti orang yang telah mencapai
kesempurnaan Budhisme.Berbagai peninggalan sejarah bercorak Budha antara
lain :
1 . Candi
Peningalan sejarah berupa candi antaralain:

Candi Borobudur,Candi Pawon,Candi Mendut di Magelang,merupakan


peninggalan sejarah Kerajaan Mataram Kuno

Candi Kalasan di Desa Kalasan merupakan peninggalan sejarah kerajaan


Mataram Kuno

Candi Gedongsongo di Semarang

Candi Muara Takus di Bangkinsng Riau

Candi Biaro Bahal di Padang Sidempuan,Sumatra Utara

Candi Tinggi,di Batang Hari,Jambi

2 . Prasasti
Prasasti peninggalan sejarah yang bercorak Agama Budha antara lain :
a.

Prasasti Kedukan Bukit di Palembang,Sumatera Selatan

b.

Prasasti Talang Tuwo dan Telaga Batu di Palembang,Sumatera Selatan

c.

Prasasti Karang Berahi di Jambi Hulu,Jambi

3 . Karya Sastra
Peninggalan sejarah yang bercorak Agama Budha berupa Karya Sastra
diantaranya adalah sebagai berikut :
a.

Sang Hyang Kamahayanikan ditulis oleh Mpu Sendok

b.

Budhacarita ditulis oleh Aswasaga

c.

Jatakamala ditulis oleh Aryasura

4 . Tradisi / Kebiasaan
Peninggalan sejarah berupa tradisi atau kebiasaan yang bercorak Agma
Budha diantaranya adalah sebagai berikut :

74

a.

Ullambana,yaitu hari untuk menghormati leluhur atau seseorang yang telah

meninggal
b.

Asadha,yaitu hari untuk menghormati pembabaran Dharma yang pertama

kali
c.

Penyalaan api dari Mrapen,Grobogan,Jawa Tengah.


Perbedaan candi Budha dengan Candi Hindu,antara lain:

Ciri candi Buddha :


pada puncak candi terdapat bentuk stupa, seperti candi borobudur, candi
mendut, candi pawon, candi ngawen
relief cerita di dinding candi misalnya relief di candi borobudur yaitu
lelitavistara, jataka/avadana, dan gandawyuha
terdapat arca buddha baik buddha dalam kelompok dyani buddha
seperti candi borobudur maupun kelompok dyani bodhisatwa seperti
salah satu arca di candi mendut.
Ciri candi hindu :
pada puncaknya terdapat bentuk ratna, seperti candi selogriyo, candi
prambanan, candi sambisari
relief cerita di dinding candi misal di candi prambanan yaitu ramayana
dan krisnayana
terdapat

arca

dewi

trimurti

(brahma,

siwa,

wisnu),

durgamahisasuramardini, agastya, ganesha (baik dalam bilik candi


maupun relung dinding candi).
C . Peninggalan Masa Islam
1 . Masuknya Agama Islam ke Indonesia
Agama Islam datang ke Indonesia pada awalnya melalui kegiatan
perdagangan.Berbagai penyiaran Agama Islam adalah sebagai berikut :
a. Perdagangan,para pedagang muslim,selain berdagang juga menyebarkan
agama Islam kepada orang lain

75

b. Perkawinan,pedagang muslim menikah dengan wanita pribumi,terutama


putri bangsawan atau raja
c. Kunjungan,guru-guru agama dating kedesa-desa sambil menyebarkan
agama islam yang disesuaikan dengan tradisi setempat sehingga tidak
banyak mengalami kesulitan
d. Mendirikan lembaga pendidikan,seperti pesantren
2 . Peninggalan Sejarah Bercorak Islam
Contoh peninggalan sejarah bercorak Islam :
a.

Bangunan Masjid

Masjid digunakan oleh umat Muslim untuk melaksan Shalat,beberapa masjid


kuno yang masih ada anntara lain sebagai berikut:
1)
2)
b.

Masjid Agung Demak


Masjid Raya Banten

Pondok Pesantren

Pendidikan di Pondok pesantren terdiri dua macam.yang pertama,pondok


pesantren yang hanya mendalami bidang agama.yang kedua,pondok pesantren
yang mendalami bidang agama dan umum
c.

Karya Sastra

Peninggalan karya sastra bercorak islam sangat beragam dan dapat


dikelompokkan sebagai berikut :
1)

Syair,yaitu puisi yang tiap baitnya terdiri atas baris dan berakhir

2)

dengan bunyi yang sama,Contohnya : Gurindam Dua Belas


Hikayat,yaitu dongeng yang di buat sebagai wahana pelipur kara

atau pembangkit semangat juang


3)
Babad,yaitu cerita berlatar belakang sejarah,tanpa disertai buktibukti sejarah.Contohnya : Babad Tanah Jawi
d.

