Anda di halaman 1dari 15

BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN

MAKRO EKONOMI

1.

2.

Kebijakan dari segi/aspek permintaan/pengeluaran :


Kebijakan fiskal (Fiscal Policy) yaitu kebijakan
pemerintah yg. membuat perubahan dlm.bidang perpajakan (T) & pengeluaran pemerintah (G) dng.tujuan
untuk mempengaruhi pengeluaran/permintaan agregat
dlm.perekonomian.
Kebijakan moneter (Monetary Policy) yaitu kebijakan
pemerintah yg. dilaksanakan oleh Bank Sentral, untuk
mempengaruhi (merubah) penawaran (supply) uang
dlm.perekonomian atau merubah suku bunga, dng.
tujuan untuk mempengaruhi pengeluaran / permintaan
agregat dlm.perekonomian.
1
PIE - Fak. Hukum Unikarta

Kebijakan dari segi/aspek penawaran :

1.

Kebijakan pendapatan (Income Policy) yaitu


kebijakan pemerintah yg. dilaksanakan dng.tujuan
untuk mengendalikan tuntutan kenaikan pendapatan
pekerja.
Melaksanakan usaha swastanisasi, dng.tujuan meningkatkan efisiensi.
Mendorong persaingan yg. lebih sempurna, dng.
melakukan deregulasi berbagai aturan yg. dapat mengendalikan efek monopoli atau semi-monopoli yg.
tidak efisien. Misal pemberian insentif oleh pemerintah (berupa pengurangan pajak atau pembebasan
pajak) dlm.rangka inovasi teknologi atau perbaikan
mutu produksi.

2.
3.

2
PIE - Fak. Hukum Unikarta

Kebijakan fiskal (Fiscal Policy)


Menurut pandangan Keynes, kebijakan fiskal (Fiscal Policy)

adalah sangat penting untuk mengatasi pengangguran.


Prosesnya misal ;
Pengurangan pajak penghasilan akan menambah daya
beli masyarakat & akan meningkatkan pengeluaran agregat.
Peningkatan pengeluaran agregat dng. cara menaikkan
pengeluaran pemerintah untuk pembelian brg. & jasa
maupun untuk menambah investasi.
Selanjutnya dlm.masa inflasi atau ketika kegiatan ekonomi
telah full employment, langkah sebaliknya harus dilakukan
yaitu ; pajak dinaikkan dan pengeluaran pemerintah akan
dikurangi.
Langkah ini akan menurunkan pengeluaran/permintaan
agregat dan mengurangi tekanan inflasi.

3
PIE - Fak. Hukum Unikarta

Secara garis besar berbagai jenis pajak yg. dipungut


pemerintah dpt.digolongkan sbb. :

1.

Pajak langsung yaitu pajak/jenis pungutan


pemerintah yg.secara langsung dikumpulkan dari
wajib pajak, misal ; PPh.
Pajak tak langsung yaitu
pajak yg.beban
pemungutannya dapat dipindah-tangankan kepada
pihak lain, misal ; PPn, & PPn BM Pajak impor dsb.

2.

4
PIE - Fak. Hukum Unikarta


1.

Cara penggolongan pajak yg.lain yaitu :


Pajak regresif yaitu pajak yg.persentasi pungutan pajaknya
menurun apabila pendapatan yg.dikenakan
pajak menjadi bertambah tinggi.
Semakin tinggi pendapatan, semakin kecil persentase pajak tsb.
dibandingkan dng.keseluruhan pendapatan
Contoh : beberapa pajak tak langsung, spt.: PPn, pajak
tontonan/hiburan.
Misal ; ada 2 orang perokok ( Awang & Boim) masing-masing
berpenghasilan Rp 1.000.000,- & Rp 600.000,oo sebulan.
Apabila masing-masing merokok dng. jumlah rokok yg.sama
dlm.sebulan adalah 20 bungkus.
Harga rokok Rp 5000,- PPn = Rp 500,- maka jumlah pajak yg.harus
dibayar oleh :
Awang adalah : Rp 500 x 20 = Rp 10.000 atau 1% saja dari
penghasilannya yg. harus dibayar pajaknya.
Boim adalah : Rp 500 x 20 = Rp 10.000 atau 1,7% dari
penghasilannya yg. harus dibayar pajaknya.
5
PIE - Fak. Hukum Unikarta

2.

Hal ini berarti bhw. semakin rendah lagi penghasilan


seseorang maka akan semakin tinggi beban pajak
yg.harus ditanggung oleh penghasilannya.
Kondisi negara kita, nampak bhw.banyak masyarakat
berpenghasilan rendah yg.merokok dng.demikian
dpt. diduga bhw. merekalah yg.banyak bayar PPn
atas rokok. Bagaimana dng.komoditas yg. lain..?
Pajak proporsional yaitu pajak yg.persentasi
pungutan pajaknya tetap pada berbagai tingkat
pendapatan, yaitu dari pendapatan yg. sangat rendah
hingga yg.sangat tinggi. Misal ; PPh individu &
Badan, PBB, dst.
Dlm. hal ini tidak dibedakan antara penduduk kaya &
miskin, perusahaan besar & kecil, dst.
6
PIE - Fak. Hukum Unikarta

3.

Pajak progresif

yaitu pajak yang persentasi


pungutan pajaknya semakin
meningkat.

Misal : data hipotetis sbb.:


Nilai obyek kena pajak
% tase pajak
s/d Rp 500.000,oo
2%
Rp 501.000 Rp 2.000.000,oo
4%
Rp 2001.000 Rp 5.000.000,oo
10%
Lebih Rp 5.000.000,oo
20%

7
PIE - Fak. Hukum Unikarta

Pajak

Golongan

Pajak
Lagsung

pajak
tdk
langs
ung

Sifat

Pajak
Subye
ktif

Pajak
Obyektif

PIE - Fak. Hukum Unikarta

Lemb.Pemungu
tnya
Pajak
Pusat

Pajak
Daerah

JENIS-JENIS PAJAK
PAJAK PUSAT

Pajak Penghasilan
Pajak Pertambahan Nilai & PPn BM
Bea Meterai
Pajak Bumi dan Bangunan
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan

PAJAK
PROPINSI

Bea Balik Nama


Pajak Kendaraan

PAJAK DAERAH
PAJAK
KABUPATEN

Pajak Hotel & Restoran


Pajak Hiburan
Pajak Radio

MENURUT SIFATNYA
PAJAK

LANGSUNG

PEMBEBANANNYA
TIDAK DAPAT
DILIMPAHKAN
KEPADA PIHAK LAIN
PPh

PAJAK

TIDAK
LANGSUNG
PEMBEBANANYA DAPAT
DILIMPAHKAN KEPADA
PIHAK LAIN
PPn

MENURUT SASARAN/
OBYEKNYA
PAJAK

SUBYEKTIF

BERDASARKAN
SUBYEK BARU
DICARI OBYEKNYA

PAJAK

OBYEKTIF

BERDASARKAN
OBYEK BARU
DICARI SUBYEKNYA
PPN, PPnBM

PPh

MENURUT PEMUNGUTANNYA
PAJAK

PUSAT

PPh,PPN PPnBM,
PBB, Bea
Materai

PAJAK

DAERAH

Pajak Reklame,
Pajak Hiburan,
Pajak Rumah
Makan/Restoran
dan Hotel

Kebijakan Fiskal Diskresioner

Yaitu kebijakan pemerintah untuk merubah pengeluarannya


atau pemungutan pajaknya dengan tujuan :
1. Mengurangi gerak naik turun tingkat kegiatan ekonomi
dari waktu ke waktu.
2. Menciptakan suatu kegiatan ekonomi yang mencapai
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full
employment) yg. tinggi, tidak menghadapi masalah
inflasi & selalu mengalami pertumbuhan yg.
memuaskan.
Dari konsep ini dpt.dikemukakan bhw. terdapat dua macam
alat yg.digunakan oleh pemerintah dalam menjalankan
kebijakan diskresioner, yaitu :
1.
2.

Membuat perubahan-perubahan atas pengeluarannya


Membuat perubahan atas pajak yg.dipungutnya.
13
PIE - Fak. Hukum Unikarta

Untuk mencapai tujuan pemerintah dlm.menjalankan


kebijakan diskresioner, dapat dipilih salah satu atau
beberapa perubahan berikut :
1. Menaikkan pengeluaran tetapi tidak membuat
perubahan apa-apa atas pajak yg. dipungut.
2. Mempertahankan tingkat pengeluarannya tetapi
menurunkan pajak yg.dipungut.
3. Di satu pihak menaikkan pengeluarannya & di lain
pihak menurunkan pajak yg. dipungut.
4. Pengeluaran & pemungutan pajak dinaikkan &
kenaikan tsb. sama besarnya. Tujuannya agar
kebijakan ini mampu menjaga keseimbangan
antara pendapatan & pengeluaran pemerintah.
Demikian pula perubahan-perubahan sebaliknya.
14
PIE - Fak. Hukum Unikarta

Pemerintah

seringkali menghadapi masalah defisit


anggaran. Ada beberapa sumber pembiayaan defisit
anggaran :
1. Pajak.
2. Mencetak Uang Baru.
3. Pinjaman Masyarakat Dalam Negeri.
4. Pinjaman Masyarakat Luar Negeri.

15
PIE - Fak. Hukum Unikarta

Anda mungkin juga menyukai