Anda di halaman 1dari 8

Analisa Deposito Syariah

Deposito Mudharabah Pada Bank Muamalat Indonesia


Analisa Investasi
Investasi dapat diartikan sebagai kegiatan menyimpan uang dengan tujuan untuk
memperolah imbal hasil (return) dengan tujuan dan jangka waktu tertentu. Besaran dari
investasi bergantung pada kemampuan setiap individu. Selain itu, investasi juga bisa
diartikan sebagai sebuah pengorbanan seseorang untuk menunda pengeluaran dengan tujuan
memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Kegiatan tersebut dapat dilakukan
dengan membeli real asset, financial asset atau ditanam ke dalam sebuah usaha.

Ada beberapa alasan seseorang untuk melakukan investasi. Misalnya untuk


perencanaan masa depan atau untuk mengatasi ketidakpastian/hal yang tidak terduga terjadi
di masa depan.
Selain menghasilkan return (imbal hasil), setiap investasi pastinya juga memiliki
resiko (risk) berupa kerugian akibat turunnya nilai investasi. Sebagai contoh, kita membeli
saham di harga Rp1.000, lalu harga sahm tersebut turun menjadi Rp900. Maka selisihnya
merupakan kerugian. Resiko lain yaitu likuiditas, inflasi, penipuan, penggelapan hingga
investasi bodong.
Menyadari kebaikan dari investasi tapi juga beresiko, maka ada baiknya kita
memahami terlebih dulu produk investasi yang akan kita ambil.
Deposito Syariah
Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang di sebut Bank Syariah. Dengan di awali
berdirinya pada tahun 1992 oleh bank yang di beri nama dengan Bank Muamalat Indonesia
(BMI), sebagai pelopor berdirinya perbankan yang berlandaskan sistem syariah, kini bank
syariah yang tadinya diragukan akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka
kemajuan yang sangat mempesonakan.Adapun produk-produk yang ditawarkan perbankan
syariah kepada masyarakat tidak kalah menariknya dengan produk perbankan konvensional
bahkan sama diantaranya : giro, tabungan dan deposito syariah. Hanya saja, produk
perbankan syariah itu diaplikasikan dengan tidak melanggar prinsip-prinsip ekonomi dalam
islam.
1

Dewasa ini perbankan syariah mengalami kemajuan yang sangat pesat.


Keberadaannya telah mulai menjamur di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu
produk yang dikembangkan dan ditawarkan bank syariah adalah deposito mudharabah.
Deposito mudharabah, jelas, memiliki perbedaan yang mendasar dengan deposito di bank
konvensional.
Deposito adalah sejenis jasa tabungan yang biasa ditawarkan oleh bank kepada
masyarakat. Deposito biasanya memiliki jangka waktu tertentu di mana uang di dalamnya
tidak boleh ditarik nasabah . Deposito merupakan salah satu produk penghimpunan dana
(funding) dalam perbankan syariah. Yang dimaksud deposito adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut perjanjian antara
nasabah dan bank yang bersangkutan. Sedangkan yang dimaksud dengan deposito syariah
adalah deposito yang dijalankan berdasarkan perinsip syariah sebagaimana yang telah
difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional MUI bahwa deposito yang dibolehkan oleh islam
adalah deposito yang berdasarka prinsip mudharabah yang termaktub dalam fatwa nomor
03/DSN-MUI/IV/2000. Menurut fatwa tersebut deposito yang tidak dibenarkan secara
syariah, yaitu deposito yang berdasarkan perhitungan bunga. deposito yang dibenarkan, yaitu
deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah.1
Dalam deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah DSN MUI menentukan
beberapa prinsip-prinsip yang harus dipenuhi dalam menjalankan produk ini:
1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan
bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.
2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di
dalamnya mudharabah dengan pihak lain.
3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang.
4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam
akad pembukaan rekening.
5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan
nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa
persetujuan yang bersangkutan.
Perbedaan utama antara deposito mudharabah dengan dengan deposito bank
konvensional, antara lain, deposito syariah menggunakan sistem bagi hasil, sedangkan
deposito pada bank konvensional menggunakan sistem bunga. Dengan demikian pendapatan
dari deposito mudharabah tidak tetap sebagaimana pada bunga, melainkan berfluktuasi sesuai
tingkat pendapatan bank syariah.
Selain itu perlu dicatat, bahwa kedudukan deposito mudharabah di bank syariah tidak
dianggap sebagai hutang bank dan piutang nasabah. Deposito mudharabah merupakan
1
investasi
nasabah kepada bank syariah, sehingga dalam akuntansinya, kedudukan deposito
http://www.iaei-pusat.org/

tidak dicatat sebagai hutang bank, tetapi dicatat dan disebut sebagai investasi, biasanya
disebut investasi tidak terikat (mudhrabah muthlaqah).

Perbedaan bank syariah dengan bank konvensional


Sumber : google.com

Adapun yang menjadi tujuan dan manfaatnya yaitu :


Bagi Bank
Sumber pendanaan bank baik dalam Rupiah maupun valuta asing dengan jangka
waktu tertentu yang lebih lama dan fluktuasi dana yang relatif rendah.
Bagi Nasabah

Alternatif investasi yang memberikan keuntungan dalam bentuk bagi hasil

Membantu perencanaan program investasi

Bagi hasil yang kompetitif,yang dapat menambah pokok deposito,di ambil tunai,
dipindah bukukan atau di transfer ke bank lain

Dana aman dan terjamin

Hubungan antara Nasabah dan Bank Syariah


Sumber : google.com

Deposito yang dikelola oleh bank syariah menggunakan sistem syariah. Penetapan
bagi hasil deposito syariah (nisbah), besarnya ditentukan oleh masing-masing bank atau
lembaga keuangan syariah yang mengelolanya. Perolehan bagi hasil kemungkinan tidak sama
3

setiap bulannya, tergantung dari besar kecilnya keuntungan yang diperoleh oleh bank syariah
atau lembaga keuangan syariah tersebut. Berbeda dengan bank konvensional yang
menetapkan bunga yang sama setiap bulannya.
Banyak sekali keunggulan yang di dapat dari investasi dalam bentuk deposito syariah, antara
lain: 2
1. Mendapatkan bagi hasil yang lebih tinggi dibanding dengan deposito yang dikelola
oleh bank konvensional. Bagi hasil tersebut bisa ditambahkan ke dalam deposito,
ditransfer ke rekening tabungan, atau diambil secara tunai setiap bulan.
2. Bagi hasil yang diterima halal, bersih dan barokah. Karena selain menggunakan
system syariah, bagi hasil yang diperoleh sudah dibersihkan dengan pemotongan zakat
2,5 % setiap bulan, sehingga uang yang diperoleh bersih. Berbeda dengan deposito di
bank konvensional yang memberikan keuntungan yang disebut bunga, dan bunga
dalam islam adalah riba.
3. Deposito bisa dicairkan setelah atau sebelum jatuh tempo. Tetapi ini juga menurut
kententuan masing-masing bank syariah yang mengelolanya. Ada beberapa bank
syariah yang mengenakan penalty jika dana dicairkan sebelum jatuh tempo.
4. Bisa dijadikan jaminan pembiayaan. Jika kita ingin mengajukan kredit misalnya,
deposito bisa dijadikan jaminan.
5. Deposito bisa berjangka waktu 3,6, atau 12 bulan dan bisa diperpanjang otomatis.
6. Membantu pengembangan UKM. Dana yang terkumpul di bank syariah akan
disalurkan untuk UKM di usaha sektor riil.3
Selain keunggulan diatas, deposito syariah juga memliki beberapa kelemahan, antara lain:
1. Kurangnya pembiayaan terhadap produk-produk syariah
2. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap deposito syariah
Karakteristik Deposito Syariah
Secara lebih luas, karakteristik deposito syariah antara lain:4
Pertama, keuntungan dari dana yang didepositkan, harus dibagi antara shahibul maal
(deposan) dan mudharib (bank) berdasarkan nisbah bagi hasil yang disepakati.
Contoh perhitungan bagi hasil deposito mudharabah : Bapak Usman menempatkan dana
deposito investasi mudharabah di Bank Islam sebesar Rp. 1.000.000,- Jangka waktu 1 bulan,
dan nisbah bagi hasil 70% : 30% (70% untuk nasabah : 30% untuk bank). Diasumsikan total
dana deposito investasi mudharabah di Bank Syariah Rp. 250.000.000, dan keuntungan yang
diperoleh untuk dana deposito (profit distribution) sebesar Rp. 6.000.000,-. Maka pada saat
jatuh tempo, nasabah akan memperoleh bagi hasil.
2

Kedua, Kedua, keuntungan (bagi hasil) yang diterima deposan akan meningkat sesuai
bunga yang sifatnya
berfluktuasi. Sistem

http://cahayainspirasi.com/beberapa-keuntungan-investasi-deposito-di-bank-syariah/
dengan
peningkatan keuntungan bank. Hal ini tentu berbeda dengan
3
http://www.iaei-pusat.org/
4
http://www.iaei-pusat.org/
tetap.
Sedangkan dalam bank syariah bagi hasil yang diterima

pehitungan bagi hasil di bank syariah ada dua jenis, yakni, pertama, profit/loss sharing.
Dalam sistem ini, besar-kecil pendapatan bagi hasil yang diterima nasabah tergantung
keuntungan bank. Dalam sistem ini bagi hasil diberikan kepada nasabah setelah dipotong
biaya operasional bank. Kedua,revenue sharing, penentuan bagi hasil tergantung pendapatan
kotor bank. Bank-bank Syariah di Indonesia umumnya menerapkan sistemrevenue sharing
karena bank syariah lebih berpihak kepada kemaslahatan/kepentingan nasabah dan juga untuk
menghilangkan kecurigaan nmasabah atas penggunaan biaya operasional bank. Jadi, pola ini
dapat memperkecil kerugian bagi nasabah. Hanya saja, jika bagi hasil didasarkan pada profit
sharing, persentase bagi hasil untuk nasabah jauh lebih tinggi sedangkan nisbah untuk
revenue sharing lebih rendah dibanding profit sharing. Tingginya nisbah pada sistem profit
sharing sangat logis dan adil, karena segala biaya operasional sudah ditanggulangi oleh
shahibul mal (doposan), sementara pada revenue sharing biaya operasional ditanggulangi
perbankan syariah.
Ketiga, adanya tenggang waktu antara dana yang diinvestasikan dan pembagian
keuntungan (biasanya jangka waktunya 1,3, 6, 12 dan 24 bulan). Oleh karena deposito
memiliki jangka waktu tertentu, maka uang nasabah yang telah diinvestasikan di bank syariah
tidak boleh ditarik setiap saat sebagaimana pada tabungan biasa. kehendak hatinya
Keempat, Nisbah bagi hasil deposito biasanya lebih tinggi daripada nisbah bagi hasil
tabungan biasa. Hal ini disebabkan karena masa investasi deposito jauh lebih panjang
dibanding tabungan biasa, sehingga peluang return investasinya lebih besar.
Kelima, Ketentuan teknis pembukaan deposito mengikuti ketentuan teknis bank,
seperti syarat-syarat pembukaan, penutupan, formulir akad, bilyet, tanda tangan, dsb.

Hubungan Risiko dan Pembagian Hasil


Hubungan return dan risk searah dan linier, artinya semakin besar return yang
diharapkan, maka semakin besar pula risiko yang harus ditanggung.
Setiap risiko investasi selalu mempunyai kemungkinan memperoleh positive return,
negative return, atau no return. Dalam transaksi bagi hasil hubungannya bukan antara penjual
dan pembeli, atau penyewa dan yang menyewakan. Yang ada adalah hubungan antara
pemodal dan yang memproduktifkan modal. Jadi tidak ada pihak yang telah melaksanakan
kewajibannya, tapi masih tertahan haknya. Si pemodal telah melaksanakan kewajibannya,
yaitu memberikan sejumlah modal, yang memproduktifkan modal juga telah melaksanakan
kewajibannya, yaitu memproduktifkan modal tersebut. Hak bagi mereka berdua akan timbul
ketika usaha memproduktifkan modal tersebut telah menghasilkan pendapatan atau
keuntungan. Hak mereka adalah berbagi hasil atas pendapatan atau keuntungan, sesuai
kesepakatan awal, apakah bagi hasil itu akan dilakukan berdasarkan pendapatan atau
berdasarkan keuntungan.5

Deposito
Syariah Deposito Mudharabah Bank Muamalat Indonesia
5
http://journal.uii.ac.id

Deposito Mudharabah merupakan deposito syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar
yang fleksibel dan memberikan hasil investasi yang optimal bagi Anda.6
Peruntukkan :
Perorangan usia 18 tahun ke atas dan Institusi yang memiliki legalitas badan
Fitur :
Berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah muthlaqah (bagi hasil)
Bagi hasil yang optimal
Pilihan jangka waktu fleksibel 1, 3, 6 dan 12 bulan
Tersedia dalam pilihan mata uang Rupiah dan US Dollar
Gratis biaya administrasi
Bagi hasil dapat dikapitalisir (menambah saldo Deposito)
Jangka waktu dapat diperpanjang otomatis (automatic roll over)
Biaya administrasi pencairan sebelum jatuh tempo : Rp 30.000
Manfaat :
Fasilitas transaksi PhoneBanking 24 Jam
Online di seluruh outlet Bank Muamalat
Pilihan pembayaran zakat, infaq dan shodaqoh otomatis dari bagi hasil
Aman dan terjamin
Syarat :

Biaya materai Rp 6.000 (untuk formulir pembukaan)

Minimum pembukaan Rp 5.000.000/ US$ 1.000


Untuk perorangan

WNI : KTP/SIM/Paspor yang masih berlaku

WNA : Paspor/KIMS/KITAS
Untuk institusi
6

http://www.muamalatbank.com

NPWP institusi yang masih berlaku

Legalitas pendirian dan perubahannya (jika ada)

Izin-izin usaha : SIUP, TDP, SKD, SITU, dan lainnya (jika dibutuhkan) yang masih berlaku

Data-data pengurus perusahaan


Untuk melakukan investasi dalam bentuk deposito mudharabah di Bank Muamalat, kita dapat
langsung datang ke kantor cabang Bank Muamalat dengan mengajukan permohonan
pembukaan deposito, mengisi formulir yang diberikan pihak bank, memenuhi persyaratan
yang diberikan oleh bank, maka setelah persyaratan terpenuhi bank akan memberikan tanda
bukti kepemilikan deposito (surat berharga deposito)

Sistem Bagi Hasil

Penetapan bagi hasil di Bank Muamalat dilakukan dengan terlebih dahulu mengitung
HI-1000 (baca: Ha-i-seribu), yakni angka yang menunjukkan hasil investasi yang diperoleh
dari penyaluran setiap Rp. 1.000 dana nasabah. Sebagai contoh: HI-1000 bulan Januari 2009
adalah 9,99. Hal tersebut berarti bahwa dari setiap Rp. 1.000,- dana nasabah yang dikelola
Bank Muamalat akan menghasilkan Rp. 9,99 (HI-1000 sebelum bagi hasil). Apabila nisbah
bagi hasil antara nasabah dan bank untuk deposito 1 bulan adalah 50:50, maka dari Rp. 9,99
tersebut, untuk porsi nasabah dikalikan dahulu dengan 50% sehingga untuk setiap Rp. 1.000,dana yang dimiliki, nasabah akan memperoleh bagi hasil sebesar Rp. 4,99 (berarti HI-1000
nasabah = 4,99 rupiah). Secara umum hal tersebut dirumuskan sebagai berikut : 7

Rata-Rata Dana Nasabah


Bagi Hasil Nasabah =

Nisbah Nasabah
X HI-1000 X

1000

100

Sebagai contoh, seorang nasabah (Pak Slamet) menyimpan deposito Mudharabah di Bank
Muamalat pada bulan Juni senilai Rp. 10.000.000,- dengan jangka waktu 1 bulan. Diketahui
7

nisbah deposito 1 bulan 50:50. HI-1000 untuk bulan Juni 10,93. Maka untuk mengetahui nilai
bagi hasil yang akan didapatkan Pak Slamet adalah :
Rp 10.000.000,Bagi Hasil Nasabah =

50
X 10,93 X

1000

100

Bagi Hasil Nasabah = Rp. 54,650,-

Informasi HI - 1000 per September 2013 yaitu :

HI - 1000

Rupiah

USD

7.99

4.20

Informasi Besaran Nisbah :


Deposito

Nisbah Nasabah

Deposito Rupiah 1 bulan

50%

Deposito Rupiah 3 bulan

51%

Deposito Rupiah 6 bulan

53%

Deposito Rupiah 12 bulan

54%

Deposito USD 1 bulan

17%

Deposito USD 3 bulan

19%

Deposito USD 6 bulan

21%

Deposito USD 12 bulan

23%

http://www.muamalatbank.com

Anda mungkin juga menyukai