Drying 5
Drying 5
Mungkin
faktor
yang
paling
penting
dalam
perhitungan
eksperimen
batch
atau
dengan
menggunakan
massa
yang
R=
LS dX
A dt
............................
(9.5-3)
Ini dapat disusun kembali dan diintegrasikan pada interval waktu pengeringan
dari X1 pada t1 = 0 sampai X2 pada t2 = t:
t 2=t
X1
L
dX
t= dt= S
A X R
t =0
1
.................................
(9.6-1)
Jika pengeringan terletak di dalam periode laju konstan, sehingga kedua X 1 dan
X2 lebih besar dari kandungan kelembaban kritis X C, kemudian R = konstan = X C.
Pengintegrasian Pers. (9.6-1) untuk periode laju konstan,
t=
LS
( X X2)
A RC 1
...................................................
(9.6-2)
Contoh 9.6-2.
Ulangi contoh 9.6-1, tetapi dengan menggunakan Pers. (9.6-2 ) dan Gambar 9.51b.
Penyelesaian:
Seperti keadaan sebelumnya, digunakan nilai 21,5 untuk L S/A untuk menyiapkan
Gambar 9.5-1b dari 9.5-1a. Dari Gambar 9.5-1b, R C = 1,51 kg H2O/jam.m2. Nilai
ini dimasukkan ke dalam Pers. (9.6-2),
t=
LS
21,5
X 1 X 2 )=
( 0,380,25 )=1,85 jam
(
A RC
1,51
Nilai ini sangat mendekati dengan 1,80 jam dalam Contoh 9.6-1.
q=h ( T T W ) A
.............................................
(9.6-3)
Dimana h adalah koefisien perpindahan panas dalam W/m 2.K (btu/jam.ft2.oF) dan
A adalah luas pengeringan yang terbuka dalam m 2 (ft2). Persamaan untuk flux
uap air dari permukaan adalah sama seperti Pers. (9.3-13) dan adalah
N A =k y ( y W y )
............................................. (9.6-4)
N A =k y
MB
( H H )
MA W
..................................
NA
(9.6-5)
kg mol/detik.m2 (lb
q=M A N A W A
W
dimana
.......................................
TW
(9.6-6)
Dengan menyamakan Pers. (9.6-3) dan (9.6-6) dan pensubstitusian Pers. (9.6-5)
untuk
NA ,
RC =
h ( T T W )
q
=
=k y M B ( H W H )
A W
W
....................................
(9.6-7)
Gambar 9.6-1. Perpindahan massa dan panas dalam pengeringan laju konstan.
RC
h ( T T W ) / W
atau
persamaan
perpindahan
massa
k y M B ( H W H ) .
TW
( H W H )
( T T W )
lebih kecil
RC kg H 2 O/h . m2=
h
( T T W ) ( 3600 )
W
(SI)
(9.6-8)
RC kg H 2 O/ jam. ft 2=
Untuk menghitung
RC
h
( T T W )
W
(English)
panas harus diketahui. Untuk kasus dimana udara mengalir paralel terhadap
permukaan pengeringan, maka Pers. (4.6-3) dapat digunakan untuk udara. Akan
tetapi, dikarenakan bentuk permukaan pengeringan cenderung bertepi/miring
menyebabkan lebih turbulen, maka yang berikut ini dapat digunakan untuk
temperatur udara dari 45 150 oC dan kecepatan massa G dari 2450 29.300
kg/jam.m2 (lbm/jam.ft2) atau kecepatan dari 0,61 7,6 m/dtk (2 25 ft/dtk):
h=0,0204 G
0,8
(SI)
(9.6-9)
h=0,0128G
0,8
(English)
v kg/jam.m2 dan
h adalah W/m2.K.
h dalam btu/jam.ft2.
. Jika aliran udara tegak lurus terhadap permukaan, untuk G dari 3900
19500 kg/jam.m2 atau kecepatan dari 0,9 4,6 m/dtk (3 15 ft/dtk), maka :
h=1,17G
0,37
(SI)
(9.6-10)
h=0,37 G
0,37
(English)
t=
L S W ( X 1 X 2 )
Ah ( T T W )
L S ( X 1X 2)
A k y M B ( H W H )
.......................
(9.6-11)
Contoh 9.6-3.
Suatu bahan granular basah yang tidak larut dikeringkan di dalam sebuah panci
0,457 x 0,457 m (1,5 x 1,5 ft) dan kedalaman 25,4 mm. Bahan di dalam panci
sedalam 25,4 mm, dan sisi panci dan bagian bawah diisolasi. Perpindahan panas
secara konveksi dari aliran udara yang mengalir paralel terhadap permukaan
pada kecepatan 6,1 m/dtk (20 ft/dtk). Udara pada 65,6 oC (150 oF) dan
mempunyai humiditi 0,010 kg H2O/kg udara kering. Hitunglah laju pengeringan
untuk periode laju konstan dengan menggunakan satuan SI dan English.
Penyelesaian: Untuk humiditi H = 0,010 dan temperatur bola kering pada 65,6
o
C, dengan menggunakan humidity chart, Gambar 9.3-2, maka temperatur bola
basah TW didapatkan 28,9 oC (84 oF) dan HW = 0,026 dengan mengikuti garis
jenuh adiabatik (sama seperti garis bola basah) ke humiditi jenuh. Dengan
menggunakan Pers. (9.3-7) untuk menghitung volume humiditi,
1,0+0,010
3
3
=1,037 kg/m ( 0,0647 lb m /ft )
0,974
0,8
TW
btu/lbm.
