Pengankut Bahan
Pengankut Bahan
Chapter III
Alat Pengnagkut Fleksibel
( Rantai dan Tali )
Rantai yang dilas dibentuk dari sebuah rantai yang berbentuk susunan baja
oval seperti ditunjukkan pada gambar 6. Dimensi utama dari susunan ditunjukkan
pada gambar 7 dimana : pitch (t) yang menunjukkan panjang bagian dalam susunan
rantai, lebar bagian luar (B) dan diameter (d) dari potongan rantai. Berdasarkan rasio
atau perbandingan antara pitch dan diameter dari potongan rantai, rantai las
diklasifikasikan dalam susunan rantai pendek (t 3d) dan susunan rantai panjang
(t > 3d).
Ada juga rantai yang dibentuk menurut panjang yang sesuai berdasarkan
keperluan. Panjang rantai ini dibentuk berdasarkan pengganbungan beberapa rantai
dengan menggunakan connecting links yang berada pada bagian tengah rantai.
Ss =
Dimana
S br
K
2. Roller Chain
Roller chain terbuat dari plat plat dapat dilihat pada gambar 9.
Penggabungan dengan menggunakan engsel oleh pin. Rantai yang dibuat dengan dua
plat digunakan untuk beban yang ringan; untuk beban yang lebih berat jumlah plat
dapat ditambahkan menjadi 12 plat. Plat dikunci dengan pin yang ada bagian luarnya
seperti terlihat pada gambar 10a. Metode ini digunakan pada rantai yang didesain
untuk mengangkat beban yang ringan. Dalam kasus ketika rantai menangkat beban
ynag berat washer diletakkan dibawah bagian ujung pin seperti pada gambar 10b dan
c. Pengancing dengan pin pasak dan ring atau hanya dengan pin pasak seperti gambar
10d, e, f digunakan untuk rantai yang sering dilepaskan.
D
d
Nomor
minimum
gigi
Sproket
Chains
Drive
Faktor
safety, K
Hand
20
Power
30
Hand
Power
----
4.5
8
6
20
30
-------
passing
arround the load
Ditto, not passing around the
load
roller
----------
5
5
----
-------
---8
3. Hemp Ropes
Sifat mekanik yang buruk pada hemp ropes (pengikisan yang cepat, kekuatan
yang tidak memadai, kerusakan yang cepat terhadap sisi objek dan efek atmosfer, dll.)
membuat hemp ropes hanya cocok digunakan untuk alat pengangkat hand-operated
(tali puli). Diameter puli katrol yang dilewati oleh tali setidaknya memiliki diameter
10d (dimana d adalah nilai diameter dari tali). Hemp ropes dominan digunakan
sebagai pengikat pada alat pengangkat (kait, dll.). Standar hemp ropes yang sesuai
dengan State Standard adalah hemp ropes dibentuk atas 3 untaian hemp dan setiap
helai/untuaian dipisah oleh benang-benang. Lilitan dari untaian berlawanan dengan
benang tersebut.
Berikut ada beberapa bentuk hemp yang telah dibuat dan jumlah untaian tali
hemps diklasifikasikan sebagai plain laid (gambar 12a) dan cable laid (gambar 12b).
Cara pemilihan Hemp Ropes. Hemp ropes dipilih hanya berdasarkan pada
tegangan yang memiliki formula sebagai berikut.
S=
d
4
br
S = 0.785d2
S = 0.705d2
Tujuan umum penggunaan Steel Wire Ropes. Wire ropes dibuat dibuat
berdasarkan State Standard.
Tali yang ditunjukkan dalam gambar 13 memiliki bentuk yang biasa (kabel
satu ukuran) dibentuk dengan untaian yang berputar dari kabel pada diameter yang
sama gambar 14A. Dalam hal ini kabel di penutup permukaannya akan melintas
berulang ulang melewati bagian dalam kabel gambar 14a. Sehingga membuat
sebuah zona peningkatan satuan tekanan.
Sebuah tali senyawa Warrington gambar 14a di dipintai dengan untaian kabel
yang memiliki diameter yang berbeda-beda. Kabel yang berdekatan dengan
permukaan tidak saling memotong dan setiap bagian luar kabel berada pada bagian
lembah yang dibentuk oleh dua bagian kawat gambar 14b. Tali senyawa gabungan
tipe Seale gambar 14c dibedakan secara jelas pada bagian dalam dan luar permukaan
dari setiap untaian dari kabel yang diameternya berbeda, nomor kabel bagian dalam
kabel serta ukuran yang dipilih untuk mencegah persimpangan kabel.
Locked-Coil Steel Wire Ropes. Tali seperti ini sering diaplikasikan pada cableways
dan cranes. Tidak pernah disatukan dalam alat pengangkat dengan tipe yang sama.
Beberapa konstruksi terbaru pada desain tali tersebut dengan satu kabel yang
besar untuk mendefenisikan nomor dari kabel hitam untuk penghitungan jumlah kabel
yang rusak. Pada beberapa tali, kabel tersebut memiliki nomor ordinal sendiri yang
dapat digunakan untuk menghitung setiap cross-section dengna mudah dari tali
tersebut. Gambar 20.
Gambar 19
Gambar 20
Selecting Steel Wire Ropes. Fenomena yang kompleks pada saat pengoperasian dari
tali pada beberapa bagian tidak dapat dijelaskan. Sebuah tali akan banyak mengalami
kejadian seperti pembengkokan, tekanan yang tidak konsisten, oleh karenanya total
tegangan dapat dihitung dengan analisa perhitungan keseluruhan bentuknya.
Disamping itu karena tali tersebut melewati puli dan drum bagian luar kabel tersebut
akan mengalami abrasi dan menjadi pengurangan kekuatan pada tali tersebut.
Pada beberapa pengalaman yang menujukkan ketahanan sebuah tali bergantung pada
dampak fatigue yang terjadi pada tali tersebut. berdasarkan jumlah bending, umur
sebuah tali dapat diprediksi dengan rasio
Dmin
( Dmin adalah diameter minimum
d
dari puli atau drum dan d adalah diameter dari tali ). Dan
diameter kabel pada tali ).
Dmin
(
adalah
Gambar 21
Gambar 22
Jumlah bending dapat ditemukan dengan tepat jika kita membuat diagram sederhana
seperti gambar 21.
Pada gambar 22 (diagram A dan B) menunjukkan beban yang terjadi pada multiple
crane pada puli, jumlah bend dan metode untuk perhitungan.
Number of Dmi
Number of Dmi
Number of Dmi
Number of Dmi
bend
n/d
bend
n/d
bend
n/d
bend
n/d
1
16
5 26.5
9
32
13
36
2
20
6
28
10
33
14
37
3
23
7
30
11
34
15 37.5
4
25
8
31
12
35
16
38
Dimana
Dmin
1.5 i
=
Dimana
b
K
S
F
E '
D min
kg/cm2
K faktor safety dari tali
S tegangan pada tali yang jatuh dalam kg
F area cross section yang digunakan pada tali dalam sq cm
3
E = 8 E adalah modulus elastis dari tali
3
8
E =
2,100,000
800,000 kg/cm2
S
b d '
. E
K D min d
b d
E'
.
K Dmin 1.5 i
Setelah menentukan nilai K dan memilih nomor kabel i berdasarkan bentuk tali dan
berdasarkan nilai
dan
d
D min
F(222) =
S
b d
36,000
K D min
S
F(342) =
b d
29,000
K D min
kita memperoleh
rumus untuk pemilihan tali dengan breaking strength Pyang digunakan untuk total
cross-section dari tali.
S
P(114) =
b d
50,000
K D min
S
P(222) =
b d
36,000
K Dmin
S
P(342) =
Nilai dari d dan
b d
29,000
K D min
efek dari nilai ini diambil secara utuh menjadi rumus desain.
b
K
S E '
+
F Dmin
Rasio antara moment dan radius dari bentuk kurva bending diberikan sebagai
berikut :
EI
e=
M
e
Dimana
dengan
=
M
EI
. =
= E = E
I 2
eI 2
2e
Dmin
Dmin adalah diameter dari puli atau drum yang dilewati oleh tali yang berputar.
