Anda di halaman 1dari 34

Bagian Kedua

Komponen dan Teori Tentang Alat Pengangkat

Komponen bagian bagian alat pengangkat meliputi :


1. Alat pengangkat fleksibel ( rantai dan tali )
2. Katrol, sistem katrol, sprockets dan drum
3. Perangkat pengatur muatan
4. Perangkat pengereman dan pemberhenti
5. motor
6. Transmisi
7. Komponen transmisi ( sumbu dan poros, bantalan dan bantalan bertingkat )
8. Lintasan dan roda
9. Struktur mesin ( rangka crane/derek )
10. Perangkat kontrol
Semua mekanisme dan semua struktur logam harus dibentuk dengan
spesifikasi material yang berkualtias tinggi dan memiliki sertifikat yang diberikan
oleh penyedia peralatan.
Ilmu rekayasa modern telah merekomendasikan tegangan aman untuk variasi
material yang akan ditunjukkan pada tabel berikut untuk desain pada bagian bagian
alat pengangkut. Karakteristik teknikal dari material yang digunakan telah ditetapkan
atau berdasarkan ketentuan standarisasi dari State Standard.

Chapter III
Alat Pengnagkut Fleksibel
( Rantai dan Tali )

Rantai yang dilas dibentuk dari sebuah rantai yang berbentuk susunan baja
oval seperti ditunjukkan pada gambar 6. Dimensi utama dari susunan ditunjukkan
pada gambar 7 dimana : pitch (t) yang menunjukkan panjang bagian dalam susunan
rantai, lebar bagian luar (B) dan diameter (d) dari potongan rantai. Berdasarkan rasio
atau perbandingan antara pitch dan diameter dari potongan rantai, rantai las
diklasifikasikan dalam susunan rantai pendek (t 3d) dan susunan rantai panjang
(t > 3d).

Ada juga rantai yang dibentuk menurut panjang yang sesuai berdasarkan
keperluan. Panjang rantai ini dibentuk berdasarkan pengganbungan beberapa rantai
dengan menggunakan connecting links yang berada pada bagian tengah rantai.

Pemilihan beban rantai. Biasanya, ketegangan rantai diperiksa dengan dengan


menggunakan sesuatu untuk mengurangi tegangan aman yang bertujuan untuk
menghitung beban statis tak tentu dari rantai dengan penambahan tegangan bengkok
ketika rantai melewati katrol dan drum.
Rumus umum untuk pemilihan ketegangan pada pemilihan rantai las adalah :

Ss =
Dimana

S br
K

Ss adalah beban aman yang dibawa oleh rantai, dalam Kg


Sbr adalah beban batas atau beban izin, dalam Kg
K adalah faktor keamanan

2. Roller Chain
Roller chain terbuat dari plat plat dapat dilihat pada gambar 9.
Penggabungan dengan menggunakan engsel oleh pin. Rantai yang dibuat dengan dua
plat digunakan untuk beban yang ringan; untuk beban yang lebih berat jumlah plat
dapat ditambahkan menjadi 12 plat. Plat dikunci dengan pin yang ada bagian luarnya
seperti terlihat pada gambar 10a. Metode ini digunakan pada rantai yang didesain
untuk mengangkat beban yang ringan. Dalam kasus ketika rantai menangkat beban
ynag berat washer diletakkan dibawah bagian ujung pin seperti pada gambar 10b dan
c. Pengancing dengan pin pasak dan ring atau hanya dengan pin pasak seperti gambar
10d, e, f digunakan untuk rantai yang sering dilepaskan.

Terkadang penambahan roller pin digunakan seperti gambar 11 dimaksudkan


untuk tidak terjadinya interface didalam pengoperasian.

Dalam pengaplikasian sebagai alat pengangkat roller chain digunakan dalam


bentuk pengangkat hand-operated, untuk derek dan alat pengangkat dengan kapasitas
beban yang besar dioperasikan dengan kecepatan rendah.
Saat sekarang ini roller chain sering diganti dengan menggunakan tali kawat
baja.
Roller chain akan menjadi lebih unggul jika dilakukan pengelasan. Karena
plate merupakan bentuk yang solida atau padat sehingga keandalan pada saat
pengoperasian akan menjadi lebih tinggi. Roller chain memiliki fleksibilitas yang baik
dan dapat digunakan dengan menggunakan sproket yang kecil dan jumlah gigi yang
sedikit. Pengurangan bentuk ukuran ini dapat menghemat biaya. Disamping itu,
gesekan pada joints di rantai sangat sedikitdibandingkan dengan joints yang dilas
dengan kapasitas beban berat yang sama.
Plat dan pin pada rantai dibuat dengan naja 40, 45, dan 50. Ukuran dan
spesifikasi telah ditentukan oleh State Standards.
Kecepatan maksimum dari roller chain ini adalah 0.25 m/sec sesuai dengan
spesifikasi dan standar yang telah ditetapkan.

Nilai dari faktor keselamatan K, rasio

D
d

dan jumlah gigi pada sproket

untuk pengelasan dan roller chain ditabelkan sebagai berikut.


Data untuk Pemilihan Rantai (tabel 4)
Rasio
D/d

Nomor
minimum
gigi
Sproket

Chains

Drive

Faktor
safety, K

Welded calibrated and


uncalibrated

Hand

20

Power

30

Hand
Power
----

4.5
8
6

20
30

-------

Welded calibrated on a pocket


sheave
Welded uncalibrated (slings)

passing
arround the load
Ditto, not passing around the
load
roller

----------

5
5

----

-------

---8

3. Hemp Ropes
Sifat mekanik yang buruk pada hemp ropes (pengikisan yang cepat, kekuatan
yang tidak memadai, kerusakan yang cepat terhadap sisi objek dan efek atmosfer, dll.)
membuat hemp ropes hanya cocok digunakan untuk alat pengangkat hand-operated
(tali puli). Diameter puli katrol yang dilewati oleh tali setidaknya memiliki diameter
10d (dimana d adalah nilai diameter dari tali). Hemp ropes dominan digunakan
sebagai pengikat pada alat pengangkat (kait, dll.). Standar hemp ropes yang sesuai
dengan State Standard adalah hemp ropes dibentuk atas 3 untaian hemp dan setiap
helai/untuaian dipisah oleh benang-benang. Lilitan dari untaian berlawanan dengan
benang tersebut.
Berikut ada beberapa bentuk hemp yang telah dibuat dan jumlah untaian tali
hemps diklasifikasikan sebagai plain laid (gambar 12a) dan cable laid (gambar 12b).

Cara pemilihan Hemp Ropes. Hemp ropes dipilih hanya berdasarkan pada
tegangan yang memiliki formula sebagai berikut.
S=

d
4

br

Dimana d diameter, dalam cm,dari sebuah untaian lingkaran circumscribing ;


S beban pada tali, dalam kg.
Untuk hemp yang digunakan untuk mengangkat, breaking stress yang aman
adalah sekitar 1 sq cm dari nominal diameter hemp rope (contoh : diameter d meliputi
bagian yang kosong) adalah br = 100 kg/cm2 untuk tali putih dan br = 90 kg/cm2 untuk
tali tarred. Karenanya, untuk formula penggunaan alat pengangkatan dapat dirubah
sebagai berikut :
Untuk tali tarred

S = 0.785d2

Untuk tali putih

S = 0.705d2

Dimana d dalam satuan mm dan S dalam satuan Kg.

4. Steel Wire Ropes


Steel wire ropes banyak digunakan dalam alat pengangkat karena bersifat
fleksibel dalam aplikasi alat pengangkat. Jika dibandingkan dengan rantai steel wire
ropes memiliki beberapa keuntungan tersendiri. Diantaranya :

1) Memiliki berat yang ringan


2) Tingkat kerusakan yang sedikit akibat dari beban sentak
3) Polusi suara yang rendah walaupun dengan kecepatan pengerjaan yang tinggi
4) Keandalan yang baik dalam pengoperasian
Harga dari tali kawat ini lebih murah dibandingkan dengan rantai tetapi tali
kawat ini memerlukan drum yang membuat mekanisme pengangkatan lebih berat dan
lebih merepotkan.
Tali kawat dubuat dengan menggunakan kawat besi dengan ultimate strength

b = 130 sampai 200 kg/mm2. Dalam proses pembuatannya kawat diberikan


perlakuan panas khusus yaitu, perpaduan dengan penarikan dingin, memberikan sifat
mekanik yang tinggi pada kawat tersebut.
Tali kawat dibentuk dari untaian yang diketahui sebagai dua tali biasa. Hal
seperti itu sangat populer untuk tipe alat pengangkat. Posisi tali diklasifikasikan
menjadi : 1) menyilang atau posisi teratur; 2) paralel atau posisi Lang; 3) gabungan
atau posisi berlawanan.
Posisi regular seperti terlihat pada gambar 13a digunakan secara umum. Tali
seperti itu dirancang sesuai dengan arah putaran pada kabel pada untaian didalam tali.
Dalam bentuk paralel (Lang) tampilan arah tali dari kabel didalam untaian
adalah sama seperti dengan untaian didalam tali tersebut seperti terlihat pada gambar
13b. Tali ini lebih fleksibel dan ketahanan terhadap keausan yang tinggi; akan tetapi,
tali tersebut cendrung untuk berputar. Tali paralel tersebut digunakan untuk
pengangkat dengan menggunakan katrol dan juga sebagai tali pengnangkut.
Tali yang memiliki tampilan untaian yang berlawanan dan berputar dalam
arah yang berlawanan ditunjukkan pada gambar 13c. Disamping itu, arah tampilan
dari tali dapat menjelaskan penggunaan dengan menggunakan tangan kanan atau
tangan kiri. Penggunaan dengan tangan kanan umumnya yang sering digunakan.

Tujuan umum penggunaan Steel Wire Ropes. Wire ropes dibuat dibuat
berdasarkan State Standard.
Tali yang ditunjukkan dalam gambar 13 memiliki bentuk yang biasa (kabel
satu ukuran) dibentuk dengan untaian yang berputar dari kabel pada diameter yang
sama gambar 14A. Dalam hal ini kabel di penutup permukaannya akan melintas
berulang ulang melewati bagian dalam kabel gambar 14a. Sehingga membuat
sebuah zona peningkatan satuan tekanan.

Sebuah tali senyawa Warrington gambar 14a di dipintai dengan untaian kabel
yang memiliki diameter yang berbeda-beda. Kabel yang berdekatan dengan
permukaan tidak saling memotong dan setiap bagian luar kabel berada pada bagian
lembah yang dibentuk oleh dua bagian kawat gambar 14b. Tali senyawa gabungan
tipe Seale gambar 14c dibedakan secara jelas pada bagian dalam dan luar permukaan
dari setiap untaian dari kabel yang diameternya berbeda, nomor kabel bagian dalam
kabel serta ukuran yang dipilih untuk mencegah persimpangan kabel.

Nonspinning Wire Ropes. Sebuah pengembangan tentang pembuatan tali adalah


nonspinning ropes. Seperti tali yang diproduksi oleh Odessa Rope Works, dan lainlain.

Nonspinning wire ropes memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut :


1) Distribusi pembebanan yang merata melalui setiap tali dan akan mengurangi
tegangan internal
2) Fleksibiltas yang baik
3) Ketahanan aus ketika sedang beroperasi sehingga akan memiliki life time yang
lebih lama
4) Keselamatan yang baik selama beroperasi
Gambar 15a menunjukkan gambar dari nonspinning rope, gambar tersebut
menujukkan gambar asli dari sebuah tali dan bentuk asli sebelum pembuatannya.
Gambar 15b menunjukkan tali yang terbuat dari bahan kabel yang kuat dan dapat
dilepaskan sehingga bentuknya dapat dirubah. Gambar 15c menujukkan gambar tali
biasa dan 15d menujukkan gambar nonspinning rope.
Steel Wire Ropes with Flattened Strands. Tali pengait terbuat dari untaian untaian
berbentuk plat (gambar 16) dimana hal tersebut digunakan untuk mecegah terjadinya
abrasi atau pengikisan dan keausan. Tali dengan flattened strands ini memiliki area
kontak yang besar antara puli atau drum. Karenanya, tekanan yang terjadi akan
seragam dan tingkat keausan yang sedikit. Gambar 16 menunjukkan cross-section tipe
C pada tali dengan untaian berbentuk plat.

Locked-Coil Steel Wire Ropes. Tali seperti ini sering diaplikasikan pada cableways
dan cranes. Tidak pernah disatukan dalam alat pengangkat dengan tipe yang sama.

Keuntngannya adalah permukaan yang lembut, pemasangan pada pembuatan yang


kuat pada kabel dan keausan yang minim.
Bentuk bentuk dari locked-coil ini ditunjukkan pada gambar 17a, b, c. Unutk
gambar semilocked-coil ditunjukkan pada gambar 17e. Sementara gambar 18
menunjukkan cross-section dari tali yang digunakan pada material pengontrol mesin.

Beberapa konstruksi terbaru pada desain tali tersebut dengan satu kabel yang
besar untuk mendefenisikan nomor dari kabel hitam untuk penghitungan jumlah kabel
yang rusak. Pada beberapa tali, kabel tersebut memiliki nomor ordinal sendiri yang
dapat digunakan untuk menghitung setiap cross-section dengna mudah dari tali
tersebut. Gambar 20.

Gambar 19

Gambar 20
Selecting Steel Wire Ropes. Fenomena yang kompleks pada saat pengoperasian dari
tali pada beberapa bagian tidak dapat dijelaskan. Sebuah tali akan banyak mengalami
kejadian seperti pembengkokan, tekanan yang tidak konsisten, oleh karenanya total
tegangan dapat dihitung dengan analisa perhitungan keseluruhan bentuknya.
Disamping itu karena tali tersebut melewati puli dan drum bagian luar kabel tersebut
akan mengalami abrasi dan menjadi pengurangan kekuatan pada tali tersebut.
Pada beberapa pengalaman yang menujukkan ketahanan sebuah tali bergantung pada
dampak fatigue yang terjadi pada tali tersebut. berdasarkan jumlah bending, umur
sebuah tali dapat diprediksi dengan rasio

Dmin
( Dmin adalah diameter minimum
d

dari puli atau drum dan d adalah diameter dari tali ). Dan
diameter kabel pada tali ).

Dmin
(

adalah

Gambar 21

Gambar 22

Jumlah bending dapat ditemukan dengan tepat jika kita membuat diagram sederhana
seperti gambar 21.
Pada gambar 22 (diagram A dan B) menunjukkan beban yang terjadi pada multiple
crane pada puli, jumlah bend dan metode untuk perhitungan.
Number of Dmi
Number of Dmi
Number of Dmi
Number of Dmi
bend
n/d
bend
n/d
bend
n/d
bend
n/d
1
16
5 26.5
9
32
13
36
2
20
6
28
10
33
14
37
3
23
7
30
11
34
15 37.5
4
25
8
31
12
35
16
38

Rumus untuk menentukan diameter tali adalah sebagai berikut


d = 1.5 i
kita mendapatkan rasio

Dimana

Dmin
1.5 i

diameter dari sebuah kabel

I adalah jumlah kabel pada tali


Tegangan pada beban tali dalam sebuah bending adalah

=
Dimana

b
K

S
F

E '
D min

ultimate breaking strenght untuk material kabel tali dalam

kg/cm2
K faktor safety dari tali
S tegangan pada tali yang jatuh dalam kg
F area cross section yang digunakan pada tali dalam sq cm
3
E = 8 E adalah modulus elastis dari tali
3
8

E =

2,100,000

Notasi yang lain menjadi


S
b
'
F=
E
K D min

800,000 kg/cm2
S

b d '
. E
K D min d

b d
E'
.
K Dmin 1.5 i

Setelah menentukan nilai K dan memilih nomor kabel i berdasarkan bentuk tali dan
berdasarkan nilai

dan

d
D min

kita menggunakan rumus diatas untuk

menentukan cross-section area.


Setelah mendapatkan nilai F kita memilih tali dengan karakteristik terdekat,
b
permata kita memeriksa keadaan ultimate strenght
yang dapat diterima dari
rumus diatas. Jumlah kabel pada tali fitentukan oleh desain yang dapat diterima.
Untuk tali yang banyak digunakan pada peralatan pengangkat adalah tali
dengan 114, 222, dan 342 kabel. Rumus diatas mengasumsikan persamaan berikut :
S
b d
F(144) =
50,000
K Dmin

F(222) =

S
b d
36,000
K D min
S

F(342) =

b d
29,000
K D min

Dengan memainkan kedua sisi dari rumus tersebut dengan

kita memperoleh

rumus untuk pemilihan tali dengan breaking strength Pyang digunakan untuk total
cross-section dari tali.

S
P(114) =

b d
50,000
K D min
S

P(222) =

b d
36,000
K Dmin
S

P(342) =
Nilai dari d dan

b d
29,000
K D min

dipilih berdasarkan keperluan tali tidak di periksa karena

efek dari nilai ini diambil secara utuh menjadi rumus desain.
b
K

S E '
+
F Dmin

Rasio antara moment dan radius dari bentuk kurva bending diberikan sebagai
berikut :
EI
e=
M
e

Dimana

adalah radius dari kurva

E modulus elastisitas dari kabel


I momen inersia dari kabel cross-section
M momen bending
Tekanan atau kompresi pada bending kabel yang kuat sangat ekstrim. Lokasi
fiber dengan jarak

dari garis netral, dimana

dengan
=

adalah diameter kabel, sama

M
EI

. =
= E = E
I 2
eI 2
2e
Dmin

Dmin adalah diameter dari puli atau drum yang dilewati oleh tali yang berputar.
Dengan menambahkan tegangan tarik pada bagian yang terkena bagian
tegangan bending kita akan memperoleh rumus sebelumnya

S 3

S E '
+ E
= +
F 8 D min F D min

Tali seharusnya menjadi satu satunya subjek yang mengalami tegangan tarik
menurut persamaan
S=

Dimana

P
K

S tegangan maksimum yang diizinkan pada tali dalam Kg


P actual breaking strenght dari tali dalam Kg
K faktor keselamatan yang diambil dari tabel 9 menurut tipe dari
mekanisme dan kondisi dari pengoperasian

Tegangan kerja maksimum pada bagian tali dari sistem beban puli Sw
ditentukan dengan cara
S w=

Dimana

Q
n . . 1

Q adalah berat dari beban dalam Kg


n adalah nomor puli
adalah efisiensi puli lihat tabel 8

adalah efisiensi dengan perhitungan losses pada

ketebalan tali dalam coilling pada drum, diasumsikan


menjadi 0.98

Pulley Efficiency
Single Pulley
numbe number
r of
of
part
rotating

Multiple pulley
numbe number
r of
of
part
rotating

of line pulleys
of line pulleys
2
1
4
2
3
2
6
4
4
3
8
6
5
4
10
8
6
5
12
10

Efficeincy
sliding friction in
pulley bushes
(resistance factor
of one pulley is
1.05)
0.951
0.906
0.861
0.823
0.784

rotating friction in
pulley bushes
(resistance factor of
one pulley is 1.05)
0.971
0.945
0.918
0.892
0.873

Diameter minimum yang diizinkan dari drum atau puli memiliki rumus
sebagai berikut
D e 1 e2 d
Dimana

D adalah diameter dari drum atau puli dalam mm


d adalah diameter tali dalam mm
e1

adalah faktor menurut tipe dari alat pengangkat tabel 9

e2

adalah faktor menurut konstruksi dari tali tabel 10

Minimum permissible values of factor K and e1


Driv Operating
Type of hoisting mechanism
e
condition
Locomotive, caterpillar-mounted,
Han
tractor and
d
Light
truck -mounted pillar cranes (including Pow
excavator
er
Light
operating as cranes), cranes and
Pow
hoisting mechanism
er
Medium
at construction sites and temporary
Pow Heavy and very
job
er
heavy
all other types of cranes and hoisting
han
mechanism
d
light
pow
er
light
pow
er
medium
pow Heavy and very
er
heavy
hand-operated winches with a loadlifting capacity
of up to 1 ton mounted on various
automotive vehicle
(automobiles, truck, etc).
----trolley hoists
----clamshell mechanism (except for
pulleys in grabs) for
hoisting mechanism of item I
----ditto, for hoisitng mechanism of item II -----

Fakto
rK

Factor
e1

16

16

5.5

18

20

4.5

18

20

5.5

25

30

4
5.5

12
20

5
5

20
30

Values of factor e2 depending on rope construction


Rope construction

Faktor e2

ordinary 6 x 19 = 114+1 core :


cross laid .............................................................
parallel laid .........................................................
compound 6 x 19 = 114 + 1 core :
a) Warrington :
cross laid ...........................................................
parallel laid .......................................................
b) Seale :
cross laid ...........................................................
parallel laid .......................................................
ordinary 6 x 37 = 222 + 1 core :
cross laid ...........................................................
parallel laid .......................................................

1.00
0.90

0.90
0.85
0.95
0.85
1.00
0.90

5. Menghitung Ketahanan ( Fatigue Strength ) dari tali baja oleh Professor Zhitkovs
Method
Metode perhitungan ketahanan digambarkan dibawah ini dengan menjumlahkan hasil
hasil selama beberapa tahun percobaan dan penelitian. Variasi bentuk tali dari 3 sampai 28
mm dan di tes secara metalurgi, produksi, desain dan faktor operasi dengan efek dan
kekuatan dari tali tersebut.

Sebagai langkah pertama, karakteristik dari umur tali disatukan dari semua uji coba yang
dilakukanmenjadi sebuah grafik yang menjelaskan tentang
Z =f 1

dan

z=f 2

( Dd )

Dari data ini digunakan untuk menggambar sebuah diagram yang menunjukkan hubungan
=f 3

( Dd )

untuk variasi jumlah nomor bend pada tali gambar 24 dan mendapatkan

rumus secara matematika


A=

Dimana

A=

D
d

D
=m C C1 C2
d

adalah rasio antara diameter drum atau puli dandiameter tali.

m adalah faktor menurut jumlah nomor bending yang berulang dari tali z
selama satu periode dari keausan sampai gagal. Tabel 11.

adalah tegangan tarik sebenarnya dari tali dalam kg/mm2

C adalah faktor karakteristik dari konstruksi tali dan ultimate tensile strength
dari material kabel
C1 adalah faktor menurut diameter dari tali. Tabel 13.
C2 adalah faktor perhitungan dari penambahan produksi dan faktor operasional
yang tidak termasuk pada faktor C1 dan C ( nilai C2 dapat dilihat pada tabel
14).

z
pada
ribuan

30
0.26

50
0.41

70
0.56

90
0.70

110

130

0.83

0.95

230

255

280

1.50

1.62

1.74

150
1.07

z
pada
ribuan

170
1.18

190
1.29

210
1.40

310
1.87

340
2.00

m
z
pada
ribuan

370

410

450

500

550

600

650

700

2.12

2.27

2.42

2.60

2.77

2.94

3.10

3.17

Values of Factor C

b ,
kg /mm2

130
160
180

6 x 7 = 42
and one
core
cro parall
ss
el
laid
laid
1.3 1.13
1
1.2 1.04
2
1.1 0.98

Rope construction
6 x 19 = 114 and one core
Ordinary
Warrington
Seale
cro
ss
laid
1.0
8
1.0
0
0.9

parall
el
laid
0.91
0.83
0.78

cro
ss
laid
0.6
9
0.6
3
0.5

parall
el
laid
0.61
0.54
0.50

cro
ss
laid
0.8
1
0.7
5
0.7

parall
el
laid
0.69
0.62
0.57

6 x 37 =
222 and
one core
cro parall
ss
el
laid
laid
1.1 0.99
2
1.0 0.93
6
1.0 0.89

z in thaousand
m
z in thaousand
m
z in thaousand
m

30
0.26
170
1.18
370
2.12

9
Value
50
0.41
190
1.29
410
2.27

of Factor m
70
90
0.56
0.70
210
230
1.40
1.50
450
500
2.42
2.60

110
0.83
255
1.62
550
2.77

130
0.95
280
1.74
600
2.94

150
1.07
310
340
1.87
2.00
650
700
3.10
3.17

Value of Factor C
Rope Construction

b
kg/m
m

130
160
180

6 x 7 = 42
and one
core
Cro Parral
ss
el
Laid
Laid
1.3
1
1.13
1.2
2
1.04
1.1
6
0.98

Rope
Diameter

up
to 5

C1

0.83

5.5
-8
0.8
5

Seale
Cro Parral
ss
el
Laid
Laid
0.8
1
0.69
0.7
5
0.62
0.7
0
0.57

6 x 37 =
222
and one
core
Cro Parral
ss
el
Laid
Laid
1.1
2
0.99
1.0
6
0.93
1.0
2
0.89

Value of Factor C1
8.5 - 11 - 15 18 10
14
17.5
19

10.5
- 24

25 28

30 34.5

37 43.5

0.89

1.04

1.09

1.16

1.24

6 x 19 = 114 and one core


Ordinary
Cro Parral
ss
el
Laid
Laid
1.0
8
0.91
1.0
0
0.83
0.9
5
0.78

0.93

Warrington
Cro Parral
ss
el
Laid
Laid
0.6
9
0.61
0.6
3
0.54
0.5
9
0.50

0.97

1.00

Setelah mengetahui umur dari tali kita dapat menentukan diameter dari drum atau puli
dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan seperti diatas. Ketika perhitungan
ketahanan dari tali tersebut kita juga harus mengetahui jumlah bending yang diizinkan
selama periode masa operasi.
Untuk memperoleh data yang akurat pada operasi kerja, kita dapat melihat tabel 15
sebagai perbandingan data.
Values Of Factor C2
Material of rope wire
Carbon Steel : 0.55% C; 0.57% Mn; 0.25% Si; 0.09% Ni; 0.08% Cr;
0.02% S and

C2

0.02%
P ..........................................................................................
Carbon Steel : 0.70% C; 0.61% Mn; 0.09% Si; 0.021% S and 0.028%
P ........................
Chromium Pearlitic Steel : 0.40% C; 0.52% Mn; 0.25% Si; 0.2% Ni;
1.1% Cr; 0.025% S
and 0.025%
P................................................................
Stainless Steel : 0.09% C; 0.35% Mn; 0.3% Si; 8.7% Ni; 17.4% Cr;
0.02% S and 0.02 P
Ordinary open-hearth
steel ..................................................................................
Open-hearth steel smelted of charcoal pig iron and clean
scrap ............................
Wire made from the whole
ingot ..........................................................................
Wire made from the ingot middle
zone ................................................................

Operation
Drawing

Treatment
Draught per drawing 25% .........................................
Draught per drawing 10% .........................................

1
0.9

1.37
0.67
1
0.63
1
0.92

C2
1
0.93

Surface :
Ordinary .......................................................

Heat Treatment
Process

Stranding
Process

Polished .......................................................
Patenting in a lead
bath ..............................................
Normalizing ............................................................
....
Air
Hardening ..............................................................
Annealing ...............................................................
....

1
0.89
1
1.08
1.1
1.15

1.8 d of rope
6.7 d of rope

Lay Pitch
Wires in
First lay
10.2 d of strands
10.2 d of strands

8.8 d of rope

10.2 d of strands

12.1 d of strands

8.8 d of rope

12.0 d of strands

14.0 d of strands

6.7 d of rope
6.9 d of rope

8.3 d of strands
25.0 d of strands

7.9 d of strands
6.9 d of strands

Strands in rope

strands
Second lay
12.1 d of strands
12.1 d of strands

C2
1
1.3
1.0
6
0.9
1
1.1
8
0.7
2

one-strand core

impregnated

Hemp ...............

with grease

Cotton ..............

1
1.1
1
0.8
2
0.8
2
1.3
6
1.1
5
1.4
6
1.0
0.8
2
1.3
6
1.0
6
0.7
4

Manila ..............
Sisal .................
Steel ................
one-strand core

Not impregnated

Hemp ...............

with grease

Cotton ..............
Manila ..............
Sisal .................
Steel ................

Three-strand

impregnated

core
Additional
Processing

with grease
Sisal .................
Straightening
of wire and
rope .................................................
...
Prestretching of
rope...........................