Masukkan dalam Pers. (9.6-8) dan dengan catatan bahwa (65,6 28,9) oC = (65,6
28,9) K,
RC =
h
62,45
T T W ) ( 3600 )=
( 65,628,9 ) (3600 )
(
W
2433 1000
3,39 kg/ jam. m2
RC =
11,01
( 15084 )=0,695 lb m / jam . ft 2
1046
L S dX
t=
AX R
.....................................
(9.6-1)
Jika laju adalah konstan, maka Pers. (9.6-1) dapat diintegrasikan untuk
mendapatkan Pers. (9.6-2). Akan tetapi, dalam periode laju menurun, R
bervariasi. Untuk setiap bentuk kurva pengeringan laju menurun, Pers. (9.6-1)
dapat diintegrasikan dengan memplot 1/R versus X dan perhitungan luas di
bawah kurva dengan menggunakan integrasi grafik atau integrasi numerik
dengan selembar kertas grafik (spreadsheet).
Contoh 9.7-1.
Setumpukan padatan basah yang kurva laju pengeringan digambarkan oleh
Gambar 9.5-1b dikeringkan dari kandungan kelembaban bebas X 1 = 0,38 kg
H2O/kg padatan kering sampai X 2 = 0,04 kg H 2O/kg padatan kering. Berat dari
padatan kering adalah LS = 399 kg padatan kering dan permukaan bagian atas
pengeringan A = 18,58 m2. Hitunglah waktu untuk pengeringan. Catatan bahwa
LS/A = 399/18,58 = 21,5 kg/m2.
Penyelesaian:
Dari Gambar 9.5-1b, kandungan kelembaban bebas kritis adalah X C = 0,195 kg
H2O/kg padatan kering. Dengan demikian, pengeringan terjadi dalam periode laju
menurun dan laju konstan.
Untuk periode laju konstan, X1 = 0,38 dan X2 = XC = 0,195. Dari Gambar 9.5-1b,
RC = 1,51 kg H2O/jam.m2. Dengan memasukkan ke dalam Pers. (9.6-2),
t=
LS
399 ( 0,380,195 )
X 1 X 2 )=
=2,63 jam
(
A RC
( 18,58 ) ( 1,51 )
Untuk periode laju menurun, nilai-nilai R dibaca pada berbagai nilai X dari
Gambar 9.5-1b, dan disiapkan dalam tabel berikut:
X
0,195
0,150
R
1,51
1,21
1/R
0,663
0,826
X
0,065
0,050
R
0,71
0,37
1/R
1,41
2,70
0,100
0,90
1,11
0,040
0,27
3,70
Untuk menghitung luas ini secara integrasi numerik dengan menggunakan kertas
grafik,hasil perhitungan disajikan dalam tabel berikut:
X
0,195
0,150
0,100
0,065
0,050
0,040
R
1,51
1,21
0,90
0,71
0,37
0,27
1/R
0,663
0,826
1,11
1,41
2,70
3,70
X
0,045
0,050
0,035
0,015
0,010
(1/R)av
0,745
0,969
0,260
2,055
3,203
(X)(1/R)av
0,0335
0,0485
0,0441
0,0308
0,0320
Total =
0,1889
Luas segi empat pertama adalah tinggi rata-rata (0,663 + 0,826)/2, atau 0,745,
dikalikan dengan lebar X (0,195 0,150), atau 0,045, menghasilkan 0,0335.
Nilai yang lain dihitung dengan cara yang sama, menghasilkan total = 0,1889.
Masukkan ke dalam persamaan (9.6-1),
X1
L
dX 399
( 0,1889 )=4,06 jam
t= S
=
A X R 18,58
2
R=aX +b
.............................................
(9.7-1)
dimana a adalah slope dari garis dan b adalah sebuah konstanta. Differensiasi
Pers. (9.7-1) menghasilkan
(9.6-1),
R1
LS dR LS R1
t=
=
ln
aA R R aA R2
2
.....................................
(9.7-2)
a=
R 1R2
X 1X 2
..................................
(9.7-3)
t=
L S ( X 1 X 2 )
A ( R1 R 2 )
ln
R1
R2
..............................................
(9.7-4)
2. Laju adalah suatu fungsi linier melalui sumber (origin). Dalam hal-hal
sebuah garis lurus dari kandungan kelembaban kritis yang lewat melalui sumber
yanng cukup menggambarkan keseluruhan periode laju menurun. Dalam
Gambar 9.5-1b seharusnya ini menjadi garis lurus dari C ke E pada sumber.
Seringkali, karena kekurangan data yang lebih detail, maka dibuat asumsi ini.
Kemudian, untuk sebuah garis lurus melalui sumber, dimana laju pengeringan
berbanding langsung terhadap kandungan kelembaban bebas,
R=a X
Differensiasi,
.............................
(9.7-5)
LS dR LS R1
t=
=
ln
aA R R aA R2
.................................
(9.7-6)
Slope
t=
L S X C RC
ln
A RC
R2
, dan untuk
X 1= X 2 pada
...................................................
t=
RC / X C
L S X C RC
ln
A RC X 2
RC / R1=X C / X 2
R1=RC
(9.7-7)
............................................
(9.7-8)
Atau
R=R C
X
XC
....................................................
(9.7-9)
Contoh 9.7-2.
Ulangi contoh 9.7-1, tetapi dengan mengasumsi pendekatan sebuah garis lurus
untuk laju R versus X melalui sumber dari titik X C ke X = 0 untuk periode laju
menurun.
Penyelesaian:
RC = 1,51 kg H2O / jam.m2 dan XC = 0,195. Pengeringan dalam daerah laju
menurun adalah dari XC ke X2 = 0,040. Dengan memasukkan ke dalam Pers. (9.78), maka
t=
4,39 jam
Nilai 4,39 ini lebih dipilih dibandingkan dengan nilai 4,06 jam yang didapat dalam
contoh 9.7-1 dengan cara integrasi numerik.