Dengan menambahkan tegangan tarik pada bagian yang terkena bagian
tegangan bending kita akan memperoleh rumus sebelumnya
S 3
S E '
+ E
= +
F 8 D min F D min
Tali seharusnya menjadi satu satunya subjek yang mengalami tegangan tarik
menurut persamaan
S=
Dimana
P
K
Tegangan kerja maksimum pada bagian tali dari sistem beban puli Sw
ditentukan dengan cara
S w=
Dimana
Q
n . . 1
Pulley Efficiency
Single Pulley
numbe number
r of
of
part
rotating
Multiple pulley
numbe number
r of
of
part
rotating
of line pulleys
of line pulleys
2
1
4
2
3
2
6
4
4
3
8
6
5
4
10
8
6
5
12
10
Efficeincy
sliding friction in
pulley bushes
(resistance factor
of one pulley is
1.05)
0.951
0.906
0.861
0.823
0.784
rotating friction in
pulley bushes
(resistance factor of
one pulley is 1.05)
0.971
0.945
0.918
0.892
0.873
Diameter minimum yang diizinkan dari drum atau puli memiliki rumus
sebagai berikut
D e 1 e2 d
Dimana
e2
Fakto
rK
Factor
e1
16
16
5.5
18
20
4.5
18
20
5.5
25
30
4
5.5
12
20
5
5
20
30
Faktor e2
1.00
0.90
0.90
0.85
0.95
0.85
1.00
0.90
5. Menghitung Ketahanan ( Fatigue Strength ) dari tali baja oleh Professor Zhitkovs
Method
Metode perhitungan ketahanan digambarkan dibawah ini dengan menjumlahkan hasil
hasil selama beberapa tahun percobaan dan penelitian. Variasi bentuk tali dari 3 sampai 28
mm dan di tes secara metalurgi, produksi, desain dan faktor operasi dengan efek dan
kekuatan dari tali tersebut.
Sebagai langkah pertama, karakteristik dari umur tali disatukan dari semua uji coba yang
dilakukanmenjadi sebuah grafik yang menjelaskan tentang
Z =f 1
dan
z=f 2
( Dd )
Dari data ini digunakan untuk menggambar sebuah diagram yang menunjukkan hubungan
=f 3
( Dd )
untuk variasi jumlah nomor bend pada tali gambar 24 dan mendapatkan
Dimana
A=
D
d
D
=m C C1 C2
d
m adalah faktor menurut jumlah nomor bending yang berulang dari tali z
selama satu periode dari keausan sampai gagal. Tabel 11.
C adalah faktor karakteristik dari konstruksi tali dan ultimate tensile strength
dari material kabel
C1 adalah faktor menurut diameter dari tali. Tabel 13.
C2 adalah faktor perhitungan dari penambahan produksi dan faktor operasional
yang tidak termasuk pada faktor C1 dan C ( nilai C2 dapat dilihat pada tabel
14).
z
pada
ribuan
30
0.26
50
0.41
70
0.56
90
0.70
110
130
0.83
0.95
230
255
280
1.50
1.62
1.74
150
1.07
z
pada
ribuan
170
1.18
190
1.29
210
1.40
310
1.87
340
2.00
m
z
pada
ribuan
370
410
450
500
550
600
650
700
2.12
2.27
2.42
2.60
2.77
2.94
3.10
3.17
Values of Factor C
b ,
kg /mm2
130
160
180
6 x 7 = 42
and one
core
cro parall
ss
el
laid
laid
1.3 1.13
1
1.2 1.04
2
1.1 0.98
Rope construction
6 x 19 = 114 and one core
Ordinary
Warrington
Seale
cro
ss
laid
1.0
8
1.0
0
0.9
parall
el
laid
0.91
0.83
0.78
cro
ss
laid
0.6
9
0.6
3
0.5
parall
el
laid
0.61
0.54
0.50
cro
ss
laid
0.8
1
0.7
5
0.7
parall
el
laid
0.69
0.62
0.57
6 x 37 =
222 and
one core
cro parall
ss
el
laid
laid
1.1 0.99
2
1.0 0.93
6
1.0 0.89
z in thaousand
m
z in thaousand
m
z in thaousand
m
30
0.26
170
1.18
370
2.12
9
Value
50
0.41
190
1.29
410
2.27
of Factor m
70
90
0.56
0.70
210
230
1.40
1.50
450
500
2.42
2.60
110
0.83
255
1.62
550
2.77
130
0.95
280
1.74
600
2.94
150
1.07
310
340
1.87
2.00
650
700
3.10
3.17
Value of Factor C
Rope Construction
b
kg/m
m
130
160
180
6 x 7 = 42
and one
core
Cro Parral
ss
el
Laid
Laid
1.3
1
1.13
1.2
2
1.04
1.1
6
0.98
Rope
Diameter
up
to 5
C1
0.83
5.5
-8
0.8
5
Seale
Cro Parral
ss
el
Laid
Laid
0.8
1
0.69
0.7
5
0.62
0.7
0
0.57
6 x 37 =
222
and one
core
Cro Parral
ss
el
Laid
Laid
1.1
2
0.99
1.0
6
0.93
1.0
2
0.89
Value of Factor C1
8.5 - 11 - 15 18 10
14
17.5
19
10.5
- 24
25 28
30 34.5
37 43.5
0.89
1.04
1.09
1.16
1.24
0.93
Warrington
Cro Parral
ss
el
Laid
Laid
0.6
9
0.61
0.6
3
0.54
0.5
9
0.50
0.97
1.00
Setelah mengetahui umur dari tali kita dapat menentukan diameter dari drum atau puli
dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan seperti diatas. Ketika perhitungan
ketahanan dari tali tersebut kita juga harus mengetahui jumlah bending yang diizinkan
selama periode masa operasi.
Untuk memperoleh data yang akurat pada operasi kerja, kita dapat melihat tabel 15
sebagai perbandingan data.
Values Of Factor C2
Material of rope wire
Carbon Steel : 0.55% C; 0.57% Mn; 0.25% Si; 0.09% Ni; 0.08% Cr;
0.02% S and
C2
0.02%
P ..........................................................................................
Carbon Steel : 0.70% C; 0.61% Mn; 0.09% Si; 0.021% S and 0.028%
P ........................
Chromium Pearlitic Steel : 0.40% C; 0.52% Mn; 0.25% Si; 0.2% Ni;
1.1% Cr; 0.025% S
and 0.025%
P................................................................
Stainless Steel : 0.09% C; 0.35% Mn; 0.3% Si; 8.7% Ni; 17.4% Cr;
0.02% S and 0.02 P
Ordinary open-hearth
steel ..................................................................................
Open-hearth steel smelted of charcoal pig iron and clean
scrap ............................
Wire made from the whole
ingot ..........................................................................
Wire made from the ingot middle
zone ................................................................
Operation
Drawing
Treatment
Draught per drawing 25% .........................................
Draught per drawing 10% .........................................
1
0.9
1.37
0.67
1
0.63
1
0.92
C2
1
0.93
Surface :
Ordinary .......................................................
Heat Treatment
Process
Stranding
Process
Polished .......................................................
Patenting in a lead
bath ..............................................
Normalizing ............................................................
....
Air
Hardening ..............................................................
Annealing ...............................................................
....
