yang tepat harus dijadwalkan jika memungkinkan dan tanyakan pada klien apakah
kehamilan ini direncanakan atau tidak. 8. Sumber stress Faktor-faktor yang umum
menjadi sumber steres pada wanita hamil ialah biaya, pemukiman, kenakalan
anak, dan masalah hubungan dengan pasangan atau anggota keluarga
lain.pertanyaan, apakah sumber utama stress anda saat ini? akan memb antu
klinisi memahami beberapa factor yang mempengaruhi kehidupan dan kehamilan
klien. 9. Kebiasaan yang meningkatkan kesehatan Informasi tentang pola hidup
sehat klien akan bermanfaat untuk mengidentifikasi bidang pendidikan kesehatan
yang butuhkan, baik saat ini maupun pada masa pascapartum, seperti kebiasaan: a.
Merokok b. Alkohol c. Obat terlarang dan obat rekreasional 10. Keamanan
Tanyakan klien apakah biasa mengenakan sabuk pengaman dan persenling,
pelindung dan apakah ia terlibat dalam kegiatan olahraga, jika ia melakukan
kegiatan tersebut anjurkan pada klien untuk selalu menjaga keselamatan dirinya
dan mengurangi kegiatan yang dapat mengancam keselamatan ibu dan janin. b.
Riwayat Kebidanan 1. Riwayat menstruasi Gambaran riwayat menstruasi klien
yang akurat biasanya membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran (estimated
date of delivery-EDD) yang sering disebut taksiran partus. Perhitungan dilakukan
dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari pertama haid terakhir (HPHT) atau
dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun.
Rumus Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk siklus 28 + x hari.Informasi tambahan
tentang siklus menstruasi yang harus diperoleh mencakup frekuensi haid dan lama
pendarahan. 2. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu, Kehamilan:
Adakah gangguan seperti perdarahan, muntah yang sangat (sering), toxaemia
gravidarum. Persalinan:Spontan atau buatan, aterme atau premature, perdarahan,
ditolong oleh siapa (bidan, dokter). Nifas:Adakah panas atau perdarahan,
bagaimana laktasi. Anak:Jenis kelamin, hidup atau tidak, kalau meninggal umur
berapa dan sebabnya meninggal, berat badan waktu lahir. 3. Riwayat kontrasepsi
Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat
mempengearuhi EDD, dan karena penggunaan metode lain dapat membantu
menangalli kehamilan ketika seorang wanita menghabiskan pil berisi hormone
dalam tablet kontrasepsi oral, periode selanjutnya akan mengalami disebut
withdrawal bleed. Dan terkadang ada kalanya kehamilan terjadi ketika IUD
masih terpasang.Apabila ini terjadi, lepas IUD jika talinya tampak.Prosedur ini
dapat dilakukan oleh perawat praktik selama trimester I, tetapi lebih baik dirujuk
kedokter bila kehamilan sudah berusia 13 minggu.Pelepasan IUD menurunkan
resiko keguguran, sedangkan membiarkan IUD terpasang meningkatkan aborsi
septik pada pertengahan trimester.Riwayat pengunaan IUD terdahulu
meningkatkan resiko kehamilan ektopik.Dan tanyakan kepada klien lamanya
pemakaian alat kontrasepsi dan jenis kontrasepsi yang digunakan. 4. Riwayat
obstetric Informasi esensial tentang kehamilan terdahulu mencakup bulan dan
tahun kehamilan tersebut berakhir, usia gestasi pada saat itu itu, tipe persalinan
(spontan, forsep, ekstrasi vakum, atau bedah sesar), lama persalinan (lebih baik
dihitung dari kontraksi pertama), berat lahir, jenis kelamin, dan komplikasi
lain.ketika menggambarkan kehamilan yang berakhir sebelum minggu ke 20,
bedakan antara aborsi spontan, elektif, terapeutik, dan kehamilan ektopik. 5.
Riwayat ginekologi Riwayat penyakit atau kelainan ginekologi serta
pengobatannya dapat memberi keterangan penting, terutama operasi yang pernah
dialami. 6. Riwayat seksual Riwayat seksual adalah bagian dari data dasar yang
lengkap karena riwayat ini member informasi medis yang penting sehingga klinis
dapat lebih memahami klien dan mendapat kesempatan untuk : a.
