Analisa Deposito Syariah
Analisa Deposito Syariah
tidak dicatat sebagai hutang bank, tetapi dicatat dan disebut sebagai investasi, biasanya
disebut investasi tidak terikat (mudhrabah muthlaqah).
Bagi hasil yang kompetitif,yang dapat menambah pokok deposito,di ambil tunai,
dipindah bukukan atau di transfer ke bank lain
Deposito yang dikelola oleh bank syariah menggunakan sistem syariah. Penetapan
bagi hasil deposito syariah (nisbah), besarnya ditentukan oleh masing-masing bank atau
lembaga keuangan syariah yang mengelolanya. Perolehan bagi hasil kemungkinan tidak sama
3
setiap bulannya, tergantung dari besar kecilnya keuntungan yang diperoleh oleh bank syariah
atau lembaga keuangan syariah tersebut. Berbeda dengan bank konvensional yang
menetapkan bunga yang sama setiap bulannya.
Banyak sekali keunggulan yang di dapat dari investasi dalam bentuk deposito syariah, antara
lain: 2
1. Mendapatkan bagi hasil yang lebih tinggi dibanding dengan deposito yang dikelola
oleh bank konvensional. Bagi hasil tersebut bisa ditambahkan ke dalam deposito,
ditransfer ke rekening tabungan, atau diambil secara tunai setiap bulan.
2. Bagi hasil yang diterima halal, bersih dan barokah. Karena selain menggunakan
system syariah, bagi hasil yang diperoleh sudah dibersihkan dengan pemotongan zakat
2,5 % setiap bulan, sehingga uang yang diperoleh bersih. Berbeda dengan deposito di
bank konvensional yang memberikan keuntungan yang disebut bunga, dan bunga
dalam islam adalah riba.
3. Deposito bisa dicairkan setelah atau sebelum jatuh tempo. Tetapi ini juga menurut
kententuan masing-masing bank syariah yang mengelolanya. Ada beberapa bank
syariah yang mengenakan penalty jika dana dicairkan sebelum jatuh tempo.
4. Bisa dijadikan jaminan pembiayaan. Jika kita ingin mengajukan kredit misalnya,
deposito bisa dijadikan jaminan.
5. Deposito bisa berjangka waktu 3,6, atau 12 bulan dan bisa diperpanjang otomatis.
6. Membantu pengembangan UKM. Dana yang terkumpul di bank syariah akan
disalurkan untuk UKM di usaha sektor riil.3
Selain keunggulan diatas, deposito syariah juga memliki beberapa kelemahan, antara lain:
1. Kurangnya pembiayaan terhadap produk-produk syariah
2. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap deposito syariah
Karakteristik Deposito Syariah
Secara lebih luas, karakteristik deposito syariah antara lain:4
Pertama, keuntungan dari dana yang didepositkan, harus dibagi antara shahibul maal
(deposan) dan mudharib (bank) berdasarkan nisbah bagi hasil yang disepakati.
Contoh perhitungan bagi hasil deposito mudharabah : Bapak Usman menempatkan dana
deposito investasi mudharabah di Bank Islam sebesar Rp. 1.000.000,- Jangka waktu 1 bulan,
dan nisbah bagi hasil 70% : 30% (70% untuk nasabah : 30% untuk bank). Diasumsikan total
dana deposito investasi mudharabah di Bank Syariah Rp. 250.000.000, dan keuntungan yang
diperoleh untuk dana deposito (profit distribution) sebesar Rp. 6.000.000,-. Maka pada saat
jatuh tempo, nasabah akan memperoleh bagi hasil.
2
Kedua, Kedua, keuntungan (bagi hasil) yang diterima deposan akan meningkat sesuai
bunga yang sifatnya
berfluktuasi. Sistem
http://cahayainspirasi.com/beberapa-keuntungan-investasi-deposito-di-bank-syariah/
dengan
peningkatan keuntungan bank. Hal ini tentu berbeda dengan
3
http://www.iaei-pusat.org/
4
http://www.iaei-pusat.org/
tetap.
Sedangkan dalam bank syariah bagi hasil yang diterima
pehitungan bagi hasil di bank syariah ada dua jenis, yakni, pertama, profit/loss sharing.
Dalam sistem ini, besar-kecil pendapatan bagi hasil yang diterima nasabah tergantung
keuntungan bank. Dalam sistem ini bagi hasil diberikan kepada nasabah setelah dipotong
biaya operasional bank. Kedua,revenue sharing, penentuan bagi hasil tergantung pendapatan
kotor bank. Bank-bank Syariah di Indonesia umumnya menerapkan sistemrevenue sharing
karena bank syariah lebih berpihak kepada kemaslahatan/kepentingan nasabah dan juga untuk
menghilangkan kecurigaan nmasabah atas penggunaan biaya operasional bank. Jadi, pola ini
dapat memperkecil kerugian bagi nasabah. Hanya saja, jika bagi hasil didasarkan pada profit
sharing, persentase bagi hasil untuk nasabah jauh lebih tinggi sedangkan nisbah untuk
revenue sharing lebih rendah dibanding profit sharing. Tingginya nisbah pada sistem profit
sharing sangat logis dan adil, karena segala biaya operasional sudah ditanggulangi oleh
shahibul mal (doposan), sementara pada revenue sharing biaya operasional ditanggulangi
perbankan syariah.
Ketiga, adanya tenggang waktu antara dana yang diinvestasikan dan pembagian
keuntungan (biasanya jangka waktunya 1,3, 6, 12 dan 24 bulan). Oleh karena deposito
memiliki jangka waktu tertentu, maka uang nasabah yang telah diinvestasikan di bank syariah
tidak boleh ditarik setiap saat sebagaimana pada tabungan biasa. kehendak hatinya
Keempat, Nisbah bagi hasil deposito biasanya lebih tinggi daripada nisbah bagi hasil
tabungan biasa. Hal ini disebabkan karena masa investasi deposito jauh lebih panjang
dibanding tabungan biasa, sehingga peluang return investasinya lebih besar.
Kelima, Ketentuan teknis pembukaan deposito mengikuti ketentuan teknis bank,
seperti syarat-syarat pembukaan, penutupan, formulir akad, bilyet, tanda tangan, dsb.
Deposito
Syariah Deposito Mudharabah Bank Muamalat Indonesia
5
http://journal.uii.ac.id
Deposito Mudharabah merupakan deposito syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar
yang fleksibel dan memberikan hasil investasi yang optimal bagi Anda.6
Peruntukkan :
Perorangan usia 18 tahun ke atas dan Institusi yang memiliki legalitas badan
Fitur :
Berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah muthlaqah (bagi hasil)
Bagi hasil yang optimal
Pilihan jangka waktu fleksibel 1, 3, 6 dan 12 bulan
Tersedia dalam pilihan mata uang Rupiah dan US Dollar
Gratis biaya administrasi
Bagi hasil dapat dikapitalisir (menambah saldo Deposito)
Jangka waktu dapat diperpanjang otomatis (automatic roll over)
Biaya administrasi pencairan sebelum jatuh tempo : Rp 30.000
Manfaat :
Fasilitas transaksi PhoneBanking 24 Jam
Online di seluruh outlet Bank Muamalat
Pilihan pembayaran zakat, infaq dan shodaqoh otomatis dari bagi hasil
Aman dan terjamin
Syarat :
WNA : Paspor/KIMS/KITAS
Untuk institusi
6
http://www.muamalatbank.com
Izin-izin usaha : SIUP, TDP, SKD, SITU, dan lainnya (jika dibutuhkan) yang masih berlaku
Penetapan bagi hasil di Bank Muamalat dilakukan dengan terlebih dahulu mengitung
HI-1000 (baca: Ha-i-seribu), yakni angka yang menunjukkan hasil investasi yang diperoleh
dari penyaluran setiap Rp. 1.000 dana nasabah. Sebagai contoh: HI-1000 bulan Januari 2009
adalah 9,99. Hal tersebut berarti bahwa dari setiap Rp. 1.000,- dana nasabah yang dikelola
Bank Muamalat akan menghasilkan Rp. 9,99 (HI-1000 sebelum bagi hasil). Apabila nisbah
bagi hasil antara nasabah dan bank untuk deposito 1 bulan adalah 50:50, maka dari Rp. 9,99
tersebut, untuk porsi nasabah dikalikan dahulu dengan 50% sehingga untuk setiap Rp. 1.000,dana yang dimiliki, nasabah akan memperoleh bagi hasil sebesar Rp. 4,99 (berarti HI-1000
nasabah = 4,99 rupiah). Secara umum hal tersebut dirumuskan sebagai berikut : 7
Nisbah Nasabah
X HI-1000 X
1000
100
Sebagai contoh, seorang nasabah (Pak Slamet) menyimpan deposito Mudharabah di Bank
Muamalat pada bulan Juni senilai Rp. 10.000.000,- dengan jangka waktu 1 bulan. Diketahui
7
nisbah deposito 1 bulan 50:50. HI-1000 untuk bulan Juni 10,93. Maka untuk mengetahui nilai
bagi hasil yang akan didapatkan Pak Slamet adalah :
Rp 10.000.000,Bagi Hasil Nasabah =
50
X 10,93 X
1000
100
HI - 1000
Rupiah
USD
7.99
4.20
Nisbah Nasabah
50%
51%
53%
54%
17%
19%
21%
23%
http://www.muamalatbank.com