Anda di halaman 1dari 210

Perpustakaan Unika

TUGAS AHKIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI
MANADO
Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1)
Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Katolik Soegijapranata

Oleh:

Sicilia Tanuwijaya
NIM: 03.12.0023

Danik Aneswati
NIM: 03.12.0027

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
JULI 2007

DAFTAR ISI
Perpustakaan Unika

Halaman
Halaman Judul

Lembar Pengesahan

ii

Kata Pengantar

iv

Lembar Asistensi

Daftar Isi

viii

Daftar Tabel

xii

Daftar Gambar

xiv

Daftar Notasi

xvi

Daftar Lampiran

xxiii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Nama Proyek

1.2.Maksud dan Tujuan Proyek

1.3.Lokasi Proyek

1.4.Tujuan Penulisan Tugas Akhir

1.5.Tujuan Perencanaan Struktur Gedung

1.6.Pembatasan Masalah

1.7.Sistematika Penulisan

PERENCANAAN STRUKTUR

2.1.Uraian Umum

2.2.Tinjauan Pustaka

BAB II

2.2.1. Peraturan-peraturan

viii

Perpustakaan Unika

2.2.2. Beban yang Bekerja pada Struktur


2.3.Landasan Teori

10
11

2.3.1. Pembebanan

11

2.3.2. Pembebanan gempa menggunakan statik ekivalen

13

2.3.3. Perhitungan pondasi tiang pancang

15

2.4.Asumsi-asumsi

17

BAB III PERHITUNGAN STRUKTUR

25

3.1.Perhitungan atap

25

3.1.1. Perhitungan panjang batang

25

3.1.2. Perhitungan gording

41

3.1.3. Perhitungan trekstang

46

3.1.4. Perhitungan kuda-kuda

47

3.1.4.1. Perhitungan kuda-kuda K1

47

3.1.4.2. Perhitungan kuda-kuda K1

51

3.1.4.3. Perhitungan kuda-kuda KP

55

3.1.4.4. Perhitungan kuda-kuda KT1

58

3.1.4.5. Perhitungan kuda-kuda KT2

62

3.1.4.6. Perhitungan kuda-kuda K1

66

3.1.4.7. Perhitungan kuda-kuda Jurai

70

3.1.5. Cek penampang batang tekan ( LRFD )

73

3.1.6. Cek penampang batang tarik ( LRFD )

85

3.1.7. Perhitungan sambungan baut

91

3.1.8. Perhitungan base plate

97

3.2.Perhitungan pelat lantai


3.2.1. Pembebanan pelat lantai

ix

99
99

Perpustakaan Unika

3.2.2. Penulangan pelat lantai dua arah (two way slab)

100

3.2.3. Penulangan pelat lantai satu arah (one way slab)

104

3.3. Perhitungan tangga

110

3.4.Perhitungan gaya gempa

114

3.4.1. Perhitungan gaya geser dasar horisontal total akibat


gempa

114

3.4.2. Distribusi gaya geser horisontal total akibat gempa


3.5.Perhitungan penulangan balok

128
133

3.5.1. Penulangan lentur balok

133

3.5.2. Penulangan geser balok

141

3.5.3. Penulangan torsi balok

148

3.6.Perhitungan penulangan kolom

153

3.6.1. Penulangan lentur kolom

153

3.6.2. Penulangan geser kolom

157

3.7. Perhitungan pondasi

161

3.7.1. Pemilihan tipe pondasi

161

3.7.2. Menentukan daya dukung tiang pancang

161

3.7.3. Menentukan jarak antar tiang pancang

163

3.7.4. Menentukan effisiensi kelompok tiang pancang

164

3.7.5. Cek kekuatan tiang pancang dalam kelompok tiang

165

3.7.6. Penulangan tiang pancang

168

3.7.7. Penulangan pile cap

173

3.7.8. Penulangan tie beam

185

BAB IV RENCANA KERJA DAN SYARAT PEKERJAAN STRUKTUR 187

Perpustakaan Unika

BAB V

RENCANA ANGGARAN BIAYA

257

5.1. Analisa Perhitungan Harga Satuan.

257

5.2. Rencana Anggaran Biaya

265

5.3. Kurva S

270

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi

BAB I

PENDAHULUAN

Perpustakaan Unika

BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Nama Proyek
Nama proyek yang data-data dan gambarnya digunakan untuk keperluan
pembuatan Tugas Akhir perencanaan struktur gedung ini adalah Perencanaan
Struktur Gedung STIKES Sam Ratulangi Manado.

1. 2 Maksud dan Tujuan Proyek


Peningkatan kebutuhan akan tenaga medis yang terampil dan siap kerja
mendorong Yayasan Kesehatan Sam Ratulangi Manado untuk menyediakan suatu
lembaga pendidikan kesehatan yaitu STIKES Sam Ratulangi. Untuk mendukung
kegiatan belajar mengajar, STIKES Sam Ratulangi dilengkapi dengan ruang
ruang kuliah dan laboratorium beserta sarana sarana pendukung kegiatan medis
di laboratorium.
Dengan dibangunnya STIKES Sam Ratulangi ini diharapkan dapat
membantu rumah sakit rumah sakit yang membutuhkan tenaga medis yang
terampil dan siap kerja sehingga pelayanan rumah sakit pada masyarakat dapat
ditingkatkan.

1. 3 Lokasi Proyek
Letak gedung STIKES Sam Ratulangi ini berada di Jl. Sam Ratulangi 256
Manado. Gedung kampus ini berada di atas tanah seluas 1700 m2 dengan tinggi

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI MANADO

BAB I

PENDAHULUAN

Perpustakaan Unika

total bangunan 26,53 m dan luas total bangunan 6391,20 m2, dengan perincian
sebagai berikut:
a. Lantai 1 ( 0,00 m)
Luas = 1278,24 m2
Berfungsi sebagai ruang rektorat, ruang dosen, ruang rapat, ruang
perpustakaan, ruang arsip, gudang, kantin,mushola dan hall.
b. Lantai 2 ( + 3,80 m )
Luas = 1278,24 m2
Berfungsi sebagai ruang kuliah, ruang audio video, laboratorium komputer,
laboratorium bahasa, ruang arsip, gudang dan hall.
c. Lantai 3 ( +7,60 m )
Luas = 1278,24 m2
Berfungsi sebagai ruang kuliah, gudang dan hall.
d. Lantai 4 (+11,40 m)
Luas = 1278,24 m2
Berfungsi sebagai laboratorium medis, ruang arsip, gudang, tribun dan hall.
e. Lantai 5 (+15,20 m)
Luas = 1278,24 m2
Berfungsi sebagai ruang serba guna.

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI MANADO

BAB I

PENDAHULUAN

Perpustakaan Unika

Jl. Sam Ratulangi


Jl. Hassanudin

UTARA

Jl. Hassanudin
Jl. Sam Ratulangi

Pom
Bensin

Rumah
Duka

Gambar 1.1 Denah situasi

1. 4 Tujuan Penulisan Tugas Akhir


Tujuan yang hendak dicapai dari penyusunan tugas akhir ini yaitu:
a. untuk lebih memahami dan mendalami langkah-langkah perhitungan
dalam perencanaan struktur gedung dengan menerapkan disiplin ilmu
yang telah diterima selama mengikuti pendidikan di Jurusan Teknik
Sipil,
b. dapat melakukan perhitungan dengan teliti dan mengambil asumsi yang
tepat dalam menyelesaikan perhitungan struktur sehingga dapat
mendukung tercapainya keamanan dan keekonomisan gedung,
c. dapat menggunakan program SAP dan ETABS untuk perhitungan
mekanika struktur.

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI MANADO

BAB I

PENDAHULUAN

Perpustakaan Unika

d. dapat menerapkan hasil perhitungan mekanika struktur ke dalam


perhitungan struktur beton maupun struktur baja dan gambar kerja,
e. perencanaan ini dapat digunakan sebagai latihan awal sebelum
menerapkan ilmu yang dipelajari dalam dunia kerja pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.

1. 5 Tujuan Perencanaan Struktur Gedung


Tujuan dari perhitungan struktur gedung ini adalah untuk membuat
perhitungan dan gambar bagian-bagian dari struktur gedung yang terkait dengan
bidang teknik sipil yaitu atap, pelat, balok, kolom dan pondasi. Langkah
selanjutnya adalah menyusun Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Rencana
Anggaran Biaya (RAB), Time Schedule dan Network Planning (NWP) pekerjaan
struktur.

1. 6 Pembatasan masalah
Perencanaan struktur merupakan salah satu pekerjaan yang sangat rumit
karena didalamnya terdapat banyak unsur yang saling berhubungan. Untuk
mempermudah perhitungan maka ada beberapa batasan yang diambil dalam
perencanaan struktur ini antara lain:
a. perhitungan pembebanan dan penulangan tangga dilakukan terpisah dari
perhitungan portal utama,
b. Rencana

Anggaran

Biaya

(RAB),

NWP

dan

Time

Schedule

Perhitungannya hanya sebatas pekerjaan struktur (1 minggu = 6 hari


kerja).

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI MANADO

BAB I

PENDAHULUAN

Perpustakaan Unika

c. balok anak langsung dimasukkan dalam portal dengan menggunakan


rigid frame, sehingga beban pelat langsung didistribusikan ke balok
induk dan balok anak,
d. dalam perencanaan ini mix design beton tidak dihitung karena dianggap
beton dapat dipesan sesuai dengan mutu yang diinginkan,
e. perhitungan pembebanan pada struktur akibat gempa menggunakan
statik ekivalen.

1. 7 Sistematika Penyusunan
Sistematika penyusunan ini dibuat untuk memudahkan para pembaca dalam
memahami isi Tugas Akhir ini. Sistematika penyusunan tersebut adalah sebagai
berikut:
BAB I

: Pendahuluan
Pada bagian pendahuluan ini diterangkan mengenai nama proyek,
maksud dan tujuan proyek, tujuan penulisan Tugas Akhir, tujuan
perencanaan struktur gedung, pembatasan masalah, dan sistematika
penyusunan Tugas Akhir.

BAB II : Perencanaan Struktur


Dalam bab ini penulis membahas tentang uraian umum perencanan
gedung,

tinjauan

pustaka

meliputi

peraturan-peraturan

dan

pembebanan yang digunakan pada struktur gedung, serta landasan teori


yang mencakup rumus-rumus yang digunakan serta asumsi-asumsi
yang dipakai.

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI MANADO

BAB I

PENDAHULUAN

Perpustakaan Unika

BAB III : Perhitungan Struktur


Perhitungan struktur meliputi perhitungan kuda kuda, perhitungan
pelat, perhitungan tangga dan bordes, perhitungan portal utama (balok
dan kolom), serta perhitungan pondasi.
BAB IV : Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
Pada bagian ini penulis menguraikan tentang rencana kerja beserta
aturan-aturan dan syarat-syarat teknis yang harus dipenuhi dalam
pelaksanaan pekerjaan.
BAB V : Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Pada bagian ini penulis menguraikan tentang Rencana Anggaran Biaya
(RAB) yang meliputi perhitungan volume, analisa harga satuan,
rencana anggaran biaya sampai dengan time schedule (kurva S) dan
network planning (NWP) dari pekerjaan Struktur Gedung STIKES
Sam Ratulangi Manado.

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI MANADO

BAB II

PERENCANAAN STRUKTUR

7
Perpustakaan Unika

BAB II
PERENCANAAN STRUKTUR

2. 1 Uraian Umum
Gedung yang direncanakan akan dibangun 5 lantai ini dalam perencanaan
struktur harus memenuhi empat kriteria utama yaitu :
a. Ketetapan
Kriteria ini meliputi tata letak ruang dalam gedung, bentang, ketinggian
plafon, serta segi estetika yang sesuai dengan persyaratan yang ada.
b. Persyaratan struktur
Struktur yang digunakan harus:
1) kuat : struktur dapat memikul semua beban yang direncanakan dengan
aman,
2) nyaman : struktur tidak melendut secara berlebihan, terangkat, bergetar,
retak dan hal-hal lain yang dapat mengganggu fungsi bangunan,
3) awet : struktur harus dapat digunakan sesuai dengan fungsinya dalam
waktu yang relatif lama.
c. Praktis
Desain harus memungkinkan pemeliharaan minimum dan dapat dilakukan
secara sederhana.
d. Ekonomis
Pemilihan model konstruksi perlu diperhatikan karena menentukan besarnya
biaya proyek dan biaya perawatan bangunan.

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI MANADO

BAB II

7
Perpustakaan Unika

PERENCANAAN STRUKTUR

Konstrusi Gedung STIKES Sam Ratulangi yang direncanakan terdiri dari 5


lantai ini dilengkapi dengan fasilitas tangga dan lift.

2. 2 Tinjauan Pustaka
2.2.1 Peraturan-peraturan
Perhitungan konstruksi gedung ini dirancang dengan memperhatikan
ketentuan ketentuan yang berlaku yang terdapat pada buku-buku pedoman
antara lain:
a. Building Code Requirement for Structural Concrete (ACI 318-02) and
Commentary (ACI 318R-02), diterbitkan oleh ACI Committee 318.
Beberapa ketentuan yang diambil

dari Building Code Requirement for

Structural Concrete (ACI 318-02) and Commentary (ACI 318R-02) dalam


perencanaan Tugas Akhir ini adalah:
1) modulus elastisitas beton ( Ec),
2) kuat perlu ( U ),
3) faktor reduksi kekuatan ( ),
4) faktor 1,
5) tebal selimut beton.
b. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 03-17292002, diterbitkan oleh Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
Beberapa ketentuan yang diambil dari Tata Cara Perencanaan Struktur Baja
Untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002 dalam perencanaan Tugas Akhir
ini adalah:

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI MANADO

BAB II

PERENCANAAN STRUKTUR

7
Perpustakaan Unika

1) modulus elastisitas baja (Es),


2) mutu baja,
3) tegangan-tegangan baja (tegangan ijin, tegangan geser, tegangan leleh),
4) ketentuan-ketentuan mengenai sambungan.
c. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI 031726-2002, diterbitkan oleh Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
Beberapa ketentuan yang diambil dari Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Bangunan Gedung SNI-1726-2002, dalam perencanaan Tugas
Akhir ini adalah:
1) cara-cara analisis gempa,
2) faktor respons gempa ( C ),
3) faktor keutamaan ( I ),
4) faktor reduksi gempa ( R ),
5) wilayah/zone gempa.
d. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.
Beberapa ketentuan yang diambil dari Peraturan Pembebanan Indonesia untuk
Gedung 1983 dalam perencanaan Tugas Akhir ini adalah:
1) berat sendiri bahan bangunan,
2) beban hidup lantai gedung,
3) beban angin.

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI MANADO

BAB II

PERENCANAAN STRUKTUR

7
Perpustakaan Unika

2.2.2 Beban yang bekerja pada struktur


Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung, 1983,
struktur gedung harus direncanakan kekuatannya terhadap pembebananpembebanan sebagai berikut:
a. Beban mati
Adalah semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala
unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap
yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung itu (PPIUG 1983 pasal 1.0. ayat 1). Beban mati yang direncanakan pada Tugas Akhir ini
diambil dari Tabel 2.1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.
b. Beban hidup
Adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu
gedung, dan kedalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari
beban-beban yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang tidak
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama
masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan dalam
pembebanan lantai dan lantai tersebut. Khusus pada atap, kedalam beban
hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan, baik akibat genangan
maupun akibat tekanan jatuh ( energi kinetik) butiran air (PPIUG 1983 - pasal
1.0. ayat 2).Beban hidup yang direncanakan pada Tugas Akhir ini diambil dari
Tabel 3.1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI MANADO

10

BAB II

7
Perpustakaan Unika

PERENCANAAN STRUKTUR

c. Beban angin
Adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang
disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara (PPIUG 1983 pasal 1.0 ayat
3). Beban angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan
negatif (isapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya
tekanan ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dan koefisien angin
(PPIUG 1983 pasal 4.1).
d. Beban gempa
Adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada gedung atau bagian
gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa (PPIUG
1983 pasal 1.0 ayat 4).

2. 3 Landasan Teori
2.3.1 Pembebanan
Struktur

gedung

direncanakan

kekuatannya

terhadap

pembebanan-

pembebanan sebagai berikut :


A. Kombinasi beban pada struktur beton (ACI 318-02):
U = 1,4(D+F)

(2.1)

U = 1,2(D + F + T) + 1,6(L+H) + 0,5(Lr or S or R)

(2.2)

U = 1,2D + 1,6(Lr or S or R)+ (1,0L or 0,8W)

(2.3)

U = 1,2D + 1,6W + 1,0L + 0,5(Lr or S or R)

(2.4)

U = 1,2D + 1,0E + 1,0L +0,2S

(2.5)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI MANADO

11

BAB II

7
Perpustakaan Unika

PERENCANAAN STRUKTUR

U = 0,9D + 1,6W + 1,6H

(2.6)

U = 0,9D + 1,0E + 1,6H

(2.7)

dengan :
U adalah kuat perlu untuk menahan beban terfaktor atau momen dan gaya dalam
yang berhubungan dengannya.
D adalah beban mati, atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya.
F

adalah beban akibat berat atau tekanan fluida dengan massa jenis tertentu dan
ketinggian tertentu, atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya.

adalah efek kumulatif akibat temperatur, rangkak, susut, penurunan yang tidak
seragam.

adalah beban hidup, atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya.

H adalah beban akibat berat dan tekanan tanah, air tanah atau material lain, atau
momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya.
Lr adalah beban hidup pada atap, atau momen dan gaya dalam yang berhubungan
dengannya.
S

adalah beban salju, atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya.

adalah beban air hujan, atau momen dan gaya dalam yang berhubungan
dengannya.

W adalah beban angin, atau momen gaya dalam yang behubungan dengannya.
Beban angin (menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983),
direncanakan:
tekanan tiup

: 35 kg/m2

koefisien angin

: di pihak angin

< 65

di belakang angin untuk semua


E

(0,02 0,4)
(0,4)

adalah beban gempa, atau momen gaya dalam yang behubungan dengannya.

B. Kombinasi beban pada struktur baja (SNI-1729-2002):


U = 1,4D

(2.8)

U = 1,2D + 1,6L + 0,5(La atau H)

(2.9)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI MANADO

12

BAB II

PERENCANAAN STRUKTUR

7
Perpustakaan Unika

U = 1,2D + 1,6(La atau H) + (L . L atau 0,8 W)

(2.10)

U = 1,2D + 1,3W + L . L + 0,5(La atau H)

(2.11)

U = 1,2D 1,0E + L . L

(2.12)

U = 0,9D (1,3W atau 1,0E)

(2.13)

dengan :
U adalah kekuatan yang diperlukan untuk menahan beban terfaktor atau momen dan
gaya dalam yang berhubungan dengannya.
D adalah beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen, termasuk
dinding, lantai, atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan peralatan layan tetap.
L

adalah beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaaan gedung termasuk beban
kejut , tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan, dan lain-lain.

La adalah beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja,
peralatan dan material, atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda
bergerak
H adalah beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan genangan air.
W adalah beban angin
E

adalah beban gempa yang ditentukan menurut SNI 03-1726-2002.

L = 0,5 bila L< 5 kPa, dan L = 1 bila L 5 kPa

2.3.2 Pembebanan gempa menggunakan analisa statik ekivalen


Pada Tugas Akhir ini pengaruh gempa diperhitungkan atas dasar analisa
statik ekivalen mengingat tinggi struktur utamanya 26,53 m. Gaya gempa yang
bekerja pada sistem struktur diasumsikan sebagai gaya frontal (lateral horisontal)
yang bekerja pada setiap lantai gedung .

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI MANADO

13

BAB II

PERENCANAAN STRUKTUR

Fi. =

Wi z i

W z
i =1

7
Perpustakaan Unika
(2.14)

dengan:
Fi

beban gempa pada lantai tingkat ke-i (ton)

Wi

berat lantai tingkat ke-I, termasuk beban hidup yang sesuai (ton)

zi

ketinggian lantai tingkat ke-i diukur dari taraf penjepitan lateral

beban geser dasar nominal (ton)

Sedangkan beban gempa dasar gedung yaitu beban horisontal lateral yang
bekerja dari gedung terhadap pondasi dihitung dengan persamaan:
V =

C1 I
Wt
R

(2.15)

dengan:
V

beban geser dasar nominal (ton)

C1

faktor respons gempa

faktor keutamaan gedung

faktor reduksi gempa

Wt

berat total gedung (ton)

Untuk bangunan gedung perkantoran yang menggunakan struktur rangka


beton bertulang dengan kategori gedung umum maka I = 1,0 dan R = 3,36 (SNI-

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI MANADO

14

BAB II

PERENCANAAN STRUKTUR

7
Perpustakaan Unika

1726-2002). Koefisien beban gempa dasar dapat diketahui jika kita sudah
menghitung waktu getar alami gedung (T), dimana T didapat dari perhitungan
vibrasi 3 dimensi menggunakan ETABS.
Semua rencana dan perhitungan gempa di atas disesuaikan dengan SNI-17262002 yaitu dengan menggunakan persamaan ( 2.8 ) dan ( 2.9 ).

2.3.3 Perhitungan pondasi tiang pancang


Rumus-rumus lain yang digunakan dalam perhitungan ini antara lain :
a. Perhitungan daya dukung pondasi dengan rumus Briaud
End bearing (Qp) :

Q p = q p Ap

(2.16)

q p = 19,7 r ( N 60 )

(2.17)

N1 + N 2
2

(2.18)

0 , 36

N 60 =

dengan:
Qp

daya dukung ujung tiang (ton)

qp

tahanan ujung tiang (kN/m2)

N60 =

nilai NSPT rata-rata pada kedalaman penanaman

N1

nilai NSPT pada kedalaman 1D di atas penanaman

N2

nilai NSPT pada kedalaman 2D di bawah penanaman

tegangan referensi = 100 kPa

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI MANADO

15

BAB II

PERENCANAAN STRUKTUR

Ap

luas penampang ujung tiang (m2)

sisi / diameter penampang ujung tiang (m)

7
Perpustakaan Unika

Skin friction :
Qs = f s As

(2.19)

f s = 0,224 r (N 60 )

0 , 29

(2.20)

dengan:
Qs

daya dukung selimut tiang (ton)

fs

tahanan selimut tiang (kN/m2)

N60 =

nilai NSPT rata-rata sepanjang tiang

tegangan referensi = 100 kPa

As

luas selimut tiang (m2)

b. Menentukan jarak antar tiang pancang


Jarak antar tiang pancang diambil berdasarkan perhitungan daya dukung tiang
pancang oleh Direktorat Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, sebagai
berikut :

2,5D S < 3D
dengan :

(2.21)

S = jarak antar tiang (cm)


D = sisi / diameter penampang ujung tiang (cm)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI MANADO

16

BAB II

7
Perpustakaan Unika

PERENCANAAN STRUKTUR

Perhitungan efisiensi kelompok tiang pancang


Menurut rumus dari Converse Labbarre adalah sebagai berikut :

Eff = 1

(n 1 ) m + (m 1 ) n

90
mn

(2.22)

dengan :

arc tan (D / S)

sisi / diameter penampang ujung tiang (cm)

jarak antar tiang pancang (cm)

banyaknya tiang pancang tiap baris

banyaknya baris

2.4 Asumsi-asumsi

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perencanaan gedung ini adalah :


a. Gedung STIKES Sam Ratulangi ini direncanakan 5 lantai atau lebih
tinggi 1 lantai dari gedung yang sudah ada. Sedangkan bentang gedung
direncanakan 76,8 m atau lebih panjang 7,2 m dari gedung semula.
b. Struktur utama dibuat dari beton bertulang sedangkan atap menggunakan
rangka kuda-kuda baja.
c. Beban mati yang digunakan:
1) beton bertulang

= 2400 kg/m3

2) pasir

= 1800 kg/m3

3) spesi

= 21

4) pasangan bata merah tebal setengah batu = 250

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI MANADO

kg/m2
kg/m2

17

BAB II

7
Perpustakaan Unika

PERENCANAAN STRUKTUR

5) plafon dan penggantung

= 18

kg/m2

6) keramik

= 15

kg/m2

7) talang AC

= 10

kg/m2

8) penutup atap genting beton

= 50

kg/m2

qDL

= 4564 kg/m2

d. Beban hidup yang digunakan:


1) beban hidup lantai kampus

= 250

kg/m2

2) beban hidup balkon luar

= 300

kg/m2

3) beban hidup tangga dan bordes kampus = 300

kg/m2

4) beban hidup lantai leufel

= 100

kg/m2

5) beban hidup atap

= 100

kg

e. Perhitungan dimensi dan profil kuda-kuda mengacu pada Load and


Resistance Factor Design (LRFD).
f. Profil kuda-kuda yang digunakan 70.70.7 , 50.50.5 , 40.40.4.
Sedangkan gording menggunakan profil [ 150.65.20.3,2
g. Mutu beton yang digunakan untuk semua elemen struktur adalah
30 MPa.
h. Mutu baja yang digunakan ada 2 macam:
1) baja profil untuk struktur baja

: BJ -37

2) baja tulangan dengan <12 mm

: U-24 (fy = 240 MPa)

baja tulangan dengan D 13 mm

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI MANADO

: U-39 (fy = 390 MPa)

18

BAB II

7
Perpustakaan Unika

PERENCANAAN STRUKTUR

dengan modulus elastisitas Es = 2 105 MPa


i. Faktor-faktor reduksi kekuatan beton
1) lentur

: 0,90

2) geser dan torsi

: 0.75

3) aksial tarik dengan lentur :


4) aksial tekan dengan lentur:

0,90
0,75 untuk beugel spiral
0,65 untuk beugel biasa

j. Pelat lantai beton


Tebal pelat lantai ada dua macam yaitu: tebal 12 cm untuk pelat utama,
tebal 10 cm untuk pelat dak
k. Balok
Tipe balok yang direncanakan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Tabel Dimensi Balok
Tipe

Dimensi

Tipe

Dimensi

B1

25 70

BA1

20 40

B2

20 40

BA2

25 40

B3

25 60

BA3

20 30

B4

30 50

BA4

25 50

B5

25 40

BA5

25 50

B6

25 30

B7

25 50

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI MANADO

19

BAB II

7
Perpustakaan Unika

PERENCANAAN STRUKTUR

l. Kolom
Tipe kolom yang direncanakan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Tabel Dimensi Kolom
Tipe

Dimensi

Tipe

Dimensi

K1A

30 60

K2C

30 50

K1B

30 60

K2D

30 50

K1C

30 60

K3A

30 40

K2A

30 50

K3B

30 40

K2B

30 50

K4A

30 70

m. Beban merata (q) yang berasal dari beban pelat ekivalen maupun berat
sendiri balok dan pelat akan diterima oleh balok anak dan atau balok
induk. Sistem pembebanan didasarkan pada anggapan bahwa balok anak
dan balok induk merupakan konstruksi yang menerima beban secara
bersamaan. Beban-beban tersebut akan didistribusikan ke kolom oleh
balok induk yang kemudian diteruskan ke pondasi.
n. Tebal dinding direncanakan pasangan batu bata setengah batu dengan
tebal 15 cm termasuk plesteran dan acian.
o. Perhitungan mekanika menggunakan aplikasi software komputer yaitu
ETABS versi 8.08 untuk portal utama, sedangkan untuk perhitungan
rangka atap dengan SAP 2000 versi 7.40.
p. Pondasi adalah struktur bagian bawah yang paling penting, karena
pondasi berfungsi sebagai media atau perantara untuk meneruskan
seluruh beban dari atas kepada tanah pendukung. Untuk gedung ini
direncanakan menggunakan pondasi tiang pancang bujur sangkar dengan

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI MANADO

20

BAB II

7
Perpustakaan Unika

PERENCANAAN STRUKTUR

sisi 40 cm dengan pertimbangan letak tanah keras yang cukup dalam dan
kondisi lingkungan jauh dari pemukiman. Rumus yang digunakan untuk
tiang pancang menggunakan Metode Briaud (Couduto, 1994).
Penyambungan antar tiang pancang menggunakan las. Yang perlu
diperhatikan pada saat penyambungan tiang pancang adalah kualitas
sambungan las. Di bawah ini adalah contoh penyambungan tiang
pancang yang baik.

