Format Laporan Praktikum Indrhy
Format Laporan Praktikum Indrhy
Indri Dwi Salsabila, Astuti, Olivia Putri Utami, Sarimah, Sunarto Arif Sura
Pendidikan Biologi 2014
Abstrak
Telah dilakukan pengukuran panjang, pengukuran massa, dan pengukuran waktu dan
suhu. Balok dan kelereng adalah alat yang diukur pada percobaan ini kecuali pada pengukuran
waktu dan suhu. Pengukuran panjang untuk balok dengan mengukur panjang,lebar,dan tinggi
benda tersebut dengan alat ukur mistar, jangka sorong,dan mikrometer sekrup sedangkan pada bola
dengan hanya mengukur diameternya.Pengukuran dengan ketiga alat tersebut mempunyai cara
yang berbeda dalam penggunaanya.Pengukuran massa dengan neraca Ohauss 2610g, neraca
Ohauss 311g, neraca Ohauss 310g,pengukuran diawali dengan penentuan nilai skala. Pengukuuran
massa sangat membutuhkan ketenangan dalam pelaksanaanya karena untuk menetapkan pada
angka nol. Pengukuran pada waktu dan suhu dengan menggunakan alat-alat yang berbeda dari
pengukuran sebelumnya yaitu seperti gelas ukur,pembakar Bunsen,thermometer,stopwatch dan
kaki tiga telah diperoleh bahwa semakin tinggi suhu maka semakin lama waktu yang dibutuhkan
untuk menaikkan suhu. Dari ketiga pengukuran tersebut mempunyai tujuan untuk mengetahui
menggunakan alat ukur dengan baik, mengetahui bahwa dalam pengukuran membutuhkan
ketelitian dan semakin kecil hasil pengukuran maka semakin baik data yang akan diperoleh.
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Arti Pengukuran
Pengukuran adalah bagian dari keterampilan Proses Sains yang merupakan
pengumpulan informasi baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Para
ilmuwan mencari hubungan antara berbagai besaran fisika yang mereka teliti dan
ukur. Ilmuwan biasanya mencoba menyatakan hubungan tersebut secara
kuantitatif, dalam persamaan yang simbol-simbolnya mewakili besaran-besaran
yang terlibat. Untuk menentukan (atau meyakinkan) bentuk hubungan tersebut,
dibutuhkan pengukuran eksperimental yang teliti, walaupun pemikiran kreatif
juga memainkan perannya.
Ketepatan dan Ketelitian Pengukuran
Ketepatan (keakuratan). Pada pengukuran ini, harga rata-ratanya mendekati harga
yang sebenarnya (pengukuran berganda).
Ketelitian (kepresisian). Jika hasil-hasil pengukuran terpusat di suatu daerah
tertentu (harga tiap pengukuran tidak jauh beda).
Angka penting
1.
2.
3.
4.
Ketidakpastian rambang (acak), kesalahan yang bersumber dari gejala yang tidak
mungkin atau diatasi berupa perubahan yang berlangsung sangat cepat sehingga
pengontrolandan pengaturan diluar kemampuan. Sumber-sumbernya
1.
2.
3.
4.
5.
6.
[X]
{x}
sedangkan deviasi
x . Deviasi
X =
Deviasi
terbesar diantara
|x 1 x|
1 , 2 , 3
2
.
1+
x 2+ x
3
x
|x 2 x|, 3
dan,
|x 3 x|
x adalah yang
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1
1.
2.
3.
4.
Panjang
Lebar
Tinggi
Diameter
Kegiatan 2
1. Massa
Kegiatan 3
1. Waktu
2. Suhu
DefinisiOperasionalVariabel
Kegiatan 1
1. Panjang adalah jarak terpanjang yang terdapat dibagian alas sebuah kubus dari
ujung ke ujung , dengan satuannya adalah mm
2. Lebar adalah jarak terpendek yang terdapat dibagian alas sebuah kubus dari
ujung ke ujung, dengan satuannya adalah mm
3. Tinggi adalah jarak yang diukur pada kubus dalam posisi vertikal, dengan
satuannya adalah mm
4. Diameter adalah jarak antara garis tepi bola dan garis tepi yang lain, dengan
satuannya adalah mm
Kegiatan 2
1. Massa adalah banyaknya materi yang terdapat dalam sebuah balok dan bola,
dengan satuannya adalah gram
Kegiatan 3
ProsedurKerja
Kegiatan 1 (pengukuran panjang)
1. Mengambil mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup serta menentukan
NSTnya.
