Fin Kambing
Fin Kambing
1.2. Tujuan
Melakukan analisis finansial usaha ternak kambing di lingkungan di Kabupaten Cianjur
mencangkup keuntungan usaha jangka pendek maupun jangka panjang serta prospek
pengembangan di masa yang akan datang (peluang pasar).
Tingkat permintaan daging kambing tidak terlalu fluktuatif sepanjang tahun, namun
permintaan akan meningkat dengan cepat pada saat Hari raya Idul Adha. Pada hari raya
tersebut, biasanya permintaan daging akan meningkat dan harga akan meningkat pula. Pada
Hari raya Idul Adha, dijual kambing hidup yang sehat untuk digunakan pada kegiatan
keagamaan.
Persepsi konsumen. Dari hasil studi Sukmawati et al. 19.., memperlihatkan tentang
posisi susu kambing yang semakin penting di amsyarakat. Dari hasil wawancara tersebut,
bahwa sebagian besar konsumen memanfaatkan susu kambing sebagai obat (56,3%)
selebihnya untuk menambah daya tahan tubuh (31,2%) dan sebagai aprodisiak (12,5%). Susu
kambing lebih dikeal sebagai penawar penyakit tertentu disamping sebagai sumber gizi.
Konsumen beranggapan bahwa susu kambing bermanfaat sebagai penawar gatrointestinal,
penyakit pernafasan (asma, TBC, bronkhitis) sebagai aprodisiak dan untuk menjaga kondisi
kesehatan (thahar dkk, 1995). Dari uji organoleptik menunjukkan bahwa susu kambing cukup
digemari seperti layaknya susu sapi (Sunarlin, 1992).
Susu kambing mempunyai kandungan total bahan kering (abu) dan lemak lebih tinggi
daripada sapi, demikian juga kandungan mineralnya (Ca, P, Ca:P, CI, ,kecuali Fe dan Cu),
vitaminnya (vitamin A dan B) serta riboflavin (tabel 1). Total protein, albinum dan globulin serta
casein memang rendah, namun non protein nitrogen lebih tinggi pada kambing daripada susu
sapi. Sunarlin memberikan analisis yang agak berbeda, kandungan protein susu kambing
relatif lebih tinggi, yaitu 4,3% dibanding susu sapi (3%). Kandungan protein susu kambing hasil
analisis ini lebih tinggi dibandingkan penelitian Triwulaningsih (1986) yang hanya 2,1%.
Sedangkan kadar lemak susu kambing (2,8%) lebih rendah dibandingkan kadar lemak susu
sapi, yaitu 5,0%. Triwulaningsih melaporkan hasil yang relatif tinggi, yaitu 3,69%.
Dari data yang ada, susu kambing ternyata sangat potensial sebagi sumber protein
hewani disamping susu sapi. Bagi anak-anak (bayi) yang alergi terhadap susu sapi, susu
kambing dapat menggantikannya. Oleh sebab itu, tepat sekali kalau pemasyarakatn susu
kambing dikaitkan dengan program gizi keluarga dalam program posyandu. Di Inggris, susu
kambing selain dikonsumsi, juga diolah menjadi berbagai bentuk seperti keju, krim, mentega
dan yoghurt (Mackenzie,1970).
Harga yang sangat menarik. Persepsi tersebut diatas mempunyai pengaruh yang
cukup besar terhadap mahalnya harga susu kambing jika dibandingkan harga susu sapi yang
dapat mencapai 10 kali lipat. Harga susu kambing Etawah segar adalah Rp 12.000/liter di
Jakarta, sebaliknya harga susu sapi Rp 2000 3000,-/liter.
Konsumsi Susu Kambing. Akhir-akhir ini konsumsi susu kambing terus meningkat
dari tahun ketahun. Laju peningkatan populasi yang tidak seimbang dengan laju permintaan
kambing tersbut akan menciptakan ketidakseimbangan antara permintaan dan produksi
tersebut. Jika diperkirakan seekor kambing dapat menghasilkan daging seberat 10 kg, laju
permintaan daging kambing 6% per tahun dan laju peningkatan populasi kambing sebesar 3%
per tahun maka proyeksi permintaan dan populasi kambing tahun 1999 terlihat pada tabel 1.
Tabel 1. Proyeksi Permintaan dan Produksi Kambing Indonesia (000 ekor)
Tahun
1991
1993
1995
1997
1999
11,609
12,316
13,067
13,862
14,706
Permintaan kambing
7,966
8,951
10,057
11,300
12,697
Keseimbangan Persediaan
3,643
3,365
3,010
2,562
2,009
Populasi kambing
Secara teoritis, kambing dapat menghasilkan 6 9 anak setiap dua tahun. Reproduksi
kambing juga dipengaruhi oleh tingkat kecukupan gizi yang ada.
Kebutuhan pakan kambing dipenuhi dengan rumput yang di tanam oleh proyek di areal
yang ada. Selain rumput, kambing juga memerlukan makanan tambahan berupa bijibijian
untuk mempercepat pertumbuhannya. Tambahan pakan diperkirakan 24 ton per tahun. Untuk
menyuburkan rumput dipergunakan pupuk organik yang banyaknya 32 kg per ha per tahun.