1
0.89
1
1.08
1.1
1.15
1.8 d of rope
6.7 d of rope
Lay Pitch
Wires in
First lay
10.2 d of strands
10.2 d of strands
8.8 d of rope
10.2 d of strands
12.1 d of strands
8.8 d of rope
12.0 d of strands
14.0 d of strands
6.7 d of rope
6.9 d of rope
8.3 d of strands
25.0 d of strands
7.9 d of strands
6.9 d of strands
Strands in rope
strands
Second lay
12.1 d of strands
12.1 d of strands
C2
1
1.3
1.0
6
0.9
1
1.1
8
0.7
2
one-strand core
impregnated
Hemp ...............
with grease
Cotton ..............
1
1.1
1
0.8
2
0.8
2
1.3
6
1.1
5
1.4
6
1.0
0.8
2
1.3
6
1.0
6
0.7
4
Manila ..............
Sisal .................
Steel ................
one-strand core
Not impregnated
Hemp ...............
with grease
Cotton ..............
Manila ..............
Sisal .................
Steel ................
Three-strand
impregnated
core
Additional
Processing
with grease
Sisal .................
Straightening
of wire and
rope .................................................
...
Prestretching of
rope...........................
Operational Factors
Pulley Material
Hemp ...............
Indices
Iron Casting .............................
Duralumin ...............................
Laminated Fabric .....................
0.52 d of rope ..........................
0.75 d of rope ..........................
R = .......................................
40 V-groove ...........................
one-side bend ........................
multiple bend ........................
180 ..........................................
90 ............................................
45 ............................................
0
130
3
5
+20
0
0.8
9
0.9
3
C2
1
0.92
0.80
1
1.16
1.27
1.26
1
1.4
1
1.14
1.27
1
1.09
1.16
1.22
1
0.9
-20
0.83
Hand-driven
light
duty
2
5
16
2
5
40
1
6
2
5
13
6
340
0
Medium
duty
heavy and
very heavy
duty
suspension
2
4
3
0
32
o
960
0
2x2
Multiple
2x2
pulley
2x4
with
2x5
ratio
Z
2
and l2 = 2m
Mode of load
Operating
Condition
of hoisting
mechanism
Values of a, z2,
--
0.7
0.5
0.4
0.3
0.2
5
0.2
Jika kita mengetahui kondisi operasi dari sistem pengangkat, setelah kita mengetahui
masa hidup dari tali tersebut kita dapat menentukan bending yang diizinkan Z1 dari rumus
Z 1=a z 2 N
Dimana
Gambar 25
Gambar 26
h l 1 ( i2 ) +l 2
dimana
l1
l2
adalah jarak dari tali yang berputar dari drum ke housing yang
bergerak
i adalah setengah dari nomor bagian dari garis tali
dengan menggunakan hasil percobaan persamaan diatas, kita memperoleh hasil dari
jumlah worn steel kabel tali, dan bearing yang berhubungan langsung dengan bending
dan number of breaks pada tali.
=
z
=2.5
z1
Jumlah nomor yang berulang pada bending akan mengakibatkan tali mengalami
kegagalan dapat dihitung dengan rumus
z=z 1 =a z 2 N
Gambar 28
Metode perhitungan ketahanan tali akan menjadikan tali dapat bekerja sesuai
perhitungan dan kapasitas kerja dibawah kondisi yang bervariasi.
Gambar 28 mengilustrasikan afektif faktor utama dari kualitas tali kawat baja.
Gambar 29
Pemasangan Welded Load Chains. Gambar 29a menunjukkan bagian ujung pada
alat pengangkat berupa rantai yang dihubungkan dengan trolley frame. Pada kedua sisi
batang penghubung yang berjarak dengan lokasi rantai.
Gambar 29b menunjukkan bagaimana ujung rantai dihubungkan dengan pengait
dengan tambahan sebuah split yoke dan sebuah baut. Pemasangan sebuah pengait dengan
rantai dengan bantuan sebuah crosspiece dan mata garpu ditunjukkan pada gambar 29c.
Pemasangan Roller Chain. Gambar 30 menunjukkan gambar sebuah roller rantai
yang dihubungkan dengan trolley frame oleh bagian khusus dan batang dengan baut
besar dengan lubang d, dan memiliki pitch l1 dengan penghubung disekitarnya.