Tradisi atau Kebiasaan


1)

Upacara Skaten di Yogyakarta di adakan untuk memperingati


hari lahirnya Nabi Muhammad

76

2)

Pesta Tabuik di Pariaman,Sumatera Barat diadakan untuk


mengenang kegigihan Hasan dan Husen,cucu Nabi Muhammad

3)

dalam membela Islam


Upacara Grebeg besar di Demak,Jawa Tengah,merupakan
upacara tradisional keagamaan yang berasal dari para wali

VII . Kegiatan Pembelajaran


KEGIATAN

PERKIRAAN AKTIVITAS
GURU
SISWA
APERSEPSI
a.
Siswa
Guru menciptakan mendengarkan guru
b.
Siswa menjawab
suasana yang kondusif
b.
guru menanyakan pertanyaan guru
c.
Siswa
materi sebelumnya
c.
guru meminta
melaksanakan nya

ALOKASI
WAKTU

Pendahuluan a.

1x10 Menit

siswa untuk berdoa


sebelum belajar

EKSPLORASI
a.
Kegiatan Inti

Guru menjelaskan

materi tentang
peninggalan sejarah
berbagai kerajaan di

a.

Siswa

1x50 Menit

mendengarkan dan
memahaminya
b.
Siswa
memperhatikan

Indonesia
b.
Guru
menggunakan media
tentang materi yang di
ajarkannya,yaitu
gambar candi-candi
ELABORASI
77

a.

Guru meminta

siswa untuk
mengerjakan soal
latihan
b.
Guru meminta
siswa untuk

a.

Siswa mengerjakan
soal yang diberikan

oleh guru
b.
Beberapa siswa
mengerjakan dipapan
tulis

mengerjakan soal di
depan kelas

KONFIRMASI
Guru melaksanakan
peninjauan

Siswa bertanya
tentang materi yang
belum di mengerti

pemahaman siswa
terhadap materi yang
diberikan
a.
Guru dengan
Penutup

siswa membuat

a.

Siswa

menyimpulkan materi

kesimpulan
b.
Guru member

hari ini
b.
Siswa

tugas rumah
c. Guru mengambil

memperhatikan guru
c.
Siswa

absen
d .Guru meminta

mendengarkan
d.
Siswa berdoa

1x10 Menit

siswa berdoa untuk


pulang

VIII . Alat dan Sumber


1 . Alat
a.

Buku

b.

Pena
78

c.

Bangku

d.

Meja belajar

e.

Penghapus

2 . Sumber
Buku paket IPS Kelas V Semester 1
IX . Penilaian
1 . Tertulis
1 . Candi peninggalan pada masa kerajaan Hindu di bawah ini,kecuali(skor 5)
a . Candi Prambanan

c . Candi Cangkuang

b . Candi Dieng

d . Candi Borobudur

2 . Dalam rangka pergantian tahun saka di bali,diadakan upacara yang namanya


(Skor 5)
a . Baralek

c . akikah

b . nyepi

d . kenduri

3 . Batu bersurat atau batu bertulis disebut (Skor 5)


a . Batu nisan

c . Batu-batuan

b . Batu Bata

d . Prasasti

4 . Agama apa yang dibawa oleh Saudartha Gautama?


a Islam

c . Budha

b Kristen

d . Hindu

(Skor 5)

5 . Contoh peninggalan sejarah yang bercorak Islam adalah


a . Masjid

c . Kuil

b . Candi Borobudur

d . Gereja

(Skor 5)

2 . Esay
1 . Apa yang dimaksud dengan Candi?

(Skor 15)

2 . Sebutkan macam-macam Candi Hindu yang kamu ketahui

(Skor 15)

3 . Sebutkan macam-macam Candi Budha yang kamu ketahui

(Skor 15)

4 . Sebutkan bangunan peninggalan sejarah pada masa kerajaan islam yang kamu
ketahui (Skor 15)
5 . Jelaskan tradisi atau kebiasaan pada agma Islam (Skor 15)
79

KUNCI JAWABAN
1.

2.

3.

4.

5.

A
ESAY
1.

Candi merupakan bangunan peninggalan sejarah dan banyak di

gunakan untuk menyimpan abu jenazah para raja


2.
Candi Prambanan,Candi Cangkuang,Candi Dieng
3.
Candi Borobudur,Candi Kalasan,Candi Gedongsongo,Candi Muara
Takus,Candi Biaro Bahal,Candi Tinggi
4.
Masjid
5.
- Upacara Skaten di Yogyakarta di adakan untuk memperingati hari
lahirnya Nabi Muhammad
Pesta Tabuik di Pariaman,Sumatera Barat diadakan untuk
mengenang kegigihan Hasan dan Husen,cucu Nabi Muhammad
-

dalam membela Islam


Upacara Grebeg besar di Demak,Jawa Tengah,merupakan
upacara tradisional keagamaan yang berasal dari para wali
DAFTAR PUSTAKA

Fida

Rachmadiarti.

(2001).

Pembelajaran

Kooperatif. Surabaya:

Unesa

University.
Martiningsih. (2007). Macam-macam metode pembelajaran . [Online]. Tersedia:
http://www.martiningsih.blogspot.com [3 Mei 2012]
Rudi

Susilana.

(2007).

Media

Pembelajaran:

Hakikat,

Pengembangan,

Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV. Wacana Prima.


Badruzaman, dkk. 2005. Media dan Sumber Belajar TK. Pusat penelitian
Universitas Terbuka, Jakarta

80

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi belajar Mengajar.
Jakarta : PT.Rineka Cipta
Sadun, Akbar. 2011. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: Cipta Media.

81

Anda mungkin juga menyukai