Tiang pancang

Diisi las
Plat besi

Tiang pancang

q. Data mekanika tanah


Penyelidikan yang telah dilakukan pada tanah dasar pondasi adalah uji
Sondir (CPT), Standard Penetration Test (SPT) dan boring test. Dari
hasil penyelidikan tanah di lapangan didapat data tanah sebagai berikut:
1) Hasil uji sondir (CPT)
a. Dari permukaan hingga kedalaman -3,00 m didapat nilai qc ratarata 15 kg/cm2.

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI MANADO

21

BAB II

PERENCANAAN STRUKTUR

7
Perpustakaan Unika

b. Dari kedalaman -3,00 hingga -14,80 m didapat nilai qc rata-rata 5


kg/cm2.
c. Dari kedalaman -15,00 hingga -20,00 m didapat nilai qc rata-rata
30 kg/cm2.

2) Hasil uji boring test dan Standard Penetration Test (SPT)


a. Dari permukaan hingga kedalaman -1,75 m merupakan tanah
urugan padas warna coklat. Muka air tanah didapat pada
kedalaman -1,50 m.
b. Dari kedalaman -1,75 m hingga kedalaman -14,80 m merupakan
tanah lunak warna abu-abu dengan nilai NSPT = 2.
c. Dari kedalaman -14,80 m hingga kedalaman -21,00 m merupakan
lempung kelanauan warna abu-abu dengan nilai NSPT = 26.
d. Dari kedalaman -21,00 m hingga kedalaman -25,00 m merupakan
lempung kepasiran warna abu-abu dengan nilai NSPT = 21.
e. Dari kedalaman -25,00 m hingga kedalaman -30,00 m merupakan
tanah padas muda dengan batuan warna coklat. Nilai NSPT > 60
pukulan tercapai pada kedalaman 30,00 m.

r. Data teknis lift

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI MANADO

22

BAB II

7
Perpustakaan Unika

PERENCANAAN STRUKTUR

Lift yang digunakan pada gedung ini memiliki spesifikasi seperti di


bawah ini:
1. Speed

60 m/min

2. Capacity

15 persons (1000 kgs)

3. Clear Opening (OP)

900 mm

Internal (CA CB)

1600 mm 1500 mm

External (A B)

1660 mm 1655 mm

1 Car (X1)

2050 mm

2 Car (X2)

4200 mm

Depth (Y)

2150 mm

1 Car (X1)

2300 mm

2 Car (X2)

4400 mm

Depth (Y)

3850 mm

R1

5450 kgs

R2

4300 kgs

4. Car

5. Hoistway

6. M/C Room

7. M/C Reaction

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI MANADO

23

BAB II

7
Perpustakaan Unika

PERENCANAAN STRUKTUR

8. Overhead (OH)

4600 mm

9. Pit (P)

1500 mm

10. M/C Room Height (MH) :

2200 mm

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI MANADO

24

Perpustakaan Unika

BAB III
PERHITUNGAN STRUKTUR
3.1 Perhitungan atap
3.1.1 Perhitungan panjang batang
A. Kuda-kuda tipe K1 ( 50.50.5 ; 40.40.4 )

A4
V4
D3

1.
62

A3
V3

B4
D2

1.
83

A2
V2

B3
D1

A1
V1

B2

B1

1.50

1.33

1.33

1.33

1. Panjang batang vertikal


V1 = 1,5 tan 35 = 1,05 m
V2 = (1,05 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,18 m
V3 = (1,18 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,31 m
V4 = 1,45 m

Perpustakaan Unika

2. Panjang batang atas


A1 =

1,5
= 1,83 m
cos 35 o

A2 = A3 = A4 =

1,33
= 1,62 m
cos 35 o

3. Panjang batang bawah


B1 = 1,5 m
B2 = B3 = B4 =

1,33
= 1,55 m
cos 30,964 o

4. Panjang batang diagonal


D1 =

(1,33

D2 =
D3 =

) ) = 1,35 m

) ) = 1,38 m

) ) = 1,43 m

+ 1,05 1,33tan30,964 o

(1,33

+ 1,18 1,33 tan 30,964 o

(1,33

+ 1,31 1,33 tan 30,964 o

Panjang batang 50.50.5 = (A1+A2+A3+A4) + (B1+B2+B3+B4) + V1


= 13,89 m
Panjang batang 40.40.4 = (D1+D2+D3) + (V2+V3)
= 6,65 m
Jumlah titik buhul = 9 buah

Perpustakaan Unika

B. Kuda-kuda tipe KP ( 50.50.5 ; 40.40.4 )

A1
V1

V2

A2
2.00

V3

B1

B2

1.25

1.25

1. Panjang batang vertikal


V1 = 1,85 m
V2 = V3 = V4 = 2,00 m

2. Panjang batang atas


A1 =

1,5
= 1,83 m
cos 35 o

A2 = A3 = 1,25 m

3. Panjang batang bawah


B1 = (1,85 2 (2,00 1,50 tan 35 o )) + 1,5 2 = 1,75 m
2

B2 = B3 = 1,25 m

Perpustakaan Unika

4. Panjang batang diagonal


D1 = 1,5 2 + (2 1,5 tan 35 o ) = 1,78 m
2

2 2 + 1,25 2 = 2,36 m

D2 = D3 =

Panjang batang 50.50.5 = (A1+A2+A3+A4) + (B1+B2+B3) + V2


= 10,58 m
Panjang batang 40.40.4 = (D1+D2+D3) + V3
= 8,50 m
Jumlah titik buhul = 8 buah

C. Kuda-kuda tipe K1 ( 50.50.5 ; 40.40.4 )

A7
V7
D6
A6
A5

B7

D5

V5
A4

V6

B6

D4
V4
B5

D3

1.
62

A3
V3

1.
83

B4
D2

A2
V
A1

B3

D1
V1

B1

1.50

1.33

1.33

1.33

1.33

1.33

1.33

Perpustakaan Unika

1. Panjang batang vertikal


V1 = 1,5 tan 35 = 1,05 m
V2 = (1,05 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,18 m
V3 = (1,18 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,31 m
V4 = (1,31 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,44 m
V5 = (1,44 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,57 m
V6 = (1,57 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,70 m
V7 = 1,85 m

2. Panjang batang atas


A1 =

1,5
= 1,83 m
cos 35 o

A2 = A3 = A4 = A5 = A6 =

1,33
= 1,62 m
cos 35 o

3. Panjang batang bawah


B1 = 1,5 m
B2 = B3 = B4 = B5 = B6 = B7 =

1,33
= 1,55 m
cos 30,964 o

4. Panjang batang diagonal


D1 =

(1,33 + (1,05 1,33 tan 30,964 ))

= 1,35 m

D2 =

(1,33 + (1,18 1,33 tan 30,964 ))

= 1,38 m

Perpustakaan Unika

D3 =

(1,33 + (1,31 1,33 tan 30,964 ))

D4 =

(1,33 + (1,44 1,33 tan 30,964 ))

= 1,48 m

D5 =

(1,33 + (1,57 1,33 tan 30,964 ))

= 1,54 m

D6 =

(1,33 + (1,70 1,33 tan 30,964 ))

= 1,61 m

= 1,43 m

Panjang batang 50.50.5 = ( A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 ) +


(B1 + B2 + B3 + B4 + B5 + B6 + B7 +B8 ) + V1 = 25,36 m
Panjang batang 40.40.4 = ( D1 + D2 + D3 + D4 + D5 + D6 + D7 ) + (
V2 + V3 + V4 + V5 + V6 + V7 ) = 19,5 m
Jumlah titik buhul = 15 buah

D. Kuda-kuda tipe Jurai ( 50.50.5 ; 40.40.4 )

A8

V8

D7

A7
V7

B8

D6

A6
V6

B7
D5

A5
V5

V4

B5

D3

A3
V3

B4

D2

A2
V2
A1

B6

D4

A4

B3

D1
V1

B2

B1

2.12

1.89

1.89

1.89

1.89

1.89

1.89

2.12

Perpustakaan Unika

1. Panjang batang vertikal


V1 = 2,12 tan 26,34 = 1,05 m
V2 = (1,05 1,89 tan 23) + 1,59 tan 26,34 = 1,18 m
V3 = (1,18 1,89 tan 23) + 1,59 tan 26,34 = 1,31 m
V4 = (1,31 1,89 tan 23) + 1,59 tan 26,34 = 1,44 m
V5 = (1,44 1,89 tan 23) + 1,59 tan 26,34 = 1,57 m
V6 = (1,57 1,89 tan 23) + 1,59 tan 26,34 = 1,70 m
V7 = (1,70 1,89 tan 23) + 1,59 tan 26,34 = 1,83 m

2. Panjang batang atas


A1 = A8 =

2,12
= 2,37 m
cos 26,34 o
1,89
= 2,11 m
cos 26,34 o

A2 = A3 = A4 = A5 = A6 = A7 =

3. Panjang batang bawah


B1 = 2,2 m
B2 = B3 = B4 = B5 = B6 = B7 =

B8 =

1,89
= 2,05 m
cos 23o

2,12
= 2,3 m
cos 23o

4. Panjang batang diagonal

D1 = 1,89 2 + 1,05 1,89 tan 23o

= 1,91 m

Perpustakaan Unika

D2 = 1,89 2 + 1,18 1,89 tan 23o

= 1,93 m

D3 = 1,89 2 + 1,31 1,89 tan 23o

= 1,96 m

= 1,99 m

= 2,04 m

= 2,09 m

= 2,15 m

D4 = 1,89 2 + 1,44 1,89 tan 23o


D5 = 1,89 2 + 1,57 1,89 tan 23o
D6 = 1,89 2 + 1,70 1,89 tan 23o
D7 = 1,89 2 + 1,83 1,89 tan 23o

Panjang batang 50.50.5 = ( A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 +


A8 ) + (B1 + B2 + B3 + B4 + B5 + B6 + B7 +B8 ) + V1 = 34,12 m
Panjang batang 40.40.4 = ( D1 + D2 + D3 + D4 + D5 + D6 + D7 ) + (
V2 + V3 + V4 + V5 + V6 ) = 14,07 m
Jumlah titik buhul = 17 buah

Perpustakaan Unika

E. Kuda-kuda tipe K1 ( 70.70.7, 50.50.5 ; 40.40.4 )


A8

A9
V8

D7

A7
V7

B7

D8
V9
B8

D6

A6
V6

A10
D9

A11

V10
B9

B1

D10

D5

A5

B10

B6
D4

A4
V4

A13
D12

D3
V3

A14

V13
B4

B12

D13

D2

A2
V2
A1

D11
V12
B11

B5
A3

A12

V11

V5

B3

B13

D1
V1

A15

V14

B2

D14
V15

A16

B14

B1

B15

1.50

1.33

1.33

1.33

1.33

1.33

1.33

1.5

1.5

1.33

1.33

1.33

1.33

1. Panjang batang vertikal


V1 = V15 = 1,5 tan 35 = 1,05 m
V2 = V14 = (1,05 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,18 m
V3 = V13 = (1,18 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,31 m
V4 = V12 = (1,31 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,44 m
V5 = V11 = (1,44 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,57 m
V6 = V10 = (1,57 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,70 m
V7 = V9 = 1,85 m

1.33

1.33

1.50

Perpustakaan Unika

2. Panjang batang atas


A1 = A8 = A9 = A16 =

1,5
= 1,83 m
cos 35 o

A2 = A3 = A4 = A5 = A6 = A7 = A10 = A11 = A12 = A13 = A14 = A15


=

1,33
= 1,62 m
cos 35 o

3. Panjang batang bawah


B1 = B16 = 1,5 m
B2 = B3 = B4 = B5 = B6 = B7 = B10 = B11 = B12 = B13 = B14 = B15
=

1,33
= 1,55 m
cos 30,96 o

B8 = B9 =

1,50
= 1,75 m
cos 30,96 o

4. Panjang batang diagonal

= 1,35 m

= 1,38 m

= 1,43 m

= 1,48 m

= 1,54 m

D1 = D14 = 1,33 2 + 1,05 1,33 tan 30,96 o


D2 = D13 = 1,33 2 + 1,18 1,33 tan 30,96 o

D3 = D12 = 1,33 2 + 1,31 1,33 tan 30,96 o


D4 = D11 = 1,33 2 + 1,44 1,33 tan 30,96 o
D5 = D10 = 1,33 2 + 1,57 1,33 tan 30,96 o

D6 = D9 = 1,33 2 + 1,70 1,33 tan 30,96 o

= 1,61 m

Perpustakaan Unika

D7 = D8 = 1,33 2 + 1,83 1,33 tan 30,96 o

= 1,68 m

Panjang batang 70.70.7 = ( A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 +


A8 + A9 + A10 + A11 + A12 + A13 + A14 + A15 + A16 ) + ( B1 + B2 +
B3 + B4 + B5 + B6 + B7 +B8 + B9 + B10 + B11 + B12 + B13 + B14 +
B15 +B16 ) + V8
= 51,86 m
Panjang batang 50.50.5 = ( V1 + V2 + V3 + V4 + V5 + V6 + V7 +
V9 + V10 + V11 + V12 + V13 + V14 + V15 ) = 20,16 m
Panjang batang 40.40.4 = ( D1 + D2 + D3 + D4 + D5 + D6 + D7 +
D8 + D9 + D10 + D11 + D12 + D13 + D14 ) = 20,94 m
Jumlah titik buhul = 32 buah

Perpustakaan Unika

F. Kuda-kuda tipe KT2 ( 70.70.7, 50.50.5 ; 40.40.4 )


A8
A7
V7 D7
A6
V6
A5

B7

A10
V9
D8
D9
A11

B8

B6

V10
B9

D10

D5
V5

A4

D6

V8

A9

A12

V11
B5

B10

D11

D4

A13

V12

V4
B4

B11

D12
A14

D3

A3
V3

V13
B3

B12

D13

D2

A2
V2

A15

V14

B2

B13

D14

D1

A1
V1

B1

B14

B1

1.50

A16

V15

B15

1.33

1.33

1.33

1.33

1.33

1.33

1.5

1.5

1.33

1.33

1.33

1.33

1. Panjang batang vertikal


V1 = V15 = 1,5 tan 35 = 1,05 m
V2 = V14 = (1,05 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,18 m
V3 = V13 = (1,18 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,31 m
V4 = V12 = (1,31 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,44 m
V5 = V11 = (1,44 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,57 m
V6 = V10 = (1,57 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,70 m
V7 = V8 = V9 = 2,00 m

1.33

1.33

1.50

Perpustakaan Unika

2. Panjang batang atas


A1 = A16 =

1,5
= 1,83 m
cos 35 o

A2 = A3 = A4 = A5 = A6 = A7 = A10 = A11 = A12 = A13 = A14 = A15


=

1,33
= 1,62 m
cos 35 o

A8 = A9 = 1,5 m

3. Panjang batang bawah


B1 = B8 = B9 = B16 = 1,5 m
B2 = B3 = B4 = B5 = B6 = B7 = B10 = B11 = B12 = B13 = B14 = B15
=

1,33
= 1,55 m
cos 30,96 o

4. Panjang batang diagonal

= 1,35 m

= 1,38 m

= 1,43 m

= 1,48 m

= 1,54 m

D1 = D14 = 1,33 2 + 1,05 1,33 tan 30,96 o


D2 = D13 = 1,33 2 + 1,18 1,33 tan 30,96 o

D3 = D12 = 1,33 2 + 1,31 1,33 tan 30,96 o


D4 = D11 = 1,33 2 + 1,44 1,33 tan 30,96 o
D5 = D10 = 1,33 2 + 1,57 1,33 tan 30,96 o

D6 = D9 = 1,33 2 + 1,70 1,33 tan 30,96 o


D7 = D8 = 1,5 2 + 2 2 = 2,5 m

= 1,61 m

Perpustakaan Unika

Panjang batang 70.70.7 = ( A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 +


A8 + A9 + A10 + A11 + A12 + A13 + A14 + A15 + A16 ) + ( B1 + B2 +
B3 + B4 + B5 + B6 + B7 +B8 + B9 + B10 + B11 + B12 + B13 + B14 +
B15 +B16 ) + V8
= 50,87 m
Panjang batang 50.50.5 = ( V1 + V2 + V3 + V4 + V5 + V6 + V7 +
V9 + V10 + V11 + V12 + V13 + V14 + V15 ) = 20,50 m
Panjang batang 40.40.4 = ( D1 + D2 + D3 + D4 + D5 + D6 + D7 +
D8 + D9 + D10 + D11 + D12 + D13 + D14 ) = 22,58 m
Jumlah titik buhul = 32 buah

G. Kuda-kuda tipe KT1 ( 70.70.7, 50.50.5 ; 40.40.4 )

A5
A4

A7

A8

A9

A10

A11 A12

A13
V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12
V4 D4 D5 D6 D7
D8 D9 D10 D11 D12

D3

A3

A6

B5

B6

B7

B8

B9

B10

B11 B12

V3

B13

B4
A2

A14
V13
D13
A15
V14
B14 D14

D2
V2
B3

D1

A1
V1

V15

B2

B15

B1

1.50 1.33

A16

B16

1.33

1.33 1.33

1.33 1.33

1.5

1.5

1.33 1.33

1.33 1.33 1.33

1.33

1.50

Perpustakaan Unika

1. Panjang batang vertikal


V1 = V15 = 1,5 tan 35 = 1,05 m
V2 = V14 = (1,05 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,18 m
V3 = V13 = (1,18 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,31 m
V4 = V5 = V6 = V7 = V8 = V9 = V10 = V11 = V12 = 1,45 m

2. Panjang batang atas


A1 = A16 =

1,5
= 1,83 m
cos 35 o

A2 = A3 = A4 = A13 = A14 = A15 =

1,33
= 1,62 m
cos 35 o

A5 = A6 = A7 = A10 = A11 = A12 = 1,33 m


A8 = A9 = 1,5 m

3. Panjang batang bawah


B1 = B8 = B9 = B16 = 1,5 m
B2 = B3 = B4 = B10 = B11 = B12 = B13 = B14 = B15
=

1,33
= 1,55 m
cos 30,96 o

B5 = B6 = B7 = B10 = B11 = B12 = 1,33 m

4. Panjang batang diagonal


D1 = D14 = 1,33 2 + (1,05 1,33 tan 30,96 o ) = 1,35 m
2

Perpustakaan Unika

D2 = D13 = 1,33 2 + (1,18 1,33 tan 30,96 o ) = 1,38 m


2

D3 = D12 = 1,33 2 + (1,31 1,33 tan 30,96 o ) = 1,43 m


2

D4 = D5 = D6 = D9 = D10 = D11 = 1,33 2 + (1,44 1,33 tan 30,96 o )

= 1,97 m
D7 = D8 = 1,45 2 + 2 2 = 2,09 m

Panjang batang 70.70.7 = ( A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 +


A8 + A9 + A10 + A11 + A12 + A13 + A14 + A15 + A16 ) + ( B1 + B2 +
B3 + B4 + B5 + B6 + B7 +B8 + B9 + B10 + B11 + B12 + B13 + B14 +
B15 +B16 ) + V8
= 47,64 m
Panjang batang 50.50.5 = ( V1 + V2 + V3 + V4 + V5 + V6 + V7 +
V9 + V10 + V11 + V12 + V13 + V14 + V15 ) = 20,13 m
Panjang batang 40.40.4 = ( D1 + D2 + D3 + D4 + D5 + D6 + D7 +
D8 + D9 + D10 + D11 + D12 + D13 + D14 ) = 24,32 m
Jumlah titik buhul = 32 buah

Perpustakaan Unika

3.1.2 Perhitungan gording

Perhitungan Gording
A. Ukuran profil (Bj 37)
Sb. Y
20
3.2
150

Sb. X

20
65

Dicoba light lip channel 150 x 65 x 20 x 3,2


Data dan ukuran profil (BJ 37)
Ag = 9,567 cm
w = 7,51 kg/m
Cx = 2,1 cm
Ix = 332 cm4
Iy = 53,8 cm4
Sx = 44,3 cm3
Sy = 12,2 cm3

Mencari modulus plastis


Zx = (2 71,8 3,2 35,9 ) + (2 65 3,2 73,4 ) + (2 16,8 3,2 63,4 )
= 53847,94 mm3 = 5,38 10 4 mm3
Zy = (148,4 3,2 21,1) + (2 65 3,2 11,4 ) + (2 16,8 3,2 42,3)
= 19310,46 mm3 = 1,93 10 4 mm3

Perpustakaan Unika

Tegangan-tegangan profil BJ 37
fu = 370 MPa
fy = 240 MPa
ijin = 160 MPa
Diambil jarak gording = 1,83 m
Dipakai gording [ 150.65.20.3,2

B. Pembebanan
1. Beban mati
Berat penutup atap (genting) = 50 1,83 = 91,5 kg/m
Berat sendiri gording

= 7,51 kg/m +
= 99,01 kg/m

Berat baut = 10% 99,01 = 9,90 kg/m


= 108,911 kg/m 110 kg/m
2. Beban hidup
Berat orang + peralatan = 100 kg
3. Beban angin
Diambil beban angin = 35 kg/m2
Koefisien angina ( = 35)
Koefisien di pihak angin (ct) = (0,02 ) 0,4
Koefisien di belakang angin (ch) = -0,4 = 0,3
Muatan angin (q) = koef angin jarak gording beban angin

Perpustakaan Unika

q di pihak angin = ((0,02 35 o ) 0,4) 1,83 m 35 kg / m 2 = 19,22 kg/m (tekan)


q di belakang angin = 0,4 1,83 m 35 kg / m 2 = -25,62 kg/m (hisap)

C. Perhitungan momen pada gording dengan 1 trekstang ( L= 4,4 m )


1) Akibat beban mati
qx = q sin = 110 cos 35 = 63,093 kg/m
qy = q cos = 110 sin 35 = 90,107 kg/m

qx

Mx = 1/8 qy lx2 = 1/8 90,107 (3,6)2

qy

=35

= 105,971 kgm
Dipasang 1 buah trekstang, jadi gording dengan bentang

4,4 m dibagi menjadi 2 bagian (@ 2,2 m).


My = 1/8 qx ly2 = 1/8 63,093 (2,2)2

= 38,171 kgm
2) Akibat beban hidup
Px = P sin = 100 cos 35 = 57,358 kg
Py = P cos = 100 sin 35 = 81,915 kg
Mx = 1/4 Py lx = 1/4 57,358 4,4

Px

= 63,094 kgm

=35

Py
P

My = 1/4 Px ly = 1/4 81,915 2,2

= 45,053 kgm

3) Akibat beban angin tekan


qy

qx = 0
qy = 19,22 kg/m
Mx = 1/8 qy lx2 = 1/8 19,22 (4,4)2

= 46,512 kgm

=45

My = 0

Perpustakaan Unika

4) Akibat beban angin hisap


qy

qx = 0
qy = -25,62 kg/m
Mx = 1/8 qy lx2 = 1/8 -25,62 (4,4)2

= -62 kgm

=45

My = 0

Tabel 3.1 Momen Ultimit pada Gording


Momen

1,4 MDL

1,2MDL+1,6MLL+
0,8MWt

1,2MDL+1,6MLL+
0,8MWh

0,9MDL 0,3MWh

0,9MDL+
0,3MWt

Mu x

305,28 kgm

399,83 kgm

313,021 kgm

214,85 kgm

177,65 kgm

Mu y

53,44 kgm

117,89 kgm

117,89 kgm

34,35 kgm

34,35 kgm

Momen ekstrim : M u x = 399,831 kgm = 399,831 104 Nmm


M u y = 117,89 kgm = 117,89 104 Nmm

D. Cek dimensi gording dengan metode LRFD


M u < M n
M ux

M n

+
x

M uy

M n

1,0
y

Profil C. 150. 50. 20. 3,2


Zx = ( A t ) A + B
4
= 150 3,2 (150 + 65)
4
= 49200 mm3

Zy = t ( A(CY t ) + (C y t ) 2 + ( B CY ) 2 )
2

Perpustakaan Unika

= 3,2(150(21,1- 3,2 )+(21,1-3,2)2 +(65-21,1)2)


2
= 16552,384 mm3

Sx = 4,43 104 mm3


Sy = 1,22 104 mm3

b . M n = b . fy . Zx
x

= 0,9 240 N/mm2 49200 mm3 = 1,06272 107 Nmm

b . M n = 0,5 b fy . Zy
y

= 0,5 0,9 240 N/mm2 16552,384 mm3 = 1,78762 106Nmm

b . M n = 0,5 1,5 b fy Sy
y

= 0,5 0,9 1,5 240 N/mm2 1,22 104 mm3 = 1,9764 106 Nmm
jadi gunakan b . M n y = 1,9764 106 Nmm

b . M n = 1,06272 107 Nmm100


x

1) untuk gording dengan 1 trekstang

M u x = 26754,5 kg.cm
M u y = 82,704 kgm = 8270,4 kgcm

M ux

M n

+
x

M uy

M n

=
y

26754,5 kgcm
8270,4 kgcm
+
= 0,65 1,0 Ok !
116311,68 kgcm 19688,4 kgcm

2) untuk gording dengan 2 trekstang

M u x = 430,68 kgm = 43068 kgcm


M u y = 70,354 kgm = 7035,4kgcm

M ux

M n

+
x

M uy

M n

=
y

43068 kgcm
7035,4 kgcm
+
= 0,727 1,0 Ok !
116311,68 kgcm 19688,4 kgcm

Perpustakaan Unika

Untuk gording dengan 1 trekstang

M u x = 399,831 104 Nmm


M u y = 117,89 104 Nmm

M ux

M n

+
x

M uy

M n

=
y

399,831 10 4 117,89 10 4
+
= 0,97 1,0 Ok !
1,06272 10 4 1,9764 10 4

3.1.3 Perhitungan trekstang

Dipakai perhitungan1 trekstang pada tengah bentang gording


q D = 63,093 kg/m

TD = 63,093 kg/m 2,2 m = 138,805 kg = 1388,05 N


q L = 81,915 kg/m
TD = 81,915 kg/m 2,2 m = 180,213 kg = 1802,13 N

Tu = 1,2 TD +1,6 TL
= 1,2 1388,05 +1,6 1802,13
= 4549,068 N
AD

Tu
0 ,75 f u

AD

4549,068
0,75 0,75 370

AD 21,857 mm 2
Digunakan trekstang 6 mm

AD = 0,25 62 = 28,274 mm2

Perpustakaan Unika

3.1.4

Perhitungan kuda-kuda

3.1.4.1 Perhitungan kuda-kuda K1 ( 50.50.5 , 40.40.4 )


A. Pembebanan kuda-kuda
P5

P4

1.
62

P3

1.
83

P2

P1

1.50

1.33

1.33

1.33

1. Beban mati
a. Beban gording
Beban gording = 7,51 kg/m.
P1 = 7,50 m 7,51 kg/m' = 56,33 kg.
P2 = 6,00 m 7,51 kg/m' = 45,06 kg.
P3 = 5,24 m 7,51 kg/m' = 39,35 kg.
P4 = 3,62 m 7,51 kg/m' = 27,19 kg.
P5 = 2,00 m 7,51 kg/m' = 15,02 kg.
b. Beban penutup atap
Beban genting beton = 50 kg/m2.
P1 = 0,5 1,83 m 7,50 m 50 kg/m2 = 343,13 kg.
P2 = 0,5 (1,83 + 1,62) m 6,00 m 50 kg/m2 = 517,50 kg.

Perpustakaan Unika

P3 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 5,24 m 50 kg/m2 = 424,44 kg.


P4 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 3,62 m 50 kg/m2 = 293,22 kg.
P5 = 0,5 (2,00 + 1,62) m 2,00 m 50 kg/m2 = 181,00 kg.
c. Beban profil
Beban profil = 2[(13,89 m 3,77kg/m) + (6,65 m2,42 kg/m)]
= 136,92 kg.
P1 =

0,5 1,83 m
136,92 kg = 18,70 kg.
6,70 m

P2 = 18,70 kg +

P3 = P4 =

P5 =

0,5 1,62 m
136,92 kg = 35,25 kg.
6,70 m

1,62 m
136,92 kg = 33,10 kg.
6,70 m

0,5 1,62 m
136,92 kg = 16,56 kg.
6,70 m

d. Beban plafond + ME
Beban plafond + penggantung

= 18 kg/m2

Beban ME

= 10 kg/m2 +
= 28 kg/m2

P1 = 0,5 1,83 m 7,50 m 28 kg/m2 = 192,15 kg.


