Anda di halaman 1dari 4

KANCIL AND TIGER

One day Tiger saw Kancil playing a stick with his front legs in the forest.
Tiger wanted to know what Kancil really did.
“What are you doing, Kancil?” asked Tiger.
“Shh, don’t disturb me, Tiger.” Answered Kancil, “I’m thinking of a present
from Nabi Suleiman.”
“A present?” asked Tiger.
“Yes, a present,” said Kancil.
“What present is it?” Asked Tiger.
“I don’t know, but it must be very beautiful or expensive. Nabi Suleiman is
very rich, isn’t he?” answered Kancil.
“I know it. But why will he give you a present?” said Tiger.
“Well, because I help him guard his holy drum.”
“What drum? Where is it?” asked Tiger
“A holy drum. It is up there in the tree,” said Kancil.
“I think it is not a drum. It is a beehive,” said Tiger.
“A beehive? How dare you compare his holy drum with a beehive,” cried
Kancil, “Be careful with your mouth, Tiger.”
“Ok Kancil, I’m very sorry. May I pray the drum, then?”
“Oh, no Tiger. Nabi Suleiman will be very angry with me.”
“Please, Kancil, just one or two minutes, “ begged Tiger.
“All right. I give you three minutes to play the drum.”answered Kancil, “But
let me go a bit far from here because I’m afraid Nabi Suleiman is angry with me.”
“Ok, go quickly Kancil,” said Tiger.
When Kancil is far from the drum, tiger beat the drum with Kancil’s stick.
Suddenly thousand of bees flew out of their home and stung Tiger. Tiger cried loudly
for help but Kancil was not there. Finally Tiger ran into the river, jumped into the
river so that the bees left him.
KANCIL DAN HARIMAU

Suatu hari Harimau melihat Kancil bermain sebuah tancapan dengan kaki di
hutan, Harimau ingin tahu apakah Kacil tidak sungguh – sungguh.
“Apakah kamu ingin pergi Kancil?” Tanya Harimau
“Shh…. Jangan menggangu saya, Harimau jawab Kancil saya piker ini
pemberian hadiah dari Nabi Suleiman.
“Sebuah hadiah?” Tanya Harimau.
“Ya sebuah hadiah,” jawab Kancil.
“Apakah isi hadiah itu?” Tanya Harimau
“Saya tidak tahu, tetapi kamu harus kelihatan indah atau mahal. Kancil
menjawab
“Saya tahu, tetapi siapa orang baik yang memberi kamu hadiah?” Tanya
Harimau
“Baik sebab saya menolongnya melindungi genderang keramat.
“Apa genderang?di mana?” Tanya Harimau.
“sebuah genderang keramat di atas pohon kata Kancil.
“Saya pikir bukan sebuah genderang, melainkan sarang lebah, kata Harimau.
“Sebuah sarang lebah, bagaimana kalau saya menantang kamu untuk bersaing
genderang keramat dengan sebuah sarang lebah, kata Kancil. Dengan cermat
mulutmu harimau
“Baik Kancil maafkan saya, boleh saya bermaingenderang lalu?
“Oh tidak Harimau Nabi Suleiman akan sangat marah padaku
“tolong Kancil satu atau dua menit, kata Harimau
“baiklah saya akan memberi kamu tiga menit untuk bermain gendering, jawab
Kancil,” tetapi saya akan pergi sekarang juga karena saya takut pada Nabi Suleiman
dia akan marah pada saya.
“Baik pergi cepat Kancil, kata Harimau.
Ketika Kancil pergi dengan cepat Harimau memukul gendering dengan tongkat kecil
secara tiba-tiba, seribu lebah terbang ke rumah mereka dan menyengat kami, Harimau
berteriak keras untuk menolong, tetapi Kancil dengan penghabisan Harimau berlari
ke sungai, meoncat ke sungai di sebelah kirinya.
MENGAPA SI KABAYAN TIDAK PERNAH MENJADI KAYA

Si Kabayan dan istrinya pergi ke gunung untuk memohon hal supaya


terpandang, mereka ingin menjadi kaya. Suatu hari saat mereka dating untuk
memohon kepada dewa, dewa berkata “saya akan memberimu dua keinginan, kamu
harus membicarakan keinginanmu kepada istrimu.”
Si Kabayan dan istrinya ingin membicarakan dua keinginan itu. Si Kabayan
berharap untuk kaya, tetapi istrinya memikirkan kekayaan itu bisa lebih banyak
bermanfaat. Kalau kita membantah dan menghina, demikian juga kalian kesal dengan
dewa, dewa ingi saya menjadi seekor monyet.
Istrinya ingin uang dan suaminya ingin jabatan. Istrinya menjadi seekor
monyet, Si Kabayan tahu kalau dia berbuat kesalahan, dia ingin mempunyai istrinya
kembali, dengan begitu pendirian istrinya lebih dahulu dari suaminya, suaminya
tersenyum,
Dua keinginan Si Kabayan dan demikian sisa hidup mereka miskin semasa
hidupnya.
RAMA AND SHINTA

King Rama, his wife Shinta, and his brother Laksmana, were in the forest.
They enjoyed the beauty of the forest. Suddenly, there was a beautiful deer. Queen
Shinta wanted to have the deer, so she said to her husband. “Please, catch the deer for
me.”So, Rama and Laksmana ran after the deer to catch it.
King Rahwana was flying over the forest. He saw Shinta and he wanted to
have her. Rahwana was a bad king, and he wanted to abduct her. So, he flew down
and asked Shinta to go with him. Of course, Shinta did not want to go. Then he took
her by force, put her on his back, and flew away to his home in Alangka.
When king Rama and Laksmana came back with the deer, they found that
Shinta had gone. A speaking bird told them that Rahwana had abducted her. Rama
and Laksmana were sad and were very angry. So, they went to Alangka to take Shinta
back from Rahwana.

Anda mungkin juga menyukai