Anda di halaman 1dari 27

KELENJAR TIROID

Anatomi
- terletak dileher
- melekat pada trakea dan melingkarinya 2/3
sampai lingkaran
- mendapat aliran darah dari a. tiroidea superior
(cabang a. carotis eksterna) dan a. tiroidea
inferior (cabang a. brachialis)

Fisiologi
- Menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tiroxin
(T4)
- Bentuk aktif hormon ini adalah triyodotironin
(T3)
- Yodida inorganik yang diserap dari saluran
cerna merupakan bahan baku hormon tiroid
- Zat ini dipekatkan 30-40 kali secara selektif
didlm kel tiroid
- Yodida mengalami oksidasi menjadi bentuk
organik, selanjutnya menjadi bagian tirosin
yang terdapat didalam tiroglobulin sebagai
monoyodotirosin (MIT) atau diyodotirosin (DIT)

- DIT yang terbentuk dari MIT menghasilkan T3


atau T4 yang disimpan dalam koloid kel tiroid
- Sebagian besar dilepaskan kedalam sirkulasi
- Selebihnya tetap disimpan didalam kelenjar
tiroid yang kemudian mengalami deyodinasi
dan selanjutnya mengalami daur ulang
- Dalam sirkulasi hormon tiroid diikat oleh
globulin disebut tiroid binding globulin (TBG)
dan prealbumin mengikat tiroksine disebut
tiroxine binding prealbumine (TBPA)

- Sekresi hormon tiroid dikendalikan oleh kadar


hormon TSH (thyroid stimulating hormon yang
dihasilkan oleh lobus anterior kel hipofise
- Hormon tiroid mempunyai pengaruh terhadap
jaringan tubuh yang berhubungan dengan
metabolisme sel

Pemeriksaan :
- Anamnese yang teliti
- Pemeriksaa fisik : besar, bentuk, batas,
konsistensi, hubungan
dengan jaringan
sekitarnya
- Laboratorium : T4, T3, TBG, TSH

Indikasi pembedahan :
- Kosmetik
- Eksisi nodulus tunggal (mungkin ganas)
- Struma multinodular yang besar
- Struma yang menyebabkan kompressi
laring dan struktur leher lain
- Struma retrosternal yang menyebabkan
kompressi struktur lain

Penyulit bedah tiroid


1. Langsung sewaktu pembedahan
- perdarahan
- cedera n. rekuren uni atau bilateral
- cedera pada trakea, esofagus atau saraf
dileher
- kolaps trakea karena malasia trakea
- terangkatnya seluruh kel. Paratiroid
- terpotongnya duktus torasikus dileher
kanan

2. Segera paska bedah


- perdarahan dileher
- perdarahan dimediastinum
- udem laring
- kolaps trakea
- krisis tirotoksikosis

3. Beberapa jam sampai beberapa hari


paska bedah
- hematoma
- infeksi luka
- udem laring
- paralisis n. rekuren
- cedera n. laringeus superior
- hipokalsemia

4. Lama sekali paska bedah


- hipotiroidi
- paralisis n. rekuren
- hipoparatiroidi/hipokalsemia
- cedera n. laringeus superior
- nekrosis kulit
- kebocoran duktus torasikus

PENYAKIT GRAVES = PENYAKIT BASEDOW


STRUMA TOXIS

Etiologi : - tidak diketahui


- peran antibodi terhadap
reseptor TSH, yang
menyebabkan
peningkatan produksi
hormon tiroid

Gambaran klinis
1. Metabolik : - tidak tahan terhadap suhu
tinggi
- nafsu makan meningkat
- berat badan menurun
- diare
2. Kardiovaskuler :
- palpitasi
- tekanan denyut besar
- takikardia, juga sewaktu
istrahat/tidur
- fibrilasi atrium

3. Neuropskiatrik
- berkeringat banyak
- insomnia
- emosi kurang stabil
- gelisah
- pikiran kacau
- ketakutan
- kelemahan otot
4. Mata
- eksoftalmus karena proptosis
- retraksi kelopak mata
- oftamoplegi (kelumpuhan otot mata)
- juling (otot mata terjepit)

5. Kulit
- miksudema
- udema pretibia
6. Saluran napas
- dispnea
- takipnea
Pemeriksaan Laboratorium : T4 meninggi
Terapi : PTU (antitiroid)