Operational Factors
Pulley Material

Pulley Groove Radius

Nature of rope bend


Angle of contact of rope on pulley

Angle of deflection of rope relative


to a plane normal to the axis of
the
pulley or drum ( fleet angle )
Ambient Temperature

Hemp ...............

Indices
Iron Casting .............................
Duralumin ...............................
Laminated Fabric .....................
0.52 d of rope ..........................
0.75 d of rope ..........................
R = .......................................
40 V-groove ...........................
one-side bend ........................
multiple bend ........................
180 ..........................................
90 ............................................
45 ............................................
0
130
3
5
+20
0

0.8
9
0.9
3

C2
1
0.92
0.80
1
1.16
1.27
1.26
1
1.4
1
1.14
1.27
1
1.09
1.16
1.22
1
0.9

-20

0.83

Hand-driven
light
duty

2
5

16

2
5

40

400 Simple Suspension


100 suspension with
0
one moveable pulley

1
6

2
5

13
6

340
0

Medium
duty

heavy and
very heavy
duty

suspension

2
4

3
0

32
o

960
0

2x2
Multiple
2x2
pulley
2x4
with
2x5
ratio

Z
2

and l2 = 2m

number of rope bends per cycle for l1 = 1m

Mode of load

height h of load lifting in m at the maximum

Mean number of working cycles per day

Working days per month

Operating
Condition
of hoisting
mechanism

Daily mechanism, hrs

Values of a, z2,

--

0.7

0.5

0.4

0.3
0.2
5

0.2

Jika kita mengetahui kondisi operasi dari sistem pengangkat, setelah kita mengetahui
masa hidup dari tali tersebut kita dapat menentukan bending yang diizinkan Z1 dari rumus

Z 1=a z 2 N
Dimana

N adalah masa pakai tali, dalam bulan


a adalah rata rata siklus kerja per bulan
Z2 adalah nomor bend berulang per siklus pada tinggi pengangkatan
dan bending satu sisi

adalah faktor yang berubah dari ketahanan tali untuk mengangkat

dengan tinggi maksimal dan mengangkat beban kurang dari beban


maksimal

Gambar 25

Gambar 26
h l 1 ( i2 ) +l 2
dimana

l1

adalah jarak dari pengait pengangkat ke puli

l2

adalah jarak dari tali yang berputar dari drum ke housing yang

bergerak
i adalah setengah dari nomor bagian dari garis tali
dengan menggunakan hasil percobaan persamaan diatas, kita memperoleh hasil dari
jumlah worn steel kabel tali, dan bearing yang berhubungan langsung dengan bending
dan number of breaks pada tali.
=

z
=2.5
z1

Jumlah nomor yang berulang pada bending akan mengakibatkan tali mengalami
kegagalan dapat dihitung dengan rumus
z=z 1 =a z 2 N

Gambar 28

Metode perhitungan ketahanan tali akan menjadikan tali dapat bekerja sesuai
perhitungan dan kapasitas kerja dibawah kondisi yang bervariasi.
Gambar 28 mengilustrasikan afektif faktor utama dari kualitas tali kawat baja.

6. Pemasangan pada Rantai dan Tali


Pada ujung rantai dan tali di sambungkan dengan berbagai metode agar keamanan
terjaga seperti yang akan didiskusikan dibawah ini.

Gambar 29
Pemasangan Welded Load Chains. Gambar 29a menunjukkan bagian ujung pada
alat pengangkat berupa rantai yang dihubungkan dengan trolley frame. Pada kedua sisi
batang penghubung yang berjarak dengan lokasi rantai.
Gambar 29b menunjukkan bagaimana ujung rantai dihubungkan dengan pengait
dengan tambahan sebuah split yoke dan sebuah baut. Pemasangan sebuah pengait dengan
rantai dengan bantuan sebuah crosspiece dan mata garpu ditunjukkan pada gambar 29c.
Pemasangan Roller Chain. Gambar 30 menunjukkan gambar sebuah roller rantai
yang dihubungkan dengan trolley frame oleh bagian khusus dan batang dengan baut
besar dengan lubang d, dan memiliki pitch l1 dengan penghubung disekitarnya.
Pemasangan Hemp Ropes. Hemp ropes biasanya digabungkan bersama dengan
sebuah splicing atau dengan bantuan eyelet thimbles gambar 31. Semua metode yang
lain tidak digunakan karena perbandingan kekuatan yang rendah dari hemp ropes.

Gambar 30

Gambar 31
Pemasangan Wire Ropes. Metode berikut ini digunakan untuk bagian ujung dari tali
kawat baja dengan rangka.
Tapered wire rope socket. Tali di sambungkan dengan soket tapered gambar 32
dalam pengoperasian.