P2 = 0,5 (1,83 + 1,62) m 6,00 m 28 kg/m2 = 289,80 kg.
P3 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 5,24 m 28 kg/m2 = 237,69 kg.
P4 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 3,62 m 28 kg/m2 = 164,20 kg.
P5 = 0,5 (2,00 + 1,62) m 2,00 m 28 kg/m2 = 101,36 kg.
2. Beban hidup
Beban hidup atap = 100 kg

Perpustakaan Unika

P1 = P5 = 0,5 100 kg = 50 kg.


P2 = P3 = P4 = 100 kg.
3. Beban angin
a. Beban angin (w) = 35 kg/m2.
Kemiringan atap () = 35
Beban angin tekan
qt = (0,02 - 0,4)w = (0,0235 - 0,4) 35kg/m2 = 10,50
kg/m2.
P1 = 0,5 1,83 m 7,50 m 10,50 kg/m2 = 72,06 kg.
P2 = 0,5 (1,83 + 1,62) m 6,00 m 10,50 kg/m2 = 108,68 kg.
P3 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 5,24 m 10,50 kg/m2 = 89,13 kg.
P4 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 3,62 m 10,50 kg/m2 = 61,58 kg.
P5 = 0,5 (2,00 + 1,62) m 2,00 m 10,50 kg/m2 = 38,01 kg.
b. Beban angin hisap
qh = -0,4 w = -0,4 35 kg/m2 = -14 kg/m2.
P1 = 0,5 1,83 m 7,50 m (-14) kg/m2 = -96,08 kg.
P2 = 0,5 (1,83 + 1,62) m 6,00 m (-14) kg/m2 = -144,90 kg.
P3 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 5,24 m (-14) kg/m2 = -118,84 kg.
P4 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 3,62 m (-14) kg/m2 = -82,10 kg.
P5 = 0,5 (2,00 + 1,62) m 2,00 m (-14) kg/m2 = -50,68 kg.

Perpustakaan Unika

B. Menentukan reaksi pada kuda-kuda K1

R2

R1

Perhitungan reaksi dengan program SAP 2000, diperoleh :


R1 menumpu pada ringbalk
R2 menumpu pada kuda-kuda KT1
R1 akibat DL = 2389,65 kg
R1 akibat LL = 268,8 kg
R1 akibat Wt = 275,12 kg
R1 akibat Wh = -365,96 kg
R2 akibat DL = 674,5 kg
R2 akibat LL = 131,2 kg
R2 akibat Wt = 27,78 kg
R2 akibat Wh = -37,42 kg

Perpustakaan Unika

3.1.4.2 Perhitungan kuda-kuda K1 ( 50.50.5 , 40.40.4 )


A. Pembebanan kuda-kuda
P8

P7
KT2
P6

P5

P4

1.
62

P3

1.
83

P2

P1

1.50

1.33

1.33

1.33

1.33

1.33

1.33

1. Beban mati
a. Beban gording
Beban gording = 7,51 kg/m.
P1 = P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = 3,50 m 7,51 kg/m' = 56,33 kg.
P7 = (1,50 + 1,62) m 7,51 kg/m' = 23,43 kg.
P8 = 1,50 m 7,51 kg/m' = 11,27 kg.
b. Beban penutup atap
Beban genting beton = 50 kg/m2.
P1 = 0,5 1,83 m 3,50 m 50 kg/m2 = 160,13 kg.
P2 = 0,5 (1,83 + 1,62) m 3,50 m 50 kg/m2 = 301,88 kg.
P3 = P4 = P5=P6= 0,5(1,62+1,62)m3,50m50kg/m2=283,50 kg.
P7 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 3,12 m 50 kg/m2 = 252,72 kg.
P8 = 0,5 (1,50 + 1,62) m 2,00 m 50 kg/m2 = 117,00 kg.

Perpustakaan Unika

c. Beban profil
Beban profil =2[(25,36 m 3,77 kg/m) + (19,5 m 2,42 kg/m)]
= 285,60 kg.
P1 =

0,5 1,83 m
285,60 kg = 22,63 kg.
11,55 m

P2 = 22,63 kg +

0,5 1,62 m
285,60 kg = 42,65 kg.
11,55 m

P3 = P4 = P5 = P6 = P7 =

P8 =

1,62 m
285,60 kg = 40,06 kg.
11,55 m

0,5 1,62 m
285,60 kg = 20,03 kg.
11,55 m

d. Beban plafond + ME
Beban plafond + penggantung
Beban ME

= 18 kg/m2

= 10 kg/m2 +
= 28 kg/m2

P1 = 0,5 1,83 m 3,50 m 28 kg/m2 = 89,68 kg.


P2 = 0,5 (1,83 + 1,62) m 3,50 m 28 kg/m2 = 169,06 kg.
P3 = P4 = P5 = P6 = 0,5(1,62+1,62)m3,50m28 kg/m2
=158,76 kg.
P7 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 3,12 m 28 kg/m2 = 141,52 kg.
P8 = 0,5 (1,50 + 1,62) m 2,00 m 28 kg/m2 = 65,52 kg.
2. Beban hidup
Beban hidup atap = 100 kg
P1 = P8 = 0,5 100 kg = 50 kg.
P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = 100 kg.

Perpustakaan Unika

3. Beban angin
Beban angin (w) = 35 kg/m2.
Kemiringan atap () = 35
a. Beban angin tekan
qt = (0,02 - 0,4) w = (0,02 35 - 0,4) 35 kg/m2 = 10,50 kg/m2.
P1 = 0,5 1,83 m 3,50 m 10,50 kg/m2 = 33,63 kg.
P2 = 0,5 (1,83 + 1,62) m 3,50 m 10,50 kg/m2 = 63,39 kg.
P3 = P4 = P5 = P6 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 3,50 m 10,50 kg/m2
= 59,54 kg.
P7 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 3,12 m 10,50 kg/m2 = 53,07 kg.
P8 = 0,5 (1,50 + 1,62) m 2,00 m 10,50 kg/m2 = 24,57 kg.
b. Beban angin hisap
qh = -0,4 w = -0,4 35 kg/m2 = -14 kg/m2.
P1 = 0,5 1,83 m 3,50 m (-14) kg/m2 = -44,84 kg.
P2 = 0,5 (1,83 + 1,62) m 3,50 m (-14) kg/m2 = -84,53 kg.
P3 = P4 = P5 = P6 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 3,50 m (-14) kg/m2
= -79,38 kg.
P7 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 3,12 m (-14) kg/m2 = -70,76 kg.
P8 = 0,5 (1,50 + 1,62) m 2,00 m (-14) kg/m2 = -32,76 kg.

Perpustakaan Unika

B. Menentukan reaksi pada kuda-kuda K1

KT2

R3

R2

R1

Perhitungan reaksi dengan program SAP 2000, diperoleh :


R1 menumpu pada ringbalk
R2 menumpu pada kuda-kuda KT1
R3 menumpu pada kuda-kuda KT2
R1 akibat DL = 1383,15 kg
R1 akibat LL = 253,83 kg
R1 akibat Wt = 151,56 kg
R1 akibat Wh = -202,08 kg
R2 akibat DL = 1627,61 kg
R2 akibat LL = 327,92 kg
R2 akibat Wt = 112,45 kg
R2 akibat Wh = -149,91 kg
R3 akibat DL = 538,85 kg

Perpustakaan Unika

3.1.4.3 Perhitungan kuda-kuda KP ( 50.50.5 , 40.40.4 )


A. Pembebanan kuda-kuda

P1

P2

P3

2.00

1.25

1.25

1. Beban mati
a. Beban gording
Beban gording = 7,51 kg/m.
P1 = P3 = 2

1,25
m 7,51 kg/m' = 9,39 kg.
2

P2 = 2 1,25 m 7,51 kg/m' = 18,78 kg.


b. Beban penutup atap
Beban genting beton = 50 kg/m2.
P1 = P3 = 0,5 (1,62 + 1,62) m

1,25
m 50 kg/m2 = 50,63 kg.
2

P2 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 1,25 m 50 kg/m2 = 101,25 kg.


c. Beban profil
Beban profil = 2 [(7,00 m3,77 kg/m)+ (6,72 m 2,42 kg/m)]
= 85,30 kg.

Perpustakaan Unika

P1 = P3 =

P2 =

0,5 1,25 m
85,30 kg = 21,33 kg.
2,50 m

1,25 m
85,30 kg = 42,65 kg.
2,50 m

d. Beban plafond + ME
= 18 kg/m2

Beban plafond + penggantung


Beban ME

= 10 kg/m2 +
= 28 kg/m2

P1 = P3 = 0,5 (1,62 + 1,62) m

1,25
m 28 kg/m2 = 28,35 kg.
2

P2= 0,5 (1,62 + 1,62) m 1,25 m 28 kg/m2 = 56,70 kg.


2. Beban hidup
Beban hidup atap = 100 kg
P1 = P3 = 0,5 100 kg = 50 kg.
P2 = 100 kg.
3. Beban angin
Beban angin (w) = 35 kg/m2.
Kemiringan atap () = 35
a. Beban angin tekan
qt = (0,02 - 0,4) w = (0,02 35 - 0,4) 35 kg/m2 = 10,50 kg/m2.
P1 = P3 = 0,5 (1,62 + 1,62) m

1,25
m 10,50 kg/m2 = 10,63 kg.
2

P2 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 1,25 m 10,50 kg/m2 = 21,26 kg.


b. Beban angin hisap
qh = -0,4 w = -0,4 35 kg/m2 = -14 kg/m2.

Perpustakaan Unika

P1 = P3 = 0,5 (1,62 + 1,62) m

1,25
m (-14) kg/m2 = -14,75 kg.
2

P2 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 1,25 m (-14) kg/m2 = -28,35 kg.

B. Menentukan reaksi pada kuda-kuda KP

2.00

R1

R2

Perhitungan reaksi dengan program SAP 2000, diperoleh :


R1 menumpu pada kuda-kuda Jurai
R2 menumpu pada kuda-kuda K1
R1 akibat DL = 265,85 kg
R1 akibat LL = 186,48 kg
R1 akibat Wt = 16,8 kg
R1 akibat Wh = -31,13 kg
R2 akibat DL = 307,44 kg
R2 akibat LL = 147,24 kg
R2 akibat Wt = 29,73 kg
R2 akibat Wh = 42,93 kg

Perpustakaan Unika

3.1.4.4 Perhitungan kuda-kuda KT1 ( 70.70.7 , 50.50.5 , 40.40.4 )

A. Pembebanan kuda-kuda

P5

P6

P7

P8

P9
P3

P10

P11

P12

P13

P4

P14

P3

P15

P2

P16

P1

P17

1.50

1.33

1.33

1.33

1.33

1.33

1.33

1.5

1.5

1.33

1.33

1. Beban mati
a. Beban gording
Beban gording = 7,51 kg/m.
P1 = P17 = 56,33 kg.
P2 = P16 = 49,06 kg.
P3 = P15 = 30,35 kg.
P4 = P14 = 27,10 kg.
P5 = P13 = 15,02 kg.
b. Beban penutup atap
Beban genting beton = 50 kg/m2.
P1 = P17 = 183 kg.
P2 = P16 = 345 kg.
P3 = P15 = 324 kg.

1.33

1.33

1.33

1.33

1.50

Perpustakaan Unika

P4 = P14 = 324 kg.


P5 = P13 = 324 kg.
c. Beban profil
Beban profil (P1 P4) = 2 [(12,84 m 7,38 kg/m) (3,54 m
3,77 kg/m) + (4,16 m 2,42 kg/m)] = 236,34 kg.
Beban profil (P14 P17) = 236,34 kg.
Beban profil (P5 P13) = 2 [(21,96 m 7,38 kg/m) (13,05 m
3,77 kg/m) + (16 m 2,42 kg/m)] = 499,98 kg.
P1 = P17 =

0,5 1,83 m
236,34 kg = 39,40 kg.
5,49 m

P2 = P16 = 39,40 kg +

P3 = P4 = P14 = P15 =

P5 = P13 =

0,5 1,62 m
236,34 kg = 74,26 kg.
5,49 m
1,62 m
236,34 kg = 69,74 kg.
5,49 m

0,5 1,62 m
0,5 1,33 m
236,34 kg +
499,98 kg
5,49 m
10,98 m

=65,14 kg.
P6 = P7 = P11 = P12 =

P8 = P10 =

P9 =

1,33 m
499,98 kg = 60,56 kg.
10,98 m

0,5 (1,33 + 1,50)m


499,98 kg = 64,44 kg.
10,98 m

1,50 m
499,98 kg = 68,30 kg.
10,98 m

d. Beban plafond + ME
Beban plafond + penggantung

= 18 kg/m2

Perpustakaan Unika

Beban ME

= 10 kg/m2 +
= 28 kg/m2

P1 = P17 = 102,48 kg.


P2 = P16 = 193,20 kg.
P3 = P15 = 181,44 kg.
P4 = P14 = 181,44 kg.
P5 = P13 = 181,44 kg.
2. Beban hidup
Beban hidup atap = 100 kg
P1 = P17 = 0,5 100 kg = 50 kg.
P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P8 = P9 = P10 = P11 = P12 = P13 = P14
= P15 = P16 = 100 kg.
3. Beban angin
Beban angin (w) = 35 kg/m2.
Kemiringan atap () = 35
a. Beban angin tekan
qt = (0,02 - 0,4) w = (0,02 35 - 0,4) 35 kg/m2 = 10,50 kg/m2.
P1 = P17 = 72,06 kg.
P2 = P16 = 108,68 kg.
P3 = P15 = 89,13 kg.
P4 = P14 = 61,58 kg.
P5 = P13 = 38,01 kg.

Perpustakaan Unika

b. Beban angin hisap


qh = -0,4 w = -0,4 35 kg/m2 = -14 kg/m2.
P1 = P17 = -96,08 kg.
P2 = P16 = -144,90 kg.
P3 = P15 = -118,84 kg.
P4 = P14 = -82,1 kg.
P5 = P13 = -50,68 kg.
B. Menentukan reaksi pada kuda-kuda KT1

R1

Perhitungan reaksi dengan program SAP 2000, diperoleh :


R1 menumpu pada ringbalk
R2 menumpu pada ringbalk
R1 akibat DL = 5484,95 kg
R1 akibat LL = 1524,7 kg
R1 akibat Wt = 449,76 kg
R1 akibat Wh = -599,91 kg
R2 akibat DL = 5484,95 kg
R2 akibat LL = 1524,7 kg

R2

Perpustakaan Unika

R2 akibat Wt = 449,76 kg
R2 akibat Wh = -599,91 kg

3.1.4.5 Perhitungan kuda-kuda KT2 ( 70.70.7 , 50.50.5, 40.40.4 )

A. Pembebanan kuda-kuda
P8

P3
P9

P10

P7

P11

P6

P12

P5

P13

P4

P14

P3

P15

P2

P16

P1

P17

1.50

1.33

1.33

1.33

1.33

1.33

1.33

1.5

1.5

1.33

1.33

1.33

1.33

1.33

1.33

1.50

1. Beban mati
a. Beban gording
Beban gording = 7,51 kg/m.
P1 = P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P8 = P10 = P11 = P12 = P13
= P14 = P15 = P16 = P17 = 30,04 kg.
Beban penutup atap
Beban genting beton = 50 kg/m2.
P1 = P17 = 183 kg.
P2 = P8 = P10 = P16 = 345 kg.
P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = 324 kg.

Perpustakaan Unika

b. Beban profil
Berat profil (P1 P8) = 2 [(22,35 m 7,38 kg/m) (7,20 m
3,77 kg/m) + (8,79 m 2,42 kg/m)] = 426,72 kg.
Berat profil (P8 P10) =.2 [(7,85 m 7,38 kg/m) (3,70 m
3,77 kg/m) + (5,00 m 2,42 kg/m)] = 167,96 kg.
Berat profil (P10 P17) = 2 [(22,35 m 7,38 kg/m) (7,20 m
3,77 kg/m) + (8,79 m 2,42 kg/m)] = 426,72 kg.
P1 = P17 =

0,5 1,83 m
426,72 kg = 33,81 kg.
11,55 m

P2 = P16 = 33,81 kg +

0,5 1,62 m
426,72 kg = 63,73 kg.
11,55 m

P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 =


1,62 m
426,72 kg = 59,85 kg.
11,55 m
P8 = P10 =

0,5 (1,33 + 1,50) m


0,5 1,5
426,72 kg +
167,96 kg
11,55 m
3

= 71,92 kg.
P9 =

1,50 m
167,96 kg = 83,98 kg.
3,00 m

c. Beban plafond + ME
Beban plafond + penggantung
Beban ME

= 10 kg/m2 +
= 28 kg/m2

P1 = P17 = 102,48 kg.


P2 = P8 = P16 = P10 = 193,20 kg.

= 18 kg/m2

Perpustakaan Unika

P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14


= P15 = 181,44 kg.
2. Beban hidup
Beban hidup atap = 100 kg
P1 = P17 = 0,5 100 kg = 50 kg.
P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P8 = P9 = P10 = P11 = P12 = P13 = P14
= P15 = P16 = 100 kg.
3. Beban angin
Beban angin (w) = 35 kg/m2.
Kemiringan atap () = 35
a. Beban angin tekan
qt = (0,02 - 0,4) w = (0,02 35 - 0,4) 35 kg/m2 = 10,50 kg/m2.
P1 = P17 = 38,43 kg.
P2 = P16 = 72,45 kg.
P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = 68,04 kg.
P8 = P10 = 76,86 kg
b. Beban angin hisap
qh = -0,4 w = -0,4 35 kg/m2 = -14 kg/m2.
P1 = P17 = -51,24 kg.
P2 = P16 = -96,60 kg.
P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = -90,72 kg.
P8 = P10 = 76,86 kg

Perpustakaan Unika

B. Menentukan reaksi pada kuda-kuda KT2

R1
R2

Perhitungan reaksi dengan program SAP 2000, diperoleh :


R1 menumpu pada ringbalk
R2 menumpu pada ringbalk
R1 akibat DL = 5262,82 kg
R1 akibat LL = 1120,59 kg
R1 akibat Wt = 446,12 kg
R1 akibat Wh = -594,83 kg
R2 akibat DL = 5262,82 kg
R2 akibat LL = 1120,59 kg
R2 akibat Wt = 446,12 kg
R2 akibat Wh = -594,83 kg

Perpustakaan Unika

3.1.4.6 Perhitungan kuda-kuda K1 ( 70.70.7 , 50.50.5, 80.80.8 )

A. Pembebanan kuda-kuda
P9

P8

P10

P7

P11

P6

P12

P5

P13

P4

P14

P3

P15

P2

P16

P1

P17

1.50

1.33

1.33

1.33

1.33

1.33

1.33

1.5

1.5

1.33

1.33

1.33

1.33

1.33

1.33

1.50

1. Beban mati
a. Beban gording
Beban gording = 7,51 kg/m.
P1 = P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P8 = 30,04 kg.
P9 = 60,08 kg
b. Beban penutup atap
Beban genting beton = 50 kg/m2.
P1 = P17 = 183 kg.
P2 = P8 = P10 = P16 = 345 kg.
P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = 324 kg.
c. Beban profil

Perpustakaan Unika

Berat profil (P1 P8) = 2 [(51,86 m 7,38 kg/m) (20,16 m 3,77


kg/m) + (20,94 m 2,42 kg/m)] = 509,40 kg.
P1 = P17 =

0,5 1,83 m
509,4 kg = 17,68 kg.
26,36 m

P2 = P16 = P8 = P10 = 17,68 kg +

0,5 1,62 m
509,4 kg = 33,33 kg.
26,36 m

P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 =


1,62 m
509,4 kg = 30,31 kg.
26,36 m
P9 =

1,83 m
509,4 kg = 35,36 kg.
26,36 m

d. Beban plafond + ME
= 18 kg/m2

Beban plafond + penggantung


Beban ME

2
+ = 10 kg/m +

= 28 kg/m2
P1 = P17 = 102,48 kg.
P2 = P8 = P16 = P10 = 193,2 kg.
P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14
= P15 = 181,44 kg.
P9 = 204,96 kg.
2. Beban hidup
Beban hidup atap = 100 kg
P1 = P17 = 0,5 100 kg = 50 kg.
P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P8 = P9 = P10 = P11 = P12 = P13 = P14
= P15 = P16 = 100 kg.

Perpustakaan Unika

3. Beban angin
Beban angin (w) = 35 kg/m2.
Kemiringan atap () = 35
c. Beban angin tekan
qt = (0,02 - 0,4) w = (0,02 35 - 0,4) 35 kg/m2 = 42 kg/m2.
P1 = P17 = 38,43 kg.
P2 = P16 = P8 = P10 = 72,45 kg.
P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = 68,04 kg.
P9= 76,86 kg
d. Beban angin hisap
qh = -0,4 w = -0,4 35 kg/m2 = -56 kg/m2.
P1 = P17 = P8 = P10 = -51,24 kg.
P2 = P16 = -96,60 kg.
P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = -90,72 kg.
P9 = -102,48 kg

Perpustakaan Unika

B. Menentukan reaksi pada kuda-kuda K1

R1

Perhitungan reaksi dengan program SAP 2000, diperoleh :


R1 menumpu pada ringbalk
R2 menumpu pada ringbalk
R1 akibat DL = 4703,49 kg
R1 akibat LL = 800 kg
R1 akibat Wt = 493,56 kg
R1 akibat Wh = 654,94 kg
R2 akibat DL = 4703,49 kg
R2 akibat LL = 800 kg
R2 akibat Wt = 493,56 kg
R2 akibat Wh = 654,94 kg

R1

Perpustakaan Unika

3.1.4.7 Perhitungan kuda-kuda Jurai ( 70.70.7 , 50.50.5 40.40.4)

A. Pembebanan kuda-kuda
P9

P8

P7

P6

P5

P4

P3

P2

P1

2.12

1.89

1.89

1.89

1.89

1.89

1.89

2.12

1. Beban mati
a. Beban gording tidak diperhitungkan
b. Beban penutup atap tidak diperhitungkan
c. Beban profil
Berat profil = 2 [ (35,17 m 3,77 kg/m) + (14,07 m 2,42 kg/m)]
= 333,28 kg.
P1 = P9 =

0,5 2,37 m
333,2 kg = 22,72 kg.
17,38 m

P2 = P8 = 22,72 kg +

0,5 2,11 m
333,28 kg = 42,96 kg.
17,38 m

Perpustakaan Unika

P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = 22,72 +

P9 =

0,5 2,11 m
333,28 kg = 42,96 kg.
17,38 m

1,83 m
509,4 kg = 35,36 kg.
26,36 m

d. Beban plafond + ME
2. Beban hidup tidak diperhitungkan
3. Beban angin
a. Beban angin tekan tidak diperhitungkan
b. Beban angin hisap tidak diperhitungkan

B. Menentukan reaksi pada kuda-kuda K1

R4

R3

R2

R1

R1 menumpu pada ringbalk


R2 menumpu pada ringbalk

Perpustakaan Unika

R1 akibat DL = 106,42 kg
R1 akibat LL = 248,15 kg
R2 akibat DL = 127 kg
R2 akibat LL = 315,8 kg
R3 akibat DL = 83,87 kg
R3 akibat LL = 202,34 kg
R4 akibat DL = 16,37 kg
R4akibat LL = 33,72 kg

Perpustakaan Unika

3.1.5 Cek penampang batang tekan (LRFD)


A. Cek penampang profil 40. 40. 4
4 54
sb. y

40

sb. x
e
e

e
40

4
40

Data profil siku 40.40.4 :


Ag = 308mm2

Ix = Iy = 44800 mm4

i = 15,2 mm

e = 11,2 mm

ix = iy = 12,1 mm

i = 7,8 mm

BJ 37 fy = 240 MPa
fu = 370 Mpa
Ambil gaya tekan akibat kombinasi pembebanan terbesar Nu = 1117,20 kg
dengan panjang bentang L = 1680 mm.
a) cek tekuk lokal

f =

b 40
= = 10
t 4

r =

200
fy

f < r (OK)
b) estimasi jarak kopel minimum
diambil k = 1
dicoba menggunakan 6 buah plat kopel
L1 =

1 =

1680
= 336 mm
6 1
L1
336
= 43,08 < 50 (OK)
=
rmin
7,8

200
240

= 12,91

Perpustakaan Unika

c) kelangsingan arah sumbu bahan (sumbu x)


k Lx
1 1680
=
= 138,84
ix
12,1

x =

x = 138,84 > 1 = 51,69 (OK)


d) kelangsingan arah sumbu bebas bahan (sumbu y)
Iy

t p

= 2 I y + Ag e y +

= 2 44800 + 308 11,2 +

= 205217,04 mm4

A profil = 2 Ag = 2 308 = 616 mm2


Iy

iy total =

y =

A profil

k Lky

1 1680
= 92,0435
18,2522

i y tot

205217,04
= 18,2522 mm
616

e) kelangsingan ideal

iy =

y2 +

m
12
2

= 92,0435 2 +

2
43,0769 2
2

= 101,6249 > 1,2 i = 51,69 (OK)


Karena x > y , tekuk terjadi pada sumbu bahan

cx =
=

fy
E

138,84
240
3,14 2 10 5

= 1,53 > 1,2

x = 1,25 cx 2 = 1,25 1,53 2 = 2,93

Perpustakaan Unika

fcr =

fy

240
= 81,91 Mpa
2,93

f) daya dukung nominal komponen struktur tekan

N n = 0,85 Ag f cr
= 0,85 616

240
2,93

= 50460,78 N = 5046,08 kg
N u = 1117,20 kg < Nn = 5046,08 kg (OK)
Nu
1117,20
=
= 0,26 < 1 (OK)
N n 5046,08

g) perhitungan dimensi pelat kopel


syarat kekakuan pelat kopel
t = 5 mm
a = 2e + t = 2 11,2 + 5 = 27,40 mm
= 44800 mm4

I1 = Imin
L1 = 336 mm
I
Ip
10 1
a
L1
1
12

I
t h3
10 1
L1
a

1
12

44800
5 h3
10
27,4
336
h 44,43 mm 50 mm

maka diambil h = 50 mm dan t = 5 mm


h) cek kekuatan pelat kopel
Du = 0,02 N u = 0,02 1117,20 = 22,34 kg

Gaya sebesar 22,34 kg dibagikan ke 6 pelat kopel, maka masing-masing


kopel memikul 3,72 kg.

