Anda di halaman 1dari 4

SUBYEK PENDIDIKAN

(Kajian Q.S. An-Nahl : 43-44)


Mufidah (2021313052)

A. Ayat dan Arti

Artinya:
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu
kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu
tidak mengetahui (43). Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami
turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah
diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan (44).
B. Asbabun Nuzul
Ibnu Jarir at-Tabari dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ia
berkata, ketika Allah mengutus Muhammad sebagai nabi, orang Arab mengingkarinya,
kemudian turunlah ayat ini. 1
Imam Al-Wahidi juga menyebutkan dalam kitabnya, bahwa ayat ini turun pada orangorang musyrik Mekah yang mengingkari pengutusan Muhammad sebagai seorang nabi.
Mereka berkata: Allah tidak layak mengutus rasul-Nya dari kalangan manusia, alangkah
baiknyajika Ia mengutus (rasul) kepada kita dari kalangan malaikat! 2
C. Penjelasan Kitab Tafsir
1. Tafsir Al-Maraghi 3
Di dalam ayat-ayat ini Allah menyajikan kesalahpahaman orang-orang musyrik
Quraisy yang lain. Mereka mengatakan, sekiranya Allah hendak mengutus seorang rasul,
maka rasul itu bukan seorang manusia, karena Allah Maha Tinggi dan Maha Agung dari pada
rasul-Nya salah seorang di antara manusia, sekiranya Dia mengutus seorang rasul dari kami,
1 Tim Pelaksana Pentashhihan Mushhaf Al-Quran, Quran Bayan,hlm. 206,
Jakarta, 2009
2 Al-Wahidi, Asbabun Nuzul, hlm. 286, Bairut Libanon, 1998
3 Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, hlm. 159-162

tentu Dia mengutus malaikat. Kemudian Allah menjawab kesalahpahaman ini, bahwa telah
menjadi Sunnah Allah untuk mengutus para rasul-Nya dari manusia. Jika kalian ragu-ragu
tentang hal itu, tanyakanlah kepada ahli kitab.
Ad-Dahak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ketika Allah mengutus Muhammad
saw. orang-orang Arab mengingkari pengutusannya itu dan berkata Allah Maha Agung dari
menjadikan utusan-Nya seorang manusia. Hal ini senada dangan yang tertera dalam surat AlAnam (6):8, Al-Muminun (23):33-34, dan Al-Furqan (25):7.
Maka tanyakanlah kepada ahli kitab dahulu di antara orang-orang Yahudi dan
Nasrani, apakah para utusan yang diutus kepada mereka itu manusia ataukah malaikat? Jika
mereka itu malaikat silakan kalian ingkari Muhammad saw. tetapi jika mereka itu manusia,
jangan kalian ingkari dia.
Orang Arab mengatakan zabaru al kitaba, berarti saya menulis kitab, seperti firman
Allah (Q.S Al-Qamar (54): 52).
Yakni, Kami tidak mengutus para rasul, kecuali mereka itu laki-laki dengan
membawa dalil-dalil dan hujjah-hujjah yang membuktikan kebenaran kenabian mereka, serta
kitab-kitab yang memuat berbagai taklif dan syariat yang mereka sampaikan dari Allah
kepada para hamba.
Dan Kami turunkan Al-Quan kepadamu sebagai peringatan bagi manusia agar kamu
memberitahu mereka tentang apa yang telah diturunkan kepada mereka, berupa hukum syariat
dan ikhwal umat-umat yang dibinasakan dengan berbagai azab, sebagai balasan atas
penentangan mereka terhadap para nabi dan agar kamu menjelaskan hukum-hukum yang
terasa sulit oleh mereka, serta menguraikan apa yang diturunkan secara garis besar, sesuai
dengan tingkat kesiapan dan pemahaman mereka terhadap rahasia tasyri.
Yakni, Kami turunkan Al-Quran itu agar kamu menanti mereka berpikir tentang
rahasia dan pelajaran ini, serta agar mereka jauh dari mengikuti jejak para pendusta terdahulu,
sehingga mereka tidak ditimpa azab seperti yang telah ditimpakan kepada mereka.
2. Tafsir Al-Azhar 4
Hal ini diperingatkan kembali kepada beliau, Rasul Allah bahwa itu, dan isi
pengajarannya pun sama. Bahkan nasib pertentangan pun kebanyakan bersamaan. Sebab
mereka itu semuanya adalah manusia, orang-orang laki-laki yang tidak lepas daripada suka
dan duka. Maka disuruhlah Nabi saw menyampaikan kepada orang-orang itu:Maka
bertanyalah kepada ahli-ahli yang telah mempunyai peringatan, jika kamu belum
mengetahui.
Kalau masih kurang percaya akan hal itu, mereka boleh menanyakan kepada Ahludz
Dzikri, ahli peringatan, yaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani yang telah menerima kitabkitab dan ajaran dari Nabi-nabi yang dahulu itu. Kalau mereka orang-orang yang jujur,
niscaya akan mereka beritahukan hal yang sebenarnya.

4 Prof. Dr. Hamka, Tafsir Al-Azhar,

Di sini tersebut Ahludz Dzikri, orang yang ahli peringatan, atau orang yang
berpengetahuan luas. Umum arti ayat menyuruhkan orang yang tidak tahu bertanya kepada
yang lebih tahu, karena ilmu pengetahuan itu adalah umum sifatnya, berfaedah buat mencari
kebenaran. Menurut yang dirawikan oleh Mujahid dari Ibnu Abbas bahwa ahludz-dzkri di sini
maksudnya ialah Ahlu-Kitab. Sebelum Ahlu Kitab itu dipengaruhi oleh nafsu ingin menang
sendiri, mereka akan mengakui bahwa Nabi-nabi dan Rasul-rasul yang terdahulu itu
semuanya adalah manusia belaka, manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah.
Dengan ayat ini kita mendapat pengertian bahwasanya kita boleh menuntut ilmu
kepada ahlinya, di mana saja dan siapa saja; sebab yang kita cari ialah kebenaran.
Ulama besar Syiah yang terkenal, cucu Rasulullah saw. Jafar Al-Baqir, menafsirkan
bahwa yang dimaksud dengan ahludz-dzikri ialah kita sendiri, yaitu bahwasanya ulama dari
ummat inilah yang berhak disebut ahludz-dzikri. Sebab beberapa aya dalam hal Islam, dan
ilmu-ilmu yang lain, yang lebih umum kita tanya pula kepada ahludz-dzikrinya sendiri;
tandanya kita berpaham luas dan berdada lapang.
D. Kajian Tafsir
Sejak pertama kali Allah mengutus kepada manusia utusan-utusan-Nya, Nabi atau
Rasul, mereka semua dari kalangan manusia. Dalam pengutusan-Nya selalu ada orang-orang
yang menentang dan mendustakan. Seperti yang dialami Nabi Muhammad saw, orang-orang
musyrik Quraisy, menentang akan diutusnya beliau kepada mereka, bahkan mereka
mengatakan bahwa yang layak untuk menjadi utusan adalah malaikat. Hal seperti ini telah
Allah sebutkan dalam beberapa ayat di antaranya, Q.S. Al-Anam (6): 8, Al-Muminun (23):
33-34, dan Al-Furqan (25): 7. Pengingkaran mereka tersebut dibantah Allah dengan ayat ini.
Allah menyuruh mereka untuk menanyakan kepada ahludz-dzikri, yaitu ahlul kitab,
Yahudi dan Nasrani, apakah Nabi atau Rasul yang telah diutus kepada mereka benar dari
kalangan manusia seperti halnya Nabi Muhammad asw?
Tersirat dalam perintah Allah ini bahwa apabila kita tidak mengetahui tentang sesuatu
hal mengenai ilmu, kita diperintahkan untuk bertanya kepada orang yang berilmu. Kita
diperintahkan untuk belajar dari orang-orang yang mempunyai ilmu bukan kdari orang-orang
yang bodoh. Ilmu apapun itu, terlebih ilmu agama. Maka kita wajib belajar kepada orangorang yang betul-betul paham tentang ilmu tersebut.
Kemudian Allah menegaskan bahwa Dia tidak mengutus para rasul, kecuali mereka
itu dari kaum laki-laki dengan membawa dalil-dalil dan hujjah-hujjah yang membuktikan
kebenaran pengutusan mereka, serta kitab-kitab yang memuat berbagai taklif dan syariat yang
mereka diperintahkan Allah untuk menyampaikannya kepada para hamba-Nya.
Dan Allah terangkan bahwa diturunkannya Al-Quan kepada Nabi Muhammad adalah
sebagai peringatan bagi manusia agar beliau memberitahu mereka tentang hukum syariat
serta tentang keadaan-keadaan umat-umat yang telah diazab oleh Allah, sebagai balasan atas
penentangan mereka terhadap para nabi. Nabi Muhammad juga dierintahkan untuk
menjelaskan hukum-hukum yang terasa sulit dipaham oleh mereka, serta menguraikan apa

yang diturunkan secara garis besar, sesuai dengan tingkat kesiapan dan pemahaman mereka
terhadap rahasia tasyri.
Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad adalah berkududukan sebagai pendidik
manusia pertama, setelah Allah dan Jibril tentunya.
Kemudian kita juga dapat mengambil pelajaran dari keterangan di atas bahwa ketika
kita mengajar anak-anak didik kita, maka kita harus menyesuaikan tingkat kemampuan
mereka deangan apa yang akan kita ajarkan kepada mereka. Agar lebih mudah mereka
pahami. Dan dalam pengajaran juga harus bertahap, dari tingkat yang paling mudah terlebih
dahulu.
Pada ahir ayat 44, Allah tegaskan bahwa diturunkannya Al-Quran itu agar manusia
berpikir tentang rahasia dan pelajaran ini, serta agar manusia tidak mengikuti jejak para
pendusta terdahulu, sehingga mereka tidak ditimpa azab seperti yang telah ditimpakan kepada
mereka.
Wallahu Alam bish Shawwab.....
E. Kesimpulan
1. Telah menjadi Sunnah Allah untuk mengutus para rasul-Nya dari manusia
2. Para utusan Allah semua dari kaum laki-laki yang telah mendapat wahyu Allah
3. Ahludz-Dzikri adalah orang-orang yang mempunyai ilmu pengetahuan. Dalam masalah
ini yang dimaksud adalah Ahlul-Kitab, Yahudi dan Nasrani yang mana mereka telah
paham dengan kitab-kitab mereka.
4. Ketika kita tidak mengetahui akan sesuatu hal, kita diperintahkan untuk bertanya kepada
Ahludz-Dzikri.
5. Para utusan selalu dibekali Allah dalil-dalil dan hujjah-hujjah akan kebenaran mereka
6. Allah menurunkan Adz-Dzikr, yakni Al-Quran kepada Nabi Muhammad untuk
disampaikan dan diterangkan kepada manusia
7. Nabi Muhammad adalah pendidik manusia pertama setelah Allah dan malaikat Jibril
8. Kemudian agar manusia berpikir tentang hukum-hukum yang terkandung di dalamnya
dan mengambil pelajaran atas apa yang ditimpakan kepada kaum-kaum terdahulu yang
telah tertera dalam Al-Quran juga.
F. Daftar Pustaka
1. Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, CV. Toha Putra, Semarang, 1992
2. Prof. Dr. Hamka, Tafsir Al-Azhar, Pustaka Panjimas, Jakarta, 2000
3. Tim Pelaksana Pentashhihan Mushhaf Al-Quran, Quran Bayan, Jakarta, 2009
4. Al-Wahidi, Asbabun Nuzul, Bairut, Libanon, 1998

Anda mungkin juga menyukai