Gambar 32

1) Bagian ujung tali adalah bagian pertama yang diamankan dengan kabel halus
pada titik a dan b dimana posisi ini tergantung pada panjang dari soket baja.
2) Bagian atas a dilepaskan dan untaian terbuka
3) Kabel berbentuk bulu dalam setiap untaian dan inti dari hemp dipotong
4) Kabel digabung bersama pada dua titik dengan pengukuran a dan a
5) Bagian ujung tali ditekan kedalam soket, kabel dibengkokan kedalam pengait
seperti manner dan dilelehkan ujungnya masuk kedalam soket.
Gambar 32 menunjukkan variasi kabel soket untuk suspending pengait.
Pengecekan perhitungan untuk kekuatan dari taperred soket meliputi berikut ini :
Lateral pressure pada dinding soket gambar 33 adalah :
P=

Dimana

Q
2 sin x

Q adalah beban pada tali

pada waktu yang sama


P=

Dimana

pF
2

p adalah tekanan pada dinding soket.


F adalah area bearing dalam kontaknya sama dengan
F=

l ( d 1 +d 2 )
2

Karenanya
P=

pl( d 1+ d 2)
Q
=
2 sin
2.2

Subtitusikan
l=

r 1r 2 d 1d 2
=
sin 2sin

Kita mendapatkan
p ( d 1d 2) ( d1 + d2 )
Q
=
2 sin
2 X 2 X 2sin
Dan sederhananya kita mendapatkan

p ( d 21d 22 )
Q=
4
Karenanya
p=

4Q

( d 21 d 22 )

Gambar 33
Sebagai contoh unit tekanan antara bagian dalam dinding dari soket dan ujung filling
sama dengan unit tekanan secara horizontal proyeksi dari area bearing. Ketika d2 d ( d
diameter tali ).
d 1=

4Q 2
+d
p

Unit tekanan p seharusnya tidak melebihi nilai 115 kg/cm2


Tinggi soket h ditentukan dengan mengecheck bagian ujung filling dari shear
h=

Q
d [ ] sh

Dimana [ ] sh = 125 kg/cm2


Ketebalan dinding soket, berdasarkan sebuah silinder dengan tekanan bagian dalam,
ditentukan dari rumus umum berikut

d ex =d

Dimana

br + 0.4 p
br 1.3 p

d ex

dan d diameter internal dan eksternal

br

safe breaking stress, dalam kg/cm2 ( untuk besi cor

br

= 400 ke

700 kg/cm2 )
P adalah tekanan internal yang didapat dari rumus diatas.
Karena bagian ujung filling tidak mengalami kontak secara keseluruhan dengan dinding
nilai p seharusnya menjadi nilai ganda untuk lebih realibilitas. Persamaan berikut ini akan
menjelaskan bagian terdekat dengan soket :

Untuk bagian board :


d 3=d1

br 0.4 x 2 p
br1.3 x 2 p

Untuk bagian narrow :

d 4 =d 2

+ 0.4 x 2 p
1.3 x 2 p

Gambar 34

Gambar 35

Gambar 36
7.

Load Suspension Appliances


Bagian unit beban dibawa dengan menggunakan rantai atau tali sling yang
dipasangkan pada pengait atau penjepit baja.
Permissible Included Angels Between Sling Legs. Pada gambar 37a kita
mendapatkan pembebanan dari dua sling. Jika kita mendonasi beban atau memberikan
berat beban yang diangkat adalah Q maka tegangan setiap tali sling akan menjadi
S=

Q
2 cos

Komponen horizontal dari tegangan S adalah


'

S=

Q
tan
2

Jika kita menentukan gaya S dan S untuk beban

Q
2

= 1000 kg dan dengan sebuah

sudut dari 2 = 180o, hubungan antara S dan S akan ditunjukkan oleh kurva 37b. Kurva
ini menunjukkan besar yang meliputi sudut beban dengan beban pada rantai atau tali
sling sebesar kompresif atau tekanan bending yang bekerja pada proses pengangkatan.
Karenanya, sudut yang diperbesar merupakan pembebanan yang berguna pada sling.
Jika beban ditangguhkan secara simetris pada empat rantai gambar 37c maka hal itu
dapat diasumsikan bahwa berat akan terbagi rata antara empat kaki dari sling tersebut.
Dalam kasus ini tegangan pada kai sling akan menjadi

S = S 1 = S2 = S3 = S4 =

Q
4 cos

Tapi karena
cos =

O1 O h
=
O
l

Rumus akhir akan menjadi


S=

Ql
4 h

Jika berat dari beban adalah Q seperti tegangan yang diketahui setiap kaki sling akan
menjadi
S=

Dimana :

1 Q
Q
=k
cas m
m

m adalah jumlah kaki pada sling


adalah sudut antara kaki dengan bagian vertikal
Jika =0o, 30o, 45o, dan 60o, maka k= 1, 1.15, 1.42, dan 2.

Gambar 37

Gambar 38

Gambar 39

Gambar 40

Anda mungkin juga menyukai