Anda di halaman 1dari 3

I.

PENDAHULUAN
Batubara merupakan bahan bakar padat organik yang berasal dari batuan sedimen yang
terbentuk dari sisa bermacam-macam tumbuhan purba dan menjadi padat disebabkan karena
tertimbun lapisan di atasnya. Pembatubaraan (coalifikasi) terjadi karena adanya tekanan dan
temperatur yang tinggi dan berlangsung dalam selang waktu yang sangat lama. Perbedaan
sifat batubara disebabkan adanya perbedaan sumber materialnya (jenis tumbuhan purbanya),
lingkungan sewaktu pengendapannya, keadaan dan kondisi serta derajat perubahan dalam
macam, jumlah serta distribusi pengotornya (impurities-nya).
Batubara merupakan bahan bakar padat yang penting dalam berbagai macam industri, baik
digunakan sebagai sumber energi (disebut steaming coal) untuk pembangkit tenaga listrik,
maupun untuk industri ekstraksi logam (penggunaan kokas metalurgi sebagai reduktor dalam
industri baja). Mineral yang terdapat di dalam batubara tidak akan terbakar melainkan akan
menjadi teroksidasi abu. Analisis komposisi abu sampai ke unsur pembentuknya biasanya
dilakukan untuk mengetahui karakteristik abu pada saat pembakaran. Komposisi abu ini tidak
diperlukan dalam operasi pencucian batubara. Komposisi abu batubara harus sudah dilakukan
dengan seksama pada saat perhitungan cadangan batubara, yaitu pada tahap eksplorasi. Analisis
untuk mengetahui jenis mineral yang terdapat di dalam batubara sebagai sumber pembentuk abu
juga harus sudah dilakukan pada tahap eksplorasi. Perlu ditekankan bahwa pada saat batubara
dibakar akan terjadi oksidasi mineral yang ada di dalam batubara menjadi oksida dan akhirnya
membentuk abu.
Batubara yang berasal dari tambang biasanya belum dapat secara langsung dipakai oleh industri
yang membutuhkannya karenanya, kegiatan preparasi dan pencucian merupakan bagian dari
rangkaian proses pengadaan batubara yang berfungsi untuk mengolah dan menyiapkan batubara
dari tambang agar sesuai dengan ketentuan kualitas yang ditentukan oleh pembeli. Produsen
batubara harus menyiapkan kualitas batubaranya sesuai dengan permintaan pembeli yang
biasanya disepakati dalam suatu kontrak jual-beli.
Berbeda dengan bahan galian logam, batubara bisa mempunyai karakteristik atau kualitas yang
berbeda dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pemanfaatan batubara sangat tergantung pada
kualitas dari batubara tersebut. Ada sekitar 16 atau lebih parameter penentu kualitas batubara,
beberapa yang penting misalnya kadar abu (ash content), titik leleh abu (ash fusion temperature),
kelembaban/lengas (moisture), kadar belerang (sulfur content), kadar zat terbang (volatile
matter). Walaupun ada sekitar 16 atau lebih parameter penentu kualitas batubara namun dalam
pemanfaatannya, tidak semua parameter dijadikan patokan tetapi hanya sebagian parameter yang
persyaratannya harus dipenuhi sesuai kebutuhan pemanfaatannya.
Untuk dapat memenuhi permintaan konsumen maka produsen batubara biasanya mendirikan
instalasi preparasi dan pencucian batubara, yang tujuan utamanya agar kualitas batubara yang
dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan pasar. Dengan demikian data analisis kualitas batubara
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sistem preparasi dan pencuciannya sendiri.
Pendahuluan - 1

Pabrik preparasi dan pencucian batubara terdiri dari berbagai operasi yang terpisah. Kadangkadang istilah pabrik pencucian dan preparasi batubara sering disebut dengan lebih singkat
yaitu pabrik preparasi batubara, karena di dalam pabrik preparasi batubara sudah termasuk
juga operasi pencucian batubara. Tujuan utama preparasi batubara adalah meningkatkan
kualitas batubara agar siap jual, di antaranya menyiapkan kondisi batubara sesuai dengan
keinginan pengguna, misal menyesuaikan ukuran butir, membuat agar batubara lebih
homogen, mengurangi kadar sulfur, mengurangi kadar abu. Istilah pencucian batubara
mempunyai arti yang lebih sempit dari pada preparasi batubara.
Untuk mengoptimalkan operasi pencucian batubara, informasi yang akurat mengenai kualitas
batubara yang akan diolah sangat diperlukan. Di samping itu, informasi mengenai sifat
batubaranya juga sangat penting terutama dipakai sebagai petunjuk untuk mengontrol kualitas
maupun dalam menyusun kontrak penjualan. Di dalam kontrak penjualan batubara, kualitas
batubara dan sifat tertentu yang diinginkan oleh pembeli selalu disebutkan dan tentu saja harus
dipenuhi oleh penjual.
Mengingat kualitas batubara sangat tergantung pada berbagai faktor alamiah pada saat
pembentukan batubara, maka kegiatan operasi di dalam suatu pabrik preparasi dan pencucian
batubara sangat tergantung pula pada keadaan awal batubara dan kebutuhan pasarnya.
Kegiatan itu dapat terdiri dari operasi reduksi ukuran batubara, pencampuran (blending) dan
homogenisasi (homogenization) agar kualitasnya dapat merata, dan yang paling utama adalah
operasi pencuciannya yaitu untuk memisahkan pengotor-pengotor di dalam batubara yang
terbetuk bersamaan dengan pembentukan batubara. Pengotor di dalam batubara harus
dipisahkan karena dapat mempengaruhi nilai kualitasnya, sebagai contoh belerang yang
terdapat di dalam batubara yang apabila terdapat sebagai mineral pirit (FeS 2), maka pada saat
pembakaran, merupakan sumber terjadinya gas SO 2, yang akhirnya dapat terjadi hujan asam.
Karena itu belerang di dalam batubara harus dihilangkan atau setidak-tidaknya diperkecil
kadarnya.
Batubara adalah bahan alamiah yang tersusun dari berbagai macam material, berbagai
mineral matter, dan berbagai ukuran. Keadaan fisika, kimia, dan petrografi batubara
bervariasi dengan ukuran partikel, karena itu untuk dapat melukiskan kualitas batubara
dengan tepat, skema pemercontohan harus dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor
yang mempengaruhi kualitas batubara. Ketepatan pemercontohan batubara, seperti halnya
dengan mineral pada umumnya, sulit untuk dicapai, karenanya teori dan teknik
pemercontohan akan sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh. Di dalam industri batubara
pemercontohan diperlukan hampir pada semua tahap misalnya selama dilakukan eksplorasi,
perencanaan tambang jangka pendek, pengontrolan kualitas produk, pengontrolan proses,
maupun pengapalan batubara.
Pencucian batubara dilakukan dengan memanfaatkan perbedaan densitas relatif untuk
memisahkan batubara bersih dari pengotornya (shale) yang berkadar abu tinggi, dan kadangkadang juga untuk memisahkan middling. Adanya hubungan antara densitas relatif dengan kadar
abu membuat pengendalian densitas relatif di dalam operasi pencucian akan dapat
mempertahankan batubara bersih dengan kadar abu tertentu, sehingga nilai kalor, sulfur dan
Pendahuluan - 2

sifat-sifat penting lainnya juga dapat ditentukan. Operasi pencucian batubara selalu memerlukan
data karakteristik ketercucian (washability). Data ini dapat pula dipakai untuk mengevaluasi
unjuk kerja suatu alat operasi pencucian batubara. Sebelum dilakukan pencucian terhadap suatu
batubara kotor, harus diketahui distribusi densitas relatif, artinya harus diketahui berapa bagian
dari batubara kotor tersebut merupakan batubara dengan densitas relatif rendah, menengah, atau
tinggi, dan kadar abu dari setiap fraksi densitasnya. Jika data ini tersedia maka sistem pencucian
batubara dapat ditentukan dengan mudah, dan berat batubara bersih, middling, maupun
pengotornya, serta kadar abu masing-masing produk ini dapat diperkirakan. Metode untuk
mendapatkan data distibusi densitas relatif dan kadar abu batubara mentah, disebut karakteristik
ketercucian, dan pengujiannya dikenal sebagai analisis uji endap-apung (endap-apung).

Pendahuluan - 3

Anda mungkin juga menyukai