Pemupukan hanya dilakukan pada 3 tahun pertama proyek, untuk masa-masa selanjutnya
rumput
hanya
akan
dirawat,
zat-zat
organik
yang
dapat
menyuburkan
dapat diperoleh dari kompos kotoran ternak. Selain itu untuk kepentingan
ditambahkan obat-obatan berupa hormon vitamin.
Daging kambing jantan umumnya kurang disenangi karena memiliki serat yang
tanah
kenyal dan bau yag cukup tajam. Oleh karenanya, penjualan kambing jantan dilakukan pada
usia muda kecuali kambing jantan yang hendak dijadikan pejantan.
Perkiraan perkembangan kambing pada ranch didasarkan pada perhitungan berikut:
-
: 10%
: 65%
: 85%
: 35%
(Kematian 10%, penyisihan karena tua 20%, tidak subur dan alasan lain 5%)
-
: 10%
: 25%
Usaha kambing ternak ini menggunakan induk 16 ekor dengan periode pemeliharaan
selama 6 tahun. Ratusan litter size yang diperoleh adalah 2,25 ekor/kelahiran. Pejantan
digunakan selama 2 tahun dan nisbah antara penggunaan jantan terhadap betina sebesar 1 : 8.
Setelah lewat 2 tahun dijual sebagai pejantan afkir dengan harga yang sedang berlaku di
pasaran. Anak betina dipilih sebanyak 2% sebagai replacement stock, sedangkan anak jantan
semuanya dijual. Penjualan ternak dilakukan atas dasar per kg bobot badan hidup.
Beberapa hasil penelitian (Sukmawatu et al.) memperlihatkan keragaan produksi
kambing etawah dengan sistem pemeliharaan yang dikandangkan (sistem pemeliharaan
intensif) dipelihatkan dalam Tabel 2.
2,25
pra sapih
135
lepas sapih
100
Menurut Triwulaningsih (1986) produksi susu kambing PE sekitar 0,498 0,692 liter per
ekor per hari dengan produksi tertinggi dicapai 0,868 liter. Menurut Devandra (1983) rataan
produki susu kambing Etawah berkisar 0,7 1,0 kg per hari dengan rata-rata waktu laktasi 140
hari. Dengan sistem manajemen yang baik maka periode laktasasi dapat dilakukan sampai 9
bulan dengan puncak produksi pada bulan pertama kedua, dapat dilakukan sampai 9 bulan
dengan puncak produksi pada bulan pertama dan bulan kedua, dapat mencapai produksi 4
liter/ekor/hari.
V. ALTERNATIF LOKASI
Sebagai ternak perah, lokasi yang ideal bagi peternakan kambing perah adalah pada
daerah dengn dukungan sarana transportasi yang menandai, bersuhu sejuk (sekitas 20 C)
atau pada daerah dengan ktinggian dari permukaan laut lebih dari 600 m, dengan ketersediaan
air bersih yang cukup. Wilayah pengembangan adalah pada daerah dengan lama periode
kering tidak lebih dari 4 bulan, sehingga ketersediaan hijauan dapat lebih terjamin. Sedapat
mungkin ketersediaan lahan untuk tanaman rumput juga tersedia. Berdasarkan persyaratan ini,
maka Desa tegal Lega Kecamatan Warung Kondang merupakan salah satu lokasi potensial
untuk pengembangan Takokak, Campaka dan Cugenang.
Komponen biaya adalah komponen biaya tenaga kerja dan pakan masing-masing sebesar 32
dan 31%.
Komponen penerimaan terdiri dari penjualan susu, penjualan betina afkir, penjualan
jantan afkir, penjualan anak betina, penjualan anak jantan, dan penjualan pupuk. Total
penerimaan setiap tahun mencapai Rp. 39.240.000,-.
Jumlah (Rp)
Jumlah (Rp)
Jumlah (Rp)
Mulai awal
1.Pembuatan kandang
5.000.000
2.Pembelian ternak
8.000.000
Betina
2.000.000
Pejantan
2.500.000
2
3.000.000
4.Gudang
20.500.000
Biaya tetap
1.Penyusunan Kandang
500.000
2.Penyusunan Gudang
300.000
800.000
Biaya variabel
1. Replacement
1.500.000
2.Pakan
2.916.000
3.Obat-obatan
1.150.000
4.Tenaga Kerja
3.00000
5. Peralatan
200.00
6. Lain-lain
657.500
9.423.700
30.723.700
Output
1.Penjualan susu
22.000.000
400.000
200.000
9.600.000
5.600.000
6.Penjualan pupuk
1.440.000
39.240.000
Dengan skala 16 ekor betina dan 2 ekor jantan bagi petani dapat merupakan usaha
pokok dalam usaha tani. Keuntungan usaha setelah dikurangi beban bunga 18 persen per tahun
diprediksi sebesar Rp 24.514.000,- per tahun atau Rp 2.042.833,- per tahun. Berdasarkan
perhitungan selama lima tahun, NPV pads tingkat PE mampu bertahan dalam suku bunga yang
tinggi, karena IRR yang sangat tinggi (> 100%). Jangka waktu pengembalian juga relatif cepat,
sekitar 0,66 tahun atau sekitar 8 bulan.
Komponen
Nilai
NPV (I=18%/th)
64.262.039
NPV (I=25%/th)
54.090.450
IRR
> 100%
7,29