Perpustakaan Unika

Kuat geser pelat kopel :

w =

h
50
=
= 10
t
5

pv = 1,1

Kn E
fy

;dimana K n = 5 +

18,4863 2.10 5
= 1,1
240
= 147,75

w < pv ; sehingga:
Vn = 0,6 f y Aw
= 0,9 0,6 240 (50 5)
= 32400 N = 3240 kg
Vu = 3,72 kg < Vn = 8294,4 kg (OK)
Vu
3,72
= 0,00148 < 1 (OK)
=
3240
Vn

5
a

h

= 5+

5
27,4

50

= 21,65

Perpustakaan Unika

B. Cek penampang profil 50. 50. 5

5 55
sb. y

50

sb. x
e
5

e
50

50
0

Data profil siku 50.50.5 :


Ag = 480 mm2

Ix = Iy = 110000 mm4

i = 19 mm

e = 14 mm

ix = iy = 15,1 mm

i = 9,8 mm

BJ 37 fy = 240 MPa
fu = 370 Mpa
Ambil gaya tekan akibat kombinasi pembebanan terbesar Nu = 6987,17 kg
dengan panjang bentang 1050,31 mm.
a) cek tekuk lokal

f =

b 50
= = 10
t 5

f =10 < r = 12,91

r =

200

fy

(OK)

b) estimasi jarak kopel minimum


diambil k = 1
dicoba menggunakan 4 buah plat kopel
L1 =

1 =

1050,31
= 350,10 mm
4 1
L1
350,10
= 35,72 < 50
=
rmin
9,8

(OK)

200
240

= 12,91

Perpustakaan Unika

c) kelangsingan arah sumbu bahan (sumbu x)


k Lx
1 1050,31
= 69,56
=
ix
15,1

x =

x = 69,56 > 1 = 42,8699

(OK)

d) kelangsingan arah sumbu bebas bahan (sumbu y)


Iy

= 2 I y + Ag

2
t p

e y +
2

= 2 110000 + 480 15,1 +

= 517369,6 mm4
A profil = 2 Ag = 2 480 = 960 mm2
Iy

iy total =

y =

A profil

k Lky

i y tot

517369,6
= 23,2148 mm
960

1 1050,31
= 45,2432
23,2148

e) kelangsingan ideal

iy =

y2 +

m
12
2

= 45,2432 2 +

2
35,72 2
2

= 57,6473 > 1,2 i = 42,87 (OK)


Karena x > iy , tekuk terjadi pada sumbu bahan

cx =
=

fy
E

69,56
240
3,14 2 10 5

= 0,78

Perpustakaan Unika

x =

1,43
1,43
=
= 1,32
1,6 0,67 cx
1,6 0,67 0,78

fy

fcr =

240
= 7,5 MPa
1,32

f) daya dukung nominal komponen struktur tekan

N n = 0,85 Ag f cr
= 0,85 960

240
1,32

= 14874,3904 N = 14874,3904 kg
Nu
6987,17
= 0,4697 < 1 (OK)
=
N n 14874,3904

g) perhitungan dimensi pelat kopel


syarat kekakuan pelat kopel
t = 8 mm

a = 2e + t = 2 11,2 + 5 = 33 mm
I
Ip
10 1 dimana I1 = Imin
a
L1

2
2

1
12

I
t h3
10 1
a
L1

1
12

5 h3
11 10 4
10
33
350,1038

= 11104 mm4

h 62,8985 mm 65 mm
maka diambil h = 65 mm dan t = 5 mm
h) cek kekuatan pelat kopel

Du = 0,02 N u = 0,02 6987,17 = 139,7434 kg


Gaya sebesar 139,7434 kg dibagikan ke 4 pelat kopel, maka masingmasing kopel memikul 34,9359 kg.
Kuat geser pelat kopel :

w =

h
65
= 13
=
5
t

Perpustakaan Unika

pv = 1,1

= 1,1

Kn E
fy

;dimana K n = 5 +

24,3985 2.10 5
240

= 142,5907

w < pv ; sehingga:
Vn = 0,6 f y Aw
= 0,9 0,6 240 (65 5)
= 42120 N = 4212 kg
Vu = 34,9359 kg < Vn = 4212 kg (OK)
Vu
34,9359
=
= 0,0083 < 1 (OK)
4212
Vn

5
a

h

= 5+

5
33

65

= 24,3985

Perpustakaan Unika

C. Cek penampang profil 70. 70. 7

7 57
sb. y

70

sb. x
e
e

e
70

7
70

Data profil siku 70.70.7 :


Ag = 940 mm2

Ix = Iy = 424000 mm4

i = 26,7 mm

e = 19,7 mm

ix = iy = 21,2 mm

i = 13,7 mm

BJ 37 fy = 240 MPa
fu = 370 Mpa
Ambil gaya tekan akibat kombinasi pembebanan terbesar Nu = 20015,68kg
dengan panjang bentang 1,623 m.
a) cek tekuk lokal

1 =

b 70
=
= 10
t
7

r =

200
200
=
= 12,91
fy
240

1 < r (Ok!)
i) estimasi jarak kopel minimum estimasi jarak kopel minimum
diambil k = 1
dicoba menggunakan 4 buah plat kopel
L1 =

1623,6302
= 541,2101 mm
4 1

Perpustakaan Unika

L1
541,2101
=
= 39,5044 < 50
13,7
rmin

1 =

(OK)

b) kelangsingan arah sumbu bahan (sumbu x)

x =

k L x 1623,6302
= 76,5863
=
ix
21,2

x = 76,5863 > 1,2 1 = 47,4053

(OK)

c) kelangsingan arah sumbu bebas bahan (sumbu y)


Iy = 2 ( Iy + A (ex + 0,5 t)2 )
= 2 (424000 + 940 (19,7 + 2,5)2 )
= 1774539,2 mm4
Ag = 2 . Ag1 = 2 . 940 = 1880 mm2
Iy

iy total =

y =

Ag

k Lky
iy

1774539,2
= 30,723 mm
1880

1623,6320
= 52,8474
30,723

d) kelangsingan ideal

iy = 2y +

m 2
2
1 = 52,8474 2 + 39,5044 2 = 65,9807
2
2

e) cek elemen-elemen batang harus lebih stabil dari batang majemuk

x = 65,9807 > 1,2 1 = 47,4053

(OK)

f) kestabilan batang majemuk

iy = 97,03 > x = 132,08 (jadi tekuk terjadi pada sumbu bahan)


cx =
=

fy
E

76,5863
240
= 0,8445
3,14
2 10 5

0.25< cx <1,2

y =

y =

1,43
1,6 0,67cy

1,43
= 1,3827
1,6 0,67 0,8445

Perpustakaan Unika

fy

fcr =

240
= 173,5734 MPa
1,3827

g) daya dukung nominal komponen struktur tekan

Nn = 0,85 Ag fcr
= 0,85 1880 173,5734 = 277364,078 N = 27736,4078 kg

Nu = 20015,68 kg < Nn = 27736,4078 kg (Ok!)

Nu
20015,68
=
= 0,7216 < 1
N n 27736,4078
h) perhitungan dimensi pelat kopel
syarat kekuatan pelat kopel
a = 2e + t = 2 19,7 + 5 = 44,4 mm
I
Ip
10 1 dimana I1 = Ix = Iy = 424000 cm4
a
L1

2
2

1
12

I
t h3
10 1
a
L1

1
12

5 h3
424000
10
44,4
541,2101

0,0282 h3 23541,9766
h 94,1596 mm
maka diambil h = 95 dan t = 5 mm
i) cek kekuatan pelat kopel
Du = 0,02 Nu = 0,02 20015,68 = 400,3136 kg untuk 3 daerah ada 4
kopel maka
masing-masing kopel memikul 100,0784 kg.
Kekuatan geser pelat kopel :

w =

h 95
=
= 19
t
5

pv = 1,1

Kn E
fy

dimana Kn = 5 +

5
a2

= 5+

5
44 , 42

= 27,8903
95

Perpustakaan Unika

= 1,1

27,8903 2 10 5
= 167,6983
240

w < pv
maka :

Vn = 0,65 0,6 fy Aw
= 0,9 0,6 240 95 5 = 61560 N = 6156 kg
Vu = 100,0784 kg < Vn = 6156 kg (Ok!)
Vu
100,0784
=
<1
Vn
6156

Perpustakaan Unika

3.1.6 Cek penampang batang tarik (LRFD)

A. Cek penampang profil 40. 40. 4

4 54
sb. y

40

sb. x
e
e

e
40

4
40

Data profil siku 40.40.4 :


Ag = 308mm2

Ix = Iy = 44800 mm4

i = 15,2 mm

e = 11,2 mm

ix = iy = 12,1 mm

i = 7,8 mm

w = 22

Dbaut = 12 mm

BJ 37 fy = 240 MPa
fu = 370 MPa
Ambil gaya tarik akibat kombinasi pembebanan terbesar Nu = 6918,79 kg

18 m m

22 m m

40 m m

40 m m

Perpustakaan Unika

Leleh penampang Bruto

Tn = y 2 Ag fy
= 0,09 2 308 240 = 164160 N
Tahanan pada penampang netto
An = Ag n ( db + 2 ) t
= 308 1 ( 12 + 2) 4 = 252 mm2

x
U = 1
L

11,2
= 1
= 0,72 mm2
40

Tn = f U 2 An fu
= 0,75 0,72 2 252 370
=100699,2 N
Tahanan geser blok
0,6 fu 2Anv = 0,6 370 (2 236)= 104784 N
Anv = (80 1,5 (12+2)) 4 = 236 mm
fu 2Ant = 370 2 ( 22 0,5(12+2) 4 = 44400 N
Karena fu 2Ant < 0,6 fu 2An gunakan persamaan
Tn = 0,6 fu 2Anv + fy 2Agt
= 104784 + (240 2(22 4)
= 147024 N
Jadi Tn = 100699,2 N

Tn = 0,75 100699,2 = 75524,4 N = 7552,4 kg


Tn > Tu (6918,79 kg)

Perpustakaan Unika

B. Cek penampang profil 50. 50. 5

5 55
sb. y

50

sb. x
e
e

e
50

50

Data profil siku 50.50.5 :


Ag = 480 mm2

Ix = Iy = 110000 mm4

i = 19 mm

e = 14 mm

ix = iy = 15,1 mm

i = 9,8 mm

w = 30 mm

Dbaut = 16 mm

BJ 37 fy = 240 MPa
fu = 370 MPa
Ambil gaya tarik akibat kombinasi pembebanan terbesar Nu = 10737,89 kg

20 m m

30 m m

50 m m

50 m m

Perpustakaan Unika

Leleh penampang Bruto

Tn = y 2 Ag fy
= 0,09 2 480 240 = 207360 N
Tahanan pada penampang netto
An = Ag n ( db + 2 ) t
= 480 1 ( 16 + 2) 5 = 390 mm2

x
U = 1
L

= 1

14
= 0,72 mm2
50

Tn = f U 2 An fu
= 0,75 0,72 2 390 370
=155844 N
Tahanan geser blok
0,6 fu 2Anv = 0,6 370 (2 365)= 162060 N
Anv = (100 1,5 (16+2)) 5 = 365 mm
fu 2Ant = 370 2 ( 30 0,5(16+2) 5= 77700 N
Karena fu 2Ant < 0,6 fu 2An gunakan persamaan
Tn = 0,6 fu 2 Anv + fy 2Agt
= 162060 + (240 2(30 5)
= 234060 N
Jadi Tn = 155844 N

Tn = 0,75 155844 = 116883 N = 11688,3 kg


Tn > Tu (10737,89 kg)

Perpustakaan Unika

C. Cek penampang profil 70. 70. 7

7 57
sb. y

70

sb. x
e
e

e
70

7
70

Data profil siku 70.70.7 :


Ag = 940 mm2

Ix = Iy = 424000 mm4

i = 26,7 mm

e = 19,7 mm

ix = iy = 21,2 mm

i = 13,7 mm

w = 40 mm

Dbaut =

BJ 37 fy = 240 MPa
fu = 370 MPa
Ambil gaya tarik akibat kombinasi pembebanan terbesar Nu = 3667,24 kg

30 m m

40 m m

60 m m

Leleh penampang Bruto

Tn = y 2 Ag fy

60 m m

Perpustakaan Unika

= 0,09 2 940 240 = 406080 N


Tahanan pada penampang netto
An = Ag n ( db + 2 ) t
= 480 1 ( 16 + 2) 7 = 814 mm2

x
U = 1
L

= 1

19,7
= 0, 6717 mm2
60

Tn = f U 2 An fu
= 0,75 0,6717 2 814 370
=1303452,909 N
Tahanan geser blok
0,6 fu 2Anv = 0,6 370 (2 651)= 289044 N
Anv = (120 1,5 (16+2)) 7 = 651 mm
fu 2Ant = 370 2 ( 430 0,5(16+2) 7= 160580 N
Karena fu 2Ant < 0,6 fu 2An gunakan persamaan
Tn = 0,6 fu 2Anv + fy 2Agt
= 289044+ (240 2(40 7)
= 423444 N
Jadi Tn = 303453,909 N

Tn = 0,75 303453,909 = 227590,432 N = 22759 kg


Tn > Tu (3667,24 kg)

Perpustakaan Unika

3.1.7 Perhitungan sambungan baut


Diambil contoh titik buhul 1 pada batang 1 kuda-kuda K1
Dari tabel gaya batang didapatkan gaya batang maksimum Ru = -11594.33 kg
Diketahui :
tebal pelat = 5 mm
diameter baut = = 12mm
1) Tahanan geser baut
r1 = 0,5 untuk baut tanpa ulir pada bidang geser

f = 0,75
m = jumlah bidang geser =2
fub = tegangan tarik putus baut = 825 MPa
Rn = f r1 f u 0,25 d 2 m
b

Rn = 0,75 0,5 825 0,25 3,14 122 2 = 69943,5 N = 6994,35 kg


2) Tahanan tumpu baut

f = 0,75
db = diameter baut
tp = tebal pelat
fu = tegangan tari putus yang terendah antara baut dan pelat = 370 Mpa

Rn = 2,4 f d b t p f u
= 2,4 0,75 12 5 370 = 39960 N = 3996 kg
3) Menentukan jumlah baut
Tahanan nominal baut dipilih yang terkecil di antara tahanan geser dan
tahanan tumpu baut Rn = 3996 kg
Jumlah baut (n) = Ru / Rn = -11594,33/ 3996 = 2,991 ~ 3 baut

Perpustakaan Unika

3.1.8 Perhitungan base plate


Dari perhitungan mekanika menggunakan SAP 2000 pada kuda-kuda
didapatkan reaksi maksimum Ru = 7424,36 kg
Diambil pelat baja tebal = 10 mm, b = 30 cm,h = 50 cm

max=
=

P
M
+
bxh W
7424,36 1001262
+
30 x50
30 x50 2

= (4,950 + 13,350) kg/cm2


= 18,3 kg/cm2 < beton

min= (4,950 - 13,350) kg/cm2


= -8,4 kg/cm2
Tegangan minimum yang harus ditahan oleh angker

x
8,4
=
60 x 13,5
13,5x = 504 8,4x
x=

504
21,9

T = 23,014 30 ( 8,4 )
= 2899,764 kg

Perpustakaan Unika

F=
=

2899,764
1400

= 2,071 cm2
Dipergunakan angker 19 mm = 2,835 cm2
Dipasang 4 19 mm, panjang = 50 cm

Perpustakaan Unika

3.2 Perhitungan pelat lantai


3.2.1 Pembebanan pelat lantai
Berat mati lantai
a) berat sendiri pelat lantai

= 0,12 2400 =

288 kg/m2

b) urugan pasir

= 0,05 1800 =

90 kg/m2

c) spesi

= 3 21

63 kg/m2

d) ubin keramik

= 0,5 15

7,5 kg/m2

e) talang AC

10 kg/m2 +

qDL = 458,5 kg/m2


Berat mati lantai kamar mandi
a) berat sendiri pelat lantai

= 0,15 2400 =

360 kg/m2

b) urugan pasir

= 0,05 1800 =

90 kg/m2

c) spesi

= 3 21

63 kg/m2

d) ubin keramik

= 0,5 15

7,5 kg/m2

e) plafond penggantung

= 11 + 7

18 kg/m2

10 kg/m2 +

f) talang AC

qDL = 530,5 kg/m2

Berat hidup lantai dan kamar mandi = 250 kg/m2


Berat hidup hall dan selasar

Kombinasi beban :
qu = 1,2 qDL + 1,6 qLL

= 300 kg/m2

Perpustakaan Unika

3.2.2 Penulangan pelat lantai dua arah (two way slab)


Diambil contoh perhitungan pelat tipe B
Data-data perencanaan :
lx =4 m

ly
= 1,1
lx

ly = 4,4 m

ly

lx

Asumsi : jepit elastis


Dari PBI 71 tabel 13.3.2 didapatkan: kx = 42, ky = 37
qu = 1,2 qDL + 1,6 qLL
= 1,2 458,5 + 1,6 250
= 950,2 kg/m2

f /c = 30 MPa

= 0,9

fy = 240 MPa

Cv = 20 mm

tul = 10 mm

Perpustakaan Unika

A. Penulangan arah x
M1x = -Mtx = 0,001 qu (l x ) k x
2

= 0,001 950,2 (4 ) 42 10000


2

= 6385344 N.mm
Mn =

Mu

6385344
= 7094826,667 N.mm 7,1106 N.mm
0,9

d = h cv

= 120 20

10
= 95 mm
2

Cc z

Mn

Mn

= 0,85 f ' c a b d
2

= 0,85 30 a 1000 95
2

7,1106

a = 2,98 mm

Ts

Cc
= 0,85 f ' c a b

As fy
As =

0,85 30 2,98 1000


240

= 316,09 mm2

Perpustakaan Unika

Pembatasan luasan tulangan :

As min = 0,018 % b h = 0,0018 1000 120 = 216 mm2


Digunakan As pakai = As min = 316,09 mm2
1
4

Jarak (S) =

10 2 1000
= 248,34 mm
316,09

Digunakan 10 200 mm untuk tulangan arah x


Tulangan bagi = 25% tulangan utama = 0,25 316,09 mm2 = 79,02 mm2
Jarak (S) =

1
4

6 2 1000
= 357,81 mm
79,02

Digunakan tulangan bagi 6 300 mm

B. Penulangan arah y

M1x = -Mtx = 0,001 qu (l x ) k y


2

= 0,001 950,2 (4 ) 37 10000


2

= 5625184 N.mm

Mn =

Mu

5625184
= 6250204,444 N.mm 6,3106 N.mm
0,9

3
3
d = h cv = 120 20 10 = 85 mm
2
2

Cc z

Mn

Mn

= 0,85 f ' c a b d
2

Perpustakaan Unika

= 0,85 30 a 1000 85
2

6,3106

a = 2,93 mm

Ts

Cc
= 0,85 f ' c a b

As fy

0,85 30 2,93 1000


240

As =

= 311,74 mm2

Pembatasan luasan tulangan :

As min = 0,018 % b h = 0,0018 1000 120 = 216 mm2


Digunakan As pakai = As min = 311,74 mm2
Jarak (S) =

1
4

10 2 1000
= 251,81 mm
311,74

Digunakan 10 250 mm untuk tulangan arah x


Tulangan bagi = 25% tulangan utama = 0,25 311,74 mm2 = 77,94 mm2
Jarak (S) =

1
4

6 2 1000
= 362,77 mm
77,94

Digunakan tulangan bagi 6 300 mm

Perpustakaan Unika

3.2.3 Penulangan pelat lantai satu arah (one way slab)

Diambil contoh perhitungan pelat tipe 2

1/24

1/24

1/8

1.00

lx = 0,9 m

ly
= 4, 4
lx

ly = 4 m

ly

lx

Data-data perencanaan :

qu = 1,2 qDL + 1,6 qLL


= 1,2 298 + 1,6 250
= 757,6 kg/m2

Perpustakaan Unika

f /c = 30 MPa

= 0,9

fy = 240 MPa

Cv = 20 mm

tul = 10 mm

panjang bentang ( l ) = 4,0 m

l
4000
= 148,15 mm 150 mm
=
20
24

tebal pelat (h) =

A. Penulangan daerah lapangan


MA= MB =

1
1
qu l 2 =
757,6 4 2 10000 = 5050667 N.mm
24
24

1
1
qu l 2 = 757,6 4 2 10000 = 15152000 N.mm
8
8

MC

Penulangan pelat bagian lapangan menggunakan MC = 15152000 N.mm


Mn lap

Mu
15152000
= 16835556 N.mm 1,6107 N.mm
=
0,9
0,9

d = h cv

= 150 20

12
= 124 mm
2

Cc z

Mn

Mn

= 0,85 f ' c a b d
2

1,6107

= 0,85 30 a 1000 124


2

a = 5,18 mm

Perpustakaan Unika

Ts

Cc

= 0,85 f ' c a b

As fy
As =

0,85 30 5,18 1000


240

= 550,38 mm2
Pembatasan luasan tulangan :
As min = 0,18% b h = 0,0018 1000 150 = 270 mm2

Digunakan As pakai = As min= 550,38 mm2


Jarak (S) =

1
4

12 2 1000
= 205,39 mm
550,38

Digunakan 12 200 untuk tulangan utama (lapangan)


Tulangan bagi = 25% tulangan utama = 0,25 550,38 mm2 = 137,60 mm2
Jarak (S) =

1
4

10 2 1000
= 570,52 mm
137,60

Digunakan tulangan bagi 10 300 mm

B. Penulangan daerah tumpuan (momen jepit tak terduga)


MA= MB =

1
1
qu l 2 =
757,6 4 2 10000 = 5050667 N.mm
24
24

Penulangan pelat bagian tumpuan menggunakan MA = 5050667 N.mm


Mn tump

Mu
5050667
= 5611852 N.mm 5,6106 N.mm
=
0,9
0,9

d = h cv

= 150 20

12
= 124 mm
2

Perpustakaan Unika

Cc z

Mn

Mn

= 0,85 f ' c a b d
2

= 0,85 30 a 1000 124


2

5,6105

a = 2,37 mm

Ts

Cc

= 0,85 f ' c a b

As fy
As =

0,85 30 2,37 1000


240

= 251,92 mm2
Pembatasan luasan tulangan :
As min = 0,18% b h = 0,0018 1000 150 = 270 mm2

Digunakan As pakai = As min= 270 mm2


Jarak (S) =

1
4

12 2 1000
= 418,67 mm
270

Digunakan 12 250 untuk tulangan utama


Tulangan bagi = 25% tulangan utama = 0,25 270 mm2 = 67,5 mm2
Jarak (S) =

1
4

10 2 1000
= 1162,96 mm
67,5

Digunakan tulangan bagi 10 300 mm

Perpustakaan Unika

3.6 Perhitungan penulangan kolom


3.6.1 Penulangan lentur kolom
Diambil contoh kolom K1
Data-data perencanaan:
fc = 30 MPa

= 3800 mm

fy = 240 MPa

sengkang

= 10 mm

= 600 mm

lentur+aksial = 0,65

= 600 mm

cv

1
= h cv sengkang Dtulangan
2

= 40 mm

1
= 600 40 10 25
2
= 537,5 mm
Dari hasil perhitungan mekanika struktur dengan menggunakan ETABS
diperoleh:
Pu = 3515121 N
Kolom sebagai bagian dari Sistem Pemikul Beban Lateral (SPBL) harus
memenuhi syarat:
Pu >

Ag f ' c

Ag f ' c
10

(ACI 318-02 Ps.21.4.1)

10
=

600 600 30
= 1080000 N
10

Pu = 3515121 N >

Ag f ' c
10

= 1080000 N

Cek syarat kecukupan dimensi kolom:

(OK)

Perpustakaan Unika

1) Ukuran penampang terkecil = 600 mm > 300 mm (OK) (ACI


Ps.21.4.1.1)

dimensi pendek
600
=
= 1 > 0,4 (OK)
dimensi panjang
600

2)

(ACI 318-02

Ps.21.4.1.1)

Pn

Pu

3515121
= 5407878,46 N
0,65

Mux = 490060900 N.mm


Muy = 485480800 N.mm
Mu

Mn

(490060900)2 + (485480800)2
Mu

ex = ey =

= 689819753,90 N.mm

689819753,90
= 1061261159,85 N.mm
0,65

Mn
1061261159,85
= 196,244 mm
=
Pn
5407878,462

e 196,244
=
= 0,327
h
600
=

b 2 ds
375
= 0,625
=
b
600

Pn
Ag

0,65 5407878,462 196,244


e
=

= 3,194
600 600
600
h

= 0,0218

0,01 < < 0,06

(OK)

Ps.21.4.3.1)

As = b d = 0,0218 600 600 = 7848 mm2


Dipasang 16 D 25

(ACI 318-02

318-02

Perpustakaan Unika

Pengekangan Kolom

ACI 318-02 Ps.21.4.4.4 mensyaratkan adanya pengekangan kolom sepanjang 0,

yaitu:

l 0 h = 600 mm

1
1
l n = 3100 = 516,7 mm 500 mm
6
6

450 mm

Dipakai l 0 = 600 mm
Spasi maksimum yang disyaratkan ACI 318-02 Ps.21.4.4.2 adalah sebagai
berikut:
S maks = 0,25 Dimensi kolom terpendek = 0,25 600 = 150 mm

= 6 Dtulangan = 6 25 = 150 mm

= 100 mm
sehingga diambil s = 100 mm
Ag
f'
Ash 0,3 s hc
1 c
Ach
fy

30
600 2
0,3 100 508
= 388,46 mm2
1
2
390
(600 (2 40 ))

atau
Ash 0,09 s hc

f 'c
30
= 0,09 100 508
= 351,69 mm2
390
fy

dipakai luas penampang pengekangan Ash = 412 = 452,39 mm2

Perpustakaan Unika

3.6.2 Penulangan geser kolom

Diambil contoh kolom K1


Data-data perencanaan:
fc = 30 MPa

l1

= 3100 mm

fy = 240 MPa

sengkang,

= 10 mm

b = 600 mm

geser

= 0,75

h = 600 mm

cv

= 40 mm

1
d = h cv sengkang Dtulangan
2
1
= 600 40 10 25
2
= 537,5 mm
ACI 318-02 Ps.21.4.5.1 mensyaratkan bahwa gaya geser rencana (Ve) harus
ditentukan berdasarkan momen maksimum yang mungkin terjadi (Mpr) dari tiap
komponen struktur yang bertemu pada Hubungan Balok Kolom (HBK) yang
bersangkutan. Mpr ditentukan berdasarkan beban aksial terfaktor yang mungkin
terjadi dengan = 1,0 dan fs = 1,25fy. Pasal tersebut juga membatasi bahwa gaya
geser (Vu) tidak perlu lebih besar dari gaya geser rencana (Ve) tetapi tidak boleh
diambil kurang dari gaya geser terfaktor hasil analisa sruktur.
Dari hasil perhitungan analisa struktur dengan menggunakan ETABS diperoleh :
Vu = 292535,9 N
Pu = 3515121 N
Dari diagram interaksi kolom didapat Mpr kolom = 1432463,6 N.m
Kuat geser rencana (Ve) dihitung berdasarkan Mpr kolom dengan rumus:

Perpustakaan Unika

Ve =

2 M pr
l1

2 1432463,6
= 924170,06 N
3,1

Kuat geser (Vu) dihitung berdasarkan Mpr balok yang bertemu pada Hubungan
Balok Kolom (HBK) yang bersangkutan dengan rumus:
Vu =

+
+ M pr
M pr

l1

= 2

Vu analisa < Vu < Ve

729043,2 + 408939,1
= 816802,09 N
3,1
(OK)

Karena Pu = 3515121 >

Ag f ' c
20

600 600 30
= 540000 N, sesuai dengan
20

ACI 318-02 Ps.21.4.5.2, Vc 0. Vc dihitung dengan rumus:

Pu
Vc = 1 +
14 A
g

f 'c
6

bd

3515121
30

= 1 +
600 537,5

6
14 600 600
= 499729,19 N
Dipasang Av = 410 = 314,16 mm2 dan s terpasang = 100 mm
Vs =

As f y d
s

314,16 390 537,5


= 658222,50 N
100

(Vs + Vc ) = 0,75(658222,50 + 499729,19 ) = 752668,60 N > Vu = 292535,9 N


(OK)

Perpustakaan Unika

Gambar potongan kolom K1

5 D 25

5 D 25

5 D 25

600

10-100

5 D 25
600

Perpustakaan Unika

3.7 Perhitungan pondasi


3.7.1 Pemilihan tipe pondasi
Pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan didasarkan pada kondisi daerah
sekitar gedung yang akan dibangun ini masih berupa tanah lapang sehingga
Perencanaan STIKES Sam Ratulangi Manado ini menggunakan pondasi tiang
pancang. Tiang pancang yang digunakan dalam perencanaan ini yaitu tiang bujur
sangkar dengan sisi 40 cm .
Pondasi tiang pancang digunakan pada pembangunan gedung ini dengan
pertimbangan sebagai berikut:
a. kondisi daerah sekitar yang masih berupa tanah lapang sehingga pada saat
pemancangan tidak menimbulkan gangguan daerah sekitar.
b. pemancangan pondasi dapat dilakukan dalam waktu yang singkat sehingga
pekerjaan struktur bagian atas dapat segera dilakukan

