Oleh
Ns.Rina Mariyana, S. Kep
Infant
Gawat janin
Distosia
Kelainan posisi janin
Janin > 1
Prolaps tali pusat
- tirah baring
- ukur suhu tubuh: min 2x/hr
jika ada indikasi infeksi:
antibiotik (kolaborasi)
- berikan kortikosteroid
(kolaborasi) mengurangi
sindrom distres pernafasan
- jika ada his dan darah:
persalinan preterm
Serviks matang: induksi
Persalinan Prematur
Pengertian
Persalinan sebelum 37 mgg
Indikasi
Infeksi rahim, infeksi cairan ketuban
Faktor resiko
Pernah persalinan prematur
sebelumnya, aborsi, kehamilan
ganda, infeksi kehamilan,
perdarahan trimester II dan III
Distosia
Pengertian
Persalinan lama, sulit atau abnormal
yang disebabkan oleh berbagai
kondisi yang berhubungan dengan
bayi dan ibu
Jenis
- Persalinan disfungsional
krn kontraksi uterus tidak
efektif/mengedan ibu (power), tidak
terjadi kemajuan dilatasi serviks
- Gangguan struktur pelviks (passage)
Distosia pelvis
Terjadinya keterbatasan mobilitas
sendi pelvic yang mengurangi
kapasitas tulang pelvis termasuk
pintu atas panggul (pelvic inlet),
panggul tengah (mid pelvic), pintu
bawah panggul (pelvioc outlet).
. Pada pintu atas panggul :letak muka
dan bahu yang mencegah terjadinya
penurunan janin dan beresiko
terjadinya prolaps tali pusat
( panggul ibu yang sempit)
Kontraktur
midplane
Penurunan janin tertahan karena
kepala tidak dapat mengalami
putaran palsi dalam (rotasi
internal)
dapat dilakukan sc namun
vakum dapat dilakukan jika servik
telah berdilatasi lengkap
Kontraktur
Kehamilan posterm
Pengertian
Kehamilan yang berlangsung lebih
dari 42 minggu sejak HPHT
Tanda-tanda
- Berkurangnya gerakan janin
- Ketuban berwarna hijau
Kepastian diagnosa:
USG,
amniotomy (pemecahan selaput
ketuban apabila selaput ketuban
masih utuh
Fokus tindakan keperawatan
- Bantu persalinan segera
- Kolaborasi: dokter anak
Penyebab
Otot uterus tidak berkontraksi
dengan cepat dan baik setelah
terjadinya pelepasan plasenta
meconium dalam cairan ketuban
Janin besar
Tanda syok
Nadi cepat dan lemah (110 x/mnt atau >),
TD rendah (sistolik < 90 mmHg)
Pernafasan cepat (30 x/mnt atau >),
Kulit teraba dingin
Fokus tindakan keperawatan
- Segera berikan cairan infus (RL) dengan di
guyur (1 ltr dlm 15-20 mnt) minimal 2 ltr dalam
1 jam pertama
- Setelah dikoreksi, pertahankan pemberian
cairan infus 1 ltr dlm 6-8 jam
- Pantau terus TTV setiap 15 mnt
- Ukur urin (kateterisasi kandung kemih)
- Berikan O2 6-8 ltr/mnt dengan sungkup atau
kanula
Perdarahan
Pengertian
Kehilangan darah > 500 ml dalam 24 jam I
setelah persalinan.
Penyebab
Kontraksi uterus tidak adekuat, masih ada
plasenta
Fokus tindakan keperawatan
- Monitor terus TTV
- Berikan oksitosin
- Kateterisasi
- Pasang infus: RL
Gawat janin
Pengertian
DJJ < 100/mnt atau > 180/mnt biasanya
disertai dengan air ketuban berwarna hijau
kental
Fokus tindakan keperawatan
- Klien dibaringkan miring kiri
- Berikan oksigen
- Hentikan infus oksitosin
- Identifikasi penyebab gawat janin (solutio
plasenta)
- Rencanakan persalinan
Tindakan/Prosedur
Induksi
persalinan
Forsep/ekstraksi vakum
Seksio sesarea
pelviks
Presentasi fetus normal
Grandmultipara
Multygestation
Kontraksi tidak reguler
Ibu kelelahan
Riwayat operasi: insisi uterus
Metode Induksi
Amniotomy
Infus
oksitosin
Tujuan: merangsang kontraksi miometrium.
Kontraksi biasanya lebih kuat dari kontraksi
normal. Tetesan harus dikontrol secara
ketat.
Sambungan
Ambulasi
Prostaglandin
(supositoria gel/tablet)
Tujuan: melunakan jaringan serviks dengan
cara dimasukkan ke dalam serviks/vagina
(posterior vagina).
Nipple
stimulation
(tidak dianjurkan lagi)
tektanik
(kontraksi kuat dan tidak ada fase istirahat
sehingga bisa menyebabkan abrusio plasenta,
ruptur uterus, robekan serviks)
Hipertensi
Emboli cairan amnion
Partus presipitus (persalinan < 3 jam)
Laserasi vagina, vulva, perineum dan rektum
Intoksikasi cairan (oksitosin menyebabkan retensi
cairan sehingga dapat kejang dan akhirnya koma)
Rasa takut meningkat
Diagnosa
Ansietas
berhubungan dengan
kemajuan persalina yang lama
Nyesi berhubungan dengan
prosedur obstetri
Resiko cedera maternal
berhubungan dengan
penanganan distosia
Resiko infeksi berhubungan
dengan ruptur ketuban