Anda di halaman 1dari 23

PENGANGGURAN & IMPLIKASINYA

Menganggur tidak sama dengan tidak


bekerja atau tidak mau bekerja.
Orang yng tidak mau bekerja, tidak dapat
dikatakan sbg.pengangguran.
Mengapa mereka tidak mau bekerja,
mungkin karena ;
Ia sudah kaya, (tabungannya banyak!)
Harus sekolah/kuliah dulu
Mengurus rumah tangga
Jadi menurut pengertian tersebut definisi
pengangguran
(unemployment)
tidak
identik dgn tidak (mau bekerja)
PIE-Fak Hukum UKT

Seseorang dikatakan menganggur bila dia


ingin bekerja & telah berusaha mencari
kerja, namun tidak mendapatkannya.
Dalam ilmu kependudukan (domografi), orang
yang mencari kerja masuk dalam kelompok
penduduk yang disebut angkatan kerja/AK
(labor force).
Berdasarkan kelompok umur, umur angkatan
kerja adalah 15 64 th.
Tetapi tidak semua orang berusia 15 64 th.
dihitung sbg. angkatan kerja.
Yg.dihitung sbg. AK adalah penduduk berumur
15 64 th adalah yang sedang mencari kerja.
Sedangkan yg.tidak mencari kerja tidak masuk
AK.

PIE-Fak Hukum UKT

STRUKTUR PENDUDUK BERDASARKAN UMUR


Total penduduk
Usia kerja
15 64 th
Bukan angkatan kerja
(bukan pengangguran)
PUK, tetapi tidak mencari
Kerja dng.berbagai alasan
spt.;sekolah/kuliah, mengurus RT, dll.

Bukan usia kerja


0 14 th + 65 th

Angkatan kerja
PUK, & mencari kerja
Bekerja
1. 35 jam/minggu
2. < jam/minggu
(underemployed)
PIE-Fak Hukum UKT

Tidak Bekerja
Pengangguran
3

Di lihat dari struktur/komposisi umur


pddk., maka tenaga kerja/SDM adalah :
0 4 Non TK
5- 9
10 14
Penganggur (mencari kerja)
15 19
20 24
bekerja
25 29
AK
penuh
30 34
TK/
35 39
SDM
bekerja
40 44
(potensil)
(SDM
pengangguran
45 49
terdiri :
aktual)
50 54
55 59
mengurus RT
60 64
Non
kuliah/sekolah
65 +
TK
penerima
pendapatan
PIE-Fak Hukum UKT

Struktur PUK Kab.Kukar menurut umur

Tahun

Struktur Penduduk

2000

A.Bukan Usia Kerja


A.1. 0 14 tahun
A.2. 65 tahun

143.708
10.271

138.430
10.726

B. Usia Kerja (15-64 th)

309.461

285.603

PIE-Fak Hukum UKT

2001

Penduduk berumur 15 th ke atas menurut kegiatan


utama & jenis kelamin th. 2001
(sumber : Susenas BPS,2001)
Kegiatan utama

Laki-laki

1. Angkatan Kerja
A.Bekerja
B.Mencari Kerja
2. Bukan AK
A. Sekolah
B. Mengurus RT.
C. Lainnya
Jumlah

Perempuan Jumlah

134.130
127.755
6.375
22.015
13.566
578
7.871

56.015
52.870
3.145
84.269
12.886
64.855
6.528

190.145
180.625
9.520
106.284
26.452
65.433
14.399

156.145

140.284

296.429

PIE-Fak Hukum UKT

Angka/tingkat pengangguran pada tabel di atas


menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja yg.belum
mendapatkan pekerjaan/tidak bekerja pd.th.2001 adalah :
Jumlah yg.menganggur
Tingkat
= x 100%
pengangguran
jumlah angkatan kerja
9.520
=
x 100% = 5,0 %

190.145

Secara nasional angka tsb. cukup tinggi, karena tingkat


pengangguran Indonesia pd. Th.1971 = 8,7%, th.1980 = 1,5%,
th.1990 = 2,4%.
PIE-Fak Hukum UKT

Dengan demikian besar-kecilnya angka/tingkat


pengangguran sangat tergantung dari definisi &
pengklasifikasian pengangguran.
Minimal terdapat
2 dasar utama klasifikasi
pengangguran, yaitu ;
1. pendekatan angkatan kerja (labour force
approach),
2. pendekatan pemanfaatan tenaga kerja
(labour utilitization approach)

Pendekatan
angkatan
kerja
(labour
force
approach),
Pendekatan ini mendefinisikan penganggur sbg. angkatan
kerja yg.tidak bekerja.
PIE-Fak Hukum UKT

Pendekatan pemanfaatan tenaga kerja


(labour utilitization approach)

Dlm.pendekatan ini, angkatan kerja dibedakan


menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Menganggur (Unemployed), yaitu mereka
yg.sama sekali tidak bekerja atau sedang
mencari pekerjaan.
Kelompok ini sering disebut pula pengang
guran terbuka (open Unemployment).
2. Setengah menganggur (underemployed),
yaitu mereka yang bekerja, tetapi belum
dimamfaatkan secara penuh.
Artinya jam kerja mereka dlm.seminggu
kurang dari
35 jam.
Berdasarkan definisi ini, tingkat penggangguran di
Indonesia relatif tinggi, yaitu sekitar 35 % per tahun.
PIE-Fak Hukum UKT

3.

Bekerja penuh (Employed), yaitu orangorang yang bekerja penuh atau jam kerjanya
mencapai 35 jam per minggu.
Dalam studi ekonomi makro lebih lanjut,
pengangguran pd. dasarnya
terdiri dari
beberapa jenis, yaitu :
1.
pengangguran friksional
(frictional unemployment)
2.
pengangguran
struktural
(structural unemployment)
3.
pengangguran musiman
(seasonal unemployment)
4.
pengangguran Teknologi.
5.
pengangguran siklus
PIE-Fak Hukum UKT

10

PENGANGGURAN FRIKSIONAL
(frictional unemployment)

Pengangguran jenis ini bersifat sementara,


biasanya
terjadi
karena
adanya
kesenjangan waktu, informasi maupun
karena kondisi geografis antara pencari
kerja & kesempatan (lowongan) kerja.

Mereka
yg.masuk
dlm.
kategori
pengangguran sementara, umumnya rela
menganggur (voluntary unemployment)
hanya untuk mendapatkan pekerjaan.
PIE-Fak Hukum UKT

11

Langkah-Langkah untuk mengatasi


pengangguran Friksional :
1.

2.

3.

4.

5.

Perluasan kesempatan kerja. Mendirikan industriindustri baru terutaman padat karya.


Deregulasi dan debirokratisasi berbagai bidang
industri utk merangsang investasi.
Menggalakkan pengembangan sektor informal,
seperti home industri.
Menggalakkan program transmigrasi utk menyerap
tenaga kerja di sektor agraris.
Pembukaan proyek-proyek umum oleh Pemerintah
seperti pembangunan jalan, jembatan, jalan, PLTU,
PLTA dlll. Shg dpt menyerap TK secara langsung.
PIE-Fak Hukum UKT

12

PENGANGGURAN STRUKTURAL
(structural unemployment)

Dikatakan
pengangguran
struktural
karena sifatnya mendasar.
Pencari kerja tidak mampu memenuhi
persyaratan yang dibutuhkan untuk
lowongan pekerjaan yang tersedia.
Hal ini terjadi dalam perekonomian yang
berkembang pesat.
Makin tinggi & rumitnya proses produksi
&
atau
teknologi
produksi
yang
digunakan,
menuntut
persyaratan
tenaga kerja yang juga makin tinggi.
PIE-Fak Hukum UKT

13

Dng.makin besarnya peranan mekanisme pasar


yg.semakin global, maka toleransi terhadap
kekurangan persyaratan tidak ada lagi.
10 atau 20 th. Yg. lalu, seseorang yg. tidak
memenuhi persyaratan yg.dibutuhkan masih
dpt. ditoleransi, selama kekurangannya hanya
sedikit, karena penawaran tenaga kerja
yg.berkualitas baik, relatif sedikit dibanding
kebutuhan.
Tetapi sekarang yg. terjadi adalah kelebihan
tenaga kerja berkualitas dan jika tetap terjadi
kekurangan,
masih
dpt.
diatasi
dng.mendatangkan tenaga kerja asing.
Di lihat dari sifatnya, pengangguran struktural
lebih sulit di atasi dibanding pengangguran
friksional.
PIE-Fak Hukum UKT

14

Selain membutuhkan pendanaan yg.besar,


juga waktu yg.lama.
Bahkan untuk Indonesia, pengangguran
struktural merupakan masalah besar di
masa mendatang, jika tidak ada perbaikan
kualitas SDM.

PIE-Fak Hukum UKT

15

Langkah-Langkah untuk mengatasi


pengangguran Stuktural:
1.

2.

3.

4.

Peningkatan mobilitas modal dan tenaga


kerja.
Memindahkan kelebihan TK dari tempat
dan sektor yang kelebihan ke tempat dan
sektor ekonomi yang kekurangan.
Pelatihan TK utk mengisi kekosongan
kesempatan (lowongan) kerja.
Mendirikan industri padat karya.
PIE-Fak Hukum UKT

16

PENGANGGURAN MUSIMAN
(seasonal unemployment)

Pengangguran dlm.hal ini berkaitan


erat dng. fluktuasi kegiatan ekonomi
jangka pendek, terutama terjadi di
sektor pertanian.

Misalnya, di luar musim tanam &


panen, petani umumnya menganggur,
sampai menunggu musim tanam dan
panen berikutnya.
PIE-Fak Hukum UKT

17

Langkah-Langkah untuk mengatasi


pengangguran Musiman:
1.

Pemberian informasi yg cepat jika ada


lowongan kerja.

2.

Pelatihan di bidang keterampilan lain,


untuk memamfaatkan waktu ketika
menunggu musim tertentu

PIE-Fak Hukum UKT

18

PENGANGGURAN
TEKNOLOGI

Pengangguran ini terjadi akibat


perubahan
atau
penggantian
tenaga manusia menjadi tenaga
mesin-mesin.

PIE-Fak Hukum UKT

19

PENGANGGURAN SIKLUS

Pengangguran ini diakibatkan


oleh
menurunnya
kegiatan
perekonomian, biasanya terjadi
kurangnya
permintaan
masyarakat (aggregat demand).

PIE-Fak Hukum UKT

20

AKIBAT UMUM DARI


PENGANGGURAN

Sama halnya dng. inflasi, pengangguran juga akan


menimbulkan
dampak
negatif
jika
sifat
pengangguran sudah sangat struktural dan atau
kronis.
1. Terganggunya stabilitas perekonomian
Pengangguran struktural akan mengganggu
stabilitas perekonomian dilihat dari sisi permintaan
& penawaran agregat.
a. Melemahnya permintaan agregat
Jika tkt.pengangguran tinggi & bersifat
struktural
maka daya beli akan menurun
yang pada Gilirannya
menimbulkan
PIE-Fak Hukum UKT
21
penurunan permintaan agregat.

b.

Melemahnya penawaran agregat


Tingginya
tkt.pengangguran
akan
menurunkan penawaran agregat, bila di lihat
dari peranan tenaga kerja sbg. faktor
produksi.
Makin sedikit tenaga kerja yg.digunakan,
makin kecil penawaran agregat.
Dampak kondisi ini akan makin terasa
dlm.jangka panjang
Jadi
melemahnya
demand
&
supply
aggregate
akan
mengancam
stabilitas
perekonomian.
Sejarah menunjukkan th.1929 1933 terjadi
depresi besar,
Th.1998, 1999 terjadi krisis ekonomi Asia
Timur termasuk Indonesia.
PIE-Fak Hukum UKT

22

c.

Terganggunya stabilitas sosial politik

Pengangguran
pd.dasarnya
bukan
saja
masalah ekonomi, tetapi juga masalah sosial
politik.
Karena
dampak
sosial-politik
dari
pengangguran telah jauh lebih besar dari
masa-masa sebelum ini,
Pengangguran
yang
tinggi
akan
meningkatkan kriminalitas, baik berupa
kejahatan
pencurian,
perampokan,
penyalahgunaan obat terlarang maupun
kegiatan-kegiatan ekonomi illegal lainnya.
Biaya
ekonomi
yg.dikeluarkan
untuk
mengatasi masalah-masalah sosial ini sangat
besar & susah diukur tingkat efisiensi &
efektivitasnya.
PIE-Fak Hukum UKT

23

Anda mungkin juga menyukai