3.7.2 Menentukan daya dukung tiang pancang


Perhitungan daya dukung tiang pancang untuk Perencanaan Struktur
Gedung STMIK Dian Nuswantoro Wonogiri ini menggunakan metode Briaud
yang didasarkan pada data tanah yang diperoleh dari uji SPT (Standard
Penetration Test) yang telah dilakukan.
A. Daya dukung ujung tiang pancang 4040 panjang 20 m (End bearing)
Diketahui :
N1 (nilai NSPT pada kedalaman 1D di atas penanaman) = 21
N2 (nilai NSPT pada kedalaman 2D di bawah penanaman) = 21

r ( tegangan referensi) = 100 kPa


D (diameter/ sisi penampang ujung tiang) = 40 cm = 0,4 m

N 60 =

N 1 + N 2 21 + 21
=
= 21
2
2

qp = 19,7 r (N60)0,36 = 19,7 x 100 x (21)0,36 = 5894,747 kPa


Q p = q p Ap

Perpustakaan Unika

= 5894,747 kPa (0,4 0,4) = 943,160 kN = 94 ton


B. Daya dukung selimut tiang pancang 4040 panjang 20 m (Skin friction)
Diketahui :

r ( tegangan referensi) = 100 kPa


D (diameter/ sisi penampang ujung tiang) = 40 cm = 0,4 m
N 60 =

2 + 5 + 26 + 21 + 60
= 22,8
5

fs = 0,224 r (N60)0,29 = 0,224 100 (22,8)0,29 = 55,469 kPa


Qs = f s As
= 55,469 kPa (4 0,4 24 m) = 2130,010 kN = 213 ton
Jadi daya dukung 1 tiang pancang 4040 dengan panjang 20 m adalah:
Qa =
Qa =

Q p + Qs
SF
94 + 213
= 87 ton
3,5

Perpustakaan Unika

3.7.3 Menentukan jarak antar tiang pancang

Jarak antar tiang yang digunakan berdasarkan jarak tiang pancang yang
telah ditetapkan oleh Direktorat Jendral Bina Marga Departemen Pekerjaan
Umum, yaitu:
S 2,5D = 2,5 40 = 100 cm
S < 3,0D = 3,0 40 = 120 cm
Direncanakan jarak antar tiang (S)= 110 cm

60

100

100

100

60
60

100

100

60

60
60

60
100

100

100

100

60
100

60

4 tiang

60

5 tiang
60

3 tiang

60
75

75

60
75
100

75

60

2 tiang

1 tiang

Perpustakaan Unika

3.7.4 Menentukan effisiensi kelompok tiang pancang (group piles)

Menurut rumus dari Uniform Building Code dan AASHTO

=1

( n 1 ) m + ( m 1) n

90
m n

dengan:

= effisiensi kelompok tiang


= arc tg ( D/ S ) = arc tg ( 40/100 ) =21,8
m = banyak baris
n = banyak tiang pancang tiap baris
D = diameter/ sisi tiang pancang = 40 cm
S = jarak antar tiang pancang = 100 cm

Untuk kelompok tiang dengan 1 tiang pancang

=1

21,8 ( 1 1 ) 1 + ( 1 1) 1

=1
90
11

= 100 %

Untuk kelompok tiang dengan 2 tiang pancang

=1

21,8 ( 1 1 ) 2 + ( 2 1) 1

= 0,879 = 87,89 %
90
2 1

Untuk kelompok tiang dengan 3 tiang pancang

=1

21,8 (1 1 ) 3 + ( 3 1) 1

= 0,839 = 83,852 %
90
3 1

Untuk kelompok tiang dengan 4 tiang pancang

=1

21,8 ( 2 1 ) 2 + ( 2 1) 2

= 0,758 = 75,778 %
90
2 2

Untuk kelompok tiang dengan 5 tiang pancang

=1

21,8 ( 3 1 ) 2 + ( 2 1) 3

= 0,717 = 71,741 %
90
3 2

Perpustakaan Unika

3.7.5 Cek kekuatan tiang pancang dalam kelompok tiang (group piles)

Perhitungan kapasitas daya dukung tiang pancang diperhitungkan terhadap


kelompok tiang dengan persamaan :
P maksimum =

v M y x max M x y max
+
+
n n y x 2 nx y 2

A. Kelompok tiang dengan 1 tiang pancang

v = jumlah beban normal


= Pu dari ETABS + berat pile cap
= 465,59+ ( 1,5 1,5 0,5 24 ) = 492,59kN
n = banyaknya tiang pancang dalam kelompok tiang = 1 tiang
Mx = momen arah x = 303,66 kNm
My = momen arah y = -168,87 kNm
ny = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah y = 1
nx = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah x = 1
xmax = absis terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 0 m
ymax = ordinat terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 0 m

x = kuadrat absis-absis tiang pancang = 0


y = kuadrat ordinat-ordinat tiang pancang = 0
P maks =

492,59
+0+0
1

= 492,59 kN
syarat :
Pmaks

< Pmaks untuk satu tiang pancang

492,59 kN < 870 1


492,59 kN < 870 kN

Ok!

B. Kelompok tiang dengan 3 tiang pancang

v = jumlah beban normal

Perpustakaan Unika

= Pu dari ETABS + berat pile cap


= 807,5+ ( 3,2 2 0,6 24 ) = 899,66 kN
n = banyaknya tiang pancang dalam kelompok tiang = 3 tiang
Mx = momen arah x = 320,44 kNm
My = momen arah y = -394,28 kNm
ny = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah y = 3
nx = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah x = 1
xmax = absis terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 0 m
ymax = ordinat terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 1 m

x = kuadrat absis-absis tiang pancang = 0


y = kuadrat ordinat-ordinat tiang pancang = 2 1 = 2
P maks =

899,66 394,28 0 320,44 1


+
+
3
30
1 2

= 460,107 kN
syarat :
Pmaks

< Pmaks untuk satu tiang pancang

460,107 kN < 870 0,839


460,107 kN < 729,930 kN

Ok!

C. Kelompok tiang dengan 4 tiang pancang

v = jumlah beban normal


= Pu dari ETABS + berat pile cap
= 1058,97+ ( 2,2 2,2 0,6 24 ) = 1128,66 kN
n = banyaknya tiang pancang dalam kelompok tiang = 4 tiang
Mx = momen arah x = 253,61 kNm
My = momen arah y = -129,28 kNm
ny = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah y = 2
nx = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah x = 2
xmax = absis terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 0,5 m
ymax = ordinat terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 0,5 m

Perpustakaan Unika

x = kuadrat absis-absis tiang pancang = 4 0,52 = 1


y = kuadrat ordinat-ordinat tiang pancang = 4 0,5 = 1
P maks =

1128,66 ( 129,28) 0,5 253,61 0,5


+
+
4
2 1
2 1

= 313,248 kN
syarat :

Pmaks

< Pmaks untuk satu tiang pancang

313,248 kN < 870 0,758


313,248 kN < 659,460 kN

Ok!

D. Kelompok tiang dengan 5 tiang pancang

v = jumlah beban normal


= Pu dari ETABS + berat pile cap
= 2544,11 + ( 3,2 3,2 0,6 24 ) = 2716,142 kN

n = banyaknya tiang pancang dalam kelompok tiang = 6 tiang


Mx = momen arah x = 484,06 kNm
My = momen arah y = -331,6 kNm
ny = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah y = 3
nx = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah x = 3
xmax = absis terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 1 m
ymax = ordinat terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 1 m

x = kuadrat absis-absis tiang pancang = 4 12 = 4


y = kuadrat ordinat-ordinat tiang pancang = 4 1 = 4
P maks =

2716,142 ( 331,6) 1 484,06 1


+
+
5
34
3 4

= 555,933 kN
syarat :

Pmaks

< Pmaks untuk satu tiang pancang

555,933 kN < 870 0,717


555,933 kN < 623,79 kN

Ok!

Perpustakaan Unika

3.7.6 Penulangan tiang pancang

Dimensi tiang pancang yang digunakan adalah 40 40 cm dengan panjang 10 m.


Penulangan tiang pancang ini didasarkan pada kebutuhan pada waktu
pengangkatan yang diperoleh dari dua macam kondisi yaitu:
1) Kondisi I ( pengangkatan di 2 titik)

diangkat

L 2a

12 m

M1
M2

M1 =

1
q a
2

M2 =

1
1
q ( L 2a ) - q a
8
2

Disyaratkan agar ekonomis maka M1 = M2


1
1
1
q ( L 2a ) q a
q a =
2
8
2
8 q a = q ( L 2a )
8 a = L 4 L a + 4 a
4a + 4La L

= 0 L = 12 m

4a + 40a 144 = 0

a + 12a 36 = 0

Perpustakaan Unika

a = 2,485 m
Mmaks =
=

1
q a
2
1
( 0,4 m 0,4 m 24 kN/m3 ) 2,485
2

= 11,856 kNm

2) Kondisi II ( pengangkatan di 1 titik)

diangkat

a
L-a

12 m
M1
x

M2

M1 =

1
q a
2

q a2
q L a
R1 =

2 ( L a)
2 ( L a )
L2 2aL
R1
=

q
2 ( L a )

Mx = R1 x -

1
dMx
q x , syarat ekstrim =
dx
2

Perpustakaan Unika

R1 q x = 0 x =

L2 2aL
R1
=

q
2 ( L a )

L2 2aL
L2 2aL
1

Mmaks = M2 = R1

2
2 ( L a )
2 ( L a )
2

L2 2aL
1
=q
q
2
2 ( L a )
1
= q
2

M1

L2 2aL

2 ( L a )

L2 2aL

2 ( L a )

M2

1
1
q a =
q
2
2

L2 2aL

2 ( L a )

didapat: a =

L2 2aL
2 ( L a )

2aL 2a

= L 2aL

L + 2a 4aL = 0

L = 12 m

a 24a + 72 = 0
didapat a = 3,515 m
Mmaks =

1
( 0,4 m 0,4 m 24 kN/m3 ) 3,515 = 23,587 kNm
2

3) Perhitungan penulangan tiang pancang


Kondisi yang menentukan adalah kondisi ke II dengan Mmaks = 23,587 kNm .
Dipertimbangkan faktor kejut karena tarikan oleh kabel dari crane pada waktu
pengangkatan yaitu sebesar 1,3
Mu = 23,587 1,3 = 30,663 kNm = 30,663 106 Nmm
Data perencanaan :
fc = 40 Mpa

Perpustakaan Unika

fy = 390 Mpa
h

= 400 mm

= 400 mm

Cv = 50 mm
Dtul = 13 mm
d = 400 50 10 13
= 333,5 mm
Mu = 30,663 106 Nmm
Mn =

Mu

Mn

30,663 106
= 34070000 Nmm
0,9

= Cc z

34070000 = 0,85 fc a b (d a)
34070000 = 0,85 40 a 400 (333,5 a)
8500 a 5669500 a + 34070000 = 0
a = 6,064 mm
Ts =

Cc

As perlu fy = 0,85 fc a b
As perlu =

0,85 50 6,064 400


= 264,328 mm
390

Dipasang tulangan 3D13 ( As = 3Dtul = 397,995 mm2 )


Dipakai sengkang 10 100 untuk daerah tumpuan
Dipakai sengkang 10 150 untuk daerah lapangan

Perpustakaan Unika

400

3 D 13
400

5 D 13

sengkang

10-100 (tumpuan)
10-150 (lap.)

Perpustakaan Unika

3.7.7 Penulangan pile cap


A. Pile cap ukuran (3,4 3,4 0,7)m dengan jumlah tiang pancang 5 buah

kolom 60/60
0.6

0.6
t poer

0.6
1
h poer
pot 1-1

1
0.6

b poer

pot 1-1

Data-data perencanaan:
fc = 30 MPa

Cv = 75 mm

fy = 390 MPa

Dtulangan = 22 mm (ansumsi)

= 3,20 m

drat = 600 75 22 = 503 mm

= 3,20 m

tebal pile cap (t) = 0,6 m


Pu kolom = 3307,66 kN
Pmax = 559,21 kN
Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada dua arah :
Vu2 =
=

Vc2 =
=

Pu
2
L pile cap (uk.kolom + d rat )
A

)
)

3307,66
2
3,2 3,2 (0,6 + 0,503) = 2914,679 kN
3,2 3,2
f c'
3

{2 (bklm + d rat ) + 2 (hklm + d rat )} d rat

30
{2 (600 + 503) + 2 (600 + 503)} 503
3

= 4051752,059 N = 4051,752 kN

Vc 2 = 0,6 Vc 2 = 3038,814 kN

Perpustakaan Unika

Syarat:
<

Vu2

Vc2
Ok!

2914,679 kN < 3038,814 kN

Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada satu arah :


Vu1 =

Pu
Lefektif
A

3307,66
3, 2 0 , 6

0 ,503 3, 2 = 823,814 kN
3,2 3,2 2
2

f' c
3200 503 = 1469357,048 N = 1469,657 kN
6

Vc1 =

Vc 1 = 0,6 Vc 1 = 1102,018 kN
Syarat :
<

Vu1

Vc1
Ok!

823,814 kN < 1102,018kN


Penulangan arah panjang dan pendek

b poer

bklm
3,2 0,6
=

= 1,3 m
2
2
2

q = (tpoer bpoer 24 ) + (berat timbunan tanah)

2Pmax
y

x=

0,6

= (0,6 3,2 24) + (0,65 3,2 18)


= 83,52 kN/m2
Mu = Pmax y q x2

= 2 555,933 0,7 83,52 1,32


= 707,732 kNm
Mn =

Mu

Mn

707,732
= 786,369 kNm = 786,369 106 Nmm
0,9
= Cc z

786,396 106 = 0,85 fc a b (d a )


2
786,396 106 = 0,85 30 a 3200 (503 - a )
2
40800 a2 41044800 a + 786,396 106 = 0

Perpustakaan Unika

a = 19,538 mm
Ts

= Cc

As fy = 0,85 fc a b
As =

0,85 30 19,538 3200


= 4087,951 mm2
390

As min = 0,18 % b h
= 0,18 % 3200 600 = 3456 mm

As pakai = As min = 4087,951 mm2


1 D 2 b 1 19 2 3200
tul
Jarak tulangan (S) = 4
= 4
= 221,943 mm
As
4087,951
digunakan tulangan D19200 (As = 5670,574 mm)
Tulangan tekan
As = 20% As pakai
= 20%4087,951 = 817,59 mm2
digunakan tulangan tekan D13-300 (As = 929,126 mm2)
B. Pile cap ukuran (2,3 2,3 0,6)m dengan jumlah tiang pancang 4 buah

kolom 60/60
1,0

0.6

0.6
t poer

0.6
kolom

1,0

pot 1-1

h poer

0.6

b poer

pot 1-1

Data-data perencanaan:
fc = 30 MPa

Cv = 75 mm

Perpustakaan Unika

fy = 390 MPa

Dtulangan = 22 mm (ansumsi)

b = 2,20 m

drat = 600 75 22 = 503 mm

h = 2,20 m
tebal pile cap (t) = 0,6 m
Pu kolom = 653,74 kN
Pmax = 163,435 kN
Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada dua arah :
Vu2 =

Pu
2
L pile cap (uk.kolom + d rat )
A

653,74
2,2 2,2 (0,6 + 0,503
2,2 2,2
f c'

Vc2 =

)2 ) =489,412 kN

{2 (bklm + d rat ) + 2 (hklm + d rat )} d rat

30
{2 (600 + 503) + 2 (600 + 503)} 503
3

= 405175,2N =4051,75kN

Vc 2 = 0,6 Vc 2 = 2431,05 kN
Syarat :
< Vc2

Vu2

489,412kN < 2431,05 kN

Ok!

Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada satu arah :


Vu1 =
=

Pu
Lefektif
A

653,74
2 , 2 0 ,6

0 ,503 2 , 2 = 88,255 kN
2,2 2,2 2
2

Vc1 =

f' c
2200 503 = 1010182,970 N
6

Vc 1 = 0,6 Vc 1 = 606,110 kN
Syarat :
Vu1

<

Vc1

88,255 kN < 606,110 kN

Ok!

Perpustakaan Unika

Penulangan arah panjang dan pendek


q

x=

2Pmax
y

b poer
2

bklm
2,2 0,6
=

= 0,8 m
2
2
2

q =( tpoer hpoer 24)+(berat timbunan tanah)


= 0,6 2,3 24 + (0,65 3,2 18)

0,6

=55,44kN/m2
Mu = 2 Pmax y q x2

= 2 163,435 0,25 55,44 0,82


= 63,977 kNm
Mn =

Mu

63,977
= 71,086 kNm = 71,086 106 Nmm
0,9

Mn = Cc z
71,086 106 = 0,85 fc a b (d a )
2
71,086 106 = 0,85 30 a 2200 (503 - a )
2
28050 a2 28218300 a + 71,086 106 = 0
a = 10,034 mm
Ts

Cc

As fy = 0,85 f c a b
As =

0,85 30 10,034 2200


= 1443,46mm2
390

As min = 0,18 % b h
= 0,18 % 2200 600 = 2376 mm
As pakai = As min = 2376mm2
1 Dtul 2 b 1 19 2 2200
Jarak tulangan (S) = 4
= 4
= 262,527 mm
As min
2376
digunakan tulangan tarik D19200 (As = 2551,759 mm)
Tulangan tekan
As = 20% As pakai
= 20%2376 = 475,2 mm2
digunakan tulangan tekan D13-300 (As = 530,929 mm2)

Perpustakaan Unika

C. Pile cap ukuran (2 3,4 0,6)m dengan jumlah tiang pancang 3 buah
1

kolom 60/60
0.6
t poer
1

kolom

h poer
pot 1-1

1
0.6
pot 1-1

b poer

Data-data perencanaan:
fc = 30 MPa

Cv = 75 mm

fy = 390 MPa

Dtulangan = 22 mm (ansumsi)

b = 2,00 m

drat = 600 75 22 = 503 mm

h = 3,20 m
tebal pile cap (t) = 0,6 m
Pu kolom = 1458,75 kN
Pmax = 460,107 kN
Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada dua arah :
Vu2 =
=

Vc2 =
=

Pu
2
L pile cap (uk.kolom + d rat )
A

)
)

1458,75
2
2 3,2 (0,6 + 0,503) = 1181,449 kN
2 3,2
f c'
3

{2 (bklm + d rat ) + 2 (hklm + d rat )} d rat

30
{2 (600 + 503) + 2 (600 + 503)} 503
3

Perpustakaan Unika

= 4051,8 kN

Vc 2 = 0,75 Vc 2 = 3038,814 kN
Syarat :
Vu2

<

Vc2
Ok!

1181,449 kN < 3038,814 kN

Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada satu arah :


Vu1 =
=

Pu
Lefektif
A

1458,75
3, 2 0 , 6

0 ,503 2 = 363,320 kN
2 3, 2 2
2

f' c
3200 503 = 1469357,048 N = 1469,357 kN
6

Vc1 =

Vc 1 = 0,6 Vc 1 = 1102,018 kN
Syarat :
Vu1

<

Vc1
Ok!

363,320 kN < 1102,018 kN


Penulangan arah panjang
q

h poer
2

hklm
3,4 0,6

= 1,4 m
=
2
2
2

q = (tpoer bpoer 24 )+(berat timbunan tanah)

Pmax
y

x=

0,6

= (0,6 3,2 24) + (0,65 3,2 18)


= 83,52 kN/m2

x
Mu = Pmax y q x2

= 1 1460,107 0,7 83,52 1,32


= 251,501 kNm
Mn =

Mu

Mn

251,501
= 279,445 kNm = 279,445 106 Nmm
0,9
= Cc z

279,445 106 = 0,85 fc a b (d a )


2
680,803 106 = 0,85 30 a 2000 (503 - a )
2

Perpustakaan Unika

25500 a2 25653000 a + 680,803 106 = 0

a = 14,491 mm
Ts

= Cc

As fy = 0,85 fc a b
As =

0,85 30 11,014 2000


= 1440,292 mm2
390

As min = 0,18% b h
= 0,18 % 2000 600 = 2160 mm

As pakai = As min = 2160 mm2


1 D 2 b 1 19 2 2000
tul
Jarak tulangan (S) = 4
= 4
= 262,527 mm
As
2160
digunakan tulangan D19200(As = 2268,2299mm)
Tulangan tekan

As = 20% As pakai
= 20%2160 = 432 mm2
digunakan tulangan tekan D13-200 (As = 530,929 mm2)
Penulangan arah pendek
q

x=

b poer
2

hklm
2 0,6
=
= 0,7 m
2
2 2

q = (tpoer bpoer 24 ) + (berat timbunan tanah)


= (0,6 3,2 24) + (0,65 3,2 18)
= 83,52 kN/m2

M u = q x2
= 83,52 0,72
= 20,462 kNm

Mn =

Mu

Mn

20,462
= 22,736 kNm = 22,736 106 Nmm
0,8
= Cc z

22,736 106 = 0,85 fc a b (d a )


2
22,736 106 = 0,85 30 a 3200 (503 - a )
2

Perpustakaan Unika

40800 a2 41044800 a + 22,736106 = 0

a = 0,554 mm
Ts

= Cc

As fy = 0,85 fc a b
As =

0,85 30 0,554 3200


= 115,914 mm2
390

As min = 0,18 % b h
= 0,18 % 3200 600 = 3456 mm

As pakai = As min = 3456 mm2


1 D 2 b 1 19 2 3200
tul
Jarak tulangan (S) = 4
= 4
= 262,527 mm
As
3456
digunakan tulangan D19200 (As = 3685,874 mm)
Tulangan tekan

As = 20% As pakai
= 20%3456 = 691,2 mm
digunakan tulangan tekan D13-200 (As = 796,394 mm2)
D. Pile Cap ukuran (1,5 1,5 0,5)m dengan jumlah tiang pancang 1 buah

kolom 60/60
0,75

0,75

t poer
0,75

kolom
pot 1-1

h poer

0,75

b poer
pot 1-1

Data-data perencanaan:

fc = 30 MPa

Cv = 75 mm

Perpustakaan Unika

fy = 390 MPa

Dtulangan = 22 mm (ansumsi)

b = 1,50 m

drat = 500 75 22 = 403 mm

h = 1,50 m
tebal pile cap (t) = 0,5 m

Pu kolom = 101,80 kN
Pmax = 101,8 kN
Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada dua arah :

Vu2 =
=

Pu
2
L pile cap (uk.kolom + d rat )
A

)
)

101,80
2
1,5 1,5 (0,6 + 0,403) = 56,284 kN
1,5 1,5
fc '

Vc2 =

{2 (bklm + d rat ) + 2 (hklm + d rat )} d rat

30
{2 (600 + 403) + 2 (600 + 403)} 403
3

= 147625,02 N = 1479,625 kN

Vc 2 = 0,6 Vc 2 = 1109,719 kN
Syarat :

Vu2

<

Vc2

56,284 kN < 1479,625 kN

Ok!

Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada satu arah :

Vu1 =
=

Pu
Lefektif
A

101,8
1,5 0 ,6

0 , 403 1,5 = 3,190 kN


1,5 1,5 2
2

Vc1 =

f'c
1500 403 = 551830,47 N = 551,830 kN
6

Vc 1 = 0,6 Vc 1 = 413,873 kN
Syarat :

Vu1

<

Vc1

3,190 kN

<

413,873 kN

Ok!

Perpustakaan Unika

Penulangan arah panjang dan pendek

x=

h poer
2

hklm
1,5 0,6
=

= 0,45 m
2
2
2

q =( tpoer bpoer 24) + (berat timbunan tanah)


= (0,5 1,5 24) + (0,65 3,2 18)

= 31,5 kN/m2

M u = q x2
= 31,5 0,452
= 3,189 kNm

Mu

Mn =

Mn

3,189
= 3,544 kNm = 3,544 106 Nmm
0,9

= Cc z

3,544 106 = 0,85 fc a b (d a )


2
3,544 106 = 0,85 30 a 1500 (403 - a )
2
19125 a2 15414750 a + 3,544 106 = 0

a = 0,230 mm
Ts

= Cc

As fy = 0,85 fc a b
As =

0,85 30 0,23 1500


= 22,558 mm2
390

As min = 0,18 % b h
= 0,18 % 1500 500 = 1350 mm

As pakai = As min =1350 mm2


1 D 2 b 1 19 2 1500
tul
Jarak tulangan (S) = 4
= 4
= 314 mm
As
1350

digunakan tulangan D19200 (As = 2125,387mm)


Tulangan tekan

As = 20% As pakai
= 20%1350 = 270 mm2

Perpustakaan Unika

digunakan tulangan tekan D13-300 (As = 663,325 mm2)

3.7.8 Penulangan tie beam

Diambil contoh tie beam B1 yang menghubungkan kolom C8 dan C9

Perpustakaan Unika

Tie beam direncanakan menahan gaya aksial sebesar 20% dari beban vertikal
kolom di mana tie beam tersebut bertemu.
Data-data perencanaan :

fc = 30 Mpa

Dtul

fy = 390 MPa

sengkang = 10 mm

b = 300 mm

aksial

= 22 mm
= 0,65

h = 600 mm
Cv =

40 mm

Dari reaksi kolom yang dihubungkan tie beam didapatkan :

P1 = 3307,66 kN
P2 = 3161,63 kN
d = h (Cv + sengkang + Dtul )
= 600 (40 + 10 + 22) = 539 mm
gaya aksial yang ditanggung :
P1 + P2
2

Pu = 20%

3307,66 + 3161,63
= 3234,65kN = 3234650 N
2

= 20%

rasio tulangan () diambil 2 % dibagi kedua sisi

Ast = 0,02 b d
= 0,02 300 539 = 3234 mm2
Dicoba tulangan 8D22 (4 D22 + 4 D22) dan 2D16 As = 3441,44 mm2

Ag = b h
= 300 600 = 180000 mm2

Pn = 0,8 aksial (0,85 fc (Ag Ast) + fy Ast)


= 0,8 0,65 (0,85 30 ( 180000 3234) + 390 3234)
= 8071761,928 N
Cek syarat :

Pu / aksial < Pn
4976,38 N < 8071761,928 N

Ok!

Perpustakaan Unika

Tulangan geser digunakan tulangan minimum dimana jarak sengkang tidak boleh
melebihi syarat dibawah ini (SK SNI 3.14.9-6.2)
a. dimensi terkecil = 300 = 150 mm
b. 10 Dtul = 10 22

= 220 mm

c. 200 mm
Dipakai sengkang 10-100 mm untuk daerah tumpuan
10-100 mm untuk daerah lapangan

Perpustakaan Unika

BAGIAN I
SYARAT-SYARAT UMUM

Pasal I.01
PERATURAN UMUM

Tata laksana dalam penyelenggaraan Konstruksi PEMBANGUNAN GEDUNG


STIKES SAM RATULANGI MANADO dilaksanakan berdasarkan peraturan
sebagai berikut :
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987).
b. Standart Perum Listrik Negara (SPLN).
c. Pedoman Plumbing Indonesia 1979, Departemem Pekerjaan Umum.
d. Undang-Undang No. 1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.
e. Petunjuk-petunjuk dan peringatanperingatan tertulis yang diberikan oleh
Ketua Panitia Pembangunan/ Direksi.
f. Building Code Requirement for Structural Concrete (ACI 318-02) and
Commentary (ACI 318R-02), diterbitkan oleh ACI Committee 318.

g. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 03-17292002, diterbitkan oleh Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
h. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI 031726-2002, diterbitkan oleh Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.

Perpustakaan Unika

i. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.

Pasal I.02
PEMBERI TUGAS

Pemberian Tugas dan sekaligus sebagai pemilik bangunan adalah YAYASAN


KESEHATAN

SAM

RATULANGI,

yang

beralamatkan

di

Jl

SAM

RATULANGI 345 MANADO.

Pasal I.03
PERENCANA

a. Perencana untuk pekerjaan pembangunan ini adalah Sicilia Tanuwijaya dan


Danik Aneswati.
b. Perencana berkewajiban pula untuk pengawasan berkala dalam bidang
Arsitektur, Struktur dan Persyaratan Teknis lainnya.
c. Perencana tidak diperkenankan mengubah ketentuan-ketentuan pelaksanaan
pekerjaan

tanpa

mendapat

ijin

tertulis

dari

Ketua

Panitia

Pembangunan/Direksi.
d. Bilamana perencana menjumpai kejanggalan-kejanggalan dalam pelaksanaan
pekerjaan/menyimpang dari R.K.S dan Gambar Kerja, supaya segera
memeberitahukan

(membuat

laporan

tertulis)

kepada

Ketua

Panitia

Perpustakaan Unika

Pembangunan/Direksi untuk mendapatkan keputusan penyelesaian / langkahlangkah penanganan selanjutnya.