Pemasangan Hemp Ropes. Hemp ropes biasanya digabungkan bersama dengan
sebuah splicing atau dengan bantuan eyelet thimbles gambar 31. Semua metode yang
lain tidak digunakan karena perbandingan kekuatan yang rendah dari hemp ropes.
Gambar 30
Gambar 31
Pemasangan Wire Ropes. Metode berikut ini digunakan untuk bagian ujung dari tali
kawat baja dengan rangka.
Tapered wire rope socket. Tali di sambungkan dengan soket tapered gambar 32
dalam pengoperasian.
Gambar 32
1) Bagian ujung tali adalah bagian pertama yang diamankan dengan kabel halus
pada titik a dan b dimana posisi ini tergantung pada panjang dari soket baja.
2) Bagian atas a dilepaskan dan untaian terbuka
3) Kabel berbentuk bulu dalam setiap untaian dan inti dari hemp dipotong
4) Kabel digabung bersama pada dua titik dengan pengukuran a dan a
5) Bagian ujung tali ditekan kedalam soket, kabel dibengkokan kedalam pengait
seperti manner dan dilelehkan ujungnya masuk kedalam soket.
Gambar 32 menunjukkan variasi kabel soket untuk suspending pengait.
Pengecekan perhitungan untuk kekuatan dari taperred soket meliputi berikut ini :
Lateral pressure pada dinding soket gambar 33 adalah :
P=
Dimana
Q
2 sin x
Dimana
pF
2
l ( d 1 +d 2 )
2
Karenanya
P=
pl( d 1+ d 2)
Q
=
2 sin
2.2
Subtitusikan
l=
r 1r 2 d 1d 2
=
sin 2sin
Kita mendapatkan
p ( d 1d 2) ( d1 + d2 )
Q
=
2 sin
2 X 2 X 2sin
Dan sederhananya kita mendapatkan
p ( d 21d 22 )
Q=
4
Karenanya
p=
4Q
( d 21 d 22 )
Gambar 33
Sebagai contoh unit tekanan antara bagian dalam dinding dari soket dan ujung filling
sama dengan unit tekanan secara horizontal proyeksi dari area bearing. Ketika d2 d ( d
diameter tali ).
d 1=
4Q 2
+d
p
Q
d [ ] sh
d ex =d
Dimana
br + 0.4 p
br 1.3 p
d ex
br
br
= 400 ke
700 kg/cm2 )
P adalah tekanan internal yang didapat dari rumus diatas.
Karena bagian ujung filling tidak mengalami kontak secara keseluruhan dengan dinding
nilai p seharusnya menjadi nilai ganda untuk lebih realibilitas. Persamaan berikut ini akan
menjelaskan bagian terdekat dengan soket :
br 0.4 x 2 p
br1.3 x 2 p
d 4 =d 2
+ 0.4 x 2 p
1.3 x 2 p
Gambar 34
Gambar 35
Gambar 36
7.
Q
2 cos
S=
Q
tan
2
Q
2
sudut dari 2 = 180o, hubungan antara S dan S akan ditunjukkan oleh kurva 37b. Kurva
ini menunjukkan besar yang meliputi sudut beban dengan beban pada rantai atau tali
sling sebesar kompresif atau tekanan bending yang bekerja pada proses pengangkatan.
Karenanya, sudut yang diperbesar merupakan pembebanan yang berguna pada sling.
Jika beban ditangguhkan secara simetris pada empat rantai gambar 37c maka hal itu
dapat diasumsikan bahwa berat akan terbagi rata antara empat kaki dari sling tersebut.
Dalam kasus ini tegangan pada kai sling akan menjadi
S = S 1 = S2 = S3 = S4 =
Q
4 cos
Tapi karena
cos =
O1 O h
=
O
l
Ql
4 h
Jika berat dari beban adalah Q seperti tegangan yang diketahui setiap kaki sling akan
menjadi
S=
Dimana :
1 Q
Q
=k
cas m
m
Gambar 37
Gambar 38
Gambar 39
Gambar 40