2. Mengukur sebanyak 3 kali untuk panjang, lebar, dan tinggi balok berbentuk
kubus yang disediakan dengan menggunakan ketiga alat ukur tersebut.
Mencatat hasil pengukuran pada tabel pengamatan dengan disertai
ketidakpastiannya.
3. Mengukur sebanyak 3 kali untuk diameter bola (ukur ditempat berbeda) yang
disediakan dengan menggunakan ketiga alat ukur tersebut. Mencatat hasil
pengukuran pada tabel hasil pengamatan disertai dengan ketidakpastiannya.
Kegiatan 2 (pengukuran massa)
1. Menentukan NST masing-masing neraca
2. Mengukur massa balok kubus dan bola sebanyak 3 kali secara berulang pada
neraca ohauss 2610 g. neraca Ohauss 311 g. neraca Ohauss 310 g.
3. Mencatat hasil pengukuran yang dilengkapi dengan ketidakpastian
pengukuran.
Kegiatan 3 (pengukuran waktu dan suhu)
1. Menyiapkan gelas ukur, bunsen pembakar lengkap dengan kaki tiga dan
lapisan asbesnya dan sebuah termometer.
2. Mengisi gelas ukur dengan air hingga bagian dan meletakkan di atas kaki
tiga tanpa ada pembakar.
3. Mengukur temperaturnya sebagai temperatur mula-mula 33 (To).
4. Menyalakan bunsen pembakar dan menunggu beberapa saat hingga nyalanya
terlihat normal..
5. Meletakkan bunsen pembakar tadi tepat di bawah gelas ukur bersamaan
dengan menjalankan alat pengukur waktu.
Batas Ukur 1 cm
=
=
0,1 cm/skala = 1mm
Jumlah Skala 10
20 SN =39 SU
20 SN =39 (1 mm)
20 SN = 39 mm
SN
= 1,95 mm
NST
= 2 mm 1,95 mm = 0,05 mm
BatasUkur
Jumlah Skala =
5 mm
10 = 0,5 mm
Batas Ukur
Jumlah Skala Putar
Besaran
yang
diukur
Panjang
Lebar
Jangka Sorong
Mikrometer Sekrup
|17,0 0,5|
|16,10 0,05|
|16,910 0,005|
|17,0 0,5|
|17,00 0,05|
|16,770 0,005|
|17,0 0,5|
|17,10 0,05|
|16,270 0,005|
|14,0 0,5|
|15,50 0,05|
|15,960 0,005|
|15,40 0,05|
|15,500 0,005|
|14,0 0,5|
|15,50 0,05|
|15,520 0,005|
|23,0 0,5|
|24,10 0,05|
|23,460 0,005|
|23,0 0,5|
|23,15 0,05|
|23,530 0,005|
|23,0 0,5|
|24,05 0,05|
|23,260 0,005|
|17,0 0,5|
|16,20 0,05|
|16,310 0,005|
|17,0 0,5|
|16,30 0,05|
|16,020 0,005|
|17,0 0,5|
|16,45 0,05|
|16,010 0,005|
Tinggi
|14,0 0,5|
2.
Bola
Diameter
2. Pengukuran Massa
Neraca Ohauss 2610 gram
Nilai Skala lengan 1
Batas Ukur 10 g
=
=0,10 g
Jumlah Skala 100
:-
Penunju
Penunju
Penunju
Beban
k lengan
k lengan
k lengan
gantung
Balok
Kubus
0
0
0
0
0
0
4,00
4,00
3,90
|4,00 0,05|
|4,00 0,05|
|3,90 0,05|
Bola
0
0
0
0
0
0
5,60
5,65
5,55
|5,60 0,05|
|5,65 0,05|
|5,55 0,05|
Batas Ukur
200 g
=
=100 g
Jumlah Skala
2
Batas Ukur 10 g
=
=1 g
Jumlah Skala 10
Balok
Kubus
Penunju
Penunju
Penunju
Penunju
k lengan
k lengan
k lengan
k lengan
0
0
0
0
0
0
3,000
3,000
3,000
0,875
0,850
0,870
|3,875 0,005|
|3,850 0,005|
|3,870 0,005|
Bola
0
0
0
0
0
0
5,000
5,000
5,000
0,550
0,500
0,530
|5,550 0,005|
|5,500 0,005|
|5,530 0,005|
Neraca Ohauss 310 gram
Nilai Skala lengan 1
Batas Ukur
200 g
=
=100 g
Jumlah Skala
2
Batas Ukur 1 g
= =0,1 g
Jumlah Skala 10
: 10 skala
= 10 SN
0,19 SP
= SN
NST
Benda
Balok
Kubus
Penun.
Penun.
lengan 1
lengan 2
0
0
0
0
0
0
Penun.
Penun.
skala
skala
putar
Nonius
3,90
4,00
3,90
5
7
7
|3,95 0,01|
|4,07 0,01|
|3,97 0,01|
Bola
0
0
0
0
0
0
5,50
5,50
5,50
8
7
7
|5,58 0,01|
|5,57 0,01|
|5,57 0,01|
Batas Ukur 10
=
=1
Jumlah Skala
10
Waktu (s)
Temperatur (
Perubahan Temperatur
()
1.
|60,0 0,1|
|35,0 0,5|
|2,0 0,5|
2.
|120,0 0,1|
|37,0 0,5|
|2,0 0,5|
3.
|180,0 0,1|
|40,0 0,5|
|3,0 0,5|
4.
|240,0 0,1|
|43,0 0,5|
|3,0 0,5|
5.
|300,0 0,1|
|46,0 0,5|
|3,0 0,5|
6.
|360,0 0,1|
|49,0 0,5|
|3,0 0,5|
ANALISIS DATA
PENGUKURAN PANJANG
Balok
V=PLT
|vp| P + |vl |
v=
L+
| p v t |
L+
( p l t )
P+
p
| |
v l t
=
P+
v
v
|vt |
v
l t
=
P+
v
p l t
| p ptlt |
+
|tT |
|pP|
|tT |v
v=
|lL|
( p l t )
L+
l
| | + |lL|
v P
=
v
p
| pv l|
L+
x =
|P x P |
1 = |17,017,0| mm = 0 mm
x = |17,017,0| mm = 0 mm
( p l t )
T
t
| p pllt |
Mistar
1. Panjang
17,0 mm+17,0 mm+ 17,0 mm
P
=
3
= 17,0 mm
x = |17,017,0| mm = 0 mm
P = max = 0,5 mm.
KR =
P
P
100%
KR =
0,5
17,0
100% = 2,9% ( 3 AB )
Pelaporan fisika :
|P P| = |17,0 0,5| mm
2. Lebar
14,0 mm+14,0 mm+ 14,0 mm
L
=
3
x =
= 14,0 mm
|Lx L|
1 = |14,014,0| mm = 0 mm
x = |14,014,0| mm = 0 mm
x = |14,014,0| mm = 0 mm
L = max = 0,5 mm.
KR =
L
L
KR =
0,5
14,0
100%
100% = 3,5% ( 3 AB )
mm
3. Tinggi
23,0 mm+23,0 mm+23,0 mm
T =
3
x =
= 23,0 mm
|T x T |
1 = |23,023,0|mm = 0 mm
x = |23,023,0|mm = 0 mm
x = |23,023,0|mm = 0 mm
t
KR =
T
T
KR =
0,5
23,0
100%
PF : |T T | = |23,0 0,5| mm
Vbalok = P L T
Vbalok = 17,0 mm 14,0 mm 23,0 mm
Vbalok = 5.474 mm3
|pP|
v=
|lL|
|tT |v
0,5 mm
0,5 mm
|17,0
mm| + | 14,0 mm|
v=
0,5 mm
|23,0
mm| 5.474 mm
v=|0,029| +
KR =
v
v
KR =
0,5 c m 3
5,5 c m 3
100%
100% = 9 % ( 2 AB )
PF: |V V| = 5,5
0,5 cm3
Jangka Sorong
1. Panjang
16,10 mm+17,00 mm+ 17,10mm
P
=
3
x =
|P x P |
1 = |16,1016,73| mm = 0,63 mm
x = |17,0016,73| mm = 0,27 mm
x = |17,1016,73| mm = 0,37 mm
P = = 0,63 mm.