Pasal I.04
PENGAWASAN LAPANGAN

a. Di dalam pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pekerjaan sehari-hari di


tempat pekerjaan sebagai pengawasan lapangan adalah Hendrianto.
b. Pengawasan Lapangan dalam menjalankan tugasnya tidak dibenarkan
mengubah ketentuan pelaksanaan pekerjaan sebelum mendapat ijin tertulis
dari Ketua Panitia Pembangunan/Direksi.
c. Bilamana Pengawasan Lapangan menjumpai kejanggalan-kejanggalan /
penyimpangan-penyimpangan dari ketentuan-ketentuan dalam R.K.S dan
gambar kerja supaya segera memberitahukan kepada Ketua Panitia
Pembangunan/Direksi untuk mendapatkan Keputusan penyelesaian / langkahlangkah penanganan selanjutnya.
d. Laporan tersebut disertai data-data fakta, juga disertai dengan usulan-usulan
dan pemecahan untuk dasar pertimbangan.

Perpustakaan Unika

Pasal I.05
PEMBORONG/KONTRAKTOR

a. Pemborong/Kontraktor adalah pihak yang diserahi/diberi tugas untuk


melaksanakan pembangunan sesuai SK Penunjukan dan SPK dari Ketua
Panitia Pembangunan tentang Pembangunan Gedung STIKES SAM
RATULANGI MANADO.
b. Bilamana akan memulai pekerjaan di lapangan, pihak pemborong/kontraktor
wajib memberitahukan terlebih dahulu secara tertulis kepada Ketua Panitia
Pembangunan/Direksi.
c. Kepala Pelaksana (site manager) harus selalu berada di tempat pekerjaan agar
pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar sesuai dengan apa yang ditugaskan oleh
Ketua Panitia Pembangunan/Direksi.
d. Kepala Pelaksana (site manager) harus yang berpengalaman dan pembantupembantunya minimal dapat membaca dan memahami R.K.S dan Gambar
kerja.
e. Pihak pemborong/Kontraktor juga wajib menyediakan tenaga-tenaga yang
cukup jumlahnya di lapangan, baik keahlian serta ketrampilannya menjadi
persyaratan.
f. Apabila

menurut

pertimbangan

pihak

pertama

(Ketua

Panitia

Pembangunan/Direksi), Pemimpin, pelaksana/tenaga ahli beserta staf-staf


yang digunakan oleh pemborong/Kontraktor tidak memenuhi persyaratan,
maka pihak Ketua Panitia Pembangunan/Direksi akan memberikan teguran

Perpustakaan Unika

secara

tertulis

kepada

Pemborong/Kontraktor

dan

pihak

Pemborong/Kontraktor harus segera mengganti dengan tenaga ahli lain yang


memenuhi persyaratan.

Pasal I.06
TATA CARA PELELANGAN

a. Pelaksanaan Pemborongan akan dilakukan melalui pelelangan terbatas yang


dilaksanakan dengan mengundang rekanan Pemborong/Kontraktor yang
ditunjuk oleh Panitia Lelang.
b. Yang dimaksud dengan peserta lelang adalah Badan Usaha atau Perorangan
yang telah lulus seleksi yang dilakukan Panitia dan memenuhi persyaratan
berikut:
1. mengikuti rapat pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) yang
diselenggarakan pemberi tugas,
2. melengkapi persyaratan administrasi sesuai yang dipersyaratkan pemberi
tugas.

Pasal I.07
DOKUMEN PELELANGAN

a. Dokumen pelelangan terdiri dari:


1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang terdiri dari:

Perpustakaan Unika

Bagian I

: Syarat Umum

Bagian II : Syarat Administrasi


Bagian III : Syarat Teknis
2. Gambar-gambar Perencanaan.
3. Daftar Pekerjaan (Item of Work).
4. Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan dan semua dokumen yang
diperlukan dalam rangka pengajuan Penawaran.
b. Dokumen Pelelangan dapat diambil pada waktu yang ditentukan yaitu:
Hari

: Senin

Tanggal

: 26 Februari 2007

Waktu

: Pk.09.00 WIB

Tempat

: Kantor Sekretariat Yayasan Kesehatan Sam Ratulangi


Jl. Sam Ratulangi 345 Manado

Pasal I.08
R.K.S, GAMBAR-GAMBAR DAN PETUNJUK-PETUNJUK UMUM

a. Peserta lelang pemborongan harus membaca, paham dan setuju pada petunjukpetunjuk yang tertulis pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, dan tidak ada
gugatan yang dipertimbangkan apabila berlandaskan pada alasan tidak
membaca, kurang paham, tidak setuju atau salah tafsir terhadap persyaratan
apapun dalam petunjuk-petunjuk ini.
b. Peserta lelang harus meneliti tempat pekerjaan atas resiko dan biaya sendiri
untuk mendapatkan segala keterangan tentang keadaan lapangan/lokasi,

Perpustakaan Unika

kondisi di mana pekerjaan dilaksanakan, jalan masuk dan lain-lain yang


bersangkutan dalam arti seluas-luasnya, guna mengajukan penawaran.
c. Apabila ada perbedaan-perbedaan antara gambar-gambar dengan ketentuanketentuan didalam R K S, maka pasal-pasal dalam R K S adalah yang
mengikat.
d. Yang dimaksud dengan Gambar adalah gambar-gambar pelaksanaan,
gambar gambar kerja, gambar detail dan gambar-gambar lain yang dibuat
untuk pekerjaan ini sebelum / pada saat pekerjaan berlangsung.
e. Apabila pada waktu pelaksana oleh Direksi diadakan perubahan-perubahan
pada penggunaan bahan, konstruksi, bagian-bagian konstruksi, ukuran, dan
lain-lain, Perencana diwajibkan untuk membuat dan menyerahkan dalam
rangkap satu gambar-gambar yang dikerjakan di atas cetakan gambar asli
dengan perubahan yang dikerjakan dengan tinta hijau/tinta merah. Gambargambar revisi harus diserahkan sebelum Pemborong/Kontraktor mengajukan
permintaan pembayaran angsuran atas prestasi pelaksanaan pekerjaan yang
telah dicapai, dimana terdapat perubahan-perubahan gambar yang dimaksud.
f. Pengawas lapangan diharuskan menyediakan sedikitnya 1 (satu) set gambargambar dan R.K.S di tempat pekerjaan dalam keadaan rapi dan bersih yang
dapat dilihat setiap saat oleh Pemberi Tugas, Direksi, atau Petugas-petugas
lainnya.
g. Atas perintah Direksi, kepada Perencana dapat dimintakan untuk membuat
gambar-gambar penjelasan dan perincian atas bagian-bagian pekerjaan
khusus, semuanya atas beban Perencana. Gambar-gambar tersebut yang telah

Perpustakaan Unika

dibubuhi tanda persetujuan dari Direksi, selanjutnya dianggap sebagi


pelengkap dari Perencana.

Pasal I.09
PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING)

a. Rapat pemberian penjelasan diadakan pada:


Hari

: Senin

Tanggal

: 26 Maret 2007

Waktu

: Pk. 09.00 WIB

Tempat

: Gedung Serba Guna Yayasan Kesehatan Sam Ratulangi


Jl. Sam Ratulangi 345 Manado

b. Penjelasan pekerjaan disertai dengan peninjauan lapangan bersama yang


dilakukan sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam Rapat Penjelasan
Pekerjaan.
c. Bilamana dianggap perlu akan diadakan rapat Pemberian Penjelasan lanjutan
pada waktu & tempat yang akan ditetapkan pada Rapat Pemberian Penjelasan
yang pertama.
d. Peserta lelang diharuskan untuk menghadiri Rapat Pemberian Penjelasan
Pekerjaan dan apabila tidak hadir dalam rapat tersebut tidak diijinkan untuk
mengajukan penawaran.
e. Peserta lelang hendaknya memeriksa tempat pekerjaan atas Resiko dan biaya
sendiri untuk mendapatkan segala keterangan yang diperlukan mengenai

Perpustakaan Unika

keadaan lapangan, kondisi setempat di mana pekerjaan harus dilaksanakan,


jalan masuk serta hal-hal lain yang bersangkutan guna pengajuan penawaran,
sesuai penjelasan dari Perencana/Panitia.
f. Peserta lelang bertanggung jawab atas usaha untuk mendapatkan segala
keterangan dalam menyusun harga penawarannya tidak ada gugatan yang
dipertimbangkan untuk mengubah harga penawarannya bila alasan alasan
karena :
1. tidak memperoleh keterangan yang sempurna,
2. salah mengerti terhadap persyaratan apapun,
3. salah memperoleh keterangan, petunjuk atau janji yang diperoleh, baik
secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari dokumen lelang,
4. salah perhitungan harga penawaran.
g. Berdasarkan hasil Rapat pemberian penjelasan dibuatkan Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Berita Acara Aanwijzing) yang juga merupakan bagian
dari Dokumen Kontrak Pemborong.
h. Berita Acara Aanwijzing dapat di ambil oleh Pemborong/Kontraktor yang
berkepentingan pada:
Hari

: Senin

Tanggal

: 2 April 2007

Waktu

: Pk. 09.00 WIB

Tempat

: Gedung Sekretariat Yayasan Kesehatan Sam Ratulangi


Jl. Sam Ratulangi 345 Manado

Perpustakaan Unika

i. Pengajuan penawaran dinyatakan tidak sah bila tidak sesuai dengan ketentuan
dalam RKS, dan/atau bila diterima tidak di tempat yang sudah ditetapkan serta
tidak pada jam dan tanggal yang ditetapkan dalam Risalah Penjelasan
Pekerjaan.
j. Setelah Rapat Pemberian Penjelasan Pekerjaan, para peserta lelang diharuskan
sudah memahami isi dokumen lelang. Bila ada keraguan suatu yang tidak jelas
mengenai arti dari isi dokumen lelang maka peserta lelang dapat menanyakan
kepada Panitia Lelang atau peserta mengajukan keraguannya tersebut untuk
mendapatkan penjelasan dalam Rapat Penjelasan Pekerjaan secara langsung.
k. Setiap penjelasan pertanyaan dari peserta lelang yang dilakukan setelah Rapat
Penjelasan Pekerjaan bersifat tidak mengikat dan tidak akan dicantumkan
dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

Pasal I .10
DAFTAR PEKERJAAN

a. Daftar Pekerjaan (Item of Work) yang dibuat oleh Perencana adalah bersifat
tidak mutlak dalam arti Pemborong/Kontraktor harus menghitung kembali
berdasarkan keyakinannya sendiri.
b. Harga satuan yang dirujukkan pada Daftar Pekerjaan (Item of Work), yang
diajukan oleh Pemborong/Kontraktor, merupakan bagian yang mengikat dari
Kontrak Pemborongan.

Perpustakaan Unika

c. Harga Satuan akan dipergunakan sebagai dasar dalam menghitung biaya


pekerjaan tambah dan kurang, sekiranya ada instruksi perubahan.
d. Setiap harga satuan pekerjaan sudah termasuk harga bahan, upah
perlengkapan, pengangkutan, resiko, pajak, biaya materai, biaya-biaya umum,
biaya-biaya kewajiban umum kepada pemerintah yang berkaitan dengan
pekerjaan tersebut (bila ada) segala biaya akibat royalti atau hak paten dan
tidak termasuk overhead, keuntungan, PPN, mobilisasi/demobilitasi serta
bagian-bagian biaya yang lain, yang secara khusus ditetapkan secara terpisah
dalam perincian penawaran.
e. Kesalahan perhitungan dalam perincian Penawaran, baik yang disebabkan
oleh kelalaian, kesalahan arithmatis (arithmatical error) sepenuhnya menjadi
tanggung jawab peserta lelang, kesalahan perhitungan bukan merupakan dasar
untuk merubah harga penawaran dalam surat penawaran, tetapi dapat dipakai
sebagai bahan pertimbangan mengenai kemampuan dari peserta lelang yang
bersangkutan.

Pasal I .11
JAMINAN PENAWARAN PEKERJAAN

a. Peserta Lelang wajib menyerahkan Jaminan Penawaran sebesar Rp.


10.000.000,- (Sepuluh juta rupiah) dalam bentuk uang tunai.

Perpustakaan Unika

b. Jaminan Penawaran sudah harus diterima Ketua Panitia Pembangunan pada


waktu yang ditetapkan yaitu:
Hari

: Rabu

Tanggal

: 2 Mei 2007

Waktu

: Pk. 12.00 WIB

Tempat

: Gedung Sekretariat Yayasan Kesehatan Sam Ratulangi


Jl. Sam Ratulangi 345 Manado

c. Jaminan Penawaran akan dikembalikan kepada calon Pemborong/Kontraktor


maupun Pemborong/Kontraktor pemenang setelah proses lelang berakhir atau
selama-lamanya 1 (Satu) bulan setelah pemasukan surat penawaran.

Pasal I .12
SURAT PENAWARAN PEKERJAAN

a. Surat Penawaran Pekerjaan dan Lampiran-lampirannya diserahkan ke


Pemimipin Proyek pada waktu yang ditetapkan yaitu:
Hari

: Rabu

Tanggal

: 2 Mei 2007

Waktu

: Pk. 12.00 WIB

Tempat

: Gedung Sekretariat Yayasan Kesehatan Sam Ratulangi


Jl. Sam Ratulangi 345 Manado

b. Ketentuan-ketentuan mengenai Surat Penawaran dan Lampiran-lampirannya


adalah sebagai berikut:

Perpustakaan Unika

1. surat Penawaran dibuat dalam rangkap 2 (Dua) dalam format A4.


2. surat Penawaran diberi materai Rp.6.000,- (Enam Ribu rupiah), ditanda
tangani serta dicamtumkan tanggal penawaran di atas meterai tersebut.
3. surat penawaran dibuat rangkap 2 (Dua), termasuk 1 (Satu) Eksemplar
Asli, dan dimasukkan didalam sampul bersama-sama dengan lampiranlampiran sebagai berikut:
1)

rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya

2)

daftar Volume dan Harga Satuan Pekerjaan

3)

daftar Analisa Harga Satuan Pekerjaan

4)

daftar Harga Satuan Bahan dan Upah

5)

salinan Brosur atau foto Produk untuk bahan-bahan alumunium,


plafon, lampu-lampu khusus, bahan asesoris kusen dan daun
pintu/jendela, keran-keran serta bahan-bahan pabrikasi lainnya.

c. surat penawaran Pekerjaan dan lampiran-lampirannya harus ditanda tangani


oleh Pemimpin Perusahaan yang bersangkutan.
d. surat penawaran dan lampiran-lampirannya harus dimasukkan di dalam
sampul tertutup dibubuhi nama pekerjaan (disebelah kiri) atas dan alamat
proyek ditujukan kepada:
PANITIA LELANG
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG STIKES SAM RATULANGI
YAYASAN KESEHATAN SAM RATULANGI
JL. SAM RATULANGI 345 MANADO

Perpustakaan Unika

e. Sampul surat penawaran coklat ukuran A4.


f. Surat Penawaran dinyatakan tidah syah bila:
1. Besarnya jumlah penawaran dengan angka / dengan huruf tidak jelas
dibaca.
2. Peminjaman/duplikasi atas format dan harga penawaran rekanan
Pemborong/Kontraktor lain yang ikut menawar juga.
3. Harga-harga yang tercantum dalam angka tidak sesuai dengan yang
tercantum dalam huruf.
4. Terdapat permintaan lain yang menyimpang dari syarat-syarat yang telah
ditentukan.
5. Tidak mengikuti keseluruhan proses anwijzing dan pelelangan sesuai
pasal-pasal yang ditentukan dalam R.KS ini.
g. Total Harga penawaran mengikat sebagai Harga Kontrak untuk pelaksanaan
Pekerjaan

Pasal I .13
RINCIAN PENAWARAN DAN HARGA SATUAN

a. Penawar harus membuat perincian penawarannya untuk setiap bagian


pekerjaan dalam daftar uraian pekerjaan sesuai, dengan Daftar Pekerjaan (Item
Of Work) dan kemudian memindahkan jumlah bagian pekerjaan tersebut ke
Rekapitulasi Penawaran

Perpustakaan Unika

b. Sifat Penawaran dan Kontrak Pekerjaan adalah Lumpsum , dengan Nilai


"Fixed Cost" (Harga Tetap) sehingga apabila penawar tidak memberi harga
pada salah satu pos pekerjaan, maka dianggap bahwa bagian tersebut sudah
termasuk dalam harga pos pekerjaan yang lain dengan konsekuensi bahwa
Kontraktor harus tetap melaksanakan pos pekerjaan tersebut tanpa biaya
tambahan apapun.
c. Bila terdapat pos pekerjaan yang tidak tercantum dalam daftar uraian
pekerjaan yang disebabkan oleh pemberi tugas maka penawar harus
menganggap bahwa pos pekerjaan tersebut sudah termasuk pada pos pekerjaan
lain dan agar diuraikan secara jelas dalam analisa harga satuan pekerjaan yang
dimaksud.
d. Volume pekerjaan yang tercantum dalam Daftar Pekerjaan (Item Of Work)
adalah mengikat harga dalam mengajukan penawaran dan mengukur
prosentase kemajuan pekerjaan selama pelaksanaan kosntruksi, sedangkan
pelaksanaan pekerjaan tetap sesuai dengan gambar, RKS dan Risalah
Penjelasan Pekerjaan.
e. Dalam penawarannya, penawar harus mengajukan merk/jenis/type barang dan
bahan bangunan yang akan digunakan pada pekerjaan ini lengkap dengan
spesifikasi yang jelas merk/jenis/type asal barang tersebut bersifat mengikat
dalam pelaksanaan.
f. Harga penawaran harus dicantumkan dalam formulir surat penawaran dalam
rupiah dari jumlah dibulatkan kebawah dalam ribuan.

Perpustakaan Unika

g. Harga penawaran bersifat lumpsum (kontrak borongan) meliputi nilai semua


pekerjaan yang tercantum dalam spesifikasi gambar dan semua isi dokumen
lelang, dan tidak boleh ada anggapan bahwa pokok pekerjaan yang ada dalam
dokumen lelang yang tidak tercantum dalam perincian pekerjaan tidak
merupakan bagian dari Kontrak.
h. Harga penawaran dan segala biaya dan harga lain-lain yang dicantumkan
adalah tetap tidak berubah karena pengaruh kenaikan harga yang terjadi.
i. Harga penawaran harus sudah termasuk biaya pemeriksaan dan pengujian dan
beaya ijin lainnya yang pengurusannya dilakukan oleh Kontraktor yang
menang serta pajak-pajak yang harus dibayar menurut ketentuan yang berlaku.

Pasal 1.14
PEMBUKAAN PENAWARAN

a. Pembukaan sampul disaksikan oleh Panitia, Perencana, Pengawas dan calon


Pemborong/Kontraktor dan dilaksanakan pada:
Hari

: Rabu

Tanggal

: 9 Mei 2007

Waktu

: Pk.09.00 WIB

Tempat

: Gedung Sekretariat Yayasan Kesehatan Sam Ratulangi


Jl. Sam Ratulangi 345 Manado

b. Atas pembukaan sampul dan penetapan sah/ tidaknya surat penawaran, hargaharga penawaran dan lain-lain peristiwa pada penyeleggaraan pelelangan
dibuat Berita Acara pembukaan surat penawaran.

Perpustakaan Unika

c. Keputusan sah / tidaknya suatu penawaran berada di tangan Pemberi Tugas


dan tidak dapat diganggu gugat.
d. Penetapan pemenang dilakukan oleh Pemberi Tugas atas saran para Konsultan
berdasarkan hal-hal tersebut dibawah ini :
1. penawaran memenuhi syarat-syarat administratif dan dinyatakan sah,
2. penawar secara teknis dapat dipertanggung jawabkan,
3. perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggung jawabkan dengan
ketentuan bahwa penunjukan Kontraktor tidak terikat pada penawar yang
terendah.
e. Keputusan rekanan yang akan dinegosiasi dan/atau yang ditetapkan sebagai
pemenang sepenuhnya ada pada pihak PEMILIK/PEMBERI TUGAS dan
tidak dapat diganggu gugat.
f. Keputusan diterima Penawaran Harga Pekerjaan akan diberitahukan secara
resmi melalui surat.
g. Atas

segala

keputusan

yang

diambil

oleh

Pemberi

Tugas,

calon

Rekanan/Rekanan Kontraktor tidak dapat mengajukan sanggahan.

Pasal 1.15
PENAWARAN HARGA PEKERJAAN

a. Penawaran Harga Pekerjaan yang diminta adalah sesuai yang dimasukkan


dalam R.K.S dan Gambar-gambar Kerja seluruhnya.

Perpustakaan Unika

b. Di dalam penawaran tersebut tidak akan ada perhitungan kembali atas jumlah
satuan maupun terhadap fluktuasi besarnya upah dan harga.
c. Lampiran-lampiran harga satuan, daftar harga bahan dan upah serta analisa
harga satuan dari jenis-jenis pekerjaan tersebut akan digunakan pula untuk
perhitungan pekerjaan tambah/kurang, sesuai ketentuan yang akan disepakati
bersama antara Pemborong/Kontraktor Pemenang dan Ketua Panitia
Pembangunan.

Pasal 1.16
KETETAPAN UKURAN DAN PERUBAHAN-PERUBAHAN

a. Pemborong/Kontraktor bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan


yang tercantum dalam RKS dan gambar-gambar serta perubahan-perubahan
hasil keputusan dalam berita acara penjelasan tambahan atau lelang meeting.
b. Pemborong/Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran
keseluruhan /bagian-bagiannya dan segera memberitahu Direksi tentang setiap
perbedaan yang ditemukan dalam RKS dan gambar-gambar maupun dalam
pelaksanaan. Pemborong/Kontraktor diijinkan membetulkan kesalahankesalahan gambar-gambar maupun dalam pelaksanaan.
c. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan. Di dalam hal
apapun menjadi tanggung jawab Pemborong/Kontraktor. Oleh karena itu
sebelumnya diwajibkan mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap
semua gambar-gambar yang ada.

Perpustakaan Unika

d. Jika dalam pelaksanaan diadakan perubahan-perubahan maka perubahan


tersebut harus dibuat oleh perencana berupa gambar revisi. Gambar revisi
tersebut

harus

sepengetahuan

dan

disetujui

oleh

Ketua

Panitia

Pembangunan/Direksi.

Pasal I.17
PENJAGAAN

a. Pemborong/Kontraktor diwajibkan mengadakan penjagaan yang baik demi


keamanan terus menerus selama berlangsungnya pekerjaan pembangunan
seluruh

daerah

pembangunan

yaitu

yang

meliputi

bangunan

yang

diselenggarakan, kantor Direksi, los kerja, gudang bahan dan lain-lainnya.


b. Untuk mendatangkan bahan ke tempat pekerjaan Pemborong/Kontraktor, jika
terjadi jalan masuk yang dilalui kendaraan proyek menjadi rusak,
Pemborong/Kontraktor wajib memperbaiki kembali seperti semula.

Pasal I.18
PENERANGAN DAN AIR KERJA

a. Sumber penerangan harus disediakan sendiri oleh Pemborong/Kontraktor.


b. Air kerja disediakan sendiri oleh Pemborong/Kontraktor.

Perpustakaan Unika

Pasal I.19
KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN

a. Selama berlangsungnya pembangunan keadaan halaman, dan bagian dalam


bangunan yang dikerjakan harus tetap bersih dan tertib.
b. Hal-hal yang tidak diperkenankan, yaitu:
1. buruh menginap ditempat pekerjaan kecuali dengan ijin Pemberi Tugas,
2. memasak di tempat pekerjaan, kecuali dengan ijin Pemberi Tugas.

Pasal I.20
KECELAKAAN DAN PETI PEMBALUT

a. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini


maka Pemborong/Kontraktor diwajibkan mengambil segala tindakan guna
kepentingan dari si korban.
b. Pemborong/Kontraktor diwajibkan memenuhi peraturan-peraturan hukum
mengenai perawatan dan tunjangan bagi si korban/keluarga.
c. Pemborong/Kontraktor bertanggung jawab atas kecelakaan yang ditimbulkan
yang menimpa baik para karyawan dari Pemborong/Kontraktor sendiri
maupun orang lain yang berada di lapangan pembangunan dan disekitarnya.
d. Peti pembalut dengan isinya yang selalu lengkap berada ditempat pekerjaan.

Perpustakaan Unika

Pasal I.21
PENGGUNAAN BAHAN BANGUNAN

a. Semua bahan-bahan bangunan untuk pekerjaan ini sebelum digunakan harus


mendapat persetujuan Perencana/Pengawas.
b. Semua bahan bangunan yang telah dinyatakan oleh Perencana/Pengawas tidak
dapat dipakai harus segera disingkirkan jauh dari tempat pekerjaan selamalamanya dalam 24 (dua puluh empat) jam dan hal ini menjadi tanggung jawab
Pemborong/Kontraktor.
c. Bilamana Pemborong/Kontraktor melanjutkan pekerjaan dengan bahan-bahan
bangunan yang telah ditolak, maka direksi berhak menyuruh membongkar dan
harus diganti dengan bahan bahan yang memenuhi syarat atas tanggungan
Pemborong/Kontraktor.
d. Bilamana Perencana/Pengawas sangsi akan mutu/kualitas bahan bangunan
yang digunakan, Perencana/Pengawas berhak meminta diperiksakan ke
laboratorium bahan bangunan yang akan ditentukan kemudian atas biaya
Pemborong/Kontraktor.

Pasal I.22
KENAIKAN HARGA (FORCE MAJEURE)

a. Semua kenaikan harga yang bersifat biasa Pemborong/Kontraktor tidak dapat


mengajukan klaim kepada Pemberi Tugas.

Perpustakaan Unika

b. Semua kerugian akibat Force Majeure berupa bencana alam antara lain:
gempa bumi angin topan, hujan lebat, pemberontakan perang dan lain-lainnya,
serta kejadian lain yang dapat dibenarkan sebagai Force Majeure oleh
pemeritah bukan menjadi tanggung jawab Pemborong/Kontraktor.
c. Apabila

terjadi

Force

Majeure

pihak

Pemborong/Kontraktor

harus

memberitahukan kepada Ketua Panitia Pembangunan / Direksi secara tertulis


paling lambat sehari setelah kejadian tersebut demikian pula setelah Force
Majeure berakhir.

Pasal I.23
TEMPAT PENGADILAN

a. Bilamana terjadi perselisihan mengenai hal-hal pembangunan, maka akan


diselesaikan dengan cara musyawarah.
b. Bilamana dengan cara musyawarah belum juga diperoleh kata sepakat, maka
persoalan tersebut akan diselesaikan oleh Panitia Arbitrase yang lainya
berlaku dalam dunia pembangunan.
c. Jika hal ini pun tidak mendapatkan hasil, maka penyelesaian akhir terletak
pada keputusan Pengadilan.

Dalam hal ini kedua belah pihak memilih

domisili yang tetap dan tidak berubah pada Pengadilan Negeri Semarang atau
kedua belah pihak terikat oleh keputusan tersebut.

Perpustakaan Unika

BAGIAN II
SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI

Pasal II.01
LAPORAN-LAPORAN KEMAJUAN PROYEK

a. Pengawas Lapangan dibantu Pemborong/Kontraktor diwajibkan membuat


catatan-catatan berupa Laporan Harian yang memberikan gambaran dan
catatan yang singkat dan jelas mengenai:
1. taraf berlangsungnya pekerjaan,
2. catatan dan perintah Direksi dan Direksi Lapangan yang telah disampaikan
tertulis maupun lisan,
3. hal mengenai bahan-bahan (yang masuk, yang dipakai maupun yang
ditolak).
4. keadaan cuaca,
5. hal mengenai buruh/pekerja dan sebagainya,
6. pekerjaan tambah/kurang,
7. lain-lain yang dianggap perlu.
b. Berdasarkan laporan harian, setiap minggu oleh Pengawas dan dibantu oleh
Pemborong/Kontraktor dibuat Laporan Mingguan yang disampaikan
langsung kepada Pemberi Tugas.
c. Dengan tidak mengurangi tanggung jawab perencanaan, bilamana ditemukan
hal-hal yang tidak sesuai dan tidak serasi di dalam pelaksanaan pekerjaan,

Perpustakaan Unika

Pemborong/Kontraktor harus melapor dan memberi saran secara tertulis


kepada Direksi.
Pasal II.02
PENGAWASAN

a. Pada setiap saat Tim Pengawas maupun petugasnya harus dapat dengan
mudah mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan,
pengolahan, maupun sumber-sumbernya.
b. Bagian-bagian yang telah dilaksanakan tetapi belum mendapat ijin dari Tim
Pengawas adalah menjadi Tanggung jawab Pemborong/Kontraktor. Pekerjaan
tersebut jika diperlukan harus segera dibuka sebagian atau seluruhnya untuk
kepentingan pemeriksaan.
c. Jika diperlukan pengawasan oleh Tim pengawas karena bekerja lembur, maka
segala biaya untuk itu menjadi beban Pemborong/Kontraktor.

Pasal II.03
KOORDINATOR STAF DAN PELAKSANA

a. Dalam pelaksanaan pekerjaan Pemborong/Kontraktor harus mengusahakan


secara terus menerus pelaksana yang terampil dan ahli memenuhi syarat sesuai
dengan yang tersebut dalam lampiran surat penawarannya, dan dipimpin oleh
penanggungjawab (Site Manager)

Perpustakaan Unika

b. Penanggung jawab lapangan harus seorang berpengalaman serta harus selalu


ada di lapangan dan bertindak mewakili Perusahaan Pemborong/Kontraktor di
lapangan untuk menerima segala instruksi dari Pemberi Tugas dan dapat
memberikan keputusan-keputusan teknis dan bertanggung jawab penuh di
lapangan. Semua keputusan dan tindakannya oleh Pemberi Tugas dianggap
sebagai Keputusan dan tindakan Perusahaan Pemborong/Kontraktor.
c. Pemberi Tugas berhak menolak atau meminta ganti petugas/pelaksana
Pemborong/Kontraktor bilamana staf tersebut dianggap tidak mampu dan
kurang berpengalaman atau hal- hal lain yang dapat menyebabkan
keterlambatan penyelesaian pekerjaan.

Pasal II.04
JAMINAN PELAKSANAAN

a. Pemborong/Kontraktor pemenang lelang wajib menyerahkan Jaminan


Pelaksanaan sebesar 5 % dari nilai Kontrak.
b. Jaminan Pelaksanaan adalah berupa Uang Tunai yang akan disimpan oleh
Ketua Panitia Pembangunan di bank tertentu, dengan mengembalikan
bunganya kepada Pemborong/Kontraktor pemenang lelang selama uang
tersebut dijaminkan.
c. Surat Perintah Kerja Pemborong/Kontraktor baru dapat diberikan setelah
Jaminan Pelaksanaan diterima oleh Ketua Panitia Pembangunan.

Perpustakaan Unika

Pasal II.05
TAHAPAN PEMBAYARAN

a. Sistem pembayaran akan dilaksanakan dan diatur berdasarkan prestasi bobot


pekerjaan yang telah diselesaikan. Dalam hal ini akan dilakukan pengecekan
bersama-sama Pemberi Tugas dan Pengawas sebagian berikut:
a. ANGSURAN I (PERTAMA)
Dibayar 25 % bila pekerjaan sudah selesai 25 %.

c. ANGSURAN II (KEDUA)
Dibayar 25 % bilamana pekerjaan sudah selesai 50 %.
d. ANGSURAN III (KETIGA)
Dibayar 15 % bilamana pekerjaan sudah selesai 85%.
e. ANGSURAN IV (KEEMPAT)
Dibayar 10 % bilamana pekerjaan sudah selesai 100% dan seluruh
pekerjaan sudah diserahkan untuk pertama kalinya.
f. ANGSURAN V (KELIMA)
Dibayar 5% bila batas waktu pemeliharaan telah berakhir dan sudah
diserahkan untuk kedua kalinya.
b. Prosentasi pekerjaan adalah berdasarkan jumlah volume pekerjaan yang telah
diselesaikan dan tidak termasuk jumlah harga bahan yang telah didatangkan
ke lokasi.

Perpustakaan Unika

c. Permohonan Pembayaran Angsuran dilakukan oleh Pemborong/Kontraktor


dengan surat permohonan yang dilengkapi dengan Laporan Kemajuan Prestasi
Pekerjaan dan Kuitansi Rangkap 2(Dua).

Pasal II.06
PENUNDAAN PEMBAYARAN

a. Pembayaran angsuran akan ditangguhkan bilamana:


1. terdapat kesalahan dalam pelaksanaan, hasil yang kurang memuaskan,
kerusakan-kerusakan yang tidak/belum diperbaiki,
2. belum memenuhi ketentuan administrasi, seperti Laporan Kemajuan
Prestasi Pekerjaan,
3. pemborong/Kontraktor tidak beritikad untuk mengembangkan kerjasama
yang baik dengan pihak-pihak terkait.
b. Bilamana hal-hal tersebut di atas sudah diselesaikan, maka pembayaran
angsuran dapat dilakukan.

Pasal II.07
DOKUMEN KONTRAK PEMBORONG/KONTRAKTOR

a. Dokumen Kontrak Pemborong/Kontraktor sekurang-kurangnya harus memuat:


1. Surat Perintah Kerja (SPK),
2. Surat-surat Penawaran berserta lampiran-lampirannya,

Perpustakaan Unika

3. Berita Acara Pembukaan Surat Penawaran,


4. Keputusan Penetapan Pemenang Pelelangan,
5. Rencana Kerja dan syarat-syarat (R K S)
6. gambar-gambar,
7. Risalah Penjelasan (Berita Acara Anwijzing).
b. Semua ini merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
c. Pembuatan Dokumen Kontrak Pemborong/Kontraktor menjadi tanggung
jawab Pemborong/Kontraktor.
d. Kontrak Pemborong/Kontraktor dibuat rangkap 2 (Dua).

Pasal II.08
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN

a. Jangka waktu maksimal yang diberikan kepada Pemborong/Kontraktor untuk


menyelesaikan seluruh pekerjaan yang dimaksud dalam RKS adalah 240 hari
kalender terhitung sejak SPK dikeluarkan.
b. Bila

terdapat

keterlambatan

dalam

pelaksanaan

ini,

maka

Pemborong/Kontraktor dapat mengajukan permohonan pengunduran waktu


pelaksanaan kepada Pemberi Tugas.
c. Permohonan tersebut harus sudah disampaikan pada Pemberi Tugas sekurangkurangnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan berakhir dengan menyebutkan
alasan-alasannya.

Perpustakaan Unika

d. Pemberi Tugas dapat menolak permohonan tersebut bilamana alasan yang


diajukan tidak dapat diterima.
e. Bila terjadi pemakaian oleh Pemberi Tugas pada masa pemeliharaan, maka
kerusakaan akibat pemakaian akan menjadi tanggung jawab Pemberi Tugas.

Pasal II.09
PERMULAAN PEKERJAAN

a. Selambat-lambatnya

(tujuh)

hari

setelah

SPK

diterima

oleh

Pemborong/Kontraktor, maka Pemborong/Kontraktor harus sudah mulai


pekerjaan dalam arti kata yang nyata.
b. Tidak

lebih

dari

(tujuh)

hari

setelah

dikeluarkannya

SPK

Pemborong/Kontraktor harus menyerahkan kepada pengawas untuk


disetujui suatu program kerja yang menunjukkan prosedur dan metode yang
diusulkan untuk melaksanakan pekerjaan dan tata cara melaksanakan
pekerjaan, pengaturan/penggunaan alat-alat pelaksanaan dan pekerjaan
sementara yang diperlukan.
Pasal II.10
PENYERAHAN PEKERJAAN

a. Penyerahan pertama harus dilakukan selambat-lambat pada tanggal yang telah


ditetapkan dalam Surat Perjanjian Pemborong/Kontraktor.
b. Syarat administrasi penyerahan pekerjaan oleh Pemborong/Kontraktor adalah:

Perpustakaan Unika

1. berita acara penyerahan I pekerjaan fisik selesai 100 %,


2. berita acara pekerjaan tambah kurang,
3. penyerahkan kunci-kunci pintu,
4. cadangan material genting sebanyak 1 %.
c. Perpanjang waktu penyerahan hanya dapat diterima jika alasan-alasan tersebut
sesuai dengan alasan-alasan yang diperkenankan dan tertulis didalam KRS
d. Rencana dan tanggal penyerahan pertama harus diajukan kepada Pemberi
Tugas selambatnya-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum tanggal yang
dimaksud, di mana Pengawas Lapangan mengadakan pemeriksaan seksama
atas hasil keseluruhan.. Hasil pemeriksaan ini akan disampaikan kepada
Pemborong/Kontraktor.
e. Sebelum penyerahan pertama, pemeriksaan dapat diadakan terlebih dahulu
satu kali. Pada saat-saat pemeriksaan maupun penyerahan dibuatkan berita
acara.
f. Keadaan

yang

dapat

digunakan

sebagai

alasan

untuk

mengajukan

perpanjangan waktu penyelesaian/pengunduran waktu penyerahan adalah


keadaan-keadaan force majeure yang berlangsung mempengaruhi jalannya
pekerjaan.
g. Keadaan force majeure yang dimaksud dalam ayat f adalah:
1. gempa Bumi,
2. banjir,
3. hujan lebat terus-menerus sepanjang hari,
4. kebakaran,

Perpustakaan Unika

5. demontrasi dan Pemogokan,


6. pemberontakan perang, dan
7. keadaan-keadaan lain yang menurut pertimbangan Direksi Lapangan dapat
diterima.

Pasal II.11
KESELAMATAN DAN PERPANJANGAN WAKTU

a. Kelalaian Pemborong/Kontraktor dan/atau Sub Kontraktor melaksanakan


pekerjaan, pekerjaan tambahan memperbaiki kerusakan yang diakibatkan oleh
masalah Pemborong/Kontraktor tidak akan diluluskan dalam permintaan
perpanjangan waktu.
b. Untuk keterlambatan akibat tindakkan Pemberi Tugas/Direksi Lapangan,
keadaan force majeure dapat diadakan perpanjangan waktu setelah dinilai
dengan

seksama

oleh

Direksi

yaitu

atas

permintaan

tertulis

dari

Pemborong/Kontraktor.
c. Permohonan perpanjangan waktu tersebut harus diajukan secara tertulis oleh
Pemborong/Kontraktor selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum serah
terima pertama.
d. Pada peristiwa dihentikan sementara suatu bagian/keseluruhan pekerjaan oleh
Direksi

akibat

perpanjangan watu.

kelalaian

Pemborong/Kontraktor

tidak

diadakan

Perpustakaan Unika

e. Semua biaya Direksi dan Pengawasan Lapangan yang diakibatkan oleh


kelambatan pekerjaan termasuk biaya lembur terus menerus (diatas jam 16.00
WIB) ditanggung oleh Pemborong/Kontraktor diserahkan kepada pemberi
tugas sebagai ganti.

Pasal II.12
JANGKA WAKTU PEMELIHARAAN
DAN TANGGUNG JAWAB PEMBORONG/KONTRAKTOR

a. Selama jangka waktu pemeliharaan yaitu selama 45 bulan terhitung mulai


tanggal penyerahan pertama, Pemborong/Kontraktor wajib menyelesaikan
semua kekurangan-kekurangan/cacat-cacat akibat pelaksanaan maupun bahanbahan yang kurang baik atas teguran pertama dari Direksi.
b. Bilamana Pemborong/Kontraktor dalam jangka waktu yang ditentukan dalam
Surat Teguran tersebut tidak melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang
dimaksud maka Direksi berhak untuk menunjukkan pihak lain guna
melaksanakan pekerjaan tersebut atas biaya Pemborong/Kontraktor.
c. Setelah jangka waktu pemeliharaan ini lampau dan keadaan bangunan telah
memuaskan

oleh

Direksi

Pemborong/Kontraktor.

akan

dinyatakan

secara

tertulis

kepada

Perpustakaan Unika

Pasal II.13
DENDA

a. Bilamana jangka waktu penyerahan pertama dilampaui maka kepada


Pemborong/Kontraktor akan dikenakan denda sebesar 1 (satu perseribu)
untuk setiap hari kelambatan sampai jumlah 5% (lima persen) dari biaya
bangunan keseluruhannya.
b. Setiap kelalaian dalam menepati peraturan-peraturan dalam R.K.S, maka
Pemborong/Kontraktor akan diberi teguran-teguran dan perintah-perintah baik
lisan maupun tertulis.
c. Bilamana kelalaian tetap saja dilakukan, setelah Pemborong/Kontraktor diberi
peringatan tertulis maupun lisan oleh Direksi Lapangan untuk kedua kalinya
dan tidak dipatuhi, maka kepadanya akan diberikan peringatan ketiga dan
seterusnya, yang diikuti dengan Denda Kelalaian sebesar 2 (dua perseribu)
untuk setiap peringatan dengan jarak waktu minimal antara satu peringatan
dengan peringatan lainnya adalah 2 x 24 jam.
d. Kejadian-kejadian ini akan dicatat dalam laporan-laporan harian dan
mingguan.

Pasal II.14
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

Perpustakaan Unika

a. Pelaksanaan pekerjaan tambah kurang baru dapat dilaksanakan oleh


Pemborong/Kontraktor setelah diketahui dari Direksi Lapangan.
b. Pelaksanaan Pekerjaan tambahan kurang harus ada pengajuan secara tertulis
dari Direksi dan disetujui oleh Pemberi tugas.
c. Sebagai

syarat

untuk

mendapatkan

ijin

tertulis

dari

Direksi,

Pemborong/Kontraktor diwajibkan untuk segera memberitahukan biaya yang


dimintanya untuk melaksanakan pekerjaan tambah yang diperintahkan
kepadanya.
d. Perhitungan Pekerjaan Tambah Kurang berdasarkan atas Daftar Harga Satuan,
Daftar Upah dan Bahan yang dilampirkan Pemborong/Kontraktor dalam surat
penawarannya, kecuali jika sebelum Pekerjaan Tambah Kurang tersebut
dimulai Pemborong/Kontraktor mengajukan keberatan dan minta dasar
perhitungan yang lain.
c. Tidak ada perhitungan kembali atas jumlah satuan yang dihitung
Pemborong/Kontraktor dalam surat penawaran dan lampiran-lampirannya,
dengan demikian perhitungan pekerjaan tambah kurang ialah bagian pekerjaan
/ suatu pekerjaan diluar yang dimaksud didalam R.K.S dan gambar kerja.
d. Perhitungan Pembayaran/Pemotongan Pekerjaan Tambah Kurang dilakukan
pada pembayaran angsuran berikutnya.

Pasal II.15
DOKUMENTASI

Perpustakaan Unika

a. Sebelum pekerjaan dimulai keadaan lapangan/tempat pekerjaan masih 0% (nol


persen) supaya diadakan pemotretan di tempat-tempat yang dianggap penting
menurut pertimbangan Direksi dengan ukuran 9 x 14 cm sebanyak 4 (empat)
lembar berwarna dari empat arah.
b. Setiap permintaan pembayaran angsuran dan penyerahan pertama harus
diadakan pemotretan yang menunjukan prestasi pekerjaan minimum 5 (lima)
jurusan, masing-masing menurut pengajuan angsuran dengan ukuran 9 x 14
cm sebanyak 1 set.
c. R.K.S dan gambar kerja tetap menjadi milik Pemborong/Kontraktor.

Pasal II.16
PENCABUTAN PEKERJAAN

a. Ketua Panitia Pembangunan berhak membatalkan/ mencabut pekerjaan dari


tangan Pemborong/Kontraktor, apabila ternyata pihak Pemborong/Kontraktor
telah menyerahkan pekerjaan seluruhnya/ sebagian pekerjaan kepada
Pemborong/Kontraktor lain semata-mata hanya mencari keuntungan saja dari
pekerjaan tersebut.
b. Pada pencabutan pekerjaan, Pemborong/Kontraktor dibayar hanya pekerjaan
yang telah diperiksa serta disetujui oleh Ketua Panitia Pembangunan/Direksi,
sedangkan harga-harga bahan bangunan yang ada di tempat menjadi resiko
Pemborong/Kontraktor.

Perpustakaan Unika

c. Meskipun sebagian dari pekerjaan tersebut telah diserahkan kepada


Pemborong/Kontraktor lain, seluruh pekerjaan masih tetap menjadi tanggung
jawabutama Pemborong/Kontraktor (hoofdaanemer) semula.
d. Penyerahan bagian-bagian/seluruh pekerjaan kepada Pemborong/Kontraktor
lain (order aanemer) tanpa ijin tertulis dari Ketua Panitia Pembangunan tidak
diijikan.
e. Ketua Panitia Pembangunan berhak membatalkan/memcabut pekerjaan dari
tangan Pemborong/Kontraktor apabila:
1. Dalam satu bulan terhitung tanggal S P K tidak melaksanakan pekerjaan
sebagaimana yang telah diatur.
2. Dalam satu bulan penuh Pemborong/Kontraktor tidak melanjutkan
pekerjaan yang telah dilaksanakan.
3. Melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan jangka waktu yang
ditentukan.
f. Jika terjadi pemutusan perjanjian secara sepihak oleh pihak Ketua Panitia
Pembangunan, maka:
1. Pihak Ketua Panitia Pembangunan (pihak pertama) dapat menunjuk
Pemborong/Kontraktor lain atas kehendak dan berdasarkan pilihnya
sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
2. Pemborong/Kontraktor (pihak kedua) harus menyerahkan kepada pihak
pertama segala arsip, gambar-gambar serta keterangan lain yang ada
hubungannya dengan perjanjian ini.

Perpustakaan Unika

3. Pemborong/Kontraktor (pihak kedua) harus membuat Berita Acara


perhitungan prestasti hasil pekerjaan yang telah dilakukan.

Perpustakaan Unika

BAGIAN III
SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN

PASAL III.01
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Kontraktor/Pemborong harus membuat bangunan darurat untuk keperluan


sendiri sehubungan dengan pekerjaan pelaksanaan pekerjaan ini berupa
Kantor Administrasi Lapangan, Los Kerja dan Gudang.
2. Kontraktor/Pemborong harus membersihkan lapangan dari segala hal yang
bisa mengganggu pelaksanaan pekerjaan, serta mengadakan pengukuran untuk
membuat tanda tetap sebagai dasar ukuran ketinggian lantai dan bagian-bagian
bangunan lain.
3. Tanda tetap itu dibuat dari beton 20 x 20 x 150 cm, sebanyak 2 buah diujungujung bangunan yang tempatnya akan ditentukan kemudian oleh Pengawas
Lapangan dan harus dijaga serta dipelihara selama waktu pelaksanaan hingga
pekerjaan selesai seluruhnya untuk penyerahan pertama.
4. Sebagai ukuran dasar 0,00 (Peil lantai dasar/lantai 1 (satu) atau peil (data)).
5. Untuk dasar ukuran sumbu-sumbu bangunan harus dibuat papan dasar
pelaksanaan (Bouwplank) yang harus dibuat dari bahan kayu meranti tebal
minimum 3 cm dengan permukaan atasnya diserut sipat dasar (Waterpass).

Perpustakaan Unika

6. Kontraktor/Pemborong harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa


pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila
dianggap perlu siap untuk mengadakan pengukuran ulang.

PASAL III.02
PEKERJAAN TANAH

1. Lingkup Pekerjaan
Termasuk di dalam kegiatan ini adalah penggalian galian pondasi, sloof,
sesuai dengan gambar rencana.
Penggalian material bahan pengisi dan mengangkutnya ke dalam lapangan
serta menimbunnya di daerah lapangan dengan pemadatan yang cukup seperti
dicantumkan dalam syarat-syaratnya.
Termasuk minimal seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1. pembongkaran dan memindahkan semua hal yang mungkin merintangi
jalannya pekerjaan,
2. melindungi benda-benda berharga yang berada dilapangan dan bendabenda berfaedah lainnya,
3. pengeringan dan pengontrolan drainase,
4. penggalian dan penimbunan (untuk penimbunan dengan tanah sirtu),
5. pemadatan, dengan dibuktikan tes Standard Proctor dilaboratorium,
6. pemindahan material-material yang tak berguna dan puing-puing,
7. menyediakan material-material pengisi yang baik.

Perpustakaan Unika

2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pemeriksaan lapangan
Kontraktor/Pemborong

harus

mengadakan

pemeriksaan

dan

pengecekkan langsung ke lapangan guna menentukan dengan pasti kondisi


lapangan, bahan-bahan yang kelak akan dijumpainya dan keadaan
lapangan sekarang yang nantinya mungkin akan mempengaruhi jalannya
pekerjaan.
b. Penggalian dan pembersihan
1. Seluruh rintangan yang ada dalam lapangan yang akan merintangi
pekerjaan harus disingkirkan, dan dibersihkan dari lapangan, kecuali
hal-hal yang mungkin akan ditentukan kemudian untuk dibiarkan
tetap. Perlindungan harus diberikan kepada hal-hal yang seperti itu.
2. Pelaksanaan penggalian pondasi baru bisa dimulai setelah as-as
ditetapkan secara cermat dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
3. Apabila selama pelaksanaan penggalian terjadi kelongsoran tebing,
Kontraktor/Pemborong harus mencegahnya misalnya dengan casing
dan lain-lain sehingga pekerjaan tetap lancar.
4. Pelaksanaan pekerjaan penggalian jalur pondasi, sloof haruslah
sedemikian rupa sehingga menjamin barang-barang berharga yang
mungkin berada di lapangan tidak rusak.
5. Reparasi kerusakan pada barang-barang milik kepentingan umum, di
dalam atau di luar lapangan pekerjaan semuanya harus dipikul oleh
Kontraktor/Pemborong.

Perpustakaan Unika

6. Pemindahan semua material-material akibat penggalian dan semua


benda-benda yang merintangi pekerjaan, harus menurut petunjukpetunjuk Pengawas Lapangan.
7. Seluruh pohon-pohon, semak-semak, rumput-rumput, dan seluruh
tumbuh-tumbuhan semacam itu harus dipindahkan seluruhnya dari
daerah yang akan ditimbun, keluar site.

c. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah


1. Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang
berharga yang mungkin ditemui di lapangan harus dilindungi dari
kerusakan,

dan

bila

sampai

menderita

kerusakan

harus

direparasi/diganti oleh Pemborong dengan tanggungan biayanya


sendiri.
2. Bila sesuai alat/pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di
lapangan dan hal tersebut tidak dijumpai pada gambar, atau dengan
cara lain yang dapat diketahui oleh Pemborong dan ternyata diperlukan
perlindungan atau pemindahan, Pemborong harus bertangggung jawab
untuk mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa
pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tak terganggu.
3. Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan
Kontraktor/Pemborong,

Kontraktor/Pemborong

harus

segera

menganti kerugian-kerugian yang terjadi yang dapat berupa perbaikan


dari barang yang rusak akibat pekerjaan Kontraktor/Pemborong.

Perpustakaan Unika

4. Sarana (utilitas) yang sudah tak bekerja lagi yang mungkin ditemukan
di bawah tanah dan terletak di bawah lapangan pekerjaan harus
dipindahkan keluar lapangan ke tempat yang disetujui oleh Pengawas
Lapangan atau tanggungan Kontraktor/Pemborong.

d. Pemeriksaan permukaan tanah dan air tanah


1. Daerah di sekitar bangunan-bangunan yang lebih rendah dari lapisan
sekelilingnya harus dilindungi dari kemungkinan terjadinya bahaya
erosi.

Untuk

itu

Pemborong

harus

mempersiapkan

saluran

pembuangan yang cukup menghindari terjadinya bahan erosi tersebut.


2. Kontraktor/Pemborong diminta untuk mengawasi hal-hal seperti di
bawah ini:
a. Tidak diperkenankan air tergenang di dalam/sekitar lapangan
pekerjaan kontrak ini.
b. Melindungi semua penggalian bebas dari seepage, overflow dan
genangan air.
c. Lapisan tanah teratas (Top soil)
Dalam daerah lapangan pekerjaan, top soil (lapisan tanah paling
atas) harus dikupas sampai kedalaman minimum 20 cm dan
digunakan sebagai bahan pengisi untuk daerah lain seperti yang
akan ditentuken oleh Pengawas Lapangan.
Setelah top soil dikupas, daerah tersebut harus dipadatkan sampai
setebal 15 cm sebelum pengisian bahan pengisi dilakukan.

Perpustakaan Unika

e. Bahan pengisi
1. Bahan pengisi harus cukup baik, dan adalah bahan yang disetujui oleh

Pengawas Lapangan yang diambil dari daerah lapangan atau bahan


yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan yang diambil dari
daerah diluar lapangan pekerjaan, dan merupakan bahan kaya akan
tanah berbatu kerikil (granular soil).
2. Bahan tersebut harus bebas dari akar-akar bahan-bahan organis,

barang-barang bekas/sampah-sampah, dan batu-batu besarnya lebih


dari 10 cm serta konsisten terhadap NI-3 (PUBB tahun 1970) pasal 14
ayat 3.
f.

Syarat-syarat penimbunan dan backfill


1. Seluruh penimbunan harus dibawah pengawasan Pengawas Lapangan
yang harus menyetujui seluruh bahan pengisi lebih dahulu digunakan.
Pengawas Lapangan juga akan mempersiapkan tes-tes yang akan
diperlukan dan penyelidikan-penyelidikan yang dibutuhkan atas biaya
Kontraktor/Pemborong.
Kontraktor/Pemborong tidak diperkenankan melakukan penimbunan
tanpa kehadiran dari Pengawas Lapangan.
2. Kontraktor/Pemborong harus menempatkan bahan penimbun diatas
lapisan tanah yang akan ditimbun, dibasahi seperti yang diharuskan,
kemudian digilas atau dipadatkan sampai tercapai kepadatan yang
diinginkan. Untuk pemadatan sirtu di bawah pondasi setempat dan plat

Perpustakaan Unika

lajur dengan stamper. Sedangkan untuk pemadatan halaman parkir


menggunakan mesin wals 4 sampai 6 ton.
3. Penggilasan atau pemadatan seluruh daerah lapangan harus dapat
mencapai 95% dari kepadatan maksimum Modified Proctor. Bila ada
material pengisi yang tidak memuaskan sebagai bahan pemadatan,
maka bahan tersebut harus diganti dengan pasir.
4. Kontraktor/Pemborong

diharuskan

menggunakan

peralatan

pemadatan dengan mesin untuk seluruh pemadatan, atau menggunakan


stamper. Pemadatan tangan atau dengan menggunakan timbris, sama
sekali tidak diperkenankan.
5. Pemadatan harus dilaksanakan lapis demi lapis dan setiap lapisan tidak
lebih tebal dari 20 cm, dibasahi dan dipadatkan merata sampai
mencapai kepadatan yang disyaratkan.
6. Pembersihan
Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan
penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa puing-puing, runtuhanruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan.
Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab Kontraktor.

Perpustakaan Unika

PASAL III.03
PEKERJAAN PONDASI DANGKAL

1. Lingkup Pekerjaan

a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan pondasi meliputi:


Pekerjaan pondasi batu kali untuk dinding, pondasi talud, pagar
tembok, saluran, dll.
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.

2. Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, Kontraktor/Pemborong harus
mengadakan pengukuran-pengukuran untuk as-as pondasi seperti pada
gambar konstruksi dan harus dimintakan persetujuan Pengawas
Lapangan.
b. Kontraktor/Pemborong wajib melaporkan kepada Pengawas Lapangan
bila ada perbedaan gambar-gambar dari konstruksi dengan gambar-gambar
arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.

3. Penggalian
a. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedalaman dasar lapis
pasir (sesuai gambar).

Perpustakaan Unika

b. Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapisan tanah


jelek, maka perlu konsultasi dengan Perencana untuk mendapatkan
pengarahan lebih lanjut.
c. Lebar penggalian di bagian bawah minimal lebar pondasi ditambah
210 cm.
d. Lebar penggalian di sebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah
dengan pengarahan Hindarkan Kelongsoran.
e. Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan stamper atau vibro roller
hingga mencapai kepadatan 90% Standard Proctor.
f.

Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedang lapis tanah


yang baik sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian yang
terlalu dalam tersebut harus ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan
hingga kepadatan 95% atas beban Kontraktor/Pemborong.

4. Pengurugan Kembali
a. Semua bekas-bekas sumur harus diurug dengan pasir pasang.
b. Lapis pasir di bawah pondasi harus dipadatkan dengan stamper atau vibro
roller mencapai kepadatan minimal 90%.
c. Pengurugan kembali dengan tanah:
1. Tanah yang akan digunakan untuk pengurugan harus mendapat
persetujuan dari Pengawas.
2. Semua bahan-bahan organis, sisa pembongkaran bekisting, puing,
sampah-sampah harus disingkirkan.

Perpustakaan Unika

3. Bongkahan-bongkahan tanah harus dipecah menjadi komponenkomponen yang kecil lebih dulu.
4. Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (maks. 30 cm per lapis)
dengan stamper atau vibro roller dengan memperhatikan kadar air
tanah sehingga mendapatkan kepadatan minimal 90%.

5. Pelaksanaan Pondasi
a. Pelaksanaan pondasi harus dalam keadaan lubang pondasi kering.
b. Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton lihat pasal pekerjaan beton
dan gambar pondasi.
c. Stek kolom, stek kolom penguat, sparing-sparing yang diperlukan harus
terpasang bersamaan dengan pekerjaan pondasi.
d. Ketentuan mengenai pekerjaan pondasi batu kali lihat ketentuan pasangan
batu kali, dengan catatan:
1. Tidak boleh ada rongga dalam pasangan tersebut.
2. Batu kali disusun satu per satu dengan penyangga mortar.
e. Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar arsitek dan ME.
Jika ada kelainan atau ketidak cocokan harus dikonsultasikan dengan
Perencana.

Perpustakaan Unika

6. Pondasi Pasangan Batu Kali


a. Kegiatan pekerjaan pasangan batu kali dilaksanakan pada pekerjaan
struktur dinding bata dalam bangunan, bak-bak bunga dan lain-lain sesuai
gambar rencana.
b. Bahan-bahan yang digunakan:
1. Batu kali dan pasir harus keras dan kekar serta bermutu kwartsa yang
disetujui Pengawas Lapangan/Perencana dan Owner.
2. Semen sesuai ketentuan Portland Cement Indonesia: NI 8 1972.
3. Air yang dipakai harus bersih dan tawar.

c. Syarat pelaksanaan
1. Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar rencana.
2. Adukan mempunyai komposisi minimal 1Pc : 5Pasir dan diberapen
dengan adukan yang sama.

PASAL III.04
PEKERJAAN SUB STRUKTUR (PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH)

1. Lingkup Pekerjaan
a. termasuk dalam pekerjaan ini ialah:
Pekerjaan pondasi minipile.

Perpustakaan Unika

b. pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga


kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambargambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.

2. Galian Tanah Pondasi


a. Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus dilakukan
menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang tercantum
di dalam gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama, akar pohonpohon yang terdapat di bagian pondasi yang akan dilaksanakan harus
dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus
disumbat.
b. Apabila ternyata terdapat pipa air, gas, pipa-pipa pembuangan, kabel-kabel
listrik, telepon dan lain-lainnya yang masih digunakan maka secepatnya
memberitahukan

kepada

Pengawas

atau

penguasa/instansi

yang

berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya.


c. Kontraktor/Pemborong bertanggung jawab penuh atas segala kerusakankerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata
penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka kontraktor
harus mengisi/mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan yang
sesuai dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai dengan
spesifikasi pondasi.
d. Kontraktor/Pemborong harus menjaga agar lubang-lubang galian
pondasi tersebut bebas dari longsoran-longsoran tanah di kiri dan

Perpustakaan Unika

kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat penahan tanah) dan bebas
dari genangan air (bila perlu dipompa), sehingga pekerjaan pondasi dapat
dilakukan dengan baik.
e. Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan selapis demi
selapis, sambil disiram air secukupnya, dan ditumbuk sampai padat.
Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan
pemeriksaan dan mendapat persetujuan Pengawas, baik mengenai
kedalaman/lapisan tanahnya maupun jenis tanah bekas galian tersebut.

3. Lantai Kerja
Penggalian tanah sampai lapisan sebagai dasar untuk perletakan merata,
lapisan dasar dari beton (plain concrete 1 : 3 : 5) supaya dibuat sebagai lantai
kerja dengan tebal tidak kurang dari 5 cm. Di bawah lantai kerja diberi lapisan
pasir yang dipadatkan setebal tidak kurang dari 20 cm atau sesuai gambar.

4. Kualitas Beton
a. Bahan yang digunakan adalah beton dengan fc = 22,5 MPa untuk foot
plate menurut SK SNI 03-2847-2002 dan sebagai tulangan adalah besi
dengan fy = 240 MPa untuk besi diameter 12 dan fy = 390 MPa untuk
besi diameter 16 keatas.
b. Beton yang digunakan harus dites mutunya dari benda uji dengan
persyaratan sesuai dengan SNI 03-2847-2002.
c. Besi beton yang digunakan harus dites, sesuai ketentuan.

Perpustakaan Unika

d. Hal-hal lainnya yang tidak disebutkan harus memenuhi persyaratan yang


berlaku.

5. Pondasi Mesin-mesin

Pekerjaan ini diselenggarakan oleh Kontraktor/Pemborong Sipil, dengan


petunjuk-petunjuk

dari

Pengawas

dan

kerjasama

dengan

Kontraktor/Subkontraktor lainnya. Semua harus mendapat persetujuan


Perencana/Pengawas.

6. Pekerjaan sloof

Pekerjaan beton bertulang untuk sloof harus menggunakan beton dengan


mutu fc = 22,5 MPa dan besi beton fy = 240 MPa untuk besi diameter 1
2 dan fy = 390 MPa untuk besi diameter 16 keatas. Besi-besi harus
ditempatkan seperti pada gambar detail. Selesai pekerjaan sloof, tanahnya
harus ditimbun dan dipadatkan sampai peil yang diperlukan.

7. Pekerjaan Stek Kolom

Pekerjaan stek kolom, stek dinding dan stek kolom praktis:


a. besi stek kolom harus memenuhi syarat spesifikasi,
b. besi beton harus terpasang sesuai gambar rencana dan turut dicor pada
waktu sloof dicor sampai batas permukaan atas sloof,
c. besi stek harus dijaga letaknya dan harus tetap lurus setelah selesai
pekerjaan sloof.

Perpustakaan Unika

8. Pekerjaan Pondasi Foot Plate

a. Umum
Peraturan umum yang digunakan adalah Tata Cara Perhitungan Struktur
Beton untuk Bangunan Gedung dan hal-hal yang belum terjangkau dapat
digunakan peraturan-peraturan, seperti ASTM, ACI dan peraturan lainnya
yang relevan.
b. Besi Beton (Steel Reinforcement)
1. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat:
a. pada SNI 03-2847-2002,
b. bebas dari kotoran, lapisan lemak, minyak, karat dan tidak cacat
(retak-retak, mengelupas, luka dan sebaginya),
c. mempunyai penampang yang sama rata,
d. disesuaikan dengan gambar-gambar.
2. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuanketentuan di atas harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.
3. Besi beton yang digunakan adalah fy = 240 MPa untuk besi diameter
12 dan fy = 390 MPa untuk besi diameter 16 dengan tegangan leleh
minimum 2.400 kg/cm2 dan 3.900 kg/cm2.
4. Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) dan tidak
dibenarkan mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton
tersebut untuk pekerjaan konstruksi.
5. Kontraktor/Pemborong diharuskan mengadakan pengujian mutu besi
beton yang akan dipakai sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari

Perpustakaan Unika

Direksi. Batang percobaan diambil di bawah kesaksian Direksi


berjumlah minimum 3 (tiga) batang untuk tiap-tiap jenis percobaan
yang diameternya sama, dengan panjangnya tidak kurang dari 100 cm.
6. Percobaan mutu besi beton dilakukan setiap saat bilamana dipandang
perlu oleh Direksi. Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor/Pemborong.
7. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar dan
mendapat persetujuan Direksi. Hubungan antara besi beton satu
dengan lainnya harus menggunakan kawat besi beton, diikat dengan
teguh, tidak menggeser selama pengecoran beton dan bebas dari tanah.
8. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kualitas, tidak
sesuai dengan spesifikasi harus segera dikeluarkan dari site setelah
menerima instruksi tertulis dari Direksi, dalam waktu 2 x 24 jam.

c. Beton
1. Umum
a. Kekuatan beton untuk pondasi plat dan sloof adalah fc = 22,5 MPa
menurut SNI 03-2847-2002 dengan deviasi standard sebesar 40
kg/cm2. Beton harus merupakan bahan yang kuat dan tahan
terhadap bahan-bahan berbahaya (seperti asam dan garam) karena
terletak didalam tanah.
b. Pengecoran beton harus dilakukan dalam keadaan lokasi tidak
berair. Selama pengecoran dan pengeringan beton air tanah yang

Perpustakaan Unika

ada harus terus menerus dipompa untuk mencegah rusaknya adukan


beton akibat air dari luar.
c. Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971
dan SNI 03-2847-2002.
d. Panjang

stek

untuk

penyambungan

kolom

atau

untuk

penyambungan batang-batang tulangan minimal 50 kali diameter


tulangan (50d).

2. Pengecoran beton

a. Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan


menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya
kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar.
b. Pemakaian beton ready mix harus mendapat persetujuan Direksi, baik
mengenai nama perusahaan, alamat maupun kemampuan alat-alatnya.
c. Penggunaan

alat-alat

pengangkut

mesin

haruslah

mendapat

persetujuan Pengawas, sebelum alat-alat tersebut didatangkan ke


tempat pekerjaan.
d. Semua alat-alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu harus
dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang mengeras.
e. Pengecoran

beton

tidak

dibenarkan

untuk

dimulai

sebelum

pemasangan besi beton selesai diperiksa oleh dan mendapat


persetujuan tertulis dari Pengawas.

Perpustakaan Unika

f. Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu tanpa berhenti untuk


keseluruhan dari seluruh 1 (satu) tiang dan diberi tanda maupun
tanggal pengecorannya.
g. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan
menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang
akan menyebabkan pengendapan agregat.
h. Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama
pengecoran berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga
tidak

merusak

acuan

maupun

posisi

tulangan.

Kontraktor/Pemborong harus menyediakan vibrator-vibrator untuk


menjamin efisiensinya tanpa adanya penundaan.
i. Pemadatan beton secara berlebih-lebihan sehingga menyebabkan
pengendapan agregat, kebocoran-kebocoran melalui acuan dan lainlain harus dihindarkan.

3.

Curing dan perlindungan atas beton


a. Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan
terhadap matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air
dan perusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum
waktunya.
b. Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap basah
selama 4 hari dengan menyemprotkan air atau menggenangi
dengan air pada permukaan beton tersebut.

Perpustakaan Unika

c. Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing


dan

perlindungan

atas

beton

harus

diperhatikan.

Kontraktor/Pemborong harus bertanggung jawab atas retaknya


beton karena kelalaian ini

PASAL III.05
PEKERJAAN BETON STRUKTUR ATAS

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.

2. Pedoman Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti :
Semua ketentuan dalam SNI 03-2847-2002 terutama yang menyangkut
pekerjaan beton struktur.
3. Bahan-bahan yang Digunakan
a. Semen
1. Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland Cement jenis
II menurut NI 8 atau type I menurut ASTM, memenuhi S.400 menurut
Standard Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Cement
Indonesia.

Perpustakaan Unika

2. Merek yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan tanpa


persetujuan Pengawas Lapangan.
3. Persetujuan PC hanya akan diberikan apabila di pasaran tidak
diperoleh semen dari merk yang telah dipilih dan telah digunakan.
4. Merk semen yang diusulkan sebagai pengganti dari merk semen yang
sudah digunakan harus disertai jaminan dari Kontraktor/Pemborong
yang dilengkapi dengan data teknis yang membuktikan bahwa mutu
semen pengganti setaraf dengan mutu semen yang digantikannya.
5. Batas-batas pengecoran yang memakai semen berlainan merk harus
disetujui oleh Pengawas Lapangan.

b. Agregates
Agregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat dalam
SNI 03-2847-2002, terdiri dari:
1. Pasir beton (agregat halus).
Kadar lumpur tidak boleh melebihi 4% berat pasir beton.
2. Koral atau crushed stone (agregat kasar):
1. Harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasannya dan padat (tidak porous). Dimensi maksimum 2,5 cm
dan tidak lebih seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian
konstruksi yang bersangkutan.
2. Khususnya untuk pekerjaan beton, di luar lapis pembesian yang
berat batas maksimum tersebut 3 cm dengan gradasi baik.

Perpustakaan Unika

3. Pada bagian dimana pembesian cukup berat (cukup ruwet)


digunakan koral semua split digunakan pecah/ giling mesin.

c. Besi beton
Besi beton yang digunakan ialah: besi beton ulir mutu fy = 390 Mpa ex
Krakatau Steel/ setara, untuk diameter lebih besar atau sama dengan 16
mm dan fy = 240 Mpa untuk diameter lebih kecil dari 13 mm. Untuk
mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping
adanya cetificate dari pabrik, juga harus dimintakan certificate dari
laboratorium baik pada saat pemasangan secara periodik minimal 2 contoh
percobaan tarik (stress strain) dan perlengkapannya untuk setiap 20 ton
besi.

d. Admixture
Pemakaian bahan tambahan untuk perbaikan mutu beton merk setara
Super Plastet SR (kedap air) dan plastet no.2 untuk beton biasa. Namun
sebelumnya Kontraktor/Pemborong diwajibkan mengajukan analisis
kimia serta tes, dan juga bukti penggunaan selama 5 tahun di Indonesia.
Penggunaan harus sesuai dengan petunjuk teknis pabrik.
4. Tata Cara Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
a. Pengiriman dan penyimpanan bahan pada umumnya harus sesuai dengan
jadwal pelaksanaan.
b. Penyimpanan semen

Perpustakaan Unika

1. Semen harus didatangkan dan disimpan dalam kantung/zak yang utuh.

Berat semen harus sama dengan yang tercantum dalam zak.


2. Semen harus disimpan dalam gudang yang kering, terlindungi dari

pengaruh cuaca, berventilasi cukup dan lantai yang bebas dari tanah.
3. Semen harus dalam keadaan belum mulai mengeras jika ada bagian

yang mulai mengeras, bagaian tersebut harus dapat ditekan hancur oleh
tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah bagian yang mulai mengeras ini
tidak lebih dari 5% berat semen.
4. Pada bagian semen yang mengeras tersebut harus dicampurkan semen

dalam jumlah yang sama dengan syarat bahwa kualitas beton yang
dihasilkan harus sesuai dengan yang diminta perencana.

c. Penyimpanan besi beton


1. Besi beton disimpan dengan menggunakan bantalan-bantalan kayu

sehingga bebas dari tanah (minimal 20 cm).


2. Beton harus disimpan bebas dari lumpur, minyak atau zat asing

lainnya.
d. Agregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup tepisah dari satu
dan lain jenisnya/gradasinya dan di atas lantai beton ringan untuk
menghindari tercampurnya dengan tanah.

Perpustakaan Unika

5. Bekisting yang digunakan


a. Bekisting yang harus dibuat dari papan kayu kalimantan dengan rangka
kayu yang kuat tidak mudah berubah bentuk dan jika perlu menggunakan
baja.
b. Bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak tidak ada
perubahan bentuk yang nyata dan harus dapat menampung bahan-bahan
sementara sesuai dengan jalannya kecepatan pembetonan.
c. Semua bekesting harus diberi penguat datar dan silangan sehingga
kemungkinan bergeraknya bekesting selama dalam pelaksanaan dapat
dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk menghindarkan keluarnya
adukan (mortar leakage).
d. Susunan bekesting dengan penunjang-penunjang harus teratur sehingga
pengawasan atas kekurangannya dapat mudah dilakukan. Penyusunan
bekesting harus sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkarannya
tidak akan merusak dinding, balok atau kolom beton yang bersangkutan.
e. Pada bagian terendah pada setiap fase pengecoran dari bekesting kolom
atau dinding, harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan
pembersihan.
f. Kayu bekesting harus bersih dan dibasahi air terlebih dahulu sebelum
pengecoran.
g. Air pembasahan tersebut harus diusahakan agar mengalir sedemikian rupa
agar tidak menggenangi sisi bawah dari bekesting.

Perpustakaan Unika

h. Pemilihan susunan dan ukuran yang tepat dari penyangga-penyangga atau


silangan-silangan bekesting menjadi tanggung jawab Kontraktor.
i. Pembongkaran Bekisting
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan khusus
yang cukup untuk memikul 2 x beban sendiri. Bila akibat pembongkaran
cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih
tinggi daripada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar
selama keadaan tersebut berlangsung. Perlu ditentukan bahwa tanggung
jawab atas keamanaan konstruksi beton seluruhnya terletak pada
Kontraktor/Pemborong,

dan

perhatian

Kontraktor/Pemborong

mengenai pembongkaran cetakan ditujukan ke SNI 03-2847-2002 dalam


pasal yang bersangkutan. Pembongkaran harus memberitahu Pemberi
Tugas/Arsitek bilamana ia bermaksud akan membongkar cetakan pada
bagian-bagian konstruksi utama dan minta persetujuannya, tapi dengan
adanya persetujuan itu tidak berarti Kontraktor/Pemborong

terlepas

dari tanggung jawabnya.

6. Pemasangan Pipa-pipa
Pemasangan pipa dalam beton tidak boleh merugikan kekuatan konstruksi.

Perpustakaan Unika

7. Kualitas Beton
a. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah dengan
fc=22,5 MPa. Sedang beton praktis dengan fc=17,5 Mpa. Evaluasi
penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat
dalam SNI 03-2847-2002.
b. Kontraktor/Pemborong harus memberikan jaminan atas kemampuannya
untuk memenuhi kualitas beton ini dengan memperlihatkan data-data
pelaksana di lain tempat atau dengan mengadakan Trial mix.
c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang
disebut dalam SNI 03-2847-2002. Pada masa permulaan pembetonan
pemborong harus membuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3 beton hingga
dengan cepat dapat diperoleh 20 benda uji yang pertama. Pengambilan
benda-benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan
kecepatan pembetonan.
d. Kontraktor/Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data
kualitas beton yang dibuat, laporan tersebut harus disahkan oleh
Pengawas Lapangan laporan tertsebut harus dilengkapi dengan harga
karakteristiknya.
e. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 7,5 cm
maximum 12,5 cm.
Cara pengujian slump adalah sebagai berikut:
1. Beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan (beton
bekesting).

Perpustakaan Unika

2. Cetakan slump dibasahi dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau
plat beton.
3. Cetakan diiisi sampai kurang lebih 1/3 nya kemudian ditusuk-tusuk 25
kali dengan besi dia. 16 mm panjang 30 cm dengan ujungnya yang
bulat (seperti peluru).
4. Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya.
Setiap lapis ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk
dalam satu lapis di bawahnya.
5. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan, dan
diukur penurunannya.
g. Pengujian kubus silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium yang

disetujui oleh Pengawas Lapangan.


h. Perawatan kubus silinder percobaan tersebut adalah dalam pasir basah

tetapi tidak tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam
udara tebuka.
i.

Jika dianggap perlu, maka Kontraktor/Pemborong harus mengadakan


percobaan silinder umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan-ketentuan
hasilnya tidak boleh kurang 65% kekuatan yang diminta pada 28 hari. Jika
hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang
diminta, maka harus dilakukan pengujian beton di tempat dengan cara-cara
yang ditentukan dalam SNI 03-2847-2002 dengan biaya ditanggung
Kontraktor/Pemborong.

Perpustakaan Unika

j.

Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung
setelah komponen adukan masuk dalam mixer.

k. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ke tempat pengecoran harus

dilakukan dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya separasi


komponen beton.
l.

Pemadatan beton harus menggunakan vibrator.

8. Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Bekisting


Pembongkaran bekisting dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang
tidak ditentukan lain dalam gambar, harus sesuai dengan SNI 03-2847-2002.
Siar-siar tersebut harus dibasahi terlebih dahulu dengan air semen tepat
sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus disetujui
oleh Pengawas Lapangan.

9. Penggantian Besi
a. Kontraktor/Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang
benar sesuai dengan apa yang tertera dalam gambar.
b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor/Pemborong atau
pendapatnya

mengalami

kekeliruan,

kekurangan

atau

perlu

penyempurnaan pembesian yang ada maka:


1. Kontraktor/Pemborong dapat menambah extra besi dengan tidak
mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar, secepatnya hal ini
diberitahukan kepada Pengawas Lapangan untuk sekedar informasi.

Perpustakaan Unika

2. Jika

hal

tersebut

di

atas

akan

dimintakan

oleh

Kontraktor/Pemborong sebagai kerja tambah, maka penambahan


tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada perserujuan tertulis dari
Perencana dan disetujui Pemberi Tugas.
3. Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan
tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari
Perencana. Mengajukan usul dalam rangka kejadian tersebut diatas
adalah merupakan juga kewajiban bagi Kontraktor/Pemborong.

c. Jika Kontraktor/Pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi


yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penukaran diameter besi dengan diameter terdekat dengan syarat:
1. harus ada persetujuan dari Pengawas Lapangan,
2. jumlah luas besi tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam
gambar,
3. penggantian tersebut atau daerah overlapping yang dapat menyulitkan
pembetonan atau penyampaian penggetar.

Perpustakaan Unika

d. Toleransi Besi
Diameter, ukuran sisi
(atau jarak antara dua
permukaan yang
berlawanan)
Dibawah 10 mm
10 mm sampai 16 mm
(tapi tidak termasuk
16 mm)
16 mm sampai 28 mm
29 mm dan 32 mm

Variasi dalam berat


yang diperbolehkan

Toleransi
diameter

7%

0,4 mm

5%

0,4 mm

5%
4%

0,5 mm
-

10. Perawatan Beton


a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas hingga tidak terjadi
penguapan cepat.
b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus
diperhatikan.
c. Beton harus dibasahi terus menerus selama minimal 10 hari

sesudah

pengecoran.

11. Tanggung jawab Kontraktor/Pemborong


a. Kontraktor/Pemborong

bertanggung

jawab

penuh

atas

kualitas

konstruksi sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas dan sesuai dengan


gambar-gambar konstruksi yang diberikan.
b. Adanya atau kehadiran Pengawas Lapangan selaku wakil Bouwher atau
Perencana yang sejauh melihat/mengawasi/menegur atau memberi
nasihat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.

Perpustakaan Unika

c. Jika Pengawas Lapangan memberi ketentuan-ketentuan tambahan yang


menyimpang dari ketentuan yang telah digariskan diatas atau yang telah
tertera dalam gambar, maka ketentuan tambahan tersebut menjadi
tanggung jawab Pengawas Lapangan, ketentuan tambahan ini harus
dibuat secara tertulis.

PASAL III.06
PEKERJAAN STRUKRUR BAJA (ATAP)

1. Ruang Lingkup
Pekerjaan ini meliputi penyedian semua tenaga-tenaga kerja, bahan instalasi
konstruksi dan perlengkapan untuk pembuatan (dengan mesin) pembangunan
dan pengecatan semua pekerjaan baja struktural, termasuk pemasangan alatalat (fixing) dari benda-benda yang terlekat.
2. Keahlian/Pertukangan:
Semua pekerjaan yang diterima untuk melakukan pekerjaan harus ahli
(tukang-tukang) yang berpengalaman dan mengerti benar pekerjaannya.
Segala

hasil

pekerjaan

mutunya

sebanding

dengan

standar

hasil

pekerjaan ahli/ pertukangan yang baik.

3. Bahan-bahan:
a. Baja yang dipakai harus dari baja yang sesuai standar internasional yang
telah disetujui. Tegangan putus baja minimum 3700 kg/cm2 (yield stress

Perpustakaan Unika

2400 kg/cm2). Untuk setiap perubahan pemakaian baja untuk konstruksi


bangunannya harus dengan persetujuan Konsultan/Ahli.
b. Bagian-bagian baja struktural dan pelat-pelat harus dari baja lunak sesuai
dengan daftar untuk konstruksi baja 1969.
c. Elektroda-elektroda harus standar internasional dengan yield stress 3,90
t/cm2. Allowable tensile stress 2,25 t/cm2, tidak berkarat, dan dilindungi
terhadap karat baik sebelum maupun sesudah terpasang. Hanya digunakan
baut dari satu produk dengan tanda kode yang jelas terdapat pada baut.

4. Pekerjaan Las
a. Pekerjaan las sebanyak mungkin di dalam bengkel.
Pekerjaan las di lapangan harus cukup baik dan tidak boleh dilakukan
sewaktu dalam keadaan basah atau hujan.

b. Las perapat/pengedap:
Dalam setiap posisi dimana 2 (dua) bagian (dari satu benda saling
berdekatan, harus dibuat suatu las perapat/pengedap guna mencegah
masuknya lengas) terlepas apakah itu diberikan detailnya atau tidak.
c. Perbaikan las:
Bila las-lasan apapun memerlukan pembetulan maka hal ini harus
dilakukan sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Lapangan tanpa
diberi biaya tambahan.

Perpustakaan Unika

5. Pembersihan
Sebelum mengecat semua pekerjaan harus disikat dengan sikat kawat secara
baik-baik dimana guna menghilangkan segala kulit oksid besi (berasal dari
pabrik) dan tanda-tanda pengeratan. Minyak, gemuk dan debu halus
dipermukaan harus segera dihilangkan sebelum pengecatan. Permukaanpermukaan yang harus dikelilingi/diselubungi dengan beton harus dibiarkan,
tidak dicat.

6. Pengecatan Pekerjaan Baja Struktural:


a. Tidak boleh dilakukan pengecatan atas permukaan apapun yang tidak
bersih atau tidak kering sama sekali atau dalam keadaan cuaca yang
menurut pendapat konsultan mungkin menimbulkan kerusakan pada cat.
b. Harus diberikan waktu yang cukup lama antara dua lapisan cat agar bisa
menjadi kering terlebih dahulu dan waktu tunggu ini tidak boleh kurang
dari dua hari. Baja yang berada dalam jarak 5 cm dari satu tempat las-lasan
atau yang harus diselubungi dengan beton tidak boleh dicat.
c. Pakailah meni dari toko untuk lapisan pertama. Setelah didirikan,
dibersihkan

semua tempat-tempat yang rusak dan tempat las-lasan

diberi meni.
d. Pakailah satu lapisan cat yang telah disetujui. Semua cat harus dari satu
pabrik dan harus dipakai persis menurut anjuran dari pabrik pembuatnya.
e. Kedua lapisan cat harus menutupi semua permukaan baja.

Perpustakaan Unika

7. Notasi & Toleransi:


a. Semua yang dinyatakan dalam gambar untuk baut adalah diameter baut,
sedang diameter lubang baut adalah diameter baut +1 mm.
b. Kalau diameter lubang lebih besar dari diameter baut +1 mm maka
harus dilas ring yang tepat pada lubang yang kebesaran tersebut dilas
penuh baru dipasang bautnya.

Perpustakaan Unika

DAFTAR PUSTAKA

ACI 318-02 and ACI 318R-02, (2002), Building Code Requirements for Structural
Concrete and Commentary, ACI Committee.

Coduto,D.P., (1994), Foundation Design Principles And Practices, A Paramount


Communication Company Englewood Cliffs, New Jersey 07632.

Departemen Pekerjaan Umum, (1983), Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk


Gedung, Yayasan Penerbit PU, Jakarta.

ISBN 979-98441-6-9, (2006), Prosiding Short Course HAKI: Pedoman Perancangan


Gedung Tinggi Di DKI Jakarta, Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia, Jakarta.

Mc Cormac, J.C.,(2003), Desain Beton Bertulang, Erlangga, Jakarta.

Purwono, R., (2005), Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa, itspress,
Surabaya.

Smith, J.C., (1996), Structural Steel Design: LRFD Approach, John Wiley & Sons
Inc., New York.

SNI-03-1726, (2002), Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan


Gedung, Badan Standarisasi Nasional, Bandung.

SNI-03-1729, (2002), Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan


Gedung, Badan Standarisasi Nasional, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai