Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 3

BERBAGAI PERATURAN YANG MENGATUR


SWASTA, LEMBAGA/BADAN PEMERINTAH,
BUMN DAN BUMD YANG MENYEDIAKAN
BARANG PUBLIK

INTAN KARTIKA SARI


DEDY SANDRO Tp
I NENGAH ARYADI G

125020107111058
125020101111040
125020107111017

PERATURAN BARANG JASA


PUBLIK OLEH SWASTA
Pemerintah telah menerbitkan Perpres N0 67 Tahun 2005 tentang
Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS).
Badan usaha dalam konteks KPS merujuk pada BUMN, BUMD,
perusahaan swasta dan koperasi. Artinya BUMN dan BUMD dapat
mengikuti tender pengadaan badan usaha dalam penyediaan jasa publik.
Hal ini sesuai dengan arah kebijakan pemerintah untuk menghapuskan
monopoli dari BUMN dan BUMD sehingga BUMN untuk masuk ke
pelayanan publik perlu mengikuti tender bersama-sama dengan
perusahaan swasta lainnya.

Perpres No. 67 tahun 2005 membatasi kerjasama hanya pada infrastruktur


tertentu yaitu:
Infrastruktur transportasi, meliputi pelabuhan laut, sungai atau danau,
bandar udara, jaringan rel dan stasiun kereta api;
Infrastruktur jalan meliputi jalan tol dan jembatan tol.
Infrastruktur pengairan meliputi saluran pembawa air baku
Infrastruktur air minum yang meliputi pembangunan pengambilan air baku,
jaringan transmisi, jaringan distribusi, instalasi pengolahan air minum
Infrastruktur air limbah yang meliputi instalasi pengolah air limbah,
jaringan pengumpul dan jaringan utama, dan sarana persampahan yang
meliputi pengangkut dan tempat pembuangan
Infrastruktur telekomunikasi meliputi jaringan telekomunikasi
Infrastruktur ketenagalistrikan meliputi pembangkit, transmisi atau
distribusi tenaga listrik
Infrastruktur minyak dan gas bumi meliputi pengolahan, penyimpanan,
pengangkutan, transmisi, atau distribusi minyak dan gas bumi.

DASAR PEMIKIRAN PERLUNYA


PELIBATAN PERAN SERTA SEKTOR
SWASTA

Secara umum, alasan mengapa peran serta sektor swasta perlu dilibatkan
dalam pengembangan sarana prasarana kota, adalah:
Keterbatasan kemampuan pemerintah ( sumber daya keuangan,
sumber daya manusia maupun manajemen pemerintahan)
Banyaknya bidang pelayanan perkotaan yang belum sepenuhnya
ditangani oleh pemerintah,sehingga untuk memenuhi kebutuhan yang
belum tertangani oleh pemerintah, sektor swasta dapat berperan tanpa
harus mengambil alih tanggung jawab pemerintah.
Swasta dapat memberikan berbagai alternatif pilihan pelayanan
yang lebih luwes kepada konsumen
Menciptakan persaingan dan
mendorong
pendekatan
yang
bersifat kewiraswastaan dalam pembangunan nasional
Peran serta swasta akan mendorong terciptanya efisiensi operasional
Semakin berkurangnya peran pemerintah dimasa datang ( fasilitator dan
regulator) sementara peran masyarakat dan swasta akan semakin besar

Terdapat beberapa bentuk kerjasama Pemerintah-Swasta, yang


berkembang di Indonesia, antara lain:
Built , Operate dan Transfer (BOT)
Konsesi
Joint Ventures
Community based provision
Service contrak
Setiap bentuk kerjasama tersebut memiliki karakterisitik tersendiri,
baik dari segi :Kepemilikan Aset, Intensitas Regulatoritas, Sumber
Investasi (Keuangan),Tenaga Kerja,Waktu Persiapan Kontrak.
Pengenalan karakteristik dari setiap bentuk kerjasama pemerintahswasta, yang dikombinasikan dengan penilaian kondisi kemampuan
pemerintah, akan sangat membantu untuk menentukan bentuk kerjasama
yang akan dikembangkan

PERATURAN BARANG JASA


PUBLIK OLEH PEMERINTAH
Reformasi birokrasi memberikan harapan pada pelayanan publik yang
lebih adil, merata, dan berkualitas. Harapan ini dikaitkan dengan makin
menguatnya kontrol dan kontribusi masyarakat dalam penyelenggaraan
pemerintahan. Agar terdapat kepastian dalam pelayanan publik,
disusunlah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik, dimana dalam undang-undang ini mengatur standar pelayanan
dan berbagai hal untuk memberikan jaminan terhadap kualitas layanan
publik termasuk juga di bidang pengadaan barang dan jasa. Pengaturan
pengadaan barang dan jasa pemerintah saat ini terkait dengan sejumlah
peraturan perundang-undangan lainnya, antara lain:
1.Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat
2.Undang-Undang Nomor 18 tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi
3.Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan
Informasi Publik
4.Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

Jelas, bahwa pengadaan barang dan jasa di lingkungan pemerintah


sering kali bermasalah dan terjadi berbagai macam penyimpangan, baik
dari segi kualitas barang yang tidak sesuai maupun adanya unsur KKN
antara pejabat pemerintah dengan para penyedia barang dan jasa,
meskipun saat ini Pemerintah telah memiliki Peraturan, di mana:
1.Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
2.Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah

Menurut UU No. 25 Tahun 2009 barang publik yang disediakan oleh


instansi pemerintah dengan menggunakan anggaran pendapatan dan
belanja ditujukan untuk mendukung program dan tugas instansi tersebut,
sebagai contoh:
1.Penyediaan Tamiflu untuk flu burung yang pengadaannya
menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara di Departemen
Kesehatan
2.Kapal penumpang yang dikelola oleh PT (Persero) PELNI untuk
memperlancar pelayanan perhubungan antar pulau yang pengadaannya
menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara di Departemen
Perhubungan
3.Penyediaan infrastuktur transportasi perkotaan yang pengadaannya
menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah

BARANG DAN JASA BADAN


USAHA MILIK NEGARA
Menteri Negara BUMN menerbitkan Peraturan Menteri Negara BUMN
No. PER-05/MBU/2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan
Pengadaan Barang dan Jasa Badan Usaha Milik Negara. Peraturan ini
mengatur tentang pengadaan barang dan jasa yang pendanaannya
bersumber dari luar APBN/APBD

Permenneg 05 (pasal 2 ayat (1))


Pengadaan Barang dan Jasa wajib menerapkan prinsip-prinsip seperti
berikut:
1.Efisien
2.Efektif
3.Kompetitif
4.Transparan
5.Adil Dan Wajar
6.Akuntabel

Cara Pengadaan Barang dan Jasa (Pasal 4 (2))


pelelangan terbuka, atau seleksi terbuka untuk jasa konsultan, yaitu
diumumkan secara luas melalui media massa guna memberi
kesempatan kepada Penyedia Barang dan Jasa yang memenuhi
kulifikasi untuk mengikuti pelelangan;
pemilihan langsung, atau seleksi langsung untuk pengadaan jasa
konsultan, yaitu pengadaan barang dan jasa yang ditawarkan kepada
beberapa pihak terbatas sekurang-kurangnya 2(dua) penawaran;
pununjukan langsung, yaitu pengadaan barang dan jasa yang
dilakukan secara langsung dengan menunjuk satu penyedia barang
dan jasa atau melalui beauty contest;
pembelian langsung, yaitu pembelian terhadap barang yang terdapat
di pasar, dengan demikian nilainya berdasarkan harga pasar.

Pasal 4 (3)
Menyatakan bahwa tata cara Pengadaan Barang dan Jasa
selanjutnya akan diatur lebih lanjut oleh Direksi BUMN
sendiri

Terdapat 7 (tujuh) alasan pentingnya pengaturan pengadaan barang dan


jasa, yaitu:
diperlukan fasilitas dan pelayanan publik yang memadai.
pengaturan pengadaan barang dan jasa dibutuhkan dalam bentuk
undang-undang untuk memastikan agar pengadaan barang dan jasa oleh
pemerintah mencapai tujuan
Indonesia telah meratifikasi United Nations Convention Against
Corruption (UNCAC) dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006.
Khususnya Pasal 9 yang membahas manajemen keuangan dan
pengadaan barang dan jasa di sektor publik.
untuk mewujudkan tujuan penyelenggaraan negara diperlukan sarana
dasar yaitu: uang, pegawai, dan barang. Supaya mempunyai kedudukan
sebagai payung hukum bagi dasar pelaksanaannya, sebaiknya
pengaturan ketiga sarana tersebut disejajarkan dalam bentuk undangundang.

pengadaan barang dan jasa untuk pelayanan publik bertujuan agar


para pihak yang terkait dapat mengetahui secara akurat proses dan
prosedur serta berbagai persyaratan dalam pengadaan barang dan
jasa.
pengaturan pengadaan barang dan jasa dimaksudkan sebagai
tindakan preventif terhadap praktik koruptif dan kolutif. Di samping
itu, pengaturan ini dimaksudkan juga sebagai upaya represif jika
terjadi penyimpangan dalam proses pengadaan barang dan jasa.
pengaturan pengadaan barang dan jasa untuk menjamin perlindungan
hukum bagi para pihak dan memberikan kepastian agar tercipta iklim
usaha yang sehat.

TERIMA KASIH
ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai