BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ketika seseorang membutuhkan informasi, dan informasi itu dapat
diperolehnya melalui lembaran kertas, atau dokumen tertentu yang disimpannya
tersebut, maka dibukalah kembali dokumen yang berisikan informasi tersebut, apa
yang tadi disebutnya sebagai arsip. Hal ini dilakukan secara terus-menerus baik
dalam kehidupan kita sehari-hari maupun dalam rentan waktu yang tak pasti
sseperti membuka kembali informasi terkait beberapa tahun yang lalu. Arsip
sangatlah penting dalam kehidupan kita, dimana kita mampu mendapatkan data
informasi terkait suatu yang ingin kita ketahui. Begitu juga dengan sejarah,
kadangkala informasi yang ada dimasa lampau menjadi ambigu karena kita yang
hidup dimasa sekarang tentu tidak hidup pada 100 tahun yang lalu.
Sejarah adalah suatu informasi mengenai masa lampau yang mempeajari
baik tentang peristiwa, biografi ataupun tentang apa yang diperbuat oleh manusia.
Thomas Carlyle dalam Zona (2014) memberikan definisi sejarah adalah peristiwa
masa lampau yang mempelajari biografi orang-orang terkenal. Mereka, adalah
penyelamat pada zamannya. Mereka merupakan orang-orang besar yang pernah
dicatat sebagai peletak dasar sejarah.
Sejarah ataupun kejadian dimasa lampau adalah hal yang sangat penting
untuk
adagium yang berkembang, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai
sejarahnya. Anak bangsa nanti tidak boleh melupakan sejarah, maka dari itu kita
juga harus melestarikan sejarah agar anak bangsa nanti akan tau bagaimana dan
apa yang terjadi di masa ini, ataupun dimasa lalu nanti.
Arsip secara kata sederhana diartikan sebagai suatu data informasi tertentu
yang dikumpulkan kemudian dilestarikan dan disimpan baik dalam bentuk
elektronik maupun hanya dokumen-dokumen kertas yang kemudian akan
ditelusuri kembali apabila membutuhkannya. Sedangkan arsiparis adalah
seseorang yang melakukan tugas-tugas dari pengarsipan.
Arsiparis, selaku orang yang melaksanakan tugas pokok dalam
pengarsipan dalam hal ini menjadi sangat berperan penting dalam melaksanakan
sejarah lisan. Dimana sejarah lisan tersebut dilakukan dengan wawancara kepada
narasumber tentang suatu informasi terkait peristiwa maupun kejadian dimasa
lampau. Wawancara tersebut tentu melahirkan sebuah data, yang kemudian diolah
dan dilestarikan oleh arsiparis sehingga bisa dikonsumsi oleh khalayak ramai
maupun hanya sebagian organisasi atau instansi tertentu saja.
Kompetensi arsiparis tidak hanya terpaku dalam ruang lingkup dokumendokummen yang ada. Seorang arsiparis sejarah lisan juga harus peka pada
informasi-informasi lainnya agar mampu memverifikasi suatu informasi yang
layak atau tidak untuk menjadi sebagai arsip sejarah lisan. Dengan harapan
mampu menjadi informasi terkaitsuatu sejarah pada masa depannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran dari arsiparis dalam arsip sejarah lisan?
2. Hal apa saja yang harus dilakukan oleh arsiparis untuk melestarikan
informasi dimasa lampau dalam sejarah lisan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana peran dari arsiparis dalam sejarah lisan.
2. Untuk mengetahui hal apa saja yang harus dilakukaan oleh arsiparis
untuk melestarikan informasi dimasa lampau dalam konteks sejarah
lisan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Arsiparis
Arsiparis adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
kegiatan kearsipan pada instansi pemerintah, tidak termasuk kegiatan mengurus,
memberkaskan dan mengelola arsip-arsip aktif. Kegiatan kearsipan adalah
kegiatan dalam bidang pembinaan, pengelolaan dan pelayanan arsip, penilaian dan
penyelesaian arsip serta pemasyarakatan arsip (http://www.ristek.go.id).
Menurut undang nomor 43 tahun 2009. Arsiparis adalah seseorang yang
memiliki kompentensi dibidang kearsipan yang diperoleh melalui pendidikan
formal dan atau pendidikan dan pelatihan kearsipan serta mempunyai fungsi,
tugas dan tanggung jawab melaksanakan kegiatan kearsipan.
Menurut Wursanto (1991: 37), arsiparis adalah pegawai dalam bidang
kearsipan yang betugaas menerima, menyimpan, mengurus, memelihara,
mengawasi, serta melayani apabila sewaktu-waktu arsip dikeluarkan atau
diperlukan.
B. Pengertian Arsip Sejarah Lisan
Sejarah lisan dalam pengertian umum adalah suatu usaha pengumpulan
data informasi dan keterangan tentang masa lampau dari seorang tokoh atau
pelaku sejarah yang diperoleh melalui wawancara (Agus: 2014: 1.11). William
Moss
ingin
diteliti.
Metode
pengumpulan
data
dengan
ditanyakan. Wawancara merupakan suatu teknik yang sangat penting dalam suatu
penelitian survey. Sebagai teknik pengumpulan informasi atau pengumpulan data
dalam penelitian sejarah, teknik wawancara merupakan teknik pelengkap. artinya
wawancara digunakan untuk melengkapi data atau informasi yang berasal dari
sumber dokumen. Namun jika sumber dokumen tidak ditemukan, barulah
informasi hasil wawancara dapat dianggap sebagai bahan pokok.
Dalam melakukan wawancara sejarah lisan untuk menemukan informasi
pada masa lampau tentu bukanlah hal yang mudah, butuh wawancara kepada
narasumber yang tepat dan jelas agar informasi yang kita dapatkan menjadi valid
dan tidak merusak inti dari suatu sejarah tersebut. Maka dari itu butuh
perbandingan dalam melakukan wawancara sejarah lisan agar informasi yang
diberikan tidak melanggar keabsahan dari suatu informasi tersebut.
C. Kegunaan Arsip Sejarah Lisan
Pada dasarnya sejarah lisan dapat digunakan untuk melesraikan sejarah
lokal maupun nasional. Sejarah lokal yang dimaksudkan di sini adalah peristiwa
yang pernah terjadi pada suatu daerah tertentu, dan kadangkala belum semuanya
terungkap dan diketahui oleh masarakat umum.
Menurut Agus (2014: 1.23), ada 8 kegunaan wawancara sejarah lisan,
yaitu:
1.
2.
3.
4.
mencatatnya.
D. Pengarsipan Sejarah Lisan
Sejarah lisan menjadi suatu upaya yang sangat penting dalam melestarikan
sejarah masa lampau, dan wawancara adalah sebuah metode terbaik dalam
mendapatkan informasi terkait sejarah melalui narasumber yang hidup pada masa
peristiwa tertentu. Namun, setelah informasi tentang masa lampau sudah
didapatkan bukan berarti pekerjaan sejarah lisan selesai, mereka yang melakukan
wawancara untuk sejarah lisan juga harus mengarsipkan informasi tersebut agar
bisa dimanfaatkan dikemudian hari.
Pengarsipan sejarah lisan dalam hal ini bisa dilakukan dengan bantuan alat
perekam yang mampu mengarsipkan beberapa informasi yang lahir dari
wawancara sejarah lisan. Adapun alat yang menjadi alat perekam dalam
wawancara sejarah lisan yaitu:
1.
2.
3.
4.
Tape (tape recorder), kaset dan pita kaset (rekaman), serta baterai
Alat perekam digital (digital recorder)
Kamera digital (Handycam), high digital record, dan tripot
Marantz
Sebagai seorang arsiparis dalam konteks sejarah lisan bukan hanya mampu
menyimpan dan melestarikan suatu data informasi, akan tetapi juga harus mampu
melakukan wawancara sejarah lisan dengan baik. Informasi sejarah yang telah
dikumpulkan tersebut harus disimpan dengan baik dan itu menjadi tugas dari
seorang arsiparis yang menyimpan dan melestarikan suatu informasi agar bisa
dipakai untuk suatu keperluan tertentu.
E. Tahap Pengolahan Informasi Sejarah Lisan
Menurut Agus (2015: 5.4-5.17) setelah informasi dalam sejarah lisan telah
didapatkan, seorang arsiparis dalam sejarah lisan tidak serta merta langsung
menjadikan informasi tersebut menjadi suatu data informasi yang di
10
BAB III
KESIMPULAN
Sejarah lisan adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan agar anak
generasi bangsa nantinya mengetahui apa yang terjadi pada masa ini dan juga
masa lalu. Namun dalam mengumpulkan data informasi terkait suatu peristiwa
dalam masa lampau tidak hanya terpaku pada pengumpulan data informasinya
saja, akan tetapi juga pada pengarsipan, dimana arsip sejarah
lisan harus
11
DAFTAR PUSTAKA
a. Sumber Tercetak
Santoso, Agus. 2014. Materi Pokok Arsip Sejarah Lisan. Tanggerang Selatan:
Universitass Terbuka.
Mirmani, Annon. 2011. Materi Pokok Pengantar Kearsipan. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Wursanto, Ig. 1991. Kearsipan 2. Yogyakarta: Anisius.
b. Sumber Online
http://www.gurusejarah.com/2013/04/prinsip-dasar-penelitian-sejarah-lisan.html
diakses pada tanggal 02 Maret 2015 pukul 22:17
http://www.ristek.go.id/file/upload/Referensi/jab_fungsional1/arsiparis.htm
diakses pada tanggal 02 Maret 2015 pukul 22:37