max
KR =
P
P
100%
= 16,73 mm
0,63
16,73
KR =
100% = 3,7% ( 3 AB )
|P P| = |16,7 0,6| mm
PF :
2. Lebar
15,50 mm+15,40 mm+ 15,50mm
L
=
3
x =
= 15,47 mm
|Lx L|
1 = |15,5015,47|mm = 0,03 mm
x = |15,4015,47|mm = 0,07 mm
x = |15,5015,47|mm = 0,03 mm
L = max = 0,07 mm.
KR =
L
L
KR =
0,07
15,47
100%
100% = 0,4% ( 4 AB )
PF : |L L| = |15,47 0,07| mm
3. Tinggi
24,10 mm+ 23,15 mm+ 24,05 mm
T =
3
= 23,76 mm
x =
|T x T |
1 = |24,1023,76|mm = 0,34 mm
x = |23,1523,76|mm = 0,61 mm
x = |24,0523,76|mm = 0,29 mm
t
KR =
T
T
KR =
0,61
23,76
100%
PF : |T T | = |23,7 0,6| mm
Vbalok = P L T
Vbalok = 16,7 mm 15,47 mm 23,7
mm
|pP|
v=
0,6
|16,7
|
v=
v=|0,035| +
|lL|
|tT |v
0,07
|15,47
|
0,6
|23,7
|
6.122,87 mm3
KR =
v
v
KR =
0,4 c m3
6,1 c m 3
100%
100% = 6,5 % ( 2 AB )
PF: |V V| = 6,1
0,4 cm3
Mikrometer Sekrup
1. Panjang
16,910 mm+16,770 mm+16,270 mm
P
=
3
x =
|P x P |
1 = |16,91016,650| mm = 0,260 mm
x = |16,77016,650| mm = 0,120 mm
x = |16,27016,650| mm = 0,380 mm
P = = 0,380 mm.
max
KR =
P
P
KR =
0,380
16,650
100%
100% = 2,2% ( 3 AB )
= 16,650 mm
|P P| = |16,6 0,3| mm
PF :
2. Lebar
15,960 mm+15,500 mm+15,520 mm
L
=
3
x =
= 15,660 mm
|Lx L|
1 = |15,96015,660| mm = 0,300 mm
x = |15,50015,660| mm = 0,160 mm
x = |15,52015,660| mm = 0,140 mm
L = max = 0,300 mm.