Mengidentifikasi riwayat penganiayaan seksual b. Menawarkan informasi yang
dapat mengurangi kecemasan dan menghilangkan mitos c. Menawarkan anjurananjuran untuk memperbaiki fungsi seksual d. Membuat rujukan apabila tercatat
disfungsi seksual atau masalah emosional. c. Riwayat Keluarga Informasi tentang
keluarga klien penting untuk mengidentifikasi wanita yang beresiko menderita
penyakit genetic yang dapat memengaruhi hasil akhir kehamilan atau beresiko
memiliki bayi yang menderita penyakit genetik. d. Penyakit 1. Penyakit Organik
Meskipun tidak setiap penyakit dan gangguan akan mempengaruhi atau
dipengaruhi kehamilan, penting juga menanyakan setiap penyakit tersebut supaya
diperoleh data yang lengkap. Wanita yang juga memiliki riwayat kesehatan yang
kronis atau lemah juga wanita yang menderita penyakit, seperti hipertensi kronis,
SLE, diabetes mellitus tergantung insulin, penyakit jantung, paru-paru dan
anemia, pemeriksaan kadar TSH (thyroid stimulating hormone). 2. Human
Papilloma Virus (HPV) HPV adalah virus yang mudah menular dan sering
menyebabkan kondiloma akuminata, kadang-kadang disebut kutil venereal.Kutil
ini biasanya ditemukan di seviks dan dinding vagina, uretra, bokong, anus dan alat
genetalia ekterna.Selama masa hamil, pengobatan kutil venereal dilakukan setiap
minggu dengan mengoleskan salep teratogenik. 3. Penyakit Radang Panggul
Klinis harus mengetahui riwayat PID sedini mungkin pada masa kehamilan
karena PID mingkatkan risiko kehamilan ektopik tujuh kali lipat (Oregon health
division, 1995).Setiap kram atau perdarahan pada wanita yang memiliki riwayat
penyakit ini perlu diperiksa menggunakan ultrasonografi untuk memastikan
bahwa kehamilan terjadi di uterus. 4. Penyakit yang Menyertai Kehamilan a.
Kehamilan disertai penyakit jantung Kehamilan yang desertai penyakit jantung
selalu saling mempengaruhi karena kehamilan memberatkan penyakit jantung dan
penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim. Keluhan utama yang dikemukakan : 1. Cepat merasa lelah 2.
Jantung nya berdebar-debar 3. Sesak nafas apalagi disertai terjadi
sianosis(kebiruan) 4. Edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda 5.
Mengeluh tentang bertambah besarnya rahim yang tidak sesuai. b. Hipertensi
hepatitis, untuk mengetahui adanya radang hati dan adanya gangguan pada fungsi
hati 4. Pemeriksaan fungsi ginjal dan pemeriksaan kimia darah, untuk faal ginjal
5. Pemeriksaan metabolisme gula, untuk diagnosis dan follow up kadar gula darah
6. Pemeriksaan metabolisme lemak, untuk mengetahui kadar lemak darah untuk
mendeteksi resiko terhadap kejadian penyakit. 7. Pemeriksaan elektrolit darah 8.
Pemeriksaan Imunoserologi 9. Pemeriksaan Radiologi: meliputi pemeriksaan
rontgen, ultrasonografi (USG), computed tomography (CT Scan), magnetic
resonance imaging (MRI), intravenous pyelography (IVP), dan sebagainya.
Dengan berbagai macam pemeriksaan radiologi ini dapat diketahui adanya
anomali organ, massa, peradangan, perdarahan, sampai pada penilaian fungsi
ekskresi dan kerusakan struktur organ. 10. Pemeriksaan urine 11. Pemeriksaan
laboratorium pada kehamilan, pemeriksaan laboratorium pra-nikah 12.
Pemeriksaan feses 13. Pemeriksaan analisa cairan otak 14. Pemeriksaan analisa
getah lambung, duodenum, dan cairan empedu 15. Pemeriksaan laboratorium
lainnya seperti analisa sperma, batu empedu, cairan pleura, batu ginjal, sputum.
Perlu diingat bahwa penentuan diagnosis suatu penyakit harus dilihat pada
penemuan klinis yang didapat, bukan hanya dari pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium hanya sebagai pemeriksaan penunjang untuk diagnosis
suatu penyakit. 5. Pengkajian Emosional a. Trimester Pertama Selama bulan
pertama hingga ketiga, suasana emosi ibu hamil biasanya gampang sekali
berubah. Pergolakan emosi menyebabkan anda sensitif, mudah menangis,
gampang lelah, takut bila terjadi keguguran, lebih merasakan sakit dari pada
hamil. Perubahan emosi anda lebih disebabkan adanya aktifitas hormonal yang
meningkat pesat dan sebagai faktor fisik. Misalnya kelelahan, mual, muntah,
morning sickness atau perubahan bentuk tubuh. b. Trimester kedua Pada usia
kehamilan ini, emosi anda jauh lebih baik dan tidak banyak keluhan yang anda
rasakan pada trimester sebelumnya. Oleh karena itu, periode ini bisa disebut
periode keemasan. Anda mulai bisa menyesuaikan diri dengan perubahan
hormonal kehamilan. Selain itu, tidak banyak muncul keluhan keluhan fisik.
Inilah yang membuat anda bisa menjalani kehamilan dengan lebih enak dan tidak
sedramatis sebeumnya. c. Trimester tiga Memasuki trimester akhir ini, kondisi
perut anda akan semakin besar dan mengakibatkan anda susah bergerak, cepat
lelah, mudah lupa dan gampang cemas. Emosi kembali sukar untuk dikendalikan,
bahkan anda menjadi lebih sensitif. Tetapi seiring bertambahnya usia kehamilan,
anda menjadi lebih siap mental untuk mempersiapkan persalinan dan kelahiran
buah hati yang telah dilahirkan. Tips Menghadapi Perubahan Emosi: 1.
Mengetahui perubahan emosi yang anda rasakan adalah normal dan bisa
membantu 2. Berbagi pengalaman dan perasaan dengan pasangan serta menjalani
komunikasi yang lebih terbuka 3. Makan maknan yang bergizi sert berolahraga
teratur juga bisa membantu anda untuk membentuk pola pikir positif tentang
stetoskop pinard di pakai bagian yang berlubang luas ditempatkan ke atas tempat
atau daerah dimana kita akan mendengarkan. Sedangkan bagian yang
luasnyasempit ditempatkan pada telinga kita, letakkan tegak lurus. e. Kepala
pemeriksa dimiringkan, perhatian dipusatkan pada denyut jantung janin. Bila
terdengar suatu detak, maka untuk memastik anapakah yang terdengar itu denyut
jantung janin, detak ini harus disesuai dengan detak nadi ibu. Bila detakkan itu
sama dengan nadi ibu, yang terdengar bukan jantunt janin, tetapi detak aorta
abdominalis dari ibu. f. Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut
jantung janin maka dihitung untuk mengetahui teraturnya dan frekuensinya
denyut jantung janin itu. 2. Dengan menggunakan Doppler a. Nyalakan doppler,
untuk memeriksa apakah doppler dapat digunakan. b. Usahakan jelly pada
abdomen ibu, tepet pada daerah yang telah ditentukan. Kegunaan jelly adalah
sebagai kontak kedap udara antara kulit abdomen dengan permukaan sensor. c.
Tempatkan sensor pada daerah yang akan didengarkan,kemudian tekan tombol
start untuk mendengarkan denyut jantung janin. d. Lakukan penyesuaian volume
seperlunya dengan menggunakan tombol pengatur volume. e. Lihat denyut
jantung janin pada angka yang ditujukan melalui monitor. c. Cara menghitung
denyut jantung janin Menghitung denyut jantung janin (DJJ) yaitu dengan
mendengarkan 3x5 detik dikalikan dengan 4. Contohnya : 5 detik 5 detik 5 detik
Kesimpulan 11 12 11 - 4 (11 + 12 +11) = 136/menit. Teratur dan janin baik. 10 14
9 - 4 (10 + 14 + 9) = 132/m. Tak teratur dan janin asphyxia 8 7 8 - 4 (8 + 7 + 8) =
92/m. Tak teratur dan janin asphyxia. 3. Non Stress Test (NST) Pemeriksaan ini
dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas janin. Cara
pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama aktokardiografi, atau fetal activity
acceleration determination (FAD; FAAD). Penilaian dilakukan terhadap frekuensi
dasar DJJ, variabilitas, dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin. a.
Tehnik pemeriksaan NST : 1. Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau
sedikit miring ke kiri. Hal ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin
dan mencegah terjadinya hipotensi. 2. Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan
pengukuran tensi, suhu, nadi, dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama
pemeriksaan dilakukan, tensi diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada
kertas KTG). 3. Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara: a. Menanyakan
kepada pasien. b. Melakukan palpasi abdomen. c. Melihat gerakan tajam pada
rekaman tokogram (kertas KTG). 4. Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak
terdapat gerakan janin, dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan
menggoyang kepala atau bagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang
vibro-akustik (dengan membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat khusus
untuk keperluan tersebut). 5. Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120
160 dpm). 6. Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas KTG.
Perhatikan apakah terjadi akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm). 7. Perhatikan
dalam laju metabolik dasar pada awal-awal kehamilan, tetapi mengapa hal itu
terjadi tidaklah jelas. Untunglah hal ini hanya merupakan ketidaknyamanan yang
terbatas, biasanya akan lenyap pada akhir trimester pertama. Namun, hal tersebut
bisa mempunyai efek meningkatkan intensitas respon psikologis yang dialami
wanita selama masa tersebut. b. Punggung Atas Sakit (bukan karena penyakit)
Sakit punggung bagian atas bisa terjadi selama trimester pertama oleh karena
pertambahan ukuran dan akibat beratnya payudara, yang juga merupakan pertanda
presumtif kehamilan. c. Kram Kaki Alasan-alasan fisiologis dari kram di kaki ini
tidaklah jelas diketahui. Selama sekian tahun, kram di kaki dianggap disebabkan
oleh kurangnya atau terganggunya konsumsi kalsium atau ketidakseimbangan
dalam perbandingan kalsium-fosfor didalam tubuh, tetapi semua penyebab ini
sekarang tidak lagi dinyatakan demikian dalam literatur-literatur saat ini. Satu
aliran lain menganggap bahwa uterus yang membesar memberikan tekanan pada
pembuluh-pembuluh darah panggul, dan dengan demikian mempengaruhi
sirkulasi, atau pada syaraf saat mereka meresap melalui foramen obturator dalam
perjalanannya ke tungkai bagian bawah. d. Edema Tungkai Edema (penimbunan
cairan atau bengkak) tungkai adalah akibat sirkulasi vena yang terganggu serta
tekanan vena yang meningkat didalam tungkai bagian bawah. Gangguangangguan sirkulasi ini adalah disebabkan tekanan dari uterus yang membesar pada
pembuluh-pembuluh vena panggul pada saat wanita tersebut sedang duduk atau
berdiri serta pada vena cava inferior ketika wanita tersebut berbaring
menggeletak. e. Varikositas/varises Edema (penimbunan cairan atau bengkak)
tungkai adalah akibat sirkulasi vena yang terganggu serta tekanan vena yang
meningkat didalam tungkai bagian bawah. Gangguan-gangguan sirkulasi ini
adalah disebabkan tekanan dari uterus yang membesar pada pembuluh-pembuluh
vena panggul pada saat wanita tersebut sedang duduk atau berdiri serta pada vena
cava inferior ketika wanita tersebut berbaring menggeletak. 3. Mengidentifikasi
Tanda dan Gejala Penyimpangan dari Keadaan Normal Deteksi dini terhadap
komplikasi kehamilan adalah upaya penjaringan yang dilakukan untuk
menemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Berikut ini merupakan
tanda dan gejala bahaya yang menyimpang dari keadaan normal atau mengarah
pada komplikasi, yaitu: 1. Perdarahan pervaginam 2. Sakit kepala yang hebat,
menetap dan tidak hilang 3. Perubahan visual secara tiba-tiba (mata berkunangkunang) 4. Pembengkakan pada wajah dan tangan 5. Sakit abdomen atau nyeri
pada ulu hati yang hebat 6. Pergerakan bayi berkurang tidak seperti biasanya atau
bahkan tidak ada pergerakan 4. Mengidentifikasi Kemungkinan Kebutuhan
Belajar Pada setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan kepada ibu
bagaimana mengenali tanda-tanda bahaya ini, dan menganjurkan untuk datang ke
klinik dengan segara jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut. Dari
beberapa pengalaman, akan lebih baik memberikan pendidikan kepada ibu dan
Informasi merupakan tanggapan dari pertanyaan tertentu yang diberikan oleh ibu
b. Informasi penting yang wajib diketahui karena berhubungan dengan keamanan
diri dan bayinya c. Panduan antisipasi yang akan memfasilitasi upaya wanita
untuk mrnghadapi kehamilannya d. Informasi tambahan yang berhubungan
dengan perkembangan kehamilan, kebijakan institusi yang dapat membantu tetapi
tidak berkaitan dengan wanita itu sendiri Dalam menetapkan kebutuhan untuk
konseling spesifik, harus di sesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi oleh
ibu hamil berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan
penunjang yang telah di lakukan oleh bidan. Beberapa kebutuhan konseling yang
perlu diberikan pada setiap ibu hamil pada kunjungan awal adalah pendidikan
kesehatan tentang: a. Tanda bahaya dalam kehamilan b. Gizi pada ibu hamil c.
Persiapan persalinan d. Imunisasi TT e. Olahraga f. Istirahat g. Kebersihan h.
Pemberian ASI i. Aktifitas seksual j. Kegiatan sehari-hari dan pekerjaan k. Obatobatan dan merokok l. Body mekanik m. Pakaian dan sepatu 6. Menetapkan
Kebutuhan Konseling HIV/PMS Konseling adalah kebutuhan proses komunikasi
dengan pembahasan masalah-masalah antara individu dengan konselor (orang
yang sudah mengikuti pembelajaran untuk mengatasi masalah PMS). Untuk
menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS hanya diberikan pada ibu hamil
dengan riwayat maupun resiko HIV/PMS. AIDS adalah Penyakit Menular Seksual
yang paling sering didengar yang disebabkan oleh HIV (Human Imunodeficiency
Virus), virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imun)
tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi dengan kata lain
kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan)
sistem imun. Selama ini ketakutan orang tentang AIDS sangat besar karena sejauh
ini belum dapat disembuhkan oleh obat-obatan yang dapat membantu perawatan
mereka tetapi obat-obatan yang ada pada saat ini belum bisa menyembuhkan
hanya dapat menghambat kerja virus. Di Indonesia bayi maupun orang dewasa
banyak yang sudah mengidap penyakit AIDS karena itu kita harus waspada
terhadap bahaya penularan AIDS. Catatan khusus tentang HIV/AIDS: 1. Kita
tidak bisa melihat apakah seseorang terkena HIV/ AIDS hanya berdasarkan
penampilannya. 2. AIDS tidak dapat dicegah dengan obat-obatan, suntikan atau
jamu-jamuan. 3. AIDS belum dapat disembuhkan dan dapat berakibat kematian. 4.
AIDS dapat menular dengan cara yang sama dengan PMS yang lainnya. 5.
Penampakan AIDS sama seperti penyakit yang mengenai orang biasa, seperti
TBC, Tumor, Radang paru, Infeksi saluran pencernaan dll. 6. AIDS dapat dicegah
dengan cara hanya berhubungan seks dengan seorang pasangan yang juga hanya
berhubungan seksual dengan kita, atau dengan menggunakan kondom setiap kali
berhubungan seksual. 7. Menetapkan Jadwal Kunjungan Sesuai dengan
Perkembangan Kehamilan a. Menurut WHO Kunjungan Waktu Informasi penting
Trimester pertama Sebelum minggu ke 16 (pada akhir bulan ke empat) 1.
Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu 2. Mendeteksi masalah
yang dapat diobati sebelum menjadi bersifat mengancam jiwa 3. Mencegah
masalah seperti tetanus neonatorum, anemia defisiensi zat besi, penggunaan
praktek tradisional yang merugikan 4. Memulai persiapan persalinan dan kesiapan
untuk menghadapi komplikasi 5. Mendorong perilaku yang sehat (nutrisi, latihan
dan kebersihan, istirahat, dsb) Trimester kedua 24-28 minggu (bulan ke-6 7)
Sama seperti diatas, ditambah dengan kewaspadaan khusus mengenai preeklamsi
(tanyakan ibu mengenai gejala preeklamsi, pantau tekanan darah, kaji adanya
edema dan lakukan pemeriksaan urine) Trimester ketiga 32 minggu (bulan ke-8)
Sama seperti diatas ditambah palpasi abdomen untuk mendeteksi adanya
kehamilan ganda Trimester ketiga 36 minggu (bulan ke-9) Sama seperti diatas,
ditambah dengan deteksi adanya kelainan letak atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran di rumah sakit b. Jadwal kunjungan menurut Departemen
Kesehatan a. Trimester I kehamilan : 1 kali kunjungan b. Trimester II kehamilan :
1 kali kunjungan c. Trimester III kehamilan : 2 kali kunjungan c. Jadwal
kunjungan ulang sebaiknya a. Sampai dengan 28 minggu usia kehamilan, setiap 4
minggu b. Antara 28-36 minggu usia kehamilan, setiap 2 minggu c. Antara 36
minggu sampai kelahiran, setiap minggu d. Menurut NICE Antenatal Guideline
tahun 2008 Jadwal kunjungan antenatal dapat disesuaikan dengan keadaan ibu,
bagi wanita nulipara dengan kehamilan normal 10 kali pertemuan dianggap sudah
cukup adekuat, bagi wanita multipara normal 7 kali pertemuan dianggap adekuat.
Jadwal kunjungan yang dianjurkan adalah : 1. Kunjungan ke-1/Booking
apointment : idealnya pada usia kehamilan 10 minggu 2. Kunjungan ke-2 : pada
usia kehamilan 16 minggu 3. Kunjungan ke-3 : pada usia kehamulan 18 20
minggu 4. Kunjungan ke-4 : usia kehamilan 25 minggu (pada wanita nulipara) 5.
Kunjungan ke-5 : usia kehamilan 28 minggu 6. Kunjungan ke-6 : usia kehamilan
31 minggu (pada wanita nulipara) 7. Kunjungan ke-7 : usia kehamilan 34 minggu
8. Kunjungan ke-8 : usia kehamilan 38 minggu 9. Kunjungan ke-9 : usia
kehamilan 40 minggu 10. Kunjungan ke-10 : usia kehamilan 41 minggu e.
Mengevaluasi Penemuan Masalah yang Terjadi, Aspek-aspek yang Menonjol pada
Wanita Hamil e. Aspek menonjol pada wanita hamil 1. Amenorea (= tidak dapat
haid). Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid
lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan
tuanya kehamilan. dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi. 2. Nausea (enek)
dan emesis (muntah). Enek terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama
kehamilan, disertai kadang-kadang oleh emesis. Sering terjadi pada pagi hari,
tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning sickness. Dalam batas-batas
tertentu keadaan ini masih fisiologik. Bila terlampau sering, dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan dan disebut hiperemesis gravidarum. 3. Mengidam
(mengingini makanan atau minuman tertentu). Mengidam sering terjadi pada
janin yang terbawah, tinggi fundus uteri dan denyut jantung janin. j. Pemeriksaan
punggung dibagian ginjal Tepuk punggung di bagian ginjal dengan bagian sisi
tangan yang dikepalkan. Bila ibu merasa nyeri, mungkin terdapat gangguan pada
ginjal atau salurannya. k. Genetalia Terdapat juga tanda-tanda kehamilan pada
genitalia yaitu sebagai berikut: a. Tanda Chadwick adalah warna ungu/biru pd
vulva & vagina. b. Tanda Goodell adalah melemahnya serviks. c. Tanda
Hegar adalah melemahnya isthmus uteri ( segmen bwh rahim ). l. Panggul Cara
pemeriksaan panggul yaitu dengan: a. Inspeksi, dilihat apakah terdapat dugaan
kesempitan panggul atau kelainan panggul. b. Palpasi, klien dapat diduga
mempunyai kelainan atau kesempitan panggul atau tidak bila pada primigravida
pada kehamilan 36 minggu atau lebih kepala belum masuk pintu atas panggul
(PAP). c. Perasat Osborn positif d. Pemeriksaan dengan menggunakan pengukuran
ukuran panggul luar. e. Ekstremitas, periksa adanya oedema yang paling mudah
dilakukan pretibia dan mata kaki, dengan cara menekan jari beberapa titik. f.
Pemeriksaan lutut (patella), minta ibu duduk dengan tungkai tergantung bebas.
Jelaskan apa yang hendak dilakukan. Raba tendon dibawah lutut. Dengan
menggunakan hammer ketuklah tendon pada lutut bagian depan. Tungkai bawah
akan bergerak sedikit ketika tendon ditekuk. Bila reflek lutut (-) kemungkinan
klien kekurangan B1. Bila gerakan berlebihan dan cepat, hal ini menunjukkna
preeklamsia. f. Pemeriksaan Leopold Pemeriksaan Leopold dilakukan pada
kehamilan cukup bulan setelah pembesaran uterus yang dapat membedakan
bagian melalui palpasi. a. Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan
dan bagian apa yang ada dalam fundus uteri. b. Leopold II digunakan untuk
menentukan letak punggung janin dan letak bagian kecil pada janin. c. Leopold III
digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat dibagian bawah dan
apakah bagian bawah janin sudah atau belum masuk PAP. d. Leopold IV
digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan seberapa
masuknya bagian bawah tersebut kedalam rongga panggul. 2. Pemeriksaan
Laboratorium Pemeriksaan Laboratorium merupakan pemeriksaan untuk
menunjang diagnosis penyakit, guna mendukung atau menyingkirkan diagnosis
lainnya. Hasil pemeriksaan laboratorium dapat menunjang atau menyingkirkan
kemungkinan penyakit yang menyebabkan, misalnya dalam pemeriksaan biakan
darah pada demam tifoid, jika positif amat mendukung diagnosis, tapi bila negatif
tak menyingkirkan diagnosis demam tifoid jika secara klinis dan pemeriksaan lain
(misalnya pemeriksan WIDAL) menyokong. Dalam diagnosis penyakit kadangkadang tidaklah mudah, terutama pada permulaan penyakit, gejala klinis
penyebabnya masih berupa kemungkinan, meski dokter biasanya dapat
menetapkan kemungkinan yang paling tinggi. Karena itu, pada tahap permulaan
dokter tidak selalu dapat menentukan diagnosis penyakit. Diperlukan data-data
tambahan dari pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain. 3. HB
berlangsung di dalam situasi klinik dan dua langkah terakhir tergantung pada klien
dan situasi klinik c. Pengkajian Data Fokus Pengkajian adalah merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Pengkajian merupakan
dasar utama dalam memberikan asuhan, oleh karena itu pengkajian harus yang
akurat, lengkap, sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat penting dalam
merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan memberikan pelayanan
keperawatan sesuai dengan respon individu. Data fokus adalah data tentang
perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah
kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan pada
klien. 1. Riwayat untuk Deteksi Komplikasi dan Ketidaknyamanan a. Riwayat 1.
Menanyakan bagaimana perasaan pasien sejak kunjungan terakhirnya 2.
Menanyakan apakah pasien mempunyai pertanyaan atau kekhawatiran yang
timbul sejak kunjungan terakhir 3. Gerakan janin dalam 24 jam terakhir b. Deteksi
ketidaknyamanan 1. Menanyakan keluhan - keluhan yang biasa dialami oleh ibu
hamil 2. Menanyakan kemungkinan tanda - tanda bahaya yang dialami oleh ibu 2.
Pemeriksaan Fisik Pada tiap kunjungan ulang antenatal pemeriksaan fisik berikut
dilakukan untuk mendeteksi tiap tanda-tanda keluhan ibu dan evaluasi pada janin :
a. Janin : 1. Denyut jantung janin. Normal DJJ 120-160 kali per menit. Apabila
kurang dari 120 x atau menitdisebut bradikardi, sedang lebih dari 160 x per menit
disebut tathicardi. 2. Ukuran janin 3. Dengan cara Mc. Donald untuk mengetahui
TFU dengan pita ukur kemudian dilakukan penghitungan tafsiran berat janin
dengan rumus( TFU dalam cm ) n x 155 = gram. Bila kepala diatas atau pada
ishiadica maka n = 12. Bila kepala dibawah spina ishiadica maka n = 11 4. Letak
dan presentasi Letak dan presentasi dapat diketahui dengan menggunakan palpasi.
Salah satu cara palpasi yang sering digunakan adalah menurut Leopold.
a. Leopold I : Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian ya
berada pada bagian fundus b. Leopold II : Untuk mengetahui letak janin
memanjang atau melintang dan bagian janin yang teraba disebelah kiri
atau kanan c. Leopold III : Untuk menentukan bagian janin yang ada
dibawah (presentasi) d. Leopold IV : Untuk menentukan apakah bagian
bawah janin sudah masuk panggul b. Aktivitas/ gerakan janin Dikenal
adanya gerakan 10, yang artinya dalam waktu 12 jam normal gerakan
janin minimal 10 kali. c. Ibu 1. Tekanan darah 2. Berat badan 3. Tandatanda bahaya 4. Tinggi Fundus Uteri 5. Umur kehamilan 6. Pemeriksaan
vagina 3. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium awal
pada wanita dengan risiko ringan meliputi tes darah berikut : golongan
darah dan factor rhesus (Rh), skrining antibody, hitung darah lengkap atau
hematokrit, rapid plasma regain (RPR), atau tes lain untuk mendeteksi sifilis, titer
rubella, HBSAg, dan HIV. Banyak klinisi juga melakukan kultur urine. Seiring
kemajuan kehamilan, tes tambahan, seperti skrining tripel serum maternal, juga
diperlukan. Laboratorium dan pemeriksaan terkait merupakan komponen penting.
Semua uji dan pemeriksaan dilakukan sebagai bagian sekrining rutin yang
bervariasi usia klien, status resikonya ( misalnya bila jika ia terpejan penyakit
menular seksual tuberkulosis ), dan apakah ia sedang hamil. Pada tingkat minimal,
untuk semua usia dan tanpa memindahkan status kehamilan klien, suatu
pengkajian harus dilakukan untuk manskrining inveksi vagina atau penyakit
menular seksual. Selain itu juga perlu dilakukan uji laboratorium dan pemeriksaan
terkait berikut : 1. Hemoglobin atau hematokrit 2. Kolestrol total 3. Urinalisis 4.
Pap smear Wanita yang berusia lebih tua juga harus menjalani uji laboratorium
dan penelitian terkait: 1. Darah samar 2. Mammografi 3. Trigliserida dan profil
lipid selain kolestrol plasma. 4. Penelitian kelenjar tiroid 5. Proktosigmoidoskopi
(setiap 3-5 tahun) d. Mengembangkan Rencana Sesuai dengan Kebutuhan dan
Perkembangan Kehamilan 1. Jelaskan mengenai ketidaknyamanan normal yang
dialaminya. 2. Sesuai dengan usia kehamilan ajarkan ibu tentang materi
pendidikan kesehatan pada ibu. 3. Diskusikan mengenai rencana persiapan
kelahiran dan jika terjadi kegawat daruratan. 4. Ajari ibu untuk mengenal tanda tanda bahaya, pastikan untuk memahami apa yang dilakukan jika menemukan
tanda bahaya. 5. Buat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya. BAB III
PENUTUP A. KESIMPULAN Kunjungan awal adalah suatu kunjungan yang
dilakukan pertama kali ibu hamil dari awal kehamilan hingga minggu ke-36.
Sedangkan kunjungan ulang yaitu setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan
setelah kunjungan antenatal pertama sampai persalinan. B. SARAN Sebaiknya ibu
hamil rajin memeriksakan kehamilannya untuk mendeteksi dini jika terjadi
komplikasi pada kehamilannya, sehingga keselamatannya dan janinnya tidak
terancam. DAFTAR PUSTAKA Kusmiyati, Yuni. 2010. Penuntun Praktikum
Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Fitramaya. Mufdalifah. 2009. Panduan Asuhan
Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika Mochtar, Rustam. 2001.
Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC. Pantrikawati, Ika dan Saryono. 2010. Asuhan
Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika. Posted by sur yana at 20:44
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest Newer
Post Older Post Home Subscribe to: Post Comments (Atom) cinta cinta proud
proud religion religion IBN 8 IBN 7 IBN 3 visitors [click] kunjungan counters
yanna chatbox jam Kalender Powered by Calendar Labs iklan 2 iklan 4 Powered
By Blogger About Me My Photo sur yana my name is suryana, and i'm a moslem.
my father name is subakri, my mother name is marni. im twins, my twins name is
suryani. i also have one brother, his name is teguh basuki. View my complete
profile IBI IBI plend plend cuaca widgeo.net Fish earth Blog Archive 2015
(20) 2014 (98) 2013 (14) November (2) makalah askeb kehamilan
kunjungan awal dan ulang makalah perubahan anatomi dan fisiolog ibu hamil m...
October (3) September (8) July (1) IBN 1 IBN 2 IBN 6 IBN 4 IBN 5
iklan 3 iklan 1 Translate Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ Copy and WIN :
http://ow.ly/KNICZ Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ Copy and WIN :
http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