Indikasi pembedahan
- perlu mencapai hasil definitif yang cepat
- keberatan terhadap antitiroid
- penanggulangan terhadap antitiroid tidak
memuaskan
- struma multinoduler dengan hipertiroidi
- nodul toksik soliter

STRUMA NODOSA = STRUMA


ADENOMATOSA
- Terutama didaerah pegunungan karena
kekurangan yodium
- Dapat dicegah dengan substitusi yodium
- Biasanya tiroid sudah membesar pada usia
muda dan berkembang menjadi multinoduler
pada saat dewasa
- Biasanya tanpa keluhan karena tidak ada
hipo atau hipertiroidisme
- Bila pembesaran bilateral dapat menyebabkan
penyempitan trakea

Laboratorium :
- T4
normal
- TSH normal
- TBG normal
Terapi :
- pembedahan

BATU TRAKTUS URINARIUS


Teori pembentukan batu :
A. Teori inti (nukleus), kristal dan benda asing merupakan
tempat pengendapan kristal pada urine yang sudah
mengalami supersaturasi
B. Teori matriks, matriks organik yang berasal dari
serum atau protein-protein urine memberikan
kemungkinan kristalisasi
C. Teori inhibitor kristalisasi, beberapa substansi dalam
urine menghambat kristalisasi konsentrasi yang
rendah atau absennya subtansi ini meningkatkan
terjadinya kristalisasi

Etiologi
1. Idiopatik
2. Gangguan aliran kemih
- fimosis
- striktur meatus
- hipertropi prostat
- refluks vesiko ureteral
- ureterokele
- kontriksi hubungan uretero-pelvik
3. Gangguan metabolisme
- hiperparatiroidisme
- hiperuresemia
- hiperkalsemia

4. Infeksi saluran kemih yang dapat membuat urease


(Proteus Mirabilis)
5. Dehidrasi
- kurang minum
- suhu lingkungan tinggi
6. Benda asing
- fragmen kateter
- telur sistosoma
7. Jaringan mati (nekrosis papil)
8. Multifaktor
- anak dinegara berkembang
- multi trauma

Komposisi batu
- urat
- asam urat
- oksalat
- fosfat
- sistin
- xantin

BATU GINJAL
Gejala dan tanda-tandanya
- tidak ada gejala atau tanda
- nyeri pinggang atau sudut kostovertebral
- hematuri makroskopis (5-10%) dan
mikroskopis (90%)
- pernah mengeluarkan batu kecil ketika kencing
- gangguan faal ginjal
- batu tampak pada gambaran pencitraan
(rontgen)
- mual, muntah disertai perut kembung
disebabkan ileus paralitik

BATU URETER
Diagnosa
1. Kolik
- serangan nyeri
- mual/muntah
- gelisah
2. Nyeri alih sampai keinguinal
- sampai kescrotum (pria)
- sampai kelabium mayus/vulva (wanita)
3. Perut kembung (ileus paralitik)
4. Hematuri
5. Batu tampak pada pencitraan (rontgen)

BATU BULI BULI


Gejala dan tanda-tanda
1. Kencing lancar tiba-tiba terhenti, terasa sakit sampai
ke penis, bila berubah posisi dapat kencing lagi. Pada
anak-anak mereka akan berguling-guling dan menariknarik penisnya
2. Sistitis
3. Hematuri
4. Nyeri tekan suprapubis karena infeksi/retensi
BATU URETRA
Gejala dan tanda-tanda
1. Kencing lancar tiba-tiba terhenti, bisa terjadi retensi
urine total atau partial
2. Teraba batu pada daerah uretra

Laboratorium
1. Urine
- pH > 7,6 batu magnesium amonium fosfat
< 7,6 batu asam urat
- sel darah merah
sel darah putih (infeksi)
- biakan urine
- creatine clereance test untuk melihat fungsi
ginjal
2. Darah
- Hb anemia pada gangguan fungsi ginjal kronis
- Leukositosis infeksi
- Ureum / kreatinin melihat fungsi ginjal
- Kalsium fosfor dan asam urat

Radiologis
1. BNO-IVP :
- lokasi dan besar batu
- ada atau tidak bendungan
2. USG
Penanganan
1. Operasi terbuka
2. Litotripsi :
- mekanik
- elektronik
- hidroelektrik
- ultrasonik
- laser
3. ESWL (Extra corporal Shock Ware Lithotripsy)
litotripsi non invasif

Anda mungkin juga menyukai