KR =
L
L
KR =
0,300
15,660
100%
100% = 1,9% ( 3 AB )
|T x T |
1 = |23,46023,416|mm = 0,044 mm
= 23,416 mm
x = |23,53023,416|mm = 0,114 mm
x = |23,26023,416|mm = 0,156 mm
t
KR =
T
T
KR =
0,156
23,416
PF :
100%
100% = 0,6 % ( 3 AB )
|T T | = |23,4 0,1| mm
Vbalok = P L T
Vbalok =
|pP|
v=
|lL|
0,3
0,3
|16,6
| + |15,6
|
v=
v=|0,018| +
|tT |v
0,1
|23,4
| 6059,6 mm
KR =
v
v
100%
KR =
0,2
6,0
100% = 3,9 % ( 3 AB )
PF : |V V| = |6,05 0,24| mm
Bola
1
3
v= d
6
|dv |dd
dv=
| |
dv=
( 16 d ) dd
3
1
2
dv= d dd
2
|12 d d|
v=
| |
1 2
d d
v 2
=
v
1 3
d
6
|3 d d|v
v=
KR=
v
x 100
v
1. Mistar
17,0 mm+17,0 mm+ 17,0 mm
d =
3
x =
|d d |
1 = |17,017,0| mm = 0 mm
x = |17,017,0| mm = 0 mm
x = |17,017,0| mm = 0 mm
d
PF:
|d d|
= |17,0 0,5|
mm
1
3
v= d
6
1
3
v = (3,14 )(17,0) = 2571,13 mm3
6
|3 d d|v
v=
= 17,0 mm
v=
3(0,5)mm
2571,13 m m3
17,0 mm
1,5 mm
x 2571,13 mm
|17,0
mm|
v=
0,20
cm3
v
x 100
v
KR=
0,20 cm 3
x 100
3
2,57 cm
PF=|v v|
= 7,7
|2,5 0,2|
( 2AB)
cm
2. Jangka Sorong
16,20 mm+16,30 mm+ 16,45mm
d =
3
x =
|d x d |
1 = |16,2016,31|mm = 0,11 mm
x = |16,3016,31|mm = 0,01 mm
x = |16,4516,31|mm = 0,14 mm
= 16,31 mm
r
PF :
|d d|
= |16,31 0,14| mm
1
3
v= d
6
1
3
v = (3,14 )(16,31) = 2.270,59 mm3
6
|3 d d|v
v=
v=
3(0,14)mm
2.270,59 mm 3
16,31mm
0,42 mm
|16,31mm
|x 2.270,59 mm
v=
0,05
cm 3
v
x 100
v
KR=
0,05 cm 3
x 100
3
2,27 cm
PF=|v v|
= 2,2
|2,27 0,05|
( 3AB)
cm
3. Mikrometer Sekrup
16,310 mm+16,020 mm+16,010 mm
d =
3
x =
|d x d |
1 = |16,31016,174|mm = 0,136 mm
x = |16,02016,174|mm = 0,154 mm
x = |16,01016,174|mm = 0,164 mm
r
PF :
|d d| = |16,174 0,164| mm
1
3
v= d
6
1
v = (3,14 )(16,174)3 = 2214, 27 mm3
6
|3 d d|v
v=
v=
3(0,164)mm
2.214,27 m m3
16,174 mm
0,492 mm
x 2.214,27 mm
|16,174
mm |
v=
= 16,174 mm
v=66,428 mm3
cm 3
0,066
v =2.214,27 mm 3 2,214 cm 3
KR=
v
x 100
v
KR=
0,066 cm
x 100
3
2,214 cm
PF=|v v|
= 2,9
( 3AB)
|2,21 0,06|
PENGUKURAN MASSA
=
m
v
= mv-1
|m |
|v|
m+
| |
| |
mv
m
mv
v
m+
=|v1| m +
| |
|mv2|
v1
=
m+
mv1
| |
m
=
| |
|vv |
mv2
v
mv1
cm3
|mm|
|vv |
Untuk balok :
v =
x =
3
= 5,8 cm
|v x v|
3
3
1 = |5,55,8| cm = 0,3 cm
3
3
x = |6,15,8| cm = 0,3 cm
3
3
x = |6,055,8|cm = 0,25 cm
3
= max = 0,3 cm
KR =
v
v
100%
KR =
0,3
5,8
100% = 5,1% ( 2 AB )
PF=|v v|
|5,8 0,3|
cm 3
Untuk bola :
v =
x =
|v x v|
3
= 2,32 cm
3
3
1 = |2,52.32| cm = 0,18 cm
3
x = |2,272.32|cm =
0,05 cm3
3
x = |2,212.32|cm = 0,11 cm3
3
= max = 0,18 cm
KR =
v
v
KR =
0,18
2.32
100%
PF=|v v|
|2.3 0,1|
cm 3
x =
|mx m |
1 = |4,003,96| g = 0,04 g
x = |4,003,96| g = 0,04 g
x = |3,903,96|g = 0,06 g
m
KR =
= max = 0,06 g.
m
m
100%
= 3,96 g
0,06
3,96
KR =
100% = 1,5 % ( 3 AB )
m| g=|3,96 0.06|g
PF: |m
Bola
m
=
x =
= 5,60 g
|mx m |
1 = |5,605,60| g = 0 g
x = |5,655,60| g = 0,05 g
x = |5,555,60| g = 0,05 g
m = max = 0,05 g.
KR =
m
m
100%
KR =
0,05
5,60
100% = 0,8% ( 3 AB )
m| g=|5,60 0.05| g
PF: |m
Neraca Ohauss 311 gram
Balok
m
=
= 3,865 g
x =
|mx m |
1 = |3,8753,865| g = 0,010 g
x = |3,8503,865| g = 0,015 g
x = |3, 8703,865| g = 0,005 g
m
= max = 0,015 g.
KR =
m
m
KR =
0,015
3,865
100%
m| = |3,865 0,015| g
Pelaporan fisika : |m
Bola
m
=
x =
|mx m |
1 = |5,5505,526|g = 0,024 g
x = |5,5005,526|g = 0,026 g
x = |5,5305,526|g = 0,004 g
m
= max = 0,026 g.
= 5,526 g
KR =
m
m
KR =
0,026
5,526
100%
100% = 0,47% ( 4 AB )
m| = |5,526 0,026| g
Pelaporan fisika : |m
Neraca Ohauss 310 gram
Balok
m
=
x =
= 3,99 g
|mx m |
1 = |3,953,99| g = 0,04 g
x = |4,073,99| g = 0,08 g
x = |3,973,99|g = 0,02 g
m
= max = 0,08 g.
KR =
m
m
100%
KR =
0,08
3,99
100% = 2 % (3 AB)
m| = |3,99 0,08| g
Pelaporan fisika : |m
balok =
m
v
balok =
(3,99 g)
3
( 5,8 cm )
|mm|
|vv |
|0,08
3,99|
|0,3
5,8|
=|0,020| +
0,68 g/cm3
= 0,04 g/cm3
KR =
KR =
0,04 g /cm 3
0,68 g /cm 3
100%
= 5,57 g
x =
|mx m |
1 = |5,585,57|g = 0,01 g
x = |5,575,57| g = 0 g
x = |5,575,57| g = 0 g
m
= max = 0,01 g.
KR =
m
m
KR =
0,01 g
5,57 g
100%
100% = 0,1% ( 4 AB )
m| = |5,570 0,010| g
Pelaporan fisika : |m
balok =
m
v
balok =
5,570 g
2,3 c m3
|mm|
|vv |
0,010 g /cm3
=
5,570 g /cm3
| |
+
0,1 cm3
2,3 cm3
2,421 g/cm3
=|0,001| +
= 0,106 g/cm3
KR =
KR =
0,106 g /cm3
3
2,421 g /cm
100%
PEMBAHASAN
Percobaan pengukuran yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui menggunakan
alat ukur dengan ketelitian yang tinggi. Pada percobaan pertama yaitu dengan
menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup dengan dua benda
yaitu balok kayu dan kelereng dengan NST yang berbeda akan menghasilkan data
yang berbeda pula namun tidak jauh beda, hal ini disebabkan karena tingkat ketelitian
suatu alat yang berbeda. Pecobaan kedua dengan menggunakan neraca Ohauss
2610, neraca Ohauss 311, neraca Ohauss 310 memerlukan ketenangan ketika
untuk menepatkan pada posisi nol sebelum dan sesudah diukur. percobaan ketiga
dengan menggunakan alat ukur suhu yaitu thermometer mengalami kenaikan suhu
yang tidak konstan, hal ini dapat terjadi karena adanya pengaruh dari nyala api
yang berubah-ubah.
SIMPULAN DAN DISKUSI
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa pengukuran
yang dilakukan secara berulang pada benda dan alat ukur
memperoleh hasil yang berbeda ketika terjadi kesalahan ketelitian dan beberapa
kesalahan lainnya yang mempengaruhi apalagi ketika benda dan alat ukur yang
digunakan berbeda maka hasil yang diperoleh akan berbeda pula walaupun tidak
jauh perbedaannya.
DAFTAR RUJUKAN
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika. Jakarta : Erlangga.
Herman, 2014. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 1. Makassar : Jurusan Fisika FMIPA
UNM.